• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hak Kekayaan Intelektual Bagi Starup Dan Usaha Kecil Menengah (UKM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hak Kekayaan Intelektual Bagi Starup Dan Usaha Kecil Menengah (UKM)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Hak Kekayaan Intelektual Bagi Starup Dan Usaha Kecil Menengah

(UKM)

Wisnu Hidayat Program Studi Teknik Informatika

STMIK Sumedang

Email : a2.1700128@mhs.stmik-sumedang.ac.id

ABSTRAK

Hak Kekayaan Intelektual merupakan hak yang diberikan kepada pemilik atas hasil kreatifitas intelektualnya yang diekspesikan dalam bentuk hasil karya yang bermanfaat karena mempunyai nilai ekonomis. Undang-undang telah mengatur hak cipta suatu karya berdasarkan jenis dan bidangnya masing-masing sehingga hasil karya cipta bisa diakui dan dilindungi dibawah perlindungan hukum. Hak Atas Kekayaan Intelektual yang sifatnya berwujud seperti informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, sastra, keterampilan dan lain sebagainya. Perkembangan Teknologi Informasi tidak terlepas dari peran peneliti dalam mengkaji dan melakukan penelitian untuk menciptakan suatu produk yang bisa digunakan dalam kehidupan. Starup dan UKM sering membuat atau menghasilkan suatu karya atau produk Teknologi Informasi sehingga pentingnya Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) tersebut sebagai penghargaan atas karya ciptanya dan membatasi tiruan karya dari peneliti lainnya.

Kata Kunci - Hak Kekayaan Intelektual, HKI, Starup Dan UKM, Teknologi Informasi

1. PENDAHULUAN

Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property Rights (IPR) merupakan hak yang timbul dari hasil olah pikir otak yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia. Kata “Intelektual” tercermin bahwa objek kekayaan intelektual tersebut adalah kecerdasan, daya pikir, atau produk pemikiran manusia (The Creations of The Human Mind) (WIPO, 1988:3). Teknologi Informasi tidak bisa terlepas dari Kekayaan Intelektual karena produk teknologi informasi merupakan hasil dari pemikiran manusia yang dikembangkan dan diimplementasikan dalam bidang teknologi informasi seiring dengan kebutuhan manusia.

Memulai bisnis dan menjalankannya tanpa memperhitungkan perlindungan terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah sebuah kesalahan. Hal tersebut dapat membuat karya ataupun kreasi para entrepreneur bersangkutan dapat dicuri dengan mudah. Oleh karena itu, pada masa awal memulai bisnisnya, mereka seharusnya sudah memberikan perlindungan HKI-nya, sebab HKI sejatinya dapat menjadi aset berharga yang bisa menyelamatkan perusahaan di masa-masa sulit.

HKI sejatinya adalah hak yang muncul dari hasil oleh pikir atau kreasi manusia yang pada akhirnya menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna bagi manusia. Sederhananya, HKI ini dapat diartikan sebagai hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual.

Dalam dunia bisnis, HKI bisa menjadi elemen penting karena dapat memberikan keunggulan berkompetisi ketika bermain di pasar yang dibidik bagi pemiliknya. Bahkan, tak menutup kemungkinan pula HKI ini dapat menjadi pemicu untuk memunculkan berbagai inovasi baru bagi perusahaan yang pada akhirnya dapat menguntungkan publik juga perusahaan itu sendiri.

(2)

2. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Data yang diperoleh akan dideskripsikan secara kualitatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi di wilayah tertentu (Suryana, 2010). Data kualitatif yang dihasilkan akan dapat memberikan jawaban dari penelitian yang dilakukan.

Langkah awal pengumpulan data menggunakan metode studi pustaka, Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang diarahkan kepada pencarian data dan informasi melalui dokumendokumen, baik tertulis, foto, gambar, maupun dokumen elektronik yang mendukung dalam proses penulisan (Sugiyono, 2005).

3. PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Kekayaan Intelektual dan Hak Atas Kekayaan Intelektual

Kekayaan Intelektual (KI) merupakan hasil pemikiran berupa ide atau gagasan yang diwujudkan atau diekspresikan dalam bentuk penemuan, karya ilmu pengetahuan sastra dan seni, desain, simbol / tanda tertentu, kreasi tata letak komponen semikonduktor maupun varietas hasil pemuliaan. Ekspresi tersebut akan menjadi suatu produk hukum dan melekat menjadi suatu Hak Kekayaan Intelektual jika diproses melalui prosedur dan ketentuan yang berlaku sehingga dapat dikatakan bahwa HKI adalah produk hukum berupa hak yang timbul atas kekayaan intelektual yang dihasilkan. Hasil Kekayaan Intelektual tersebut kemudian digunakan dalam dunia perdagangan sehingga menghasilkan nilai ekonomi bagi penemu/pencipta kreasi tersebut.[1]

Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) adalah hak eksklusif yang diberikan suatu peraturan kepada seseorang atau sekelompok orang atas karya ciptanya. Secara sederhana HAKI mencakup Hak Cipta, Hak Paten dan Hak Merk. Namun jika dilihat lebih rinci HAKI merupakan bagian dari benda (Saidin : 1995), yaitu benda tidak berwujud (benda imateriil).

Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) termasuk dalam bagian hak atas benda tak berwujud (seperti paten, merek, dan hak cipta). Hak Atas Kekayaan Intelektual sifatnya berwujud, berupa informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, sastra, keterampilan dan sebagainya yang tidak mempunyai bentuk tertentu.

Pemahaman terhadap KI dan HKI secara ringkas dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. KI dan HKI

Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa Hak Kekayaan Intelektual merupakan hak yang berasal dari karya, karsa dan daya cipta kemampuan intelektualitas manusia yang memiliki manfaat serta berguna dalam menunjang kehidupan manusia dan mempunyai nilai ekonomi.[2]

3.2 Jenis Hak Kekayaan Intelektual a) Hak Cipta.

b) Hak Kekayaan Industri, meliputi: 1. Paten

2. Merek

3. Desain Industri Intelektual Manusia

Karya Intelektual Invensi, kreasi, ciptaan,

desain

P erlindungan H ukum

Hak Kekayaan Intelektual

(3)

4. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu 5. Rahasia Dagang, dan

6. Indikasi Geografis 3.3 Dasar Hukum

a) UU No. 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta b) UU No. 14 tahun 2001 tentang Paten c) UU No. 15 tahun 2001 tentang Merek

d) UU No. 30 tahun 2000 tentang Rahasia Dagang e) UU No. 31 tahun 2000 tentang Desain Industri

f) UU No. 32 tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu g) UU No. 29 tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman

3.4 Peran dan Fungsi HKI

Menurut Munaf (2001), peran HKI pada saat ini cukup penting, antara lain :

a) Sebagai alat persaingan dagang, terutama bagi Negara maju agar tetap menjaga posisinya menguasai pasar internasional dengan produk barangnya.

b) Alat pendorong kemajuan IPTEK dengan inovasi-inovasi baru yang dapat diindustrikan.

c) Alat peningkatan kesejahteraan perekonomian masyarakat, khususnya para peneliti yang mempunyai temuan yang diindustrikan yaitu dengan mendapat imbalan berupa royalti.

3.5 Hak Cipta

Hak Cipta adalah hak yang mengatur karya intelektual di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra yang dituangkan dalam waktu tetap, atau dengan kalimat lain adalah Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. [1]

Hak cipta diberikan terhadap ciptaan dalam ruang lingkup bidang ilmu pengetahuan, kesenian, dan kesusasteraan. Hak cipta hanya diberikan secara eksklusif kepada pencipta, yaitu "seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi".

Hak Cipta memerlukan perlindungan hukum karena dilandasi oleh beberapa pemikiran. Pertama, tidak semua orang memiliki kemampuan menemukan sesuatu yang baru (kreativitas) dan diterima oleh umum seperti karta dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, bioteknologi, kesastraan, industri, karya seni, serta karya cipta lainnya. Kedua, tidak semua orang memiliki talenta (bakat dan keterampilan) dalam bidang tertentu yang hasil karya ciptaannya banyak digunakan dan bermanfaat untuk banyak orang. Ketiga, tidak semua orang memiliki banyak waktu, tenaga dan biaya untuk menciptakan karya yang hasilnya bermanfaat untuk kepentingan umum.

3.5.1 Persyaratan Permohonan Hak Cipta

a) Foto copy KTP pencipta yang masih berlaku.

b) Foto copy KTP calon pemegang hak cipta yang masih berlaku.

c) Foto copy KTP direktur/pimpinan yang masih berlaku (dimiliki oleh perusahaan). d) Contoh ciptaan. e) Memberikan uraian singkat atas ciptaan yang dimaksudkan.

f) Akta pendirian yang dilegalisasi (dimiliki oleh perusahaan).

g) Memberikan informasi tempat dan tanggal publikasi ciptaan pertama kali. h) Membayar biaya sesuai ketentuan (dapat melalui transfer).

(4)

3.5.2 Prosedur Permohonan Hak Cipta

Gambar 2 : Prosedur Permohonan Hak Cipta

Sumber : Buku praktis memahami dan cara memperoleh hak kekayaan intelektual

3.5.3 Objek/Lingkup Perlindungan Hak Cipta

Objek/Lingkup perlindungan Hak Cipta dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra ditunjukkan oleh tabel berikut ini.

No Objek Ciptaan Masa Perlindungan

1 Buku, pamplet dan semua hasil karya tulis lain

Perlindungan berlaku selama hidup pencipta dan terus berlangsung selama 70 tahun setelah pencipta meninggal 2 Ceramah, kuliah, pidato dan ciptaan sejenis lainnya

3 Alat peraga yang diperuntukkan untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan

4 Lagu atau musik dengan atau tanpa teks

5 Drama, drama musikan, tari, koreografi, pantomime dan pewayangan

6 Karya seni rupa dalam segala bentuk: lukisan gambar, ukiran, kaligrafi, seni pahat, patung atau kolase 7 Karya arsitektur

8 Peta

(5)

10 Karya fotografi

Perlindungan berlaku selama 50 tahun sejak pertama kali diumumkan

11 Potret

12 Karya sinematografi 13 Permainan video 14 Program komputer 15 Perwajahan karya tulis

16 Terjemahan, tafsir, bunga rampai, basis data, adaptasi, aransemen, modifikasi dan karya lain dari hasil transformasi

17 Terjemahan adaptasi, aransemen, transformasi atau modifikasi ekspresi budaya tradisional

18 Kompilasi ciptaan atau data baik dalam format yang dapat dibaca program komputer atau media lainnya 19 Kompilasi ekspresi budaya tradisional selama

kompilasi tersebut adalah karya yang asli

3.5.4 Dasar Perlindungan Hak Cipta

Undang-undang (UU) yang mengatur hak cipta pertama kali disahkan dan berlaku adalah UU Nomor 19 Tahun 2002 yang saat ini diamandemen dengan UU hak cipta yang terbaru yaitu UU Nomor 28 Tahun 2014. Ada beberapa poin perubahan yang mengakomodir aspek-aspek sebelumnya yang belum tercakup dalam undang-undang sebelumnya. Poin perubahan tersebut adalah :

a) Pelindungan hak cipta dilakukan dengan waktu lebih panjang.

b) Penyelesaian sengketa secara efektif melalui proses mediasi, arbitrase, atau pengadilan serta penerapan delik aduan untuk tuntutan pidana.

c) Pengelola tempat perdagangan bertanggung jawab atas tempat penjualan dan/atau pelanggaran hak cipta dan/atau hak terkait di pusat tempat perbelanjaan yang dikelolanya.

d) Hak cipta sebagai benda bergerak tidak berwujud dapat dijadikan objek jaminan fidusia.

e) Menteri diberi kewenangan untuk menghapus ciptaannya yang sudah dicatatkan, apabila ciptaan tersebut melanggar norma agama, norma susila, ketertiban umum, pertahanan dan keamanan Negara, serta ketentuan peraturan perundang-undangan.

f) Pencipta, pemegang hak cipta, pemilik hak terkait menjadi anggota Lembaga Manajemen Kolektif agar dapat menarik imbalan atau royalti.

g) Pencipta dan/atau pemilik hak terkait mendapat imbalan royalti untuk ciptaan atau produk hak terkait yang dibuat dalam hubungan dinas dan digunakan secara komersial.

h) Lembaga Manajemen Kolektif yang berfungsi menghimpun dan mengelola hak ekonomi pencipta dan pemilik hak terkait wajib mengajukan permohonan izin operasional kepada menteri.

i) Penggunaan hak cipta dan hak terkait dalam sarana multimedia untuk merespon perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

3.6 Tujuan Perlindungan Kekayaan Intelektual

Adapun tujuan perlindungan kekayaan intelektual melalui HKI secara umum meliputi :

a) Memberi kejelasan hokum mengenai hubungan antara kekayaan dengan inventor, pencipta, desainer, pemilik, pemakai, perantara yang menggunakannya, wilayah kerja pemanfaatannya dan yang menerima akibat pemanfaatan HKI untuk jangka waktu tertentu.

b) Memberikan penghargaan atas suatu keberhasilan dari usaha atau upaya menciptakan suatu karya intelektual.

(6)

c) Mempromosikan publikasi invensi atau ciptaan dalam bentuk dokumen HKI yang terbuka bagi masyarakat.

d) Merangsang terciptanya upaya alih informasi melalui kekayaan intelektual serta alih teknologi melalui paten.

e) Memberikan perlindungan terhadap kemungkinan ditiru karena karya intelektual karena adanya jaminan dari Negara bahwa pelaksanaan karya intelektual hanya diberikan kepada yang berhak.

3.7 HKI Untuk Startup Dan UKM

secara garis besar sesungguhnya HKI ini masih dapat dibagi ke dalam dua kategori, yakni Hak Cipta dan Hak Kekayaan Industri. Hak Cipta sendiri biasanya diperuntukkan untuk melindungi karya di bidang seni, sastra, dan ilmu pengetahuan. Di sisi lain Hak Kekayaan Industri, mencakup perlindungan Paten, Merek, Desain Industri, Rahasia Dagang dan Desain tata letak sirkuit terpadu.

Ketika memulai bisnis, salah satu elemen penting yang menjadi pertimbangan seharusnya adalah memberikan perlindungan terhadap HKI yang terkait dengan bisnis tersebut. Adalah sebuah langkah yang keliru jika perlindungan HKI baru diurus ketika bisnis sudah mulai tumbuh besar. Dengan demikian, aset-aset penting perusahaan menjadi tidak terlindungi dari pembajakan pihak-pihak tak berwenang.

Perangkat lunak dan komputer tidak dapat dipisahkan karena komputer akan bekerja apabila ada perangkat lunak yang ditulis seorang programmer. Mahasiswa bisa menciptakan atau mengembangkan perangkat lunak karena memiliki kecerdasan, daya pikir dan kemampuan intelektual terhadap bidang penelitiannya sehingga banyak produk hasil karya Mahasiswa berupa program komputer yang digunakan banyak orang. Oleh karena itu, dengan berlakunya Undang-Undang Hak Cipta, hasil karya Mahasiswa sebagai seorang analis sistem dan programmer suatu aplikasi dapat dilindungi.

3.8 Manfaat Hasil Karya yang didaftarkan HKI

Beberapa manfaat dan hak yang didapatkan sebuah hasil karya yang telah didaftarkan hak ciptanya antara lain :

a) Hasil karya mendapat perlindungan dan kejelasan hukum hasil ciptaan sehingga jika terjadi pelanggaran maka dengan cepat dapat diselesaikan.

b) Terdaftarnya sebuah karya dalam pencatatan hak cipta pemerintah sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan atas diri pemegang hak cipta, dan dapat dimanfaatkan sesuai aturan yang berlaku baik secara profesional dalam pemerintahan maupun non pemerintahan.

c) Dengan terdaftarnya suatu ciptaan menjadikan sarana promosi hasil karya kekayaan intelektual yang lebih luas.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas dapat diambil beberapa kesimpulan, diantaranya adalah :

a) Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) adalah hak eksklusif yang diberikan suatu peraturan kepada seseorang atau sekelompok orang atas karya ciptanya.

b) Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku

c) Setiap karya cipta yang lahir dari buah pikir yang cemerlang dan berguna bagi manusia perlu diakui dan dilindungi secara hukum.

d) Hak Atas Kekayaan Intelektual pada intinya adalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual manusia.

(7)

e) HAKI sangat berhubungan erat dengan Teknologi Informasi terutama pada perangkat lunaknya sehingga perlu adanya pendaftaran dari peneliti atau pencipta teknologi informasi tersebut untuk diakui atas karya ciptanya dan mendapat perlidungan hukum berdasarkan Undang-undang yang berlaku.

f) Startup dan Usaha Kecil Menengah perlu memahami terkait Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) sebagai upaya membentuk kualitas pribadi dan karakter yang baik agar terbiasa menghargai hak-hak orang lain untuk berkreasi dan berinovasi yang nantinya bermanfaat untuk orang lain.

REFERENSI

[1] M. Feriyanto, Memahami dan Cara Memperoleh Hak Kekayaan Intelektual. Sentra HKI Universitas Negeri Yogyakarta, 2017.

[2] K. Setyowati, E. Lubis, E. Anggraeni, and M. H. Wibowo, Hak Kekayaan Intelektual Dan Tantangan Implementasinya Di Perguruan Tinggi. Bogor, 2005.

[3] R. N. Septiawan, “Pembangunan HAKI Dalam Dunia Teknology,” 2018.

[4] M. A. Chalim, “Pengaruh perkembangan iptek terhadap permasalahan haki,” J. Din. Huk., 2011.

[5] M. Danuri, “Peningkatan profesionalisme karya cipta teknologi informasi dengan hki,” INFOKAM, 2015. [6] A. C. Nafebra, “HAKI ( Hak Atas Kekayaan Intelektual ) Dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi,”

Gambar

Gambar 2 : Prosedur Permohonan Hak Cipta

Referensi

Dokumen terkait

Dalam konteks ini munculah Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang merupakan sistem pengakuan dan perlindungan terhadap karya, cipta dan penemuan yang timbul atau dilahirkan oleh

Terdapat faktor lain yang diduga memengaruhi kecepatan adopsi pelaku UKM dalam mengadopsi program fasilitasi HKI merek dagang, yaitu pendaftaran HKI merek dagang tidak

Hasil penelitian mengunggkapkan bahwa: a kedudukan wakaf hak cipta sama dengan wakaf pada umumnya karena hak cipta masuk kategori benda ma>l, b prosedur wakaf hak cipta diatur

Kreatifitas manusia di dalam bidang hak kekakayaan intelektual, seperti hak cipta, paten, merek, perlindungan varietas tanaman, rahasia dagang, desian industri dan

Penelitian menyimpulkan bahwa selain tidak semua cabang HKI relevan dengan industri batik, pengusaha UKM Batik di Pekalongan dan Yogyakarta enggan menggunakan HKI karena

Siswanto : Aspek Perlindungan Hukum Hak Kekayaan Intelektual Atas Desain Industri, 2003... Siswanto : Aspek Perlindungan Hukum Hak Kekayaan Intelektual Atas Desain

3. Melalui Konsultan Hak Kekayaan Intelektual. Prosedur pencatatan hak cipta sama untuk semua jenis ciptaan, yang berbeda hanyalah lampiran contoh ciptaannya. Pencatatan

Umumnya orang yang pertama mendaftarkan produknya sehingga memperoleh HKI maka dia adalah pemilik sah dari produk tersebut dan berhak mendapat perlindungan hukum dari pemerintah.6