• Tidak ada hasil yang ditemukan

Geomorfologi Terapan INTERPRETASI GEOMORFOLOGI CITRA SATELIT SEBAGAI DASAR ANALISIS POTENSI FISIK WILAYAH SELATAN YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Geomorfologi Terapan INTERPRETASI GEOMORFOLOGI CITRA SATELIT SEBAGAI DASAR ANALISIS POTENSI FISIK WILAYAH SELATAN YOGYAKARTA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Geomorfologi Terapan

INTERPRETASI GEOMORFOLOGI CITRA SATELIT SEBAGAI DASAR ANALISIS POTENSI FISIK WILAYAH SELATAN YOGYAKARTA

A. Pendahuluan

Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk muka bumi; genesis, proses terjadinya serta karakteristik yang ada di permukaan bumi. Geomorfologi mengutamakan bentukan yang ada sekarang, namun perlu mempelajari sejarah pembentukannya (Thornbury, 1954). Oleh karena ini dalam prinsip geomorfologi dikenal istilah the present is key to the past. Hasil proses sekarang, sama dengan hasil proses massa lampau, jika tenaga sama, sehingga hasil proses sekarang dapat digunakan untuk mengetahui proses masa lampau. Geomorfologi terapan merupakan suatu kajian ilmu yang menganalisis gejala alam fisik berupa bentuk permukaan bumi (bentuk lahan) serta aplikasinya termasuk dalam bidang rekayasa/ rancang bangun untuk kepentingan tertentu berdasarkan karakteristiknya.

Permukaan bumi yang mempunyai sifat diferensiasi areal memiliki perbedaan potensi fisik antar daerah satu dengan daerah yang lain. Dalam praktikum geomorfologi terapan kali ini diarahkan untuk mengidentifikasi karakteristik penggolongan bentuk lahan serta potensi fisik yang ada di dalamnya. Karakteristik bentuk lahan yang diidentifikasi berasal dari interpretasi citra satelit wilayah bagian selatan Daerah Istimewa Yogyakarta.

B. Tujuan

Tujuan dari Praktikum Geomorfologi Terapan ini adalah :

1. Mengetahui kondisi Geomorfologi dari Interpretasi Citra Satelit.

2. Menentukan kondisi fisik wilayah berdasarkan karakteristik geomorfologi hasil interpretasi.

3. Menentukan potensi fisik wilayah berdasarkan kondisi fisik geomorfologi hasil interpretasi

C. Alat dan Bahan

Praktikum Geomorfologi Terapan ini menggunakan alat dan bahan sebagai berikut ini:

1. Citra Satelit Landsat bagian selatan Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Plastik Transparansi.

3. Spidol Permanen.

(2)

D. Prosedur Kerja Praktikum

Prosedur Kerja Praktikum Geomorfologi Terapan ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan Lokasi Pengamatan pada citra satelit yang telah disediakan.

2. Menginterpretasi kenampakan geomorfologi dari citra satelit yang diamati.

3. Mendeliniasi kesamaan karakteristik geomorfologi dari citra satelit yang diamati.

4. Mengidentifikasi kenampakan fisik dari citra satelit yang diamati.

5. Memprediksi potensi fisik dari karakteristik geomorfologi citra satelit yang diamati.

E. Hasil Praktikum

Hasil dari praktikum merupakan suatu identifikasi dan interpretasi citra satelit wilayah DIY bagian selatan (Parangtritis dan sekitarnya), yang terdiri dari beberapa bentuk lahan mayor sebagai berikut ini:

1. Struktural 2. Volkan 3. Denudasional 4. Fluvial 5. Marine

6. Solusional (karst)

Pemberian Warna dari bentuk lahan mayor di atas adalah:

1. Struktural dengan symbol S diberi warna ungu (purple) 2. Volkan dengan symbol V diberi warna merah (red)

3. Denudasional dengan simbol D diberi warna coklat (brown) 4. Fluvial dengan simbol F diberi warna biru tua (dark blue) 5. Marine dengan simbol M diberi warna hijau (green)

6. Solusional (karst) dengan simbol K diberi warna oranye (orange)

Pada wilayah pengamatan, berdasarkan genesanya, bentuk Lahan mayor yang terdapat di lokasi pengamatan mempunyai bentukan lahan minor diantaranya adalah:

1. Struktural

a. Perbukitan Struktural

Relief : Perbukitan

Batuan/ Struktur : Berlapis, Cekung, Cembung, Miring Proses : Endapan purba, Erosi, Longsor

(3)

Karakteristik : Perbukitan dgn pola memanjang, igir sejajar, sering terdenudasi

Daerah Pengamatan

(4)

b. Patahan (Fault)

Relief : Perbukitan Batuan/ Struktur : Patahan Proses : Tektonik

Karakteristik : Terdapat kelurusan bidang goresan, jalur mataair, jalur vegetasi

2. Volkan

a. Dataran Fluvial Gunungapi

Relief : Dataran

Batuan/ Struktur : Endapan Fluvial Proses : Sedimentasi

Karakteristik : Relief datar dibentuk oleh proses sedimentasi material gunung api

3. Denudasional

a. Perbukitan Denudasional Relief : Perbukitan

Batuan/ Struktur : Masif, Volkan, Struktural Proses : Erosi, Longsor, Denudasi

Karakteristik : Perbukitan yang banyak mengalami proses erosi, longsor sehingga struktur asli tidak tampak lagi.

4. Fluvial

a. Dataran Banjir

Relief : Datar

Batuan/ Struktur : Berlapis, tidak kompak Proses : sedimentasi

Karakteristik : relief datar, terbentuk dari proses fluvial b. Tanggul Sungai

Relief : Berombak

Batuan/ Struktur : Berlapis, tidak kompak Proses : Sedimentasi, Erosi

Karakteristik : Relief datar-berombak, pola memanjang sungai c. Teras Depositional

Relief : Datar

Batuan/ Struktur : Berlapis, tidak kompak

(5)

Proses : Sedimentasi, Erosi

Karakteristik : Relief datar, membentuk teras di sisi sungai karena erosi dan sedimentasi

d. Rawa Belakang (Back Swamp) Relief : Cekung - datar

Batuan/ Struktur : Berlapis, tidak kompak Proses : Sedimentasi

Karakteristik : Relief cekung-datar, sering tergenang, proses sedimentasi e. Gosong sungai

Relief : Datar, Berombak Batuan/ Struktur : Berlapis,tidak kompak Proses : Sedimentasi

Karakteristik : Terbentuk pada tubuh sungai bagian hilir menyudut f. Dataran aluvial pantai

Relief : Datar

Batuan/ Struktur : Berlapis, tidak kompak Proses : sedimentasi, abrasi

Karakteristik : terbentuk oleh proses fluvio-marin, material penyusun dari proses fluvial dan marine

5. Marine a. Gisik

Relief : Berombak

Batuan/ Struktur : Pasir lepas

Proses : Sedimentasi, deposisi, abrasi

Karakteristik : materi pasir lepas, berombak, dipengaruhi pasang surut b. Beting gisik

Relief : Berombak

Batuan/ Struktur : Pasir lepas

Proses : Sedimentasi, deposisi, abrasi

Karakteristik : sejajar garis pantai, berombak, materi pasir lepas c. Clif

Relief : Terjal, berbukit Batuan/ Struktur : batuan dasar Proses : abrasi, tektonik

Karakteristik : tebing terjal di tepi pantai

(6)

6. Solusional (Karst) a. Kubah Kars

Relief : Perbukitan Batuan/ Struktur : Gamping

Proses : Solusional, erosi

Karakteristik : Perbukitan berbatuan gamping, sering dipisahkan relief dataran atau berombak

b. Doline

Relief : Cekung- datar Batuan/ Struktur : lempung-geluh Proses : solusional, erosi

Karakteristik : cekungan antar kubah karst c. Uvala

Relief : datar

Batuan/ Struktur : lempung-geluh Proses : solusional, erosi Karakteristik : gabungan dari doline

Kondisi tanah

Identifikasi karakteristik tanah daerah pengamatan berdasarkan taxonominya adalah sebagai berikut ini:

1. Inceptisol

Inceptisol dapat disebut tanah muda karena profilnya dalam taraf berkembang, terjadi pelapukan bahan induk, texture makin halus, mulai membentuk lempung dan pembentukan struktur. Dalam tanah ini tidak terdapat horizon dengan timbunan nyata dari lempung dan oksida-oksida besi dan alumunium. Yang termasuk dalam tanah ini adalah Andosol, Kambisol dan Brown forest.

2. Vertisol

Vertisol merupakan tanah mineral yang dicirikan oleh tingginya kandungan lempungsusunan kisi 2:1, mempunyai self mulching (chrickeng & swelling), pada waktu basah mengembang kuatsekali, sebaliknya pada waktu kering tanah menyusut menjadi retak-retak. Yang termasuk dalam tanah ini adalah tipe tanah Grumusol.

3. Entisol

Entisol merupakan tanah mineral yang masih muda atau baru, belum mempunyai perkembangan profil atau belum terbentuk horizon tanah : yang tercakup dalam order ini yaitu jenis tanah aluvial, regosol dan litosol.

(7)

4. Alfisol

Alfisol merupakan tanah yang mempunyai horizon alluvial argilik, kandungan lempung tinggi, dan kejenuhan basa lebih dari 35 %, horizon atasberwarna kelabu hingga coklat, kandungan basa sedang hingga tinggi. Yang termasuk dalam order ini adalah tanah podzolik kelabu kecoklatan, latosol coklat, mediteran merah kuning.

5. Ultisol

Ultisol merupakan tanah yang mengalami pelapukan hebat da n lebih asam daripada Alfisol. Kejenuhan basa lebih rendah, horizon bawah berwarna merah atau kuning, jelas terdapat timbunanoksida besi bebas, masih mempunyai mineral yang dapat lapuk. Yang termasuk dalam order ini adalah tanah podzolik merah kuning, Lateritik merah coklat.

(8)

N

E W

S

P e t a B e n t u k L a h a n M a y o r W i l a y a h D I Y b a g i a n S e l a t a n ( P a r a n g t r i t i s d a n s e k i t a r n y a )

L E G E N D A :

D e n u d a s i o n a l F l u v i a l K a r s t L a u t M a r i n e S t r u k t u r a l V o l k a n i k S u n g a i

D i b u a t O l e h : H e n d r o M u r t i a n t o

S u c i a t i

P r o g r a m P a s c a S a r j a n a P r o g r a m S tu d i G e o g r a f i U n i v e r s i t a s g a d j a h M a d a

2 0 0 6 P r a k t i k u m G e o m o r f o l o g i T e r a p a n

(9)

TABEL BENTUK LAHAN SEBAGAI SATUAN EVALUASI / SATUAN PEMETAAN

No. Bentuk Lahan FAKTOR LINGKUNGAN

Litologi Tanah Hidrologi Vegetasi/ Land Cover Relief Proses

1. Perbukitan Stuktural (S) Sedimen Inceptisol, Vertisol Akuifer Sedang Tegalan Berombak – Berbukit Struktural, Landslide

2. Volkan (V) Sedimen bahan

Volkan

Entisol, Inceptisol, Alfisol

Akuifer Baik Sawah, Tegalan Datar - Landai Volkanisme

3. Perbukitan Denudasional (D) Batuan Beku, Batuan Sedimen

Ultisol Akuifer Jelek Dry Land, Semak Berombak – Berbukit Denudasi, Erosi, Landslide

4. Fluvial (F) Aluvium Entisol Akuifer Baik Sawah, Tegalan Datar - Landai Sedimentasi

5. Marine (M) Aluvium, Marine Entisol Akuifer Baik Dry

Land,Mangrove

Datar - Landai Intrusi, Abrasi

6. Solusional/ Karst (K) Pelarutan Gamping

Alfisol, Ultisol, Vertisol

Akuifer Jelek Tegalan Bergelombang - Berbukit

Pengendapan Koral, Pelarutan dan Erosi

(10)

TABEL PENERAPAN BENTUK LAHAN SEBAGAI SATUAN EVALUASI / SATUAN PEMETAAN

No. Bentuk Lahan

TERAPAN

Bahan Galian C Tata Air Vegetasi/ Land Cover Bahaya Alam Rekayasa Arahan Penggunaan Lahan

1. Perbukitan Stuktural (S) Tufa Sedimen Akuifer Sedang Tegalan Landslide Terasering, Vegetatif Hutan

2. Volkan (V) Akuifer Baik Sawah, Tegalan Banjir Saluran

Pembuangan Air

Pertanian sangat Intensif

3. Perbukitan Denudasional (D) Breksi Akuifer Jelek Dry Land, Semak Landslide Terasering, Vegetatif Hutan

4. Fluvial (F) Pasir Akuifer Baik Sawah, Tegalan Banjir Pembuatan Tanggul Perikanan,

Pertambangan

5. Marine (M) Pasir Akuifer Baik Dry Land,Mangrove Tsunami Penanaman

Mangrove

Perikanan, Pariwisata

6. Solusional/ Karst (K) Kapur Akuifer Jelek Tegalan Kekeringan Sumur Artesis,

Pumping dari sungai bawah tanah

Tegalan, Pertambangan

(11)

F. Penutup

Geomorfologi Terapan dapat digunakan sebagai dasar menganalisis potensi fisik wilayah dalam pengelolaan sumberdaya air, sumberdaya lahan, sumberdaya vegetasi bahkan sumberdaya manusia. Penerapan geomorfologi didasarkan pada beberapa kajian bentuk lahan yang ada di dalamnya, yaitu : (1) Struktur, proses dan stadium bentuk muka bumi; (2) Morfologi (morfografi, morfometri, morfogenesis, morfokronologi, morfoarrangement); (3) Proses pembentukan dan perkembangannya (evolusi) kaitannya dengan pola hubungan spatial - lingkungan. Dari karakteristik fisik lahan kita dapat mengetahui tentang kelebihan dan kelemahan suatu daerah untuk dapat dimanfaatkan sesuai dengan kemampuan lahannya.

Rekayasa fisik lahan dimungkinkan untuk memanfaatkan kelebihan yang dimiliki lahan ataupun memperkecil dampak kelemahan (bencana) yang dapat terjadi di lahan tersebut. Dari melihat kelebihan dan kelemahan lahan secara geomorfologis kita dapat melakukan rekayasa arahan penggunaan lahan yang sesuai dengan kemampuan dan kesesuaian lahan yang ada.

G. Daftar Pustaka

Eko Haryono, 2003, Bahan Kuliah Geomorfologi Dasar, Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta.

Fahmudin Agus & Widianto, 2004, Petujuk Praktis konservasi Tanah Lahan Kering, World Agroforestry Centre ICRAF Southeast Asia, Bogor.

Jamulya & Suratman Woro, 1993, Pengantar Geografi Tanah, Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta.

Sitanala Arsyad. (1989). Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB press.

Widiyanto, 2006, Bahan Kuliah Geomorfologi Dasar, Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta.

Gambar

TABEL  BENTUK  LAHAN  SEBAGAI  SATUAN  EVALUASI / SATUAN  PEMETAAN
TABEL  PENERAPAN  BENTUK  LAHAN  SEBAGAI  SATUAN  EVALUASI / SATUAN  PEMETAAN

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis regresi berganda menunjukkan faktor manajemen peternak yang memengaruhi CR adalah jenis hijauan yang diberikan ke ternak dengan besar faktor 0,199

Kabupaten Indragiri Hulu dimana pada hasil dijelaskan bahwa berdasarkan simulasi risiko menggunakan @Risk for Project , untuk probabilitas 80% dengan kondisi yang ada di

• Semua layanan ProDeploy dan ProDeploy Plus berisi komponen perencanaan. Hal ini dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang lingkungan Pelanggan demi keberhasilan integrasi

Pada komoditas Karet Jambi, variabel yang mempengaruhi areal karet secara signifikan pada taraf nyata 10 persen adalah harga karet Jambi (Suwanakul et al,1987)

Kesimpulan dari data kuesioner ini adalah, lebih dari 100 orang setuju untuk dibuatkan buku publikasi mengenai Raditya Dika, dimana buku tersebut membahas tentang

Pemahaman komunikasi sebagai suatu proses searah sebenarnya kurang sesuai bila diterapkan pada komunikasi tatap muka, namun mungkin tidak terlalu keliru bila

Mampu menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab dalam menyampaikan acara televisi kepada pemirsa untuk tema dan karakter tertentu yang sesuai dengan Standar Penyiaran (

 Menunjukkan turgor kulit normal dan membran mukosa yang lembab  Melaporkan tidak adanya penurunan berat badan tambahan..