BAB III
ANALISIS SISTEM BERJALAN
Tinjauan Perusahaan Sejarah Perusahaan
Bank Tabungan Negara atau BTN adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang berbentuk perseroan terbatas dan bergerak dibidang jasa keuangan perbankan.
Sejak tahun 2019, bank ini dipimpin oleh Pahala Mansury sebagai direktur utama.
Cikal bakal Bank Tabungan Negara dimulai dengan didirikannya Postspaarbank di Batavia pada tahun 1897. Pada tahun 1942, sejak masa pendudukan Jepang di Indonesia, bank ini dibekukan dan digantikan dengan Tyokin Kyoku atau Chokinkyoku. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia bank ini diambil Buku tabungan Postspaar bank (kini Bank Tabungan Negara) pada tahun 1939. alih oleh pemerintah Indonesia dan diubah menjadi Kantor Tabungan Pos. Nama dan bentuk perusahaan selanjutnya berubah beberapa kali hingga akhirnya pada tahun 1963 diubah menjadi nama dan bentuk resmi yang berlaku saat ini. Kemudian sejarah Bank Tabungan Negara mulai diukir kembali dengan ditunjuknya oleh Pemerintah Indonesia pada tanggal 29 Januari 1974 melalui Surat Menteri Keuangan RI No. B-49/MK/I/1974 sebagai wadah pembiayaan proyek perumahan untuk rakyat. Sejalan dengan tugas tersebut, maka mulai 1976 mulailah realisasi KPR (Kredit Pemilikan Rumah) pertama kalinya oleh Bank Tabungan Negara di Indonesia.
Bank Tabungan Negara mengembangkan bisnisnya pada tahun 1989 dengan memulai operasi sebagai bank komersial dan mengeluarkan obligasi pertama. Pada tahun 1992 status Bank BTN ini menjadi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) karena sukses Bank Tabungan Negara dalam bisnis perumahan melalui fasilitas KPR Pada tahun 1994, Bank Tabungan Negara memperoleh izin untuk beroperasi sebagai Bank Devisa.
Delapan tahun berikutnya (2002) berdasarkan kajian konsultan independent, Price Water House Coopers, Pemerintah melalui menteri BUMN dalam surat No. 5–
544/MMBU/2002 memutuskan Bank Tabungan Negara sebagai Bank umum dengan fokus bisnis pembiayaan perumahan tanpa subsidi.Di tahun 2009, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mengeluarkan pernyataan efektif terhadap produk investasi baru berbasis sekuritisasi. Produk itu adalah EBA Danareksa Sarana Multigriya Finansial I - Kredit Kepemilikan Rumah Bank Tabungan Negara (SMF I-KPR BTN). Di tahun yang sama juga Bank Tabungan Negara melakukan Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) dan listing di Bursa Efek Indonesia.
14
Struktur Organisasi Bank Tabungan Negara
Sumber : Penelitian/ Riset Bank Tabungan Negara Gambar III.I. Struktur Organisasi Bank Tabungan Negara
Fungsi Jabatan Bank Tabungan Negara
a). Branch Manager¸adalah seorang pimpinan di cabang.
b). Sekretaris, profesi administratif yang bersifat asisten atau mendukung. Definisi dari pekerjaan ini merujuk kepada sebuah pekerja kantor yang tugasnya ialah melaksanakan perkerjaan rutin, tugas-tugas administratif, atau tugas-tugas pribadi dari atasannya.
Pekerja atau karyawan ini biasanya melakukan tugas-tugas seperti mengetik, penggunaan komputer, dan pengaturan agenda.
c). Deputy Branch Manager, orang yang dipercaya menjalankan tugas apabila manajer berhalangan. Arti lainnya dari deputi manajer adalah wakil
d). Branch Risk Officer, serangkaian upaya untuk mengelola dan meminimalisir risiko yang terjadi, baik yang berasal dari eksternal maupun internal.
e). Branch Legal Risk¸ Risiko Hukum Cabang
f). Branch Compliance Supervisor Officer, Pengawas Kepatuhan Cabang
g). Operation Unit Head, kepala operasional yang memiliki arti tindakan, operasi, dan perbuatan , dan head yang berarti kepala, dari dua kata diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Operational Head adalah sebuah jabatan yang diisi oleh satu orang atau beberapa orang. rtugas menganalisa dan mengkoordinir semua tindakan dan pergerakan yang bertujuan untuk menjalankan suatu perusahaan.
h). Accounting Control Unit Head, Memastikan keakurasian dan ketepatan laporan keuangan kantor
Prosedur Sistem Berjalan
Prosedur Sistem yang berjalan secara umum akan di jelaskan prosedur pemberian kredit oleh badan hukum berikut ini:
a). Pengajuan bekas-berkas
Dalam hal ini pemohon atau calon debitur mengajukan permohonan kredit yang dituangkan dalam proposal.
b). Penyelidikan berkas pinjaman
Penyelidikan berkas pinjaman yaitu meneliti atau mengecek berksa-berkas yang telah diajukan oleh pemohon yang bertujuan untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai dengan persyaratan dan sudah benar.
c). Wawancara 1
Merupakan penyidikan kepada calon nasabah dengan pihak bank dengan menanyakan langsung, untuk meyakinkan apabila berkas–berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti dengan syarat yang di inginkan bank.
d). On the spot
Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai obyek yang akan dijadikan usaha atau jaminan.
e). Wawancara 2
Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan pada saat setelah dilakukannya on the spot di lapangan.
f). Keputusan kredit
Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan di berikanatau ditolak, jika di terima maka di persiapkan administrasinya.
g). Penandatangan akad kredit / perjanjian lainnya
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka sebelum kredit dicairkan terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad kredit, mengingat jaminan dengan hipotek dan surat perjanjian dianggap perlu.
h). Realisasi kredit
Realisasi kredit ini diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang di perlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan.
i). Penyaluran / pelelangan rumah
Adalah pencairan rumah dari KPR dan Developer yang ditunjuk untuk membangun rumah.
Activity Diagram
Gambar III.II Activity Diagram
Isi Formulir Pemesanan perumahan
Menerima form pemesanan
Menerima surat dan memenuhi persyaratan
Memberikan surat persyaratan pemesanan
Pengajuan Kredit
Mengajukan Permohonan
Nasabah kepihak bank Analisa pengajuan
Kredit Nasabah
Survey dan diwawancara
Proses pengajuan kredit
Menerima SP3K dan mentanda tangani SP3K
disetujui
Menerima surat pertemuan akad
Melakukan akad
dihadapan notaris Proses akad
Proses pengajuan kredit
Survey dan diwawancarai
tidak disetujui
Menerima Surat penolakan
Notaris Bank
Dev eloper Calon Nasabah
Spesifikasi Dokumen Masukan
Spesifikasi Masukan Pengajuan Kredit Kepemilikan Rumah Mengumpulkan dokumen tahap 1 sebagai berikut :
a) surat permohonan kredit yang ditandatangani oleh direksi / Kuasa Direksi sesuai dengan kewenangannya yang diatur dalam akta pendirian dan/perubahan.
b) Akta pendirian Perusahaan s.d Akta Perubahan Terakhir yang sudah mendapatkan pengesahan dari Kemenkum dan HAM
c). Data Perusahaan dan personilnya :
1. Struktur Organisasi, Nama Pengurus, Riwayat Hidup dan Pas Photo 2. KTP pengurus dan NPWP pengurus
3. Data Grup Perusahaan (apabila ada)
d). Perizinan Perusahaan : TDP, NPWP Perusahaan, SIUP, Surat Keterangan Domisili Usaha.
Untuk Pemohon untuk perorangan :
1. Identitas pemohon : KTP/CV, Pas Photo, KK.
2. Perizinan pemohon : NPWP pemohon, SKU/SKDU.
e). Izin lokasi dari intansi yang berwenang / atau berupa :
1. Izin Lokasi Proyek/IPPT/IPR/IPL dari Instansi berwenang setempat.
2.Untuk perorangan izin lokasi dapat berbentuk : 3. Draft blok Plan apabila dibawah 1 Ha.
4. Tanpa blok Plan apabila IMB pecahan dan Sertifikat pecahan telaah terbit. Untuk lahan diatas 1 Ha tetap dipersyaratkan izin lokasi/IPPT/IPR/IPL dari instansi berwenang setempat.
f). Site Plan yang disetujui intansi Berwenang (atau minimal Pra Site Plan yang sudah final)
g). Bukti penguasaan tanah lokasi Proyek berupa sertifikat.
h). Bukti Penguasaan Jalan Akses Masuk Lokasi Proyek (tidak dipersyaratkan apabila lokasi proyek berada ditepi jalan umum).
Spesifikasi Dokumen Keluaran
Spesifikasi keluaran yang berkaitan dengan Kredit Kepemilikan Rumah:
a) Pelunasan, Pelunasan merupakan bukti penyerahan berkas yang sudah lengkap dan lunas dari hak tanggungan kredit kepemilikan rumah
b) Berita acara serah terima,Merupakan sebuah surat yang berisi informasi tentang pemindah tanganan / penyerahan sebuah berkas dari suatu pihak ke pihak lainnya yang bisa dijadikan sebagai bukti adanya penyerahan.
c) Surat roya, Merupakan pencoretan pada buku tanah hak tanggungan karena hak tanggungan telah dihapus.
d) Perjanjian Kredit, Persetujuan atau kesepakatan yang dibuat bersama antara Bank dan Debitur atas sejumlah kredit dengan kondisi yang telah diperjanjikan dalam jangka waktu tertentu.
e) Pengakuan Hutang, Suatu akta yang berisi pengakuan hutang sepihak, dimana Debitur mengakui bahwa dirinya mempunyai kewajiban membayar kepada Kreditur sejumlah uang dengan jumlah yang pasti (tetap).
f) Kuasa Menjual, Pemberian kuasa untuk menjual aset, melepaskan hak, mengoperkan atau dengan cara lain memindah tangankan kepada pihak lain dengan harga dan syarat-syarat yang telah ditetapkan.
g) Akta Jual Beli, Dasar proses balik nama pada sertifikat dari pengembang ke debitur atau dari pemilik sebelumnya ke debitur.
h) Sertifikat, Surat tanda bukti hak atas tanah berupa Hak milik, Hak Guna Bangunan, atau Hak Milik atas satuan rumah susun yang masing masing telah dibukukan dalam buku tanah yang bersangkutan.
i) Izin Mendirikan Bangunan, Surat Izin yang diterbitkan oleh pemerintah daerah melalui Dinas Tata Kota atau Dinas Pekerjaan Umum atau Badan Perizinan lainnya kepada Individu atau badan untuk mendirikan bangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang kota didalam wilayah administratif suatu perkotaan.
j) Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan, Akta notaris yang berisi pemberian kuasa dari pemilik tanah kepada Bank untuk membebankan Hak Tanggungan.
k) Akta Pemberian Hak Tanggungan, Akta PPAT yang berisi pemberian hak tanggungan kepada Bank sebagai jaminan untuk pelunasan piutangnya.
l) Sertifikat Hak Tanggungan, Surat tanda bukti adanya Hak Tanggungan yang telah dibukukan dalambuku tanah yang bersangkutan dan memuat titel eksekutorial “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa"
m) Polis Asuransi Kebakaran & Polis Asuransi Jiwa Kredit
Permasalahan Pokok
Kendala yang dihadapi pada pelaksanaan pembiayaan KPR yang menyangkut mekanisme, persyaratan dan ketentuan pada produk KPR BTN adalah sebagai berikut:
a) Kurangnya ketelitian dan kesadaran yang dilakukan oleh nasabah untuk melengkapi berkas-berkas pembiayaan persyaratan pembiayaan seperti pengisian data penting dalam formulir pengajuan pembiayaan yang masih tidak lengkap,slip gaji yang baisanya lupa untuk dilampirkan,KTP yang tidak dilampirkan dan persyaratan lainnya yang biasanya yang akan dilampikan dikemudian hari karena nasabah tidak melengkapinya pada saat pengajuan,mengakibatnya standart opersional prosedur (SOP) menurut service level agreement (SLA) yang dilakukan oleh pihak pegawai bank khususnya pihak penginputan data pembiayaan yang seharusnya di dapat diselesaikan penginputan pada setengah hari kerja menjadi tidak maksimal dalam sistem e- loan nasabah menjadi tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan,karena harus mengkonfirmasi kembali terkait dengan persyaratan yang belum dilengkapi oleh calon nasabah,dan akan berakibat pula pada kelancaran proses pembiayaan yang dilakukan oleh calon nasabah tersebut.
b) Dan kurangnya kepahaman nasabah dalam mekanisme yang dijalankan pada proses pembiayaan KPR Subsidi yang mengakibatnya banyaknya pertanyaan- pertanyaan nasabah terkait sudah sampai mana proses pengajuan permohonan yang sudah nasabah ajukan,dan akan berpengaruh juga terhadap SLA yang diajalankan oleh pihak bank karena nasabah akan merasa layanan pada proses pengajuan pembiayaannya diperlambat padahal hal tersebut diakibatkan karena nasabah belum paham terkait berapa lama mekanisme yang dijalankan untuk mendapatkan informasi dan hasil yang terbaik bagi nasabah menurut SLA yang dijalankan oleh BTN Syariah adalah atu hari pengajuan lima hari proses pembiayaan sampai analis dan satu hari pencairan yang diberikan oleh nasabah
Pemecahan Masalah
Nasabah yang mengajukan pembiayaan KPR harus memahami prosedur yang telah di tetapkan oleh bank dengan mengkonsultasikan terlebih dahulu seperti apa syarat-syaratnya sebelum mengajukan realisasi KPR.Supaya pengajuan KPR cepat diselesaikan