EVALUASI WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP ELEKTRONIK RAWAT JALAN BPJS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
JURNAL
Disusun Oleh:
SETYO WINARNI F.904 017 023
PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI STIKES DUTA GAMA KLATEN
2019
ii
EVALUASI WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP ELEKTRONIK RAWAT JALAN BPJS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
INTISARI
Setyo Winarni (1 Mukhamad Nur Khamid (2 Shesanthi Citrariana (3
Kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian ditentukan terhadap kualitas pelayanan resep. Waktu tunggu merupakan salah satu indikator terhadap kualitas pelayanan resep, dimana pasien akan merasa puas jika waktu tunggu dalam pelayanan resep tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama dan sesuai standar yang ditetapkan. Penelitian ini bersifat deskriptif observatif dimana pengambilan sampel khusus terhadap resep obat jadi pasien rawat jalan BPJS RSUD Pandanarang Boyolali pada bulan Oktober 2018. Data diperoleh melalui obsevasi selama jam operasional. Hasil penelitian menunnjukkan bahwa jumlah rata-rata waktu tunggu obat jadi sebanyak 370 resep dari 1742 atau sebesar 21,24% resep BPJS rawat jalan RSUD Pandanarang Boyolali. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah resep yang memenuhi syarat waktu tunggu masih rendah yang mana dipegaruhi oleh banyak faktor seperti system pelayanan yang masih baru.
Kata kunci : waktu tunggu, resep obat jadi, rawat jalan, rumah sakit.
1 Mahasiswa STIKES Duta Gama Klaten
2 Pembimbing I
3 Pembimbing II
iii
EVALUATION OF WAITING TIME FOR OUTPATIENT ELECTRONIC RECIPE BPJS AT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
ABSTRACT
Setyo Winarni (1 Mukhamad Nur Khamid (2 Shesanthi Citrariana (3
Patient satisfaction on the pharmacy ministry is determined by the quality of the prescription. Waiting time is one indicator of the quality of the prescription service, where the patient will be satisfied if the waiting time in the prescription service does not take too long and according to the standard set. This research is a descriptive observative where special sampling of prescription drugs so outpatient BPJS RSUD Pandanarang Boyolali in October 2018. Data is obtained through obsevation during operating hours.
The results showed that the average amount of drug wait time is 370 prescriptions from 1742 or as much as 21.24% of BPJS prescription outpatient Pandanarang Boyolali. This indicates that the number of eligible prescription times is still low which are respected by many factors such as the new service system.
Keywords: waiting time, prescription medication, outpatient, hospital.
1 Student of STIKES Duta Gama Klaten
2 Supervisor I
3 Supervisor II
1 PENDAHULUAN
Standar minimal pelayanan farmasi di rumah sakit salah satunya adalah waktu tunggu. Waktu tunggu pelayanan obat jadi adalah tenggang waktu mulai pasien menyerahkan resep sampai dengan menerima obat jadi, dengan standar minimal yang ditetapkan kementerian kesehatan adalah ≤ 30 menit (Menkes 2008).
Waktu tunggu pelayanan resep obat jadi lebih cepat dibandingkan dengan waktu pelayanan resep obat racikan karena pelayanan resep obat jadi tidak melalui proses peracikan (Nurjanah et al. 2016).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Esti et al. 2015) menyebutkan bahwa waktu tunggu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien.
Waktu tunggu yang lama merupakan salah satu komponen yang potensial
menyebabkan ketidakpuasan pasien.
Bila waktu tunggu lama maka hal tersebut akan mengurangi kenyamanan pasien dan berpengaruh pada utilitas pasien di masa mendatang. Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa waktu tunggu pelayanan resep masih lama atau belum sesuai standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh kementerian kesehatan seperti penelitian yang dilakukan oleh (Bustani et al. 2015) waktu tunggu yaitu > 60 menit.
ALAT DAN BAHAN
Data elektronik penerimaan resep di Depo Farmasi BPJS RSUD Pandan Arang, lembar observasi.
CARA KERJA
1. Ambil data elektronik resep Depo Farmasi BPJS
2 2. Sampel diambil sejumlah 326 e-
resep, diambil dari jumlah rata- rata penerimaan resep bulan Oktober di Depo Farmasi BPJS 3. Buat daftar urut penerimaan
resep, dipisah antara resep non racikan
4. Waktu peneriman resep dibagi dalam tiga kriteria:
a. Resep diterima saat pukul 08.00 – 10.59
b. Resep diterima saat pukul 11.00 – 12.59
c. Resep diterima saat pukul 13.00 – 16.00
HASIL PENELITIAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada RSUD Pandan Arang Boyolali dalam kurun waktu ± 1 (satu) minggu telah didapat jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak
± 300 resep per hari dan semuanya
merupakan resep non racikan. Resep dibagi menjadi resep kategori jam 08.00-10.59 dan kategori resep pada jam 11.00-12.59 dan 13.00-16.00.
Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat digambarkan dalam table sebagai berikut.
Tabel 1. Waktu tunggu pelayanan resep non racikan pada jam 08.00-10.59
Hari Jml (100%) <30” (%) >30” (%) Senin 132 65 (49%) 67 (51%) Selasa 194 43 (22%) 151 (78%)
Rabu 162 68 (42%) 94 (58%) Kamis 191 34 (18%) 157 (82%) Jumat 234 34 (15%) 200 (85%) Sabtu 168 53 (32%) 115 (68%)
Senin : Resep non racikan yang memenuhi standar ≤30”
yaitu 49%.
Resep non racikan yang tidak memenuhi standar
≥30” yaitu 51%.
Selasa : Resep non racikan yang memenuhi standar ≤30”
yaitu22%
Resep non racikan yang tidak memenuhi standar
3
≥30” yaitu 78%
Rabu : Resep non racikan yang memenuhi standar ≤30”
yaitu 42%
Resep non racikan yang tidak memenuhi standar
≥30” yaitu58%
Kamis : Resep non racikan yang memnuhi standar ≤30” yaitu 18%
Resep non racikan yang tidak meemnuhi standar
≥30” yaitu 82%
Jumat : Resep non racikan yang memenuhi standar ≤30”
yaitu 15%
Resep non racikan yang tidak memenuhi standar
≥30” yaitu 85%
Sabtu : Resep non racikan yang memenuhi standar ≤30”
yaitu 32%
Resep non raciakan yang
tidak memenuhi standar
≥30” yaitu 68%
Tabel 2. Waktu tunggu pelayanan resep non racikan pada jam 11.00-12.59
Hari Jml (100%) <30” (%) >30”(%) Senin 138 15 (11%) 123 (89%) Selasa 92 10 (11%) 82 (89%)
Rabu 131 25 (19%) 106 (81%) Kamis 140 5 (4%) 135 (96%) Jumat 46 4 (9%) 42 (91%)
Sabtu 86 13 (15%) 73 (85%)
Senin : Resep non racikan yang memenuhi standar ≤30”
yaitu 11%
Resep non racikan yang tidak memenuhi standar
≥30” yaitu 89%
Selasa : Resep non racikan yang memenuhi standar ≤30”
yaitu 11%
Resep non racikan yang tidak memenuhi standar
≥30” yaitu 89%
Rabu : Resep non racikan yang memenuhi standar ≤30”
yaitu 19%
Resep non racikan yang
4 tidak memenuhi standar
≥30” yaitu 81%
Kamis : Resep non racikan yang memenuhi standar ≤30”
yaitu 4%
Resep non racikan yang tidak memenuhi standar
≥30” yaitu 96%
Jumat : Resep non racikan yang memenuhi standar ≤30”
yaitu 9%
Resep non racikan yang tidak memenuhi standar
≥30” yaitu 91%
Sabtu : Resep non racikan yang memenuhi standar ≤30”
yaitu 15%
Resep non racikan yang tidak memenuhi standar
≥30” yaitu 85%
Tabel 3. Waktu tunggu pelayanan resep non racikan pada jam 13.00-16.00
Hari Jml (100%) <30” (%) >30” (%) Senin 15 2 (13%) 13 (87%) Selasa 3 2 (67%) 1 (33%)
Rabu 14 5 (36%) 9 (64%)
Kamis 4 0 4 (100%)
Jumat 0 0 0
Sabtu 0 0 0
Senin : Resep non racikan yang memenuhi standar ≤30”
yaitu 13%
Resep non racikan yang tidak memenuhi standar
≥30” yaitu 87%
Selasa : Resep non racikan yang memenuhi standar ≤30”
yaitu 67%
Resep non racikan yang tidak memenuhi standar
≥30” yaitu 33%
Rabu : Resep non racikan yang memenuhi standar ≤30”
yaitu 36%
Resep non racikan yang tidak memenuhi standar
≥30” yaitu 64%
5 Kamis : Resep non racikan yang
memenuhi standar ≤30”
yaitu 0
Resep non racikan yang tidak memenuhi standar
≥30” yaitu 100%
Jumat : 0 Sabtu : 0
JML : jumlah resep yang diterima dalam waktu tertentu
< 30” : kurang dari 30 menit
>30” : lebih dari 30 menit
Hasil ini menyatakan bahwa presentase resep yang memenuhi standar pelayanan sebesar 21,24%
sejumlah 370 lembar sedangkan yang tidak memenuhi standar sebesar 78,76% sejumlah 1.372 lembar dari jumlah resep di instalasi farmasi rawat jalan Rumah sakit Umum Daerah Pandan Arang. Digambarkan pada diagram berikut.
Gambar 1. Diagram Waktu Tunggu Resep Rawat Jalan BPJS
PEMBAHASAN
Banyak faktor yang mempengaruhi sehingga pelayanan resep rawat jalan BPJS yang memenuhi standar pelayanan baru tercapai 21,24% diantaranya faktor dari peralihan peresepan manual ke elektronik, dan juga SDM yang belum terbiasa dengan sistem peresepan elektronik.
Pembahasan pada jam-jam tertentu : 1. Pada jam 08.00-10.59 : Setiap
resep non racikan yang masuk di Depo BPJS memiliki waktu tunggu pelayanan resep yang berbeda-beda. Banyaknya jumah resep yang diterima juga
21.24 78,76;
79%
WAKTU …
Memenuhi standar
6 merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi waktu tunggu.Pada kriteria waktu ini adalah rentang waktu tiga jam sehingga dapat mengerjakan resep lebih banyak.Jumlah item obat tiap resep juga memepengaruhi pada waktu tunggu pelayanan resep.Petugas pada waktu ini belum datang full sehingga dalam penyiapan resep masih banyak yang melebihi standar. Pasien banyak yang belum paham cara ambil nomor antrian sehingga berjubel di depan alat nomor antrian.Masih banyak terdapat pengambilan obat yang ditinggalkan (resep kemarin, karena aturannya 1 x 24 jam) .
2. Pembahasan jam 11.00-12.59 : Pada rentang waktu in selama dua jam, jumlah resep yang
masuk lumayan banyak rentang waktunya hanya dua jam terjadi penumpukan resep sehingga menimbulkan waktu tunggu yang tidak memenuhi standar.Praktek dokter dari masing-masing poli bersamaan sehingga data resep elektronik yang masuk ke farmasi datang bersamaan. Untuk pengerjaan resep kronis lebih panjang karena banyaknya jumlah item obat sehingga pengemasan pun jadi lebih lama.Pada saat pengkajian resep juga cukup memakan waktu lama dikarenakan cek dosis dengan tepat dan koreksi jumlah.
3. Pembahasan jam 13.00-16.00 : Pada kriteria ini rentang waktunya 3 jam resep yang masuk tinggal sedikit akan tetapi terjadi penumpukan resep dari
7 kriteria waktu sebelumnya.
Waktu tunggu tergeser dengan urutan nomor resep terdahulu , sehingga pada waktu ini juga banyak resep yang tidak memenuhi standar. Diwaktu ini juga masih banyak pengambilan obat kemarin.Untuk hari jumat dan sabtu pada jam ini sudah tidak terlalu banyak resep yang dikerjakan karena bagian pendaftaran poliklinik tutup lebih awal total pasien berkurang.
Dalam pembahasan
umumnya tiap tahap pelayanan resep kadang terjadi beberapa masalah yang dapat mempengaruhi waktu tunggu resep saat itu dalam penerimaan dan input data resep beberapa masalah yang terjadi diantaranya sistem/program komputer yang terbatas (masih baru)
sehingga beberapa pekerjaan dilakukan secara manual,data pasien yang tidak lengkap,ketidaksesuaian data pasien pada resep dan pada persyaratan pengklaiman,peresepan dokter yang tidak lengkap, jenis obat yang sama dari poliklinik yang berbeda karena pasien berobat pada beberapa poliklinik sehingga harus dikonfirmasi terlebih dahulu pada petugas di poliklinik dan pada dokter yang bersangkutan.Pada tahap input data dan pengkajian resep tempatnya terlalu sempit.Pada tahap pengerjaan resep, beebrapa masalah yang terjadi diantaranya persediaan obat yang habis dikarenakan ruangan dan tempat penyimpanan obat yang terbatas sehingga obat arus diambil terlebih dahulu digudang farmasi setelah dilakukan dilakukan konfirmasi melalui telefon .Pada tahap penyerahan obat waktu dalam
8 mengirformasikan obat yang terbatas dikarenakan hanya ada dua apoteker dalam penyerahan obat sedangkan pasien sudah banyak yang menunggu.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, jumlah lembar resep yang memenuhi standar pelayanan didapat 370 lembar sedangkan yang belum memenuhi standar 1.732 lembar. Sehingga pelayanan resep yang sudah memenuhi standar baru tercapai 21,24%.
SARAN
Untuk RSUD Pandan Arang Boyolali dalam hal ini Instalasi Farmasi diharapkan untuk meningkatkan kinerja terhadap pelayanan resep obat sesuai standar
pelayanan minimal waktu tunggu pelayanan resep dan juga peningkatan kualitas SDM demi tercapainya pelayanan prima sehingga tercapainya kepuasan masyarakat sebagai pelanggan.
9 DAFTAR PUSTAKA
Bustani M.N., Rattu J.A., dan Saerang J. 2015. Analisis lama waktu tunggu pelayanan pasien rawat jalan di balai kesehatan mata masyarakat propinsi sulawesi utara.
Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Esti, A., Puspitasari, Y. &
Rusmawati, A., 2015.
Pengaruh Waktu Tunggu dan Waktu Sentuh Pasien Terhadap Tingkat Kepuasan PasienPoli Umuum di Puskesmas Sukorame Kota Kediri. Kediri
Menteri Kesehatan RI, 2008. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Jakarta
Nurjanah, F., Maramis, F.R.R. &
Engkeng, S.2016. Hubungan Antara Waktu Tunggu Pelayanan Resep Dengan Kepuasan Pasien di Apotek Pelengkap Kimia Farma BLU