• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN POTENSI DAN KESEJAHTERAAN EKONOMI MASYARAKAT DESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN POTENSI DAN KESEJAHTERAAN EKONOMI MASYARAKAT DESA"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI INOVASI BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DALAM MENINGKATKAN POTENSI DAN KESEJAHTERAAN

EKONOMI MASYARAKAT DESA (Studi Pada BUMDes Maccini Baji Desa Bonto Jai Kecamatan

Bissapu Kabupaten Bantaeng)

i

SKRIPSI

Oleh

IKHWAN SAPUTRA NIM 105710226915

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(2)

STRATEGI INOVASI BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DALAM MENINGKATKAN POTENSI DAN KESEJAHTERAAN

EKONOMI MASYARAKAT DESA (Studi Pada BUMDes Maccini Baji Desa Bonto Jai Kecamatan

Bissapu Kabupaten Bantaeng)

ii

SKRIPSI

Oleh

IKHWAN SAPUTRA NIM 105710226915

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(3)

iii

i

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tua tercinta Bapak Amiluddin S.Sos dan Ibu Marhayati S.Pd

Yang memberi Do’a, semangat dan motivasi

MOTTO

“ Bergerak Maju, Merespon Realita,

Karena Segala Hal Tidak Akan Pernah Menunggu Kita “

(4)

P mbimbing Ij,

NIDN : 903708

Ke gram Studi EP,

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

JI. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra Lt. 7 (0411) 866972 Makassar

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi "Strategi Inovasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Meningkatkan Potensi Dan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat (Studi Pada BUMDes Maccini Baji Desa Bonto Jai Kecamatan Bissapu Kabupaten Bantaeng)”.

Nama Mahasiswa : lkhwan Saputra

NIM . 105710223915

Program Studi : Ekonomi Pembangunan Fakultas . Ekonomi dan Bisnis

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar

Menyatakan bahwa skripsi ini telah diteliti, diperiksa dan di seminarkan di depan panitia penguji skripsi Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar pada hari jum’at tanggal 23 oktober 2020.

Makassar, 27 Oktober 2020 Disetujui Oleh,

Diketahui Oleh,

H}. Naidah, S.E., M.Si.

NBM : 710551

(5)

i

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin No. 259 GedungIqra Lt. 7 Tel. (0411) 866 972 Makassar

v

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi atas Nama Ikhwan Saputra, NIM: 105710223915, diterima dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor : M, Tanggal H / M,sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, H

M PANITIA UJIAN

1. Pengawas Umum :

2. Ketua :

3. Sekretaris : 4. Penguji : 1.

2.

3.

4.

(6)

i

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin No. 259 GedungIqra Lt. 7 Tel. (0411) 866 972 Makassar

vi

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ikhwan Saputra

Stambuk 105710223915

Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Dengan Judul :”Strategi Inovasi Badan Usaha Milik Desa(BUMDes) Dalam Meningkatkan Potensi dan Kesejahteraan Masyarakat (Studi Pada BUMDes Sumber Maccini Baji Desa Bonto Jai Kecamatan Bissapu Kabupaten Bantaeng)".

Dengan ini menyatakan bahwa :

Skripsi yang sya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya sendiri bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapa pun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar

Makassar, 2020 Yang Membuat Pernyataan

Ikhwan Saputra Diketahui Oleh:

(7)

vii

vi v

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya.

Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya.

Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul

“Strategi Inovasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Meningkatkan Potensi dan Kesejahteraan Masyarakat (Studi Pada BUMDes Maccini Baji Desa Bonto Jai Kecamatan Bissapu Kabupaten Bantaeg)”

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis bapak Amiluddin S.sos dan ibu Marhayai S.Pd yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih. Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Selanjutnya pada dan

(8)

viii

vi Bapak Dr.Buyung Romadhoni, SE., M.Si sebagai Pembimbing I yang dengan tulus membimbing penulis, melakukan koreksi dan perbaikan - perbaikan yang amat berharga sejak awal sampai skripsi ini diselesaikan. Teriring doa semoga Allah S.W.T menggolongkan upaya- upaya beliau sebagai amal kebaikan.

Bapak selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak Ismail Rasulong, SE., M.Si selaku PembimbingII sekaligus Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Ibu Naidah, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dosen Febis, Staf Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak membantu penulis selama menempuh pendidikan di kampus ini.

Rekan Sahabat IESP 4 2015, Keluarga Besar HIMAJEP FEB UNISMUH MAKASSAR, Segenap Pengurus Nsional IMEPI periode 2018-2020 dan Adik Elma Lazuardiah serta yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu yang selalu memberi semangat, saran, dukungan,dan motivasi serta selalu setia menemani dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Kantor Desa Bonto Jai dan BUMDes Maccini Baji , Kepala Pimpinan serta jajarannya yang bersedia memberikan informasi kepada penulis demi kelengkapan skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritiknya demi kesempurnaan Skripsi ini.

(9)

ix

vi Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamualaikum Wr.Wb

Makassar, Oktober 2020

Penulis

(10)

i

x

ABSTRAK

IKHWAN SAPUTRA, 2020. Strategi Inovasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Meningkatkan Potensi dan Kesejahteraan Masyarakat (Studi Pada BUMDes Maccini Baji Desa Bonto Jai Kecamatan Bissapu Kabupaten Bantaeng)”. Skripsi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Dr. Buyung Romadhoni, SE.,M.Si dan Ismail Rasulong, SE., M.M

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) merupakan lembaga yang didirikan atau dibentuk oleh pemerintah desa yang kepemilikan modal dan pengelolaannya dil akukan oleh pemerintah bersama dengan masyarakat desa.

Peneitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi inovasi BUMDes dalam pendayagunaan potensi ekonomi lokak dengan berbagai ragam jenis potensi Desa untuk peningkatan kesjateraan masyarakat desa serta memberikan sumbangan bagi pendapatan asli desa. Penelitian ini menggunakan triagulasi waktu dengan proses-proses yang telah dilakukan yakni a)pengumpuan data/dokumen; b)wawancara; c)menganalisis data yang sudah di dapat. Hasil dari peneltian menunjukkan bahwa BUMDes dalam meningkatkan inovasi potensi ekonomi lokal desa perli di tingkatkan lagi dan BUMDes dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat luar biasa karena BUMDes Maccini Baji bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat. BUMDes Maccini Baji memiliki fungsi sebagai fasilitator dan server serta BUMDes Maccini Baji diharapkan lebih berinovasi dalam mengembangkan pengelolohan potensi ekonomi lokal desa yang ada.

Kata Kunci : Strategi Inovasi, BUMDes, Potensi Ekonomi Lokal, Kesejahteraan Masyarakat

(11)

i

xi

ABSTRACT

IKHWAN SAPUTRA, 2020. Village-Owned Enterprise (BUMDes) Innovation Strategy in Increasing Community Potential and Welfare (Study on BUMDes Maccini Baji, Bonto Jai Village, Bissapu District, Bantaeng Regency) ". Thesis of Development Economics Study Program, Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Dr. Buyung Romadhoni, SE., M.Si and Ismail Rasulong, SE., MM

Village-owned enterprises (BUMDes) are institutions established or formed by the village government whose capital ownership and management are carried out by the government together with the village community. This research aims to determine the BUMDes innovation strategy in utilizing local economic potential with various types of village potentials to improve the welfare of village communities and contribute to village original income. This research uses time triagulation with processes that have been carried out, namely a) collecting data / documents; b) interview; c) analyze the data that has been obtained. The results of the research show that BUMDes in increasing innovation in the local economic potential of the village need to be improved again and BUMDes in increasing community welfare is extraordinary because BUMDes Maccini Baji can provide services to the community. BUMDes Maccini Baji has a function as facilitator and server and BUMDes Maccini Baji is expected to innovate more in developing the management of the existing village local economic potential.

Keywords : Innovation Strategy, BUMDes, Local Economic Potential, Community Welfare

(12)

i

xii

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A. Kajian Pustaka ... 11

1. Strategi ... 11

2. lnovasi ... 12

B. BUMDes ... 14

1. Pengertian BuUMDes ... 14

2. Tujuan BUMDes. ... 15

3. Pendirian & Pengelolaan BUMDes. ... 16

(13)

i

xiii

4. Keuangan BUMDes. ... 19

i

C. Potensi ... 22

D. Kesejahteraan Ekonomi Mayrakat. ... 23

E. Tinjauan Empiris ... 25

F. Kerangka Kosep. ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A. Jenis Penelitian ... 30

B.Jenis dan SumberData... 30

C.Batasan & Aumsi Penelitian ... 31

D. Teknik Pengumpulan Data ... 32

G.Metode Pengumpulan Data... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 37

A. Gambaran umum objek penelitian... 37

B. BUMDes Maccini Baji ... 44

C. Hasil Penelitian ... 52

D. Pembahasan ... 59

E. Analisis dan Intepretasi ... 62

BAB V PENUTUP ... 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72

LAMPIRAN... 74

(14)

xiv

i

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1.1 Unit usaha BUMDes Maccini Baji 5

Tabel 4.1 Jarak Orbitasi Desa Bonto Jai 38

Tabel 4.2 Batas wilayah Desa Bonto Jai 38

Tabel 4.3 Jumah Penduduk Desa Bonto Jai 39

Tabel 4.4 Mata Pencaharian Desa Bonto Jai 40

Tabel 4.5 Tingkat Pendidikan Desa Bonto Jai 41

Tabel 4.6 Fasilitas Pendiidikan Desa Bonto Jai 41

Tabel 4.7 Fasilitas Kesehatan Desa Bonto Jai 42

Tabel 4.8 Nama Informan Desa Bonto Jai 58

Tabel 4.9 Pendapatan Masyarakat Desa Bonto Jai 2017

Tabel 4.10 Pendapatan Masyarakat Desa Bonto Jai 2020

Tabel 4.11 APBDES 2018 Desa Bonto Jai 59

Tabel 4.12 APBDES 2020 Desa Bonto Jai 59

58

58

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

2.1 Bagan Kerangka 29

4.1 Peta Desa 37

4.2 Struktur Oganisasi Desa Bonto Jai 43

4.3 Struktur Pengurus BUMDes Maccini Baji 47

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 mengamanatkan pemerintah untuk menerapkan otonomi daerah dengan menganut asas desentralisasi.

Otonomi yang memberikan kewenangan sepenuhnya kepada daerah untuk menjalankan pemerintahan yang mandiri dan kreatif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah. Konsep otonomi daerah terkait penghargaan terhadap kekhasan daerah maka pemerintah memberikan hak otonomi terhadap desa. Hal ini merupakan sebuah konsekuensi logis bagi bangsa Indonesia yang memang sebagian besar penduduknya hidup didaerah pedesaan yang mencapai 70% dari keseluruhan penduduk di Indonesia. Sehingga titik sentral pembangunan adalah daerah pedesaan menempatkan desa sebagai sasaran pembangunan, usaha untuk mengurangi berbagai kesenjangan pendapatan, kesenjangan kaya dan miskin, kesenjangan desa dan kota akan dapat lebih diwujudkan. Program dan kegiatan pembangunan pedesaan secara menyeluruh menyangkut bidang ekonomi, sektor-sektor pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja, dan bidang sosial budaya dan lainnya (Ardisasmita,2013).

Desa merupakan agen pemerintah yang paling depan dalam melaksanakan pembangunan, karena pembangunan ditingkat desa berkaitan langsung dengan masyarakat. Seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 pasal 78 ayat (1) tentang Desa, Pembangunan Desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara

(17)

2 berkelanjutan.

Dalam Undang-Undang No 6 Tahun 2014 bahwa desa disarankan untuk memiliki suatu badan usaha yang berguna untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama kebutuhan pokok dan tersedianya sumber daya desa yang belum dimanfaatkan, dan tersedianya sumber daya manusia yang mampu mengelola badan usaha sebagai aset penggerak perekonomian masyarakat. Dalam era otonomi juga perlu diberlakukan kebijakan yang memberikan akses dan memberikan kesempatan kepada desa untuk dapat menggali potensi baik sumber daya alam maupun sumber daya manusiayang beradadalamwilayahdesatersebutyangnantinyadigunakansebagaisumber pendapatan desa, hal tersebut juga ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 18 tentang kedudukan dan kewenangan desa serta pada Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 18 yang menjelaskan bahwa Kewenangan Desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadatDesa.

Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) bertugas mewujudkan harapan Undang-undang Desa Pasal 87 menyatakan bahwa BUMDes dapat dibentuk oleh pemerintah desa yang dikelola dengan semangat kekeluargaan dan bergotong royong guna mendayagunakan potensi ekonomi, kelembagaan perekonomian, potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. BUMDes bisa menjalankan usaha dibidang ekonomi, pelayanan umum dan dalam kegiatannya tidak hanya berorientasi pada keuntungan keuangan tetapi juga berorientasi untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat desa (Wijaya, 2018).

Pembangunan desa saat ini merupakan poros kemandirian yang dapat

(18)

3

membuat perekonomian di suatu bangsa dapat dikatakan baik. Dengan mengoptimalkan pembangunan desa akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Selain itu, juga mempercepat kualitas pelayanan, pembangunan, pembinaan dan pemberdayaan masyarakat desa (Yabbar dan Hamzah,2016).Dengan adanya kemajuan ekonomi yang terjadi di perdesaan yang kuat dapat berimbas pada kesejahteraan masyarakat luas. Dalam mendorong pembangunan di tingkat desa, pemerintah memberikan kewenangan kepada pemerintah desa untuk mengelola daerahnya secara mandiri,salah satunya adalah melalui lembaga ekonomi yang berada ditingkat desa yakni Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya disingkat menjadi BUMDes (Fitriska,2016).

Secara teknis BUMDes mengacu kepada Permendesa PDTT No. 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa. Dengan hadirnya UU Nomor 6 Tahun 2014 serta Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, maka ke depan desa mendapat peluang yang lebih besar untuk meningkatkan perannya dalam pengembangan ekonomi masyarakat perdesaan. Dalam hal ini BUMDes dapat menjadi instrumen dan dioptimalkan perannya sebagai lembaga ekonomi lokal yang legal yang berada di tingkat desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan desa. Pada intinya Permendesa Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa berlaku untuk umum, artinya tetap dalam pelaksanaan di daerah harus ada penyesuaian yang kemudian diatur oleh Peraturan Bupati/Walikota sesuai dengan keadaan alam, lingkungan,dan budaya setempat. Pendirian BUMDes juga dimungkinkan atas inisiatif Pemerintah Kabupaten sebagai bentuk intervensi pembangunan pedesaan untuk mendukung pembangunan daerah.

Pengelolaan dan pelaporan BUMDes haruslah terbuka bagi pemerintah dan

(19)

4 masyarakat, artinya dasar pengelolaan harus transparan sehingga ada mekanisme check and balance baik oleh pemerintah desa maupun masyarakat.

Melihat posisi BUMDes dalam menghadapi realitas desakan arus intervensi modal domestik dan asing yang kini menjadikan desa sebagai sasaran pengembangan usaha sangat keras sekali, Realitanya saat ini BUMDes memiliki modal minim dan tak seberapa jika dibandingkan dengan swasta yang selalu bermodal besar. Dengan sumber daya alam yang dimiliki desa, hal ini sangat rawan sekali terjadi intervensi modal dan pasar di pedesaan. Kehadiran BUMDes sendiri akan menjadi penangkal bagi kekuatan korporasi asing dan nasional. Diharapkan BUMDes ini mampu menggerakan dinamika ekonomi desa, dan sebagai perusahaan milik desa (Adawiyah,2018).

BUMDes merupakan strategi kebijakan membangun indonesia dari pinggiran melalui pengembangan usaha ekonomi desa yang bersifat kolektif.

BUMDes juga salah satu strategi kebijakan peningkatan mutu hidup manusia indonesia di desa dan bentuk kemandirian ekonomi desa yang mampu menggerakan unit-unit usaha yang strategis bagi usaha ekonomi kolektif desa (Wijaya, 2018).

Usaha pembangunan BUMDes di Sulawesi Selatan yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian lokal sudah dikembangkan sejak disahkannya peraturan tentang BUMDes itu sendiri, Hampir setiap kabupaten di wilayah Sulawesi Selatan mempunyai proyek percontohan BUMDes.

Pendirian BUMDes sendiri disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi desa yang ada. Misalnya seperti pengembangan objek wisata desa, pengelolaan pasar desa, kegiatan simpan pinjam, pengembangan UKM, dsb. Upaya mewujudkan konsep pendirian BUMDes, dirintis dengan jalan mengoptimalkan kapasitas dan kegiatan ekonomi yang sudah berjalan dan dikelola desa (Adawiyah, 2018).

(20)

5

Kabupaten Bantaeng memiliki 67 (Enam puluh tujuh) Kelurahan/Desa yang mana menurut data dari Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Bantaeng, BUMDes aktif yang terbentuk di Kabupaten Bantaeng sebesar 46 (Empat Puluh Enam) BUM Desa. Jika diprosentasekan jumlah BUMDes yang ada di Kabupaten Bantaeng hanya mencapai 80% ( Delapan Puluh Dua Persen) sisanya keberadaan BUMDes masih belum optimal. Pemerintah berupaya untuk melakukan pembinaan agar pengelolaan BUMDes dapat memperkuat ekonomikerakyatan.

Pelaksanaan BUMDes di Kabupaten Bantaeng telah diterapkan sejak lama di seluruh desa. Berdasarkan Pasal 135 PP Nomor 47 Tahun 2015, modal awal BUMDes bersumber dari APB Desa. Salah satu desa yang telah membentuk BUMDes adalah Desa Bonto jai Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng. BUMDes yang telah dibentuk diberi nama BUMDes Maccini Baji.

BUMDes Maccini Baji di bentuk sebagai upaya menampung seluruh kegiatan di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum yang dikelola desa dan/atau kerja sama antar desa dan untuk mendayagunakan segalapotensi ekonomi, kelembagaan perekonomian, serta potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat desa.

BUMDes Maccini Baji memiliki beberapa unit usaha yang di jalankan antara lain yaitu :

Tabel 1.1

Unit Usaha BUMDes Maccini Baji

No Unit Usaha

1 Jasa Simpan Pinjam 2 Jasa Transportasi

3 Ruang Pangan Kita (RPK) 4 Konveksi

5 Kafe

6 BUMDes Mart

Sumber : Arsip Desa Bonto Jai Data Monografi, diolah peneliti (2020)

(21)

6

Keberhasilan BUMDes sangat ditentukan oleh strategi yang diambil oleh pengelola atau pengurus BUMDes. Tiga fokus utama dalam strategi BUMDes adalah ekonomi, efektivitas, efisiensi. Ekonomi berfokus pada biaya yang paling efektif memperoleh sumber daya (manusia, material, mesin dan uang).

Efektivitas menunjukan tingkat pencapaian dari sasaran tujuan. Efisiensi berfokus pada penggunaan sumber daya terbaik (Wijaya, 2018).

Beragam potensi sumber daya alam desa yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik sumber pembangunan seharusnya dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para stakeholder (yang berkepentingan) dalam upaya kemajuan pembangunan yang merata. Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk di kembangkan seperti kekuatan, kesanggupan, dan daya yang bisa di kembangkan menjadi lebih besar. Istilah potensi tidak hanya ditunjukkan untuk manusia tetapi juga untuk entitas lain, seperti istilah potensi daerah, potensi wisata dan lain sebagainya (Hayati dalam Septiani, 2017)

Berdasarkan pengertian di atas, yang dimaksud dengan potensi adalah suatu kemampuan yang dapat dimanfaatkan serta dapat dikembangkan sepertikekuatan,kesanggupan, dan daya yang dapat menjadi lebih besar jika dikembangkan lagi, namun jika tidak di kembangkan atau di manfaatkan akan menjadi hal yang sia-sia. Potensi yang di maksud di sini yaitu potensi alam sekitar desa Bonto jai potensi yang memanfaatkan sumber dayaalam.

Potensi lokal adalah kekayaan alam, budaya, dan SDM pada suatu daerah.Potensialamdisuatudaerahtergantungpadakondisigeografis,iklim, dan bentang alam daerah tersebut. Kondisi alam yang berbeda tersebut menyebabkan perbedaan dan ciri khas potensi lokal setiap wilayah.

Kekhasan bentang alam, perilaku dan budaya masyarakat setempat, dan kesejahteraan

(22)

7 masyarakat membentuk segitiga interaksi yang saling berkaitan. Oleh karena itu, pembangunan dan pengembangan potensi lokal suatu daerah harus memperhatikan ketiga unsur tersebut. Potensi lokal mempunyai makna sebagai sumber/kekuatan yang dimiliki oleh masing- masing daerah untuk dapat dimanfaatkan dalam kegiatan-kegiatan tertentu. Potensi lokal tidak terlepas dari konsep masukan lingkungan. Menurut Sudjana (2000), masukan lingkungan merupakan salah satu komponen yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan program Pendidikan Luar Sekolah (PLS) yang berbasis masyarakat apabila ditinjau dari pendekatan sistemnya. Hal ini terjadi karena masukan lingkungan mempunyai kontribusi yang mendukung untuk berlangsungnya proses pembelajaran. Sumber daya yang perlu dikembangkan yaitu sumber daya lokal, karena sumber daya lokal dapat menunjang keberhasilan program pendidikan luar sekolah yang berbasis masyarakat. Potensi lokal pada intinya merupakan sumber daya yang ada dalam suatu wilayah tertentu. Potensi lokal berkembang dari tradisi kearifan yang dimiliki oleh suatu masyarakat yang bersahaja sebagai bagian dari kebudayaannya. sebagai pendukung untuk berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan memanfaatkan potensi, diharapkan masyarakat tidak merasa asing, sehingga motivasi untuk mengembangkan berbagai program pembelajaran terus meningkat. (Pingkan Aditiawati dalam Choironi Rizky,2018)

BUMDes Maccini Baji dalam pelaksanaannya masih menemui permasalahan, yaitu kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan BUMDes,pemerintah desa belum maksimal untuk mengembangkan BUMDes, dan tidak berjalannya BUMDes. Didamping itu jumlah kuantitas sumber daya manusiapengelola BUMDes yang masih terbatas.(hasil survey awal tanggal 25 Februari 2020).

(23)

8

Sumber daya manusia yang ada dalam mengelola BUMDes secara proporsional harus diberikan pelatihan dan pendidikan yang baik.

Kuncikeberhasilan sangat ditentukan oleh kemampuan serta keterampilan untuk mengembangkan BUMDes Maccini Baji. Pentingnya Kompetensi Sumber daya manusia dalam Strategi Inovasi untuk meningkatkan potensi berbasis ekonomi lokal dan kesejahteraan ekonomi masyarakat.

Prawironegoro dan Utari (2016) menjelaskan bahwa kompetensi merupakan perpaduan keterampilan, pengetahuan, kreativitas, dan sikap positif terhadap pekerjaan tertentu yang diwujudkan dalam kinerja. Pengembangan sumber daya manusia perlu dilakukan secara berkesinambungan sehingga akan menghasilkan pengelola yang profesional, berpengetahuan, dan ketrampilan yang baik.

Menurut SMEDEV Training Center (2017), salah satu kriteria BUMDes terbaik yaitu memiliki keuntungan sekaligus peran pemberdayaan masyarakat desa. BUMDes memiliki tantangan dalam ini, yaitu BUMDes harus bisa memberdayakan masyarakat desa dan potensinya agar kesejahteraan masyarakat desa bisa terangkat. Sehingga masyarakat desa tidak lagi harus ke kota untuk mencari pekerjaan, namun bisa bekerja atau bekerja sama dengan BUMDes tempat mereka tinggal untuk mencari penghasilan.

Permasalahan yang muncul adalah ketika masyarakat memiliki kesempatan untuk mengelola BUMDes Maccini Baji sebagai potensi desa yang dimiliki, namun dalam pelaksanaannya kuantitas Sumber Daya Manusia dari masyarakat desa Bonto Jai yang bersedia mengelola BUMDes Maccini Baji masih rendah. Selain itu, BUMDes Maccini Baji belum dapatmenjalankan fungsinya secara maksimal, Hal tersebut ditinjau dari peran BUMDes Maccini Baji yang hanya fokus pada salah satu Unit usaha yang dijalankan, serta kurangnyakesadaranmasyarakatdalammengembangkanbidangusahayang lain. Dengan kondisi tersebut, tentunya dibutuhkan kompetensi pengelola BUMDes Maccini Baji yang lebih mengoptimalkan potensi berbasis ekonomi

(24)

9 lokal guna meningkatkan roda perekonomian masyarakat dan membantu

program peningkatan ekonomi nasional.(hasil survey awal tanggal 25Februari 2020).

Berdasarkan hal tersebut diatas merupakan suatu hal yang menarikbagi penulis mengkaji lebih jauh tentang BUMDes untuk meningkatkan potensi dan kesejahteraan masyarakat desa dengan mengangkat judul penelitian,

“Strategi Inovasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Meningkatkan Potensi dan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Pada BUMDes Maccini Baji, Desa Bonto Jai, Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi masalah pokok pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah Strategi Inovasi BUMDes Dalam Meningkatkan Potensi Desa?

2. Bagaimanakah Strategi Inovasi BUMDes Dalam Meningkatkan Kesejahteraan EkonomiMasyarakat?

3. Bagaimanakah Potensi Desa Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1.

Untuk Mengetahui dan Menganalisis Bagaimana Strategi Inovasi BUMDes Dalam Meningkatkan PotensiDesa.

2.

Untuk Mengetahui dan Menganalisis Bagaimana Strategi Inovasi BUMDes Dalam Meningkatkan Kesejahteraan EkonomiMasyarakat.

3.

Untuk Mengetahui dan Menganalisis Bagaimana Potensi Desa dalam meningkatkan Kesejahteraan EkonomiMasyarakat.

(25)

10

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. ManfaatTeoritis

Bagi peneliti sendiri, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi barusebagaisaranapembelajarandanpenerapanilmu.Hasilpenelitianini diharapkan dapat memberikan manfaat secara langsung maupun tidak langsung kepada semua pihak baik kalanganpraktisi.

2. ManfaatPraktis

Dapat meningkatkan potensi dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Penelitian dapat dijadikan evaluasi pemerintah dan pertimbangan dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat terutama dalam Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. PengertianStrategi

Menurut David (2011:18-19) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengetatan, divestasi, likuidasi, dan usaha patungan atau joint venture. Strategi adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah besar.Jadi strategi adalah sebuah tindakan aksi atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau perusahaan untuk mencapai sasaran atau tujuan yang telahditetapkan.

Menurut Cahyati dalam Damayanti 2016;4, Strategi adalah memikirkan jenis program dan inisiatif tentang apa yang harus di desain dan diterapkan untuk memikat, mengembangkan danmempertahankan secara efektif.

Menurut Chandler dalam Susanto 2014;31, Strategi merupakan kumpulan sasaran dan objektif jangka panjang, tekad untuk melakukan tindakan, alokasi sumber daya untuk mencapai objektif tersebut. Menurut Hamel dan Prahalad dalam Fitriska 2016;6, Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental(senantiasa meningkat) dan terus-menerus,serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian strategi selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dengan apa yang terjadi.

Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan

11

(27)

12 pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core Competencies).

Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.

Scale dalam Sutrisno (2015:202) secara harfiah, “kompetensi berasal dari kata competence yang artinya kecakapan, kemampuan, dan wewenang.

Adapun secara etimologi, kompetensi diartikan sebagai dimensi perilaku keahlian atau keunggulan seorang pemimpin atau staf mempunyai keterampilan, pengetahuan, dan perilaku yang baik. Prawironegoro dan Utari (2016) menjelaskan bahwa kompetensi merupakan perpaduan keterampilan, pengetahuan, kreativitas, dan sikap positif terhadap pekerjaan tertentu yang diwujudkan dalam kinerja.

2. Pengertian Inovasi

Menurut Rogers dalam Nursetiawan 2017;76, Inovasi merupakan alat untuk mengganti yang lama dengan sesuatu yang baru. Inovasi merupakan kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan keadaan sebelumnya,serta tentunya sesuai dengan ide,fakta dan informasi yang telah ada. Produk inovasi pada umumnya menunjukkan sifat-sifat yang baru n, berkualitas, dan menguntungkan.

Berdasarkan hal tersebut menyatakan penerapan inovasi untuk mengubah sebuah keadaan didasari oleh pikiran-pikiran, sebagai berikut:

a) Relativef advantage, keuntungan relatif sebuah inovasi akan diadopsi bilamana daya manfaatnya terlihat menguntungkan berdasarkan kebutuhan masing-masing.

b) Compatibility, kompatibel merupakan tingkat kecepatan mengadopsi sebuah inovasi karena sesuai dengan norma atau nilai-nilai yang dianut sebelumnya.

(28)

13

c) Complexity, kompleksitas adalah tingkat kesukaran dalam memahami suatu inovasi oleh adopter, makin komplek atau rumit semakin sukar tersebar untuk diterima, makin sederhana dan mudah dipahami akan semakin cepat diterima ataudiadopsi.

d) Trialability, uji coba merupakan bagian penting dalam pemungutan sebuah inovasi. Inovasi tidak bisa berjalan dan dapat dilakukan oleh adopter tanpa melakukan pengujian terlebihdahulu.

e) Obervality (dapat diamati), manfaat sebuah inovasi yang dapat diamati hasilnya akan cepat diterima dibandingkan dengan sebuah inovasi yang sukar diamati.

Dengan demikian inovasi merupakan bukan sesuatu yang bias, tetapi inovasi merupakan sebuah ide pemikiran dari manusia dalam mempermudah aktivitasnya, memecahkan masalah, dan bahkan sebagai creative destruction. Karena pada kenyataannya perlengkapan akal dan kreativitas, serta inovasi yang ada pada diri manusia banyak yang disalahgunakan dan cenderung menjadi sesuatu yang negatif. Namun demikian, sebuah inovasi tetap diperlukan untuk penyelesaian berbagai permasalahan dan tetap pada jalan yang positif.

(29)

14

B. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) 1. Pengertian BUMDes

Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes menurut Peraturan Menteri Desa Nomor 4 tahun 2015 adalah badan usaha yang seluruh atausebagian besar modalnya dimiliki oleh desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar- besarnya kesejahteraan masyarakat desa.

Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) adalah lembaga usaha Desa yang dikelola oleh masyarakat dan pemerintah Desa dalam upaya memperkuat perekonomian Desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi Desa, (Kamaroesid 2016;1). Hal tersebut berarti pembentukan BUMDES didasarkan pada kebutuhan,potensi,dan kapasitas Desa,sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Permendagri juga mengandung substansi yang inovatif diantaranya yaitu:

a. Pembentukan BUMDES bersifat kondisional, yang membutuhkan sejumlah prasyarat, yang menjadi dasar khalayak pembentukan.

b. BUMDES merupakan usaha Desa yang bercirikan kepemilikan kolektif, bukan hanya dimiliki oleh pemerintah Desa, bukan hanya dimiliki masyarakat, bukan juga hanya dimiliki oleh individu, melainkan menjadi milik pemerintah Desa dan masyarakat. Berbeda dengan koperasi yang dimiliki dan bermanfaat hanya untuk anggotanya, BUMDES dimiliki dan dimanfaatkan baik oleh pemerintah Desa dan masyarakat secara keseluruhan.

(30)

15

c. Mekanisme pembentukan BUMDES bersifat inklusif, deliberatif dan partisipatoris. Artinya BUMDES tidak cukup dibentuk oleh pemerintah Desa, tetapi dibentuk melalui musyawarah Desa yang melibatkan berbagai komponen masyarakat. Secara organisasional musyawarah Desa juga dilembagakan sebagai institusi tertinggi dalam BUMDES, seperti halnya rapat anggota dalamkoperasi.

d. Pengelolaan BUMDES bersifat demokratis danteknokratis.

Menurut Muslimin Nasution dalam Widyastuti 2017;32, BUMDES adalah sebuah lembaga perekonomian yang berperan dalam kegiatan ekonomi masyarakat desa. Peran kelembagaan sangat penting dalam mengatur sumber daya dan distribusi manfaat, untuk itu unsur kelembagaan perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan potensi Desa guna menunjang pembangunan Desa. Dengan adanya kelembagaan petani dan ekonomi Desa sangat terbantu dalam hal mengatur silang hubungan antar pemilik input dalam menghasilkan output ekonomi Desa dan dalam mengatur distribusi dari ouput tersebut.

2. Tujuan BUMDes

Tujuan utama dari pendirian BUMDES yaitu :

a. Mendorong perkembangan perekonomiandesa b. Meningkatkan pendapatan aslidesa

c. Meningkatkan kreativitas dan peluang usaha ekonomi produktif masyarakat desa yang berpenghasilanrendah

d. Mendorong perkembangan usaha mikro sektorinformal

(31)

16

3. Pendirian dan Pengelolaan BUMDes

Menurut Tim Pusat Kajian Dinamika Sistem Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya dalam bukunya yang berjudul Buku Panduan Pendirian dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (dalam Fritriska 2016;7-8), BUMDes merupakan pilar kegiatan ekonomi di desa yang berfungsi sebagai lembaga sosial (social Institution) dan komersial (commercial institution). BUMDes sebagai lembaga sosial berpihak kepada kepentingan masyarakat melalui kontribusinya dalam penyediaan pelayanan sosial. Sedangkan sebagai lembaga komersial bertujuan mencari keuntungan melalui penawaran sumber daya lokal (barang dan jasa ) ke pasar.

BUMDes sebagai suatu lembaga ekonomi modal usahanya dibangun atas inisiatif masyarakat dan menganut asas mandiri. Ini berarti pemenuhan modal usaha BUMDes harus bersumber dari masyarakat. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan BUMDes dapat mengajukan pinjaman modal kepada pihak luar seperti dari pemerintah desa atau pihak lain bahkan melalui pihak ketiga. Prinsip dasar dalam mendirikan pembentukan BUMDes antara lain:

a. Pemberdayaan : Memiliki mana untuk meningkatkan kemampuan masyarakat, keterlibatan masyarakat dan tanggung jawab masyarakat.

b. Keberagaman : Bahwa usaha kegiatan masyarakat memiliki keberagaman usaha dan keberagaman usaha dimaksud sebagai bagian dari unit usaha BUMDes tanpa mengurangi status keberadaan dan kepemilikan usaha masyarakat yang sudahada.

(32)

17

c. Partisipasi : Pengelola harus mampu mewujudkan peran aktif masyarakat agar senantiasa memiliki dan turut serta bertanggung jawab terhadap perkembangan kelangsungan BUMDes.

Pembentukan BUMDes harus dilakukan berdasarkan kebutuhan masyarakat desa yang dituangkan dalam musyawarah desa.Mekanisme pembentukan BUMDes adalah sebagai berikut:

a. Melakukan musyawarah desa untuk menghasilkan kesepakatan.

b. Pokok pembahasan mengenai kondisi ekonomi dan sosial budaya masyarakat, organisasi pengelola BUMDes,Modal usaha BUMDes yang dituangkan dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) BUMDes.

c. Pengusulan materi kesepakatan sebagai peraturan desa.

d. Penerbitan peraturandesa.

Pengelolaan kegiatan BUMDes adalah sebagai berikut :

a. harus dilakukan secara transparan artinya dapat diketahui, diikuti, dipantau, diawasi dan dievaluasi oleh warga masyarakat secara luas.

b. Kegiatan harus akuntabel,mengikuti kaidah yang berlaku,sehingga dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.

c. Warga masyarakat terlibat secara aktif dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pelestarian kegiatan.

d. Kegiatan perlu berkelanjutan, yang dapat memberikan hasil dan manfaat kepada wargamasyarakat.

(33)

18

e. Kegiatan berdasarkan kesepakatan antar pelaku dalam warga masyarakat desa sehingga memperoleh dukungan dari semua pihak.

Organisasi pengelola BUMDES hendaklah dilakukan terpisah dari organisasi Pemerintahan Desa. Susunan kepengurusan organisasi pengelola BUMDES terdiri dari :

a. Penasihat

b. PelaksanaOperasional c. Pengawas

Susunan kepengurusan BUMDES dipilih oleh masyarakat Desa melalui Musyawarah Desa sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa. Prinsip-prinsip pengelolaan BUMDES penting untuk diuraikan agar paham dan dipersepsikan dengan cara yang sama oleh pemerintah Desa, anggota (penyertaan modal), BPD, PemKab, dan masyarakat. Dalam Buku Panduan Pendirian dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa terdapat 6 (enam) prinsip dalam mengelola BUMDES yaitu:

a. Kooperatif : Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDES harus mampu melakukan kerja sama yang baik demi pengembangan dan kelangsungan hidupusahanya.

b. Partisipasif : Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDES harus bersedia secara sukarela atau diminta memberikan dukungan dan kontribusi yangdapat

c. mendorong kemajuan usaha BUMDES.

(34)

19

d. Transparan

Aktivitas yang berpengaruh terhadap kepentingan masyarakat umum harus dapat diketahui oleh segenap lapisan masyarakat dengan mudah dan terbuka.

e. Kesetaraan (emansipasi) Semua pihak yang terlibat dalam BUMDES harus diperlakukan sama tanpa memandang golongan, suku, dan agama mempunyai hak dan kedudukan yang sama.

f. Akuntabel

Seluruh kegiatan usaha harus dapat dipertanggungjawabkan secara teknis maupun administratif.

g. Berkelanjutan (sutainable) Kegiatan usaha harus dapat dikembangkan dan dilestarikan oleh masyarakat dalam wadah BUMDES dalam Pasal 3 Permendesa PDTT Nomor 4 Tahun 2015 BUMDES didirikan dengan tujuan meningkatkan pendapatan Desa, meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan potensi Desa serta dapat menyejahterakan masyarakat.

4. Keuangan BUMDes

Masalah keuangan dalam BUMDES secara umum diatur dalam Kepmendagri Nomor 39 Tahun 2010 dan PP Nomor 72 Tahun 2005.

Berikut ini adalah sumber-sumber permodalan BUMDES yaitu pemerintah Desa, tabungan masyarakat, bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota, pinjaman,

(35)

20

penyertaan modal pihak lain atau kerja sama bagi hasil atas dasar saling menguntungkan.

Modal BUMDES yang berasal dari pemerintah Desa adalah merupakan kekayaan Desa yang dipisahkan. Dana bantuan yang diberikan oleh pemerintah, Pemprov, PemKab/pemKot dapat berupa dana untuk tugas pembantuan. Kerja sama usaha dapat dilakukan BUMDES dengan pihak swasta dan masyarakat. BUMDES dapat melakukan pinjaman keuangan kepada lembaga keuangan yang sah atau pemerintah daerah. Persentase pemodal BUMDES 51% adalah berasal dari Desa, sementara sisanya berasal dari penyertaan modal dari pihak lain.

a. Jenis Usaha BUMDES 1) BUMDES Banking

BUMDES yang bertipe bangking atau semacam lembaga keuangan mikro sebenarnya hadir paling awal sebelum hadir BUMDES tipe-tipe lain, bahkan sebelum istilah BUMDES itu sendiri lahir.

2) BUMDES Serving

BUMDES serving mulai tumbuh secara inkremental di banyak Desa. Keterbatasan air bersih dan ketidakmampuan sebagian besar warga mengakses air bersih, mendorong banyak Desa mengelola dan melayani air bersih dengan wadah BUMDES atau PAMDes.

(36)

21

3) BUMDES Brokering dan Renting

Sebelum ada BUMDES sebenarnya sudah ada banyak Desa yang menjalankan usaha Desa dalam bentuk jasa pelayanan atau jasa perantara seperti pelayanan pembayaran traktor, dan juga pasar Desa. Ini adalah bisnis sederhana, bahkan bisa melakukan monopoli, dengan captive market yang jelas meskipun hanya beroperasi di dalam Desa sendiri. Namun dalam banyak kasus penyewaan traktor juga menjadi bentuk proteksi Desa petani. Di kala musim tanam, permintaan akan traktor pasti tinggi, dengan harga sewa tinggi yang dimainkan oleh swasta. Dalam kondisi ini Desa hadir menyewakan traktor kepada petani dengan harga yang sangat terjangkau, bahkan bisa dibayar setelah panen.

4) BUMDESTrading

BUMDES yang berdagang kebutuhan pokok dan sarana produksi pertanian mulai tumbuh di banyak Desa. Ini adalah bisnis sederhana, berskala lokal dan berlingkup internal Desa, yakni melayani kebutuhan warga setempat. Sejauh ini belum ada contoh terkemuka BUMDES tranding yang besar dan sukses. BUMDES berjenis tranding ini tidak mampu mengimbangi capaian bisnis yang digerakkan oleh borjuis lokal yang memberi ciri khas satu Desa satu produk. Dengan kalimat laintampaknya belum ada BUMDES yang secara gemilang tampil sebagai penanda “ satu Desa satu produk”.

(37)

22

C. PengertianPotensi

Dari segi peristilahan, kata potensi berasal dari bahasa Inggris to potent yang berarti keras atau kuat. Dalam pemahaman lain kurang lebih semakna, kata potensial mengandung arti kekuatan, kemampuan, dan daya,baik yang belum maupun yang sudah terwujud, tetapi belum optimal. Sementara itu, dalam kamus umum bahasa indonesia yang dimaksud potensi adalah kemampuan-kemampuan dan kualitas-kualitas yang dimiliki oleh seseorang, namun belum digunakan secara maksimal.

Menurut Hayati dalam Septiani 2017;5, Potensi adalah suatu bentuk sumber daya atau kemampuan yang cukup besar namun kemampuantersebut belum tersingkap dan belum diaktifkan. Pendek kata, arti potensi adalah kekuatan terpendam yang belum dimanfaatkan , bakat tersembunyi, atau keberhasilan yang belum diraih padahal sejatinya kita mempunyai kekuatan untuk mencapai keberhasilan tersebut. Potensi lokal adalah kekayaan alam, budaya,danSDMpadasuatudaerah.Potensialamdisuatudaerahbergantung pada kondisi geografis, iklim, dan bentang alam daerah tersebut. Kondisi alam yang berbeda tersebut menyebabkan perbedaan dan ciri khas potensi lokal setiap wilayah. Kekhasan bentang alam, perilaku dan budaya masyarakat setempat, dan kesejahteraan masyarakat membentuk segitiga interaksi yang saling berkaitan. Oleh karena itu, pembangunan dan pengembangan potensi lokal suatu daerah harus memperhatikan ketiga unsur tersebut. Potensi lokal mempunyaimaknasebagaisumber/kekuatanyangdimilikiolehmasing-masing daerah untuk dapat dimanfaatkan dalam kegiatan- kegiatan tertentu. Potensi lokal tidak terlepas dari konsep masukan lingkungan sebagai pendukung untuk berlangsungnya proses pembelajaran.Dengan

(38)

23

memanfaatkan potensi yang ada di masyarakat, diharapkan masyarakat tidak merasa asing, sehingga motivasi untuk mengembangkan berbagai program pembelajaran terus meningkat Pingkan Aditiawati dalam Choironi Rizky, 2018.

Potensi lokal pada intinya merupakan sumber daya yang ada dalam suatu wilayah tertentu. Potensi lokal berkembang dari tradisi kearifan yang dimiliki oleh suatu masyarakat yang bersahaja sebagai bagian dari kebudayaannya. Mengacu kepada pendapat Victorino, ciri umum dari potensi lokal adalah: ada pada lingkungan suatu masyarakat, masyarakat merasa memiliki, bersatu dengan alam, memiliki sifat universal, bersifat praktis, mudah dipahami dengan menggunakan common sense, merupakan warisan turun temurun.

D. Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat

Kesejahteraan ekonomi merupakan cabang ilmu ekonomi yang menggunakan teknik ekonomi mikro untuk menentukan secara serempak efisiensi alokasi dari ekonomi makro dan akibat distribusi pendapatan yang saling berhubungan (Arsyad,1999).Secara umum, istilah kesejahteraan sosial sering diartikan sebagai kondisi sejahtera (konsepsi pertama), yaitu suatu keadaan terpenuhinya segala bentuk kebutuhan hidup,khususnya yang bersifat mendasar seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan dan perawatan kesehatan. Berdasarkan UU Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial Pasal 1 Ayat 1, Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar bisa hidup layak dan mampu mengembangkan diri sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

(39)

24

Upaya untuk mewujudkan suatu kesejahteraan sosial, meliputi rehabilitasi sosial, perlindungan sosial, pemberdayaan sosial, dan jaminan sosial. Tujuan dari kesejahteraan berdasarkan UU Nomor 11 Pasal 3 Tahun 2009, adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas, dan kelangsungan hidup.

b. Memulihkan fungsi sosial dalam rangka mencapai kemandirian.

c. Meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan menangani masalah kesejahteraansosial.

d. Meningkatkan kemampuan dan kepedulian masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan.

e. Meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan kesejahteraansosial.

Menurut Friedlander, 1961 dalam Pengantar Kesejahteraan Sosial oleh Muhidin. “Kesejahteraan Sosial adaah sistem yang terorganisir dari pelayanan- pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan untuk membantu individu dan kelompok untuk mencapai standar hidup dan kesehatan yang memuaskan dan relasi-relasi pribadi dan sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraan secara selaras dengan kebutuhan keluarga dan masyarakat”.

Kesejahteraan terdiri dari dua (2) macam yaitu:

1. Kesejahteraan Perorangan

Kesejahteraan Perorangan adalah kesejahteraan yang menyangkut kejiwaan (stateofmind) Perorangan yang diakibatkan oleh pendapatan kemakmuran dan faktor-faktor ekonomi lainnya, Kesejahteraan perorangan sinonim dengan tingkat terpenuhinya kebutuhan dari warga yang bersangkutan.

(40)

25

2. Kesejahteraan Masyarakat

Kesejahteraan Masyarakat adalah kesejahteraan semua perorangan secara keseluruhan anggota masyarakat. Kesejahteraan masyarakat adalah suatu kondisi yang memperlihatkan tentang keadaan kehidupan masyarakat yang dapat dilihat dari standar kehidupan masyarakat Badrudin dalam Widyastuti 2017;145 Dalam hal ini kesejahteraan yang dimaksudkan adalah kesejahteraan masyarakat. Pelaksanaan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat harus bersifat demokratis. Dalam hal ini meningkatkan kesejahteraan perekonomian masyarakat lebih baik masyarakat tersebut dilibatkan langsung di dalamnya.

E. Tinjauan Empiris

Berdasarkan latar belakang penelitian dan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti mencoba menggunakan beberapa referensi dari penelitian terdahulu yang relevan dengan tema penelitian ini, untuk digunakan sebagai pijakan penelitian dan referensi tambahan. Berikut ini uraian dari penelitian terdahulu:

Fitriska (2016), Universitas Maritim Raja Ali “Strategi Pengembangan Badan Usaha Milik Desa Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Lancang Kuning Kecamatan Bintan Utara”. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dengan teknik penelitian deskriptif. Informan dari penelitian ini berjumlah 10orang.Lokasi penelitian adalah di Desa Lancang Kuning Kecamatan Bintan Utara. Adapun Data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan

(41)

26

kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi pengembangan Badan Usaha Milik Desa Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat belum berjalan maksimal. Pada pengamatan lingkungan sudah mendukung untuk berjalannya BUMDes. Pada formulasi strategi juga sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pada implementasi strategi pengelola BUMDes belum dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Sedangkan pengendalian strategi masyarakat meminta pengelola BUMDes untuk mensosialisasikan misi serta strategi dari BUMDes Jaya Gemilang.

Yuli Widyastuti (2017), Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

“Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Pujokerto Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah Perspektif Ekonomi Islam”. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif.

Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder.Data diperoleh dengan cara observasi, wawancara, penyebaran angket (kuesioner) dan dokumentasi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa BUMDES Sejahtera berdiri sejak tahun 2013 dan memiliki tiga unit usaha yaitu unit usaha penyewaan handtraktor, unit usaha ternak sapi dan unit usaha pasar desa.Unit usaha yang paling berkembang yaitu unit usaha penyewaan hand traktor sedangkan untuk unit usaha lainnya belum ada perubahan dalam membantu menyejahterakan masyarakat Pujokerto. Peran BUMDES Sejahtera di desa Pujokerto belum dapat memaksimalkan perannya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, seperti kesejahteraan yang belum merata bagi sebagian masyarakat masih adanya ketimpangan kesejahteraan antar masyarakat di Desa Pujokerto. Dari perspektif Islam, kesejahteraan bukan hanya diukur dari sisi materi tetapi juga non materi. Masyarakat Pujokerto

(42)

27

Sudah dapat dikatakan sejahtera dalam pandangan ekonomi islam karena telah memenuhi kebutuhan al-dharuriyyat (primer),al-hajiyyah (sekunder) dan al- thsaniyyah.

Sri Damayanti (2016), Universitas Riau “Strategi Keberhasilan Pemerintah Daerah Rokan Hulu Dalam Mengembangkan Badan Usaha Milik Desa Sumber Rezeki Desa Kota Raya Kecamatan Kunto Darussalam Tahun 2016”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif.

Sumber data yang digunakan data primer dan data sekunder. Data primer berupa strategi yang diberikan pemerintah daerah dalam pengembangan BUMDES sumber rezeki seperti jenis usaha mikro yang ditawarkan untuk menunjang pengembangan BUMDES dan sistem penjaminan dan pendampingan untuk mengontrol perkembangan BUMDES sumber rezeki.

Data diperoleh dengan cara observasi, wawancara, penyebaran angket (kuesioner) dan dokumentasi. Hasil dalam Penelitian ini menujukkan bahwa Pemerintah Rokan Hulu dalam mengembangkan BUMDes Sumber Rezeki sangat baik karena dapat mendorong berkembangnya kegiatan perekonomian masyarakat desa, mendorong berkembangnya usaha mikro sektor informal untuk penyerapan tenaga kerja bagi masyarakat di desa dari pengaruh rentenir, meningkatkan sumber pendapatan asli desa, meningkatkan kesempatan usaha, mengurangi pengangguran serta membantu pemerintah untuk menyejahterakan masyarakat desa dan sebagai pusat pelayanan ekonomi masyarakat desa.

(43)

28

F. Kerangka Konsep

Kesejahteraan masyarakat adalah suatu kondisi yang memperlihatkan tentang keadaan kehidupan masyarakat yang dapat dilihat dari standar kehidupan masyarakat desa. Penelitian ini berusaha untuk mengetahui lebih dalam tentang peran badan usaha milik desa dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat dengan cara strategi sumber daya manusia yang dimiliki untuk mengelola badan usaha milik desa dengan memanfaatkan inovasi potensi sumber daya alam yang ada di desa dengan berbagai macam permasalahan yang ada di dalamnya,serta bagaimana badan usaha milik desa untuk meningkatkan pendapatan asli desa .Dalam melakukan penelitian ini diperlukan adanya kerangka konseptual agar dalam melaksanakan penelitian dapat terarah dan mampu menjawab pertanyaan yang timbul dalam penelitian ini. Oleh karena itu, kerangka konseptual dari penelitian ini dapat digambarkan sebagaiberikut:

(44)

29

Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Identifikasi Masalah

Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Mandiri

Potensi Desa Pengelola/ Sumber Daya

Manusia

Sumber Daya Alam Pengurus BUMDES

Pertanian Rumput Laut Pemerintah/Desa

Inovasi

- Pengelolaan Rumput Laut - BUMDes Mart

- RPK

Sasaran : Modal, Sarpras, pelatihan

Sumber: Hasil Wawancara,diolah peneliti (2020)

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konsep

Sinkronisasi

Sektor : Tani, Jasa

Pelaku : Pemerintah,

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah metode pendekatan kualitatif dimana metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi (Sugiono,2017:9).

Dalam penelitian ini peneliti berusaha menggambarkan objek dan subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan tujuan menggambarkan secara sistematis, fakta dan karakteristik objek yang diteliti secara tepat. Hal ini untuk memahami fenomena yang terjadi di BUMDES di Desa Bonto Jai Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng, misalnya pengaplikasian, persepsi dan deskripsi dalam bentuk kata-kata dan dokumen.

B. Jenis dan Sumber Data

Menurut Sugiyono (2017;225), sumber data di dalam penelitian ini dapat dibedakan sebagai berikut, yaitu :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti langsung dari hasil observasi, wawancara, studi kepustakaan yang materinya berhubungan tentang Strategi Inovasi BUMDES Dalam Meningkatkan Potensi Dan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Desa di Desa Bonto Jai Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng.

30

(46)

31

2. DataSekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh tidak langsung, yaitu merupakan sumber data tambahan yang bersumber dari sumber data yang tertulis di luar data primer seperti yang diperoleh penulis dari dokumen-dokumen perusahaan dan buku-buku literatur yang memberikan informasi tentang Strategi Inovasi BUMDES Dalam Meningkatkan Potensi Dan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Desa di Desa Bonto Jai Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng.

C. Batasan dan Asumsi Penelitian 1. Batasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini penulis mengakui adanya batasan- batasan, maka batasan penelitian ini adalah :

a. Subjek penelitian : hanya dilakukan pada BUMDes Makkio Baji Desa Bonto Jai Kecamatan Bissapu Kab. Bantaeng SulSel

b. Obyek penelitian : untuk analisisnya hanya berfokus pada PotensiDan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat di Desa Bonto Jai Kecamatan Bissapu Kab. Bantaeng SulSel.

2. Asumsi Penelitian

Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang di jadikan pijakan berfikir dan bertindak dalam melakukan penelitian. Asumsi penelitian yang di buat oleh penulis pada penyusunan usulan penelitian ini adalah : peneliti mengajukan asumsi bahwa Strategi Inovasi BUMDES Dalam Meningkatkan Potensi Dan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Desa (Studi BUMDes di Desa Bonto Jai Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng)

(47)

32

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2017;224), teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data,maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam pembahasan ini melalui tiga tahap penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi yaitu pengamatan langsung kepada suatu objek yang akan diteliti. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data. Yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan berbagai alat yang canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (protondanelektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas. Cara untuk memperoleh data dalam bentuk mengamati, serta mengadakan pencarian dari hasil yang sifatnya langsung mengamati objek yang diteliti yaitu BUMDES Dalam Meningkatkan Potensi Dan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Desa di Desa Bonto Jai Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng.

2. Wawancara

Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data yang diperlukan dengan cara melakukan pengamatan langsung pada BUMDES Dalam Meningkatkan Potensi Dan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Desa di Desa Bonto Jai Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng, yang merupakan metode untuk mendapatkan data dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan guna mendapatkan data dan keterangan yang menunjang analisis dalam penelitian kualitatif. Wawancara secara umum adalah pertemuan

(48)

33 dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,

sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam dokumen dalam hal Strategi Inovasi BUMDes Dalam Meningkatkan Potensi Dan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Desa di Desa Bonto Jai Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng, pendukung dan pelengkap bagi data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara.

E. Metode Pengumpulan Data

Uji keabsahan data pada penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan cara triangulasi (Sugiyono, 2012). Triangulasi merupakan teknik yang mencari pertemuan pada satu titik tengah informasi dari data yang terkumpul guna pengecekan dan pembanding terhadap data yang telah ada. Terdapat tiga macam triangulasi diantaranya:

1. Triangulasi sumber, menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang diperoleh kemudian dideskripsikan dan dikategorisasikan sesuai dengan apa yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut. Peneliti akan melakukan pemilahan data yang sama dan data yang berbeda untuk dianalisis lebihlanjut.

2. Triangulasi teknik, pengujian ini dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda,misalnya

(49)

34

dengan melakukan observasi, wawancara, atau dokumentasi. Apabila terdapat hasil yang berbeda maka peneliti melakukan konfirmasi kepada sumber data guna memperoleh data yang dianggap benar.

3. Triangulasi waktu, narasumber yang di temui pada pertemuan awal dapat memberikan informasi yang berbeda pada pertemuan selanjutnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengecekan berulang- ulang agar ditemukan kepastian data yang lebih kredibel.

Metode yang digunakan di dalam penulisan ini adalah dengan menggunakan metode:

1. Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan jalan membaca literatur-literatur yang berkaitan dan menunjang penulisan ini, berupa pustaka cetak maupun elektronik data-data internet.

2. Dokumenter

Studi dokumentasi dilakukan dengan jalan membaca laporan-laporan penulisan sebelumnya serta artikel yang diakses dari internet, buku maupun jurnal yang sesuai dengan permasalahan. Pada metode ini penulis hanya memindahkan data yang relevan dari suatu sumber atau dokumen yang diperlukan.

F. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2017:244) teknik Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisirkan data ke dalam kategori, menjabarkan keunit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri Maupun orang lain. Proses analisis kualitatif dilakukan melalui “tiga alur terjadi bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan

(50)

35 kesimpulan”.

Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi itu,maka wawasan peneliti akan berkembang , sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.

Reduksi adalah upaya mengurangi kesimpulan sementara atau melengkapi hasil pengamatan dengan cara pemilihan pemusatan perhatian, penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang diambil dari catatan tertulis selama peneliti berada di lapangan. Proses selanjutnya penyajian data dengan cara mengklasifikasikan data menurut isu dan kebutuhan secara menyusun sekumpulan informasi dan pengambilan keputusan. Sehingga untuk memecahkan masalah penelitian, dari data yang dikumpulkan kemudian penulis menganalisa dan mengkritisinya. Dimana penulis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu cara melaporkan data dengan menerangkan, memberi gambaran dan mengklasifikasikan serta menginterpretasikan data yang terkumpul secara apa adanya kemudian disimpulkan. Secara teknis penulis melakukan upaya- upaya:

1. Data-data dan informasi yang didapatkan melalui observasi atau pengamatan langsung, mencatat mengenai Strategi Inovasi BUMDes Dalam Meningkatkan Potensi Dan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Desa di Desa Bonto Jai Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng.

2. Data-data dan informasi yang diperoleh melalui wawancara, dengan Pegawai Pemerintah Desa dan Pengurus BUMDes Dalam Meningkatkan Potensi Dan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Desa di Desa BontoJai

(51)

36

Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng diberikan penjabaran dan analisis serta disimpulkan sesuai dengan permasalahan penelitian ini.

3. Data-data dan informasi yang berbentuk dokumentasi digunakan untuk melengkapi uraian dan pembahasan penelitian. Data-data dan informasi yang berbentuk dokumentasi yang digunakan adalah content analisis yaitu berupa teknik pengumpulan data untuk menjelaskan informasi yang terdapat dalam material bersifat simbolis seperti dalam buku, surat kabar dan internet. Dalam teknik ini penulis menghubungkan teori-teori yangada dengan Strategi Inovasi BUMDes Dalam Meningkatkan Potensi Dan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Desa di Desa Bonto Jai Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng yang terdapat dalam sumber-sumber yang ada. Sehingga setelah data terkumpul melalui observasi, wawancara dan dokumentasi kemudian penulis melakukan analisa terhadap keseluruhan data secara mendalam untuk dapat mengetahui hasil dari apa yang sedang penulis teliti. Kemudian disusun secara sistematis dengan mengacu pada perumusan masalah dan tinjauan teoritis yang berkaitan dengan penelitian ini.

Penyajian Data adalah salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil penelitian yang telah di lakukan agar dapat di pahami dan di analisis sesuai dengan tujuan yang di inginkan. Penarikan kesimpulan adalah penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu ditolak atau di terima dan merupakan intisari dari hasil eksperimen dan pernyataan mengenai hubungan hasil eksperimen dengan hipotesis, termasuk juga alasan-alasan yang menyebabkan hasil eksperimen sebagai gambaran pada banyak publikasi hasil penelitian dari keseluruhan laporan.

Gambar

Gambar 2.1  Bagan Kerangka Konsep
Gambar 4.1  Peta Desa Bonto Jai

Referensi

Dokumen terkait

Bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komposisi khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai

Mampu menjelaskan konsep dasar, prinsip, tahapan, dan kegunaan teknik diagnostik molekuler sebagai landasan dalam implementasi diagnosis secara mikrobiologi,

Adapun teknis pembayarannya, Jasa Periklanan pada Pustaka Al-Umm menggunakan uang muka atau uang DP (down payment) sebesar 50 % dari harga seluruhnya, selain itu juga harus

BUMDesa “Tanjung Mayan” adalah Badan Usaha Milik Desa yang dimiliki oleh pemerintah Desa dan masyarakat dengan Komposisi kepemilikan mayoritas oleh pemerintah Desa

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat (2) Peraturan Bupati Belitung Nomor 12 Tahun 2020 tentang Pemberian Bantuan Kepada Masyarakat Terdampak Bencana Non

Dilihat dari jumlah lahan yang berubah, CA deterministik menunjukan nilai yang berubahdari lahan terbangun menjadi lahan terbangun sebesar 145.350 piksel sedangkan CA

Dengan potensi demikian masyarakat dan pemerintah desa memamfaatkan lahan tambak tersebut sebagai salah satu potensi desa untuk mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) adalah lembaga usaha desa yang dikelola oleh masyarakat dan pemerintah desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa dan dibentuk