BAB II
DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN
2.1. Sejarah Singkat Kotawaringin Timur
Menurut KOTAMKAB (2015), pada 3 Agustus 1950, Gubernur Kalimantan mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 154/OPB/92/04 yang menyatakan bahwa Daerah Kotawaringin (Onder Afdelling Kotawaringin) disatukan dengan tiga kewedanan (Sampit Barat, Sampit Timur dan Sampit Utara) ke dalam wilayah pemerintah daerah otonom kotawaringin dengan ibukotanya di sampit. Keinginan untuk menambah keselarasan dalam menjalankan pemerintahan daerah yang terinspirasi dari UU Nomor 1 Tahun 1957 tentang pokok-pokok pemerintahan menggantikan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1948, maka perlu menambah daerah tingkat II di kalimantan dengan jalan membagi beberapa daerah otonom kabupaten lama menjadi beberapa daerah tingkat II baru dan membentuk kotapraja baru. kemudian Pada 18 Mei 1957 Gubernur Milono (gubernur pada departemen dalam negeri, koordinator seluruh Kalimantan) menyatakan bahwa desa pahandut dipilih sebagai kota palangka raya, ibu kota provinsi kalimantan tengah. Peletakan batu pertama pembangunan Kota palangka raya pada saat itu dilakukan langsung oleh Presiden RI Ir. Soekarno.
Pada tanggal 17 juli 1957 Presiden RI Ir. Soekarno secara resmi memisahkan kotawaringin menjadi kabupaten daerah tingkat II kotawaringin timur, meliputi kewedanan sampit barat (DAS Seruyan), sampit timur (DAS Mentaya), dan sampit utara (DAS Katingan) beribukota di sampit (kotawaringin
15
timur) dan kotawaringin barat beribukota di Pangkalanbun. Dua Kabupaten ini menjadi bagian wilayah provinsi kalimantan tengah, khususnya setelah dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959, tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan.
Peletakan batu pertama pembangunan Pelabuhan Sampit (masa lampau) sebagai Kotawaringin oleh Presiden RI Ir. Soekarno pusat perekonomian kotawaringin timur
Logo Kab. Kotawaringin Timur Pelabuhan Sampit (masa kini)
Gambar 2.1. Dokumentasi perkembangan Kabupaten Kotawaringin Timur Sumber: Kotimkab (2016)
Gambar 2.1. menunjukkan perubahan dan perkembangan kabupaten kotawaringin timur. Perkembangan kotawaringin timur diawali dengan pembentukan kotawaringin sebagai daerah otonom yang dilakukan oleh Presiden Soekarno sebagai bentuk pengamalan sila kelima pancasila (keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya melalui pendidikan dan kemandirian.
16
Pendidikan merupakan salah satu sektor pembangunan yang mendapat prioritas oleh pemerintah (merujuk pada amanat UUD 1945 beserta amandemennya, pasal 31 ayat 2), dengan tujuan akhir untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Tabel. 2.1 Jumlah Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Kotawaringin Timur
Kecamatan Sekolah Murid Guru
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Mentaya Hilir
Utara 22 6 2,239 525 163 72
Teluk Sampit 11 1 1,154 158 53 8
Pulau Hanaut 19 0 1,886 0 138 0
Mentawa Baru
Ketapang 34 12 9,872 1,693 470 111
Seranau 12 2 1,218 155 101 11
Mentaya Hilir
Utara 13 3 1,878 795 103 38
Kota Besi 20 1 2,645 150 176 11
Telawang 15 4 2,347 1,473 92 57
Baamang 21 3 5,464 356 320 38
Cempaga 21 1 2,665 30 212 16
Cempaga Hulu 19 3 2,394 956 154 51
Parenggean 21 3 3,508 702 211 38
Tualan Hulu 11 5 922 1,058 71 47
Mentaya Hulu 21 7 2,234 1,274 169 67
Bukit Santuai 14 2 1,128 219 87 27
Antang Kalang 18 3 2,023 304 131 21
Telaga Antang 18 2 2,468 150 138 10
Jumlah 310 58 46,045 9,998 2,789 623
Sumber : Kotimkab (2016)
Gambar 2.1 merupakan gambaran umum keadaan pendidikan di kabupaten kotawaringin timur tercermin dari jumlah sekolah, murid dan guru. Jumlah SD Negeri sebanyak 310 buah, guru sebanyak 2.789 orang dan murid berjumlah 48.045 orang, dengan rata-rata perbandingan jumlah siswa setiap sekolah berjumlah 148 orang dan guru sebanyak 9 orang.
17
2.2. Ruang Lingkup Tugas
Pembentukan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kotawarngin Timur ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 13 tahun 2008 tanggal 25 September 2008, tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Kabupaten Kotawaringin Timur Nomor 32 tahun 2008 tanggal 26 Nopember 2008 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Tata Kerja dan Uraian Tugas Jabatan Struktural di Lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Kotawaringin Timur merupakan perangkat daerah sebagai unsur pelaksana teknis di bidang pendidikan, pemuda dan Olah Raga dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan otonomi pemerintah di bidang pendidikan, pemuda dan Olah Raga yang menjadi urusan rumah tangga daerah. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga mempunyai fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan, pemuda dan Olah Raga b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
pendidikan, pemuda dan Olah Raga
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendidikan, pemuda dan Olah Raga
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya
18
Gambar 2.2 : Bagan Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur
Sumber : Kotimkab (2016)
Dinas pendidikan di kabupaten kotawaringin timur dikepalai oleh kepala dinas yang bertanggung jawab langsung terhadap Bupati terkait dengan bidang pendidikan di kabupaten setempat. Kepala dinas juga bertugas untuk menjalankan hal-hal terkait dengan instruksi Menteri pendidikan dan kebudayaan indonesia.
Dinas Pendidikan mempunyai tugas membantu bupati dalam melaksanakan urusan pemerintah daerah dibidang pendidikan berdasarkan asas otonomi dan
19
fungsi Penyelenggaraan ketatausahaan dinas. Dalam hal ini terkait dengan Dapodik.
Visi dan Misi Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur
1. VISI
Terpenuhnya Layanan Pendidikan Yang Prima Untuk Semua Lapisan Masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur
2. MISI
a. Menciptakan pendidikan bermutu dan berkualitas.
b. Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, mutu dan relevansi, kesetaraan dan kepastian memperoleh dan kepastian memperoleh layanan pendidikan.
c. Meningkatkan pemenuhan 8 (delapan) standar nasional pendidikan secara bertahap dan berkelanjutan
2.3. Sumber Daya
Melalui Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 2 Tahun 2011, dalam rangka percepatan pendataan pendidikan dibutuhkan tim Pendataan/Tenaga Operator Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) di setiap Satuan Pendidikan. Sehingga setiap instansi pendidikan di seluruh indonesia harus melakukan penjaringan data yang dimaksud tanpa terkecuali Sekolah Dasar Negeri di Kotawaringin Timur.
Sebagaimana yang dimaksud dengan tugas pokok dan fungsi dinas pendidikan, dinas pendidikan mempunyai tugas membantu bupati dalam
20
melaksanakan urusan pemerintah daerah dibidang pendidikan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. dan berdasarkan Permendikbud No. 79 tahun 2015 tersebut dalam pasal 13 tugas dan tanggung jawab dinas pendidikan propinsi/kabupaten/kota terkait dengan dapodik adalah; Menginstruksikan kepada semua satuan pendidikan di wilayah kerja masing-masing untuk melakukan pengumpulan dan pengiriman data melalui Dapodik, melakukan verifikasi dan validasi tingkat kabupaten/kota, memanfaatkan data yang dihasilkan dari Dapodik untuk mendukung program pembangunan pendidikan di wilayahnya masing- masing. Selanjutnya dinas provinsi/kabupaten/kota mengalokasikan anggaran untuk mendukung kebutuhan operasional pendataan Dapodik di tingkat satuan pendidikan maupun tingkat daerah, Memfasilitasi dan menegur kepada semua satuan pendidikan di wilayah kerja masing-masing yang tidak melakukan pemutakhiran data secara berkala (Kotimkab,2015). Adapun sumber daya manusia Kabupaten Kotawaringin Timur Terkait pendataan Dapodik adalah:
Tabel 2.2 Sumber Daya manusia Operator Sekolah Dasar Negeri Kabupaten Kotawaringin Timur
No. Posisi Pendidikan Jumlah
1 Kepala Dinas S2 1
2 Kepala Bagian Pendidikan Dasar S2 1
3 Kepala Seksi Sekolah Dasar S1 1
4 Kepala SD Negeri S1 - S2 310
5 Operator SD Negeri SMA, Diploma, S1 310
Sumber : Disdik Kotawaringin Timur (2016)
Data Dapodik sekolah akan menjadi dasar pemberian jenis dan besar bantuan dari pemerintah dan pemerintah daerah kepada masing-masing sekolah.
21
Oleh karena itu, sekolah yang tidak memberikan data tidak akan dapat dialokasikan segala jenis bantuan kepada sekolah yang bersangkutan. Demikian juga, data yang tidak akurat, akan mengakibatkan ketidak tepatan jenis dan besar bantuan yang diberikan. Sekolah diharuskan memberikan data yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan dan menjadi dasar untuk evaluasi dan audit kepada sekolah, sehingga sekolah haris menunjuk salah satu staf ataupun guru yang dimiliki untuk dapat melakukan proses pendataan.
2.4. Tantangan Pendataan Dapodik
Pendidikan di Indonesia relatif belum merata dan Kesenjangan kualitas pendidikan antara di kota dengan di daerah terpencil masih sangat tinggi. Untuk menghasilkan mutu pendidikan yang baik, para guru dikirim khusus ke daerah pedalaman. Hal ini menjadi tantangan lantaran sulit mencari guru terlebih lagi operator sekolah yang mau dikirim ke daerah terpencil. Kondisi geografis dapat menentukan berbagai aspek keputusan, termasuk dalam proses pendataan dapodik. Pendataan Dapodik bertujuan untuk memperoleh data secara langsung yang cepat, akurat, valid, lengkap, dapat dipertanggungjawabkan dan termutakhir.
Data dari sekolah akan digunakan oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan serta dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota untuk perencanaan dan evaluasi program pendidikan (Kemdikbud,2013).
Data yang diperoleh dari sekolah akan digunakan untuk dasar perencanaan, evaluasi dan kebijakan nasional serta dasar bagi pemerintah pusat
22
dan daerah untuk pemberian bantuan kepada sekolah yang antara lain mencakup program:
1. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari sumber APBN
2. Bantuan Operasional Sekolah dari sumber APBD (BOSDA/BOSP) 3. Rehabilitasi ruang belajar (ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, dls) 4. Dana Alokasi Khusus (DAK)
5. Ruang kelas baru
6. Subsidi bagi siswa kurang mampu secara ekonomi 7. Bantuan buku sumber/penunjang
8. Subsidi/tunjangan bagi guru (Tunjangan Profesi / Tunjangan Fungsional / Tunjangan Khusus) dan lain sebagainya.
Ada 3 (tiga) kelompok utama jenis data yang dikumpulkan dari sekolah, yaitu:
1. Data Sekolah (F-SEK)
2. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan (F-PTK) 3. Data Peserta Didik (F-PD)
Instrumen dari setiap kelompok data tersebut telah menjadi lampiran dari Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 51 Tahun 2011 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana BOS dan Laporan Keuangan BOS Tahunan.
Untuk petunjuk dan teknis pendataan dapodikdas, penggandaan instrumen pendataan setiap sekolah diharuskan menggunakan instrumen yang dikirim oleh Ditjen Dikdas ke sekolah.
23
2.5. Proses Instansi Dapodik
Registrasi Data Invalid
Data Valid
Data Invalid
Kirim SK
Layanan -Tunjangan Informasi PTK - Sertifikasi
- Kenaikan pangkat dll
PTK melakukan pengecekan SK di dinas pendidikan/internet. bila ada ketidaksesuaian data, PTK kembali melakukan Verifikasi melalui Operator.
F-Sekolah
Satuan Pendidikan Rombel
Satuan Pengajaran
F-PTK F-PD
Operator Dapodik
Server Dapodik
Dinas Pendidikan
Kab/Kota
Ditjen GTK
Internet
Mo bile