• Tidak ada hasil yang ditemukan

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KODE UNIT : O JUDUL UNIT"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

KODE UNIT : O.842340.036.01

JUDUL UNIT : Mengendalikan Organisasi Gabungan dalam Situasi Darurat

DESKRIPSI UNIT : Unit ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalammengambil dan menetapkan pengendalianatas operasi tanggap darurat yang dilakukan oleh organisasi gabungan.

Pengendalian mengacu pada arahan umum dalam mengelola aktivitas tanggap darurat. Wewenang pengendaliannya ditetapkan oleh peraturan atau ada di dalam perencanaan berkelanjutan dan terkandung tanggung jawab untuk menugaskan organisasi lainnya sesuai dengan kebutuhan dalam situasi darurat.

Pengendalian selalu dihubungkan dengan situasi dan dilakukan secara horisontal diantara organisasi.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 1. Menetapkan strategi

pengendalian operasi tanggap darurat

1.1 Sistem pengendalian operasi ditetapkan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya

1.2 Identitas pengendali disampaikan kepada organisasi atau pihak berwenang yang terkait dengan bencana

1.3 Keunikan dan kerumitan tanggap darurat diidentifikasi melalui hubungan dengan pihak yang berwenang

2. Membentuk sarana pengendalian 2.1 Sesuai dengan prosedur operasi dan prinsip yang disetujui, sarana pengendalian yang sesuai ditetapkan

2.2 Penetapan sarana disampaikan kepada pihak yang terlibat dan

(2)

berwenang

2.3 Untuk memfasilitasi fungsi pengendalian, sistem komunikasi dan prosedur ditetapkan

3. Menetapkan dan memelihara

struktur pengendalian 3.1 Struktur pengendalian ditetapkan sesuai dengan keunikan dan kerumitan tanggap darurat, meliputi peran dan tanggung jawab spesifik setiap organisasi yang terlibat.

3.2 Struktur pengendalian diperluas atau dibuatkan perjanjian untuk merespon perubahan keadaan darurat.

3.3 sistem pengendalian dikelola untuk memastikan arus informasi yang jelas, teliti, sesuai waktu dan mengikuti mekanisme pelaporan yang disetujui.

3.4 Tata kelola sistem pengendalian untuk mengidentifikasi manusia, keuangan, dan sistem komunikasi diselenggarakan sesuai dengan struktur pengendalian.

3.5 Pengelolaan sistem pengendalian untuk memastikan ketelitian pencatatan dan sistem pelaporan dibakukan.

4. Menetapkan prosedur untuk pengendalian perizinan yang akan dilaksanakan

4.1 Struktur pengendalian disampaikan kepada organisasi yang ambil bagian dan pihak berwenang yang mungkin punya aturan atau kepentingan ekonomi yang terkait dengan situasi darurat.

4.2 komunikasi dilakukan untuk menjamin pertukaran informasi yang efektif antara pengendali dan semua organisasi yang

(3)

terlibat dalam operasi tanggap darurat, organisasi pendukung, koordinator, otoritas yang lebih tinggi, dan media.

4.3 Kontak hubungan dijalin dengan organisasi yang dapat memasokinformasi atau sumber daya dalam situasi tanggap darurat.

5. Mengkaji situasi dan

menentukan prioritas 5.1 Informasi tentang kedaruratan dikumpulkan dari organisasi yang berpartisipasi dan sumber lain yang relevan.

5.2 Keunikan, keluasan, dan potensi kedaruratan dikaji secara terus-menerus.

5.3 Informasi yang relevan diproses untuk menetapkan prioritas

dalam menghadapi

kedaruratan.

5.4 Tujuan ditetapkan untuk mengelola kedaruratan secara efektif.

5.5 Seiring dengan pemutakhiran data informasi, laporan dan masukan, sasaran dan prioritas tanggap darurat dikaji secara terus-menerus.

6. Menyusun rencana pengendalian 6.1 Strategi yang sesuai ditetapkan untuk mencapai sasaran

6.2 Komponen strategi ditetapkan sebagai hasil konsultasi dengan para pemangku kepentingan 7. Menerapkan rencana 7.1 Rencana pengendalian dibuat

secara tertulis

7.2 Rencana pengendalian disampaikan kepada organisasi yang relevan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan

8. pengendalian 8.1 Komponen strategi tanggap darurat diarahkan kepada organisasi pelaksana dan

(4)

organisasi pendukung

8.2 Kinerja dipantau dan laporan/masukan disampaikan melalui saluran komunikasi yang sesuai

8.3 Rencana pengendalian dipantau untuk menanggapi perubahan situasi dan penyesuaian dilakukan bilamana diperlukan 9. Mengakhiri operasi tanggap

darurat 9.1 Pengelolaan pemulihan dimulai

9.2 Sumber daya fisik, manusia, dan keuangan disediakan

9.3 Pengarahan dilakukan dan dokumentasi pengendalian dilengkapi

9.4 Laporan dibuat sesuai permintaan

10. Mengkaji ulang kegiatan tanggap

darurat 1.1 Efektivitas fungsi pengendalian dan interaksinya dengan organisasi komando dikaji

1.2 Laporan disampaikan sesuai dengan protokol yang ditetapkan.

1.3 Rencana dan prosedur tanggap darurat dievaluasi

(5)

BATASAN VARIABEL 1. Konteks variabel

1.1 Tipe keadaan darurat 1.1.1 peristiwa alam 1.1.2 tenggelam

1.1.3 kebakaran hutan 1.1.4 tsunami

1.1.5 angin puyuh 1.1.6 biologi

1.1.7 suhu ekstrem 1.1.8 banjir/angin

1.1.9 gempa bumi/pergerakan lempengan 1.1.10 gunung meletus

1.1.11 tanah longsor 1.1.12 SAR

1.1.13 penyelamatan binatang.

1.2 Peristiwa sosial/politik, dapat termasuk 1.2.1 ekonomi

1.2.2 demontrasi umum 1.2.3 terorisme

1.2.4 sabotase

1.2.5 situasi penyanderaan 1.2.6 keributan sipil

1.2.7 terorisme ekologi 1.2.8 serangan musuh

1.3 Pertimbangan untuk menentukan sifat, tingkat, dan potensi darurat,dapat termasuk

1.3.1 Risikopada lingkungan

(6)

1.3.2 lingkup dan tingkat insiden, termasuk lamanya insiden

(7)

1.3.3 ketersediaan sumber daya

(8)

1.3.4 potensi perubahan situasi

(9)

1.3.5 topografi

(10)

1.3.6 iklim

(11)

1.3.7 kecepatan terjadinya dari awal

(12)

1.3.8 demografi.

(13)

1.4 Sumber daya, dapat termasuk

(14)

1.4.1 personel operasional

(15)

1.4.2 relawan

(16)

1.4.3 personel pendukung

(17)

1.4.4 lokal

(18)

1.4.5 pemerintah provinsi/daerah

(19)

1.4.6 peralatan dan mesin

(20)

1.4.7 kendaraan

(21)

1.4.8 peralatan komunikasi

(22)

1.4.9 peralatan teknologi

(23)

1.4.10 kapal terbang, kapal laut.

(24)

1.5 Sistem manajemen informasi, dapat termasuk

(25)

1.5.1 penerimaan data

(26)

1.5.2 rekaman

(27)

1.5.3 tempat penyimpanan dan pengeluaran

(28)

1.5.4 prosedur danprotokol

(29)

1.5.5 peralatan pertukaran data elektronik

(30)

1.5.6 alat perekam suara dan gambar

(31)

1.5.7 penyebaran informasi publik/media

(32)

1.5.8 penugasan keamanan

(33)

1.5.9 rekamandan dokumentasi insiden.

(34)
(35)
(36)

1.6 Prosedur dan prinsip penetapan fasilitas kontrol, dapat termasuk mempertimbangkan

1.6.1 kedekatan dengan lokasi darurat/insiden 1.6.2 tipe dan ukuranstruktur

1.6.3 kebutuhan insiden khusus 1.6.4 moda komunikasi

1.6.5 operasi logistik

1.6.6 akses menuju lokasi dan persyaratan keluar 1.6.7 persyaratan keamanan

1.6.8 sifatperalatan 1.6.9 jasa pendukung 1.6.10 parkir

1.6.11 tempat yang nyaman 1.6.12 lingkungan.

1.7 Sistem dan proses komunikasi, dapat termasuk 1.7.1 saluran khusus untuk komunikasi

1.7.2 petugas yang bertanggung jawabatas komunikasi 1.7.3 radio komunikasi

1.7.4 petugas penghubung 1.7.5 pengiriman data 1.7.6 telekomunikasi.

1.8 Organisasi/otoritas yang ambil bagian yang relevan 1.8.1 organisasi kedaruratan

1.8.2 otoritas yang lebih tinggi 1.8.3 publik

1.8.4 media 1.8.5 klien

1.8.6 otoritas pemerintah dan nonpemerintah 1.8.7 saksi

1.8.8 korban 1.8.9 spesialis K3

(37)

1.8.10 spesialis pengelolaan kedaruratan

(38)

1.8.11 jasa penyedia

(39)

1.8.12 pemangku kepentingan dan analis lainnya.

(40)

1.9 Persetujuan mekanisme pelaporan, akanmelibatkan

(41)

1.9.1 otorisasi.

(42)

1.10 Distribusi dan pembuatan laporan sesuai dengan peraturan dan persyaratan organisasi, dapat termasuk:

1.10.1 laporan media

1.10.2 laporan kementerian 1.10.3 laporan kematian 1.10.4 laporan situasi 1.10.5 evaluasi kinerja 1.10.6 laporan akhir 1.10.7 kertas taklimat.

1.11 Aktivitas terkontrol, termasuk 1.11.1 operasi

1.11.2 perencanaan 1.11.3 logistik

1.11.4 komunikasi.

1.12 Sumber informasi/ dokumen, dapat termasuk 1.12.1 prosedur darurat

1.12.2 prosedur operasi standar 1.12.3 peta

1.12.4 laporan final 1.12.5 permintaan klien

1.12.6 peralatan teknologi komunikasi 1.12.7 prosedur evakuasi

1.12.8 prosedur K3

1.12.9 perundang-undangan dan peraturan pemerintah.

2. Peralatan dan perlengkapan 2.1 peralatan tulis-menulis 2.2 komputer dan aplikasinya.

3. Peraturan yang diperlukan

3.1 Perka BNPB Nomor 10 Tahun 2008, Komando Tanggap Darurat

(43)

Bencana

3.2 Perka BNPB Nomor 9 Tahun 2008, Prosedur Tetap Tim Reaksi Cepat Badan Nasional Penanggulangan Bencana

3.3 Perka BNPB Nomor 1 Tahun 2008, Organisasi dan Tata Kerja Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

4. Norma dan Standar

4.1 SNI 7937:2013, Layanan kemanusiaan dalam bencana

4.2 SNI ISO 22320:2012 Keamanan masyarakat — Manajemen kedaruratan — Persyaratan untuk penanganan insiden

4.3 SNI ISO/PAS 22399:2012 Perlindungan masyarakat - Pedoman untuk manajemen kesiapsiagaan insiden dan kontinuitas

operasional

4.4 SNI 7766:2012 Jalur Evakuasi Tsunami 4.5 SNI 7743:2011 Rambu Evakuasi Tsunami

PANDUAN PENILAIAN 1. Sumber Daya

1.1 pengujian dapat dilakukan dalam lingkungan operasional atau di lingkungan kerja simulasi yang telah disetujui

1.2 sumber daya sebaiknya melibatkan akses atau simulasi situasi darurat dalam repson multiorganisasi. Ini termasuk sumber daya yang berhubungan dengan peralatan, personel, fasilitas yang sesuai dengan situasi darurat dan dalam batas kewenangan pengawasan.

2. Persyaratan kompetensi

2.1 O.842340.001.01Melakukan Kerja Efektif dalam Sektor Penanggulangan Bencana

2.2 O.842340.010.01Menunjukkan Kepemimpinan di Tempat Kerja 2.3 O.842340.011.01Memimpin Staf Lapangan

(44)

2.4 O.842340.034.01 Memberikan Pengarahan

3. Pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan yang Diperlukan

3.1.1 pengambilan keputusan 3.1.2 denah lokasi darurat

3.1.3 pengetahuan tentang prinsip dan praktik melakukan aktivitas yang menggunakan elemen pengelolaan keamanan umum 3.1.4 pengoperasian sistem kerja dan peralatan

3.1.5 keamanan dan kerahasiaan bahan-bahan/material.

3.2 Keterampilan yang Diperlukan

3.2.1 mengakses informasi dan dukungan fasilitas kontrol, personel dari organisasi lain dan otoritas eksternal

3.2.2 menganalisis situasi darurat, fungsional, dan strategi

3.2.3 mengembangkan respon perencanaan termasuk memperkirakan konsekuensi dan mengidentifikasi hal-hal yangsudah dicapai

3.2.4 efektif dan efisien dalam mengerahkan sumber daya manusia dan fisik, termasuk:

 operasional dan nonoperasional personel

 bahan-bahan

 peralatan dan barang habis pakai

 pengerahan yang efektif, pemantauan dan komunikasi alokasi tugas-tugas organisasi

 mengidentifikasi dan menggunakan peralatan dengan benar

 menerapkan respon sesuai dengan prosedur organisasi dan dalam batas kewenangan

 memadukan manajemen risiko dan proses keberlanjutan

 berhubungan efektif dengan pengawas kedaruratan

(45)

 pengoperasian sistem kerja dan peralatan

 proses dan prosedur

 mengamankan lokasi operasi/darurat

 memilih, memprioritaskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi strategi yang sesuai

 bereaksi dengan strategis terhadap perubahan dalam situasi darurat

3.2.5 menggunakan berbagai macam peralatan teknologi informasi termasuk:

 komputer

 peralatan radio

 sistem pertukaran data elektronik

 penggunaan alat dan teknik pemecahan masalah.

4. Sikap kerja yang diperlukan

4.1 semua pekerja dalam penanggulangan bencana harus menyadari isu-isu kesempatan, kesetaraan, serta hak asasi manusia di bidang kerja masing-masing

4.2 semua pekerja harus mengembangkan kemampuan bekerja dalam lingkungan budaya yang berbeda.

5. Aspek Kritis

Aspek-aspek kritisdalam pengujian dan pembuktian yang dipersyaratkan untuk menunjukkan unit kompetensi ini:

5.1 penting dalam unit ini untuk menunjukkan kompetensi dengan mendemonstrasikan efektivitas melaksanakan tugas dan memantau tugas yang diberikan organisasi

5.2 menganalisis situasi darurat, secara fungsional dan strateginya

5.3 memilih, memprioritaskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi tindakan-tindakan yang sesuai

(46)

5.4 bereaksi dengan strategis terhadap perubahan dalam situasi darurat 5.5 memadukan manajemen risiko dan proses keberlanjutan

5.6 menetapkan perencanaan 5.7 menyelesaikan tugas 5.8 menjelaskan konsekuensi 5.9 mengidentifikasi perbaikan

5.10 menerapkan kehati-hatian yang relevan dengan pekerjaan 5.11 kebijakan dan prosedur bahaya yang spesifik

5.12 isu prosedur resolusi (jalan keluar) 5.13 prosedur dan instruksi kerja

5.14 pedoman yang berhubungan dengan penggunaan mesin dan peralatan yang aman

5.15 prosedur jaminan mutu (bila ada) 5.16 kerahasiaan

5.17 prosedur kerahasiaan dan keamanan

5.18 manajemen pengelolaan sampah dan lingkungan 5.19 proses manajemen pemulihan

5.20 penyelesaian kerja secara sistematis, memastikan kerusakan peralatan yang minimal dan lokasi peristiwa darurat.

5.21 bukti harus dikumpulkan lebih dari satu periode waktu dalam keadaan sebenarnya atau lingkungan kerja simulasi.

Referensi

Dokumen terkait

Sejalan dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran biologi dengan penerapan strategi

Optimalisasi waktu pengamatan GPS dengan metode rapid static untuk memperoleh waktu optimal yang bisa digunakan dalam penentuan KKH orde 4 pada pengamatan GPS

Pada modal, transposisi dapat dilakukan dengan cara mentranspos tiap nada yang merupakan tangga nada dari suatu modal. Berikut contoh transposisi modal dengan

Persamaan Diferensial Sturm-Liouville (PDSL) merupakan persamaan diferensial linear (PDL) orde dua dengan koefisien berupa fungsi bernilai real dan kontinu pada

Klasifikasi data yang dilakukan untuk mengetahui perbedaan dari bentuk dan makna tindak tutur asertif sesuai dengan rumusan masalah debat pertama capres dan cawapres

Katakanlah: “Allah memberi fatwa kepada kamu dalam perkara Kalalah itu, iaitu jika seseorang mati yang tidak mempunyai anak dan ia mempunyai seorang

1 Antara yang berikut yang manakah perkara yang tidak mampu difikirkan oleh akal tanpa bimbingan wahyu?. A

Bil ini telah dibenarkan untuk dibentangkan untuk perbahasan semasa sidang Parlimen yang lepas dan bertujuan utama untuk menghapuskan perlindungan yang dirujuki