• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI MAHASISWA MENABUNG DI BANK SYARIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI MAHASISWA MENABUNG DI BANK SYARIAH"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI MAHASISWA MENABUNG DI BANK SYARIAH (Studi Kasus Pada

Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Siliwangi)

Albiyan Syach Annur Asep Suryanto

E-mail: albiyansyach@gmail.com E-mail: asepsuryanto@unsil.ac.id

Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Siliwangi Tasikmalaya

ABSTRAK

Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Siliwangi ini merupakan orang-orang yang belajar mengenai ilmu tentang ekonomi Islam. Dengan adanya pemahaman mengenai konsep ekonomi Islam ini memunculkan asumsi bahwa pada umumnya mahasiswa lebih tertarik menggunakan bank syariah daripada bank konvensional. Namun pada kenyataannya, sebagian besar mahasiswa masih menggunakan bank konvensional dibandingkan bank syariah. Hal ini dapat dilihat dari penelitian pendahuluan, dengan total responden sebanyak 215 mahasiswa, jumlah mahasiswa yang tercatat memiliki rekening bank syariah ada sebanyak 58 mahasiswa atau 26,9%.

Sedangkan sejumlah 157 mahasiswa atau 73,1% memiliki rekening bank konvensional.

Metode penelitian ini adalah korelasional dengan pendekatan kuantitatif.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Jumlah populasinya adalah mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Siliwangi angkatan 2013-2015 dengan jumlah 354 mahasiswa dan sampelnya 78 mahasiswa. Variabel dalam penelitian ini adalah faktor budaya, sosial, pribadi, psikologis dan preferensi mahasiswa menabung.

Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh simpulan sebagai berikut: 1)

Faktor budaya secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap preferensi

(2)

mahasiswa menabung di bank syariah, 2) Faktor sosial secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap preferensi mahasiswa menabung di bank syariah, 3) Faktor pribadi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap preferensi mahasiswa menabung di bank syariah, 4) Faktor psikologis secara parsial berpengaruh signifikan terhadap preferensi mahasiswa menabung di bank syariah, 5) Faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap preferensi mahasiswa menabung di bank syariah.

Kata Kunci: Preferensi Menabung, Budaya, Sosial, Pribadi, Psikologis PENDAHULUAN

Perkembangan perbankan syariah di Indonesia dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir ini mengalami pasang surut. Sepanjang tujuh tahun terakhir (terhitung dari tahun 2010 sampai dengan Mei 2016), perbankan syariah ada yang mengalami kemajuan dan ada juga yang mengalami kemunduran. Perkembangan ini diamati dari tiga sisi, yaitu jumlah BUS, UUS dan juga BPRS berdasarkan jumlah bank dan jumlah kantor cabang yang ada. Berikut adalah tabel jaringan perbankan syariah di Indonesia.

Tabel 1.1

Jaringan Kantor Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2010 – Mei 2016

Indikator 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 (Mei) Bank Umum Syariah

- Jumlah Bank - Jumlah Kantor

11 1215

11 1401

11 1745

11 1998

12 2163

12 1990

12 1844 Unit Usaha Syariah

- Jumlah Bank Konvensional yang memiliki UUS - Jumlah Kantor

23

262

24

336 24

517 23

590 22

320

22

311

22

313

(3)

BPRS

- Jumlah Bank - Jumlah Kantor

150 286

155 364

158 401

163 402

163 439

163 446

166 427 Sumber : Statistik Perbankan Syariah (Mei 2016)

1

Tabel 1 di atas menyajikan jumlah jaringan perbankan syariah di Indonesia dari 2010 sampai Mei 2016. Jika dinyatakan dalam persentase, jumlah BUS tumbuh sebesar 9,09% dari tahun 2010 hingga Mei 2016. Bahkan untuk UUS justru mengalami penurunan sebesar 4,35% dari tahun 2010 hingga Mei 2016.

Dan untuk BPRS tumbuh sebesar 10,67% dari tahun 2010 hingga Mei 2016.

Dibalik perkembangan perbankan syariah yang dinilai cukup baik, ternyata perbankan syariah memiliki beberapa permasalahan. Permasalahan yang datang dari internal perbankan syariah seperti tidak diimbangi pengetahuan dan pemahaman yang baik dari karyawan terhadap perbankan syariah dan ekonomi Islam, serta masyarakat yang beranggapan bahwa sistem bunga pada bank konvensional dan sistem bagi hasil pada bank syariah merupakan sistem yang sama. Hal ini berakibat pada kurangnya keinginan masyarakat untuk memilih menabung di perbankan syariah, sehingga masyarakat lebih memilih menggunakan jasa perbankan konvensional yang dinilai telah berpengalaman dalam menjalankan usaha perbankan walaupun sebenarnya perbankan konvensional memberikan sesuatu yang negatif bagi nasabahnya, baik dari segi dunia maupun akhirat.

2

Hal serupa bahkan terlihat pula di kalangan mahasiswa, salah satunya adalah mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya. Program Studi Ekonomi Syariah Unsil memiliki mahasiswa yang sebagian besar berasal dari luar Kota Tasikmalaya, sehingga para mahasiswa mempunyai rekening di bank untuk keperluan administrasi keuangan pribadi maupun untuk keperluan administrasi pembayaran kampus. Dari total responden sebanyak 215 mahasiswa, jumlah mahasiswa yang

1

Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Syariah tahun 2016, diakses dari www.ojk.go.id, pada tanggal 02 Juni 2016.

2

Nurul Ichsan Hasan, Perbankan Syariah: Sebuah Pengantar, (Ciputat: GP Press Group, 2014),

hlm. 103.

(4)

tercatat memiliki rekening bank syariah ada sebanyak 58 mahasiswa atau 26,9%.

Sedangkan sejumlah 157 mahasiswa atau 73,1% memiliki rekening bank konvensional.

3

Dilihat dari besar persentasenya, dapat dilihat bahwa bank syariah belum banyak digunakan oleh kalangan mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah Unsil. Sebagian besar mahasiswa menggunakan jasa bank konvensional untuk membantu mengurus keuangan mereka.

Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah Unsil merupakan orang-orang yang belajar mengenai ilmu tentang ekonomi Islam. Pelajaran mengenai konsep ekonomi Islam diterima oleh para mahasiswa baik ketika belajar secara klasikal maupun ketika berdiskusi. Pemahaman mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah mengenai konsep ekonomi Islam ini memunculkan asumsi bahwa pada umumnya mahasiswa lebih tertarik menggunakan bank syariah daripada bank konvensional.

Meskipun mayoritas mahasiswa menggunakan bank konvensional, namun tidak menutup kemungkinan bahwa mahasiswa mempunyai niat untuk menabung di bank syariah. Adanya keinginan seperti itu dapat tumbuh seiring dengan berjalannya waktu. Faktor dari luar maupun dari dalam dipercaya mampu memberikan pengaruh terhadap preferensi mahasiswa menggunakan bank syariah.

Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Mahasiswa Menabung Di Bank Syariah (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Siliwangi).”

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dirumuskan yaitu: 1) Apakah faktor budaya secara parsial memberikan pengaruh yang signifikan terhadap preferensi mahasiswa menabung di bank syariah, 2) Apakah faktor sosial secara parsial memberikan pengaruh yang signifikan terhadap preferensi mahasiswa menabung di bank syariah, 3) Apakah faktor pribadi secara parsial memberikan pengaruh yang signifikan terhadap preferensi mahasiswa menabung di bank syariah, 4) Apakah faktor psikologis secara parsial

3

Pendataan pada bulan April 2016.

(5)

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap preferensi mahasiswa menabung di bank syariah, 5) Apakah faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis secara bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap preferensi mahasiswa menabung di bank syariah.

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui: 1) Pengaruh faktor budaya secara parsial terhadap preferensi mahasiswa menabung di bank syariah, 2) Pengaruh faktor sosial secara parsial terhadap preferensi mahasiswa menabung di bank syariah, 3) Pengaruh faktor pribadi secara parsial terhadap preferensi mahasiswa menabung di bank syariah, 4) Pengaruh faktor psikologis secara parsial terhadap preferensi mahasiswa menabung di bank syariah, 5) Pengaruh secara bersama-sama antara faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis terhadap preferensi mahasiswa menabung di bank syariah.

KERANGKA TEORITIS Preferensi

Preferensi berasal dari kata “prefer” yang berarti kesukaan atau kecenderungan seseorang untuk memilih sesuatu.

4

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, preferensi adalah (hak untuk) didahulukan dan diutamakan daripada yang lain.

5

Pada tingkatan ordinal pilihan manusia terhadap sesuatu didasarkan kepada preferensi yang dimilikinya, atau pilihannya lebih menyukai pilihan yang satu dibandingkan dengan pilihan lain-lainnya. Pilihan tersebut diurut sedemikian rupa sehingga menyerupai hubungan yang mulus.

6

Menabung Dalam Islam

Menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh Islam, karena dengan menabung berarti seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perencanaan masa yang akan datang sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan

4

Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen, (Jakarta: PT Gramedia, 2003), hlm. 87.

5

Ebta Setiawan, Preferensi, (KBBI Online, 2016), diakses dari http://kbbi.web.id/preferensi, pada tanggal 02 Mei 2016.

6

Muhammad Teguh, Metode Kuantitatif Untuk Analisis Ekonomi Dan Bisnis, (Jakarta: Rajawali

Pers, 2014), hlm. 186.

(6)

Bank Syariah

Bank syariah adalah bank umum yang melaksanakan usaha berdasarkan prinsip-prinsip syariah dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 6/24/PBI/2004 yang diterbitkan pada tanggal 14 Oktober 2004.

Faktor Budaya

Faktor budaya mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen. Faktor budaya meliputi budaya, sub-budaya dan kelas sosial.

Faktor Sosial

Faktor sosial merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang terbentuk dan berasal dari lingkungan sekitar. Aktifitas sosialisasi seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya akan membentuk pola perilaku yang khas pada masyarakat.

7

Faktor sosial meliputi pengaruh kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status.

Faktor Pribadi

Faktor pribadi didefisinikan sebagai karateristik seseorang yang berbeda terhadap orang lain yang menyebabkan tanggapan yang konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan. Karateristik tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta gaya hidup.

Faktor Psikologis

Faktor psikologis sebenarnya merupakan bagian dari faktor pribadi. Akan tetapi, karena faktor ini mempunyai peran yang signifikan pada perilaku konsumen, sehingga perlu dibahas tersendiri.

8

Faktor psikologis yang mendapat perhatian dalam pemasaran meliputi motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Metode korelasional merupakan metode untuk

7

Suharno dan Yudi Sutarso, Marketing In Practice, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm. 87.

8

Amir Taufiq, Dinamika Pemasaran: Jelajahi dan Rasakan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2005), hlm. 53.

(7)

menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lainnya untuk mengetahui fenomena yang akan terjadi. Sedangkan pendekatan kuantitatif dapat diartikan sebagai metode pendekatan yang berlandaskan pada filsafat positivisme yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu.

9

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dengan jumlah sampel 78 mahasiswa Program Studi Fakultas Agama Islam Universitas Siliwangi Tasikmalaya.

Uji persyaratan analisis dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas, uji linieritas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas dan uji autokorelasi.

Sedangkan untuk teknik analisis data menggunakan analisis regresi, uji koefisien regresi, analisis korelasi ganda dan determinasi.

Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian di Universitas Siliwangi Tasikmalaya.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dijelaskan hasil penelitian ini sebagai berikut:

1. Pengaruh faktor budaya secara parsial terhadap preferensi mahasiswa menabung di bank syariah

Berdasarkan persamaan regresi linear berganda diperoleh nilai positif yaitu Y = 21,726 + 0,130X artinya setiap peningkatan faktor budaya maka akan meningkatkan preferensi mahasiswa menabung di bank syariah sebesar 0,130 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap. Dan sebaliknya, jika faktor budaya turun maka preferensi mahasiswa menabung di bank syariah juga diprediksi mengalami penurunan sebesar 0,130.

Pada perhitungan uji statistik t, yang terlihat bahwa nilai t hitung faktor budaya dengan taraf signifikansi 0,05 diperoleh nilai sebesar 1,131. Jika nilai t hitung < t tabel (1,131 < 1,992) maka Ho diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor budaya tidak berpengaruh signifikan terhadap preferensi mahasiswa menabung di bank syariah.

9

Ibid., hlm. 13.

(8)

2. Pengaruh faktor sosial secara parsial terhadap preferensi mahasiswa menabung di bank syariah

Berdasarkan persamaan regresi linear berganda diperoleh nilai positif yaitu Y = 20,871 + 0,224X artinya setiap peningkatan faktor sosial maka akan meningkatkan preferensi mahasiswa menabung di bank syariah sebesar 0,224 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap. Dan sebaliknya, jika faktor sosial turun maka preferensi mahasiswa menabung di bank syariah juga diprediksi mengalami penurunan sebesar 0,224.

Pada perhitungan uji statistik t, yang terlihat bahwa nilai t hitung faktor sosial dengan taraf signifikansi 0,05 diperoleh nilai sebesar 1,649. Jika nilai t hitung < t tabel (1,649 < 1,992) maka Ho diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor sosial tidak berpengaruh signifikan terhadap preferensi mahasiswa menabung di bank syariah.

3. Pengaruh faktor pribadi secara parsial terhadap preferensi mahasiswa menabung di bank syariah

Berdasarkan persamaan regresi linear berganda diperoleh nilai positif yaitu Y = 21,880 + 0,082X artinya setiap peningkatan faktor pribadi maka akan menurunkan preferensi mahasiswa menabung di bank syariah sebesar 0,082 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap. Dan sebaliknya, jika faktor pribadi turun maka preferensi mahasiswa menabung di bank syariah diprediksi mengalami peningkatan sebesar 0,082.

Pada perhitungan uji statistik t, yang terlihat bahwa nilai t hitung faktor sosial dengan taraf signifikansi 0,05 diperoleh nilai sebesar 0,668. Jika t hitung

< t tabel (0,668 < 1,992) maka Ho diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor pribadi tidak berpengaruh signifikan terhadap preferensi mahasiswa menabung di bank syariah.

4. Pengaruh faktor psikologis secara parsial terhadap preferensi mahasiswa menabung di bank syariah

Berdasarkan persamaan regresi linear berganda diperoleh nilai positif

yaitu Y = 9,777 + 0,630X artinya setiap peningkatan faktor psikologis maka

akan meningkatkan preferensi mahasiswa menabung di bank syariah sebesar

(9)

0,630 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap. Dan sebaliknya, jika faktor psikologis turun maka preferensi mahasiswa menabung di bank syariah juga diprediksi mengalami penurunan sebesar 0,630.

Pada perhitungan uji statistik t, yang terlihat bahwa faktor psikologis dengan taraf signifikansi 0,05 diperoleh nilai sebesar 5,230. Jika t hitung > t tabel (5,230 > 1,992) maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor psikologis berpengaruh signifikan terhadap preferensi mahasiswa menabung di bank syariah.

5. Pengaruh faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis secara bersama-sama terhadap preferensi mahasiswa menabung di bank syariah

Berdasarkan perhitungan uji statistik F, yang terlihat bahwa nilai F hitung faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis dengan taraf signifikansi 0,05 diperoleh nilai sebesar 8,686. Jika F hitung > F tabel (8,686 > 2,497). Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis berpengaruh signifikan terhadap preferensi mahasiswa menabung di bank syariah.

Pada perhitungan hasil analisis korelasi ganda diperoleh nilai R sebesar 0,568. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sedang antara faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis terhadap preferensi mahasiswa menabung. Dan pada hasil analisis determinasi diperoleh nilai R

2

sebesar 0,322 atau 32,2%. Hal ini menunjukkan bahwa preferensi mahasiswa menabung di bank syariah dijelaskan oleh faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis sebesar 32,2% sedangkan sisanya 67,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi mahasiswa menabung di bank syariah (studi kasus pada mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Siliwangi Tasikmalaya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor budaya secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap preferensi

mahasiswa menabung di bank syariah.

(10)

2. Faktor sosial secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap preferensi mahasiswa menabung di bank syariah.

3. Faktor pribadi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap preferensi mahasiswa menabung di bank syariah.

4. Faktor psikologis secara parsial berpengaruh signifikan terhadap preferensi mahasiswa menabung di bank syariah.

5. Faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap preferensi mahasiswa menabung di bank syariah.

SARAN

1. Penelitian ini diharapkan dapat dilanjutkan oleh peneliti lain menggunakan variabel yang berbeda sehingga dapat memperkaya khasanah kajian ekonomi Islam.

2. Untuk penelitian selanjutnya bisa menggunakan responden pada beberapa fakultas atau universitas, sehingga hasil penelitian akan lebih valid dan populasi lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Thamrin dan Francis Tantri. 2013. Manejemen Pemasaran. Ed. 1 Cet 2.

Jakarta: Rajawali Pers.

Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta:

Gema Insani.

Arifin, Zainul. 2009. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Azkia Publisher.

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Chaundhry, Muhammad Syarif. 2012. Sistem Ekonomi Islam: Prinsip Dasar.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

(11)

Hasan, Nurul Ichsan. 2014. Perbankan Syariah: Sebuah Pengantar. Ciputat: GP Press Group.

Hendro SP, Tri dan Conny Tjandra Rahardja. 2014. Bank & Institusi Keuangan Non Bank di Indonesia. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Hidayat, Syarifudin. 2002. Metode Penelitian. Bandung: Mandar Maju.

Karim, Adiwarman. 2014. Ekonomi Mikro Islam. Jakarta: Rajawali Pers.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2008. Manajemen Pemasaran, Terjm. Bob Sabran Jilid 1 Ed. 13. Jakarta: Erlangga.

Manan, Abdul. 2012. Hukum Ekonomi Syariah: Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan Agama. Jakarta: Kencana.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhamad. 2008. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Priyatno, Duwi. 2009. 5 Jam Belajar Olah Data Bersama SPSS 17. Yogyakarta:

ANDI.

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Atas Kerja Sama dengan Bank Indonesia.

2012. Ekonomi Islam. Jakarta: Rajawali Pers.

Ramayulis. 2004. Psikologi Agama. Jakarta: Kalam Mulia.

Salvatore, Dominick. 2007. Mikroekonomi, Terjm. Rudy Sitompul. Jakarta:

Erlangga.

Santoso. 2015. SPSS 20 Pengolalahan Data Statistik di Era Informasi. Jakarta:

Gramedia.

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku Konsumen. Bogor: Kencana.

Setiawan, Ebta. 2016. Preferensi. KBBI Online. http://kbbi.web.id/preferensi.

Diakses pada 02 Mei 2016.

Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah, Vol.7. Jakarta: Lentera Hati.

(12)

Sholihin, Ahmad Ifham. 2010. Buku Pintar Ekonomi Islam. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Simamora, Bilson. 2003. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Gramedia.

Soemitra, Andri. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013 Metode Penelitian Bisnis. Bandung: ALFABETA.

Sugiyono. 2015. Cara Mudah Belajar SPSS & LISREL. Bandung: ALFABETA.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi.

Bandung: Alfabeta.

Suharno dan Yudi Sutarso. 2010. Marketing in Practive. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sujarweni, Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Sumanto. 2014. Statistika Terapan, Cetakan Pertama. Yogyakarta: CAPS.

Sunyoto, Danang. 2014. Praktik Riset Perilaku Konsumen (Teori, Kuesioner, Alat dan Analisis Data). Yogyakarta: CAPS.

Suparyanto, RW. dan Rosad. 2015. Manajemen Pemasaran. Bogor: In Media.

Taufiq, Amir. 2005. Dinamika Pemasaran: Jelajahi dan Rasakan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Teguh, Muhammad. 2014. Metode Kuantitatif Untuk Analisis Ekonomi Dan Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers.

Departemen Agama RI. 2008. Al-Quran dan Terjemahnya. Bandung: Diponegoro.

Dokumen FAI. 2015.

Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 07/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Mudharabah.

KEMENRISTEKDIKTI. 2014.

(13)

Majelis Ulama Indonesia. Fatwa tentang Riba. mui.or.id/wp-content/.../32.-Bunga- InterestFaidah.pdf. Diakses pada 29 April 2016.

Otoritas Jasa Keuangan. 2016. Statistik Perbankan Syariah. www.ojk.go.id.

Diakses pada 02 Juni 2016.

Pedoman Akademik Universitas Siliwangi Tahun 1997.

SK. DIKTIS No. Dj.I/30/2007.

SK. DIKTIS No. 593/2012.

UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Pasal 4 ayat (1,2,3).

Gambar

Tabel 1 di atas menyajikan jumlah jaringan perbankan syariah di Indonesia  dari  2010  sampai  Mei  2016

Referensi

Dokumen terkait

Keberadaan vila yang menjadi suatu fenomena dalam industri pariwisata di Kabupaten Badung dan Bali pada umumnya, secara tidak langsung telah memberikan nilai lebih bagi

Pesatnya perkembangan pariwisata di Bali memunculkan masalah baru yaitu semakin terdesaknya sektor pertanian. Untuk menghindari semakin tidak seimbangnya antara

Pusat kurikulum, Balitbang Depdiknas (2002) mendenifikasikan bahwa kurikulum berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kopetensi merupakan

Pada sebuah sekolah pelayanan siswa sangatlah penting. Karena dengan pelayanan yang baik maka siswa merasa nyaman, sehingga tidak akan mengganggu proses kegiatan

Hasil penelitian menunjukan pencapaian keseluruhan penguasaan pengetahuan mahasiswa tentang alat permainan edukatif dalam perkuliahan bimbingan perawatan anak berada pada

Selanjutnya hasil survei di Amerika, Kanada dan Inggris memunculkan 23 soft skills yang dibutuhkan oleh dunia kerja (Tabel 2). Menurut Mitsubishi Research Institute,

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Puslitkes Atmajaya dengan Rifka Annisa (Hayati, 1999), tampak bahwa 76% dari 125 korban yang berkonsultasi ke RAWCC

Pada dimensi Promosi Penjualan untuk indikator diskon mendapatkan skor paling rendah jika dibandinkan dengan indikator lainnya, peneliti menyarankan supaya diadakan