• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aljabar Linier Elementer. Kuliah 1 dan 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Aljabar Linier Elementer. Kuliah 1 dan 2"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Aljabar Linier Elementer

Kuliah 1 dan 2

(2)

1.3 Matriks dan Operasi-operasi pada Matriks

Definisi: Matriks adalah susunan bilangan dalam empat persegi panjang. Bilangan-bilangan dalam susunan tersebut disebut entri dalam matriks

Contoh:

1 2 3 0

−1 4

, 2 1 0 −3 , − 2 𝜋 𝑒 3 12 0

0 0 0

, 1

3 , 4 Ukuran matriks digambarkan sebagai jumlah baris (horizontal) dan jumlah kolom (vertikal).

1-8-2014 Yanita, Matematika Unand 2

(3)

Bentuk umum matriks m x n:

𝐴 =

𝑎11 𝑎12 𝑎21 𝑎21

⋯ 𝑎1𝑛

⋯ 𝑎2𝑛

⋮ ⋮

𝑎𝑚1 𝑎𝑚2 ⋯ ⋮

⋯ 𝑎𝑚𝑛 Dapat juga ditulis dalam bentuk:

𝑎𝑖𝑗 𝑚×𝑛 atau 𝑎𝑖𝑗

Entri-entri pada baris i dan kolom j dari matriks A ditulis juga dengan simbol 𝐴 𝑖𝑗, dengan demikian:

𝐴 𝑖𝑗 = 𝑎𝑖𝑗

1-8-2014 Yanita, Matematika Unand 3

(4)

Catatan:

1. Jika matriks 𝐴 mempunyai 𝑛 baris dan 𝑛 kolom, maka matriks ini disebut matriks bujur sangkar berorder 𝑛.

2. Perhatikan matriks bujur sangkar berikut:

𝐴 =

𝑎11 𝑎12

𝑎21 𝑎21 ⋯ 𝑎1𝑛

⋯ 𝑎2𝑛

𝑎𝑛1 𝑎𝑛2

⋯ 𝑎𝑛𝑛

Maka entri 𝑎11, 𝑎22, … , 𝑎𝑛𝑛 disebut diagonal utama.

1-8-2014 Yanita, Matematika Unand 4

(5)

Operasi pada Matriks

Definisi: Dua buah matriks didefinisikan sama (setara) jika matriks-matriks ini berukuran sama dan entri-entri yang seletak adalah sama.

Jika 𝐴 = 𝑎𝑖𝑗 dan 𝐵 = 𝑏𝑖𝑗 berukuran sama, maka:

𝐴 = 𝐵 jika dan hanya jika 𝐴 𝑖𝑗 = 𝐵 𝑖𝑗 atau ekivalen dengan

𝑎𝑖𝑗 = 𝑏𝑖𝑗 untuk semua i dan j.

1-8-2014 Yanita, Matematika Unand 5

(6)

Penjumlahan dan Pengurangan Matriks

Definisi: Jika A dan B matriks-matriks yang berukuran sama, maka

1. Penjumlahan 𝐴 + 𝐵 diperoleh dengan menjumlah-kan entri-entri yang seletak.

2. Pengurangan 𝐴 – 𝐵 diperoleh dengan mengurang-kan entri-entri yang seletak

Jika 𝐴 = 𝑎𝑖𝑗 dan 𝐵 = 𝑏𝑖𝑗 matriks-matriks ber- ukuran sama, maka :

𝐴 + 𝐵 𝑖𝑗 = 𝐴 𝑖𝑗 + 𝐵 𝑖𝑗 = 𝑎𝑖𝑗 + 𝑏𝑖𝑗 𝐴 − 𝐵 𝑖𝑗 = 𝐴 𝑖𝑗 − 𝐵 𝑖𝑗 = 𝑎𝑖𝑗 − 𝑏𝑖𝑗

1-8-2014 Yanita, Matematika Unand 6

(7)

Perkalian skalar dengan matriks

Definisi: Jika 𝐴 adalah matriks dan 𝑐 adalah skalar, maka hasil kali 𝑐𝐴 adalah matriks yang diperoleh dengan mengalikan setiap entri di 𝐴 dengan 𝑐.

Jika 𝐴 = 𝑎𝑖𝑗 , maka 𝑐𝐴 𝑖𝑗 = 𝑐 𝐴 𝑖𝑗 = 𝑐𝑎𝑖𝑗

Catatan: Jika 𝐴1, 𝐴2, … , 𝐴𝑛 matriks-matriks berukuran sama dan 𝑐1, 𝑐2, … , 𝑐𝑛 adalah skalar, maka bentuk 𝑐1𝐴1 + 𝑐2𝐴2 + ⋯ + 𝑐1𝐴1 disebut sebagai kombinasi linier dari 𝐴1, 𝐴2, … , 𝐴𝑛 dengan koefisien 𝑐1, 𝑐2, … , 𝑐𝑛.

1-8-2014 Yanita, Matematika Unand 7

(8)

Perkalian matriks

Definisi: Jika 𝐴 matriks berukuran 𝑚 × 𝑟 dan 𝐵 matriks berukuran 𝑟 × 𝑛, maka hasil kali 𝐴𝐵 adalah matriks berukuran 𝑚 × 𝑛 , yang entri-entrinya ditentukan sebagai berikut: untuk mendapatkan entri baris ke 𝑖 dan kolom ke 𝑗 dari 𝐴𝐵, keluarkan baris 𝑖 dari matriks 𝐴 dan kolom 𝑗 dari matriks 𝐵. Kalikan entri yang sesuai dari baris dan kolom bersama-sama dan kemudian jumlahkan hasil kali dihasilkan.

1-8-2014

Yanita, Matematika Unand 8

(9)

Maka:

𝐴𝐵 11 = 𝑎11𝑏11 + 𝑎12𝑏21 + ⋯ + 𝑎1𝑟𝑏𝑟1 Dst

Atau

𝐴𝐵 𝑖𝑗 = 𝑖=𝑗𝑚 𝑎𝑖1𝑏1𝑗

1-8-2014 Yanita, Matematika Unand 9

(10)

Contoh

Misalkan:

Maka diperoleh

1-8-2014 Yanita, Matematika Unand 10

(11)

Maka entri dari 𝐴𝐵 adalah:

1-8-2014 Yanita, Matematika Unand

11

(12)

Partisi Matriks

Suatu matriks dapat dibagi atau dipartisi menjadi matriks yang lebih kecil dengan cara menyisipkan aturan horizontal dan vertikal antara baris dan kolom yang dipilih.

Contoh:

1-8-2014 Yanita, Matematika Unand

12

(13)

Perkalian matriks dengan kolom dan dengan baris

Perkalian ini berguna untuk mencari baris atau kolom tertentu dari hasil kali matrik 𝐴𝐵 tanpa harus menghitung hasil kali seluruhnya.

Kolom ke−𝑗 matriks 𝐴𝐵 = 𝐴 [kolom ke−𝑗 matriks 𝐵] (1) Baris ke−𝑖 matriks 𝐴𝐵 = [baris ke−𝑖 matrik 𝐴]𝐵 (2)

1-8-2014 Yanita, Matematika Unand 13

(14)

Contoh

Misalkan:

Kolom kedua matriks 𝐴𝐵 dapat diperoleh dengan menghitung:

1-8-2014 Yanita, Matematika Unand 14

Kolom kedua matriks B

Kolom kedua matriks AB

(15)

Contoh

Baris pertama matriks 𝐴𝐵 dapat diperoleh dengan menghitung

1-8-2014 Yanita, Matematika Unand 15

Baris pertama matriks A Baris pertama matriks AB

(16)

Secara umum

Jika 𝑎1, 𝑎2, … , 𝑎𝑚 adalah baris-baris matriks 𝐴 dan 𝑏1, 𝑏2, … , 𝑏𝑚 adalah kolom-kolom matiks 𝐵, maka rumus

Kolom ke−𝑗 matriks 𝐴𝐵 = 𝐴 [kolom ke−𝑗 matriks 𝐵] (1) Baris ke−𝑖 matriks 𝐴𝐵 = [baris ke−𝑖 matrik 𝐴]𝐵 (2) Menjadi:

(3)

(4)

1-8-2014

Yanita, Matematika Unand 16

AB dihitung kolom dengan kolom

AB dihitung baris dengan baris

(17)

Hasil Kali Matriks sebagai Kombinasi Linier

Perhatikan matriks berikut:

Misalkan:

𝐴 =

𝑎11 𝑎12

𝑎21 𝑎21 ⋯ 𝑎1𝑛

⋯ 𝑎2𝑛

⋮ ⋮

𝑎𝑚1 𝑎𝑚2

⋯ ⋮

⋯ 𝑎𝑚𝑛

dan 𝑋 =

𝑥1 𝑥2 𝑥⋮𝑛 maka

(5)

1-8-2014 Yanita, Matematika Unand 17

(18)

Persamaan (5) menyatakan bahwa hasil kali 𝐴𝑋 adalah suatu kombinasi linier dari matriks kolom 𝐴 dengan koefisien yang berasal dari matriks 𝑋.

Contoh:

Hasil kali matriks

−1 3 2

1 2 −3

2 1 −2

2

−1 3

= 1

−9

−3 Dapat ditulis sebagai kombinasi linier

2 −1 1 2

− 1 3 2 1

+ 3 2

−3

−2

= 1

−9

−3

1-8-2014 Yanita, Matematika Unand 18

(19)

Hasil kali matriks

1 −9 −3 −1 3 2

1 2 −3

2 1 −2 = −16 −18 35

Dapat ditulis sebagai kombinasi linier:

1 −1 3 2 − 9 1 2 −3 − 3 2 1 −2 = −16 −18 35

1-8-2014 Yanita, Matematika Unand 19

(20)

Contoh

Dari contoh sebelumnya

Matriks-matriks kolom dari 𝐴𝐵 dapat ditulis sebagai kombinasi linier dari matriks kolom 𝐴 sebagai berikut:

1-8-2014 Yanita, Matematika Unand 20

(21)

Transpos dari Matriks

Definisi: Jika 𝐴 matriks berukuran 𝑚 × 𝑛, maka transpos dari matriks 𝐴, disimbolkan dengan 𝐴𝑇 adalah matriks yang berukuran 𝑛 × 𝑚 yang entri- entrinya berasal dari pertukaran baris-baris dan kolom-kolom di 𝐴, yaitu kolom pertama dari matriks 𝐴𝑇 adalah baris pertama dari 𝐴, kolom kedua dari 𝐴𝑇 adalah baris kedua dari 𝐴, dan seterusnya.

Entri dari baris ke 𝑖 dan kolom ke 𝑗 dari 𝐴𝑇 adalah entri baris ke 𝑗 dan kolom ke 𝑖 dari 𝐴, yaitu 𝐴𝑇 𝑖𝑗 =

𝐴 𝑗𝑖

1-8-2014 Yanita, Matematika Unand 21

(22)

Jik 𝐴 =

𝑎11 𝑎12

𝑎21 𝑎22 ⋯ 𝑎1𝑛

⋯ 𝑎2𝑛

𝑎𝑚1 𝑎𝑚2

⋯ 𝑎𝑚𝑛

maka 𝐴𝑇 =

𝑎11 𝑎21

𝑎12 𝑎22 ⋯ 𝑎𝑚1

⋯ 𝑎𝑚2

𝑎1𝑛 𝑎2𝑛

⋯ 𝑎𝑛𝑚 Contoh:

1-8-2014 Yanita, Matematika Unand 22

(23)

Trace dari Matriks

Definisi: Jika 𝐴 matriks bujur sangkar, maka trace dari 𝐴, disimbolkan dengan 𝑡𝑟(𝐴), adalah jumlah entri-entri pada diagonal utama dari 𝐴.

Catatan:

Trace dari matriks 𝐴 tidak didefinisikan untuk 𝐴 yang tidak bujur sangkar.

1-8-2014 Yanita, Matematika Unand 23

(24)

Jika 𝐴 =

𝑎11 𝑎12 𝑎21 𝑎22

𝑎1𝑛 𝑎2𝑛 𝑎𝑛1 𝑎𝑛2 … 𝑎𝑛𝑛 maka

𝑡𝑟 𝐴 = 𝑎11 + 𝑎22 + ⋯ + 𝑎𝑛𝑛

Contoh 𝐴 =

3 −4 5

1 0 6

2 9 3

9 4 7 2 1 −28

maka𝑡𝑟 𝐴 = 3 + 0 + 3 + 8 = 14

1-8-2014 Yanita, Matematika Unand 24

(25)

1.4 Aturan-aturan Matriks Aritmatika dan Invers

Teorema 1.4.1: Asumsikan bahwa ukuran matriks-matriks berikut sedemikian hingga operasi-operasi yang ditunjukkan dapat dilakukan, aturan-aturan berikut untuk matriks aritmatika berlaku:

Catatan: Hukum komutatif tidak berlaku untuk perkalian matriks.

1-8-2014 Yanita, Matematika Unand 25

(26)

Matriks-matriks khusus

1. Matriks nol

2. Matrik identitas

3. Matriks segitiga atas

4. Matriks segitiga bawah

5. Matriks diagonal

6. Matriks simetri (untuk matriks bujur sangkar) 𝐴 = 𝐴𝑇

1-8-2014 Yanita, Matematika Unand

26

(27)

Contoh

Matriks simetri

1-8-2014 Yanita, Matematika Unand 27

(28)

Teorema 1.4.2:

Asumsikan bahwa ukuran matriks-matriks berikut sedemikian hingga operasi-operasi yang ditunjukkan dapat dilakukan, aturan-aturan berikut untuk matriks aritmatika berlaku:

1-8-2014 Yanita, Matematika Unand 28

(29)

Teorema 1.4.3: Jika R adalah matriks eselon baris tereduksi dari matriks A (n x n), maka R mempunyai baris nol atau R adalah matriks identitas.

Bukti: Misalkan matriks eselon tereduksi dari matriks A adalah:

Pertimbangkan baris terakhir dari matriks ini. Baris terakhir dari matriks ini berkemungkinan seluruhnya nol atau tidak. Jika tidak, maka baris tidak memuat baris nol, akibatnya setiap baris memiliki leading entri 1. Karena leading 1 yang terjadi semakin jauh ke kanan seperti bergerak turun matriks, maka masing-masing 1 jatuh pada diagonal utama. Karena entri lain pada kolom selain 1 adalah nol, maka haruslah R adalah matriks identitas. Dengan demikian R mempunyai baris nol atau R adalah matriks identitas.

1-8-2014 Yanita, Matematika Unand 29

(30)

Invers Matriks

Definisi: Jika 𝐴 matriks bujursangkar, dan jika matriks 𝐵 berukuran sama dengan 𝐴, maka dapat dicari sedemikian hingga 𝐴𝐵 = 𝐵𝐴 = 𝐼.

Maka 𝐴 disebut invertibel dan 𝐵 disebut invers dari 𝐴 (atau disimbolkan dengan 𝐴−1). Jika 𝐵 tidak dapat didefinisikan , maka dikatakan matriks singular.

Contoh: Matriks 𝐵 = 3 5

1 2 adalah invers dari 𝐴 = 2 −5

−1 3

karena

2 −5

−1 3 3 5

1 2 = 1 0

0 1 = 𝐼

dan 3 5

1 2 2 −5

−1 3 = 1 0

0 1 = 𝐼

1-8-2014 30

Yanita, Matematika Unand

(31)

Sifat-Sifat Invers Matriks

Teorema 1.4.4: Jika 𝐵 dan 𝐶 keduanya invers dari matriks 𝐴, maka 𝐵 = 𝐶.

Bukti: Diketahui 𝐵 dan 𝐶 keduanya invers dari matriks 𝐴. Akan dibuktikan 𝐵 = 𝐶.

𝐵 invers dari 𝐴 berarti 𝐵𝐴 = 𝐴𝐵 = 𝐼.

𝐶 invers dari 𝐴 berarti 𝐶𝐴 = 𝐴𝐶 = 𝐼.

Kemudian perhatikan bahwa (𝐵𝐴)𝐶 = 𝐼𝐶 = 𝐶 dan 𝐵(𝐴𝐶) = 𝐵𝐼 = 𝐵.

Dengan demikian 𝐵 = 𝐶.

1-8-2014 Yanita, Matematika Unand 31

(32)

Teorema 1.4.5: Matriks 𝐴 = 𝑎 𝑏 invertibel jika 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 ≠ 0. 𝑐 𝑑

Dan invers dari matriks ini adalah 𝐴

−1

=

𝑎𝑑−𝑏𝑐1

𝑑 −𝑏

−𝑐 𝑎 =

𝑑

𝑎𝑑−𝑏𝑐

𝑎𝑑−𝑏𝑐𝑏

𝑎𝑑−𝑏𝑐𝑐 𝑎𝑑−𝑏𝑐𝑎

Bukti:

Bukti untuk teorema ini dengan cara buktikan 𝐴𝐴

−1

dan 𝐴

−1

𝐴.

1-8-2014 Yanita, Matematika Unand 32

(33)

Teorema 1.4.6: Jika A dan B matriks yang invertibel berukuran sama, maka

1. 𝐴𝐵 invertibel

2. 𝐴𝐵 −1 = 𝐵−1𝐴−1

Bukti: Diketahui 𝐴 dan 𝐵 matriks yang invertibel berukuran sama. Akan dibuktikan 1) dan 2).

Perhatikan bahwa

𝐴𝐵 𝐵−1𝐴−1 = 𝐴 𝐵𝐵−1 𝐴−1 = 𝐴𝐴−1 = 𝐼 Dan 𝐵−1𝐴−1 𝐴𝐵 = 𝐵−1 𝐴−1𝐴 𝐵 = 𝐵−1𝐵 = 𝐼

Kemudian perhatikan juga bahwa

𝐴𝐵 𝐴𝐵 −1 = 𝐼 dan 𝐴𝐵 −1 𝐴𝐵 = 𝐼

danDari persamaan-persamaan ini diperoleh 𝐴𝐵 −1 = 𝐵−1𝐴−1

33

1-8-2014 Yanita, Matematika Unand

(34)

Pangkat pada Matriks

Definisi: Jika 𝐴 matriks bujur sangkar, maka pangkat bilangan bulat nonnegatif pada 𝐴 adalah

𝐴

0

= 𝐼 dan 𝐴

𝑛

= 𝐴𝐴 … 𝐴

sebanyak 𝑛

(𝑛 > 0)

Jika A invertibel, maka pangkat negatif pada 𝐴 adalah 𝐴

−𝑛

= (𝐴

−1

)

𝑛

= 𝐴

−1

𝐴

−1

… 𝐴

−1

sebanyak

𝑛

1-8-2014 Yanita, Matematika Unand 34

(35)

Teorema 1.4.7: Jika A matriks bujur sangkar dan r, s adalah bilangan bulat, maka 𝐴𝑟𝐴𝑠 = 𝐴𝑟+𝑠 dan 𝐴𝑟 𝑠 = 𝐴𝑟𝑠

Teorema 1.4.8: Jika 𝐴 matriks invertibel, maka 1. 𝐴−1 invertibel dan 𝐴−1 −1 = 𝐴 .

2. 𝐴𝑛 invertibel dan 𝐴−𝑛 = (𝐴−1)𝑛= 𝐴−1𝐴−1 … 𝐴−1 sebanyak 𝑛

, 𝑛 = 0,1,2, …

3. Untuk sebarang skalar tak nol 𝑘 , maka matriks 𝑘𝐴 invertibel dan 𝑘𝐴 −1 = 1

𝑘 𝐴−1

1-8-2014 Yanita, Matematika Unand 35

(36)

Sifat-sifat Transpos Matriks

Teorema 1.4.9: Jika ukuran matriks-matriks berikut sedemikian hingga operasi-operasi yang ditunjukkan dapat dilakukan, maka:

a. 𝐴𝑇 𝑇 = 𝐴

b. 𝐴 + 𝐵 𝑇 = 𝐴𝑇 + 𝐵𝑇, c. 𝑘𝐴 𝑇 = 𝑘𝐴𝑇

d. 𝐴𝐵 𝑇 = 𝐵𝑇𝐴𝑇 Dan

𝐴 − 𝐵 𝑇 = 𝐴𝑇 − 𝐵𝑇

Teorema 1.4.10: Jika 𝐴 matriks invertibel, maka 𝐴𝑇 juga invertible dan 𝐴𝑇 −1 = 𝐴−1 𝑇

1-8-2014 Selesai 11-8-2014 36

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan bahwa dalam skripsi dengan judul “ Liqueur Kayu Manis ( Cinnamomum burmanii ) Sebagai Sumber Antioksidan Pada Sorbet ” merupakan karya saya dan tidak terdapat karya

Sejarah umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor

Mengacu pada hasil penelitian variabel Biaya Perikanan dan variabel Frekuensi Periklanan berpengaruh signifikan terhadap variabel Volume Penjualan sepeda motor

Menurut pendapat kami, berdasarkan audit kami dan laporan auditor independen lain tahun 2005 yang kami sebut di atas,laporan keuangan konsolidasian yang kami sebut di atas

Menurut Muhammad Muhyi Faruq (2009: 15) para pemain dalam permainan bolabasket membutuhkan tingkat kelincahan sangat tinggi, beberapa bentuk aktivitas di lapangan

Hal ini dibuktikan dengan analisis hubungan antara evapotranspirasi dan hujan, korelasi antara hujan bulanan dengan debit bulanan, serta kondisi topografinya yaitu, hubungan

Alternatif strategi yang dapat dikembangkan terdiri atas : peningkatan produksi karet alam, penyerapan karet alam untuk bahan baku industri hilir dalam negeri

Keputusan Menteri Agama RI Nomor 151 Tahun 2019 Tentang Uang Kuliah Tunggal pada Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri di Kementrian Agama tahun Akademik