• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN. (Studi Komparatif Pada Tiga Perusahaan Semen di Indonesia) Oleh : Aliawati NIM: SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN. (Studi Komparatif Pada Tiga Perusahaan Semen di Indonesia) Oleh : Aliawati NIM: SKRIPSI"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN

(Studi Komparatif Pada Tiga Perusahaan Semen di Indonesia)

Oleh : Aliawati NIM: 232011170

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis guna memenuhi sebagian dari persyaratan-persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

(2)
(3)
(4)

ii

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA Jalan Diponegoro 52-60 Salatiga 50711-Indonesia Telp. (0298) 321212, 311881 Fax. (0298) 321433, 311881 Homepage: http://feb.ukw.edu Email: feb@staff.uksw.edu

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI Yang bertanda tangan dibawah ini :

N a m a : Aliawati

N I M : 232011170

Program Studi : Akuntansi

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi:

Judul : PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN

(Studi Komparatif Pada Tiga Perusahaan Semen di Indonesia)

Pembimbing : Dr. Intiyas Utami, SE., M.Si., Ak., CA., CMA Tanggal diuji : 18 Februari 2015

adalah benar-benar hasil karya saya.

Dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku sebagai tulisan saya sendiri.

Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.

Salatiga, 06 Februari 2015 Yang memberi pernyataan,

Aliawati

(5)

PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN

(Studi Komparatif Pada Tiga Perusahaan Semen di Indonesia)

Oleh : Aliawati NIM: 232011170

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis guna memenuhi sebagian dari persyaratan-persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS: EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI: AKUNTANSI

Dr. Intiyas Utami, SE., M.Si., Ak., CA., CMA Pembimbing

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

(6)

iv

MOTTO

Orang yang bisa mengendalikan emosinya adalah pemenang hidup sejati.

(Mario Teguh)

"Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis; dan pada kematianmu semua orang

menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum."

(Mahatma Gandhi)

Jangan sedih bila sekarang masih dipandang sebelah mata, buktikan bahwa anda layak mendapatkan kedua matanya

Dalam cinta, ketika ada yang berbeda, jangan mencari siapa yang salah, karena kamu dan dia adalah tim yang sama dengan tujuan yang sama.

(Mario Teguh)

(7)

v Abstract

This research intend to know the treatment of PT Semen Indonesia Tbk , PT Hocim Indonesia Tbk, and PT Indocement to the application of environmental accounting by the company cement, waste management process and the resulting negative output cement companies as a form of corporate responsibility towards the environment. In accordance with the regulations of Article 74 of Law No. 40 of 2007 and PSAK No. 32 and 33. The qualitative method used in the search of data and information required authors to obtain data by analyzing the annual financial statements (annual report) and sustainability report, the analysis of the accounting treatment related environment identification, recognition, measurement, presentation, and disclosure and analysis of the Program Peringkat Kinerja Perusahaan ( PROPER ) of the Kementrian Lingkungan Hidup (KLH).

Following the analysis of financial statements , the accounting treatment and PROPER provide information on the implementation of environmental accounting cement company has executed well.

Keywords : Environmental Accounting, Cement Industry, Financial Statements , PROPER.

(8)

vi Saripati

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan pihak PT Semen Indonesia Tbk, PT Hocim Indonesia Tbk, dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk terhadap penerapan akuntansi lingkungan oleh pihak perusahaan semen, proses pengelolaan limbah dan output negatif yang dihasilkan perusahaan semen sebagai wujud tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan. Sesuai dengan peraturan pemerintah pasal 74 UU Nomor 40 tahun 2007 dan PSAK Nomor 32 dan 33.

Metode kualitatif digunakan dalam pencarian data dan informasi yang dibutuhkan penulis untuk memperoleh data dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan tahunan (annual report) dan laporan keberlanjutan (sustainability report), analisis perlakuan akuntansi lingkungan terkait pengidentifikasian, pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan dan analisis terhadap Program Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) dari Kementrian Lingkungan Hidup. Setelah dilakukannya analisis terhadap laporan keuangan, perlakuan akuntansi dan PROPER memberikan informasi atas penerapan akuntansi lingkungan yang dijalankan perusahaan semen sudah dilaksanakan dengan baik.

Kata Kunci : Akuntansi lingkungan, industri semen, laporan keuangan, PROPER.

(9)

vii

KATA PENGANTAR

Akuntansi Lingkungan merupakan pembiayaan yang dilakukan perusahaan atau pemerintah dalam melakukan konservasi lingkungan ke dalam pos lingkungan di dalam praktek bisnis perusahaan ataupun pemerintah. Dari kegiatan konservasi lingkungan ini pada akhirnya akan muncul biaya lingkungan (environmental cost) yang harus ditanggung perusahaan. Dimana sekarang ini perusahaan tidak hanya mengejar keuntungan tetapi juga dituntut memperhatikan pada aspek ekonomi, sosial dan lingkungan yang dapat meningkatkan pertumbuhan berkelanjutan bagi kelangsungan industri. Dalam skripsi ini, penulis mengangkat judul “Penerapan Akuntansi Lingkungan (Studi Komparatif Pada Tiga Perusahaan Semen di Indonesia)”. Periode penelitian yaitu 2011-2013, dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan, analisis tahap perlakuan akuntansi, dan anlisis terhadap Program Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER).

Akhir kata penulis menyadari bahwa ada banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran, kritik, dan koreksi yang konstruktif guna perbaikan penulisan di masa yang akan datang. Selain itu, penulis mengharapkan karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang membutuhkan.

(10)

viii

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Banyak sekali keterbatasan yang ada dalam proses penyusunan skripsi ini, namun berkat penyertaan Tuhan Yang Maha Esa dan semua pihak yang mendukung, memotivasi dan selalu mendokan penulis, sehingga mulai perencanaan sampai dengan penyelesaian skripsi ini dapat dilalui dengan baik. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang selama ini turut serta membantu, memberikan dukungan, memotivasi, dan mendokan hingga skripsi ini terselesaikan :

1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kasih karunia-Nya serta selalu menyertai dalam setiap proses skripsi.

2. Kedua Orang Tua Bapak Moch Slamet dan Ibu Siti Mudrikah serta keluarga tercinta Risdiyanto, Purwaningsih, Sumiyati, Suswaningsih, R.

Kinanto, Zulianto, Achmad Syubik Z., Aprilia Tifani, Lucky Agusta Al- Farizy, Saskia Sulistyowati, Fara Dinda Ayu Asyfa, dan Keysa Nadinta Cahyani yang selalu memberikan doa, dukungan, kasih sayang, kenyamanan, serta bantuan secara moril maupun materil.

3. Ibu Dr. Intiyas Utami, SE., M.Si., Ak., CA.,CMA selaku Dosen Pembimbing Akademik Angkatan 2011 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

4. Ibu Gustin Tanggulungan, SE, M.Ak. sebagai dosen wali yang telah membimbing dan mendukung hingga skripsi ini terselesaikan.

5. Arda Raditya Tantra yang selalu ada saat susah ataupun senang dan memberikan semangat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

6. Teman-teman Akuntansi yang lain yang telah menjadi teman seperjuangan dan memberi dukungan serta doa dalam melalui kuliah selama ini khususnya untuk Alfa Carana Dharani, Omega Carana Maharshi, Mega Sekar Larasati, Inry Cesar Milan, Adinda Ayu Ifani Tandi, Kristina Riska L.D, Bella Putri Oldie, Anisa Dewi Arismaya, Melisa Tirta Widjaya, Arin

(11)

ix

Puspitaningrum, dan Aditya Dwiki Nugraha yang selama ini selalu memberikan semangat dan juga dukungan selama perkuliahan.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang telah mengajar dan membagikan banyak ilmu pengetahuan baru dalam kuliah selama ini.

Dan untuk semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa selalu mencurahkan berkat-Nya, Amin.

Salatiga, 1 Oktober 2014

Penulis

(12)

x DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Surat Pernyataan Keaslian Skripsi ... ii

Halaman Persetujuan/Pengesahaan ... iii

Halaman Motto ... iv

Abstract ... v

Saripati ... vi

Kata Pengantar ... vii

Ucapan Terima Kasih ... viii

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xii

Daftar Lampiran ... xiii

PENDAHULUAN ... 1

KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ... 7

Akuntansi Lingkungan (Green Accounting) ... 7

Corporate Social Responsibility ... 10

Laporan Keuangan ... 11

(13)

xi

Tahap Perlakuan Akuntansi ... 12

Program Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) ... 14

Kerangka Berpikir ... 16

METODE PENELITIAN ... 16

Desain Penelitian ... 16

Sumber Data Penelitian ... 17

Teknik Analisis ... 17

ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 18

Profil Perusahaan ... 18

Analisis Terhadap Laporan Keuangan ... 19

Analisis Tahap Perlakuan Akuntansi Lingkungan ... 29

Analisis Program Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER)... 35

SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 42

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 44

LAMPIRAN ... 45

(14)

xii Daftar Tabel

Tabel 2 Annual Report PT Semen Indonesia Tbk 2011-2013 ... 45

Tabel 3 Beban Administrasi dan Umum PT Semen Indonesia Tbk 2011-2013 ... 45

Tabel 4 Beban Administrasi dan Umum PT Indocement Tbk 2011-2013... 46

Tabel 5 Beban Administrasi dan Umum PT Holcim Indonesia Tbk 2011-2013 ... 47

Tabel 6 Sustainaibility Report 2013 PT Semen Indonesia Tbk ... 47

(15)

xiii

Daftar Lampiran

1. Peringkat PROPER oleh Kementrian Lingkungan Hidup ... 48 2. Daftar Indiktor Pengungkapan CSR Menurut GRI 3.1 ... 49 3. Penghijauan Lingkungan PT Semen Indonesia Tbk ... 55

(16)

1 PENDAHULUAN

Keberadaan perusahaan dianggap mampu menyediakan kebutuhan masyarakat untuk konsumsi maupun penyedia lapangan pekerjaan. Dampak yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan, baik positif atau negatif akan memiliki dampak langsung atau tidak langsung terhadap lingkungan di sekitar.

Dampak negatif yang paling sering muncul dalam setiap adanya penyelenggaraan operasional usaha perusahaan adalah polusi suara, limbah produksi, kesenjangan, dan lain sebagainya dan dampak semacam inilah yang dinamakan eksternality (Harahap 2002). Besarnya dampak eksternality terhadap kehidupan masyarakat, membuat masyarakat ingin agar dampak tersebut di atas dapat dikontrol, sehingga dampak yang ditimbulkannya tidak semakin besar.

Dalam hal ini, pencemaran dan limbah produksi merupakan salah satu contoh dampak negatif dari operasional perusahaan yang memerlukan sistem akuntansi lingkungan sebagai kontrol terhadap tanggung jawab perusahaan.

Dengan adanya akuntansi lingkungan, organisasi atau perusahaan dapat lebih disiplin dalam pengelolaan hasil limbah kegiatan operasional perusahaan.

Perusahaan juga harus membuat akun khusus untuk biaya pengelolaan limbah dalam laporan keuangannya, sehingga pihak pengguna laporan keuangan, baik internal maupun eksternal percaya bahwa perusahaan telah mengelola limbahnya dengan baik. Manfaat yang dihasilkan bagi perusahaan yang menjalankan akuntansi lingkungan dengan baik adalah untuk mencegah biaya lingkungan yang semakin besar yang disebabkan akibat pembuangan limbah tanpa pengelolaan terlebih dahulu yang berdampak negatif bagi lingkungan hidup.

Adapun alasan yang mendasari mengapa sebuah organisasi dan akuntan harus peduli permasalahan lingkungan antara lain banyak para stakeholders perusahaan baik dari sisi internal maupun eksternal menunjukkan peningkatan kepentingannya terhadap kinerja lingkungan dari sebuah organisasi (Ikhsan 2009) serta adanya peraturan pemerintah mengenai lingkungan telah meningkat seperti penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Badan Perlindungan Lingkungan Hidup (Environmental Protection Agency - EPA) AS di Jakarta pada bulan Juni 2011. Pengungkapan akuntansi lingkungan di negara-negara berkembang memang

(17)

2

masih sangat kurang. Banyak penelitian yang berkembang di area social accounting disclosure memperlihatkan bahwa pihak perusahaan melaporkan kinerja lingkungannya masih sangat terbatas. Salah satu faktor keterbatasan itu adalah lemahnya sangsi hukum yang berlaku di negara tersebut (Lindrianasari 2007).

Tanggung jawab sosial merupakan salah satu upaya menunjukkan kepedulian industri. Bentuk kepedulian ini bermacam-macam antara lain perlindungan lingkungan, program beasiswa pendidikan, jaminan kerja, hak asasi manusia, interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan masyarakat. Adanya tanggung jawab industri menjadi sebuah gagasan untuk tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line tetapi berbijak pula tripel bottom lines. Single bottom line merupakan nilai perusahaan yang merefleksikan tanggung jawab sosial dalam kondisi mementingkan keuntungan saja tanpa memperhatikan pada aspek sosial dan lingkungan sedangkan pada tripel bottom lines memperhatikan pada aspek ekonomi, sosial dan lingkungan yang dapat meningkatkan pertumbuhan berkelanjutan bagi kelangsungan industri (Wiedmann dan Manfred 2006).

Berdasarkan isu yang berkembang berkaitan dengan lingkungan, banyak pihak menyarankan perlunya standar yang mengatur masalah pengungkapan lingkungan. Dengan demikian diharapkan perusahaan harus menyampaikan informasi yang lebih akurat mengenai kinerja lingkungan mereka. Di Indonesia, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menyusun suatu standar pengungkapan akuntansi lingkungan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 32 dan nomor 33. Kedua PSAK ini mengatur tentang kewajiban perusahaan dari sektor pertambangan umum dan pemilik Hak Pengusahaan Hutan (HPH) untuk melaporkan item-item lingkungan dalam laporan keuangan (Lindrianasari 2007). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dengan revisi terbaru, bahwa akuntansi pertambangan umum mengatur perlakuan akuntansi atas aktivitas pengupasan lapisan tanah dan aktivitas pengelolaan lingkungan hidup.

(18)

3

Dengan menjalankan akuntansi lingkungan sesuai dengan peraturan yang berlaku maka secara tidak langsung suatu perusahaan tersebut juga telah menjalankan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan baik. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang penting bagi suatu organisasi atau perusahaan karena dengan dijalankannya CSR maka perusahaan telah berkontribusi besar dalam pemeliharaan dan peduli terhadap lingkungan hidup, serta kesejahteraan lingkungan hidup dimana pemerintah, masyarakat dan stakeholders sangat memperhatikannya. Hal tersebut dapat meningkatkan kepercayaan pihak stakeholders termasuk konsumen atau pengamat lingkungan, bahwa di perusahaan ini tidak hanya mencari keuntungan semata tetapi juga sangat disiplin dalam pengelolaan limbah dan sangat bertanggung jawab dalam pemeliharaan lingkungan hidup.

Industri yang dijadikan objek penelitian dalam penerapan akuntansi lingkungan ini adalah tiga perusahaan semen terbesar di Indonesia yaitu PT Semen Indonesia Tbk, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, dan PT Holcim Indonesia Tbk. Adapun alasan yang melatarbelakangi melakukan penelitian pada perusahaan semen terbesar di Indonesia adalah dikarenakan PT Semen Indonesia Tbk, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, dan PT Holcim Indonesia Tbk merupakan perusahaan besar dimana total produksi semen terus meningkat dibandingkan produk semen yang lain, sehingga limbah ataupun dampak negatif dari proses penambangan klinker terhadap lingkungan juga mengalami peningkatan. Limbah yang yang dihasilkan adalah limbah cair, udara, padat dan suara. Ketiga perusahaan semen ini termasuk perusahaan semen terbesar di Indonesia jika dilihat dari laporan total produksi semen dan klinker semen yang diterbitkan oleh Kementrian Perindustrian.

PT Semen Indonesia Tbk masih menguasai pasar sebagai perusahaan semen terbesar di Indonesia dengan ketiga anak perusahaan yaitu PT Semen Padang, PT Semen Tonasa, dan PT Semen Gresik dengan total produksi klinker 2012 adalah 21 juta ton, 2013 sebesar 22,425 juta ton, dan 23,655 juta ton pada 2014. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk total produksi klinker adalah 15,6 juta ton pada 2012-2013 dan 18,1 juta ton pada 2014, dan PT Holcim Indonesia Tbk sebesar 6,4 juta ton pada 2012 dan 7,6 juta ton pada 2013-2014. Dilihat dari

(19)

4

laporan perkembangan produksi semen di Indonesia yang terus mengalami peningkatan secara otomatis dampak negatif yang dihasilkan dari proses produksi juga akan mengalami peningkatan.

Tabel 1

Perkembangan Industri Semen di Indonesia Tahun 2012 – 2014

Nama Perusahaan

2012

Clinker Semen

2013

Clinker Semen 2014

Clinker Semen

Lafarge 1,200 1,600 1,200 1,600 2,400 3,200 Padang 5,600 6,400 5,625 6,620 6,855 8,160 Baturaja 1,200 1,350 1,200 1,500 2,300 2,600 Indocement 15,600 21,100 15,600 21,100 18,100 23,100 Holcim 6,400 8,700 7,600 8,700 7,600 10,700 Gresik 9,100 11,300 10,500 13,120 10,500 13,120 Tonasa 6,300 6,550 6,300 7,150 6,300 7,150 Bosowa 1,800 3,000 4,300 5,500 4,300 5,500 Kupang 300 570 300 570 300 570

Total 47,500 60,570 52,625 65,860 58,655 74,100

Sumber: Kemenperi (Juta ton)

Pada dasarnya ketiga perusahaan semen ini telah melakukan kontribusi bidang lingkungan. Dilihat dari PROPER pada tahun 2011-2013 untuk PT Semen Indonesia, PT Indocement dan PT Holcim Indonesia. Penilaian terhadap PT Holcim Indonesia tahun 2003-2005 mendapat peringkat warna biru, 2006-2008 mendapat peringkat warna hijau dan 2009-2013 mendapat peringkat emas. Di sini membuktikan bahwa kinerja PT Holcim Indonesia terhadap lingkungan dari tahun ke tahun megalami peningkatan. PT Indocement untuk periode 2003-2007 mendapat peringkat warna hijau, 2008-2009 mendapat peringkat warna emas dan 2009-2010 mengalami penurunan mendapat peringkat warna hijau, namun PT

(20)

5

Indocement membuktikan kembali dengan mendapat peringkat emas kembali di tahun 2011-2013. Sedangkan PT Semen Indonesia Tbk untuk periode 2003-2005 mendapat peringkat warna biru, periode 2006-2011 mendapat peringkat warna hijau dan pada periode 2012-2013 ini mendapat peringkat emas. Jika dilihat dari hasil penilaian yang diberikan oleh Menteri Lingkugan Hidup Republik Indonesia, perusahaan semen besar di Indonesia tersebut sudah menjalankan tanggung jawab terhadap lingkungan akan tetapi perwujudan yang diberikan kepada lingkungan dirasa masih kurang memuaskan terutama untuk masyarakat sekitar perusahaan semen, dibuktikan dengan adanya fenomena-fenomena yang telah terjadi.

Dilihat dari fenomena umum yang ada menurut koran harian TEMPO, Selasa, 20 Oktober 2008 Purwokerto, Pulau Nusakambangan di Cilacap merupakan benteng Pulau Jawa di sebelah Selatan. Penambangan batuan untuk produksi semen dikhawatirkan bisa merusak ekosistem pulau tersebut.

Penambangan di pulau tersebut sudah dilakukan oleh PT Holcim Indonesia Tbk.

Menurut Gubernur Jateng Bibit Waluyo terkait dengan keprihatinan sejumlah pihak terhadap penambangan batu kapur yang diubah menjadi klinker dan diproduksi dalam bentuk semen oleh PT Holcim. Di dalam perjanjian itu Gubenur Jateng Bibit Waluyo menyatakan bahwa sebelum pendirian peruasahaan semen, PT Holcim Tbk melakukan perjanjian jika perusahaan akan melakukan penghijauan terhadap lingkungan terutama daerah sekitar perusahaan yang dijadikan penambangan batu kapur, akan tetapi kenyataan yang terjadi PT Holcim Tbk belum melaksanakan penghijauan dengan baik, terlihat dari udara di sekitar yang berwarna putih. Kepala Polisi Hutan Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Jateng wilayah Cilacap Dedy Supriyanto juga menyatakan bahwa kerusakaan lingkungan di Pulau Nusakambangan cukup memprihatinkan.

Kerusakaan dipicu oleh pembalakan liar terhadap pohon-pohon asli Nusakambangan. Selain itu di wilayah timur juga gersang akibat penambangan kapur oleh PT Holcim Indonesia Tbk.

Padang-Kepulan asap hitam keluar di salah satu anak perushaan PT Semen Indonesia yaitu semen Padang yang berdampak buruk bagi masyarakat di sekitar pabrik. Sebanyak 560 warga komplek home owner dari RW V, RW VI dan RW VII, kelurahan Ranah Cubadak, Kecamatan Lubuk Kilangan kota Padang

(21)

6

melaporkan dugaan pencemaran udara akibat operasional pabrik semen Padang kepada KLH. Laporan ini kemudian direspon oleh KLH dengan menurunkan timnya untuk melakukan verifikasi lapangan di lokasi pabrik selama empat hari pada 25-28 Agustus 2014. Permasalahan tersebut dimulai sejak tahun 2010, dimana warga Ranah Cubadak mengeluhkan pencemaran udara akibat limbah debu yang berasal dari pabrik PT Semen Padang. Debu semen tersebut mengotori lingkungan pemukiman warga, melekat di atap-atap rumah, dan membuat kualitas udara melebihi baku mutu lingkungan yang mengakibatkan gangguan kesehatan bagi masyarakat sekitar pabrik. (Detik.News.com)

Pada koran harian umum Pelita, Bogor tepatnya di Kecamatan Citeureup tak kurang dari seribu warga terjangkit penyakit Tuberculosis (TBC). Mereka diduga sakit akibat polusi udara dari pabrik semen Indocement di Kecamatan Citeureup. Untuk itu, Komisi C DPRD Kabupaten Bogor berencana meninjau langsung ke beberapa desa yang berada di sekitar pabrik semen terbesar di tanah air itu. Dari hasil penelitian pihak terkait, bahwa ratusan warga yang bermukim di sekitar areal pabrik Indocement positif mengidap Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) dan TBC karena debu yang dihasilkan perusahaan semen, ungkap Ketua Komisi C Wawan Risdiawan di Gedung DPRD Kabupaten Bogor.

Padahal suatu usaha pelestarian lingkungan oleh perusahaan akan mendatangkan sejumlah keuntungan, diantaranya adalah ketertarikan pemegang saham dan stakeholder terhadap keuntungan perusahaan akibat pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab di mata masyarakat (Pfleiger et al., 2005).

Hasil penelitian Pfleiger et al. (2005) juga mengindikasikan bahwa pengelolaan lingkungan yang baik dapat menghindari klaim masyarakat dan pemerintah serta meningkatkan kualitas produk yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan keuntungan ekonomi. Permasalahan tersebut selayaknya diwujudkan dalam pelaporan keuangan yaitu akuntansi lingkungan. Penerapan akuntansi lingkungan dilakukan untuk mengetahui apakah penanganan limbah yang dilakukan oleh perusahaan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar, apakah biaya lingkungan telah ditempatkan secara khusus dalam laporan keuangan dan apakah perusahaan telah melaksanakan akuntansi lingkungan dan sosial kepada masyarakat sebagai wujud tanggung jawab kepada masyarakat.

(22)

7

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan penerapan akuntansi lingkungan pada tiga perusahaan semen terbesar di Indonesia yaitu PT Semen Indonesia Tbk, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, dan PT Holcim Indonesia Tbk. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk perusahaan industri (manufaktur) agar lebih meningkatkan perhatian terhadap lingkungan sekitar.

KERANGKA TEORITIS

Akuntansi Lingkungan (Green Accounting)

Green accounting adalah laporan tentang aktivitas operasional, kinerja lingkungan, dan kinerja sosial yang dibuat perusahaan dalam laporan keuangannya. Konsep green accounting sebenarnya sudah mulai berkembang sejak tahun 1970-an di Eropa, diikuti dengan mulai berkembangnya penelitian- penelitian yang terkait dengan isu green accounting tersebut di tahun 1980-an. Di negara-negara maju seperti yang ada di Eropa dan Jepang, perhatian akan isu-isu lingkungan ini berkembang pesat baik secara teori maupun praktik (Susilo 2008).

Istilah lain yang terkait dengan green accounting adalah environmental accounting sebagaimana yang ditegaskan oleh (Yakhou dan Vernon 2004) yakni penyediaan informasi pengelolaan lingkungan untuk membantu manajemen dalam memutuskan harga, mengendalikan overhead dan pelaporan informasi lingkungan kepada publik. Akuntansi lingkungan (environmental accounting) adalah suatu istilah yang berupaya untuk menspesifikasikan pembiayaan yang dilakukan perusahaan dan pemerintah dalam melakukan konservasi lingkungan ke dalam pos lingkungan di dalam praktek bisnis perusahaan dan pemerintah. Dari kegiatan konservasi lingkungan ini pada akhirnya akan muncul biaya lingkungan (environmental cost) yang harus ditanggung perusahaan. Akuntansi lingkungan yang diterapkan oleh perusahaan dapat menghasilkan informasi yang dapat mempengaruhi keputusan manajemen terkait lingkungan (Sahasrakirana 2012).

Dalam akuntansi lingkungan terdapat identifikasi, penilaian, pengukuran dan alokasi biaya-biaya lingkungan hidup atau pengolahan limbah dari kegiatan operasional sebagai upaya mengungkapkan kualitas lingkungan dalam

(23)

8

mengoptimalkan tanggung jawab sosial, pengintegrasian biaya-biaya kedalam pengambilan keputusan usaha serta mengkomunikasikan hasilnya pada para stockholders perusahaan (Wahyudi 2012). Dalam menerapkan akuntansi lingkungan pada laporan keuangan perusahaan, tahap yang dilakukan berupa pencatatan dan penyajian untuk mencatat dan menyajikan biaya lingkungan secara khusus, selain itu juga mengungkapkan akuntansi lingkungan secara rinci sesuai dalam laporan perusahaan (Wardhani 2011). Pelaporan akuntansi lingkungan merupakan tahap akhir dalam penerapan akuntansi lingkungan (Ratnaningtyas 2010). Menurut Setiawan (2012), penerapan akuntansi lingkungan dilakukan untuk mengetahui apakah penanganan limbah yang dilakukan oleh perusahaan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar dan apakah biaya lingkungan telah ditempatkan secara khusus dalam laporan keuangan.

Penelitian Ferreira (2004) menyatakan bahwa persoalan konservasi lingkungan merupakan tugas setiap individu, pemerintah dan perusahaan. Sebagai bagian dari tatanan sosial, perusahaan seharusnya melaporkan pengelolaan lingkungan perusahannya dalam annual report. Hal ini karena terkait dengan tiga aspek keberlanjutan, yaitu: aspek keberlanjutan ekonomi, ekologi dan sosial.

Penelitian yang dilakukan oleh Jafar dan Dista (2006) menunjukkan mulai adanya keseriusan perusahaan publik dalam mengelola lingkungan secara baik.

Hal ini diindikasikan dengan banyaknya perusahaan yang melaporkan pengelolaan lingkungan dalam annual report.

Beberapa perusahaan juga dilaporkan sudah melakukan manajemen lingkungan. Menurut Cahyono (2002), aspek-aspek yang menjadi tanggung jawab akuntansi lingkungan adalah sebagai berikut: 1) pengakuan dan identifikasi pengaruh negatif aktifitas bisnis perusahaan terhadap lingkungan dalam praktek akuntansi konvensional 2) identifikasi, mencari dan memeriksa persoalan akuntansi konvensional yang bertentangan dengan kriteria lingkungan serta memberikan alternatif solusinya 3) melaksanakan langkah-langkah proaktif dalam menyusun inisiatif untuk memperbaiki lingkungan pada praktik akuntansi konvensional 4) pengembangan format baru sistem akuntansi keuangan dan nonkeuangan, sistem pengendalian pendukung keputusan manajemen ramah lingkungan 5) identifikasi biaya-biaya (cost) dan manfaat berupa pendapatan

(24)

9

(revenue) apabila perusahaan lebih peduli terhadap lingkungan dari berbagai program perbaikan lingkungan 6) pengembangan format kerja, penilaian dan pelaporan internal maupun eksternal perusahaan 7) upaya perusahaan yang berkesinambungan, akuntansi kewajiban, resiko, investasi biaya terhadap energi, limbah dan perlindungan lingkungan 8) pengembangan teknik-teknik akuntansi pada aktiva, kewajiban dan biaya dalam konteks non keuangan khususnya ekologi. Penelitian-penelitian lain yang dilakukan di Indonesia menunjukkan adanya minat perusahaan yang cukup tinggi untuk meningkatkan kinerja lingkungan (Susi 2005) dan memiliki kepedulian yang cukup baik dalam pengungkapan tanggung jawab sosial (Sembiring 2005).

Regulasi mengenai perlakuan akuntansi dampak lingkungan diatur di dalam PSAK Nomor 32 mengenai Akuntansi Kehutanan dan PSAK Nomor 33 tentang Akuntansi Pertambangan Umum. PSAK Nomor 32 dan 33 semestinya sudah memadai untuk mengatur perlakuan akuntansi lingkungan. Kedua PSAK ini mengatur tentang kewajiban perusahaan dari sektor pertambangan umum dan pemilik Hak Pengusahaan Hutan (HPH) untuk melaporkan item-item lingkungan dalam laporan keuangan (Lindrianasari 2007). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dengan revisi terbaru, bahwa akuntansi pertambangan umum mengatur perlakuan akuntansi atas aktivitas pengupasan lapisan tanah dan aktivitas pengelolaan lingkungan hidup.

Tanggung jawab sosial dan lingkungan juga diatur oleh pemerintah dalam Undang-Undang Republik Indonesia Pasal 74 Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas akan kewajiban perusahaan dalam melestarikan lingkungan: 1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan 2) tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran 3) perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan 4) ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah. Ketentuan

(25)

10

dalam pasal ini bertujuan untuk menciptakan hubungan yang selaras, serasi dan seimbang sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat.

Corporate Social Responsibility (CSR)

Isu lingkungan sekarang ini merupakan isu yang penting. Pentingnya isu lingkungan tersebut ditandai dengan maraknya pembicaraan dalam agenda politik, ekonomi, dan sosial, khususnya masalah pencemaran lingkungan dan penurunan kualitas hidup. Dunia industri harus merespon secara proaktif terhadap gerakan kesadaran dan peraturan mengenai lingkungan hidup agar dapat bertahan dalam jangka panjang. Manajemen perusahaan sudah tidak lagi berfokus pada maksimalisasi laba dan bertanggung jawab kepada para pemegang saham, kreditur, dan pemerintah tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungan di sekitarnya (Manuhara 2000). Apabila suatu perusahaan sudah menjalankan tanggung jawabnya terhadap lingkungan dengan baik maka secara langsung perusahaan tersebut juga telah melaksanakan CSR dengan baik.

CSR adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan (Nuryana, 2005). CSR secara umum diartikan sebagai kumpulan kebijakan dan praktek yang berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat dan lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan.

Kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagaian keuntungannnya (profit) bagi kepentingan pembangunan manusia (people) dan lingkungan (planet) secara berkelanjutan berdasarkan prosedur (procedure) yang tepat dan profesional merupakan wujud nyata dari pelaksanaan CSR di Indonesia dalam upaya penciptaan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia.

(26)

11 Laporan Keuangan

Para stakeholders menuntut adanya akuntabilitas perusahaan atas kegiatan CSR ataupun tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan yang dilaksanakan.

Adanya akuntabilitas menjadi semakin penting mengingat terdapatnya informasi asimetri antara para stakeholders dan manajemen perusahaan tersebut. Informasi yang dimiliki stakeholders terbatas pada informasi publik atau informasi yang disampaikan ke mereka, sedangkan manajemen perusahaan memiliki informasi yang lengkap mengenai perusahaan. Jika tidak ada pelaporan dan pengungkapan kegiatan akuntansi lingkungan yang obyektif, maka stakeholders tidak akan dapat membedakan perusahaan yang melakukan kegiatan akuntansi lingkungan maupun tidak. Akibatnya, stakeholders tidak dapat memberikan penghargaan atau sanksi bagi perusahaan yang melaksanakan ataupun tidak melaksanakan akuntansi lingkungan. Dengan tidak berjalannya mekanisme penghargaan-sanksi maka perusahaan tidak akan termotivasi melaksanakan akuntansi lingkungan.

Dengan pelaporan dan pengungkapan akuntansi lingkungan, para stakeholders akan dapat mengevaluasi bagaimana pelaksanaan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan dan memberikan penghargaan atau sanksi terhadap perusahaan sesuai hasil evaluasinya. Dengan demikian, seperti dikemukakan oleh Cooper dan Owen (2007) akuntabilitas tidak hanya mencakup adanya pelaporan dari manajemen perusahaan, tetapi juga mencakup adanya kemampuan atau kekuatan dari stakeholders untuk menuntut akuntabilitas pihak manajemen dan kemampuan memberikan penghargaan atau sanksi sesuai kinerja manajemen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaporan yang transparan dan akuntabel akan mendorong pelaksanaan kegiatan tanggung jawab lingkungan yang pada akhirnya akan meningkatkan tidak saja nilai perusahaan, tetapi juga kesejahteraan masyarakat.

(27)

12 Tahap Perlakuan Akuntansi

Pengelompokkan dalam tahap analisis lingkungan sebagaimana yang ditentukan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Identifikasi

Pertama kali perusahaan hendak menentukan biaya lingkungan yang mungkin terjadi dalam kegiatan operasional usahanya adalah dengan mengidentifikasi dampak negatif tersebut. Kemungkinan dampak iyang terjadi diidentifikasi sesuai dengan bobot dampak negatif yang mungkin timbul. Identifikasi terdiri dari a) Biaya pencegahan lingkungan merupakan biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk mencegah diproduksinya limbah yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan b) Biaya deteksi lingkungan merupakan biaya yang untuk menentukan apakah aktivitas di perusahaan telah memenuhi standar lingkungan yang berlaku c) Biaya kegagalan internal lingkungan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan karena diproduksinya limbah tetapi tidak dibuang ke lingkungan luar d) Biaya kegagalan eksternal lingkungan merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk aktivitas yang dilakukan setelah melepas limbah ke dalam lingkungan. Pelaporan biaya lingkungan penting jika suatu organisasi serius memperbaiki kinerja lingkungan dan mengendalikan biaya lingkungannya. Pelaporan biaya lingkungan dapat memberikan manfaat penting, dampak biaya lingkungan terhadap profitabilitas perusahaan dan jumlah relatif yang akan dihabiskan untuk setiap kategori (Hansen and Mowen, 2005).

2. Pengakuan

Elemen-elemen dampak lingkungan yang telah diidentifikasikan selanjutnya diakui sebagai rekening dan disebut sebagai biaya pada saat menerima manfaat dari sejumlah nilai yang telah dikeluarkan untuk pembiayaan lingkungan.

Pengakuan biaya-biaya dalam rekening ini dilakukan pada saat menerima manfaat dari sejumlah nilai yang telah dikeluarkan sehingga pengakuan sebagai biaya

(28)

13

dilakukan pada saat sejumlah nilai dibayarkan untuk pembiayaan lingkungan (PSAK, 2002).

3. Pengukuran

Perusahaan pada umumnya mengukur jumlah dan nilai atas biaya biaya yang dikeluarkan untuk pengelolaan lingkungan tersebut dalam satuan moneter yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengukuran nilai dan jumlah biaya yang akan dikeluarkan ini dapat dilakukan dengan mengacu pada realisasi biaya yang telah dikeluarkan pada periode sebelumnya, sehingga akan diperoleh jumlah dan nilai yang tepat sesuai kebutuhan riil setiap periode. Dalam hal ini, pengukuran yang dilakukan untuk menentukan kebutuhan pengalokasian pembiayaan tersebut sesuai dengan kondisi perusahaan yang bersangkutan sebab masing masing perusahaan memiliki standar pengukuran jumlah dan nilai yang berbeda-beda.

4. Penyajian

Biaya yang timbul dalam pengelolaan lingkungan ini disajikan bersama sama dengan biaya-biaya unit lain yang sejenis dalam sub-sub biaya administrasi dan umum. Penyajian biaya lingkungan ini didalam laporan keuangan dapat dilakukan dengan nama rekening yang berbeda-beda sebab tidak ada ketentuan yang baku untuk nama rekening yang memuat alokasi pembiayaan lingkungan perusahaan tersebut.

5. Pengungkapan

Pada umumnya, akuntan akan mencatat biaya tambahan dalam akuntansi konvensional sebagai biaya overhead yang berarti belum dilakukan spesialisasi rekening untuk pos biaya lingkungan. Akuntansi lingkungan menuntut adanya alokasi pos khusus dalam pencatatan rekening pada laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan- sehingga dalam pelaporan akuntansi keuangan akan muncul bahwa pertanggung jawaban sosial yang dilakukan oleh perusahaan tidak sebatas pada retorika namun telah sesuai praktis didalam pengelolaan sisa hasil operasional perusahaan. Hal ini diungkapkan oleh Jain R. K. (1998) dalam bukunya berjudul Environmental Impact Assesment disebutkan bahwa sistem

(29)

14

pencatatan akuntansi yang memerlukan penanganan khusus dalam hal ini adalah sistem akuntansi lingkungan yang memerlukan kamar tersendiri dalam neraca keseimbangan setiap tahunnya.

Biaya yang dicatat dalam jurnal penjelas dapat diartikan bahwa biaya yang sebelumnya dicatat dalam pos pos gabungan seperti biaya umum atau biaya overhead perlu untuk dibuatkan pos khusus yang memuat daftar alokasi biaya khusus untuk pengelolaan eksternality sebagai sisa hasil operasional usaha.

Kemungkinan untuk memuat seluruh biaya yang telah dikeluarkan dalam pos khusus menjadi sebuah neraca khusus tetap ada, namun meski demikian minimal dalam sebuah laporan keuangan adanya rekening khusus yang dapat menjelaskan alokasi biaya lingkungan tersebut menjadi satu kesatuan pos rekening laporan keuangan yang utuh dan secara rinci pengeluaran biaya tersebut sejak awal perencanaan proses akuntansi lingkungan sampai pada saat penyajian pemakaian biaya tersebut (Purnomo, 2000).

Program Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER)

Dalam Pasal 1 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 06 tahun 2013 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup, disebutkan bahwa PROPER adalah program penilaian terhadap upaya penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dalam mengendalikan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup serta pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun. Sedangkan pada pasal 3 disebutkan PROPER dilakukan melalui mekanisme pengawasan yang hasilnya berupa pemberian insentif atau disinsentif kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan. Insentif atau disinsentif sebagaimana dimaksud diberikan berdasarkan penilaian kinerja penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dalam pengendalian pencemaran lingkungan hidup, pengendalian perusakan lingkungan hidup, dan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun.

Peringkat PROPER dibedakan menjadi lima bagian dalam bentuk warna, yaitu Emas, Hijau, Biru, Merah dan Hitam. Untuk kriteria tentang ketaatan

(30)

15

diurutkan dengan biru, merah, dan hitam, sedangkan penilaian aspek “lebih dari yang dipersyaratkan” (beyond compliance) adalah hijau dan emas. Emas diberikan kepada perusahaan yang secara konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan dalam proses produksi dan/atau jasa, melaksanakan bisnis yang beretika serta bertanggung jawab terhadap masyarakat. Hijau diberikan kepada perusahaan telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance) melalui pelaksanaan sistem manajemen lingkungan, pemanfaatan sumberdaya secara efisien dan melakukan upaya pemberdayaan masyarakat dengan baik. Biru diberikan kepada perusahaan yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan. Merah, diberikan kepada perusahaan yang upaya pengelolaan lingkungan hidupnya tidak dilakukan sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang- undangan. Sedangkan hitam diberikan kepada perusahaan yang sengaja melakukan perbuatan atau melakukan kelalaian yang mengakibatkan pencemaran dan kerusakan lingkungan serta melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan atau tidak melaksanakan sanksi administrasi. Adapun aspek ketaatan dinilai dari pelaksanaan dokumen lingkungan (AMDAL/UKL-UPL), upaya pengendalian pencemaran air dan udara, pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), penanggulangan kerusakan lingkungan khusus bagi kegiatan pertambangan.

(31)

16

FENOMENA

PT Holcim belum menjalankan

penghijauan dengan baik

Limbah anak perusahaan PT Semen Indonesia yang masih mencemari udara dan lingkungan sekitar

perusahaan

Warga sekitar PT Indocement terserang penyakit ISPA akibat debu

dari hasil produksi semen

REGULASI

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

No. 32 dan 33 Peraturan Pemerintah pasal

74 UU No. 40 tahun 2007

MASALAH PENELITIAN

Adanya ketidaksesuaian tanggung jawab perusahaan

terhadap PSAK dan UU tentang penerapan akuntansi

lingkungan

TUJUAN PENELITIAN

Mendiskripsikan Penerapan akuntansi lingkungan pada tiga perusahaan semen di Indonesia

1. Analisis Laporan Keuangan 2. Analisis Tahap Perlakuan Akuntansi 3. Analisis Program Peringkat Kinerja Perusahaan Terhadap Lingkungan (PROPER)

Gambar 1. Kerangka Berpikir

METODE PENELITIAN Desain Penelitian

Penelitian ini dirancang dan disajikan dengan dua jenis data, yaitu data kualitatif yang berupa tulisan atau teks dan data kuantitatif yang berupa angka- angka dari laporan keuangan perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif merupakan metode yang menuturkan dan menafsirkan data yang ada dan berkaitan dengan situasi yang terjadi, sikap dan pandangan yang terjadi di dalam masyarakat. Analisis deskriptif dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian analisis terkait laporan keuangan perusahaan semen, tahap perlakuan akuntansi lingkungan dan Program Peringkat Kinerja Perusahaan Terhadap Lingkungan (PROPER).

(32)

17 Sumber Data Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder, yang diambil dari penelitian kepustakaan, dan media masa yang berhubungan dengan objek dan ruang lingkup penelitian. Penulis memperoleh data laporan keuangan annual report dan laporan keberlanjutan (sustainability report) PT Semen Indonesia Tbk, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, dan PT Holcim Indonesia Tbk untuk periode 2011-2013 dari situs www.idx.co.id. Untuk data kualitatif diperoleh dari hasil kepustakaan, internet, dan media masa mengenai akuntansi lingkungan dan penerapan CSR perusahaan terhadap lingkungan.

Analisis Data

1. Analisis terhadap laporan keuangan tahunan (annual report) dan laporan keberlanjutan (sustainability report) PT Semen Indonesia Tbk, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, dan PT Holcim Indonesia Tbk untuk periode 2011-2013.

Dalam laporan keuangan yang diterbitkan oleh ketiga perusahaan semen apakah di dalamnya terdapat akun khusus terkait biaya lingkungan. Laporan Keuangan yang di dalamnya memuat akun khusus terkait lingkungan apakah disajikan secara terperinci dalam penggunaan biaya lingkungan.

2. Analisis tahap perlakuan akuntansi lingkungan, akuntansi lingkungan sebagai metode untuk mengungkap dan menyajikan perlakuan biaya yang berhubungan dengan pengelolaan lingkungan memerlukan tahap-tahap yang berurutan dan rinci dengan tetap mengacu pada standar akuntansi maupun pernyataan akuntansi yang berlaku umum. Tahap-tahap akuntansi ini meliputi identifikasi, pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan.

3. Menganalisis Program Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) dalam pengelolaan lingkungan hidup pada PT Semen Indonesia Tbk, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, dan PT Holcim Indonesia Tbk. Menganalisis penilaian yang diberikan oleh Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia terhadap kinerja masing-masing perusahaan terhadap lingkungan apakah sudah sesuai dengan peraturan pemerintah mengenai lingkungan yang diatur dalam Pasal 74 UU Nomor 40 Tahun 2007 dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 32 dan 33 yang dibuat Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

(33)

18

Dari beberapa tahap analisis di atas diharapkan dapat menjawab masalah penelitian ini, bagaimana akuntansi lingkungan yang diterapkan oleh PT Semen Indonesia Tbk, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, dan PT Holcim Indonesia Tbk, sehingga penelitian ini dapat meningkatkan akuntansi lingkungan di Indonesia khususnya PT Semen Indonesia Tbk, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, dan PT Holcim Indonesia Tbk.

HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Perusahaan

Ketiga perusahaan semen yang dijadikan objek penelitian penulis merupakan tiga perusahaan semen besar yang ada di Indonesia yaitu PT Semen Indonesia Tbk, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, dan PT Holcim Indonesia Tbk. PT Semen Indonesia Tbk adalah perusahaan yang diresmikan di Gresik pada tanggal 7 Agustus 1957 oleh Presiden RI pertama dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per tahun, dan di tahun 2013 kapasitas terpasang mencapai 30 juta ton per tahun. Sejak tahun 2012 perusahan semen ini melakukan perubahan nama menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk yang sebelumnya dengan nama PT Semen Gresik (Persero) Tbk dengan anak perusahaan yaitu semen Gresik, semen Tonasa, dan semen Padang.

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah produsen semen yang didirikan sejak 16 Januari 1985, dan menjadi perusahaan publik setelah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada 5 Desember 1989. Produk utama Perseroan adalah semen dengan merek dagang semen "Tiga Roda". Adapun jenis produk semen yang dihasilkan adalah Portland Composite Cement (PCC), Ordinary Portland Cement (OPC Tipe I, Tipe II, dan Tipe V), Oil Well Cement (OWC), Semen Putih, dan TR-30 Acian Putih. PT Indocement Tbk adalah satu- satunya produsen semen putih di Indonesia. Indocement memiliki tiga kompleks pabrik yaitu pabrik Citeureup, pabrik Palimanan dan pabrik Tarjun serta lima terminal semen yaitu di Jakarta, Surabaya, Banyuwangi, Lombok dan Samarinda.

(34)

19

PT Holcim Indonesia Tbk adalah perusahaan produsen semen yang dulunya dikenal dengan nama PT Semen Cibinong Tbk Perusahaan ini didirikan sejak tanggal 15 Juni 1971 dan perubahan nama ini terjadi pada tanggal 1 Januari 2006. PT Holcim Indonesia Tbk mengoperasikan tiga pabrik semen masing- masing di Narogong, Jawa Barat, di Cilacap, Jawa Tengah, Tuban di Jawa Timur dan fasilitas penggilingan semen di Ciwandan, Banten dengan total kapasitas gabungan per tahun 11 juta ton semen. PT Holcim Indonesia Tbk adalah produsen semen terbesar ketiga dilihat dari penjualan dan pangsa pasar. Saham Holcim Indonesia dimiliki oleh Holcim Ltd (Swiss) sebesar 77,33 persen dan publik sebesar 22,7 persen.

Pada bab ini, dibahas identifikasi masalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan jawabannya melalui metode penelitian yang telah dijalankan.

Pembahasan masalah akan dibagi ke dalam beberapa bagian yaitu analisis laporan keuangan, analisis tahap perlakuan akuntansi lingkungan, analisis Program Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Analisis Terhadap Laporan Keuangan

Setiap tahun PT Semen Indonesia Tbk, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, dan PT Holcim Indonesia Tbk. menerbitkan dua laporan utama yaitu annual report dan sustainability report. Annual report atau laporan tahunan merupakan tanggung jawab manajemen terhadap pengelolaan perseroan serta sebagai wujud pemenuhan atau compliance terhadap peraturan perundangan yang berlaku untuk meningkatkan keterbukaan informasi perseroan kepada para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Melalui laporan tahunan para pemegang saham dan pemangku kepentingan dapat memperoleh informasi tentang pencapaian kinerja, laporan posisi keuangan, laba rugi, dan arus kas dalam setahun.

Sedangkan sustainability report adalah laporan tentang kontribusi perusahaaan terhadap pembangunan ekonomi lokal, pengelolaan lingkungan hidup serta tanggung jawab sosial, selain itu laporan ini memberikan gambaran lengkap tentang kinerja berkelanjutan perseroan yang berlandaskan triple bottom line

(35)

20

yakni pencapaian kinerja keuangan unggul (profit), komitmen pemberdayaan masyarakat (people) dan menjamin pelestarian lingkungan (planet).

Dalam annual report secara garis besar ketiga perusahaan melaporkan biaya-biaya lingkungan ke dalam beban administrasi dan umum. Sesuai butir-butir ketentuan BAPEPAM-LK Nomor: KEP-431/BL/2012 tertanggal 1 Agustus 2012 tentang penyampaian laporan tahunan emiten atau perusahaan publik, selanjutnya Perseroan menyampaikan laporan tanggung jawab sosial perusahaan, meliputi ketenagakerjaan, pengembangan sosial dan kemasyarakatan, lingkungan hidup, tanggung jawab kepada konsumen. Laporan tahunan yang dikeluarkan oleh PT Semen Indonesia Tbk secara rinci masuk dalam pengelolaan dana CSR dengan total dana yang dikeluarkan untuk tahun 2011 adalah sebesar Rp221,789 Milyar rupiah dengan rincian untuk tanggung jawab sosial dan lingkungan sebesar Rp40,426 Milyar rupiah, untuk program kemitraan Rp125,947 Milyar rupiah dan untuk program bina lingkungan sebesar Rp55.417 Milyar rupiah. Pada tahun 2012 PT Semen Indonesia Tbk total dana yang dikeluarkan sebesar Rp287,740 Milyar rupiah dengan rincian untuk tanggung jawab sosial dan lingkungan sebesar Rp124,190 Milyar rupiah, untuk program kemitraan sebesar Rp150,091 Milyar rupiah dan untuk program bina lingkungan sebesar Rp32,080 Milyar rupiah.

Sedangkan pada tahun 2013 total dana yang dikeluarkan adalah sebesar Rp308,748 Milyar rupiah dengan rincian pemakaian yaitu untuk tanggung jawab sosial dan lingkungan sebesar Rp162,058 Milyar rupiah, untuk program kemitraan sebesar Rp107,963 Milyar rupiah dan untuk program bina lingkungan sebesar Rp38,728 Milyar rupiah (tabel 2 terlampir). Dalam annual report pada akun beban administrasi dan umum juga melaporkan tanggung jawab lingkungan yang megklasifikasikan akun bina lingkungan di dalamnya (tabel 3 terlampir). Dalam beban administrasi dan umum terdapat akun-akun yaitu gaji atau upah dan kesejahteraan karyawan, program kemitraan dan bina lingkungan, pemeliharaan, keperluan kantor, jasa profesional, pajak, asuransi dan sewa, perjalanan dinas, promosi dan jamuan, penyusutan dan amortisasi, pemakaian bahan, listrik, air, dan telepon, pendidikan latihan dan pengembangan, beban penurunan nilai piutang dan lain-lain. Dengan total dana yang dikeluarkan untuk program kemitraan dan bina lingkungan pada 2011 adalah Rp210,548 Milyar rupiah, pada 2012 adalah

(36)

21

sebesar Rp174,460 Milyar rupiah, dan pada 2013 adalah sebesar Rp141,822 Milyar rupiah.

Pelaksanaan tanggung jawab lingkungan oleh PT Semen Indonesia Tbk dari dana yang sudah dikeluarkan pada tahun 2011 sampai dengan 2013 dijabarkan dengan program yang dibuat oleh PT Semen Indonesia Tbk yaitu dengan program si cerdas, si prima, si lestari, dan si peduli. Dilihat dari laporan keuangan tahunan atau annual report dana yang dikeluarkan untuk lingkungan mengalami kenaikan dari tahun ke tahun untuk periode 2011-2013, dikarenakan tingkat produksi yang terus mengalami peningkatan sehingga tanggung jawab perusahaaan terhadap lingkungan juga semakin besar. Program yang dibuat sebagai tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan, dimana program lingkungan yang dijalankan perusahaan dengan melakukan pantau lingkungan atau kegiatan monitoring lingkungan yang dilakukan secara rutin dalam upaya pemenuhan terhadap peraturan perundangan lingkungan. Pemantauan rutin dilakukan terhadap emisi udara cerobong pabrik, kualitas udara ambien, tingkat kebisingan lingkungan, konsentrasi debu dan kebisingan area pabrik, iklim kerja, kualitas air buangan, air badan air dan air laut, serta pemantauan keberadaan air bawah tanah. Pengukuran pada beberapa titik pengambilan sampel dan analisa parameter lingkungan dilakukan secara berkala baik oleh internal perseroan maupun oleh badan independen yang berkompeten untuk memenuhi baku mutu lingkungan dan nilai ambang batas sesuai ketentuan yang berlaku.

Selain itu perusahaan juga memberikan bantuan terhadap pelestarian alam dengan melakukan program penghijauan melalui penanaman pohon baik yang bersifat produktif maupun non produktif. Program penghijauan dilaksanakan melalui program greenbelt di seluruh area tambang dengan menjadikan area tersebut sebagai area penghijauan. Area greenbelt berada di bagian terluar (batas pertambangan) yang tidak akan ditambang yang berfungsi sebagai penahan debu.

Selain itu, greenbelt juga dilaksanakan di lahan idle yang belum ditambang, yang bisa dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk lahan pertanian. Total penyaluran dana bantuan pelestarian alam pada tahun 2013 adalah sebesar Rp1,547 Miliar.

(37)

22

Laporan tahunan (annual report) dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tidak di laporkan terperinci seperti yang dilakukan PT Semen Indonesia Tbk.

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk laporan disajikan dalam akun beban administrasi dan umum yang terdiri atas beban upah dan kesejahteraan karyawan, honor tenaga ahli, perjalanan dan transportasi, hubungan masyarakat, beban sewa, pajak dan perizinan, penyusutan, pengobatan, perbaikan dan pemeliharaan, komunikasi, sumbangan dan bina lingkungan, alat tulis dan perlengkapan kantor, listik dan air, publikasi dan sponsor, asuransi, percetakan, pengembangan komunitas, pelatihan seminar, dan lain-lain.

Beban administrasi dan umum pada tahun 2011 adalah sebanyak Rp338 Milyar rupiah, sedangkan pada tahun 2012 sebesar Rp409,7 Milyar rupiah dan pada tahun 2013 mengalami kenaikan 15 persen yaitu Rp471,2 Milyar rupiah, akan tetapi peningkatan yang dialami oleh PT Indocement Prakarsa Tbk sebagian besar diakibatkan oleh kenaikan gaji dan upah (tabel 4 terlampir). Dari total pengeluaran pada beban administrasi dan umum terdapat akun hubungan masyarakat dan bina lingkungan, dimana dana yang dikeluarkan pada 2011 adalah sebesar Rp15,008 Milyar rupiah, pada 2012 sebesar Rp24,850 Milyar rupiah, dan pada 2013 sebesar Rp18,308 Milyar rupiah. Walaupun tidak menyajikan laporan akuntansi lingkungan secara terperinci akan tetapi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mengukapkan tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagai wujud tanggung jawab perusahaan dengan melakukan pelestarian lingkungan salah satunya dengan menjalankan program jangka panjang dalam hal pengurangan jejak karbon dan emisi gas rumah kaca, pengolahan sampah rumah tangga, dan pelestarian keanekaragaman hayati. Perseroan telah lama mengandalkan teknologi Continuous Emission Monitoring (CEM) maupun sistem isokinetik guna memastikan emisi gas rumah kaca jauh di bawah ambang batas yang ditentukan.

Sedangkan untuk penanganan debu, pada 2013 Indocement menerapkan penggunaan Bag House untuk menggantikan Electrostatic Precipitator (EP) pada pabrik ke-9 di kompleks pabrik Palimanan. Bag House mampu menangkap emisi debu lebih efektif daripada Electrostatic Precipitator. PT Indocement Tunggal Prakarsa juga mempertahankan ekosistem alami dengan merehabilitasi areal bekas

(38)

23

penambangan dengan menanam pohon jatropha curcas, trembesi, nyamplung, dan rumput gajah.

Sama halnya dengan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, laporan tahunan PT Holcim Indonesia Tbk juga tidak menyajikan laporan akuntansi lingkungan secara terperinci, akan tetapi PT Holcim Indonesia Tbk menyajikan laporan dalam akun beban administrasi dan umum yang terdiri atas gaji atau upah dan tunjangan, jasa tenaga ahli, sumbangan dan bina lingkungan, pemeliharaan data dan sistem, perjalanan, sewa, perbaikan dan pemeliharaan, biaya bank, penyusutan dan lain-lain. Pada tahun 2011 total beban administrasi dan umum adalah sebesar Rp445,459 Milyar rupiah, tahun 2012 sebesar sebesar Rp422,448 Milyar rupiah dan pada 2013 adalah sebesar Rp397,063 Milyar rupiah (tabel 4 terlampir). Sebagai tanggung jawab perusahaan menyajikan dan mengukapkan sumbangan dan biaya lingkungan dan dana yang dikeluarkan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp23,246 Milyar rupiah, pada tahun 2012 sebesar Rp19,595 Milyar rupiah, dan pada tahun 2013 sebesar Rp33,538 Milyar rupiah.

PT Holcim Indonesia Tbk mengukapkan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan dengan mengelola dampak lingkungan, dan tetap pada komitmen perusahaan untuk beroperasi sesuai prinsip keberlanjutan, antara lain dengan melakukan daur ulang serta melestarikan dan mengurangi pemakaian sumber daya alam. Emisi dipantau secara cermat, dan dampak kegiatan operasional sedapat mungkin dikurangi. Hingga saat ini terus dilakukan kegiatan rehabilitasi lahan bekas tambang, sementara proyek kajian lengkap flora & fauna untuk mengidentifikasi dan melestarikan keanekaragaman hayati telah selesai dilaksanakan. Bersama warga sekitar perusahaan mengelola sebaik mungkin jalur hijau dan kawasan konservasi. Unit usaha pengelolaan limbah, geocycle, memanfaatkan fasilitas perusahaan untuk memusnahkan limbah dan memanfaatkan limbah maupun bahan sisa proses produksi semen sebagai sumber energi.

Pada sustainability report masing-masing perusahaan melakukan tanggung jawab lingkungan dengan program-program sama antar perusahaan, dimana indikator kinerja lingkungan yang ada di dalam sustainability report adalah

(39)

24

laporan tanggung jawab penggunaan bahan baku (batu kapur, tanah liat dan pasir besi), penggunaan bahan bakar (energi langsung produksi,energi untuk tambang), penggunaan air, pelestarian keanekaragaman hayati, upaya pengendalian emisi (debu, dan tingkat kebisingan), dan pengolahan limbah. Akan tetapi dilihat dari laporan sustainability report hanya PT Semen Indonesia saja yang mencantumkan detail biaya dengan satuan ukur rupiah, ditahun 2011 total biaya lingkungan yang dikeluarkan Rp102,174 Milyar rupiah dari seluruh biaya lingkungan yang dikeluarkan pada tahun 2011 sebanyak Rp410 Juta rupiah digunakan untuk pemantauan dan pengukuran kualitas lingkungan meliputi pemantauan emisi udara, kualitas badan air, kualitas udara ambient, kualitas air laut, dan kebisingan lingkungan. Tahun 2012 mengeluarkan Rp33 Milyar rupiah untuk pengembangan alat penangkap debu yang lebih modern. PT Semen lndonesia Tbk menganggarkan dana untuk 2013 sebesar Rp2,032 Milyar rupiah, yang antara lain digunakan untuk kegiatan reklamasi pasca tambang dan pemantauan lingkungan, dan pada tahun 2013 PT Semen Indonesia mengalokasikan Rp1,240 Milyar rupiah, untuk pengelolaan limbah sebesar Rp21,6 Juta rupiah dan pengelolaan emisi sebanyak Rp473 Juta rupiah dan penggunaan jasa pihak eksternal sebanyak Rp745,7 Juta rupiah (tabel 6 terlampir). Penggunaan jasa pihak eksternal di dalamnya adalah pihak-pihak yang bertanggung jawab akan pengukuran limbah yang dikeluarkan dari proses produksi, pengukuran penggunaan air, pengukuran emisi debu, tingkat kebisingan, kedalam tanah, auditor resiko lingkungan dari proses produksi, dan lain-lain. Dalam sustainability report perusahaan melaporkan program akuntansi lingkungan yang dijalankan perusahan dalam satu tahun dengan lebih lengkap untuk keberlanjutan pembangunan lingkungan. Ketiga perusahaan semen melaporkan program yang dilaksanakan dan hasil dari program-program yang terlaksana. Diharapkan dengan sustainability report yang disampaikan perusahaan kepada publik, dapat dijadikan bukti tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan dan dapat dijadikan wacana bagi pihak yang berkepentingan.

Sustainability report PT Semen Indonesia Tbk meningkat dari Global Reporting lnitiative (GRl) versi G.3.0 pada tahun 2010 menjadi GRI versi G.3.1 yang merupakan versi terbaru dari Standard Reporting Guideline yang

(40)

25

diluncurkan GRl. Pedoman Global Reporting Initiative (GRI) 3.1 merupakan perluasan terhadap GRI 3.0 yang menetapkan kerangka kerja global berlaku untuk melaporkan dimensi ekonomi, lingkungan dan sosial dari kegiatan organisasi, produk dan jasa. Pada GRI 3.1 dimensi sosial dibagi menjadi 4 sub, antara lain tenaga kerja, hak asasi, tanggung jawab produk, dan masyarakat. Standar ini paling banyak digunakan dan diakui secara internasional untuk mengukuran laporan keberlanjutan dan pedoman dalam pembuatan laporan keberlanjutan dengan delapan puluh empat indikator GRI (tabel terlampir).

Keberhasilan PT Semen Indonesia Tbk dalam pembuatan laporan keberlanjutan ini dibuktikan dengan telah diterimanya penghargaan lndonesian Sustainability Reporting Award (ISRA). Dalam sustainability report tahun 2011 PT Semen Indonesia Tbk menyatakan kesiapan meningkatkan pemanfaatan energi alternatif, mengingat terbatasnya ketersediaan batu bara dan listrik sebagai sumber energi primer dari alam. Dengan pemakaian energi alternatif perusahaan dapat menghemat volume pemakaian energi dan penurunan emisi karbon total yang dihasilkan sehingga lebih ramah lingkungan. Sumber energi alternatif yang dimanfaatkan berupa biomassa berupa tongkol jagung, sekam padi, kulit kacang, serpihan kayu, sisa tembakau, dan lain-lain. PT Semen Indonesia Tbk juga melaporkan material yang digunakan dalam produksi semen, pemakaian air, keanekaragaman hayati yang ada setelah adanya PT Semen Indonesia Tbk. Selain itu kegiatan reklamasi lahan pasca tambang yang telah dijalankan hingga akhir periode pelaporan adalah pemanfaatan bekas lahan tambang tanah sebagai waduk penampungan air, perikanan dan sarana hiburan dan pemanfaatan bekas tambang untuk kegiatan pertanian, perumahan, perkantoran, industri dan tempat usaha.

Perusahaan juga melaksanakan kegiatan pemulihan habitat dengan melakukan penanaman kernbali atau revegetasi pada sebagian bekas lahan tambang. Jenis pohon yang ditanam adalah tanaman pelindung dan produktif.

Pada tahun 2011 PT Semen Indonesia Tbk melakukan reklamasi lahan tambang seluas 8,55 hektar, sehingga secara keseluruhan ada 20 hektar lahan pasca tambang yang sudah dipulihkan dengan jumlah pohon yang ditanam mencapai lebih dari 129 ribu batang. Upaya pemulihan lahan pasca tambang dilakukan dengan melibatkan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan

Gambar

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

“ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus Pada PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk Yang

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dapat lebih memperhatikan peran karyawan yang terdiri dari pelatihan pendidikan, resiko lingkungan, kontrol lingkungan kerja, motivasi bekerja,

ABSTRAK : Tujuan penelitian, ialah untuk mengetahui kinerja keuangan pada perusahaan semen yang terdaftar di BEI yaitu PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Holcim Tbk,

Dalam Laporan Tahunan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 2007, disebutkan bahwa PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memberikan pemahaman yang lebih besar terhadap konsep

Nama Perusahaan Kode Saham. 1 Indocement Tunggal

Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang semen, yaitu PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Holcim

Return on equity (ROE) perusahaan PT Semen Indonesia Tbk memiliki rasio lebih baik di bandingkan dengan PT Semen Baturaja Tbk dan PT Semen Holcim Tbk hal ini

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kinerja keuangan perusahaan sektor industry semen 2009-2013 (PT. Semen Indonesia, PT. Indocement Tunggal Prakarsa,