• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN LOKASI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN LOKASI PENELITIAN"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

DAN LOKASI PENELITIAN

4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan6

PT Indocement Tunggal Prakarsa didirikan pada tahun 1985 melalui penggabungan usaha enam perusahaan yang memiliki delapan pabrik semen. Pada awalnya, perusahaan ini berasal dari pabrik-pabrik yang dimiliki oleh PT Distinct Indonesia Cement Enterprise (DICE). PT DICE mulai membangun tanur putar pertama untuk kegiatan operasional perusahaan yang berkapasitas sebesar 500.000 ton semen abu-abu, yang selesai pada tahun 1975 dan diresmikan pada tanggal 4 Agustus 1975. Pada tahun yang sama, perusahaan memulai kegiatan operasional untuk menghasilkan produk-produk komersial. Selanjutnya PT DICE meresmikan pabrik keduanya pada tanggal 04 Agustus 1976.

Selain PT DICE, perusahaan ini berasal dari gabungan lima perusahaan lain yang secara resmi menjadi bagian perusahaan pada tahun-tahun selanjutnya. Kelima perusahaan itu antara:

a. PT Perkasa Indonesia Cement Enterprise (PICE) yang terdiri dari dua pabrik semen dengan kapasitas produksi sebesar 1.000.000 ton semen per tahun.

b. PT Perkasa Indah Indonesia Cement Putih Enterprise (PIICPE) yang memiliki satu pabrik semen yang memproduksi 150.000 ton semen putih (White Cement) dan 50.000 ton semen sumur minyak (Oil Well Cement) per tahun.

c. PT Perkasa Agung Utama Indonesia Cement Enterprise (PAUICE) yang memiliki satu pabrik semen yang berkapasitas produksi sebesar 1.500.000 ton semen per tahun.

d. PT Perkasa Inti Abadi Indonesia Cement Enterprise (PIAICE) yang memiliki satu pabrik semen dengan kapasitas produksi sebesar 1.500.000 ton semen per tahun.

6

(2)

e. PT Perkasa Abadi Mulia Indonesia Cement Enterprise (PAMICE) yang berkapasitas produksi sebesar 1.500.000 ton semen per tahun.

Pada tahun 1985 keenam perusahaan tersebut kemudian bergabung menjadi PT Indocement Tunggal Prakarsa yang seluruh wilayah produksinya berada di satu lokasi di Citeureup, Bogor, Jawa Barat. Perusahaan ini mendapatkan statusnya sebagai badan hukum semenjak dikeluarkannya Surat Keputusan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor C2.2876.HT.01.01.TH.85 pada tanggal 17 Mei 1985.

Pada tahun 1991, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk secara resmi memiliki pabriknya yang kesembilan. Pabrik ini berasal dari PT Tridaya Manunggal Perkasa Cement (TMPC) yang terletak di Palimanan, Jawa Barat dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 1.200.000 ton semen. Lima tahun kemudian, yakni pada tahun 1996, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk menyelesaikan pembangunan pabriknya yang kesepuluh yang berlokasi dan kapasitas produksi yang sama dengan pabrik yang kesembilan tersebut. Pada tahun 1999, perusahaan ini membangun pabrik kesebelas yang terletak di Citeureup, Bogor, Jawa Barat dengan kapasitas produksi sebesar 2.400.000 ton klinker per tahun. Pabrik kedua belas sekaligus pabrik terakhir yang dimiliki oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk diperoleh dari hasil merger dengan PT Indocement Investama dan PT Indo Kodeco Cement (IKC) yang berlokasi di Tarjun, Kota Baru, Kalimantan Selatan, dengan kapasitas produksi terpasang 2,6 juta ton semen per tahun pada tahun 2000. Pada tahun 2001 Heidelberg Cement Group menjadi pemegang saham mayoritas melalui anak perusahaannya, Kimmeridge Enterprise Pte. Ltd. Pada tahun 2003 Kimmeridge Enterprise Pte. Ltd. mengalihkan kepemilikan sahamnya di Indocement kepada HC Indocement GmbH.

4.1.2 Identitas Perusahaan

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memiliki visi dan misi perusahaan yang selalu digunakan sebagai landasan untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Visi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah menjadikan perusahaan sebagai pemimpin pasar semen dalam negeri yang berkualitas. Sementara misi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah sebagai berikut:

(3)

“Kami berkecimpung dalam bisnis penyediaan papan, bahan bangunan dan jasa terkait yang bermutu dengan harga kompetitif dan tetap memerhatikan pembangunan berkelanjutan.”7

Selain itu, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk juga memiliki slogan atau moto perusahaan yang dapat dilihat di setiap sudut lokasi perusahaan. Moto PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tersebut adalah sebagai berikut:

Turut membangun kehidupan bermutu (better shelter for a better life).”8

Dalam Laporan Tahunan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 2007, disebutkan bahwa PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memberikan pemahaman yang lebih besar terhadap konsep pembangunan berkelanjutan yang terdapat dalam misi perseroan bagi seluruh karyawan. Melalui pemahaman atas konsep tersebut, seluruh karyawan akan memiliki pengertian yang lebih baik dan mendalam terhadap tiga sasaran utama yang hendak dicapai oleh perusahaan yakni pertumbuhan ekonomi, pembangunan sosial serta pelestarian lingkungan hidup.

Praktek konsep pembangunan berkelanjutan yang dijadikan sasaran bagi perusahaan dari segi usaha adalah mengupayakan cara-cara yang lebih baik dalam menghasilkan produk, jasa, pesan, serta manfaat bagi seluruh stakeholders dengan biaya yang tepat guna. Sementara itu, dari sisi sumber daya manusia, konsep tersebut dapat berarti mengupayakan terciptanya lingkungan kerja yang lebih memotivasi karyawan yang memiliki semangat prestasi tinggi, serta menciptakan lingkungan kerja yang kondusif berbasis praktik-praktik internasional terbaik dalam hal keselamatan, kesehatan, dan dampak lingkungan. Apabila dilihat dari segi tanggung jawab sosial dan lingkungan, pengembangan konsep pembangunan berkelanjutan ini dapat berarti mengupayakan terjadinya interaksi antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dengan masyarakat yang berada di sekitar lingkungan kerja. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa visi, misi,dan slogan perusahaan yang terkait dengan konsep pembangunan berkelanjutan merupakan

7

Ibid., halaman 19.

8

(4)

landasan yang sangat mendasar bagi setiap aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dengan harapan agar masing-masing individu dapat memahami bahwa setiap langkah yang diambil oleh perusahaan pasti memiliki manfaat jangka panjang yang berkesinambungan.

4.1.3 Penghargaan-Penghargaan yang Diterima oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk merupakan perusahaan besar yang seringkali memperoleh penghargaan atas prestasi yang diraih perusahaan dalam beberapa bidang. Berikut ini adalah daftar panjang pretasi yang diraih oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk selama tahun 2008.9

1) Tanggal 4 Maret 2008: memperoleh penghargaan dari Forum Wartawan Harian Bogor.

2) Tanggal 16 Maret 2008: memperoleh Emisi Reduksi yang Disertifikasi (Certified Emission Reduction/CER) pada tanggal 16 Maret 2008 dalam kerangka Mekanisme Pembangunan Bersih untuk proyek penggunaan bahan bakar alternatif.

3) Tanggal 12 Juni 2008: menerima IMAC Award (Indonesia’s Most Admired Companies) Award untuk ketiga kalinya sebagai “The Best Performance Company Image” untuk kategori industri semen di Indonesia dari Frontier Consulting Group dan majalah Business Week.

4) Tanggal 31 Juli 2008: menerima Penghargaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) untuk periode 2006-2007, dengan meraih peringkat Hijau untuk Pabrik Citeureup dan Biru untuk Pabrik Cirebon.

5) Tanggal 4 Agustus 2008: menerima penghargaan sebagai “Seven Best Managed Companies in Indonesia 2008”, dari majalah Finance Asia, Hongkong.

6) Tanggal 6 Agustus 2008, Semen “Tiga Roda” meraih “Top Brand Award 2008” dari Frontier Consulting Group dan majalah Marketing.

7) Tanggal11 September 2008: menerima “The Value of Creator Award” untuk kedua kalinya, dari majalah SWA dan Stern Steward & Co. Management Consultant.

9

(5)

8) Tanggal 5 November 2008: menerima penghargaan sebagai “5 Terbaik dalam Pelaporan Keuangan Indonesia 2008” untuk kategori industri manufaktur, yang diberikan oleh Fakultas Ekonomi – Universitas Indonesia bekerjasama dengan Bapepam-LK dan lembaga lainnya.

9) Tanggal 11-13 November 2008: memperoleh medali emas (dengan nilai tertinggi) dan medali “Prime Gold” dari Dua Gugus Kendali Mutu (“GKM”) dalam Konvensi Mutu Indonesia 2008.

10)Tanggal 26 November 2008: menerima Anugerah Business Review dari majalah Business Review.

Penghargaan dan prestasi yang diraih oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk masih berlanjut hingga tahun 2009. Berikut ini adalah daftar penghargaan yang diterima perusahaan selama tahun 2009.10

1) Tanggal 15 Januari 2009: menerima penghargaan “The Best 4 in Corporate Governance 2008” untuk perusahaan di Indonesia, yang diberikan oleh majalah The Asset, Hong Kong.

2) Tanggal 23 Februari 2009: meraih tiga penghargaan pada “Indonesia CSR Awards 2008” yaitu: Penghargaan Emas dan Penghargaan Terbaik Pertama untuk sektor industri dan manufaktur dalam kategori bidang sosial dan lingkungan. Penghargaan lain diterima oleh Kuky Permana, Direktur Sumber Daya Manusia Indocement, yaitu Penghargaan Terbaik Pertama untuk kategori Pimpinan Perusahaan - tipe Perorangan.

3) Tanggal 15 Oktober 2009: meraih peringkat Emas dari hasil penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) kurun waktu 2008–2009 yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).

4.1.4 Struktur Organisasi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk11

Sebagaimana organisasi perusahaan pada umumnya, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk juga memiliki struktur organisasi pelaksana perusahaan. Struktur organisasi ini diputuskan melalui hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Berdasarkan hasil dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2008

10

Ibid., halaman 19

11

(6)

tanggal 14 Mei 2008, maka struktur organisasi yang berlaku saat ini terbagi atas Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan dengan susunan struktur organisasi sebagai berikut: Skema dari struktur organisasi PT Indocement Tunggal Prakarasa dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Struktur Organisasi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (sumber : Laporan Tahunan 2007 / CODD – CHRD)

Dari gambar tersebut, dapat dilihat alur pertanggungjawaban masing-masing anggota perusahaan dalam menjalankan kewajibannya di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

(7)

4.1.5 Proses Produksi Semen12

Proses produksi semen dapat diperlihatkan melalui alur proses pada Gambar 3.

Gambar 3. Alur Produksi Semen(Sumber: Intranet Departemen CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.)

Bahan baku untuk pembuatan semen terdiri dari batu kapur (80% ), tanah liat (10%), pasir-silika (9%) dan pasir besi (1%). Berikut ini akan digambarkan dengan ringkas 7 tahap pembuatan semen :

1. Penambangan dan Penghancuran

Batu kapur, yang merupakan bahan baku utama, ditambang di quarry yang berjarak 6 km dari pabrik. Setelah dikeruk oleh diesel shovel dan dimuat ke dump truck, kemudian dibawa ke mesin penghancur batu yang sanggup menghancurkan batu sebanyak 2.500 ton per jam. Batu kapur yang telah dihancurkan kemudian dikirim dengan ban berjalan ke tempat penampungan yang berjarak sekitar 4 km. Begitu juga proses yang sama untuk tanah liat, pasir silika dan pasir besi.

2. Pengeringan dan Penggilingan

Semua bahan yang sudah dihancurkan dikeringkan di dalam pengering yang berputar untuk mencegah pemborosan panas. Kadar air dari material tersebut menjadi turun sesuai dengan kontrol kualitas yang telah ditentukan sesuai standar yang telah ditetapkan. Setelah disimpan di Raw Mill Feed Bins, campuran material yang telah mengikuti standar dimasukkan ke dalam penggilingan. Dalam proses penggilingan ini, pengambilan contoh dilakukan setiap satu jam untuk diperiksa agar komposisi masing-masing material tetap konstan dan sesuai dengan standar. Setelah itu tepung yang telah bercampur itu dikirimkan ke tempat penyimpanan.

12

(8)

3. Pembakaran dan Pendinginan

Dari tempat penyimpanan hasil campuran yang telah digiling, material yang telah halus itu dikirim ke tempat pembakaran yang berputar dan bertemperatur sangat tinggi sampai menjadi klinker. Setelah klinker ini didinginkan, dikirim ke tempat penyimpanan. Selama proses ini berlangsung, peralatan yang canggih digunakan untuk memantau proses pembakaran yang diawasi secara terus menerus dari pusat pengendalian. Bahan bakar yang dipergunakan adalah batu bara, kecuali untuk semen putih dan oil well cement digunakan gas alam.

4. Penggilingan Akhir

Klinker yang sudah didinginkan kemudian dicampur dengan gips yang masih diimpor, kemudian digiling untuk menjadi semen. Penggilingan ini dilaksanakan dengan sistem close circuit untuk menjaga efisiensi serta mutu yang tinggi. Semen yang telah siap untuk dipasarkan ini kemudian dipompa ke dalam tangki penyimpanan.

5. Pengantongan

Dari silo tempat penampungan, semen dipindahkan ke tempat pengantongan untuk kantong maupun curah. Pengepakan menjadi efisien dengan menggunakan mesin pembungkus dengan kecepatan tinggi. Kantong-kantong yang telah terisi dengan otomatis ditimbang dan dijahit untuk kemudian dimuat ke truk melalui ban berjalan, sedangkan semen curah dimuat ke lori khusus untuk diangkut ke tempat penampungan di pabrik, atau langsung diangkut ke Tanjung Priok untuk disimpan atau langsung dikapalkan.

4.2 Profil Desa Binaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

PT Indocement Tunggal Prakarsa unit Citeureup memiliki 12 desa binaan sebagai lokasi pengimplementasian kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Menurut Kepala Departemen CSR, Ibu Dian Octavia, kedua belas desa tersebut dijadikan sebagai desa binaan PT Indocement Tunggal Prakarsa karena berada di sekitar lokasi pabrik dan sebagian besar diantaranya berada di jalur conveyor. Oleh karena itu, PT Indocement Tunggal Prakarsa memiliki kewajiban untuk memelihara dan meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat yang juga turut menunjang kelangsungan hidup perusahaan. Kedua belas desa binaan PT

(9)

Indocement Tunggal Prakarsa tersebut antara lain: 1. Desa Hambalang, Kecamatan Citeureup 2. Desa Puspanegara, Kecamatan Citeureup 3. Desa Pasirmukti, Kecamatan Citeureup 4. Desa Tajur, Kecamatan Citeureup 5. Desa Lulut, Kecamatan Citeureup 6. Desa Nambo, Kecamatan Klapanunggal 7. Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal 8. Desa Gunungsari Kecamatan Gunungputri 9. Desa Tarikolot, Kecamatan Citeureup 10. Desa Leuwikaret, Kecamatan Citeureup 11. Desa Gunungputri, Kecamatan Gunungsari 12. Desa Citeureup, Kecamatan Citeureup

Dalam penelitian ini, peneliti memilih dua dari dua belas desa tersebut sebagai lokasi penelitian yang disesuaikan dengan implementasi program CSR. Kedua desa yang dijadikan sebagai lokasi penelitian ini adalah Desa Nambo dan Desa Bantarjati.

4.2.1 Profil Desa Nambo, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor Desa Nambo merupakan salah satu desa binaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini memiliki luas wilayah sebesar 1.014,35 ha yang terdiri dari dua Dusun, delapan RW dan delapan belas RT. Desa ini berbatasan dengan beberapa wilayah, antara lain:

1. sebelah utara: Desa Tanjung Udik (Kecamatan Gunungputri) 2. sebelah timur: Desa Kembangkuning

3. sebelah selatan: Desa Lulut (Kecamatan Klapanunggal) 4. sebelah barat: Desa Bantarjati

Potensi alam yang menonjol di desa ini adalah ladang/huma yang menggunakan lahan sebesar 700 ha. Selain itu, lahan juga digunakan untuk perumahan dengan luas sebesar 340 ha dan untuk persawahan adalah sebesar 150 ha. Lahan yang

(10)

tersisa dari Desa Nambo ini digunakan untuk jalan, pemakaman, perkantoran, lapangan olahraga, bangunan pendidikan, dan bangunan peribadatan.13

Berdasarkan Data Demografi 2009, diketahui bahwa jumlah penduduk Desa Nambo adalah sebesar 8868 jiwa. Rincian data demografi penduduk tersebut dapat dilihat dalam Tabel 4.

Tabel 4. Data Demografi Penduduk Desa Nambo Tahun 2009

RW Jumlah Usia Produktif 18-50 tahun (orang) Jumlah Orang Bekerja (orang) Jumlah Pengangguran (orang) 01 705 471 234 02 1097 439 558 03 798 79 719 04 851 340 511 05 939 376 563 06 775 310 465 07 473 189 284 08 538 215 323 Jumlah 6176 2419 3657

Sumber: Social Mapping Desa Nambo oleh Departemen CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa (2009)

Sebelum melaksanakan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan, Departemen CSR selalu melakukan social demographic mapping yang menghasilkan data demografi desa yang terbagi dalam beberapa aspek, yakni ekonomi, kesehatan, pendidikan dan sosbudagor (sosial, budaya, agama dan olahraga). Data demografi berdasarkan aspek tersebut dapat dilihat dalam tabel-tabel berikut ini.

Tabel 5. Data Demografi Kesehatan Desa Nambo Tahun 2009

Data Demografi Kesehatan Desa NamboTahun 2009

Keterangan RW1 RW2 RW3 RW4 RW5 RW6 RW7 RW8 Total Jml Kelahiran 30 30 25 25 30 25 35 31 231 Jml Balita 155 145 97 135 148 126 164 136 1106 Jml Bidan Desa 0 0 0 0 0 0 1 0 1 Jml Puskesmas 0 0 0 0 1 0 0 0 1 Jml Klinik 1 0 1 0 0 0 0 0 2 Jml Dokter praktek 1 0 1 0 0 0 0 0 2 Jml Posyandu 1 1 2 1 2 1 1 2 11 Jml KK Yang Ada MCK 398 349 276 377 369 346 190 327 2632 Jml Penderita DBD 1 1 0 0 0 0 0 0 2

Sumber: Social Mapping Desa Nambo oleh Departemen CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa (2009)

13

(11)

Tabel 6. Data Demografi Ekonomi Desa Nambo Tahun 2009

Data Demografi Ekonomi Desa NamboTahun 2009

Keterangan RW1 RW2 RW3 RW4 RW5 RW6 RW7 RW8 Total Jml Industri Kecil 399 325 261 379 370 412 251 255 2652 Jml Usaha Pertanian 744 592 441 626 659 567 435 466 4530 Jml Kontraktor 711 569 476 590 639 535 392 426 4338 Jml PNS 705 1097 798 851 939 775 473 538 6176 Jml Jasa Buruh 471 439 79 340 376 310 189 215 2419 Jml Perdagangan 1455 1161 917 1216 1298 1102 827 892 8868 Jml Pengerajin 234 658 719 511 563 465 284 323 3757 Jml Karyawan swasta 355 375 350 - 370 353 360 301 2464 Jml Usia Produktif 0 0 0 - 0 0 0 0 0 Jml Tenaga Skill 97 50 53 - 30 20 50 45 345 Jml Tenaga Unskill 0 0 0 - 0 0 0 0 0 Jml Pemilik Mobil 5 6 3 - 3 2 4 6 29 Jml Pemilik Sepeda Motor 225 150 130 - 148 165 101 102 1021 Jml Pemilik TV 299 244 166 - 278 309 188 191 1675 Jml Tinggal Di Rumah sendiri 319 260 209 - 322 371 238 230 1949 Jml Tinggal Di Rumah Sewa 50 50 30 - 25 15 5 5 180 Jml Tinggal Di

Rumah Orang Tua 38 15 22 - 23 26 8 15 147

Jml Penerima BLT 49 44 99 - 64 77 97 59 489 Sumber: Social Mapping Desa Nambo oleh Departemen CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa

(2009)

Tabel 7. Data Demografi Pendidikan Desa Nambo Tahun 2009

Data Demografi Pendidikan Desa NamboTahun 2009

Keterangan RW1 RW2 RW3 RW4 RW5 RW6 RW7 RW8 Total Jml anak sekolah SD usia 7-12 Th 180 168 173 179 171 162 163 151 1347 Jml anak sekolah SLTP usia 13-15 Th 21 20 19 16 15 19 17 23 150 Jml anak usia 7-12 Th tidak sekolah SD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Jml anak usia 13-15 Th tidak sekolah SLTP 2 3 2 3 3 2 3 2 20 Jml lulusan SD 25 25 25 17 17 18 20 15 162 Jml lulusan SLTP 15 17 20 16 16 9 11 19 123 Jml lulusan SLTA 7 8 9 8 8 8 7 7 62 Jml lulusan PT 1 1 1 0 0 0 0 0 3 Jml tidak lulus SD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Jml tidak lulus SMP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Jml Guru SD Negeri 1 1 0 0 0 0 0 0 2 Jml Guru SLTP Swasta 2 0 0 0 0 0 0 0 2 Jml Guru SLTP Negeri 0 0 1 0 0 0 0 0 1 Jml SD Negeri 0 0 1 0 1 0 0 1 3

Sumber: Social Mapping Desa Nambo oleh Departemen CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa (2009)

(12)

Tabel 8. Data Demografi Sosbudag dan Olahraga Desa Nambo Tahun 2009

Data Demografi Sosbudag dan Olahraga Desa NamboTahun 2009

Keterangan RW1 RW2 RW3 RW4 RW5 RW6 RW7 RW8 Total Jml Sarana Ibadah 3 2 1 2 3 3 3 2 19 Jml Panjang Jalan Desa 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 8000 Jml Panjang Saluran Air 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 8000 Jml Lap Bola 0 0 0 0 1 0 0 0 1 Jml Lap Volley 1 1 0 0 0 0 0 0 2 Jml Lap Bulutangkis 2 1 1 0 0 0 0 0 4 Jml Tokoh Agama 4 2 2 4 3 3 3 4 25 Jml Linmas 4 6 4 4 5 2 4 5 34 Jml Babinsa Kamtimas 1 0 0 0 0 0 0 0 1 Jml Orang Cacat 2 1 5 11 4 4 1 1 29 Jml Pos Kamling 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Jml Sarana Ibadah 3 2 1 2 3 3 3 2 19 Jml Pjg Jalan Desa 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 8000 Sumber: Social Mapping Desa Nambo oleh Departemen CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa

(2009)

4.2.2 Profil Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor Pada tahun 1985, Desa Nambo mengalami pemekaran, sehingga terbentuk wilayah administrasi yang baru, yaitu Desa Bantarjati. Desa ini memiliki luas wilayah sebesar ± 367 ha dan berbatasan langsung dengan beberapa wilayah yang sebagian diantaranya juga masih termasuk sebagai desa-desa binaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Berikut ini adalah batas-batas wilayah Desa Bantarjati:

1. sebelah utara: Kecamatan Gunung Putri 2. sebelah timur: Desa Nambo

3. sebelah selatan: Desa Lulut

4. sebelah barat: Kecamatan Citeureup

Secara geografis, Desa Bantarjati terletak di ketinggian 200 meter dari permukaan laut dengan iklim yang tropis dan cuasa sedang dengan suhu rata-rata 25-30ºC. Desa ini memiliki 5 RW dan 16 RT yang terbagi ke dalam tiga dusun yang berbeda, yaitu

1. Dusun 1 (Kampung Nambo), terdiri dari RW 01 dan RW 02,

2. Dusun 2 (Kampung Bantarkopo), terdiri dari RW 03 dan RW 04; dan.14 3. Dusun 3 (Kampung Pasirtangkil), yang mencakup seluruh wilayah RW 05

14

(13)

Berdasarkan data demografi 2009, diketahui bahwa jumlah penduduk Desa Bantarjati adalah sebesar 7129 orang. Rincian data demografi penduduk tersebut dapat dilihat dalam Tabel 9.

Tabel 9. Data Demografi Penduduk Desa Bantarjati Tahun 2009

Keterangan RW 01 RW 02 RW 03 RW 04 RW 05 Total Jml Kepala Keluarga 411 476 385 451 376 2099 Jml Penduduk Laki-laki 681 797 666 813 650 3607 Jml Penduduk Pr. 639 786 664 804 629 3522 Jml Penduduk Produktif 421 411 392 359 202 1785 Jml Penduduk Bekerja 355 341 264 220 140 1320 Jumlah Penduduk 1060 1583 1056 1617 1279 7129 Jumlah Pengangguran 66 70 128 139 62 465

Sumber: Social Mapping Desa Bantarjati oleh Departemen CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa (2009)

Selain data demografi penduduk, terdapat juga data demografi Desa Bantarjati berdasarkan aspek ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan sosbudagor yang juga diperoleh dari hasil social mapping keadaan masyarakat Desa Bantarjati seperti halnya desa-desa binaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang lain. Data tersebut dapat dilihat dari tabel-tabel berikut ini.

Tabel 10. Data Demografi Ekonomi Desa Bantarjati Tahun 2009

Data Demografi Ekonomi Desa Bantarjati Tahun 2009

Keterangan RW 01 RW 02 RW 03 RW 04 RW 05 Total Jml Industri Kecil 2 1 0 1 0 4 Jml Usaha Pertanian 35 35 39 - 27 136 Jml Kontraktor 1 0 0 - 2 3 Jml PNS 10 1 2 - 2 15 Jml Jasa Buruh 398 370 410 - 292 1470 Jml Perdagangan 68 72 71 - 59 270 Jml Pengerajin 6 2 5 - 2 15 Jml Karyawan swsta 30 48 61 - 29 168 Jml Usia Produktif 289 207 312 - 191 999 Jml Tenaga Skill 11 9 30 - 15 65 Jml Tenaga Unskill 278 198 282 - 176 934 Jml Pemilik Mobil 27 15 31 - 8 81

Jml Pemilik Sepeda Motor 168 189 200 - 97 654

Jml Pemilik TV 398 389 310 - 240 1337

Jml Tinggal Di Rumah sendiri 300 320 298 - 200 1118 Jml Tinggal Di Rumah Sewa 30 15 35 - 100 180 Jml Tinggal Di Rumah Orang Tua 20 21 26 - 23 90

Jml Penerima BLT 85 78 83 - 18 264

Sumber: Social Mapping Desa Bantarjati oleh Departemen CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa (2009)

(14)

Tabel 11. Data Demografi Pendidikan Desa Bantarjati Tahun 2009

Data Demografi Pendidikan Desa Bantarjati Tahun 2009

Keterangan RW 01 RW 02 RW 03 RW 04 RW 05 Total

Jml anak sekolah SD usia

7-12 Th 211 195 230 300 100 1036

Jml anak sekolah SLTP

usia 13-15 Th 30 40 60 72 21 223

Jml anak usia 7-12 Th tidak

sekolah SD 16 12 7 9 6 50 Jml anak usia 13-15 Th tidak sekolah SLTP 12 7 5 3 2 29 Jml lulusan SD 130 112 108 110 60 520 Jml lulusan SLTP 100 103 215 229 91 738 Jml lulusan SLTA 42 40 84 78 38 282 Jml lulusan PT 4 3 7 19 3 36 Jml tidak lulus SD 151 160 122 136 116 685 Jml Guru SD Swasta 2 0 0 2 1 5 Jml Guru SD Negeri 7 0 1 1 1 10 Jml Guru SLTP Swasta 1 0 1 1 0 3 Jml SD Negeri 1 0 1 0 0 2

Sumber: Social Mapping Desa Bantarjati oleh Departemen CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa (2009)

Tabel 12. Data Demografi Sosbudag, dan Olahraga Desa Bantarjati Tahun 2009

Data Demografi Sosbudag, dan Olahraga Desa Bantarjati Tahun 2009

Keterangan RW 01 RW 02 RW 03 RW 04 RW 05 Total

Jml Sarana Ibadah 6 7 4 4 5 26

Jml Panjang Jalan Desa 2000 1500 1000 1200 2200 7900 Jml Panjang Saluran Air 0 0 0 2000 3000 5000

Jml Group Kesenian 1 0 0 0 0 1 Jml Lap Bola 0 2 1 0 1 4 Jml Lap Volley 1 0 1 0 0 2 Jml Lap Bulutangkis 3 1 1 1 1 7 Jml Tenis Meja 1 0 1 0 0 2 Jml Tokoh Agama 7 6 10 14 8 45 Jml Linmas 10 20 7 12 4 53 Jml Orang Cacat 1 1 2 1 1 6 Jml Pos Kamling 1 1 3 1 2 8

Sumber: Social Mapping Desa Bantarjati oleh Departemen CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa (2009)

(15)

Tabel 13. Data Demografi Kesehatan Desa Bantarjati Tahun 2009

Data Demografi Kesehatan Desa Bantarjati Tahun 2009

Keterangan RW 01 RW 02 RW 03 RW 04 RW 05 Total

Jml Kelahiran 3 11 7 6 3 30

Jml Balita 60 78 66 64 48 316

Jml Balita Gizi Buruk 1 0 0 0 0 1

Jml Bidan Desa 2 0 0 0 0 2 Jml Klinik 1 0 1 0 0 2 Jml Dokter praktek 0 0 1 0 0 1 Jml Posyandu 1 1 3 1 2 8 Jml MCK UMUM 1 2 2 3 2 10 Jml KK Yang Ada MCK 106 154 167 175 107 709 Jml Penderita Flu Burung 0 0 0 0 0 0 Jml Penderita DBD 0 1 0 0 0 1 Jml Penderita Busung Lapar 0 0 0 0 0 0

Sumber: Social Mapping Desa Bantarjati oleh Departemen CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa (2009)

4.3 Ikhtisar

Bab ini menjelaskan profil PT Indocement Tunggal Prakarsa yang mencakup sejarah perusahaan, identitas perusahaan, berbagai macam penghargaan yang diterima oleh perusahaan, serta struktur organisasi perusahaan. PT Indocement berdiri pada tahun 1985 dan kini telah memiliki dua belas pabrik yang tersebar di tiga unit operasi, yaitu Citeureup, Cirebon, dan Tarjun. Penelitian ini diarahkan pada lokasi unit Citeureup, khususnya pada Departemen CSR yang diakomodir oleh SSCD Division (Safety Security Community Division). Selain itu, pada bab ini juga dijelaskan secara singkat mengenai proses produksi semen oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang mencakup tujuh tahapan, antara lain tahap penambangan dan penghancuran, tahap pengeringan dan penggilingan, tahap pembakaran dan pendinginan, tahap penggilingan akhir, dan tahap pengantongan. Pelaksanaan program CSR unit Citeureup dilakukan di dua belas binaan, antara lain Desa Hambalang, Desa Puspanegara, Desa Pasirmukti, Desa Tajur, Desa Lulut, Desa Nambo, Desa Bantarjati, Desa Gunungsari, Desa Tarikolot, Desa Leuwikaret, Desa Gunungputri, dan Desa Citeureup. Penelitian ini dilaksanakan di desa Nambo dan Desa Bantarjati yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

(16)

BAB V

KONSEP PELAKSANAAN CSR

PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA

5.1 Cara Pandang PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk terhadap CSR dan Strategi Pelaksanaan CSR15

Sejak tahun 1985 yaitu pada masa awal berdirinya perusahaan, PT Indocement Tunggal Prakarsa sudah memulai pelaksanaan program-program CSR sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya, dimana kegiatan tersebut masih lebih difokuskan pada ekspansi usaha. Menurut Kepala Departemen CSR PT Indocement, Ibu Dian Octavia, kegiatan CSR dalam bentuk filantropi yang dijalankan oleh perusahaan memiliki presentase lebih besar dibandingkan kegiatan lainnya pada masa awal pelaksanaan CSR tersebut, seperti pemberian sumbangan dana bagi masyarakat, bakti sosial, dan kegiatan lain yang masih bersifat charity. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan kebutuhan masyarakat dan perusahaan untuk dapat hidup lebih baik, maka bentuk kegiatan CSR oleh perusahaan ini pun mengalami perkembangan. Saat ini program-program CSR yang dilaksanakan lebih terfokus pada kegiatan pembangunan masyarakat dengan memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

Seperti halnya yang tercantum dalam visi, misi dan moto PT Indocement yang telah dibahas pada bab sebelumnya, konsep pembangunan berkelanjutan merupakan landasan yang sangat mendasar bagi setiap aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan, termasuk aktivitas CSR. Konsep dasar aktivitas CSR yang dilaksanakan oleh perusahaan ini sejalan dengan definisi CSR yang dicetuskan oleh World Bank yang mengandung konsep pembangunan berkelanjutan dan dikembangkan lagi menjadi dua konsep penting, yaitu business sustainability dan triple bottom lines. Dalam pengembangan konsep tersebut dijelaskan bahwa penurunan modal natural yang diakibatkan oleh kegiatan operasional perusahaan seharusnya dapat dikompensasikan dengan peningkatan bentuk modal yang lain, yang dapat dituangkan melalui pelaksanaan keberadaan tujuan perusahaan, yaitu tujuan ekonomi, sosial, dan lingkungan (Sukada, 2006).

15

Hasil wawancara dengan Ibu Dian Octavia, Kepala Departemen CSR, pada hari Selasa tanggal 08Desember 2009.

(17)

PT Indocement memahami bahwa pelaksanaan program CSR merupakan bentuk tanggungjawab moral dan sosial perusahaan kepada masyarakat yang telah menyokong kepentingan perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, perusahaan merasa perlu membentuk suatu kelembagaan dalam perusahaan yang khusus menangani segala bentuk aktivitas CSR yang didukung dengan sejumlah dana yang telah dianggarkan sebelumnya yang dianggap sebagai investasi perusahaan. Cara pandang PT Indocement Tunggal Prakarsa terhadap pelaksanaan program CSR dapat dikategorikan sebagai beyond compliance dimana perusahaan tidak lagi hanya menganggap pelaksanaan CSR sebagai upaya memenuhi kewajiban hukum. Dalam hal ini, perusahaan sudah memiliki komitmen yang tulus untuk memaksimalkan manfaat positif kepada pihak-pihak yang menjadi pemangku kepentingan perusahaan.

5.2 Strategi pelaksanaan CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa

Terkait dengan cara pandang perusahaan yang melihat CSR sebagai sebuah komitmen tersebut, maka PT Indocement juga menyadari bahwa strategi yang baik untuk melaksanakan program CSR yang berkelanjutan adalah menciptakan pola kemitraan yang strategis, yakni antara pelaku bisnis, pemerintah dan masyarakat sebagai sasaran kegiatan CSR tersebut. Pelaksanaan CSR sebagai sebuah komitmen (CSR as a commitment) memerlukan kolaborasi antar pemangku kepentingan tersebut agar tujuan pelaksanaan CSR yakni menciptakan pembangunan yang berkelanjutan dapat tercapai. Pada praktiknya, PT Indocement memang melibatkan seluruh stakeholders yang memangku kepentingan perusahaan dalam pelaksanaan CSR, diantaranya warga masyarakat dua belas desa binaan, aparat pemerintah, instansi pendidikan, serta pihak-pihak swasta lainnya. Khususnya yang terkait dengan instansi pendidikan, PT Indocement memang telah banyak melakukan kerjasama dengan Institut Pertanian Bogor untuk melaksanakan beberapa program CSR, diantaranya peternakan ulat sutera, pelatihan ayam petelur, proyek perkebunan jarak pagar, dan lain-lain.

Strategi perusahaan dalam mengimplementasikan kegiatan CSR dipengaruhi oleh standar yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan CSR. Menurut Ibu Dian Octavia, Departemen CSR yang dikepalainya menggunakan poin-poin dalam draft ISO 26000 sebagai standar acuan pelaksanaan CSR oleh PT

(18)

Indocement. Dalam draft ISO 26000 tersebut dikemukakan bahwa terdapat tujuh prinsip dasar pelaksanaan kegiatan CSR yang berkelanjutan. Tujuh prinsip dasar itu antara lain menghormati hak asasi manusia, transparansi, akuntabilitas, perilaku etis, menghormati kepentingan stakeholder, menghormati aturan hukum dan menghormati norma-norma yang berlaku secara internasional.

5.3 Implementasi CSR

Dalam CSR Department File yang berjudul Sekilas Indocement (2009), disebutkan bahwa kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan yang dilaksanakan oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk berhasil mencapai suatu terobosan baru dalam dunia usaha pada tahun 2007, yakni ketika perusahaan ini berhasil menyelaraskan kepentingan konservasi lingkungan dengan sumber bahan bakar alternatif dan pembangunan komunitas. Akitvitas tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan terpusat pada empat proyek yang berbeda, antara lain bertujuan untuk memberikan peluang kerja pada wilayah dengan kesempatan kerja yang langka, menawarkan pendapatan bagi orang yang tidak memiliki penghasilan, mengubah pola pikir masyarakat tentang kebersihan dan sanitasi di dalam dan sekitar desa mereka, dan membuka peluang untuk menggalang keterlibatan dan pengembangan masyarakat pada kegiatan yang memiliki nilai ekonomis dan memberi manfaat sosial yang berkelanjutan dalam jangka panjang.

Berikut ini merupakan program unggulan yang merupakan produk aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan yang dilakukan oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk secara umum.16

1. Proyek Perkebunan Pohon Jarak Indocement

Pada tahun 2007, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk melakukan sebuah terobosan besar, yakni melaksanakan sebuah proyek yang mengintegrasikan kepentingan-kepentingan konservasi lingkungan dengan penggunaan bahan bakar alternatif dan pembangunan komunitas. Proyek tersebut berupa proyek konservasi lahan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, yang mengubah lahan bekas penambangan batu kapur yang berlokasi di Citeureup, Cirebon, dan Tarjun, menjadi perkebunan seluas 30 ha yang ditanami dengan

16

(19)

lebih dari 75000 pohon jarak yang kaya akan kandungan minyak. Proyek ini dilakukan dengan bermitra dengan Institut Pertanian Bogor. Selama tahun 2008, Indocement menanam lebih dari 90000 bibit di tiga lokasi pabriknya, memperluas total lahan perkebunan pohon jarak yang ditanami sehingga menjadi lebih dari 170 ha pada akhir tahun 2008.

Proyek perkebunan pohon jarak Indocement dapat dengan jelas menunjukkan potensi yang akan dicapai bila perusahaan seperti Indocement bekerja sama dengan universitas terkemuka, serta melibatkan masyarakat dalam pemberdayaan lahan marjinal agar bermanfaat secara ekonomis dan ramah lingkungan.

2. Pengolahan Sampah Rumah Tangga

Setelah perkembangan proyek perkebunan pohon jarak memperlihatkan hasil yang memuaskan, PT Indocement Tunggal Prakarsa kembali melaksanakan sebuah terobosan melalui kegiatan CSR-nya, yakni pelaksanaan proyek pengelolaan sampah rumah tangga, yang diselenggarakan bersama kepala desa dan masyarakat sekitar pabrik. Seperti halnya inisiatif proyek perkebunan pohon jarak, program ini dirintis perusahaan sejak tahun 2007 dan menjadi semakin berkembang di tahun 2008, ketika pihak-pihak yang terlibat dalam proyek ini mulai merasakan manfaat pengolahan sampah tersebut. Mereka tidak hanya memperoleh lingkungan yang bersih dan sehat, namun juga turut memetik manfaat ekonomis dengan mengumpulkan dan mengolah sampah rumah tangga mereka secara benar.

PT Indocement Tunggal Prakarsa telah memiliki dua fasilitas pengumpulan dan pengolahan sampah rumah tangga telah didirikan di Citeureup dan Cirebon hingga saat ini. Setiap hari, kedua fasilitas tersebut memproduksi hingga 1,7 ton sampah yang dikonversi sebagai biomassa dan kompos. Biomassa digunakan sebagai bahan bakar alternatif, sedangkan kompos digunakan sebagai pupuk organik. Meskipun jumlah bahan bakar yang berasal dari biomassa tak berarti bila dibandingkan dengan energi total yang dibutuhkan perusahaan, namun ada manfaat lebih besar yang terkait dengan proyek pengolahan limbah ini yaitu respon positif masyarakat atas inisiatif perusahaan dan peningkatan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai kebersihan lingkungan.

(20)

3. Menghasilkan energi dari kotoran sapi

Proyek ini juga merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan yang dilaksanakan oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sejak tahun 2008. Proyek ini dinamakan proyek biogas yang yang menghasilkan semacam energi dari kotoran sapi, yang mengandung gas metana yang dapat digunakan untuk keperluan memasak. Pelaksanaan proyek ini dilakukan dengan menggunakan suatu temuan alat inovatif yang sederhana dan ekonomis, yang mampu menyerap metana dan memprosesnya menjadi gas untuk memasak.

4. Mendukung usaha mikro untuk menghasilkan produk kelas dunia Salah satu aktivitas CSR yang diarahkan untuk mendukung usaha mikro sebagai penghasil produk kelas dunia dilaksanakan oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa yang bekerja sama dengan produsen bola sepak terkemuka yang secara rutin mengekspor bola untuk kompetisi internasional seperti Piala Dunia. PT Indocement menghimpun kelompok masyarakat usia kerja yang sebelumnya menganggur, untuk menjadi penjahit bola sepak. PT Indocement menyediakan tempat kerja dan fasilitas, sementara produsen bola memberikan pelatihan dan pesanan untuk menjahit bola kulit buatan tangan yang digunakan pada berbagai kompetisi sepak bola internasional.

5. Meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam bidang konstruksi

Pada tahun 2008, untuk pertama kalinya PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. mengadakan “Indocement Awards”, sebuah pemberian penghargaan bagi desain atau penggunaan bahan-bahan konstruksi secara inovatif yang mungkin menjadi terobosan di bidang konstruksi, selain juga mencari cara-cara pemanfaatan semen dan produk terkait secara kreatif. PT Indocement mempersiapkan ajang tersebut selama lebih dari satu tahun sejak Mei 2007, dan menggelar kompetisi tersebut dengan sempurna dari bulan Juli hingga November 2008.

Berdasarkan program-program CSR yang telah dipaparkan tersebut, maka tipe implementasi program CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa dapat dikategorikan sebagai tipe Good Corporate Citezenship. Hal ini terlihat dari motivasi perusahaan untuk melaksanakan perusahaan yakni menciptakan ketertiban sosial agar dapat hidup harmonis dengan masyarakat. PT Indocement

(21)

berupaya memberikan kontribusi yang baik terhadap masyarakat, sehingga keputusan-keputusan untuk melaksanakan CSR pun sudah terinternalisasi didalam kebijakan perusahaan. Selain itu, dalam hal pengorganisasian, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk juga melibatkan dana maupun sumberdaya lain untuk mengimplementasikan program CSR yang berbentuk hibah sosial maupun hibah pembangunan serta keterlibatan perusahaan dalam aksi-aksi sosial.

5.4 Ikhtisar

Bab yang berjudul Konsep Pelaksanaan CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa ini bertujuan untuk membahas pertanyaan penelitian mengenai konsep pelaksanaan program CSR yang dilakukan oleh perusahaan terkait dengan cara pandang perusahaan terhadap implementasi CSR serta strategi yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan CSR. Dalam bab ini dibahas mengenai pandangan perusahaan terhadap pelaksanaan CSR sebagai sebuah komitmen (CSR as a commitment) dimana landasan dasar pelaksanaan program-program CSR oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa adalah konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan prinsip triple bottom lines. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa cara pandang perusahaan ini terhadap konsep CSR termasuk dalam kategori beyond compliance.

Cara pandang perusahaan terhadap konsep CSR mempengaruhi strategi yang dipilih perusahaan untuk melaksanakan program CSR, yaitu melakukan hubungan kemitraan dengan berbagai pihak yang merupakan pemangku kepentingan (stakeholders). Selain itu, strategi pelaksanaan CSR juga dipengaruhi standar yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan CSR. PT Indocement Tunggal Prakarsa menggunakan poin-poin dalam draft ISO26000 sebagai standar acuan pelaksanaan CSR oleh PT Indocement. Dalam bab ini juga dibahas secara singkat mengenai beberapa bentuk implementasi CSR yang merupakan program unggulan aktivitas tanggungjawab sosial perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dimana implementasi program CSR tersebut dapat dikategorikan dalam tipe Good Corporate Social Responsibility.

(22)

BAB VI

ANALISIS STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN CSR DALAM PELAKSANAAN PROGRAM CSR

6.1 Struktur Organisasi Departemen CSR dalam Implementasi Program CSR17

Departemen CSR sebagai organisasi pelaksana program-program tanggung jawab sosial perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa memiliki visi dan misi yang merupakan landasan dasar bagi setiap aktivitas CSR. Visi dan misi Departemen CSR adalah sebagai berikut:

a. visi Departemen CSR

“Membangun kepentingan perusahaan untuk kepentingan bersama perusahaan dan komunitas, khususnya komunitas lokal dimana perusahaan beroperasi, sehingga tercipta hubungan yang harmonis.”

b. misi Departemen CSR

“Menjalankan seluruh kegiatan usaha dengan tetap memperhatikan kesejahteraan komunitas (wholesome community) dan dengan menerapkan konsep ramah lingkungan (environment friendly) dengan tetap memperhatikan pengembangan perusahaan yang berkelanjutan (sustainable development)”

Selain menggunakan visi dan misi departemen sebagai acuan implementasi CSR, Departemen CSR juga memiliki sebuah filosofi yang dijadikan landasan dasar pelaksanaan CSR. Filosofi tersebut berbunyi:

Sebagai badan usaha yang berwawasan lingkungan, Indocement

memiliki tanggung-jawab sosial dalam membantu meningkatkan kualitas kesejahteraan komunitas sehingga komunitas dapat turut merasakan manfaat kehadiran perusahaan

Visi, misi, dan landasan filosofi tersebut dijadikan sebagai kerangka acuan program-progam yang dijalankan oleh Departemen CSR, baik dari segi perencanaan bahkan hingga ke tahap evaluasi program. Hal ini dilaksanakan agar organisasi Departemen CSR ini dapat mencapai tujuan atau output yang sesuai dengan rencana-rencana yang telah dibuat sebelumnya. Visi dan misi organisasi yang digunakan oleh Departemen CSR ini dilandasi oleh konsep Triple Bottom Line. Perencanaan kegiatan CSR juga dilandasi oleh konsep tersebut dan dibuat

17

(23)

dalam bentuk Rencana Strategis dengan jangka waktu pelaksanaan adalah selama lima tahun. Gambar 4 memperlihatkan alur Rencana Strategis yang dibuat oleh Departemen CSR untuk periode 2006-2010.

Gambar 4. Rencana Strategis Departemen CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk periode 2006-2010

Sumber: Intranet Departemen CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

Berdasarkan alur dalam Gambar 4, diketahui bahwa Rencana Strategis CSR dibagi menjadi dua jenis, yakni Program Lima Pilar dan Proyek Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Project/ SDP), dimana masing-masing jenis program ditangani oleh section atau bagian khusus dari Departemen CSR. Section yang menangani kegiatan CSR yang berkaitan dengan Program 5 Pilar adalah Community Development Section (CD Section), sedangkan section yang melaksanakan proyek-proyek SDP adalah Sustainable Development Project Section (SDP Section). Gambar 5 memperlihatkan struktur yang berlaku menurut hirearkhi organisasi Departemen CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Unit Citeureup.

1. Pendidikan 2. Ekonomi 3. Kesehatan

4. Sosbudag & Olahraga 5. Keamanan

Program 5 Pilar

Program 5 Pilar:

Yearly Objective Yearly Objective

2006 | Sociodemography mapping | Focus Program

2007 | Add program | SDP [Jatropha,Waste Energy, Local Purchase, Local Employee]

2008 | Add program | Pilot Project [Peternakan] | UMKM | Komposter | Kampanye AIDS | Edukasi 7 Habit guru & murid

2009 | Add program | Lingkungan Masyarakat | Penghijauan Lahan Kosong pabrik

2010 | Add program | Lingkungan Masyarakat | Penghijauan Lahan Kosong 3 kecamatan

1. Budidaya Jarak 2. Pengolahan Sampah 3. Biogas 4. Bengkel Terpadu 5. UMKM / PKBL Bank Mandiri 6. Peternakan

7. Ulat Sutera 8. Local Purchase 9. Local Employee

Sustainable Development Project (SDP) Sustainable Development Project (SDP) : VISI MISI PERUSAHAAN

VISI MISI PERUSAHAAN

Rencana Strategic CSR 5 Tahun TRIPLE BOTTOM LINE

TRIPLE BOTTOM LINE

Organisasi Organisasi 1. Pendidikan

2. Ekonomi 3. Kesehatan

4. Sosbudag & Olahraga 5. Keamanan Program 5 Pilar Program 5 Pilar: 1. Pendidikan 2. Ekonomi 3. Kesehatan

4. Sosbudag & Olahraga 5. Keamanan

Program 5 Pilar

Program 5 Pilar:

Yearly Objective Yearly Objective

2006 | Sociodemography mapping | Focus Program

2007 | Add program | SDP [Jatropha,Waste Energy, Local Purchase, Local Employee]

2008 | Add program | Pilot Project [Peternakan] | UMKM | Komposter | Kampanye AIDS | Edukasi 7 Habit guru & murid

2009 | Add program | Lingkungan Masyarakat | Penghijauan Lahan Kosong pabrik

2010 | Add program | Lingkungan Masyarakat | Penghijauan Lahan Kosong 3 kecamatan

Yearly Objective Yearly Objective

2006 | Sociodemography mapping | Focus Program

2007 | Add program | SDP [Jatropha,Waste Energy, Local Purchase, Local Employee]

2008 | Add program | Pilot Project [Peternakan] | UMKM | Komposter | Kampanye AIDS | Edukasi 7 Habit guru & murid

2009 | Add program | Lingkungan Masyarakat | Penghijauan Lahan Kosong pabrik

2010 | Add program | Lingkungan Masyarakat | Penghijauan Lahan Kosong 3 kecamatan

1. Budidaya Jarak 2. Pengolahan Sampah 3. Biogas 4. Bengkel Terpadu 5. UMKM / PKBL Bank Mandiri 6. Peternakan

7. Ulat Sutera 8. Local Purchase 9. Local Employee

Sustainable Development Project (SDP) Sustainable Development Project (SDP) : VISI MISI PERUSAHAAN

VISI MISI PERUSAHAAN

Rencana Strategic CSR 5 Tahun TRIPLE BOTTOM LINE

TRIPLE BOTTOM LINE

VISI MISI PERUSAHAAN

VISI MISI PERUSAHAAN

Rencana Strategic CSR 5 Tahun TRIPLE BOTTOM LINE

TRIPLE BOTTOM LINE

Organisasi Organisasi Organisasi Organisasi

(24)

Gambar 5. Struktur Organisasi Departemen CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Unit Citeureup

Sumber: Intranet Departemen CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

Berdasarkan Gambar 5 yang menggambarkan tentang struktur organisasi Departemen CSR tersebut dapat diketahui alur tanggung jawab dan koordinasi yang berlaku dalam organisasi Departemen CSR. Penelitian ini diarahkan pada beberapa program yang berasal dari dua section tersebut.

Pelaksanaan program-program CSR yang dilaksanakan oleh perusahaan mengikuti rangkaian alur program secara runut. Gambar 6 merupakan alur program CSR yang dilaksanakan oleh perusahaan.

CSR Organization Chart Citeureup Unit

CSR Department Head

CD Section Head SDP Section Head

CD Officer Jr. CD Officer CD Coordinators Jr. Data Analyist SDP Officer Project Leader

(25)

Gambar 6. Flow CSR Program

Sumber: Intranet Departemen CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

Berdasarkan Gambar 6, dapat dilihat bahwa setiap program CSR yang direalisasikan oleh Departemen CSR dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu kebutuhan masyarakat desa binaan. Kebutuhan masyarakat tersebut disampaikan dalam Rencana Pembangunan Desa (Renbangdes) dan disampaikan dalam setiap rapat Bina Lingkungan dan Komunikasi (BILIKOM) yang diadakan setiap tiga bulan sekali di masing-masing desa binaan. Selanjutnya kebutuhan yang diajukan oleh masyarakat tersebut dianalisis dengan menggunakan data yang diperoleh dari hasil social mapping (pemetaan kondisi sosial demografi masyarakat) dan disesuaikan dengan Rencana Strategis yang dibuat oleh Departemen CSR setiap lima tahun sekali. Hasil proses analisa kebutuhan masyarakat tersebut diputuskan melalui kebijakan yang dikeluarkan oleh direksi perusahaan. Setelah program dilaksanakan, maka selanjutnya diadakan kegiatan pemantauan dan evaluasi program yang hasilnya kembali dilaporkan dalam rapat BILIKOM selanjutnya di masing-masing desa binaan.

Objective CSR/Strategic PlanningSocial Mapping Kebutuhan Masyarakat Analisis Kebutuhan Kebijakan CSR Indocement Renbangdes Rencana Tahunan Program CSR Realisasi Program Pemantauan & Evaluasi BILIKOMObjective CSR/Strategic PlanningSocial MappingObjective CSR/Strategic PlanningSocial Mapping Kebutuhan Masyarakat Kebutuhan Masyarakat Analisis Kebutuhan Analisis Kebutuhan Kebijakan CSR Indocement Kebijakan CSR Indocement Renbangdes Renbangdes Rencana Tahunan Program CSR Rencana Tahunan Program CSR Realisasi Program Realisasi Program Pemantauan & Evaluasi Pemantauan & Evaluasi BILIKOM BILIKOM

(26)

6.2 Community DevelopmentSection

Community Development Section merupakan salah satu bagian dari struktur organisasi Departemen CSR yang khusus menangani program-program pengembangan masyarakat yang berbasis lima pilar, yakni pendidikan, ekonomi, kesehatan, keamanan, dan sosbudag (sosial, budaya, agama). Menurut Ibu Lia Damayanti selaku Kepala Community Development Section, program CD dibuat berdasarkan sinergitas antara kelima pilar tersebut. Hal ini dapat diartikan bahwa pelaksanaan kegiatan CD tidak hanya terfokus hanya pada satu pilar saja, melainkan melibatkan pilar-pilar lain dalam proses pelaksanaannya. Berikut ini merupakan deskripsi lima pilar tersebut dan berbagai jenis kegiatan CSR yang telah diimplementasikan oleh Departemen CSR.

1. Pilar pendidikan, bertujuan untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia di desa-desa binaan sekitar wilayah operasi perusahaan. Program-program tersebut meliputi pembangunan dan renovasi gedung-gedung sekolah (PAUD, SD, SMP, dan SMA), beasiswa, latihan-latihan ketrampilan melalui Sekolah Magang Indocement (SMI), perpustakaan, dan fasilitas serta perlengkapan lainnya berupa buku-buku, bangku, dan meja.

2. Pilar kesehatan, bertujuan untuk memberikan prasarana untuk meningkatkan kesehatan masyarakat desa setempat, dan secara umum juga merupakan partisipasi PT Indocement dalam program pemerintah membangun manusia Indonesia yang sehat CSR membantu prasarana pendukung Posyandu. di Gunung Sari, Pasirmukti, Nambo, Bantarjati,Citeureup dan desa yang lain yang masuk dua belas desa binaan CSR unit Citeureup. Program-program yang telah dilaksanakan berdasarkan pilar kesehatan ini diantaranya adalah pembangunan sarana sarana fisik kesehatan yaitu Posyandu di Desa Gunung Putri, Pasirmukti, sarana fasilitas air bersih di desa Citeureup dan Pasirmukti, penyelenggaraan khitanan massal gratis untuk anak-anak yang berasal dari dua belas desa binaan, penyelenggaraan operasi katarak gratis bagi warga dari desa binaan, dan kegiatan-kegiatan lainnya.

3. Pilar ekonomi bertujuan untuk membangun usaha kecil dan menengah yang disesuaikan dengan potensi yang dimiliki oleh keduabelas desa binaan. Usaha-usaha pemberdayaan masyarakat dari pilar ekonomi ini mencakup serangkaian pelatihan, bimbingan dan arahan tentang bagaimana mengembangkan bisnis

(27)

mereka itu serta bantuan modal usaha. Program ini juga bekerjasama dengan PKBL Bank Mandiri.

4.

Pilar sosial, budaya, dan agama bertujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur di dua belas desa binaan, menunjang kesejateraan hidup masyarakat, menggali potensi sumberdaya manusia dan mengarahkannya ke arah yang positif, serta berpartisipasi dalam bidang kerohanian masyarakat dua belas desa binaan untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Program-program CSR yang dilaksanakan dalam pilar ini adalah pelatihan degung bagi dua belas desa binaan, pelatihan sepak bola pemuda, pemberian bantuan betonisasi jalan, rehabilitasi tempat ibadah, dan lain-lain.

5. Pilar kemananan bertujuan untuk menjalin hubungan yang baik dengan aparat keamanan di dua belas desa binaan agar tercipta keamanan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan. Program yang dilaksanakan dalam pilar ini salah satunya adalah pembinaan mental dan fisik bagi aparat keamanan di dua belas desa binaan.

Community Development Section memiliki delapan orang staf, yang terdiri dari satu orang Kepala Section, satu orang CD Officer satu orang Junior CD Officer, dan enam orang koordinator desa. Kepala Community Development Section, yakni Ibu Lia Damayanti bertugas mengkoordinasikan staf-staf yang berada dibawah garis wewenangnya, sedangkan Junior Inspector yakni Bapak Romy Himawan bertugas mengkaji dan menganalisis data-data keperluan program CD section. Dalam struktur organisasi Departemen CSR yang berlaku saat ini, posisi CD Officer belum diisi secara fungsional. Hal ini disebabkan kurangnya sumber daya manusia pada Departemen CSR ini. Oleh karena itu, untuk sementara waktu Ibu Lia juga merangkap tugas sebagai CD Officer yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan program lima pilar Departemen CSR. Enam staf CD Section lain berfungsi sebagai koordinator desa dan bertugas membuat social mapping (pemetaan kondisi sosial masyarakat desa binaan), mengawasi desa-desa binaan serta mengontrol pelaksanaan program CSR yang dilaksanakan di setiap desa binaan tersebut. Masing-masing koordinator desa ini bertanggung jawab atas pelaksanaan program CSR di dua belas desa binaan.

(28)

Berikut ini adalah daftar nama para koordinator dua belas desa binaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

1. Bapak Dadan sebagai koordinator Desa Tajur dan Desa Pasirmukti 2. Bapak Usman sebagai koordinator Desa Citeureup dan Desa Gunungsari 3. Bapak Yadi sebagai koordinator Desa Nambo dan Desa Bantarjati

4. Bapak Haji Agus sebagai koordinator Desa Gunungsari dan Desa Puspanegara 5. Bapak Arel sebagai koordinator Desa Hambalang dan Desa Tarikolot

6. Bapak Mat Sani sebagai koordinator Desa Lulut dan Leuwikaret

Para koordinator desa selalu memantau kondisi masyarakat desa binaan masing-masing, sehingga mereka harus selalu turun ke desa setiap harinya. Hal ini dilakukan untuk melihat perkembangan proses pelaksanaan CSR yang dilakukan di masing-masing desa. Selain itu, kunjungan harian oleh koordinator desa dimaksudkan agar perusahaan lebih memahami perkembangan kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat desa. Para koordinator desa tersebut ditempatkan di desa-desa binaan secara bergantian sesuai dengan instruksi dari Kepala Departemen CSR. Penempatan koordinator desa binaan tersebut dilakukan secara bertahap yaitu dengan melakukan tindakan pendampingan sebelumnya oleh koordinator desa lama selama beberapa waktu sebelum akhirnya benar-benar digantikan oleh koordinator desa baru. Tindakan ini dilakukan agar masyarakat desa tidak dibingungkan oleh kehadiran staf Departemen CSR yang tiba-tiba di desa mereka.18

6.2.1 Program Fisik

Program-program yang menjadi ranah kerja Community Development Section terbagi menjadi dua jenis yaitu program fisik dan non-fisik. Pembagian jenis program ini dilakukan berdasarkan sasaran yang ingin dituju dan masih tetap berada dalam kerangka lima pilar. Program fisik yang dilaksanakan oleh CD Section antara lain:

1. pembangunan dan renovasi gedung-gedung sekolah (PAUD, SD, SMP, SMA), 2. pemberian bantuan mebeler untuk fasilitas SD dan SMP di dua belas desa

binaan,

18

Hasil wawancara dengan Ibu Lia Damayanti, Kepala Community Develompment Program Section pada hari Selasa tanggal 01 Desember 2009.

(29)

3. pembangunan sarana fisik kesehatan yaitu Posyandu di Desa Gunung Putri, Pasirmukti,

4. pembangunan sarana fasilitas air bersih di Desa Citeureup dan Pasirmukti, 5. pembangunan berbagai infrastruktur, seperti jalan, jembatan, rumah ibadah di

dua belas desa binaan sekitar pabrik Citeureup, dan lain-lain.

Proyek rehabilitasi bangunan musholla di salah satu desa binaan perusahaan merupakan salah satu program yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu rehabilitasi Musholla Nurul Yaqin yang berada di Kampung Bantarkopo RT 08 RW 05, Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor. Proyek ini tergolong rehabilitasi besar, mengingat kondisi fisik musholla sebelum direnovasi yang sudah rusak dan tidak lagi layak untuk digunakan. Oleh karena itu, pada salah satu rapat bilikom yang diadakan di desa ini, masyarakat mengajukan permohonan bantuan dana untuk merehabilitasi musholla ini kepada pihak Indocement.

Pengajuan pemohonan bantuan dana tersebut ditindaklanjuti oleh koordintor desa, yakni dengan melakukan social mapping terhadap kebutuhan masyarakat tersebut. Selanjutnya, koordinator desa mengumpulkan Rancangan Anggaran Biaya (RAB) renovasi Musholla Nurul Yaqin yang diajukan masyarakat Desa Bantarjati untuk diberikan pada Bapak Romy selaku Junior Inspector CSR Department. Pada tahap berikutnya, Bapak Romy melakukan analisis terhadap RAB yang telah diajukan masyarakat untuk dinilai kesesuaian anggaran yang diminta dengan kebutuhan proyek yang sebenarnya diperlukan. Apabila analisis kebutuhan proyek fisik tersebut telah selesai dilakukan, maka Bapak Romy selanjutnya akan membuat Surat Perintah Kerja (SPK) yang memuat instruksi dari General Manager pada pelaksana proyek yang merupakan anggota masyarakat Desa Bantarjati tersebut. Selain itu, SPK ini juga berisi lampiran spesifikasi bahan-bahan kebutuhan proyek serta jumlah biaya yang dibutuhkan untuk melakukan renovasi total Musholla Nurul Yaqin. Setelah itu, dibuatlah kontrak kerja yang memuat beberapa pasal perjanjian pelaksanaan proyek yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, yakni pihak perusahaan yang diwakili oleh General Manager dan pihak masyarakat desa yang diwakili oleh Ketua Pelaksana Renovasi Musholla Nurul Yaqin. Menurut Bapak Romy, Ketua Pelaksana

(30)

proyek-proyek CSR biasanya merupakan ketua/anggota dari Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) masing-masing desa. Setelah penandatangan SPK dan kontrak kerja yang dibuat oleh kedua belah pihak dilakukan, maka proyek renovasi tersebut baru bisa dilakukan.

Setelah proyek dilaksanakan sesuai dengan dana yang diberikan perusahaan kepada masyarakat, maka dilakukan evaluasi proyek yang dituangkan dalam lembar evaluasi kegiatan yang berbentuk CD Evaluation Sheet. Lembar evaluasi ini memuat identitas proyek renovasi Musholla Nurul Yaqin antara lain jumlah biaya yang dikeluarkan, spesifikasi proyek yang dilaksanakan, lokasi pelaksanaan proyek, evaluasi pekerjaan yang telah dilaksanakan, dan analisis atas proyek yang telah dilaksanakan. Hasil pengamatan peneliti terhadap proyek rehabilitasi Musholla Nurul Yaqin ini menunjukkan bahwa pelaksanaan proyek ini sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, yakni melakukan rehabilitasi total Musholla Nurul Yaqin dengan volume 8m x 10 m yang menggunakan dana bantuan dari PT Indocement dan terdapat imbal swadaya masyarakat, agar Musholla Nurul Yaqin ini dapat kembali pada kondisi yang baik dan layak digunakan sehingga masyarakat merasa nyaman dalam melakukan ibadah.19 CD Evaluation Sheet ini dibuat oleh Bapak Romy Hirmawan dan disetujui oleh Ibu Lia Damayanti selaku Kepala CD Section beserta Ibu Dian Octavia selaku Kepala Departemen CSR.20

6.2.2 Program Non-fisik

Seperti halnya pelaksanaan program fisik yang dilaksanakan oleh CD Section, pelaksanaan program non-fisik juga dilakukan dalam kerangka Lima Pilar. Berikut ini merupakan daftar beberapa program nonfisik yang dilaksanakan oleh CD Section:

1. Pelatihan Budidaya Jamur Tiram di Desa Hambalang, Kecamatan Citeureup, 2. Pemberian bantuan beasiswa bagi siswa-siswi SLTA di dua belas desa binaan, 3. Penyelenggaraan khitanan massal gratis bagi anak-anak di dua belas desa

binaan,

19

CD Evaluation Sheet Departemen CSR, Project Rehab Total Musholla Nurul Yaqin dibuat pada tanggal 28 Oktober 2009.

20

Hasil wawancara dengan Bapak Romy Himawan, junior inspector CD Section pada hari Senin tanggal 21 Desember 2009.

(31)

4. Penyelenggaraan operasi katarak mata gratis bagi masyarakat di dua belas desa binaan,

5. Penyuluhan kesehatan dan pengobatan gratis bagi masyarakat di dua belas desa binaan,

6. Pemberian bantuan modal bergulir sebagai modal usaha bagi warga masyarakat desa di dua belas desa binaan, dan lain-lain.

Program pelatihan peternak ayam petelur merupakan program non-fisik dari CD Section yang juga dijadikan salah satu program yang difokuskan dalam penelitian ini. Program ini termasuk ke dalam pilar pendidikan karena pelaksanaan program yang dilakukan berupa pelatihan budidaya ayam petelur yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menuju manusia cerdas serta turut membangun pendidikan bermutu. Program pelatihan ini diadakan untuk masyarakat di dua belas desa binaan.

Latar belakang diadakannya program pelatihan peternak ayam petelur ini adalah keberhasilan salah seorang warga masyarakat desa binaan yaitu Desa Nambo yang bernama Bapak Nurrohim dalam mengembangkan peternakan ayam petelur. Beliau merupakan salah seorang warga desa binaan yang memiliki minat untuk memanfaatkan pinjaman modal yang diberikan oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa untuk membuka peluang usaha. Selain dilatarbelakangi oleh minat warga, program ini juga didasari oleh hasil social mapping keadaan desa, dan potensi desa sasaran yang dinilai sesuai sebagai lokasi pelaksanaan program.

Pada tahun 2004, Bapak Nurrohim tertarik untuk mengajukan pinjaman modal pada PT Indocement agar bisa memulai usaha ternak ayam petelur. Pengajuan pinjaman modal dilakukan pada saat diadakannya BILIKOM di Desa Nambo. Ketika itu, staf Departemen CSR yang menindaklanjuti pengajuan pinjaman modal ini adalah Bapak Suharnoto (biasa dipanggil Bapak Toto) yang merupakan penanggungjawab kegiatan CSR dalam pilar ekonomi. Bapak Toto sendiri secara pribadi menilai bahwa Bapak Nurrohim memiliki potensi untuk mengembangkan usaha ini. Beliau mengungkapkan bahwa:

“Bapak Nurrohim memulai usaha ini dari nol dan menekuninya dengan sungguh-sungguh. Sehingga hasil yang diperoleh Bapak Nurrohim adalah hasil berusaha dan bekerja keras serta mau memanfaatkan peluang yang diberikan oleh pihak perusahaan”

(32)

Ketika Bapak Nurrohim berhasil menunjukkan bahwa usaha ayam petelur ini memiliki prospek yang cukup bagus, maka banyak warga di desanya yang ikut tertarik untuk mengikuti bisnis ini. Oleh karena itu, seperti yang diceritakan kembali oleh Bapak Nurrohim, pada tahun 2004 Departemen CSR mengadakan pelatihan peternak ayam petelur di desa Nambo dengan jumlah peserta sebanyak 20 orang dan memperoleh materi dari Dosen Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, yaitu Ibu Eti dan Bapak Hendri. Setelah mengikuti pelatihan ini, terdapat lima orang warga yang akhirnya benar-benar tertarik untuk memulai usaha ini. Pada tahun 2006, kelima orang warga Desa Nambo ini mendapatkan bantuan pinjaman modal dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk berupa bibit ayam petelur sebanyak 500 ekor. Usaha ternak ayam petelur ini menunjukkan perkembangan yang bagus di Desa Nambo. Oleh karena itu, pada tahun 2009 Departemen CSR merencanakan suatu kegiatan pelatihan ternak ayam petelur lagi dan kali ini diadakan untuk masyarakat di dua belas desa binaan.

Pelatihan peternak ayam petelur bagi masyarakat di dua belas desa binaan ini diadakan dengan tujuan untuk menambah wawasan berwirausaha serta membuka peluang usaha. Pelatihan ini diadakan pada tanggal 16-18 November 2009 dengan jumlah peserta sebanyak 22 orang yang mewakili dua belas desa binaan. Materi pelatihan disampaikan oleh Bapak Nurrohim dan dua orang pemateri lainnya yaitu Bapak Ujang S dan Bapak Hengki Kumolontang. Materi yang disampaikan dalam pelatihan ini adalah cara pembuatan pakan, pembuatan kandang, jamu ayam, dan pemberian vaksinasi untuk ayam. Meskipun waktu pelatihan ini singkat dan kurang memadai, namun program ini direspon dengan baik oleh masyarakat dan staf pemerintahan desa yang juga mengharapkan ada realisasi usaha melalui program UMKM.21

Dalam program pelatihan peternak ayam petelur ini dapat dilihat bahwa staf Departemen CSR yang paling berperan adalah Bapak Toto yang mengikuti perkembangan usaha ini sejak pengajuan peminjaman modal oleh Bapak Nurrohim pada tahun 2004 tersebut. Seperti halnya yang dikatakan oleh Bapak Nurrohim pada satu sesi wawancara mengenai asal mula keikutsertaannya dalam program ini.

21

CD Evaluation Sheet Departemen CSR, Program Pelatihan Peternak Ayam Petelor bagi Masyarakat 12 Desa Binaan dibuat pada tanggal 30 November 2009.

(33)

“Untuk usaha ayam petelur ini, saya lebih sering berkoordinasi dengan Bapak Toto baik dalam hal melaporkan kondisi ayam-ayam saya, memberikan laporan keuangan, dan mengembalikan cicilan pinjaman modal saya. Namun biasanya saya juga turut memberikan laporan mengenai kondisi usaha saya dalam rapat BILIKOM yang diadakan di desa ini tiga bulan sekali”.

Namun semenjak Bapak Toto memasuki masa pensiun, segala bentuk laporan mengenai usaha ayam petelur ini diberikan kepada Bapak Yadi selaku koordinator Desa Nambo. Demikian juga dalam pelaksanaan program pelatihan peternak ayam petelur ini, Bapak Yadi selaku koordinator desa turut mengumpulkan peserta yang memiliki minat mengikuti pelatihan ini dari Desa Nambo dan Desa Bantarjati yang merupakan dua desa yang menjadi tanggung jawabnya. Sama halnya dengan Bapak Yadi, para koordinator desa binaan yang lain juga turut menginformasikan dan mengumpulkan peserta dari desa binaannya masing-masing untuk mengikuti program pelatihan ini.

6.3 Sustainable Development Project Section

Sustainable Development Project Section (SDP Section) merupakan salah satu bagian dari struktur organisasi Departemen CSR yang khusus menangani proyek-proyek yang berkelanjutan. Menurut Bapak Toto, Kepala SDP Section yang akan pensiun pada bulan Mei 2010 dan akan digantikan posisinya oleh Bapak Ayi Ibrahim, proyek-proyek yang termasuk ke dalam SDP Section ini merupakan proyek yang dimulai dari nol. Setelah dilaksanakan, pengembangan proyek tersebut baru dilakukan oleh CD Section. Berikut ini merupakan dekripsi beberapa proyek yang dijalankan oleh SDP Section Departemen CSR.22

5. Pengelolaan sampah rumah tangga, bertujuan agar masyarakat tidak hanya memperoleh lingkungan yang bersih dan sehat, namun juga turut mendapatkan manfaat ekonomis dengan mengumpulkan dan mengolah sampah rumah tangga mereka secara benar. Proyek ini diselenggarakan bersama kepala desa dan masyarakat sekitar pabrik. Pengelolaan sampah rumah tangga ini akan menghasilkan biomassa yang digunakan sebagai bahan bakar alternatif dan kompos yang digunakan sebagai pupuk organik. Unit pengolahan sampah ini

22

(34)

terletak di Karang Asem Barat, Puspanegara, Citeureup dan melayani 22 RT dengan jumlah KK ± 1672. Hingga kini, unit tersebut mampu menyerap tenaga kerja 16 orang berasal dari Citeureup, Puspanegara.

6. Budidaya tanaman jarak, memadukan usaha konservasi lingkungan dengan program pembangunan masyarakat. Proyek ini telah merehabilitasi sebagian dari areal bekas penambangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Proyek ini bertujuan untuk menggerakkan perekonomian masyarakat lokal dengan mempekerjakan mereka di perkebunan tersebut atau juga membantu mereka dalam menanam pohon jarak mereka sendiri. Selain itu, proyek ini juga dapat bermanfaat untuk mengurangi biaya bahan bakar, karena biji-biji jarak itu dipakai sebagai bahan bakar alternatif dalam proses pembakaran.

7. Budidaya ulat sutera, bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri, antara lain dengan mengembangkan budidaya ulat sutra yang dapat menghasilkan kokon sebagai bahan baku pembuatan kain tenun. Proyek ini dilaksanakan atas kerjasama PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dengan Environmental Biology Network IPB.

8. Pemanfaatan bahan bakar gas dari kotoran sapi, yang memiliki beberapa tujuan antara lain:

a. mendorong masyarakat berpartisipasi dalam pola hidup sehat, karena jika kotoran sapi tidak dikumpulkan, maka berpotensi menyebabkan penyakit, b. mendorong masyarakat berpartisipasi dalam isu pemanasan global, karena

kotoran sapi juga menyebarkan gas CH4, yang merupakan salah satu gas rumah kaca dan mempunyai GWP (Global Warming Potential) 21 kali gas CO2. Dengan demikian memberikan kontribusi positif terhadap alam dan lingkungan,

c. menghemat pemakaian bahan bakar minyak tanah, dan d. memberikan keuntungan ekonomis kepada masyarakat.

Proyek ini sudah dilaksanakan di Desa Bantarjati, Nambo, Tajur, Pasirmukti, Hambalang, Gunungsari, Leuwikaret, dan Lulut.

9. Peternakan Domba (Pembibitan Domba dan Inkubator Peternak), berlokasi di Desa Hambalang Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor. Proyek ini dilaksanakan atas kerjasama PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Unit

(35)

Citeureup dengan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB). Peternakan diisi oleh domba yang didatangkan dari Garut, Jawa Barat pada tanggal 21 Juni 2009 lalu, yang terdiri dari 100 ekor indukan dan 10 ekor pejantan. Proses selanjutnya, dimulai dengan kegiatan penggemukan dan pengawinan domba yang sudah melahirkan kurang tujuh ekor anak domba dari beberapa induk domba Jumlah tenaga kerja yang terlibat sebanyak lima orang peternak dan satu orang koordinator peternak, dibantu oleh dua orang tenaga ahli dari Fakultas Peternakan IPB.

SDP Section memiliki empat orang staf, yang terdiri dari satu orang Kepala Section, satu orang Junior Data Analyis, dan dua orang staf section yang memiliki tanggung jawab dalam pelaksanaan beberapa proyek SDP. Kepala SDP Section, yakni Bapak Ayi Ibrahim bertugas mengkoordinasikan staf-staf yang berada dibawah garis wewenangnya, sedangkan Junior Data Analyis yakni Bambang N. Yulianto bertugas mengkaji dan menganalisis data-data SDP section. Dua staf lain yakni Bapak Dedi dan Bapak Fajar Fathoni berfungsi sebagai staf penanggung jawab proyek berkelanjutan (project leader) yang melakukan kontrol harian terhadap pelaksanaan proyek tersebut di lapangan. Bapak Dedi bertugas sebagai penanggung jawab proyek budidaya ulat sutera dan bengkel motor terpadu, sedangkan Bapak Fajar bertugas sebagai penanggung jawab proyek budidaya tanaman jarak dan pengelolaan sampah rumah tangga.

Proyek bengkel motor terpadu merupakan salah satu proyek SDP section yang dibahas dalam penelitian ini yang berlokasi di Desa Bantarjati Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor. Pelaksanaan proyek bengkel ini dilakukan dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat yang diharapkan mampu menciptakan unit usaha baru di lingkungan tersebut.

Bengkel ini dikepalai oleh Bapak Agus Hikmat (35 tahun) yang dulunya merupakan salah satu staf pengajar di Sekolah Magang Indocement (SMI). Bapak Agus memiliki enam orang staf yang terdiri dari satu orang staf administrasi, enam orang montir, dan dua orang satpam. Menurut Bapak Agus, proyek ini didirikan atas dasat kebutuhan warga masyarakat sekaligus tindak lanjut dari pelatihan-pelatihan otomotif yang diberikan pada masyarakat desa binaan sejak tahun 2007. Pelatihan tersebut menghasilkan beberapa orang staf yang dinilai

Gambar

Gambar 2. Struktur Organisasi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (sumber : Laporan Tahunan  2007 / CODD – CHRD)
Gambar 3. Alur Produksi Semen (Sumber: Intranet Departemen CSR PT Indocement Tunggal  Prakarsa Tbk.)
Tabel 4. Data Demografi Penduduk Desa Nambo Tahun 2009  RW  Jumlah Usia Produktif
Tabel 6. Data Demografi Ekonomi Desa Nambo Tahun 2009  Data Demografi Ekonomi Desa NamboTahun 2009
+7

Referensi

Dokumen terkait

“S engketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara antara orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha negara, baik di pusat maupun di

Beeberapa hal yang kami garis bawahi dari hasil ada- lah perlu adanya monitoring jenis burung, Karena tidak menutup kemungkinan akan ada kembali jenis-jenis me-

9.. Terdakwa, selaku Direktur Utama IM2, didakwa oleh Penuntut Umum, bahwa yang bersangkutan secara melawan hukum telah menggunakan frekuensi 2,1 GHz milik Indosat tanpa membayar

Unsur-unsur yang terlibat di dalam pengelolaan perpustakaan antara lain sumber daya manusia yaitu staf perpustakaan atau pustakawan, pengguna perpustakaan sebagai pihak

Berdasarkan hasil Penelitian yang dilakukan penulis mengenai pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi Penjualan dan Brand Image terhadap keputusan pembelian mobil

Wayang ini memang unik dibandingkan jenis-jenis wayang yang ada di Indonesia, seperti wayang golek, wayang purwa, wayang beber, wayang klithik, wayang calon

bahwa pasien thalassemia mayor wanita yang mendapat terapi kelasi secara teratur mengalami perkembangan payudara yang normal, serta kadar estradiol, pola menstruasi, dan ukuran

meningkatkan penjualan, harga pokok penjualan dan laba bruto induk perusahaan tapi tidak mempengaruhi pendapatan anak perusahaan sampai barang dagang tersebut dijual kembali