Universitas Kristen Maranatha - Bandung 2011 1
ABSTRAK
Dalam Laporan Tugas Akhir ini penulis membahas proses pembuatan
Kampanye Dago Heritage tentang Konservasi Bangunan Tua Di Dago, mulai dari
visualisasi hingga penulisan laporan.
Penulis diharapkan dapat belajar membuat sebuah projek desain grafis secara
menyeluruh dengan menerapkan pembalajaran yang sudah didapat selama
perkuliahan sebelumnya. Sebagai persyaratan akademik dalam menyelesaikan
pendidikan pada Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual, mahasiswa wajib
mengikuti mata kuliah MDKV 6.
Projek yang dibuat selama Tugas Akhir ini adalah Kampanye Dago Heritage
berkenaan tentang Konservasi Bangunan Tua Di Dago, menyangkut masalah
semakin sedikitnya bangunan tua bergaya Art Deco akibat kurangnya kepedulian
masyarakat dan pengetahuan akan usaha pelestarian yang dapat disertai dengan
Universitas Kristen Maranatha - Bandung 2011 2
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN………. i
LEMBAR PENGESAHAN ……… ii
KATA PENGANTAR ……… iii
PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN………. iv
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ……… v
DAFTAR ISI ………... vi
2.2 Pelestarian Bangunan atau Lingkungan ……… 6
2.2.1 Klasifikasi dalam Konservasi Bangunan ………... 7
2.2.2 Prinsip, Metode, dan Sasaran dalam Konservasi …………...… 9
2.3 Pengertian Wisata Heritage ………. 11
2.3.1 Pengertian Pariwisata ……….. 11
2.3.2 Pengertian Heritage ……… 13
2.3.3 Cultural Tourism ………. 13
BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 3.1 Komunitas-Komunitas Peduli Heritage Kota Bandung ... 15
3.1.1 Paguyuban Pelestarian Budaya Bandung / Bandung Society for Heritage Conservation ………...……. 15
3.1.2 Komunitas Lain yang Biasa Terlibat dalam Acara Wisata Heritage di Bandung ... 17
Universitas Kristen Maranatha - Bandung 2011 3
3.2.1 Lokasi, Lingkungan Alam dan Kondisi Masyarakat Dago ... 18
3.2.2 Asal Mula Nama Dago ... 18
3.2.3 Bangunan Lama yang Telah Mendapat Konservasi ... 20
3.3 Keunikan Arsitektur Bangunan di Dago berikut Perkembangannya ... 21
3.4 Perda No. 19 Tahun 2009 ………... 23
3.5 Event Menarik yang Dapat Diadakan dalam Kampanye ... 25
3.6 Hasil Survey Wawancara dan Kuisioner ... 26
3.6.1 Hasil Wawancara ... 26
3.6.2 Hasil Kuisioner ... 27
3.7 Tinjauan Projek Sejenis ... 30
3.7.1 Wisata Heritage ... 30
3.7.2 Kampanye Pelestarian Bangunan Cagar Budaya ... 32
3.8 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ... 33
3.8.1 Analisis SWOT ... 34
3.8.2 Segmentasi, Targeting, dan Positioning ... 36
Universitas Kristen Maranatha - Bandung 2011 4
4.4.13 Stand ……… 67
4.4.14 Merchandise ……… 68
Rincian Biaya Kampanye Dago Heritage Timeline Penyebaran Media Kampanye Dago Heritage BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……….. 71
5.2 Saran ……… 72
5.2.1 Saran dari Para Dosen Pembimbing dan Penguji ……… 72
5.2.2 Saran Pengembangan ……….. 73
DAFTAR PUSTAKA ……… xii
DAFTAR ISTILAH ……….. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ……… xiv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……….. xv
Universitas Kristen Maranatha - Bandung 2011 5
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK
Tabel 1.1 Skema Perancangan Projek ... 4
Grafik 3.1 Pengunjung Dago Berdasarkan Kota Asalnya ... 27
Grafik 3.2 Faktor Menarik Dago bagi Para Pengunjung ... 28
Grafik 3.3 Pengetahuan Masyarakat akan Kawasan Belanja di Dago
adalah Kawasan Bersejarah ... 28
Grafik 3.4 Pilihan Aktivitas Para Pengunjung dalam Melestarikan
Bangunan Heritage Dago ... 29
Universitas Kristen Maranatha - Bandung 2011 6
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Logo Bandung Heritage Society ………... 15
Gambar 2. Villa Tiga Warna ……….. 20
Gambar 3. Gedung ITB ……….. 20
Gambar 4. Villa Merah ………... 21
Gambar 5. Media Panduan “Bandung Heritage Walk” ……….. 31
Gambar 6. Cover Depan Contoh Karya Tulis “Kampanye Pelestarian Bangunan Cagar Budaya” ………...…….. 32
Gambar 7. Logo Kampanye “Dago Heritage” ………...…… 40
Gambar 8. Font Boadway ……….. 41
Gambar 15. Penerapan Poster di Tempat Kunjungan Event Wisata ………….…. 52
Gambar 16. Billboard Tahap Informing dan Reminding……… 53
Gambar 17. Billboard Event ………... 54
Gambar 18. Penerapan Billboard di Cabang Jalan Layang Pasupati .………. 54
Gambar 19. X-Banner Tahap Informing dan Reminding……… 55
Gambar 20. X-Banner Event ……….. 56
Gambar 21. Penerapan X-Banner di Depan Kantor Bandung Heritage Society … 56 Gambar 22. Pengaplikasian Website berukuran 600px X 800px ………... 57
Gambar 23. Halaman HOME ………. 57
Gambar 24. Halaman KONSERVASI ………... 58
Gambar 25. Halaman EVENT ……… 58
Gambar 26. Halaman CONTACT ………58
Gambar 27. Umbul-Umbul Event ………... 59
Gambar 28. Penerapan Umbul-Umbul di Jalan Layang Pasupati ……….. 60
Universitas Kristen Maranatha - Bandung 2011 7
Gambar 30. Tampak Belakang Media Panduan ………. 61
Gambar 31. Iklan Majalah Event ……… 62
Gambar 32. Penerapan Iklan Majalah di Halaman Dalam Cover Depan ………... 62
Gambar 33. Iklan Koran Event ……….. 63
Gambar 34. Penerapan Iklan Koran Event di Koran Tribun dan Pikiran Rakyat ... 64
Gambar 35. Iklan Facebook Event ……….. 64
Gambar 36. Penerapan Iklan Facebook ……….. 65
Gambar 37. Flyer Event ………. 65
Gambar 38. Media Berjalan di Kaca Belakang Angkot ……… 66
Gambar 39. Ambient Media di jalan setapak Ir. H. Juanda ………... 67
Gambar 40. Stand Pendaftaran ……….. 67
Gambar 41. Merchandise ……… 68
Gambar 42. Visualisasi Pin untuk Peserta dan Kru Event Kampanye ……… 68
Gambar 43. ID Card untuk Peserta dan Kru Event ………. 69
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aktivitas tamasya atau mengunjungi suatu daerah adalah kegiatan yang
sedang menjalar dan diminati masyarakat sekarang ini, terutama mengunjugi daerah
yang kaya akan beragam wisata, tempat perbelanjaan modern hingga keunikan
kuliner yang khas dan menarik. Bandung adalah salah satunya, kota yang kini
terkenal sebagai Kota Factory Outlet, pusat pembelanjaan mode yang mudah dijangkau terutama oleh orang-orang Jakarta.
Ada beragam kawasan yang memiliki daya tarik wisatawan, salah satunya
adalah Dago. Dago terletak di bagian utara Bandung. Banyak tempat menarik yang
dapat dikunjungi oleh para pecinta wisata. Beragam factory outlet, distro, hingga café tersebar di sepanjang jalan ini. Bahkan kekayaan Dago yang sering dilupakan
dan dapat menarik minat masyarakat adalah bangunan-bangunan tuanya berupa
perumahan dengan arsitektur zaman dulu.
“Seperti apakah Dago sebelum tanahnya menjadi gemerlap penuh dengan dunia glamour seperti sekarang ini?” Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang tepat yang telah dikemukan oleh Eva Rachmania melalui jurnalnya “Sejarah Dago di Tengah Modernisasi” untuk menggambarkan bagaimana keadaan Dago setelah mendapat banyak pengaruh modernisasi. Saat ini keadaan Dago sudah berbeda,
kotor, macet, pengap, panas, polusi udara dan suara, pohon-pohon rindang telah
tumbang tergantikan dengan tumbuhnya gedung-gedung baru.
Tumbuhnya bangunan komersial menunjukkan banyaknya sinyal bahaya bagi
bangunan-bangunan tua di Dago. Banyak bangunan tua beralih fungsi menjadi
bangunan komersial. Pengalihfungsian ini tampaknya berubah menjadi
pengalihbentukan bangunan-bangunan tua Dago. Bentuk bangunan lama
dihancurkan dan diganti dengan bangunan yang lebih modern dengan menonjolkan
sisi komersialnya. Hilangnya rumah-rumah tua di Dago akan menyebabkan
hilangnya identitas Bandung sebagai kota bersejarah, bukti-bukti peninggalan
2 Memiliki bangunan-bangunan tua seperti di Dago ini, membuat kebanggaan
tersendiri bagi para pemiliknya. Namun hal ini tidak disadari masyarakat untuk
menjalankan konservasi bangunan tua dengan baik. Banyak yang mengubah fungsi
hingga bentuk bangunan secara berlebihan. Dengan mengkonservasi sebuah
bangunan, maka bangunan akan lebih terawat tanpa takut kekurangan dana dan
perkembangan masa kini pun dapat diselaraskan dengan perencanaan masa lalu. Hal
inilah yang akan menjadi aset wisata untuk menarik datangnya masyarakat luar.
Pemerintah daerah pun telah mengadakan beberapa solusi atas semua
permasalahan ini. Dengan melakukan konservasi, pembangunan yang akan dilakukan
tidak akan terhambat. Cara ini dapat menjadi jalan keluar yang baik agar
bangunan-bangunan tua tetap terjaga dan perkembangan ekonomi yang akan dilakukan dapat
meningkat terutama dalam hal wisata kota Bandung. Perpaduan bangunan kini dan
masa lalu akan menampilkan keindahan arsitektur yang menarik dan sejarah pun
tetap terjaga.
Sekarang saatnya menyadari pentingnya arsitektur bangunan tua yang
menyimpan sejarah bagi perkembangan sebuah daerah. Atas dasar itu maka
diperlukan informasi mengenai sejarah setiap tempat, khususnya Dago yang saat ini
sedang mengalami modernisasi dengan sangat pesat. Disinilah peranan desain
komunikasi visual diperlukan dengan mengadakan sebuah kampanye untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya arsitektur bangunan tua di
Dago yang menyimpan sejarah di dalamnya, terutama sebagai kawasan konservasi
bangunan tua.
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup
Menjadikan Dago sebagai kawasan konservasi bangunan tua, berarti
memelihara dan melindungi tempat-tempat yang indah dan berharga agar tidak
hancur atau berubah sampai batas-batas yang wajar, dengan menekankan
penggunaan kembali bangunan lama sehingga tidak terlantar. Hal inilah yang
seringkali menjadi salah persepsi bagi orang-orang yang membuka usaha di Dago,
3 ditinjau dari peranan Desain Komunikasi Visual, masalah dalam topik yang diangkat
ini adalah :
Bagaimana membuat rancangan strategi visual kampanye yang menarik
agar dapat meningkatkan konservasi bangunan tua di kawasan Dago?
Permasalahan inilah yang menjadi kendala dalam menjadikan Dago sebagai
kawasan konservasi bangunan tua, peninggalan orang-orang Belanda zaman dahulu,
yang bisa dikategorikan sebagai pusaka kota/heritage. Untuk itu diperlukan suatu program atau kegiatan dalam kampanye, guna memperlihatkan keindahan arsitektur
bangunan tua yang telah dikonservasi agar masyarakat menyadari dan mau ikut
terlibat dalam mengembangkan suatu pembangunan yang tidak selalu harus
mengubah arsitektur secara keseluruhan.
Target sasaran yang dituju adalah kalangan dewasa, antara usia 25-35 tahun.
Kalangan dewasa ini tentunya diharapkan dapat meneruskan jejak orang-orang
sebelumnya, yang peduli bagaimana indahnya bangunan heritage yang ada, perlu dijaga dan dilestarikan. Tentunya event kampanye mengkonservasi bangunan tua ini
akan dilaksanakan di kawasan Dago dan sekitar, terutama bangunan-bangunan yang
telah dikonservasi bertempat dan akan menarik minat masyarakat setempat.
1.3 Tujuan Perancangan
Dengan adanya permasalahan di atas, maka tujuan perancangan yang akan
dibuat adalah :
Meningkatkan minat masyarakat untuk ikut serta dalam upaya pelestarian
bangunan-bangunan tua di Dago melalui pengadaan event kampanye seperti
wisata heritage, pameran foto, talk show, dan sebagainya.
Mengadakan promosi untuk event kampanye tersebut dengan media yang
tepat dan sesuai target sasaran.
Saat ini acara berwisata sedang diminati masyarakat terutama kalangan
dewasa yang hidupnya dikelilingi dunia pekerjaan. Wisata seperti mengunjungi dan
menikmati pesona indahnya suatu daerah dapat menjadi alternatif dalam program
4 dikonservasi. Kegiatan Wisata Dago Heritage ini memiliki tujuan untuk memperlihatkan dan memberikan pengarahan secara langsung bagaimana konservasi
yang baik pada arsitektur bangunan-bangunan tua. Para peserta wisata pun diajak
mengenal arti sejarah dan keindahan arsitektur bangunan tersebut.
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam prosesnya, metoda yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah:
1. Studi pustaka, mengumpulkan data-data mendasar dari buku, internet, koran,
dan, jurnal seputar bangunan tua Dago dan teori-teori pendukung.
2. Observasi, mengamati langsung bangunan-bangunan tua di Dago dan
menemukan media iklan berikut lokasi yang tepat untuk menyebarkannya.
3. Wawancara, mengenai opini masyarakat akan permasalahan Dago dan
lembaga-lembaga yang bersangkutan seperti Bandung Heritage Society. 4. Kuesioner, menemukan cara yang menarik dan diminati kebanyakan
masyarakat untuk berpartisipasi mengatasi permasalahan Dago ini.
1.5 Skema Perancangan
1
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Dalam melaksanakan dan meningkatkan upaya konservasi pada bangunan tua
tak pernah lepas dari berbagai kendala yang perlu diatasi. Kurangnya rasa kepedulian
akan pentingnya bangunan-bangunan tua untuk dilestarikan menjadi kendala terbesar
dalam melaksanakan konservasi di kawasan Dago. Selain itu juga, pengetahuan
masyarakat akan pembangunan yang dilaksanakan dan juga konservasi
pembangunan pun masih minim di mana seringkali konservasi ini dianggap menjadi
penghalang dalam melaksanakan pembangunan.
Untuk itu melalui kampanye bertemakan meningkatkan konservasi ini,
masyarakat akan disuguhkan berbagai pengetahuan lengkap seputar konservasi
sendiri dengan pengamatan secara langsung dalam event kampanye tersebut.
terutama masyarakat dalam usia 25-35 tahun, yang memegang peranan dalam
pembangunan di kawasan strategis seperti Dago ini. Dengan mengikuti event
tersebut, target sasaran akan diajak untuk menyadari betapa pentingnya konservasi
dan bagaimana indahnya hasil pembangunan yang telah disertakan pada bangunan
tua. Pada akhirnya mereka pun mau peduli dan ikut serta mengaktifkan konservasi
bangunan tua tersebut.
Melalui event kampanye yang dilaksanakan tersebut, dapat menjadi media
dalam mengubah pola pikir masyarakat dini dalam melaksanakan pembangunan dan
konservasi dengan menyampaikan pesan bahwa proses konservasi itu tidaklah
menghambat pembangunan sehingga harus disertakan dalam setiap pembaharuan
pada bangunan tua terutama di kawasan Dago, terlebih dengan pembangunan
tersebut perlindungan bangunan pun dapat terlaksana dengan baik.
Kampanye konservasi ini terbagi dalam dua tahap di mana pada tahap awal
bertujuan untuk menyadarkan dan mengajak masyarakat mau peduli dengan
memberikan informasi dan penggambaran langsung bagaimana indahnya detail
bangunan tua yang dipertahankan, hingga pada tahap berikutnya masyarakat dapat
2 Event kampanye pun menjadi cara efektif dalam mengembangkan kampanye
ini di mana masyarakat dapat terjun langsung untuk melihat dan belajar bagaimana
proses dan peranan konservasi dalam bangunan tua dengan suasana yang lebih fun
dan menarik. Dengan ini target sasaran akan tertarik untuk mengikuti dan pesan
kampanye pun akan mudah ditanamkan dalam pola pikir mereka hingga pada
akhirnya konservasi dapat terlaksana dengan baik di Dago.
5.2Saran
Berdasarkan kesimpulan yang ada, kampanye ini perlu melakukan riset yang
lebih lengkap guna mendukung kelancaran dalam pelaksanaan. Mulai dari budgeting,
timeline dan juga pemilihan media yang tepat dan sesuai dengan target sasaran.
5.2.1 Saran dari Para Dosen Pembimbing dan Penguji
Dalam pelaksanaan kampanye yang memiliki tahap informing dan
reminding ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti : 1. Pemilihan Media Tambahan
Media tambahan dapat disesuaikan dengan keadaan lokasi
pelaksanaan kampanye, terutama penempatan media yang sudah
tersedia seperti TVC. Di muka depan Jl. Ir. H. Juanda sendiri terdapat
sebuah TVC besar yang terpasang. Media ini lebih efektif digunakan
dibandingkan dengan media berjalan pada angkot.
Selain itu budgeting yang diperlukan pun tidak memerlukan
biaya mahal di mana media TVC ini jika ditawarkan pada pemerintah
daerah kota Bandung sendiri akan diberikan keringanan ataupun tanpa
biaya, terlebih tema kampanye ini menyangkut kawasan Dago sendiri.
2. Waktu Penyebaran Media
Setiap media memiliki sifat dan waktu penyebaran yang
berbeda-beda terutama dalam hal menggugah dan membuat
masyarakat tertarik akan informasinya. Dalam tahapan kampanye, hal
ini sangat penting untuk diperhatikan.
3 yang disampaikan. Untuk itu media-media yang murah atau tanpa
mengeluarkan budgeting mahal seperti media online (facebook dan
website) dan TVC dapat dikeluarkan pada tahap awal ini. Melalui media tersebut, informasi yang disampaikan seperti memberikan “gosip” hangat pada masyarakat untuk diperbincangkan.
Setelah informasi ini mulai marak, masyarakat akan mencari
tahu lebih lanjut. Saat seperti itu dapat disebarkan media-media cetak
seperti poster, billboard, dan sebagainya. Penyebaran media ini dapat
dikategorikan dalam tahap kampanye Informing II.
Pada tahap akhir Reminding inilah yang berperan besar di mana tahap ini bersifat abadi yang dapat dipergunakan dalam jangka
waktu yang lama. Media yang dipakai pun dapat meliputi batu prasasti berkenaan “Kawasan Dago menjadi Kawasan Konservasi Bangunan Tua” dan pembagian merchandise pada para peserta event.
5.2.2 Saran Pengembangan
Dalam meningkatkan kampanye ini, event pun perlu diatur kembali
baik dalam hal pelaksanaan, visualisasi, dan kreatifitas menciptakan event
baru yang lebih baik lagi di mana hal ini akan menjadi pendukung utama
dalam mengajak masyarakat untuk ikut serta dan menyampaikan informasi
seputar konservasi dan indahnya pelaksanaan konservasi tersebut dalam
Universitas Kristen Maranatha - Bandung 2011 1
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Onong Uchjana, 1984, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek Penerbit PT.
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Spillane, James J., 1987, Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan Prospeknya, Penerbit
Kanisius, Jakarta.
Spillane, James J., 1994, Pariwisata Indonesia, Siasat Ekonomi dan Rekayasa
Kebudayaan , Penerbit Kanisius Lembaga Studi Realino, Jakarta.
Winardi, 1992, Promosi dan Reklame, Penerbit CV. Mandar Maju, Bandung.
Hurlock, Elizabeth B., 1980, Psikologi Perkembangan - Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Jurnal :
• Alih Fungsi Bangunan Konservasi Menjadi Factory Outlet, Dita Kusumawardhani, Arsitektur Unpar, Mei 2010
• Data Bangunan Bersejarah Kota Bandung 1997, Dibyo Hartono, Bandung
• Konservasi Benda Cagar Budaya sebagai Alternatif Pengembangan Bandung menjadi Tourist City, Teguh Amor Patria, Bandung 2002
Website :
all-about-theory.blogspot.com/2010/03/pengertian-kampanye.html digilib.petra.ac.id
multimediaartikel.blogspot.com/2010/02/pengertian-talk-show.html
Universitas Kristen Maranatha - Bandung 2011 2
DAFTAR ISTILAH
Cagar Budaya : daerah perlindungan untuk melestarikan budaya Event : program atau kegiatan acara
Heritage : harta, sesuatu yang dianggap berharga
Komunitas : kelompok organisme (orang dan sebagainya) yang hidup dan saling berinteraksi dalam suatu daerah tertentu; masyarakat; paguyuban
Konservasi : pemeliharaan dan perlindungan sesuatu secara teratur untuk
mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan jalan mengawetkan;
pengawetan; pelestarian
Preservasi : pengawetan; pemeliharaan; penjagaan; perlindungan
Rehabilitasi : pemulihan kepada kedudukan (keadaan) yang dahulu (semula) Renovasi : pembaharuan; peremajaan; penyempurnaan (tentang gedung
bangunan dan sebagainya)
Replikasi : proses duplikat; tiruan Relokasi : pemindahan tempat
Rekonstruksi : pengembalian seperti semula
Revitalisasi : proses, cara, perbuatan memvitalkan (menjadi vital/sangat
Universitas Kristen Maranatha - Bandung 2011 3
DAFTAR LAMPIRAN
Rundown Acara – Bandung Heritage Walk – 21 Juni 2010
“Himbauan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Penghasilan Final dan
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan” - Artikel Koran Tribun
Jabar, Kamis, 26 Agustus 2010
“Wisata Belanja Kalahkan Objek Cagar Budaya” - Artikel Koran Tribun Jabar,
Senin, 27 September 2010
“Daya Saing Pariwisata RI Rendah” - Artikel Koran Tribun Jabar, Senin, 27
September 2010
“Wisata Pengalengan Butuh Rp 10 M” - Artikel Koran Tribun Jabar, Kamis, 31 Juli
2008
“Bandung, 40 Tahun Lalu” - Artikel Koran Tribun Jabar, Sabtu, 18 September 2010
“Cara Cerdas Promosikan Ekowisata Jabar” - Artikel Koran Tribun Jabar, Sabtu, 23
Januari 2010
Universitas Kristen Maranatha - Bandung 2011 4
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih
pada banyak pihak yang telah memberikan dukungan dan waktu, terutama kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan bimbingan dan anugerah,
2. Bapak Gai Suhardja, Ph.D selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain,
3. Ibu Dra. Christine C. Lukman, M.Ds selaku Ketua Jurusan Desain
Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain,
4. Bapak Dodi Rahadian, selaku Koordinator Mata Kuliah Tugas Akhir S1
Desain Komunikasi Visual,
5. Drs. Didit Widiatmoko, M.Sn. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan banyak arahan dan masukkan dalam memperkuat konsep
komunikasi dan visual Tugas Akhir,
6. Merine Sim, B.A. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak
arahan dan masukkan dalam menampilkan warna yang pas dalam visualisasi
karya Tugas Akhir,
7. Pak Dadan, Sekretariat Bandung Heritage Society, selaku mandatory dalam
Tugas Akhir ini di mana telah memberikan banyak bahan dan informasi yang
lengkap seputar konservasi bangunan tua khususnya di Dago,
8. Pak Sandy, selaku Dosen DKV Maranatha yang telah memberikan masukan
dan ide dalam membuat event kampanye,
9. Pak Martinus Deny, selaku Dosen Interior UK. Maranatha yang telah
memberikan masukan seputar konservasi dan perlindungan bangunan tua,
10.Bapak dan Ibu Dosen FSRD Maranatha lainnya yang telah memberikan
banyak ilmu dan pengetahui mengenai desain selama ini,
11.Keluarga penulis yang telah memberikan banyak dukungan selama proses
kerja praktek hingga penulisan laporan,
12.Teman-Teman FSRD Maranatha Angkatan 2006,
13.Banyak pihak lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu