Universitas Kristen Maranatha vii
Planetarium adalah gedung teater untuk memperagakan simulasi susunan bintang dan
benda-benda langit. Atap gedung biasanya berbentuk kubah setengah lingkaran. Di planetarium,
pengunjung bisa belajar mengenai pergerakan benda-benda langit di malam hari dari berbagai
tempat di bumi dan sejarah alam semesta. Planetarium berbeda dari observatorium. Kubah
planetarium tidak bisa dibuka untuk meneropong bintang. Sedangkan Observatorium adalah
sebuah lokasi dengan perlengkapan yang diletakkan secara permanen agar dapat melihat
langit dan peristiwa yang berhubungan dengan angkasa, biasanya kegiatan observatorium
adalah meneliti objek luar angkasa seperti meteorit, gugus bintang dan lainnya.
Tema yang dipilih adalah supernova. Supernova adalah suatu proses akhir dari hidup bintang,
biasa disebut ledakan bintang. Konsep yang akan menjadi utama dari perancangan adalah
konsep metamorfosis planet-planet.
Dengan konsep ledakan supernova, ruang-ruang ditata sedemikian sehingga para pengunjung
akan merasa nyaman, bebas tidak monton dan tidak akan bosan dan menyebar. Penerapan
konsep akan diterapkan pada pembagian ruang, alur ruang, pemilihan warna dan pemilihan
furniture yang berkaitan. Dengan konsep gemerlapan, kesan yang ditimbulkan dari permainan
lampu dapat membuat pengunjung merasa berada di luar angkasa dan merasakan sendiri
bagaimana indahnya luar angkasa dengan taburan bintang-bintang dan planet, sehingga para
pengunjung mendapatkan pengalaman dalam mempelajari ilmu astronomi itu seperti berada
di dalam ilmu itu sendiri.
Universitas Kristen Maranatha viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN... ii
PERNYATAAN ORIGINALITAS LAPORAN KARYA TUGAS AKHIR ...iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN KARYA TUGAS AKHIR ... iv
KATA PENGANTAR ... v 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Ide/ Gagasan Konsep ... 2
1.3 Identifikasi Masalah ... 2
1.4 Tujuan Perancangan ... 3
1.5 Sistematika Pembahasan ... 3
BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Astronomi Secara umum ... 4
2.1.1 Sejarah Singkat Astronomi ... 5
2.1.2 Astronomi di Indoneisa ... 6
2.2 Planetarium ... 8
2.2.1 Definisi Planetarium ... ... 8
2.3 Bintang ... 9
2.3.1 Definisi Bintang ... ... ... 9
2.3.2 Karakteristik Bintang ... ... 9
2.3.3 Sejarah terbentuknya bintang ... 10
Universitas Kristen Maranatha ix
2.4 Supernova ...11
2.4.1 Definisi Supernova ... ... ... 11
2.4.2 Tahapan terjadinya Supernova ... 12
2.4.3 Supernova Remnant ... ... 13
2.4.4 Material inti Supernova ... ... 15
2.5 Nebula ...17
2.5.1 Definisi Nebula ... ... ... 17
2.5.2 Sejarah Nebula ... ... 18
BAB III. DESKRIPSI OBJEK STUDI 3.1 Deskripsi Objek ... ... 19
3.2 Analisa Fisik ... 20
3.3 Analisa Fungsional ... 24
3.3.1 Analisa Fungsional Pengguna ... ... 24
3.3.2 Program Aktifitas dan Fasilitas ... 24
3.3.3 Kebutuhan Ruang ... 25
3.3.4 Kedekatan Ruang ... ... 27
3.3.5 Programming... 28
3.3.6 Zoning ... ... 29
BAB IV. PERANCANGAN DESAIN INTERIOR 4.1 Ide / Konsep ... ... 31
4.1.1 Konsep Bentuk ... 31
4.1.2 Konsep Warna ... 32
4.1.3 Konsep Material ... 33
4.1.4 Konsep Furniture ... 33
4.1.5 Konsep Layout secara General ... 34
4.1.6 Konsep Pencahayaan secara General ... 34
4.1.7 Konsep Penghawaan ... 35
4.1.8 Konsep Akustik ... 36
4.1.9 Konsep Keamanan dan Keselamatan ... 36
Universitas Kristen Maranatha x
4.2 Karakteristik Material ... ... 39
4.2.1 Material Lantai ... 39
4.2.2 Material Dinding ... 40
4.2.3 Material Ceiling ... 40
4.3 Keputusan Desain ... 41
4.3.1 Penjabaran Desain ... 42
BAB V. SIMPULAN 5.1 Simpulan ... 55
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Universitas Kristen Maranatha xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Astronomi Ekstragalaktik ... 4
Gambar 2.2 Alder Planetarium ... 8
Gambar 2.3 Gugus Bintang Pleiades – Rasi Taurus ... 9
Gambar 2.4 Crab Nebulae ...11
Gambar 2.5 Within a massive, evolved star... 12
Gambar 2.6 Remnant of Kepler’s Supernova, SN 1604 ... 13
Gambar 2.7 Cassiopeia A Spitzer Crop ... 14
Gambar 2.8 Crab Nebulae, Supernova Remnant ...14
Gambar 2.9 .Supernova Remnant SNR0103... 14
Gambar 2.10 The Triangulum Emission Garren Nebula NGC 604 ...17
Gambar 3.1 Peta daerah Taman Sari dan ITB ... 19
Gambar 3.2 Site Plan ... 20
Gambar 3.3 Tampak depan dan belakang bangunan ... 21
Gambar 4.1 Ide / Konsep ... 31
Gambar 4.2 Konsep bentuk circular organik ... 32
Gambar 4.3 Konsep Furnitur ... ... 33
Gambar 4.4 Konsep Layout ... ... 34
Gambar 4.5 Antopometri display pada dinding ... 38
Gambar 4.6 Antopometri sudut pengilahatan orang cacat ... 38
Gambar 4.7 Antopometri area gerak penyandang cacat ... 38
Gambar 4.8 Lobby dan area entrance hall .. ... 42
Gambar 4.9 Café ... 43
Gambar 4.10 Shop ... 43
Gambar 4.11 Cyber spot ... 44
Gambar 4.12 Ruang Seminar... 45
Gambar 4.13 Perpustakaan ... 45
Gambar 4.14 Teater Bintang ... 46
Gambar 4.15 Ruang pada area private ... 47
Universitas Kristen Maranatha xii
Gambar 4.17 Ceiling museum 1-2 ... 48
Gambar 4.18 Pola lantai museum 1-2 ... 48
Gambar 4.19 Detail furniture 1…. ... 49
Gambar 4.20 Detail furniture 2... 49
Gambar 4.21 Detail furniture 3... 50
Gambar 4.22 Detail interior 1…... 50
Gambar 4.23 Detail interior 2…... 51
Gambar 4.24 Detail interior 3…... 51
Gambar 4.25 Tampak potongan A…... 52
Gambar 4.26 Tampak potongan B…... 52
Gambar 4.27 Tampak potongan C…... 53 Gambar 4.28 Tampak potongan D…... 53 Gambar 4.29 Perspektif ruang museum 1... 54
Gambar 4.30 Perspektif ruang museum 2... 54
Universitas Kristen Maranatha xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Konsep warna Bintang ... 32
Tabel 4.2 Kebutuhan Lux pada beberapa ruang ... 35
Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Telah beribu-ribu tahun orang melihat ke langit dan terpesona olehnya. Dengan mata
telanjang pada langit yang cerah kita dapat melihat benda-benda langit berupa planet, bintang,
meteor pada waktu tertentu komet disamping matahari dan bulan. Pemunculan benda-benda
langit dan berbagai fenomena alam lainnya yang berulang secara teratur atau berkala
menyebabkan kita mengenal dimensi waktu.
Astronomi sebagai bagian dari sains merupakan ilmu yang paling awal dalam peradaban
manusia, yang sudah dikenal sekitar 3000 tahun sebelum jaman Babilonia kuno. Pada masa
itu manusia sudah tertarik untuk mengetahui gejala-gejala alam dengan mengamati perubahan
yang terjadi di langit, yang kemudian banyak melahirkan mitos-mitos dan mucul ilmu
astrologi yang mempelajari tentang pergerakan benda-benda langit seperti matahari, bulan,
planet-planet dan bintang-bintang yang dipercaya mempunyai dampak atau pengaruh
terhadap kehidupan seseorang. Orang-orang Yunani dan Romawi mempunyai andil yang
sangat besar dalam perkembangan ilmu astronomi maupun astrologi.
Secara perlahan tapi pasti pemikiran-pemikiran baru bermunculan sejalan dengan kemajuan
Universitas Kristen Maranatha 2
Ilmu astronomi modern dimulai pada saat meninggalnya Nicolaus Copernicus pada tahun
1543. Ia menjadi terkenal dengan teori Heliosentrisnya, hal ini merupakan sumbangan besar
bagi ilmu pengetahuan dan memberikan insiprasi baru bagi keberadaan kita di alam semesta
ini. Teori ini didukung oleh Gallileo yang pada tahun 1609 untuk pertama kalinya melakukan
penelitian terhadap keadaan langit dengan menggunakan teleskop. Sejak saat itu ilmu
astronomi semakin berkembang seiring dengan ditemukannya alat-alat yang sangat membantu
manusia dalam melakukan penelitian.
1.2Ide/ Gagasan Konsep
Karena planetarium ditujukan supaya orang-orang mengerti dan belajar bagaiamana
planet-planet di tata surya dan jagat raya terbentuk, oleh karena itu planetarium dibuat dengan
sistem pembelajaran yang santai dan mengasikkan.
Pengunjung datang ke planetarium untuk memperluas ilmu pengetahuan sekaligus
berlibur, karena acara dan pengetahuan ilmiah disajikan dengan perpaduan narasi, visualisasi
dan musik yang menarik sehingga unsur pendidikan dan hiburan menjadi seimbang.
Fasilitas ruang- ruang yang dibutuhkan antara lain :
Fasilitas galeri / pameran tetap dan pameran temporer sebagai sarana langsung
dalam memahami ilmu astronomi.
Auditorium dan ruangan teater sebagai sarana inovatif dan komunikatif dalam
menyampaikan gagasan dan ide baru yang ada.
Game center dan cyber spot sebagai sarana komunikatif dengan cara belajar sambil bermain.
1.3Identifikasi Masalah
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam mendesain planetarium adalah : Bagaimana merancang Planetarium sebagai tempat belajar sekaligus bermain? Bagaimana mengaplikasikan tema ledakan dalam penerapan konsep pada bangunan
Universitas Kristen Maranatha 3
1.3 Tujuan Perancangan
Membuat Planetarium yang menarik dengan membuat fasilitas interaktif, untuk
belajar juga untuk bermain dengan menerapkan permainan pada pelajaran seperti
membuat game center ataupun cyber spot.
Menerapkan konsep “Proses Ledakan Bintang” dengan membuat desain yang ruangannya beralurkan radial, luas, tidak monoton, sedangkan pada furniture
menggunakan furniture yang berwarna warni, dan mendesain lampu yang
memperlihatkan kesan luar angkasa.
1.4Sistematika Penulisan
Penulisan ini terbagi menjadi beberapa bab yang mempunyai garis besar sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dimulai dari penjelasan mengenai pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, ide
atau gagasan konsep, identifikasi masalah, tujuan perancangan, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN TEORI
Bab ini menjelaskan mengenai kajian teori yang diangkat oleh penulis. Mengenai
astronomi secara umum, definisi planetarium, dan juga menjelaskan secara menyeluruh
tentang tinjauan teori desain, perencanaan dan desain.
BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI
Bab ini menjelaskan mengenai deskripsi obyek studi, ide implementasi konsep, analisa
fisik dan fungsional.
BAB IV PERENCANGAN DESAIN INTERIOR
Bab yang menjelaskan mengenai ide / konsep dan keputusan desain.
BAB V KESIMPULAN
Universitas Kristen Maranatha 55
BAB V
SIMPULAN
5.1 Simpulan
Sarana pembelajaran di Indonesia sangatlah minim selain sarana prasarana di area-
area studi atau perpustakaan umum terutama yang berhubungan dengan luar angkasa. Hanya
beberapa daerah saja yang memiliki fasilitas seperti planetarium. Di bandung sendiri,
bangunan planetarium belum ada, yang telah ada merupakan observatorium Bosscha yang ada
di Lembang, sedangkan observatorium Bosscha itu sendiri selain lokasinya jauh, butuh waktu
untuk bisa memasuki daerah tersebut, sedangkan pengunjung banyak sekali yang tertarik
untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan luar angkasa.
Dalam mendesain interior sebuah planetarium dengan konsep tertentu seperti
konsep luar angkasa dibutuhkan ketelitan khusus dalam membuat bentuk-bentuk furniture
hingga layout ruang dan warna atau pemilihan material. Suasana luar angkasa merupakan
suasana bebas yang tidak terbatas, berwarna-warni (lebih kepada warna merah dan biru) dari
Universitas Kristen Maranatha 56
Suasana ruang dirancang khusus untuk memperlihatkan konsep luar angkasa lebih
terasa saat memasuki ruang museum. Suasana luas diperlihatkan dengan warna lantai karpet
krem dan warna coklat muda, warna lampu cooldaylight (putih) dan tinggi ruang yang
mencapai 5.5 meter serta warna ceiling yang hitam menampilkan suasana luar angkasa yang
bebas tidak terbatas. Kesan luar angkasa pada ruangan dilengkapi dengan konsep furniture
futuristik yang menyerupai bagian dalam pesawat luar angkasa memperkuat kesan psikologis
pada pengunjung.
Pengaplikasian tema Supernova itu sendiri ditampilkan pada desain Museum pada
Planetarium Bandung ini. Ruang museum ini merupakan salah satu ruang yang benar-benar
menggunakan tema supernova dan paduan dengan konsep luar angkasa. Dilihat dari
penggunaan material seperti stainless steel dan karpet sebagai bahan utama serta
bentuk-bentuk futuristik furniture. Desain interior diterapkan juga pada partisi dinding yang memiliki
fungsi sebagai dinding pameran. Pada partisi dinding ini, di bagian dalamnya diberi lampu
untuk membuat terang gambar yang ingin ditampilkan, agar pengunjung menarik untuk
melihatnya. Untuk memperlihatkan lebih pada desain ruang museum dengan konsep
supernova, maka pada permainan lampu pada lantai di maksimalkan untuk memperlihatkan
konsep gemerlapan atau warna warni, sedangkan konsep gemerlapan luar angkasa ditunjukan
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
W. Hodge, Paul. 1974. Concept of Contemporary Astronomy. Mc. Graw-Hill.Inc. United
States of America : 426-435
A.Pannekoek. 1961. A History of Astronomy. United States of America : Gorge Allen and
Unwin Ltd.
Murdin, Paul. 1991. Image of the Universe. Page 138
Murdin, Paul. 1990. The End in Fire. Melbourne. Billing & Sons Ltd. Australia : 53-79.
H. Clark, David and F. Richard Stephenson. 1977. The Historical Supernovae. Page 1-13,
57-63, 70-77.
I.S.Shklovsky. 1968. Supernovae. London : John Wiley & Sons Ltd.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Panero Julius, Martin Zelnik. 2003. Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Jakarta.
Erlangga.
B. Internet
Mark C. Petersen. The Usenet newsgroup sci-astro-planetarium.
Mark C. Petersen.What in the Heck Is a Planetarium Anymore?