vii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
This research purpose to collecting, proccessing, also to analizing data, wich related to fixed assets depreciation method and company income tax PT Kererta Api Indonesia (Persero) on 2009, thus obtained description about the influence of fixed assets depreciation method for company income tax.
This research using descriptive analysis method, with primary data collection techniques in that the dataobtained from sources directly (not through an intermediary data). Statistic tools on this research is hypothesis test with regretion coeficient, korelasi person, determination coeficient and t test with SPSS 17.0.
Based on research result, obtained result r1 is 15% the changing of depreciation method is commercially influenced by the company income tax and r2 is 37% the changing of depreciation method is fiscally influenced by the company income tax. From the result of t test obtained teh amount of taccount r1 is 0,421 and r2 is -0,197, while the amount of ttabel is 2,228 and significance level α = 0,05. The
viii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan, mengolah serta menganalisis data yang berhubungan dengan metode penyusutan aktiva tetap dan pajak penghasilan badan PT Kereta Api Indonesia (Persero) tahun 2009, sehingga diperoleh gambaran tentang pengaruh Pengaruh Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Pajak Penghasilan Badan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, dengan tekhnik pengumpulan data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber langsung (tidak melalui data perantara). Adapun alat statistik yang digunakan adalah dengan pengujian hipotesis menggunakan koefisien regresi, korelasi pearson, koefisien determinasi dan uji t menggunakan SPSS 17.0.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil r1 sebesar 15% perubahan metode penyusutan secara komersial dipengaruhi oleh pajak penghasilan badan dan r2 sebesar 37% perubahan metode penyusutan secara fiskal dipengaruhi oleh pajak penghasilan badan. Dari hasil uji t menunjukkan besarnya thitung r1 sebesar 0,421dan r2 sebesar -0,197, sedangkan besarnya ttabel sebesar 2,228 dan taraf signifikasi α = 0,05. Kesimpulannya thitung ≥ ttabel H0 ditolak dan Ha diterima.
ix Universitas Kristen Maranatha
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 5
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 7
2.1 Pengertian Pajak... 7
2.2 Pengertian Pajak Penghasilan ... 8
x Universitas Kristen Maranatha
2.2.2 Objek Pajak Penghasilan ... 10
2.2.3 Klasifikasi Objek Pajak Penghasilan ... 12
2.2.4 Bukan Objek Pajak Penghasilan ... 15
2.2.5 Perhitungan Pajak Penghasilan ... 18
2.3 Pengertian Aktiva Tetap ... 19
2.3.1 Klasifikasi Aktiva Tetap ... 20
2.3.2 Pengakuan Aktiva Tetap ... 21
2.3.3 Konsep Dasar Penilaian Aktiva ... 23
2.4 Penyusutan Aktiva ... 25
2.5 Kerangka Pemikiran... 35
2.6 Hipotesis Penelitian ... 44
BAB III METODE PENELITIAN... 45
3.1 Objek Penelitian ... 45
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 45
3.1.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Perusahaan ... 47
3.1.3 Visi dan Misi Perusahaan ... 49
3.2 Metode Penelitian ... 50
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data ... 51
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 52
xi Universitas Kristen Maranatha
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57
4.1 Perhitungan Biaya Penyusutan Aktiva Tetap PT. Kereta Api Indonesia (Persero) ... 57
4.2 Pengaruh Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Besarnya Pengenaan Pajak Penghasilan Badan Pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) ... 81
4.2.1 Koefisien Regresi ... 81
4.2.2 Korelasi Pearson ... 84
4.2.3 Koefisiensi Determinasi ... 86
4.2.4 Uji t ... 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 90
5.1 Kesimpulan ... 90
5.2 Saran ... 91
DAFTAR PUSTAKA ... 93
LAMPIRAN ... 95
xii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri ... 18
Tabel II Untuk Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dan Wajib Pajak BUT: 19 Tabel III Kelompok Harta, Masa Manfaat dan Tarif Penyusutan Aktiva Tetap ... 27
Tabel IV Tabel Koreksi Fiskal ... 41
Tabel V Ikhtisar variabel, sub variabel, indikator, dan skala pengukuran... 53
Tabel VI Rincian Aktiva Tetap DAOP I per 31 Desember 2009 ... 58
Tabel VII Rincian Aktiva Tetap DAOP II per 31 Desember 2009 ... 59
Tabel VIII Rincian Aktiva Tetap DAOP III per 31 Desember 2009 ... 60
Tabel IX Rincian Aktiva Tetap DAOP IV per 31 Desember 2009... 61
Tabel X Rincian Aktiva Tetap DAOP V per 31 Desember 2009 ... 63
Tabel XI Rincian Aktiva Tetap DAOP VI per 31 Desember 2009... 64
Tabel XII Rincian Aktiva Tetap DAOP VII per 31 Desember 2009 ... 65
Tabel XIII Rincian Aktiva Tetap DAOP VIII per 31 Desember 2009 ... 66
Tabel XIV Rincian Aktiva Tetap DAOP IX per 31 Desember 2009... 67
Tabel XV Penyusutan Aktiva Tetap Komersil ... 69
Tabel XVI Daftar Penyusutan Harta Berwujud Yang Diperoleh Tahun 1995 Dan Sesudahnya ... 73
Tabel XVII Penyusutan Aktiva Tetap Fiskal ... 76
Tabel XVIII Perhitungan Laba-Rugi (Perhitungan Versi SPT) 2009 ... 78
xiv Universitas Kristen Maranatha
Tabel XX Analisis Perbandingan Jumlah Pajak Penghasilan Tahun 2009 .... 80
Tabel XXI Analisis Perbandingan Jumlah Laba Setelah Pajak PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) Tahun 2009 ... 81
Tabel XXII Hasil Regresi Linier Sederhana Perhitungan Biaya Penyusutan
Secara Fiskal ... 82
Tabel XXIII Hasil Regresi Linier Sederhana Perhitungan Biaya Penyusutan
Secara Komersial ... 83
Tabel XXIV Koefisien Korelasi Biaya Penyusutan Aktiva Tetap dengan
Pajak Penghasilan Badan ... 85
Tabel XXV Interpretasi Koefisien Korelasi ... 86
Tabel XXVI Koefisien Determinasi Biaya Penyusutan Komersil Terhadap
Pajak Penghasilan ... 87
Tabel XXVII Koefisien Determinasi Biaya Penyusutan Fiskal terhadap Pajak
Penghasilan ... 87
Tabel XXVIII Pengaruh Metode Penyusutan Aktiva Tetap Secara Komersil
Terhadap Besarnya Pengenaan Pajak Penghasilan ... 88
Tabel XXIX Metode Penyusutan Aktiva Tetap Secara Fiskal Terhadap
xv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Penyusutan Harta Berwujud Yang Diperoleh Tahun 1995 dan Sesudahnya
Tahun 2009 (Fiskal)
Rincian Aktiva Tetap Daop I Per Desember 2009 (Komersial)
Rincian Aktiva Tetap Daop II Per Desember 2009 (Komersial)
Rincian Aktiva Tetap Daop III Per Desember 2009 (Komersial)
Rincian Aktiva Tetap Daop IV Per Desember 2009 (Komersial)
Rincian Aktiva Tetap Daop V Per Desember 2009 (Komersial)
Rincian Aktiva Tetap Daop VI Per Desember 2009 (Komersial)
Rincian Aktiva Tetap Daop VII Per Desember 2009 (Komersial)
Rincian Aktiva Tetap Daop VIII Per Desember 2009 (Komersial)
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Aktiva tetap merupakan salah satu bagian utama dari aktiva perusahaan,
karena sifatnya yang signifikan dalam laporan keuangan. Lebih jauh lagi, penentuan
suatu pengeluaran adalah beban atau aktiva dapat berpengaruh sangat besar pada
laporan perusahaan.
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 (Revisi
2007) disebutkan definisi aktiva tetap sebagai berikut:
“Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.”
Manfaat suatu aktiva tetap harus ditelaah secara periodik, dan jika ada
perbedaan yang cukup signifikan antara nilai saat ini dan estimasi sebelumnya, maka
harus dilakukan penyesuaian.
Salah satu masalah yang timbul di dalam perusahaan adalah penyusutan
aktiva tetap. Karena perlunya pengetahuan tersendiri untuk menangani soal
perpajakan bagi semua pihak yang terlibat.
Pemerintah telah mengadakan beberapa kali reformasi pajak yang
menghasilkan produk Undang-undang pajak yang baru. Tujuan diadakannya revisi
tersebut adalah untuk menciptakan struktur perpajakan yang sederhana, adil dan
penuh dengan kepastian hokum. Setelah diberlakukan Undang-undang No. 10
Undang-BAB I PENDAHULUAN 2
Universitas Kristen Maranatha
undang No. 17 Tahun 2000 dan selanjutnya mengalami perubahan dan penyesuaian
dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008 yang mengatur pajak perorangan
(pribadi), maupun badan (perusahaan). Undang-undang ini menuntut peran aktif
wajib pajak dalam menghitung, membayar pajak terhutang, dan memasukan Surat
Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan.
Penyusutan aktiva tetap diatur dalam UU No. 36 Tahun 2008, pasal 11 ayat
(1), ayat (2) dan ayat (3), menjelaskan bahwa:
1. Penyusutan atas pengeluaran untuk pembelian, pendirian, penambahan, perbaikan,
atau perubahan harta berwujud, kecuali tanah yang berstatus hak milik, hak guna
bangunan, hak guna usaha, dan hak pakai, yang dimiliki dan digunakan untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa
manfaat lebih dari 1 (satu) tahun dilakukan dalam bagian-bagian yang sama besar
selama masa manfaat yang telah ditentukan bagi harta tersebut.
2. Penyusutan atas pengeluaran harta berwujud sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
selain bangunan, dapat juga dilakukan dalam bagian-bagian yang menurun selama
masa manfaat, yang dihitung dengan cara menerapkan tarif penyusutan atas nilai
sisa buku, dan pada akhir masa manfaat nilai sisa buku disusutkan sekaligus,
dengan syarat dilakukan secara taat asas.
3. Penyusutan dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran, kecuali untuk harta
yang masih dalam proses pengerjaan, penyusutannya dimulai pada bulan
selesainya pengerjaan harta tersebut.
Penyusutan aktiva tetap, sesuai dengan Pasal 11 Ayat (6) UU No. 36 Tahun
2008, semua aktiva dikelompokan menjadi empat golongan harta, sesuai dengan
BAB I PENDAHULUAN 3
Universitas Kristen Maranatha
penyusutan dan persentase tersebut diterapkan atas suatu jumlah yang menjadi dasar
penyusutan. Apabila dalam suatu tahun pajak, tidak ada tambahan aktiva yang
ditarik dari pemakaian, maka jumlah harga sisa buku tahun lalu menjadi jumlah awal
tahun ini langsung dapat dikalikan dengan persentase tarif penyusutan. Dalam hal
terjadi penarikan aktiva dari pemakaian selalu mengakibatkan perubahan dalam
menentukan jumlah penyusutan dan nilai buku. Jika ditinjau dari perbandingan nilai
buku dan perbedaan laba rugi tahun berjalan, maka dapat dilihat bahwa UU No. 36
Tahun 2008 lebih menguntungkan daripada perhitungan menurut akuntansi.
Berdasarkan perkiraan-perkiraan inilah, maka berikut ini penulis tertarik untuk
membahas secara deskriptif mengenai masalah perbandingan penyusutan aktiva tetap
menurut akuntansi dengan UU. No 36 Tahun 2008, serta pengaruhnya terhadap
penentuan laba kena pajak, dengan membatasi permasalahan yang timbul bagi
akuntansi aktiva tetap berwujud dan penyusutannya.
Agar dapat diperbandingkan, maka aspek-aspek penilaian aktiva tetap yang
dibahas dibatasi pada aspek yang hanya terdapat baik dalam akuntansi maupun
perpajakan. Perbedaan yang terdapat antara akuntansi dengan perpajakan
mengakibatkan laba kena pajak yang dihitung menurut akuntansi berbeda dengan
ketentuan perpajakan, sehingga menimbulkan koreksi atas penghasilan/laba menurut
akuntansi agar diperoleh laba fiscal sebagai dasar perhitungan pajak.
Koreksi yang timbul diantaranya adalah koreksi atas aktiva tetap berwujud
karena adanya perbedaan dalam penentuan umur ekonomis dan metode penyusutan
serta perbedaan prinsip yang dianut antara perusahaan dengan perpajakan.
Perbedaan ini menyebabkan timbulnya perbedaan waktu yang sifatnya sementara
BAB I PENDAHULUAN 4
Universitas Kristen Maranatha
pada periode berikutnya, serta perbedaan tetap yang sifatnya tetap dalam arti bahwa
dengan berlanjutnya, perbedaan tersebut tidak akan hilang.
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak di bidang jasa angkutan penumpang. Sejarah perkeretaapian Indonesia
merupakan bagian dari perjalanan hidup bangsa Indonesia mulai dari akhir paruh
kedua abad ke-19 hingga saat ini. Salah satu hal yang cukup penting bagi
2. Aktiva Tetap dalam Penyelesaian
3. Tanah KSO
4. Aktiva Tetap Non Produktif
Aktiva Tetap Dihentikan dari Operasi
Tanah di Lintas Non Operasi
Aktiva Tetap Dikuasai Pihak Ketiga
Seperti halnya di perusahaan swasta, pembahasan penyusutan tidak lepas dari
persoalan untung rugi bagi perusahaan. Meskipun PT. Kereta Api (Indonesia)
BAB I PENDAHULUAN 5
Universitas Kristen Maranatha
tetapi dalam menjalankan beberapa kegiatan operasinya, PT. Kereta Api juga
mencari profit.
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) belum menyesuaikan perhitungan tarif
penyusutan aktiva tetapnya menurut perpajakan. Sehingga terjadi penyesuaian fiscal
positif yang terdapat pada selisih penyusutan komersial diatas penyusutan fiskal.
Dengan adanya perbedaan perhitungan antara metode penyusutan aktiva tetap
menurut Undang-undang Perpajakan dengan metode penyusutan menurut Standar
Akuntansi Keuangan dari latar belakang permasalahan diatas maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Penerapan Metode Penyusutan
Aktiva Tetap Terhadap Besarnya Pajak Penghasilan Badan (Studi Kasus pada
PT. Kereta Api Indonesia (Persero))”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagaimanakah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) menghitung biaya penyusutan?
2. Seberapa jauh pengaruh penerapan perhitungan biaya penyusutan terhadap pajak
penghasilan badan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero)?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian diatas maka tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perhitungan biaya penyusutan yang dilakukan oleh PT. Kereta
BAB I PENDAHULUAN 6
Universitas Kristen Maranatha
2. Untuk mengetahui pengaruh penerapan metode penyusutan aktiva tetap terhadap
besarnya pengenaan pajak penghasilan badan pada suatu perusahaan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian bagi pihak perusahaan, bagi peneliti, maupun bagi pihak
lain adalah:
Bagi perusahaan, penelitian ini bermanfaat bagi manajemen pada PT. Kereta
Api Indonesia (Persero) dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan
penyusutan aktiva tetap.
Bagi peneliti, bertambahnya pengetahuan tentang perpajakan terutama untuk
masalah penyusutan aktiva tetap dilihat dari sisi UU Perpajakan dan Standar
Akuntansi Keuangan.
Bagi pihak lain, menambah keputusan yang diperlukan untuk
peneliti-peneliti yang lain yang memiliki topik yang sama sehingga dapat dijadikan
90 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan hasil pembahasan yang disajikan
sebelumnya, untuk menjawab permasalahan yang teridentifikasi maka ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) menghitung biaya penyusutan dengan
menggunakan dua jenis metode penyusutan yang dilakukan oleh perusahaan, yaitu
penyusutan secara komersial dan penyusutan secara fiskal. Perbedaan konsep
penyusutan aktiva tetap menurut komersial dan fiskal ini berakibat pada besarnya
biaya yang diakui dan mengurangi jumlah penghasilan.
2. Besarnya pengaruh penerapan perhitungan biaya penyusutan terhadap pajak
penghasilan badan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dapat dilihat
berdasarkan hasil pengujian statistik, besarnya koefisien determinasi, yaitu:
Koefisiensi determinasi sebesar 0,150. Nilai ini menunjukkan bahwa hanya
sebesar 15% perubahan Pajak Penghasilan dipengaruhi oleh biaya penyusutan
secara Komersil dan sebesar 85% dipengaruhi oleh variabel lainnya
Koefisiensi determinasi sebesar 0,037. Nilai ini menunjukkan bahwa hanya
sebesar 37% perubahan Pajak Penghasilan badan dipengaruhi oleh biaya
penyusutan secara fiskal dan sebesar 63% dipengaruhi oleh variabel lainnya.
Dapat disimpulkan pula bahwa biaya penyusutan aktiva tetap berpengaruh
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 91
Universitas Kristen Maranatha
dimana jika biaya penyusutan aktiva tetap naik maka tingkat Pajak Penghasilan
akan naik juga, dengan nilai t hitung:
- r1 sebesar 0,421
- r2 sebesar -0,197
sedangkan besarnya t tabel sebesar 2,228.
5.2 Saran
Adapun saran yang penulis sampaikan sebagai bahan masukan bagi PT.
Kereta Api Indonesia (Persero), antara lain:
1. Bahwa metode penyusutan aktiva tetap yang diterapkan oleh PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) sudah cukup baik dan memadai dalam pencatatannya,
keadaan seperti ini harus dipertahaankan untuk kemajuan perushaan karena nilai
suatu aktiva tetap yang dimiliki perusahaan merupakan salah satu faktor penting
yang dapat menunjang pada kemajuan perusahaan.
2. Selama ini PT. Kereta Api Indonesia (Persero) melakukan laporan keuangan
secara tahunan, ada baiknya jika perusahaan melakukan laporan keuangan
triwulanan atau setiap enam bulan sekali agar aktiva tetap perusahaan lebih terjaga
dan lebih terkontrol.
3. Untuk menghindari sanksi atau hukum, sebaiknya dalam melakukan perencanaan
pajak penghasilan badan kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan
perpajakan harus ditingkatkan lagi. Kesuksesan suatu perencanaan pajak juga
didukung dengan kepetuhan wajib pajak terhadap Undang-undang.
4. Dalam melakukan perhitungan pajak penghasilan badan bukan hanya sesuai
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 92
Universitas Kristen Maranatha
ketelitian untuk menghindari kesalahan perhitungan yang pada akhirnya akan
93 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Hendrikson, Eldon S. (2003). Accounting Theory 6th Edition. Toppan Company, Ltd,. Tokyo, Japan.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2007). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, Per 1 September 2007. Salemba Empat. Jakarta.
Indriantoro, Nur Bambang Soepomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta
Mardiasmo. (2008). Perpajakan Edisi Revisi 2008. Andi. Yogyakarta.
Nazir, Moh. (2002). Metode Analisis Deskriptif. Erlangga. Yogyakarta.
Nazir, Moh. (2006). Desain Penelitian. Erlangga. Jakarta.
Resmi, Siti. (2009). Perpajakan: Teori dan Kasus. Salemba Empat. Jakarta.
Sudjana. (2006). Metoda Statistika Edisi Revisi. Trasito. Bandung.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Sugiyono. (2009). Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Suwardjono. (2003(. Akuntansi Pengantar. BPFE. Yogyakarta.
Weygandt, Kieso dan Kimmel. (2008). Intermedite Accounting: 14st Edition. Peraturan-peraturan
Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 (Revisi 2007) Tentang Asset Tetap
Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 17 Tentang Penyusutan
Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 Tentang Pendapatan
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 79/PMK.03/2008
94
Universitas Kristen Maranatha
Situs-situs Internet:
www.ortax.com
www.pajakonline.com