ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE,
PROFITABILITAS DENGAN MANAJEMEN LABA
Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014
Novianus NIM: 122114027 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2016
Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa kuat hubungan antara ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas dengan manajemen laba. Penelitian ini merupakan studi empiris. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dengan menggunakan teknik dokumentasi. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014 yang berjumlah 75 perusahaan.
Penelitian ini menggunakan variabel ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total aset, leverage yang diproksikan dengan debt to equity ratio (DER), profitabilitas yang diproksikan dengan return on invesment (ROI), dan manajemen laba yang diproksikan dengan discretionary accruals (DA). Teknik analisa data menggunakan analisis statistik deskriptif. Langkah-langkah analisis statistik deskriptif adalah pengklasifikasian data, tabulasi silang, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan ukuran perusahaan mempunyai hubungan sangat lemah dan positif dengan manajemen laba income minimization dan income maximization. Leverage mempunyai hubungan lemah dan positif dengan manajemen laba, leverage mempunyai hubungan sangat lemah dan negatif dengan manajemen laba (income minimization), dan leverage mempunyai hubungan sangat lemah dan positif dengan manajemen laba (income maximization). Profitabilitas mempunyai hubungan sangat lemah dan negatif dengan manajemen laba, profitabilitas mempunyai hubungan sangat lemah dan positif dengan manajemen laba (income minimization), dan profitabilitas mempunyai hubungan sangat lemah dan negatif dengan manajemen laba (income maximization).
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE SIZE OF THE
COMPANY, THE LEVERAGE, THE PROFITABILITY AND
THE EARNINGS MANAGEMENT
The Empirical Study of Manufacture Companies Listed in
Indonesia Stock Exchange in 2014
Novianus NIM: 122114027 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2016
The purpose of this research is to see how strong is the relationship between the size of company, leverage, profitability and earnings management. This research is an empirical study. The data source is secondary data obtained by using documentation technique. The target of this research is manufacture companies listed in Indonesia Stock Exchange on 2014 with 75 companies in total.
The research uses variabels such as the size of the company which is measured by its total assets, leverage which is measured by debt to equity ratio (DER), profitability which is measured by return on investment (ROI), and earnings management which is measured by discretionary accurals (DA). The technique used to analyse the data is descriptive analysis. The steps of the descriptive analysis are data clarification, tabulation and conclusion.
The result of this research shows that the size of company has a weak and positive relationship with earnings management for income minimization and income maximization. Leverage has a weak and positive relationship with earnings management. Leverage has a very weak and negative relationship with earnings management for income minimization, however leverage has a very weak and positive relationship with earnings management for income maximization. Profitability has a very weak and negative relationship with earnings management. Profitability has a very weak and positive relation with earnings management for income minimization, however profitability has a very weak and negative relationship with earnings management for income maximization.
HUBUNGAN ANTARA UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE,
PROFITABILITAS DENGAN MANAJEMEN LABA
Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Novianus NIM: 122114027
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
HUBUNGAN ANTARA UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE,
PROFITABILITAS DENGAN MANAJEMEN LABA
Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Novianus NIM: 122114027
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
PERSEMBAHAN
“
Perjuangan Merupakan pengalaman berharga
yang Dapat Menjadikan Kita Manusia yang
Berkualitas
”
“Segera laksanakan ren
cana keberhasilanmu di
hari ini, jangan tunda lagi, jangan buang
waktu, karena waktu tidak bisa menunggu”
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberkati dan
menuntun langkahku.
Bapak, Ibu, Abang, Kakak dan Saudaraku yang selalu ada untuk
memberikan ku dukungan.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberkati,
memberikan rahmat, membimbing dan menyertai penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
3. Lisia Apriani., S.E., M.Si., Ak., QIA., C.A selaku pembimbing yang telah
membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Dr. Fr. Ninik Yudianti M.Acc selaku dosen Pembimbing Akademik yang
telah membimbing penulis selama menjalani proses perkuliahan
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi yang telah membagikan ilmunya
kepada penulis selama proses perkuliahan.
6. Staf Sekretariat Fakultas ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas
Sanata Dharma atas pelayanan dan kesabarannya membantu penulis dalam
menyelesaikan urusan administrasi.
7. Staf Pojok Bursa Efek Indonesia atas pelayanannya membantu penulis
mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.
8. Staf Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah menyediakan
buku-buku yang diperlukan selama proses perkuliahan serta menyediakan
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMANPERSEMBAHAN... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMANPERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi
HALAMANKATA PENGANTAR ... vii
HALAMANDAFTAR ISI ... viii
HALAMANDAFTAR TABEL ... xi
HALAMANDAFTAR GAMBAR ... xiii
HALAMANDAFTAR LAMPIRAN ... xiv
ABSTRAK ... xv
ABSTRACT...xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 3
E. Sistematika Penulisan ... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
A. Teori Keagenan ... 6
B. Manajemen Laba ... 7
C. Hubungan Ukuran Perusahaan dengan manajemen Laba ... 15
D. Hubungan Leverage dengan Manajemen Laba ... 16
E. Hubungan Profitabilitas dengan Manajemen Laba ... 16
F. Kinerja Keuangan ... 17
G. Laporan Keuangan ... 19
H. Penelitian Terdahulu ... 20
I. Rerangka Konseptual Penelitian ... 23
BAB III METODE PENELITIAN... 25
A. Jenis Penelitian ... 25
B. Objek Penelitian ... 25
C. Populasi Sasaran ... 25
D. Jenis dan Sumber Data ... 26
x
F. Teknik Analisis Data ... 27
BAB IV DESKRIPSI DATA ... 34
A. Populasi Sasaran ... 34
B. Profil Perusahaan ... 36
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 38
A. Analisis Data ... 38
B. Pembahasan ... 80
BAB VI PENUTUP ... 87
A. Kesimpulan. ... 87
B. Keterbatasan Penelitian ... 88
C. Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 90
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3. 1 Kriteria Pemilihan Sampel ... 26
Tabel 3. 2 Kriteria pengujian kekuatan hubungan antara variabel (berdasarkan nilai koefisien korelasi Spearman’s rho)... 33
Tabel 4. 1 Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran ... 34
Tabel 4. 2 Populasi Sasaran Penelitian. ... 36
Tabel 5. 1 Perhitungan ukuran perusahaan dengan Total aset ... 39
Tabel 5. 2 Perhitungan Leverage dengan debt to equity ratio ... 40
Tabel 5. 3 Perhitungan Profitabilitas dengan Return on Investment (%) ... 42
Tabel 5. 4 Perhitugan Manajemen Laba berdasarkan DA (Discretionary Accruals) ... 44
Tabel 5. 5 Pengklasifikasin income minimization dan income maximization. ... 45
Tabel 5. 6 Pengklasifikasian manajemen laba Income minimization ... 46
Tabel 5. 7 Pengklasifikasian manajemen laba dengan Income maximization. ... 47
Tabel 5. 8 Pengklasifikasian Ukuran Perusahaan dengan Total Aset. ... 48
Tabel 5. 9 Pengklasifikasian data Leverage dengan debt to equity ratio. ... 49
Tabel 5. 10 Pengklasifikasian Profitabilitas dengan return on investment (ROI). 50 Tabel 5. 11 Nilai Range, Minimum, Maximum Income minimization ... 53
Tabel 5. 12 Klasifikasi Income minimization ... 55
Tabel 5. 13 Nilai range, minimum, dan maximum income maximization ... 56
Tabel 5. 14 Klasifikasi income maximization ... 58
Tabel 5. 15 Statistik Deskriptif Ukuran Perusahaan ... 59
Tabel 5. 16 Klasifikasi ukuran perusahaan ... 60
Tabel 5. 17 Statistik Deskriptif Leverage. ... 61
Tabel 5. 18 Klasifikasi leverage... 63
Tabel 5. 19 Statistik Deskriptif Profitabiitas. ... 64
Tabel 5. 20 Klasifikasi profitabilitas ... 65
Tabel 5. 21 Tabulasi silang ukuran perusahaan dan manajemen laba (income minimization dan income maximization). ... 67
Tabel 5. 22 symmentric measures ukuran perusahaan dan manajemen laba (income minimization dan income maximization) ... 67
Tabel 5. 23 Tabulasi silang ukuran perusahaan dan manajemen laba (income minimization). ... 68
Tabel 5. 24 Tabel symmentric measures ukuran perusahaan dan manajemen laba (income minimization). ... 69
xii
Tabel 5. 26 Tabel symmentric measures ukuran perusahaan dan manajemen laba (income minimization). ... 71 Tabel 5. 27 Tabulasi silang leverage dan manajemen laba
(income minimization dan income maximization). ... 72 Tabel 5. 28 Tabel symmentric measures ukuran perusahaan dan manajemen laba
(income minimization dan income maximization). ... 72 Tabel 5. 29 Tabulasi silang leverage dan manajemen laba
(income minimization). ... 73 Tabel 5. 30 Tabel symmentric measures leverage dan manajemen laba
(income minimization). ... 74 Tabel 5. 31 Tabulasi silang leverage dan manajemen laba
(income maximization). ... 74 Tabel 5. 32 Tabel symmentric measures leverage dan manajemen laba
(income maximization). ... 75 Tabel 5. 33 Tabulasi silang profitabilitas dan manajemen laba
(income minimization dan income maximization). ... 76 Tabel 5. 34 Tabel symmentric measures ukuran perusahaan dan manajemen laba
(income minimization dan income maximization). ... 77 Tabel 5. 35 Tabulasi silang profitabilitas dan manajemen laba
(income minimization). ... 78 Tabel 5. 36 Tabel symmentric measures profitabilitas dan manajemen laba
(income minimization) ... 79 Tabel 5. 37 Tabulasi silang profitabilitas dan manajemen laba
(income maximization). ... 79 Tabel 5. 38 Tabel symmentric measures profitabilitas dan manajemen laba
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2. 1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 24
Gambar 5. 1 Histogram Data Mentah Manajemen Laba ... 51
Gambar 5. 2 Histogram Income minimization ... 54
Gambar 5. 3 Histogram Income maximization ... 57
Gambar 5. 4 Histogram data mentah variabel ukuran perusahaan... 59
Gambar 5. 5 Histogram data mentah variabel leverage. ... 62
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran I Tabel Perhitungan Nilai Total Accruals 2014. ... 93
Lampiran II Komponen-Komponen Perhitungan Nondiscretionary Accruals 2014 ... 95
Lampiran III Komponen-Komponen Perhitungan Nondiscretionary Accruals 2014 ... 97
Lampiran IV Komponen-Komponen Perhitungan Nondiscretionary Accruals 2014 ... 99
Lampiran V Komponen-Komponen Perhitungan Nondiscretionary Accruals 2014... 101
Lampiran VI Komponen-Komponen Perhitungan Nondiscretionary Accruals 2014. ... 104
Lampiran VII Komponen-Komponen Perhitungan Nondiscretionary Accruals 2014. .. 107
Lampiran VIII Komponen-Komponen Perhitungan Nondiscretionary Accruals 2014. . 110
Lampiran IX Tabel Perhitungan Nondiscretionary Accruals 2014. ... 113
Lampiran X Tabel Perhitungan Discretionary Accruals 2014. ... 116
Lampiran XI Tabel Perhitungan Ukuran Perusahaan 2014. ... 118
Lampiran XII Tabel Perhitungan Debt to Equity Ratio 2014. ... 120
Lampiran XIII Tabel Perhitungan Return On Invesment 2014 (%). ... 122
Lampiran XIV: Hasil Olah Data Spss ... 124
Lampiran XV: Hasil Olah Data Spss... 126
xv
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE,
PROFITABILITAS DENGAN MANAJEMEN LABA
Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014
Novianus NIM: 122114027 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2016
Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa kuat hubungan antara ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas dengan manajemen laba. Penelitian ini merupakan studi empiris. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dengan menggunakan teknik dokumentasi. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014 yang berjumlah 75 perusahaan.
Penelitian ini menggunakan variabel ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total aset, leverage yang diproksikan dengan debt to equity ratio (DER), profitabilitas yang diproksikan dengan return on invesment (ROI), dan manajemen laba yang diproksikan dengan discretionary accruals (DA). Teknik analisa data menggunakan analisis statistik deskriptif. Langkah-langkah analisis statistik deskriptif adalah pengklasifikasian data, tabulasi silang, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan ukuran perusahaan mempunyai hubungan sangat lemah dan positif dengan manajemen laba income minimization dan income maximization. Leverage mempunyai hubungan lemah dan positif dengan manajemen laba, leverage mempunyai hubungan sangat lemah dan negatif dengan manajemen laba (income minimization), dan leverage mempunyai hubungan sangat lemah dan positif dengan manajemen laba (income maximization). Profitabilitas mempunyai hubungan sangat lemah dan negatif dengan manajemen laba, profitabilitas mempunyai hubungan sangat lemah dan positif dengan manajemen laba (income minimization), dan profitabilitas mempunyai hubungan sangat lemah dan negatif dengan manajemen laba (income maximization).
xvi
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE SIZE OF THE
COMPANY, THE LEVERAGE, THE PROFITABILITY AND
THE EARNINGS MANAGEMENT
The Empirical Study of Manufacture Companies Listed in
Indonesia Stock Exchange in 2014
Novianus NIM: 122114027 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2016
The purpose of this research is to see how strong is the relationship between the size of company, leverage, profitability and earnings management. This research is an empirical study. The data source is secondary data obtained by using documentation technique. The target of this research is manufacture companies listed in Indonesia Stock Exchange on 2014 with 75 companies in total.
The research uses variabels such as the size of the company which is measured by its total assets, leverage which is measured by debt to equity ratio (DER), profitability which is measured by return on investment (ROI), and earnings management which is measured by discretionary accurals (DA). The technique used to analyse the data is descriptive analysis. The steps of the descriptive analysis are data clarification, tabulation and conclusion.
The result of this research shows that the size of company has a weak and positive relationship with earnings management for income minimization and income maximization. Leverage has a weak and positive relationship with earnings management. Leverage has a very weak and negative relationship with earnings management for income minimization, however leverage has a very weak and positive relationship with earnings management for income maximization. Profitability has a very weak and negative relationship with earnings management. Profitability has a very weak and positive relation with earnings management for income minimization, however profitability has a very weak and negative relationship with earnings management for income maximization.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin cepat ini, laporan
keuangan menjadi media penting dalam pengambilan keputusan bagi setiap
perusahaan. Suatu laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses
akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data
keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak–pihak yang
berkepentingan seperti investor dan kreditor dengan data atau aktivitas
perusahaan tersebut.
Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan
kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat
dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut. Laporan
keuangan yang dipublikasikan dianggap memiliki arti penting dalam menilai
suatu perusahaan (Fahmi, 2011: 2).
Hal utama yang diperhatikan pengguna laporan keuangan adalah laba,
karena laba mengandung informasi potensial yang sangat penting. Laporan
keuangan dapat menjadi informasi bagi calon investor untuk mengambil
keputusan agar mau bekerjasama dengan menanamkan modalnya dan
mengetahui kinerja keuangan perusahaan dimana modal mereka
diinvetasikan. Sebelum berinvestasi, para investor akan mempertimbangkan
menanamkan modal mereka. Perusahaan yang akan dipilih tentunya
perusahan yang baik, seperti memiliki manajemen yang baik dan kinerja
keuangan yang baik.
Dalam hal ini kinerja keuangan dapat menjadi indikator untuk menilai
apakah perusahaan tempat dimana investor menanamkan modalnya
merupakan perusahaan yang sehat. Karena kinerja keuangan merupakan
ukuran keberhasilan dari semua bisnis yang ada saat ini. Kinerja keuangan
juga dapat memberikan informasi kondisi keuangan perusahaan dimasa lalu
dan dapat menilai risiko serta peluang perusahaan dimasa yang akan datang.
Teknik pengukuran kinerja keuangan dapat dinilai dengan rasio–rasio
keuangan yang ada. Rasio–rasio keuangan yang ada dapat memberikan
informasi kepada investor untuk menilai kinerja keuangan sehingga dapat
memberikan gambaran bagi investor untuk mengambil keputusan dalam
berinvestasi.
Kondisi ini yang mendorong manajer untuk memilih kebijakan
akuntansi yang sesuai dengan kepentingan dan kesejahteraannya. Secara
disadari atau tidak, kondisi tersebut telah mendorong para manajer untuk
melakukan manajemen laba.
Didalam kenyataannya terdapat beberapa faktor pendorong manajer
melakukan manajemen laba. Faktor–faktor tersebut adalah ukuran
perusahaan, leverage, dan profitabilitas. Faktor–faktor inilah yang mendorong
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat
disimpulkan bahwa investor terlebih dulu menganalisis kinerja keuangan
yang dinilai dengan rasio keuangan dan bermaksud untuk menjelaskan
bagaimana hubungan ukuran perusahaan, leverage, dan profitabilitas terhadap
manajemen laba. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti “Hubungan
antara Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas dengan Manajemen
Laba”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan antara ukuran Perusahaan dengan manajemen laba?
2. Bagaimana hubungan antara leverage dengan manajemen laba?
3. Bagaimana hubungan antara profitabilitas dengan manajemen laba ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat seberapa kuat
hubungan antara ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas dengan
manajemen laba.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan
informasi yang berkaitan dengan ukuran perusahaan, profitabilitas,
2. Bagi Investor
Penelitian ini dapat menjadi acuan penting bagi investor dalam mengambil
keputusan untuk berinvestasi.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini memberikan wawasan dan pengetahuan lebih bagi penulis
terutama dalam hal yang berkaitan dengan manajemen laba.
4. Bagi Peneliti selanjutnya
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penelitian – penelitian
berikutnya sebagai kajian lebih lanjut penelitian dipasar modal mengenai
praktik manajamen laba.
E. Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini dibagi menjadi beberapa bab yang terdiri dari
Bab I Pendahuluan, Bab II Landasan Teori, Bab III Metode Penelitian, Bab
IV Deskripsi Data, Bab V Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan BAB VI
Kesimpulan dan Saran. Deskripsi dari masing-masing bab ini sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, dan manfaat penelitian serta sistematika
penulisan penelitian.
BAB II Landasan Teori
Bab ini menjelaskan mengenai teori-teori pendukung dan hasil
penelitian terdahulu sebagai acuan dari penelitian ini serta kerangka
BAB III Metode Penelitian
Bab ini menguraikan jenis penelitian, objek penelitian, teknik
pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis
data.
BAB IV Deskripsi Data
Bab ini memberikan gambaran mengenai data yang digunakan
dalam penelitian, cara peneliti menentukan sampel, serta gambaran
statisitik deskriptif dari sampel penelitian.
BAB V Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini membahas mengenai pengujian yang dilakukan, analisis
terhadap data, dan temuan empiris yang diperoleh.
BAB VI Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan hasil uji dan analisis data yang dilakukan
pada bab sebelumnya, dan keterbatasan pada saat proses penelitian.
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian, penulis
memberikan saran-saran bagi pihak yang berkepentingan dengan
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Keagenan
Dalam teori keagenan, hubungan sisi positif dan negatif konsep
manajerial ini salah satunya terjadi dalam hubungan antara agensi teori
(agency theory) dan manajemen laba. Manajemen laba memang merupakan
sisi lain dari teori agensi yang menekankan pentingnya penyerahan
operasionalitas perusahaan dari pemilik (principals) kepada pihak lain yang
mempunyai kemampuan untuk mengelola perusahaan dengan lebih baik
(agents). Konsep manajerial yang mengatur hubungan antara pemilik dan
pengelola ini menyatakan bahwa setiap pihak mempunyai hak dan tanggung
jawab dalam pengelolaan sebuah perusahaan (Sulistyanto, 2008: 28). Jika
agen tidak berbuat sesuai kepentingan principal, maka akan terjadi konflik
keagenan (agency conflict), sehingga memicu biaya keagenan (agency cost).
Manajer sebagai pengelola perusahaan merupakan orang yang lebih
banyak mengetahui mengenai informasi internal dan prospek dari suatu
perusahaan dimasa yang akan datang dibandingkan si pemilik. Oleh karena
itu, manajemen berkewajiban untuk memberikan sinyal kepada pemilik
perusahaan mengenai kondisi perusahaan. Sinyal itu dapat berupa
pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Salah satu
kendala yang akan muncul antara agen dan principal adalah adanya asimetri
memberi kesempatan kepada manajer untuk melakukan manajemen laba
sehingga akan menyesatkan pemegang saham mengenai kinerja ekonomi
perusahaan.
B. Manajemen Laba
Sejalan dengan berkembangnya penelitian akuntansi keuangan dan
keprilakuan saat ini ada beberapa definisi manajemen laba yang berbeda
antara satu dengan lainnya sesuai dengan pemahaman dan penilaian orang
yang mendefinisikan terhadap aktivitas pengelolaan dan pengaturan laba itu.
Secara umum ada beberapa definisi yang berbeda satu dengan lain,
yaitu:
1. Manajemen laba adalah kesalahan atau kelalaian yang disengaja dalam
membuat laporan mengenai fakta material atau data akuntansi sehingga
menyesatkan ketika semua informasi itu dipakai untuk membuat
pertimbangan yang akhirnya akan menyebabkan orang yang membacanya
akan mengganti atau mengubah pendapat atau keputusannya (Sulistyanto,
2008).
2. Manajemen laba adalah tindakan – tindakan manajer untuk menaikkan
(menurunkan) laba periode berjalan dari sebuah perusahaan yang
dikelolanya tanpa menyebabkan kenaikan (penurunan) keuntungan
ekonomi perusahaan jangka panjang (Sulistyanto, 2008).
3. Manajemen laba muncul ketika manajer menggunakan keputusan tertentu
dalam pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah
kinerja ekonomi yang diperoleh perusahaan atau untuk mempengaruhi
hasil kontrak yang menggunakan angka – angka akuntansi yang dilaporkan
(Sulistyanto, 2008).
Walaupun menggunakan terminologi yang berbeda, definisi – definisi
itu mempunyai benang merah yang menghubungkan satu definisi dengan
definisi lainnya, yaitu menyepakati bahwa manajemen laba merupakan
aktivitas manajerial untuk mempengaruhi dan mengintervensi laporan
keuangan.
Untuk memahami lebih lanjut apakah manajemen dikategorikan
sebagai kecurangan atau bukan maka diperlukan telaah lebih mendalam
terhadap definisi – definisi itu.
1. Manajemen laba dapat dilakukan dengan berbagai macam cara.
Secara umum definisi – definisi diatas menyebutkan bahwa upaya
mempengaruhi laporan keuangan dapat dilakukan dengan berbagai macam
cara sesuai dengan kepentingan manajer namun beberapa definisi secara
tegas ada yang menekankan bahwa selama apa yang dilakukan manajer
masih dalam ruang lingkup prinsip akuntansi berterima umum maka akan
tetap diakui dan diperbolehkan. Artinya, manajemn laba sebenarnya
merupakan upaya untuk merekayasa angka – angka dalam laporan
keuangan dengan mempermainkan metode dan prosedur akuntansi yang
digunakan perusahaan
2. Tujuan manajemen laba adalah mengelabui pemakai laporan keuangan.
yang dikelolanya, manajemen juga merupakan salah satu pemakai
informasi itu. Artinya laporan keuangan tidak hanya dipersiapkan atau
disajikan untuk stake holder namun juga untuk pengelola perusahaan itu
sendiri, baik untuk membuat keputusan operasi, deviden, maupun
investasi.
3. Ada biaya dan manfaat manajemen laba.
Ilmu ekonomi merupakan ilmu yang selalu menekankan adanya biaya
(cost) dan manfaat (benefit) dari setiap aktivitas yang dilakukan oleh
seseorang yang diperhitungkan sebelum orang itu melaksanakan apa yang
telah direncanakan. Tujuannya, agar orang dapat meminimalkan biaya
yang harus ditanggungnya dan mengoptimalkan manfaat yang diperoleh
dari aktivitas – aktivitas yang dilakukannya. Oleh sebab itu, sebelum
melakukan manajemen laba seorang manajer harus mempertimbangkan
biaya dan manfaat yang ditanggung dan dirasakannya.
Menurut Scott (2000) dalam Verawati 2012 membagi manajemen laba
yang mungkin dilakukan oleh para manajer perusahaan ke dalam empat jenis
pola manajemen laba yaitu:
a. Cuci Bersih (Taking a Bath)
Pola ini terjadi pada periode sulit, kondisi buruk yang tidak
menguntungkan ataupun pada saat terjadi reorganisasi, termasuk
pengangkatan CEO baru. Manajer melaporkan kerugian, mungkin dalam
jumlah yang besar. Manajer berharap laba pada periode mendatang dapat
b. Menurunkan Laba (Income Minimization)
Pola ini dilakukan sebagai alasan politis pada periode laba yang tinggi
dengan cara seperti pada pola taking a bath. Hal ini dilakukan pada saat
profitabilitas tinggi dengan maksud agar tidak mendapat perhatian secara
politis sekaligus sebagai upaya menyimpan laba sehingga jika laba periode
mendatang mengalami penurunan drastis dapat diatasi dengan mengambil
simpanan laba periode berjalan.
c. Menaikkan Laba (Income Maximization)
Pola ini dilakukan pada saat laba mengalami penurunan. Kebalikan dari
income minimization, income maximization dilakukan dengan cara
mengambil simpanan laba periode sebelumnya ataupun menarik laba
periode yang akan datang, misal dengan menunda pembebanan biaya. Pola
ini dilakukan atas dasar motivasi bonus, motivasi penghindaran
pelanggaran perjanjian utang, pada saat penawaran saham perdana dan
musiman, ataupun untuk menghindari turunnya harga saham secara drastis.
d. Perataan Laba (Income Smoothing)
Perataan laba dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang
dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar
karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.
Terdapat tiga hipotesis utama dalam teori akuntansi positive (positive
accounting theory), yang menjadi dasar pengembangan pengujian hipotesis
untuk mendeteksi manajemen laba menurut Watts dan Zimmerman, 1986),
1. Bonus plan hypothesis
Ada bukti empiris yang menyatakan bahwa perjanjian (kontrak) bisnis
manajer dengan pihak lain merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi tingkat manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Ada
variabel yang selama diuji berkaitan dengan perjanjian bisnis itu, yaitu
bonus atau kompensasi manajerial.
2. Debt (equity) hypothesis
Dalam konteks perjanjian hutang, manajer akan mengelola dan mengatur
labanya agar kewajiban hutangnya yang seharusnya diselesaikan pada
tahun tertentu dapat ditunda untuk tahun berikutnya. Hal ini merupakan
upaya manajer untuk mengelola dan mengatur jumlah laba yang
merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan
kewajiban hutangnya.
3. Politic cost hypothesis
Alasan terakhir adalah masalah pelanggaran regulasi pemerintah. Sejauh
ini ada beberapa regulasi yang dikeluarkan pemerintah berkaitan dengan
dunia usaha, misalkan undang–undang perpajakan, anti trust dan
monopoli. Undang–undang mengatur jumlah pajak yang akan ditarik dari
perusahaan berdasarkan laba yang diperoleh perusahaan selama periode
tertentu.
Kondisi inilah yang merangsang manajer untuk mengelola dan mengatur
menjadi tidak terlalu tinggi, karena manajer sebagai pengelola, tentu tidak
ingin kewajiban yang harus diselesaikannya terlalu membebaninya.
Manajemen laba dapat dihitung dengan menggunakan model yang
telah dikembangkan oleh Dechow dan kawan – kawan (1995) yaitu Modified
Jones Model (MJM). Model ini terdiri dari dua jenis yaitu discretionary
accruals dan non discretionary accruals.
Discretionary accruals yaitu komponen total accrual yang berasal
dari rekayasa manajerial dengan memanfaatkan kebebasan dalam menentukan
nilai estimasi pada metode akuntansi. Sedangkan non discretionary accruals
yaitu komponen total accrual yang diperoleh secara alami dengan mengikuti
standar akuntansi yang diterima secara umum (Sulistyanto, 2008).
Secara umum terdapat beberapa hal yang memotivasi individu atau
badan usaha melakukan tindakan manajemen laba, diantaranya adalah:
1. Motivasi Bonus
Dalam sebuah perjanjian bisnis, pemegang saham akan memberikan
sejumlah insentif dan bonus sebagai feedback atau evaluasi atas kinerja
manajer dalam menjalankan operasional perusahaan. Insentif ini diberikan
dalam jumlah relatif tetap dan rutin. Sementara bonus yang relatif besar
nilainya hanya akan diberikan ketika kinerja manajer berada diarea
pencapaian bonus yang telah ditetapkan oleh pemegang saham. Kinerja
manajemen salah satunya diukur dari pencapaian laba usaha. Pengukuran
kinerja berdasarkan laba dan skema bonus tersebut memotivasi para
kemungkinan mereka melakukan tindakan creative accounting agar dapat
menampilkan kinerja yang baik demi mendapatkan bonus yang maksimal.
2. Motivasi Utang
Selain melakukan kontrak bisnis dengan pemegang saham, untuk
kepentingan ekspansi perusahaan, manajer seringkali melakukan beberapa
kontrak bisnis dengan pihak ketiga, dalam hal ini adalah kreditor. Agar
kreditor mau menginvestasikan dananya diperusahaannya, tentunya
manajer harus menunjukan performa yang baik dari perusahaannya. Untuk
memperoleh hasil yang maksimal atau pinjaman dalam jumlah besar,
perilaku kreatif dari manajer untuk menampilkan performa yang baik dari
laporan keuangannya pun seringkali muncul.
3. Motivasi pajak
Tindakan creative accounting tidak hanya terjadi pada perusahaan go
public dan selalu untuk kepentingan harga saham, tetapi juga untuk
kepentingan perpajakan. Kepentingan ini didominasi oleh perusahaan go
public. Perusahaan yang belum go public cenderung melaporkan dan
menginginkan untuk menyajikan laporan laba fiskal yang lebih rendah dari
nilai yang sebenarnya. Kecenderungan ini memotivasi manajer untuk
bertindak kreatif melakukan tindakan manajemen laba agar seolah – olah
laba fiskal yang dilaporkan memang lebih rendah tanpa melanggar aturan
4. Motivasi Penjualan Saham
Proses penjualan saham perusahaan kepublik akan direspon positif oleh
pasar ketika perusahaan penerbit saham dapat menjual kinerja yang baik.
Salah satu ukuran kinerja yang dilihat oleh calon investor adalah penyajian
laba pada laporan keuangan perusahaan. Kondisi ini sering kali
memotivasi manajer untuk berperilaku kreatif dengan berusaha
menampilkan yang lebih baik dari biasanya.
5. Motivasi Pergantian Direksi
Praktik manajemen laba biasanya terjadi pada sekitar periode pergantian
direksi atau chief executive officer (CEO). Menjelang berakhirnya jabatan,
direksi cenderung bertindak kreatif dengan memaksimalkan laba agar
performa kerjanya tetap terlihat baik pada tahun terakhir ia menjabat.
Motivasi utama yang mendorong perilaku kreatif tersebut adalah untuk
memperoleh bonus yang maksimal pada akhir masa jabatannya.
6. Motivasi Politis
Pada aspek politis ini, manajer cenderung melakukan kreatif akuntansi
untuk menyajikan laba yang lebih rendah dari nilai yang sebenarnya,
terutama selama periode kemakmuran tertinggi. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi visibilitas perusahaan sehingga tidak menarik perhatian
pemerintah, media, atau konsumen yang dapat menyebabkan
meningkatkan biaya politis perusahaan. Rendahnya biaya politis akan
C. Hubungan Ukuran Perusahaan dengan Manajemen Laba
Berdasarkan pada teori keagenan yang menjelaskan bahwa dalam
suatu organisasi dapat muncul konflik keagenan antara principle dan agen
akibat adanya asimetri informasi yang terjadi. Asimetri informasi inilah yang
dapat mendorong terjadi praktik manajemen laba. Menurut Agustia (2013)
dalam Yamaditya (2014) Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor
yang berpengaruh terhadap manajemen laba perusahaan. Perusahaan besar
cenderung akan memerlukan dana yang lebih besar dibandingkan dengan
perusahaan yang lebih kecil. Tambahan dana tersebut bisa diperoleh dari
penerbitan saham baru atau penambahan hutang. Motivasi untuk
mendapatkan dana tersebut akan mendorong pihak manajemen untuk
melakukan praktik manajemen laba, sehingga dengan pelaporan laba yang
tinggi maka calon investor maupun kreditur akan tertarik untuk menanamkan
dananya.
Menurut hasil penelitian Halim, dkk. (2005) menyatakan bahwa
terdapat hubungan positif yang cukup signifikan antara ukuran perusahaan
dengan manajemen laba perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa semakin
besar suatu perusahaan maka semakin besar pula kesempatan manajer untuk
melakukan manajemen laba dimana perusahaan besar memiliki aktivitas
operasional yang lebih kompleks selain itu perusahaan besar juga lebih
D. Hubungan Leverage dengan Manajemen Laba
Leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana (sources of funds)
oleh perusahaan yang memiliki biaya (beban tetap) dengan maksud agar
meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham (Sartono, 2008).
Leverage digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menjamin seluruh hutangnya dengan seluruh modal yang dimiliki.
Menurut Yamaditya (2014) Leverage mempunyai hubungan dengan
praktik manajemen laba, ketika perusahaan mempunyai rasio leverage yang
tinggi maka perusahaan cenderung akan melakukan praktik manajemen laba
karena perusahaan terancam tidak bisa memenuhi kewajibannya dengan
membayar hutangnya tepat waktu.
Halim, dkk. (2005) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif yang
sangat signifikan antara leverage dengan manajemen laba. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat utang perusahaan maka manajer
akan semakin banyak melakukan manajemen laba untuk menghindari
pelanggaran kontrak utang (Debt Covenant Hypothesis).
E. Hubungan Profitabilitas dengan Manajemen Laba
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono,
2010).
Rasio profitabilitas yang merupakan indikator kinerja perusahaan
indikator terjadinya manajemen laba. Dimana profitabilitas khususnya return
on equity diduga mempengaruhi manajemen laba.
Menurut Kartika (2012) profitabilitas merupakan suatu indikator
kinerja manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan
oleh laba yang dihasilkan perusahaan. Laba yang dihasilkan perusahaan
selam tahun berjalan dapat menjadi indikator terjadinya praktik manajemen
laba dalam suatu perusahaan. Biasanya manajemen laba dilakukan oleh
manajer untuk memanipulasi komponen laba rugi yang dilaporkan
perusahaan. Dimana profitabilitas khususnya return on asset dan return on
equity diduga mempengaruhi praktik manajemen laba.
F. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat
sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan
aturan – aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja
keuangan digunakan untuk menilai perubahan potensial sumber daya
ekonomi yang akan digunakan dimasa yang akan datang dan untuk
memprediksi kapasitas produksi dari sumber daya yang ada (Barlian, 2003
dalam Triatmojo, 2013). Dalam penelitian ini, kinerja keuangan diukur
dengan menggunakan ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage.
1. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahan (company size) secara umum dapat diartikan sebagai
suatu perbandingan besar atau kecilnya suatu objek. Ukuran perusahaan
perusahaan. Pengukuran perusahaan bertujuan untuk membedakan secara
kuantitatif antara perusahaan besar (large firm) dengan perusahaan kecil
(small firm) besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat mempengaruhi
kemampuan manajemen untuk mengoperasikan perusahaan dengan
berbagai situasi dan kondisi yang dihadapinya.
2. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri
(Sartono, 2010). Pengertian yang sama disampaikan oleh Kasmir Rasio
Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan suatu perusahaan
dalam mencari keuntungan dalam suatu periode tertentu (Kasmir,
2015:196). Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh modal yang dimiliki.
Didalam penelitian ini, rasio profitabilitas diproksikan dengan return on
investment (ROI). ROI diukur dengan laba sebelum bunga dan pajak
dibagi total assets.
3. Leverage
Leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana (sources of funds) oleh
perusahaan yang memiliki biaya (beban tetap) dengan maksud agar
meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham (Sartono, 2008).
Leverage digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
Penelitian ini, rasio leverage diproksikan dengan debt to equity ratio
(DER). Tingkat DER yang tinggi menunjukkan bahwa tingkat utang
semakin tinggi sehingga menyebabkan beban bunga tinggi sehingga
mengurangi keuntungan. DER diukur dengan total hutang dibagi total
ekuitas.
G. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan
kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu
informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu perusahaan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya akan meliputi neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, cacatan dan laporan
lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan , termasuk juga skedul dan informasi tambahan yang berkaitan
dengan laporan keuangan.
Dua jenis laporan keuangan (utama) yang umumnya dibuat oleh setiap
perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi (dan biasanya dilengkapi
dengan laporan perubahan modal), yang masing - masing dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a) Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai
posisi keuangan (aktiva, kewajiban, dan ekuitas) perusahaan pada saat
b) Laporan Laba – Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang memberikan informasi
mengenai kemampuan (potensi) perusahaan dalam menghasilkan (kinerja)
selama periode tertentu.
Meskipun neraca dan laporan laba rugi merupakan dua dokumen yang
terpisah, akan tetapi keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat dan
saling terkait, serta merupakan suatu siklus. Neraca dan laporan laba rugi
sering dihubungkan dengan satu laporan yang disebut laporan perubahan
modal (laba ditahan), yang memberikan informasi mengenai perubahan
modal selama periode tertentu.
H. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu terkait dengan ukuran perusahaan,
leverage, profitabilitas, dan manajemen laba. Triatmojo (2013) melakukan
penelitian mengenai Analisis hubungan leverage dan profitabilitas terhadap
manajemen laba yang dilakukan pada perusahaan yang termasuk dalam
indeks LQ-45 periode 2009 - 2010. Hasil dari uji regresi linier berganda
menunjukkan bahwa variabel leverage yang diproksikan dengan debt to
equity ratio berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini menjelaskan
bahwa semakin tinggi nilai debt to equity ratio, maka manajemen laba akan
semakin tinggi, sedangkan variabel profitabilitas yang diproksikan dengan
return on asset tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dan yang
diproksikan dengan net profit margin berpengaruh terhadap manajemen laba.
cenderung akan memotivasi manajer melakukan manajemen laba karena
perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik.
Muliati (2011) dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Asimetri
Informasi dan Ukuran Perusahaan pada Praktik Manajemen Laba Di
perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari uji
regresi linier berganda menunjukkan bahwa asimetri informasi yang
diproksikan dengan relative bid-ask spread berpengaruh positif pada praktik
manajemen laba dan ukuran perusahaan yang diprosikan dengan total aktiva
akhir tahun terbukti berpengaruh negatif pada praktik manajemen laba.
Yamaditya (2014) dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Asimetri
Informasi, Leverage, dan Ukuran Perusahaan terhadap Praktik Manajemen
Laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011 – 2013.
Hasil dari uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa bahwa asimetri
informasi yang diproksikan dengan relative bid-ask spread dan ukuran
perusahaan yang diproksikan dengan logaritma naturak total aktiva
berpengaruh positif terhadap praktik manajemen laba, tetapi leverage tidak
berpengaruh terhadap praktik manajemen laba.
Sosiawan (2012) dalam penelitian yang berjudul Pengaruh
Kompensasi, Leverage, Ukuran perusahaan, Earnings Power terhadap
Manajemen Laba. Hasil dari penelitian ini kompensasi tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba. Leverage yang diproksikan dengan DTA (debt to
asset) berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Pengaruh positif dari
nilai pendanaan asset perusahaan dari pihak ketiga atau kreditur akan
mengakibatkan semakin tingginya peluang dewan direksi untuk melakukan
manajemen laba. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen
laba. Tidak berpengaruhnya ukuran perusahaan terhadap manajemen laba
menunjukkan bahwa motivasi dewan direksi untuk melakukan manajemen
laba bukan di dasarkan pada ukuran perusahaan. Earning power yang
diprosikan dengan NPM (net profit margin) berpengaruh positif terhadap
manajemen laba. Berpengaruhnya variabel NPM secara positif menunjukkan
bahwa semakin tinggi tingkat NPM sebagai proyeksi dari earnings power
perusahaan akan mengakibatkan peningkatan terhadap kesempatan atau
peluang bagi dewan direksi untuk melakukan manajemen laba.
Kartika (2012) dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh
Penerapan Good Corporate Governance dan Profitabilitas Terhadap
Manajemen Laba. Hasil dari uji regresi linier berganda menunjukkan Good
Corporate Governance diproksikan dengan kepemilikan manajerial,
komisaris independen, komite audit, dan CEO duality. Kepemilikan
manajerial berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Komisaris
independen berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap manajemen laba.
Komite audit tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba.
Ceo duality berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba.
Profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan dengan return on asset (ROA).
Yatulhusna (2015) dalam penelitian yang berjudul Pengaruh
Profitabilitas, Leverage, Umur, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen
Laba. Hasil dari uji regresi linier berganda profitabilitas yang diproksikan
dengan menggunakan ROA (Return On Assets) berpengaruh signifikan
terhadap manajemen laba. Leverage berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba pada suatu perusahaan. Umur perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba pada suatu perusahaan. Ukuran
perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada suatu
perusahaan.
I. Rerangka Konseptual Penelitian
Penelitian ini ingin meneliti hubungan antara variabel ukuran
perusahaan dan manajemen laba, variabel leverage dan manajemen laba, dan
variabel profitabilitas dan manajemen laba. Penelitian ini meneliti hubungan
antara variabel sehingga tidak ada perumusan hipotesis dalam penelitian ini
karena kesimpulan yang akan ditarik hanya terbatas pada populasi sasaran.
Penelitian ini melihat hubungan satu per satu antara ukuran perusahaan dan
manjemen laba, leverage dan manajemen laba, dan profitabilitas dan
manajemen laba sehingga rerangka konseptual dalam penelitian ini seperti
Gambar 2. 1 Rerangka Konseptual Penelitian
Profitabilitas
Manajemen Laba Leverage
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi empiris pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI. Studi empiris adalah penelitian dengan menggunakan
data sekunder yang diperoleh dari pihak eksternal, dan kemudian diolah dan
dianalisis secara menyeluruh.
B. Objek Penelitian
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014.
C. Populasi Sasaran
Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI tahun 2014, yang memenuhi kriteria di bawah ini.
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia tahun
2014.
2. Perusahaan manufaktur yang secara konsisten mempublikasikan laporan
keuangan pada Bursa Efek Indonesia tahun 2014.
3. Perusahaan manufaktur yang mempunyai laporan keuangan yang lengkap
tahun 2014.
4. Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang rupiah dalam
publikasi laporan keuangan.
Kriteria pemilihan perusahaan yang menjadi populasi sasaran dijabarkan pada
[image:45.595.86.516.160.611.2]tabel dibawah ini:
Tabel 3. 1 Kriteria Pemilihan Sampel
Kriteria Sampel Jumlah
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014 143
Perusahaan manufaktur yang tidak melaporkan laporan keuangan secara lengkap
tahun 2014 (25)
Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang US $ (25)
Perusahaan manufaktur yang memiliki nilai ROI dan DER negatif (18)
Populasi Sasaran 75
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang
diperoleh dari media elektronik. Sumber data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini adalah berupa laporan tahunan perusahaan yang tercatat pada
tahun 2014 dan melalui ICMD (Indonesian Capital Market Directory). Data–
data tersebut diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia yaitu
http://www.idx.co.id.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumentasi. Metode dokumetasi dilakukan dengan cara
mengumpulkan, mempelajari, dan menganalisis sumber data dalam bentuk
tulisan atau dokumentasi seperti laporan keuangan perusahaan dan informasi
Mengumpulkan data untuk menghitung ukuran perusahaan yaitu total
aset, untuk menghitung leverage yaitu total utang dan total aset, dan untuk
menghitung profitabilitas yaitu laba setelah bunga dan pajak dan total aset.
Kemudian mengumpulkan data untuk menghitung tingkat manajemen laba
yaitu laba bersih penjualan, arus kas operasi, total asset, perubahan penjualan
bersih, perubahan piutang perusahaan, dan property, plant, and equipment.
F. Teknik Analisis Data
1. Menghitung ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan dilihat dari total aset yang dimiliki perusahaan.
Ukuran perusahaan = total aset (Salno dan Baridawan, 2000 dalam Yulia,
2013).
2. Menghitung leverage
Leverage diproksikan dengan debt to equity ratio yang diperoleh melalui
total utang dibagi dengan total ekuitas. Debt to equity ratio dihitung
dengan rumus sebagai berikut (Kasmir, 2015:158):
Debt to equity ratio = total ekuitastotal utang
3. Menghitung profitabilitas
Profitabilitas diproksikan dengan return on invesment (ROI). Skala
pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dengan rumus sebagai
berikut (Kasmir 2015: 202):
4. Menghitung tingkat manajemen laba
Manajemen laba yang merupakan variabel dependen dapat diukur dengan
menggunakan Modified Jones Model (MJM), yaitu diukur melalui
discretionary accruals yang dihitung dengan cara total accrual (TA)
dikurangi dengan non discretionary accruals (NDA) (Sulistiawan, 2011).
Langkah–langkah untuk menghitung manajemen laba menggunakan
Modified Jones Model (MJM), sebagai berikut:
a) Menentukan nilai total akrual (TA) dengan formulasi:
b) Menentukan nilai parameter α1, α2, dan α3 menggunakan Jones Model
(1991), dengan formulasi:
Lalu, untuk menskala data, semua variabel tersebut dibagi dengan aset
tahun sebelumnya sehingga formulasinya menjadi:
c) Menghitung nilai akrual nondiskresioner (NDA) dengan formulasi:
Nilai α1, α2, dan α3 adalah hasil dari perhitungan pada langkah ke-2.
Isikan semua nilai yang ada dalam formula sehingga nilai NDA akan
bisa didapatkan.
d) Menentukan nilai akrual diskresioner yang merupakan indikator
manajemen laba akrual dengan cara mengurangi total akrual dengan
Keterangan:
= total akrual perusahaan i dalam periode t.
= laba bersih perusahaan i pada periode t.
= arus kas operasi perusahaan i pada periode t.
= akrual nondiskresioner perusahaan i pada periode t.
= akrual diskresioner perusahaan i pada periode t.
= total asset total perusahaan i pada periode t-1.
= perubahan penjualan bersih perusahaan i pada periode t.
= perubahan piutang perusahaan i pada periode t.
= property, plant, and equipment perusahaan i pada periode t.
= parameter yang diperoleh dari persamaan regresi.
= error term perusahaan i pada periode t.
5. Mengklasifikasikan Data
Penelitian ini menggunakan analisis statistik non-parametrik.
Statistik non-parametrik adalah statistik bebas sebaran (tidak
mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi, baik normal atau tidak).
Selain itu, statistik non-parametrik biasanya menggunakan skala
pengukuran sosial, yakni nominal dan ordinal yang umumnya tidak
berdistribusi normal. Metode untuk mengklasifikasikan data menggunakan
metode seriaton secara kelompok. Metode ini digunakan untuk menyusun
data dalam kelompok-kelompok berdasarkan kelas interval tertentu
sehingga dapat diperoleh secara tepat data yang terkecil dan yang terbesar
dan mengelompokkan data menjadi beberapa bagian apakah menjadi 2
bagian ataukah lebih (Boedijoewono, 2012: 35-36).
a. Mengklasifikasikan Data Manajemen Laba
Tujuan dari klasifikasi data ini supaya data ukuran data menjadi
bernilai negatif berarti perusahaan cenderung melakukan manajemen
laba dengan income minimization, sedangkan data yang bernilai positif
berarti perusahaan cenderung melakukan manajemen laba dengan
income maximization. Kemudian dari nilai negatif dan positif tersebut
dibuat kategori menjadi:
1 = Nilai discretionary accruals bernilai positif (income maximization).
2 = Nilai discretionary accruals bernilai negative (income minimization).
Setelah manajemen laba diklasifikasikan menjadi dua kategori,
kemudian dari masing–masing kategori diklasifikasikan lagi untuk
mengetahui tingkatan manajemen laba. Maka kategori yang digunakan
adalah sebagai berikut:
Income Minimization Income Maximization
Rendah (1) = -0,50 - ≤ -0,20 Rendah (1) = 0,00 - ≤ 0,10
Sedang (2) = > -0,20 - ≤ -0,10 Sedang (2) = > 0,10 - ≤ 0,20
Tinggi (3) = > -0,10 –≤ 0,01 Tinggi (3) = > 0,20 - ≤ 0,40
b. Mengklasifikasikan Data Ukuran Perusahaan
Klasifikasi data ukuran perusahaan dilakukan dengan membagi angka
Ukuran perusahan yang dihasilkan dari histogram. Kemudian
mengkategorikannya menjadi, sebagai berikut (dalam milyar rupiah).
Sangat Rendah (1) = Rp 0 – Rp 5.000
Sedang (2) = > Rp 5.000 –≤ Rp 10.000
Tinggi (3) = > Rp 10.000 - ≤ Rp 15.000
c. Mengklasifikasikan Data Leverage
Klasifikasi data leverage dilakukan dengan membagi angka leverage
yang dihasilkan dari histogram. Kemudian mengkategorikannya
menjadi, sebagai berikut.
Sangat Rendah (1) = 0,00 - ≤ 1,00
Rendah (2) = > 1,00 - ≤ 2,00
Tinggi (3) = > 2,00 - ≤ 3,00
Sangat Tinggi (4) = >3,00
d. Mengklasifikasikan data Profitabilitas
Klasifikasi data profitabilitas dilakukan dengan membagi angka
profitabilitas yang dihasilkan dari histogram. Kemudian
mengkategorikannya menjadi, sebagai berikut.
Sangat Rendah (1) = 0,00 - ≤ 10,00
Rendah (2) = > 10,00 - ≤ 20,00 Tinggi (3) = > 20,00 - ≤ 30,00
Sangat Tinggi (4) = >30,00
6. Melakukan Analisis Statistik Deskriftif
1) Mendeskripsikan Variabel
Deskripsi variabel dilakukan dengan menganilis histogram untuk
mengetahui sebaran data, serta sebagai dasar klasifikasi data. Histogram
adalah grafik yang berbentuk batang yang menggambarkan nilai data,
dimana tiap nilai menempati suatu jumlah area yang sama dalam area
penelitian ini ada empat variabel maka deskripsi dilakukan satu persatu
atas empat variabel dalam penelitian.
a. Mendeskripsikan variabel manajemen laba
Deskripsi dengan menggunakan histogram
b. Mendeskripsikan variabel ukuran perusahaan
Deskripsi dengan menggunakan histogram
c. Mendeskripsikan variabel leverage
Deskripsi dengan menggunakan histogram
d. Mendeskripsikan variabel profitabilitas
Deskripsi dengan menggunakan histogram
7. Melakukan Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs)
Analisis tabulasi silang (crosstabs) pada prinsipnya menyajikan data
dalam bentuk tabulasi yang meliputi baris dan kolom dan data untuk
penyajian crosstabs adalah data berskala nominal atau kategori (Ghozali,
2013: 22). Pada penelitian ini data yang digunakan pada analisis tabulasi
silang adalah data skala rasio yang telah diklasifikasi dan diubah menjadi
skala ordinal.
8. Menarik kesimpulan
Kesimpulan diambil dari hasil analisis pada tabel tabulasi silang
(crosstabs) antara variabel, dengan melihat kekuatan hubungan dan arah
hubungan berdasarkan nilai Spearman’s rho. Menurut Cooper dan William
variabel yang sudah diurutkan. Menguji kekuatan hubungan, maka kriteria
[image:52.595.84.513.180.629.2]pengujiannya adalah sebagai berikut (Sugiono, 2001):
Tabel 3. 2 Kriteria pengujian kekuatan hubungan antara variabel (berdasarkan nilai koefisien korelasi Spearman’s rho)
Nilai Spearman’s rho (+ dan -) Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Lemah
0,20 – 0,399 Lemah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat Kuat
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Koefesien korelasi menunjukkan kekuatan (strength) hubungan linear dan
arah hubungan dua variabel acak. Jika koefesien korelasi positif, maka
kedua variabel mempunyai hubungan positif atau searah. Artinya jika nilai
variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika
koefesien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan
negatif atau terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai
34
BAB IV
DESKRIPSI DATA
A. Populasi Sasaran
Populasi sasaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di situs resmi PT Bursa Efek Indonesia
(www.idx.co.id) di tahun 2014, dan yang terpilih memenuhi kriteria yang
telah ditentukan. Selama tahun 2014 terdapat 143 perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah laporan
keuangan yang diungkapkan oleh perusahaan manufaktur yang dapat di
unduh pada website BEI tersebut.
Populasi sasaran ditentukan dengan membuat kriteria-kriteria tertentu
yang sesuai dengan penelitian, untuk kemudian dianalisis lebih lanjut.
[image:53.595.86.518.222.722.2]Kriteria pemilihan perusahaan yang menjadi populasi sasaran dijabarkan pada
tabel di bawah ini:
Tabel 4. 1 Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran
Kriteria Sampel Jumlah
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014 143
Perusahaan manufaktur yang tidak melaporkan laporan keuangan secara lengkap
tahun 2014 (25)
Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang US $ (25)
Perusahaan manufaktur yang memiliki nilai ROI dan DER negatif (18)
Berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh penulis pada tabel 1,
diketahui terdapat 143 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Penelitian ini menggunakan laporan keuangan yang menggunakan mata uang
rupiah. Terdapat 25 perusahaan yang tidak menggunakan mata uang rupiah
dalam laporan keuangan yang diterbitkan. Terdapat 18 perusahaan
manufaktur yang memiliki nilai profitabilitas yang diproksikan dengan ROI
bernilai negatif dan nilai leverage yang diprosikan dengan DER juga bernilai
negatif. Sehingga jumlah perusahaan menjadi 100 setelah dikurangi dengan
perusahaan yang menggunakan uang asing dan perusahaan yang memiliki
nilai ROI dan DER negatif.
Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur pada tahun 2014
yang melaporkan laporan keuangan secara lengkap. Sedangkan dalam
penelitian ini peneliti menemukan 25 perusahaan yang tidak melaporkan
laporan keuangan secara lengkap, sehingga jumlah populasi menjadi 75.
Sebanyak 75 perusahaan tersebut yang disebut populasi sasaran dalam
penelitian ini. Kesimpulan dari hasil pengujian maupun analisis pada baba
berikutnya berlaku kepada populasi sasaran sejumlah 75 perusahaan, bukan
B. Profil Perusahaan
Berikut ini profil dari 75 perusahaan yang menjadi populasi sasaran
[image:55.595.84.519.192.748.2]dalam penelitian ini.
Tabel 4. 2Populasi Sasaran Penelitian.
NO Kode
Emiten Bidang usaha Nama Emiten
1 ADES
Minuman dan Makanan Ringan
Akasha Wira International Tbk
2 AKPI Plastik dan Kemasan Argha Karya Prima Industry Tbk
3 ALDO Kertas dan Pulp Alkindo Naratama Tbk
4 ALKA Logam, Besi atau sejenisnya Alaska Industrindo Tbk
5 ALMI Logam, Besi atau sejenisnya Alumindo Light Metal Industry Tbk
6 AMFG Kaca dan Porselin Asahimas Flat Glass Tbk
7 APLI Plastik dan Kemasan Asiaplast Industries Tbk
8 ARNA Kaca dan Porselin Arwana Citra Mulia Tbk
9 AUTO Otomotif dan komponen Astra Auto Part Tbk
10 BAJA Logam, Besi atau sejenisnya Saranacentral Bajatama Tbk
11 BATA Sepatu dan Sandal Sepatu Bata Tbk
12 BRNA Plastik dan Kemasan Berlina Tbk
13 BTON Logam, Besi atau sejenisnya Beton Jaya Manunggal Tbk
14 BUDI Kimia Budi Acid Jaya Tbk
15 CEKA Makanan dan Minuman Cahaya Kalbar Tbk
16 CPIN Pakan Ternak Charoen Pokphand Indonesia Tbk
17 DAJK Kertas dan Pulp Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk
18 DLTA Makanan dan Minuman Delta Djakarta Tbk
19 DPNS Kimia Duta Pertiwi Nusantara
20 DVLA Farmasi Darya Varia Laboratoria Tbk
21 EKAD Kimia Ekadharma International Tbk
22 ERTX Garmen dan Tekstil Eratex Djaja Tbk
23 FASW Kertas dan Pulp Fajar Surya Wisesa Tbk
24 GJTL Otomotif dan komponen Gajah Tunggal Tbk
25 HMSP Sepatu dan Sandal HM Sampoerna Tbk
26 ICBP Makanan dan Minuman Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
27 IGAR Plastik dan Kemasan Champion Pasific Indonesia Tbk
28 IKAI Kaca dan Porselin Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk
29 INAF Farmasi Indofarma Tbk
30 INAI Logam, Besi atau sejenisnya Indal Aluminium Industry Tbk
31 INCI Kimia Intan Wijaya International Tbk
32 INDS Otomotif dan komponen Indospring Tbk
33 INTP Semen Indocement Tunggal Prakasa Tbk
34 JECC Kabel Jembo Cable Company Tbk
35 JPFA Pakan Ternak Japfa Comfeed Indonesia Tbk
36 JPRS Logam, Besi atau sejenisnya Jaya Pari Steel Tbk
37 KBLI Kabel KMI Wire and Cable Tbk
38 KBLM Kabel Kabelindo Murni Tbk
39 KIAS Kaca dan Porselin Keramika Indonesia Assosiasi Tbk
40 KICI Peralatan Rumah Tangga Kedaung Indag Can Tbk
41 KLBF Farmasi Kalbe Farma Tbk