OPNI
Tahun
Dfi
No
100
JUMAT
PON9JANUARI2015
''KEDAULATAN
FUAKYAT''HALAMAN
12BARU saja kita memasuki tahun 2015.
Ini
berarti Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
atau ASEAN Economie Community (AEC)
memasukitahunpelaksanaannya. Kebetul-an, seluruh negaraASEAN sangat bersema-ngat untuk mengejar target MEA2015, yakni
dengan semakin memperkuat konsolidasi di
dalam. Bahkan negara-negara mitra ASEAN,
seperti China dan Korea Selatan, melihat dan
mulai
tertarik
akan perkembangan tersebut.Mungkinkah MEA2015 akan terganjal ?
Tidak dipungkir',i <, i; iro. kelernbagaan
pe-laksanaan berbagar kei'iingka kerja ASEAN
memasuki MEA2015 berjalaq baik. Namun, sejumlah masalah jugri berpotensi
menggan-jal
integrasiASEANitu.
Sampai saatini
ki-nerja ASEAN masih
dikritik
karenatidak
meimpu mengatasi berbagai masalah, sepertipersengketaan antaranggota. Namun
juga
perlu disadari bahwa mengintegrasikan 10
negaraASEAN dengankultur dan sistem
po-Iitik
yang beragam serta perkembanganeko-nomi yang terpisah puluhan tahun
itu
meru-pakan beban yangberat.Berbolak dari perkembangan durria yang
se-makin transparan, maka
organisasi-organi-sasi internasional maupun regional semacann
ASEAN mau tidak mau juga semakin
trans-paran agar kebersamaa! dan kerja sama yang
dirangkakan
dapat terselenggara. Sampaisaat
ini
kesepuluh anggotanya mengakui pe-ran ASEAN dalam menciptakan perdamaiandan kesejahteraan regional belum
tergan-tikan. Mereka juga menggarisbawahi
pqinsip-prinsip utama yang menopang peranASEAN
sebagai kekuatanbagi perdamaian dan stabil-itas diAsia Tenggara, seperti saling
menghor-mati, tidak mencampuri urusan dalam negeri masing-masing, konsensus, dialog, dan
kon-sultasi.
'
KemampuanASEAN
mempertahankankelangsungan hidupnya sampai saat
ini
me-rrrpakan keberhasilarr yang
tidak
kecilarti-nya, karena prestasi serupa
itu
belumper-nah diraih oleh wadah-wadah
ke{a
sama di Asia Tenggara yang dibentuk sebelumnya,seperbi ASAmaupun Maphilindo. Betapa pun
terdapat kekaburan mengenai kausalitas
an-tara penampilan ekonomi dan usaha yang
di-lakukan dalam kerarigka kerja sama,
kenya-A Kardiyat
lMharyanto
taannya selama
hampir
setengah abaditu
negara-negara anggota ASEAN berhasil bu-kan hanya menjaga stabilitas perbumbuhan ekonomi tetapi juga meningkatkan tarafhi-dup masyarakatnya. Lebih dari
itu,
teruta-ma
dalam menghadapiisu-isu
global dan menjalin hubungan denganmitra-mitra
dia-lognya,ASEAN mampu tampil sebagai suahrkesatuan
politik
sehingga memberi bobotyang lebih besar daripada usaha
masing-ma-sing negara anggotanya.
Meskipun demikian, revitalisasi persoalan
lama yang pernah dihadapi oleh ASA
mau-pun Maphilindo dglam paruhan pertama
da-t@W
*:sawarsa 1960-an dan persoalan
baru
yang timbul karena keberhasilan usahanya diber-bagai
bidangjustru
dapat me4jadi batu san-dungarr bagr per{4lananASEAN. Sepertidi-tunjukkan
olehASA dan Maphilindo,kede-katan geografis saja ternyata
tidak
sanggupmenyangga regionalitas. Sebaliknya, tanpa dilambari oleh keterikatan
politik
dan fung--sionalisme ekonomi, halitu
malahan dapatmenjelma
menjadi kekuatan disintegratif
yang mengancam regionalitas dan mengikis
regionalisme.
Kerja sama ekonomi ASEAN telah
menga-Iami pasang surut. Hal
ini
disebabkan kerjasama ekonomi yang dirangkakan
itu tidak
terlepas dari upaya penciptaan perdamaian dan stabilitas kawasan. Selaras dengan
po-kok-pokok
pikiran
yang terdapat dalam ba-gian pembukaan Deklarasi Bangkok, makadalam rangka usaha untuk menciptakan per-damaian dan stabilitas di kawasanASEAN
banyak tenaga dan.pikiran yang
ditumpah-kan r,rntuk menghilangkan sikap saling
curi-ga dan menciptakan saling pengerbian di
an-tara negara-negara anggota ASEAN.
Saat
ini
ada ancaman keamanan dangang-guan stabilitas ekonomi. Ancaman
ini relatif
berbeda dengan yang dihadapi negara-negara Asia Tbnggara ketikaASEAN berdiri. Nuansapolitik, ekonomi, perdagangan, sosial dan
bu-daya
negara-negara anggota ASEAN puninengalami metamorfosis. Nuansa
itu
sudahberbeda dengan pandangan
para
pendiriASEAN. KawasanAsia Tbnggara tetap meng-hadapi masalah bilateral yangbisa
menggan-jal
perjalanan MEA2015. KarenaituASEAN
perlu segera menyelesaikan berbagai
meka-nisme penyelesaian sengketa tersebut.
ASEAN
juga
masih menghadapi dilema berupa perbedaan sudut pandang tentangmasa depan organisasi regional itu. Anggota
lama ASEAN menginginkan sebuah ASEAN
baru
yanglebih terbuka
dan dinamis.Se-dangkan anggota baru
menginginkan
ben-tukASEAN
lama yang status quo dan non-intervensi.Kerja sama ekonomi dan semangatintegrasi terus meningkat, namun persamaan persepsi
dan perbedaan konflik internalASEAN bisa
mengganjal integrasi MEA 2015. Mudah-mu-dahan para anggotaASEAN memahami dan menyadarinya. Sebab hanya dengan itu MEA
2015 akan semakin besar manfaatnya bagi
kawasan.
D-k.
&
)
Drs AKard.iyat Wiharyanto
MM,Dosen Uniuersitas Sanata Dhnrma