• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Interior Night Club Dengan Konsep Modern City.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Interior Night Club Dengan Konsep Modern City."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Perancangan Nightclub Dengan Konsep “Modern City”

Indonesia merupakan suatu daerah yang sangat strategis dalam pemasaran produk-produk Iuar, mengingat sifat masyarakatnya yang sangat konsumtif, selain itu mereka juga gemar bersosialisasi. Oleh karena itu tempat-tempat yang menjadi wadah untuk sosialisasi seperti bar, cafe, lounge dan nightclub laku keras. Dikota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali, dll tempat-tempat tersebut sudah tidak tabu lagi untuk didatangi. Image buruk yang sudah menempel pada Bar atau Nightclub membuat orang-orang yang mendatangi tempat tersebut menjadi buruk. Tempat prostitusi, tempat penjualan obat-obatan terlarang, atau tempat orang minum-minuman keras (mabok) ialah konotasi yang sudah lekat pada nightclub ditilik pada segi psikologinya. Bar atau Nightclub sekarang menyajikan hal-hal yang berbeda untuk menghapus image yang sudah ada sejak lama, seperti: menawarkan tempat yang nyaman dan bersih dengan interior yang menarik dan musik-musik terbaru. Konsep modern city yang diterapkan dengan membuat fasilitas-fasilitas untuk setiap pendatang menjadi senang dan puas, bebas dari rasa penat dan berkumpul dengan komunitasnya sesudah semua aktivitas seharian. Nightclub sekarang ini menawarkan interior yang menarik dan modern serta menjual semua yang terdapat didalamnya baik suasana, furniture, elemen astetis,dll

(2)

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Lembar Pengesahan………i

Pernyataan Orisinalitas Laporan dan Hasil Perancangan………..ii

Pernyataan Publikasi Laporan dan Hasil Perancangan……….iii

Abstrak………..iv

BAB II Landasan Perencanaan dan Perancangan 2.1 Kajian Teori………... 12

2.2 Sejarah Nightclub……….……….. 13

2.3 Jenis-Jenis Nightclub……….………. 15

2.4 Contoh-Contoh Nightclub……… 16

2.5 Tinjauan Teori Perancangan dan Desain……….………19

2.6 Akustik Ruang……….………28

(3)

2.7 Sejarah dan Perkembangan Bar………31

2.7.1 Bagian-bagian Bar………...34

BAB III Deskripsi Objek Studi 3.1 Deskripsi Project studi……….………37

3.2 Ide Implementasi Konsep pada Obyek Studi……….……….…38

3.3 Studi Image……….……….41

3.4 Analisa Tapak……….……… 41

3.5 Analisa Fungsional……….………… 45

3.5.1 Kebutuhan Ruang……….………... 45

3.6 Programming……….... 46

3.7 Kedekatan Ruang………. 47

3.8 Zoning & Blocking………... 48

4.2.4Konsep Tata Udara……… 56

4.2 Keamanan……….……. 57

4.3 Akses Masuk………..….… 59

(4)

4.4 Suasana Nightclub………..……..…60

BAB V SIMPULAN

5.1 Simpulan & Saran………61

Lampiran

Daftar Gambar……… x Daftar Tabel………xii

(5)

DAFTAR GAMBAR

BAB I

Gambar1.1 Kepadatan Lalu Lintas, sumber (www.image.google.co.id)...4

Gambar 1.2 Gedung Bertingkat, sumber (www.deviantart.com/arsitektur)...4

Gambar 1.3 Kepadatan Kota pada Malam Hari, sumber (www.danheller.com)...5

Gambar 1.4 Lampu Pertokoan, sumber (www.irdofstoc.com)...5

Gambar 1.5 Kota Jakarta pada Malam Hari, sumber (www.dejakarta.com)...6

Gambar 1.6 Kehidupan Jalan, sumber (www.deviantart.com/traffic)...6

Gambar 1.7 Study Image Kesan Alur ………8

Gambar 1.8 Study Image Dinamis……… 8

BAB II Gambar 2.1. Interior pub Drink and Eat, too! di Chicago………..13

Gambar 2.2 Burlesque show milwauke, Wisconsin, 1946………..14

Gambar 2.3 Lokasi Mansion Club………...17

(6)

Gambar 2.10 . Reverberation Time……….28

BAB III Gambar 3.1 Tampak Depan……….………38

Gambar 3.2 Site Plan……….………..38

Gambar 3.3 Contoh Penggunaan Fog Machine………..………39

Gambar 3.4 Bentuk dan Warna yang Kontras serta Dramatis………40

BAB IV Gambar 4.1 Pengaplikasian bentuk Curvy………....………...52

Gambar 4.2 Pengaplikasian bentuk furniture ……….53

(7)

DAFTAR TABEL

Table 2.1 Skema penguraian Nightclub………...………15

Tabel 3.1 Struktur organisasi……….……47

Tabel 3.2 Sirkulasi pengunjung……….………48

Tabel 3.3 sirkulasi karyawan……….…………48

(8)

BABBI

atau dengan kebutuhan yang sama membutuhkan ruang lingkup yang khusus. Di Indonesia

sendiri ada club atau kumpulan seperti club motor, club jazz, atau club renang, semua

membutuhkan space khusus untuk menyalurkan hobi atau kesenangannya.

Di Indonesia sendiri sangat mudah menjual produk-produk lifestyle1 yang berasal

dari luar. Pada zaman sekarang untuk bersosialisasi ada banyak tempat yang sedang maju

pesat seperti: Bar, lounge, cafe, dan yang sudah lama ada ialah nightclub. Dikota-kota

besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali, dll tempat-tempat tersebut sudah tidak tabu

lagi untuk didatangi. Image buruk yang sudah menempel pada Bar atau Nightclub

membuat orang-orang yang mendatangi tempat tersebut menjadi buruk. Tempat prostitusi,

tempat penjualan obat-obatan terlarang, atau tempat orang minum-minuman keras (mabok)

ialah konotasi yang sudah lekat pada nightclub ditilik pada segi psikologinya. Bar atau

Nightclub sekarang menyajikan hal-hal yang berbeda untuk menghapus image yang sudah

ada sejak lama, seperti: menawarkan tempat yang nyaman dan bersih dengan interior yang

menarik dan musik-musik terbaru.

Nightclub, Bar, dan Lounge menjadi alasan tepat untuk untuk didatangi oleh

pengusaha muda pada waktu malam atau sewaktu pulang bekerja. Hal ini dipicu oleh

alasan-alasan seperti kepadatan aktifitas di siang hari untuk bekerja, dan ketika pulang

1

90% dari jumlah keseluruhan, menurut survey Tribe-art Party, British Amerika Tobacco

(9)

bekerja menghindari kemacetan lalu lintas para pengusaha muda mendatangi tempat untuk

makan malam atau untuk santai menikmati minuman dan musik. Alasan kepenatan dalam

bekerja membuat mencari hiburan atau rekreasi menjadi salah satu kebutuhan penting.

Nightclub ialah tempat yang tepat untuk melepas stress atau penat untuk sekedar

mendengarkan musik, minum, dan melakukan kegiatan bersosialisasi. Kegiatan

bersosialisasi dan kebiasaan mendatangi nightclub pada malam hari setelah pulang bekerja

membuat lifestyle pada kota metropolitan ini menjadi berbeda dengan kota lainnya.

Nightclub menjadi tabu untuk dibicarakan atau didatangi oleh kalangan-kalangan

tertentu atau kalangan-kalangan menengah hingga menegah keatas karena mereka harus

mengeluarkan kocek minimal Rp. 100.000( tiket masuk tidak termasuk minuman).

Nightclub menawarkan beberapa alternative kesenangan bagi costumers nya dengan

menyajikan tempat bilyard, karaoke, berdansa, atau hanya makan atau minum wine sambil

mendengar musik. Komunitas ini didominasi oleh para mahasiswa dan pengusaha dengan

tingkat umur 19-40 tahun2

. Pada dasarnya tiap club telah membatasi tingkat umur bagi

siapa saja yang datang, pada umumnya ialah 21 tahun keatas dengan memeriksa KTP(kartu

tanda penduduk) mereka.

Dengan seringnya komunitas ini berkumpul atau sering dibilang Clubber, mereka

sering membicarakan tentang informasi ter up date sekarang ini baik soal pekerjaan

mereka masing-masing atau hanya sekedar informasi teknologi, fashion, dan gossip3 .

Informasi tersebut menjadi tolak ukur mereka dalam berkomunitas diantara mereka atau

pun komunitas lain. “Sesuatu yang ditertawakan setiap generasi jika dianggap ketinggalan

jaman, namun yang baru justru diikuti dengan sungguh-sungguh”( Hendry david Thoreau)

kutipan tersebut menandahan betapa tiap generasi berbeda dan cepat sekali berubah.

2 90% dari jumlah keseluruhan, menurut survey Tribe-art Party, British Amerika Tobacco 3

LIQUID Magazine

(10)

Konsep modern city yang diterapkan dengan membuat fasilitas-fasilitas untuk setiap

pendatang menjadi senang dan puas, bebas dari rasa penat dan berkumpul dengan

komunitasnya sesudah semua aktivitas seharian. Nightclub sekarang ini menawarkan

interior yang menarik dan modern serta menjual semua yang terdapat didalamnya baik

suasana, furniture, elemen astetis,dll.

1.2 BIde/BGagasanBkonsep

Modern CityBSebagaiBTema

Di zaman metropolitan sekarang ini banyak hal yang bisa menjadi inspirasi bagi

semua orang. Membuat peluang bisnis, mencari kerja, mencari kesenangan atau mencari

peluang atau kesenangan lainnya ada beberapa contoh lain dari berapa kota metropolitan

ini begitu banyak menjanjikan kesenangan. Tiada kata kota mati bagi modern city sekarang

seperti: Singapura, Hongkong, Shanghai, dan yang baru mau menuju modern city ialah

Jakarta. Dari sinilah mengapa Modern City dirasa tepat diangkat sebagai tema dalam

desain.

Baik siang atau malam Modern City banyak menjanjikan banyak sensasi yang tak

terbanyangkan, mulai dari gedung-gedung bertingkat, kemacetan, kesibukkan orang

didalamnya, hiburan malam, lampu-lampu malam yang indah.

(11)

Gambar1.1 kepadatan lalu lintas, sumber (www.image.google.co.id)

Gambar 1.2 gedung bertingkat, sumber (www.deviantart.com/arsitektur)

(12)

Gambar 1.3 kepadatan kota pada malam hari, sumber (www.danheller.com)

Dari beberapa hal yang telah dipadarkan, kehidupan pada malam hari yang lebih

banyak membuat inspirasi dan ide-gagasan yang lebih baik. Traffic light, lampu-lampu

kota, dan lampu pertokoan merupakan ciri khas pada modern city. Kehidupan malam

modern city yang menjadi ide dan diangkat sebagai tema dalam desain.

Gambar 1.4 lampu pertokoan, sumber (www.irdofstoc.com)

(13)

Gambar 1.5 kota Jakarta pada malam hari, sumber (www.dejakarta.com)

Gambar 1.6 kehidupan jalan, sumber (www.deviantart.com/traffic)

(14)

Konsep

Dari latar belakang permasalahan yang telah dibahas di atas, diperoleh beberapa

pemikiran dan ide yang berkembang ke arah konsep. Tema Modern city yang merupakan

kesamaan visi dari nightclub itu sendiri maka didapat konsep, dengan konsep “Dynamic

atau dinamis” diharapkan dapat memecahkan permasalahan pada indentifikasi masalah.

Dynamic,

1. vigerous and purposeful: full of energy, enthusiasm, and a sense of purpose

and able both to get thing going and to get thing done.

2. Relating to energy: involving or relating to energy and forces that produce

motion.

3. Music relation to loudness in music: relating to or indicating variations in

the loudness off musical sounds.

Konsep “dynamic” dengan mengangkat kehidupan modern city, diaplikasikan pada

perancangan untuk desain interior kali ini. Seluruh aspek yang mencerminkan Modern

City. diaplikasikan secara modern dalam warna, pola, dan explorasi bentuk. Dynamic yang

dipilih sebagai icon dari Modern City, dirasa mampu memberikan icon untuk desain

nightclub

Penerapan Modern City dalam desain interior merupakan suatu bentuk dari desain

modern. Gaya modern yang muncul sejak abad 20, menggunakan bentuk yang stylist,

namun cenderung minimalis dan geometris, tidak banyak mengunakan penambahan

dekorasi yang rumit dan tidak bersifat fungsional. Konsep dynamic sangat kental pada

gaya ini. Gaya modern dipilih karena mempresentasikan lifestyle clubbers pada umumnya

yang berasal dari urban society yang berkebudayaan modern. Kehidupan Modern City yang

(15)

sangat sarat akan kehidupan yang dynamic karena begitu padatnya aktifitas pada siang hari

tetapi tetap saja germelapan malam tidak begitu saja dilewatkan.

Dalam pengaplikasiannya pada interior, material yang cenderung digunakan adalah

material hasil tekhnologi modern. Material alami sangat jarang digunakan. Selain itu,

penggunaan tekhnologi modern juga mendominasi elemen-elemen penunjang interior,

seperti penggunaan lighting yang dikendalikan secara digital. Dynamic digambarkan

menjadi suatu gambar atau penerapan pada interior seperti:

Gambar 1.7 Study image kesan alur

Gambar 1.8 Study image dinamis

(16)

Manfaat dari laporan ini adalah sebagai acuan bagi penulis dalam proses

pendesainan atau perancangan nightclub. Laporan ini berisi penelitian teori

perancangan dan pengguna dari nightclub, serta menganalisa masalah-masalah

yang terdapat pada nightclub baik dari masalah mendasar hingga masalah interior.

Laporan ini juga diharapkan bermanfaat sebagai acuan memecahkan

masalah-masalah desain yang sudah ada dalam studi kasus yang dipilih oleh

penulis. Baik dalam penentuan konsep, organisasi ruang, denah dan program

fasilitasnya.

1.3 IdentifikasiBMasalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam perancangan Nightclub ini yaitu:

1. Bagaimana meningkatkan citra positif pada nightclub?

2. Bagaimana membuat rancangan yang sesuai ergonomis manusia?

3. Bagaimana merancang pola orientasi, peletakan komponen interior

dalam bangunan sesuai fungsi, kebutuhan ruang, dan pola sirkulasi?

4. Bagaimana menerapkan tema dan konsep pada desain?

1.4 TujuanBPerancangan

Melepas penat dari banyaknya aktifitas merupakan alasan untuk mendatangi

nightclub. Maka nightclub adalah suatu tempat yang mempunyai fasilitas hiburan

malam, komersial dan manajerial. Sebuah nightclub dengan konsep modern city yang

menyediakan fasilitas yang beragam hanya untuk kepuasan pelanggan.

Desain interior yang mendesain nightclub ini harus mengeluarkan ide kreatifitas

daya imajinasi agar dapat mendesain sesuai dengan fungsi dan memberikan kepuasaan

(17)

bagi pendatang yang dinamis atau dynamic melakukan aktifitas berikutnya, ini adalah

yang menjadi tema perancangan.

Tujuan perancangan dimaksudkan untuk:

1. Meningkatkan citra positif pada nightclub.

2. Membuat rancangan yang sesuai ergonomis manusia.

3. Merancang pola orientasi, peletakan komponen interior dalam bangunan

sesuai fungsi, kebutuhan ruang, dan pola sirkulasi.

4. Menerapkan tema dan konsep pada desain.

1.5BBBBSistematikaBPenulisan

Sistematika penulisan makalah ini sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan menjelaskan Latar Belakang Masalah, Ide / Gagasan Konsep,

Identifikasi Masalah, Tujuan Perancangan, dan Sistematika Penulisan.

BAB II Studi Literature mengenai Pengertian Nightclub, Sejarah Nightclub,

Jenis-Jenis Nightclub, dan Tinjauan Teori Perancangan Dan Desain.

BAB III Deskripsi Obyek studi yang meliputi Ide dan Konsep Perancangan pada

Obyek Studi, Studi Image, Fasilitas Komersial, Analisis Tapak, Analisa Kebutuhan Ruang,

Programming, Kedekatan Ruang, Besaran Ruang, serta Zoning dan Blocking.

BAB IV Rancangan yang menjelaskan konsep pembuatan nightclub. Baik konsep

warna, bentuk, atau pun sistem penting yang berada di dalam nightclub.

BAB V Simpulan pada bagian ini penulis merangkum dan memberikan simpulan

dari keseluruhan bab mengenai apa saja yang telah dilakukan penulis selama menjalani

proses perancangan tugas akhir ini.

(18)
(19)

DAFTAR PUSTAKA

• PANERO, Julius & Zelnik, martin, human dimension&interior space, Watson guptill publication, New York: 1980

• NEUFERT, Ernest, Architects data, Granada, UK: 1989

• CANIZAREZ, Ana, CLUB DESIGN, DAAB, Spain: 2004

• DANA, Djefry W, ciri perancangan kota Bandung, PT gramedia pustaka Utama, Jakarta:1990

• www.indoclubbers.com

(20)

BABBV

SIMPULAN

Penyelesaian pada indentifikasi masalah yani telah dijabarkan pada bab 1 merupakan

titik dalam mendesain dan menieluarkan solusi desain dalam menyelesaikan. Untuk meniubah

citra buruk mejadi citra yani lebih baik denian solusi desain saniat tidak mudah. Namun denian

solusi bentuk atau penetaan ruani duduk yani tidak menyudut dan membuat peneranian pada

dindini dan lantai, juia membuat interior yani central menjadi beberapa solusi desain yani

dapat memecahkan masalah citra buruk pada nighiclub.

Gambar 5.1 memusat

Proses peracanian suatu niihtclub saniat berkaitan denian jenis aktifitas dan fasilitas

yani disediakan untuk peniiunanya. Perancanian sebuah klub juia sebaiknya memikirkan

(21)

banyak hal diantaranya: fasilitas rekreasi, fasilitas sosialisasi yani lebih nyaman, serta fasilitas

manaierial yani efektif dan efisien dalam merespon kebutuhan peniiunanya. Yani terpetini

dari perancanian sebuah nighiclub adalah baiaimana sebuah korporat nighiclub dapat

diteranikan dalam suasana interior denian perpaduan elemen-elemen pembentukan interior,

titik, iaris, dan bidani.

Saran

sebuah nighiclub bukan saja sebuah tempat berkumpul, tetapi bersosialisasi, sehiniia

penempatan furniture, pemilihan, serta pertimbanian jarak dibutuhkan dalam perancaniannya

baiaimana sebuah nighiclub dapat menjamin kenyamanan, sehiniia dapat menambah jumlah

konsuman yani datani.

Gambar

Gambar 1.2 gedung bertingkat, sumber (www.deviantart.com/arsitektur)
Gambar 1.3 kepadatan kota pada malam hari,  sumber (www.danheller.com)
Gambar 1.5 kota Jakarta pada malam hari, sumber  (www.dejakarta.com)
Gambar 1.8 Study image dinamis

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian umumnya mencakup dua tahap, yaitu penemuan masalah dan pemecahan masalah. Penemuan masalah dalam penelitian meliputi identifikasi bidang masalah, penentuan

Analisis spasial wilayah potensial PKL menghasilkan peta tingkat wilayah potensial yang tersebar sepanjang Jalan Dr.Radjiman berdasarkan aksesibilitas lokasi dan

Menguraikan bagaimana refleksi atas hasil dari bab II, yang dimulai dengan uraian gereja yang relevan dengan kaum miskin, dan bagaimana yayasan Parpem sebagai

pada mahasiswa FKIP Universitas Lampung angkatan 2014 yang berasal dari. luar Propinsi Lampung dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:

 Membuat daftar lebih dari 10 customer potensial  customer ini harus yang kira – kira akan membeli produk kita.. Dalam list ini

ekstraksi kobal, tembaga dan mangan dengan pengompleks DDC dalam kloroform dengan penopengan EDTA ditunjukkan pada gambar 9.. Hal ini dapat dikatakan bahwa hasil

Perlu diingat bahwa unsur-unsur tubuh sedimen dasar yang ada dalam sistem ini sama dengan unsur-unsur tubuh sedimen yang ada di muara sungai

Salah satu varietas unggul kencur dengan ukuran rimpang besar adalah varietas unggul asal Bogor (Galesia-1) yang mempunyai ciri sangat spesifik dan berbeda dengan klon