• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA AUDITOR Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Auditor (Studi Empiris Pada KAP di Surakarta dan Yogyakarta).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA AUDITOR Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Auditor (Studi Empiris Pada KAP di Surakarta dan Yogyakarta)."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

0

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA

AUDITOR

(Studi Empiris Pada KAP di Surakarta dan Yogyakarta)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh : HENY ARIANTI

B200110138

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

2

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA AUDITOR

( Studi Empiris Pada KAP di Surakarta dan Yogyakarta )

HENY ARIANTI

B 200110138

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Email: henyarianti@gmail.com

ABSTRAKSI

Kinerja auditor merupakan tindakan atau pelaksaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan waktu yang diukur dengan mempertimbangkan kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris mengenai struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, pemahaman good governance, gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan komitmen organisasi yang mempengaruhi kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan menggunakan data primer yang diperoleh dari kuestioner. Polpulasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Yogyakarta. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 44 responden yang diambil menggunakan teknik

purposive sampling. Teknik analisis data digunakan uji regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukan bahwa struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, pemahaman good governance, gaya kepemimpinan, budaya organisasi, dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor dengan

p-value < 0,05. Jadi H1 sampai H7 diterima, hal ini menunjukkan bahwa struktur

audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, pemahaman good governance, gaya kepemimpinan, budaya organisasi, dan komitmen organisasi dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja auditor dalam melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi.

(4)

3 PENDAHULUAN

Pada masa serba maju seperti saat ini, kebutuhan hidup manusia semakin meningkat. Seiring dengan hal tersebut, semakin banyak pula berdiri perusahaan-perusahaan yang bertujuan untuk menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Untuk menjadi suatu perusahaan yang sehat, laporan keuangan harus diaudit oleh akuntan publik yang kompeten, agar nantinya hasil audit tidak menimbulkan dampak buruk bagi perusahaan (Suariana., dkk, 2014).

Kinerja auditor merupakan perwujudan kerja yang dilakukan dalam mencapai hasil kerja yang lebih baik atau lebih menonjol ke arah tercapainya tujuan organisasi. Goldwasser (1993) dalam Hanif (2013) mengemukakan bahwa pencapaian kinerja auditor yang lebih baik harus sesuai dengan standar dan kurun waktu tertentu, yaitu : Pertama, kualitas kerja yaitu mutu menyelesaikan pekerjaan dengan bekerja berdasa pada seluruh kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan yang dimiliki oleh auditor. Kedua, kuantitas kerja, yaitu hasil kerja yang dapat diselesaikan dengan target yang menjadi tanggung jawab pekerjaan auditor serta kemampuan untuk memanfaatkan sarana dan prasarana penunjang pekerjaan. Ketiga, ketepatan waktu, yaitu ketepatan waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan.

Selain faktor di atas, struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan komitmen organisasi juga dapat mempengaruhi kinerja auditor. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Hanna dan Firnanti (2013). Penelitian ini dimotivasi oleh beberapa alasan pertama karena banyak kasus kegagalan audit belakangan ini, yang telah menimbulkan krisis kepercayaan masyarakat mengenai ketidakmampuan profesi akuntan dalam melaksanakan tugasnya secara maksimal misalnya dalam mengaudit laporan keuangan. Dengan melihat uraian diatas, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja auditor. Adapun faktor-faktor dalam penelitian ini yaitu struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, pemahaman good governance, gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan komitmen organisasi.

TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Audit

Menurut Halim (2008) audit adalah suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteriayang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.

B. Struktur Audit

(5)

4

serta kebijakan audit yang komprehensif dan terintegrasi untuk membantu auditor dalam melakukan audit.

C. Konflik Peran

Konflik peran adalah suatu konflik yang timbul karena mekanisme pengendalian birokrasi organisasi tidak sesuai dengan norma, aturan, etika, dan kemandirian profesional (Hanna dan Firnanti, 2013).

D. Ketidakjelasan Peran

Agustina (2009) menyatakan bahwa ketidakjelasan peran mengacu pada kurangnya kejelasan mengenai harapan pekerjaan, metoda untuk memenuhi harapan yang dikenal dan/atau konsekuensi dari kinerja atau peranan tertentu.

E. Pemahaman Good Governance

Menurut Hanna dan Firnanti (2013) pemahaman good governance

merupakan wujud penerimaan akan pentingnya suatu perangkat peraturan atau tata kelola yang baik untuk mengatur hubungan fungsi dan kepentingan

berbagai pihak dalam urusan bisnis maupun pelayanan publik. F. Gaya Kepemimpinan

Menurut Luthans (2002) dalam Trisnaningsih (2007), gaya kepemimpinan (leadership style) merupakan cara pimpinan untuk mempengaruhi orang lain atau bawahannya sedemikian rupa sehingga orang tersebut mau melakukan kehendak pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin tidak disenangi. G. Budaya Organisasi

Budaya organisasi adalah gabungan atau integrasi dari falsafah, ideologi, nilai-nilai, kepercayaan, asumsi, harapan-harapan, sikap dan norma. Selain itu budaya organisasi merupakan nilai-nilai dominan atau kebiasaan dalam suatu organisasi perusahaan yang disebarluaskan dan diacu sebagai filosofi kerja karyawan (Trisnaningsih, 2007).

H. Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi adalah suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut (Sapariyah, 2011).

I. Kinerja Auditor

(6)

5

dalam kurun waktu tertentu, dan ketepatan waktu adalah kesesuaian waktu yang telah direncanakan (Trisnaningsih, 2007).

J. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja auditor yaitu Hanna dan Firnanti (2013) tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Auditor. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independennya adalah struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, pemahaman good governance, gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan komitmen organisasi dengan mengambil sampel Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Konflik Peran, Pemahaman Good Governance, dan Komitmen Organisasi tidak berpengaruh terhadap Kinerja Auditor. Sedangkan, Struktur Audit, Ketidakjelasan Peran, Gaya Kepemimpinan, dan Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja Auditor.

Prajitno (2012) tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Akuntan Publik. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independennya adalah struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, pemahaman good

governance, kompleksitas tugas dan budaya organisasi dengan mengambil

sampel Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja Auditor. Sedangkan, Struktur Audit, Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, Pemahaman Good

Governance, dan Kompleksitas Tugas tidak berpengaruh terhadap Kinerja

Auditor. L. Hipotesis

1. Pengaruh Struktur Audit Terhadap Kinerja Auditor

Menurut Fanani et.al (2008), setiap staf audit harus memiliki pengetahuan tentang struktur audit yang baku karena tanpa pengetahuan tersebut staf audit cenderung mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya. Penggunaan struktur audit dapat membantu seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya menjadi lebih baik, sehingga dapat meningkatkan kinerja auditor.

H1 : Struktur audit berpengaruh terhadap kinerja auditor.

2. Pengaruh Konflik Peran Terhadap Kinerja Auditor

Konflik peran dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja, dan bisa menurunkan motivasi kerja karena mempunyai dampak terhadap perilaku individu seperti timbulnya ketegangan kerja, banyak terjadi perpindahan pekerja, penurunan kepusasan kerja sehingga dapat menurunkan kinerja auditor. (Fanani et al, 2008).

(7)

6

3. Pengaruh Ketidakjelasan Peran Terhadap Kinerja auditor

Menurut Ramadhan (2011) dalam Hanna (2013) seseorang dapat mengalami ketidakjelasan peran apabila mereka merasa tidak ada kejelasan sehubungan dengan ekspektasi pekerjaan. Ketidakjelasan peran muncul karena tidak cukupnya informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas atau pekerjaan yang diberikan dengan cara yang memuaskan, Peterson dan Smith (1995) dalam Hanif (2013).

H3: Ketidakjelasan peran berpengaruh terhadap kinerja auditor.

4. Pengaruh Pemahaman Good Governance

Seorang auditor yang memahami good governance dengan baik maka akan mempengaruhi perilaku profesional akuntan dalam berkarya dengan orientasi pada kinerja yang tinggi untuk mencapai tujuan akhir sebagaimana diharapkan oleh berbagai pihak (Trisnaningsih, 2007).

H4: Pemahaman good governance berpengaruh terhadap kinerja auditor.

5. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Auditor

Gaya kepemimpinan sangat diperlukan pada KAP tempat mereka bekerja karena dapat memberikan nuansa pada kinerja auditor, baik secara formal maupun nonformal (Trisnaningsih 2007). Semakin cakapnya seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahannya, maka bawahannya akan termotivasi dan bersemangat untuk bekerja, sehingga kualitas kerja (kinerja) bawahannya akan semakin baik.

H5 : Gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja auditor.

6. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor

Budaya organisasi yang kuat diperlukan oleh setiap organisasi agar kepuasan kerja dan kinerja karyawan meningkat, sehingga akan meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan.

H6 : Budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor.

7. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Auditor

Komitmen organisasi berkaitan dengan sikap seseorang yang berhubungan dengan organisasi tempat mereka bergabung. Sikap ini berkaitan dengan persepsi tujuan organisasi dan keterlibatannya dalam melaksanakan kerja. Apabila komitmen seseorang tinggi maka kinerjanya akan menjadi lebih baik (Baihaqi, 2010).

H7: Komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor.

METODE PENELITIAN A.Pemilihan Sampel

(8)

7

Akuntan Publik. Sampel yang diambil adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik wilayah Surakarta dan Yogyakarta. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuisioner yang dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner kepada responden.Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling. Adapun kriteria yang harus dipenuhi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)Auditor yang melaksanakan pekerjaan dibidang auditing; (2)Auditor yang memiliki latar belakang pendidikan minimal S1 jurusan akuntans; (3)Auditor yang memiliki pengalaman profesi sebagai auditor minimal 1 tahun.

B. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Kinerja auditor merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seorang auditor dalam pemeriksaan laporan keuangan, dan menjadi suatu pengukuran apakah hasil kerja seorang auditor sudah baik atau buruk.Adapun indikator yang digunakan untuk penelitian ini adalah: 1) Kemampuan, 2) Komitmen Profesi, 3) Motivasi, 4) Kepuasan Kerja.

Struktur audit merupakan suatu konsep aktivitas yang diterapkan dan dilakukan secara rutin oleh auditor dalam melaksanakan tugasnya. Variabel struktur audit dalam penelitian ini diukur menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Bowrin (1998) dalam Fanani et al. (2008) dengan 5 butir pertanyaan.Adapun indikator yang digunakan untuk penelitian ini adalah: 1) validity laporan, 2) prosedural, 3) fasilitas.

Konflik peran merupakan suatu bentuk ketidaknyamanan anggota organisasi dalam melakukan pekerjaannya. Variabel konflik peran diukur dengan menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Rizzo et al. (1970) yang telah direplikasi oleh Fanani et al. (2008) dengan 7 butir pertanyaan.Adapun indikator yang digunakan untuk penelitian ini adalah: 1) Bekerja dengan beberapa orang kelompok atau lebih dalam bekerja.

2) Melakukan berbagai hal yang penting dan diterima oleh pihak-pihak dalam organisasi.

3) Mendukung penugasan secara manajerial dengan seluruh anggota organisasi.

4) Dukungan anggota organisasi yang lain dalam bekerja.

Ketidakjelasan peran adalah tidak adanya kejelasan mengenai harapan-harapan pekerjaan, metoda-metoda dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut, dan ketidaktahuan akan konsekuensi dari kinerja tertentu. Variabel ketidakjelasan peran diukur dengan menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Rizzo et al. (1970) yang telah direplikasi oleh Fanani et al. (2008) dengan 6 butir pertanyaan. Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah:1) Tujuan, 2) Pembagian waktu dan tanggung jawab, 3) Wewenang, 4) Deskripsi jawaban.

(9)

8

Governance oleh Trisnaningsih (2007) dengan 8 butir pertanyaan. Adapun

indikator yang digunakan untuk penelitian ini adalah:1) Prinsip keadilan, 2) Transparansi, 3) Akuntabilitas, 4) Pertanggungjawaban.

Gaya kepemimpinan merupakan cara pemimpin dalam mempengaruhi orang atau bawahannya sedemikian rupa sehingga orang tersebut mau melakukan kehendak pemimpin untuk mencapai tujuan bersama. Variabel gaya kepemimpinan dalam penelitian ini diukur menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Gibson (1996) oleh Trisnaningsih (2007) dengan 5 butir pertanyaan. Adapun indikator yang digunakan untuk penelitian ini adalah:1) Hubungan pimpinan dan bawahan, 2) Komunikasi pimpinan dan bawahan, 3) Keharmonisan di tempat kerja, 4) Kewajiban setiap karyawan.

Budaya organisasi merupakan suatu system nilai atau kebiasaan dalam suatu organisasi yang maknanya dirasakan oleh seluruh orang dalam organisasi tersebut. Variabel budaya organisasi dalam penelitian ini diukur menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Hofstede (1990) oleh Trisnaningsih (2007) dengan 6 butir pertanyaan. Adapun indikator yang digunakan untuk penelitian ini adalah:1) Pengambilan keputusan, 2) Orientasi hasil, 3) Aturan, 4) Merasa memiliki secara bersama-sama.

Komitmen organisasi merupakan suatu kekuatan yang bersifat relative dari individu dalam mengidentifikasi keterlibatan dirinya dalam organisasi. Variabel komitmen organisasi dalam penelitian ini diukur menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Meyer dan Allen (1984) oleh Trisnaningsih (2003) dengan 6 butir pertanyaan. Adapun indikator yang digunakan untuk penelitian ini adalah:1) Sikap dan perilaku seseorang pada suatu organisasi, 2) Keterlibatan seseorang dalam organisasi.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dari 55 kuesioner yang disebar hanya kembali 47 kuesioner dan hanya 44 kuesioner yang dapat diolah sedangkan sisanya tidak lengkap.

Hasil uji istrumen menunjukkan bahwa semua variabel adalah valid, karena nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel dengan taraf signifikansi 0,05 (rhitung > rtabel).Hasil pengujian reabilitas terhadap semua variabel menunjukan bahwa nilai cronbach’s Alpha> 0,60. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.

(10)

9

Variabel thitung ttabel Sig Kesimpulan Struktur Audit 2,711 2,021 0,010 Ha diterima Konflik Peran 2,217 2,021 0,033 Ha diterima Ketidakjelasan Peran 3,623 2,021 0,001 Ha diterima Pemahaman Good Governance -2,239 2,021 0,031 Ha diterima Gaya Kepemimpinan 2,507 2,021 0,017 Ha diterima Budaya Organisasi 2,623 2,021 0,013 Ha diterima Komitmen Organisasi 2,493 2,021 0,017 Ha diterima 1. Pengaruh Struktur Audit Terhadap Kinerja Auditor

Untuk variabel struktur audit diketahui nilai thitung 2,711 > ttabel 2,021 atau dapat

dilihat dari nilai signifikansi 0,010 < α = 0,05 maka Ha diterima dan H1 terdukung secara statistik, sehingga struktur audit berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan struktur, seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya menjadi lebih baik, sehingga dapat meningkatkan kinerja auditor.Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hanna dan Firnanti (2013).

2. Pengaruh Konflik Peran Terhadap Kinerja Auditor

Dari hasil pengujian diperoleh thitung 2,271 > ttabel 2,021 atau dapat dilihat dari

nilai signifikansi 0,033 > α = 0,05. Oleh karena itu, Ha diterima dan H2 terdukung secara statistik, sehingga konflik peran berpengaruh terhadap kinerja auditor.Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hanif (2013).

3. Pengaruh Ketidakjelasan Peran Terhadap Kinerja Auditor

Dari hasil pengujian diperoleh thitung 3,623 > ttabel 2,021 atau dapat dilihat dari

nilai signifikansi 0,001 < α= 0,05. Oleh karena itu, Ha diterima dan H3 terdukung secara statistik, sehingga ketidakjelasan peran berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh hanna dan Firnanti (2013) yang menyatakan bahwa ketidakjelasan peran berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. 4. Pengaruh Pemahaman Good Governance Terhadap Kinerja Auditor

Dari hasil pengujian diperoleh thitung -2,239 < ttabel 2,021 atau dapat dilihat dari

nilai signifikansi 0,031 < α= 0,05. Oleh karena itu, Ha diterima dan H4 terdukung secara statistik, sehingga pemahaman good governance berpengaruh negatif terhadap kinerja auditor. Seorang auditor yang hanya memahami good

governance tetapi dalam pelaksanaannya tidak menerapkan secara benar maka

akan mempengaruhi perilakunya dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga kinerjanya akan menurun. Hasil penelitian ini berhasil mendukung penelitian yang dilakukan oleh Wati et.al (2010) dan Sapariyah (2011) yang menunjukkan pemahaman good governance berpengaruh terhadap kinerja auditor.

5. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Auditor

Dari hasil pengujian diperoleh thitung 2,507 > ttabel 2,021 atau dapat dilihat dari

(11)

10

sangat dekat, komunikasi antara atasan dan bawahan sangat terbuka sehingga dapat meningkatkan kinerja auditor. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hanna dan Firnanti (2013), Wati et.al (2010) dan Trisnaningsih (2007) yang menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja auditor.

6. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor

Dari hasil pengujian diperoleh thitung 2,623 > ttabel 2,021 atau dapat dilihat dari

nilai signifikansi 0,013 < α= 0,05. Oleh karena itu, Ha diterima dan H6 terdukung secara statistik, sehingga budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor. Semakin baik dan tinggi nilai budaya organisasi, semakin tinggi pula kinerja yang dicapai oleh seorang auditor. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hanna dan Firnanti (2013) dan Prajitno (2012). Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Hartidah (2010) yang menyatakan bahwa KAP memerlukan adanya budaya organisasi dalam mencapai tujuan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya.

7. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Auditor

Dari hasil pengujian diperoleh thitung 2,493 > ttabel 2,021 atau dapat dilihat dari

nilai signifikansi 0,017 < α= 0,05. Oleh karena itu, Ha diterima dan H7 terdukung secara statistik, sehingga komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor.Hal ini menunjukkan bahwa auditor yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi dimana dia bekerja maka akan timbul rasa memiliki terhadap organisasi, dia akan merasa senang dalam bekerja dan akan bekerja sebaik mungkin untuk organisasinya tersebut sehingga kinerjanya akan meningkat. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yuskar (2011) dan Trisnaningsih (2007), Sapariyah (20110) dan Wati et.al (2010) yang menunjukkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor

KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, pemahaman good governance, gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah penelitian hanya dilakukan pada KAP yang ada di wilayah Surakarta dan Yogyakarta sehingga hasil penelitian hanya mencerminkan mengenai kondisi auditor di wilayah Surakarta dan Yogyakarta sehingga tidak dapat digeneralisasikan untuk mewakili seluruh auditor seluruh Indonesia, penelitian ini hanya dilakukan pada auditor eksternal, sehingga hasilnya hanya mencerminkan kondisi auditor eksternal, penelitian ini hanya menerapkan metode survei kuesioner, sehingga kesimpulan yang dikemukakan hanya berdasarkan pada data yang terkumpul melalui instrumen secara tertulis. Pengukuran kinerja pada penelitian ini terbatas pada metode evaluasi diri sendiri, sehingga kemungkinan responden yang baru bekerja pada KAP masih belum bisa mengukur kinerjanya sendiri.

(12)

11

sehingga hasilnya dapat memperkuat penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya dan hasilnya dapat digeneralisi.Penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambah faktor internal auditor yang dapat dijadikan variabel independen, seperti diskusi verbal, kemampuan intelektual dan kemampuan emosional.Penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode wawancara dalam mendapatkan data yang valid dan menggambarkan kondisi sesungguhnya.Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan metode gabungan antara evaluasi bawahan terhadap atasan dan evaluasi atasan terhadap bawahannya, agar hasil penelitian yang dilakukan bisa digeneralisasi.

REFERENSI

Agustina, Lidya. 2009. Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, danKelebihan Peran Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor.

Jurnal Akuntansi, Mei, Vol. 1, hlm. 40-69.

Arens, A.A dan J.K. Loebbecke. 1995. Auditing Pendekatan Terpadu, edisi revisi. Penerbit: Salemba Empat, Jakarta. Terjemahan.

Arifah, Nurul. 2012. Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Auditor. Skripsi. Universitas Hasanuddin Makassar.

Arumsari, Adelia Lukyta. 2014. Pengaruh Profesionalisme auditor, Independensi Auditor, Etika Profesi, Budaya Organisasi, Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Auditor ( Studi Pada Kantor Akuntan Publik di Bali).

Tesis. Universitas Udayana, Denpasar.

Azwar, Saifuddin. 2003. Metode Penelitian.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baihaqi, Muhammad Fauzan. 2010. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada PT. Yudhistira Ghalia Indonesia Area Yogyakarta). Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.

Devisia, Selly, dan Yuskar. 2011. Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, Pemahaman Good Governance, Integritas Auditor, Budaya Organisasi, dan Etos Kerja Terhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik Big Four yang Berafiliasi di Indonesia Tahun 2011. Simposium Nasional Akuntansi XVI Aceh 2011. Juli, Hlm. 1-21. Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia. 2012.Daftar Kantor Akuntan Publik:

http:www.iapi.or.id diakses pada tanggal 16 Juli 2014.

(13)

12

Auditor. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Desember, Vol. 5, No. 2, hlm. 139-155.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semrang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, XII. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Halim, Abdul. 2008. Dasar-Dasar Auditing Laporan Keuangan. Yogyakarta:YKPN.

Hanif, Rheny Afriana. 2013.Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, dan Ketidakjelasan Peran Terhadap Kinerja Auditor. Jurnal Ekonomi. September, Vol. 21, No. 3.

Hanna, Elizabeth dan Friska Firnanti. 2013. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Auditor. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Juni, Vol. 15, No. 1, hlm 13-28.

Kumalaningtyas, Cindy. 2013. Pengaruh Independensi, Gaya Kepemimpinan, Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi, Gender, dan Pemahaman Good

Governance Terhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris Pada Kantor

Akuntan Publik di Yogyakarta). Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Lawalata, Josina, Darwis Said dan Mediaty. 2011. Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja auditor ( Studi Empiris Pada kantor Akuntan Publik di Makassar). November, 2011. Makassar.

Marganingsih, Arywarti dan Dwi Martani. 2009. Analisis Variabel Enteseden Perilaku Auditor Internal dan Konsekuensinya Terhadap Kinerja: Studi Empiris pada Auditor di Lingkungan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah-Lembaga Pemerintah Non Departemen. SNA XII Palembang.

Mulyadi. 2002. Auditing, Jakarta: Salemba Empat.

Munandar, Ashar Sunyoto. 2008. Psikologi Industri dan Organisasi. Penerbit: UI Press, Jakarta.

Nimran, Umar. 2004. Perilaku Organisasi, Jakarta: Erlangga.

(14)

13

Pramana, J. 2010. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Guru (Studi Kasus di Yayasan Kanisius Cab. Surakarta). Skripsi, S1, UNS, Tidak Dipublikasikan.

Pratama, Andi, Dandes Rifa dan Arie Frinola Minovia. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Auditor Pada Inspektorat Kabupaten Bungo.

E-Journal. November 2013. Universitas Bung Hatta.

Putra, I Gede Bandar Wira dan Dodik Ariyanto. 2012. Pengaruh Independensi, Profesionalisme, Struktur Audit, dan Role Stress Terhadap Kinerja Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Bali. Universitas Udayana.

Rahayu, Yunita Sri. 2012. Pengaruh Independensi, Gaya Kepemimpinan, Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi, dan Pemahaman Good

Governance Terhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris Pada Kantor

Akuntan Publik di Yogyakarta). Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sapariyah, Rina Ani. 2011. Pengaruh Good Governance dan Independensi Auditor Terhadap Kinerja Auditor dan Komitmen Organisasi (Survey pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta). Jurnal Ekonomi Bisnis dan

Perbankan, Mei, Vol. 19, No. 16.

Siahaan, Victor D. 2010. Pengaruh Profesionalisme Terhadap Komitmen Organisasi Dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Auditor (Studi Pada Kantor Perwakilan BPK-RI Provinsi Aceh. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi. Vol. 3, No.1, Januari 2010, Hal 10-28.

Singarimbun, Masri., dan Efendi, Sofian. 1989. Metodelogi Penelitian Survai.

Jakarta: LP3S.

Sitio, Ristina dan Indah Anisykurlillah. 2014. Pengaruh Pemahaman Good

Governance, Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Struktur Audit

Terhadap Kinerja Auditor ( Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang ). Accounting Analisis Journal. Agustus. ISSN 2252-6765. Suariana, Ketut Dedik dkk. 2014. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Independensi Terhadap Kinerja Auditor Eksternal. Ejournal SI AK

Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 2, No. 1.

Sugiyono. 1998. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfa Beta.

(15)

14

Wati, Elya, Lismawati dan Nila Aprilia. 2010. Pengaruh Independensi, Gaya Kepemimpinan, Komitmen Organisasi, Dan Pemahaman Good

Governance Terhadap Kinerja Auditor Pemerintah (Studi Pada Auditor

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 65 ayat (6) dan Pasal 67 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,

Dalam pemberitaan kasus hambalang Di harian umum pikiran rakyat: Analisis struktur makro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu. (6)

Hukum Perdata serta didukung dengan pendapat Salim HS dapat dideskripsikan bahwa perjanjian usaha jasa laundry yang terjadi di Laundry Central telah memenuhi

uji swelling untuk mengetahui daya serap dari scaffold kolagen-kitosan dengan penambahan gliserol, uji degradasi dilakukan untuk mengetahui berapa lama sampel akan

The purpose of this Memorandum of Understanding (hereinafter referred to as 'Memorandum ) is to establish a framework to strengthen cooperation in the field of

Jadi dari hasil penelitian ini kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa metode pelatihan 16 kecenderungan berfikir dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa

Dengan memiliki kemampuan mengatasi kesulitan yang tinggi maka siswa tidak akan mudah putus asa dan merasa rendah diri saat mengetahui bahwa prestasinya menurun atau tidak

Chudlori dalam Islamisasi di Desa Ngayung Kecamatan Maduran Kabupaten Lamongan ( 1946 – 2016 ). Teori yang dipakai dalam skripsi ini adalah teori kepemimpinan dan teori