• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPRESENTASI ANAS URBANINGRUM DAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO DALAM PEMBERITAAN KASUS HAMBALANG DI HARIAN UMUM PIKIRAN RAKYAT: ANALISIS STRUKTUR MAKRO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "REPRESENTASI ANAS URBANINGRUM DAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO DALAM PEMBERITAAN KASUS HAMBALANG DI HARIAN UMUM PIKIRAN RAKYAT: ANALISIS STRUKTUR MAKRO."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

REPRESENTASI ANAS URBANINGRUM DAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO DALAM PEMBERITAAN KASUS HAMBALANG

DI HARIAN UMUM PIKIRAN RAKYAT: ANALISIS STRUKTUR MAKRO

Tesis

Diajukan Sebagai Syarat untuk Meraih Gelar

Magister Humaniora dalam Studi Linguistik

Oleh:

Imam Jahrudin Priyanto

NIM 1201306

PROGRAM STUDI LINGUISTIK SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

REPRESENTASI ANAS URBANINGRUM DAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO DALAM PEMBERITAAN KASUS HAMBALANG

DI HARIAN UMUM PIKIRAN RAKYAT: ANALISIS STRUKTUR MAKRO

Oleh

Imam Jahrudin Priyanto

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Magister Humaniora di bidang linguistik

© Imam Jahrudin Priyanto 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Iwa Lukmana, M.A., Ph.D. Dadang Sudana, M.A., Ph.D.

196611271993031002 196009191990031000

Mengetahui,

Ketua Program Studi Linguistik

Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia,

Prof. Dr. Syihabuddin, M.Pd.

(4)

Imam Jahrudin Priyanto, 2014

Representasi anas urbaningrum dan Susilo bambang yudhoyono

Dalam pemberitaan kasus hambalang Di harian umum pikiran rakyat: Analisis struktur makro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Daftar Isi

Lembar Pengesahan………....i

Lembar Pernyataan...ii

Abstrak………...iii

Kata Pengantar………...iv

Ucapan Terima Kasih………v

Daftar Isi………...vi

Daftar Lampiran...x

Daftar Tabel...………...xi

Daftar Peraga...xii

BAB I PENDAHULUAN………....1

1.1 Latar Belakang………..1

1.2 Identifikasi Masalah………..7

1.3 Pertanyaan Penelitian……….8

1.4 Tujuan Penelitian………...8

1.5 Manfaat Penelitian………...8

1.6 Sistematika Pelaporan………9

1.7 Definisi Operasional………..9

(5)

Imam Jahrudin Priyanto, 2014

Representasi anas urbaningrum dan Susilo bambang yudhoyono

Dalam pemberitaan kasus hambalang Di harian umum pikiran rakyat: Analisis struktur makro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

2.1 Representasi………..11

2.2 Identitas………16

2.3 Hubungan Antara Komunikasi dan Representasi……….18

vii

2.4 Representasi dan Politik………19

2.5 Analisis Wacana Kritis………...22

2.6 Teori Van Dijk………...26

2.7 Analisis Struktur……….28

2.8 Teori Ideologi……….36

BAB III METODE PENELITIAN……….40

3.1 Tujuan Penelitian………40

3.2 Desain Penelitian………....40

3.3 Pengumpulan Data……….45

3.4 Analisis Data………..46

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN………..50

4.1 Representasi Anas Urbaningrum dan Susilo Bambang Yudhoyono menurut “Pikiran Rakyat”………..50

4.1.1 Gambaran Umum Kasus Korupsi Hambalang………..50

4.1.2 Harian Umum “Pikiran Rakyat”………..53

4.1.3 Representasi Dalam Struktur Makro………57

(6)

Imam Jahrudin Priyanto, 2014

Representasi anas urbaningrum dan Susilo bambang yudhoyono

Dalam pemberitaan kasus hambalang Di harian umum pikiran rakyat: Analisis struktur makro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

4.1.3.2 Representasi Susilo Bambang Yudhoyono……….62

4.2 Ideologi di Balik Pemberitaan Korupsi Hambalang……….65

BAB V SIMPULAN DAN SARAN………..69

5.1 Simpulan……….69

5.2 Saran………...72

Daftar Pustaka……….74

(7)

Imam Jahrudin Priyanto, 2014

Representasi anas urbaningrum dan Susilo bambang yudhoyono

(8)

Imam Jahrudin Priyanto, 2014

Representasi anas urbaningrum dan Susilo bambang yudhoyono

Dalam pemberitaan kasus hambalang Di harian umum pikiran rakyat: Analisis struktur makro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Abstrak

Penelitian ini mengungkap representasi dua tokoh penting dalam kasus korupsi Hambalang di Harian Umum Pikiran Rakyat, yakni Anas Urbaningrum dan Susilo Bambang Yudhoyono. Penelitian ini dilakukan atas empat teks berita utama halaman 1 terpilih yang terbit November 2013 sampai Januari 2014. Hal yang dikaji dalam penelitian ini ialah bagaimana Pikiran Rakyat merepresentasikan kedua tokoh itu dalam pemberitaan kasus korupsi Hambalang. Dari analisis struktur makro yang dilakukan, Pikiran Rakyat lebih sering merepresentasikan Anas Urbaningrum secara negatif daripada Susilo Bambang Yudhoyono. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi media cetak, khususnya Pikiran Rakyat, dalam menulis berita.

Kata kunci: Anas, Yudhoyono, representasi, korupsi, Hambalang

Abstract

Representations of Anas Urbaningrum and Susilo Bambang Yudhoyono

on the Hambalang Graft

Case News at the ”Pikiran Rakyat” Daily Newspaper:

Macrostructure Analysis

(9)

Imam Jahrudin Priyanto, 2014

Representasi anas urbaningrum dan Susilo bambang yudhoyono

Dalam pemberitaan kasus hambalang Di harian umum pikiran rakyat: Analisis struktur makro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Bambang Yudhoyono in Hambalang graft case that published on November 2013 till January 2014. At that time, Hambalang graft case news was on the center of public attentions. Data was analyzed by macrostructure analyses that was a Van Dijk’s thought on critical discourse analyses. Macrostructure analyses show that Pikiran Rakyat was more often to represent Anas Urbaningrum negatively than Susilo Bambang Yudhoyono. Pikiran Rakyat put itself at the public mainstream that hate corruption or graft. By the analyses that has been done, Anas was represented negatively in 58 times or 25,22 percent of the whole texts. On the other hand, positive representations for Anas was in 37 times or 16,09 percent. Ideologically, from verbal behaviour on this study, Pikiran Rakyat showed its partiality to the people. Hopefully, the results of this research would be fruitful for the printed media, including Pikiran Rakyat, in other to be more proportional in news writing or covering.

(10)

Imam Jahrudin Priyanto, 2014

Representasi anas urbaningrum dan Susilo bambang yudhoyono

Dalam pemberitaan kasus hambalang Di harian umum pikiran rakyat: Analisis struktur makro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan hal-hal paling penting sehingga penelitian ini layak dilaksanakan,

yakni latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, sistematika pelaporan, dan definisi operasional.

1.1 Latar Belakang

Kata ”representasi” (Inggris: representation) didahului bentuk (to) represent. Peter Salim

(2001) mengategorikan represent sebagai vt (verb transitive) atau kata kerja berpelengkap

penderita yang berarti ”menampilkan kembali” atau ”menyajikan kembali”. Kata represent

dibentuk oleh dua morfem, re (kembali) dan present (menampilkan). Represent dalam arti

menampilkan kembali merupakan makna kedua selain represent (makna pertama) yang berarti

melambangkan, mengatakan, mewakili, ataupun memerankan. Representasi merupakan kata

benda dari represent, walaupun representation memiliki arti perwakilan, wakil dalam suatu

perwakilan, ataupun protes.

Salah satu hal yang dapat disorot untuk kajian representasi ialah kasus korupsi. Hal itu

terkait dengan pemberitaan media mengenai ucapan pihak-pihak yang terlibat dalam kasus

korupsi tersebut. Ungkapan satu tokoh akan terkait dengan pihak-pihak lainnya, terutama pelaku

korupsi atau orang-orang yang diduga terkait dengan kasus itu.

Setiap media memiliki gaya tersendiri saat menulis berita tentang kasus korupsi atau

orang-orang yang terlibat di dalamnya. Ada yang frontal, ada yang lebih ”santun”. Secara teknis

kebahasaan, setiap media memiliki gaya penyampaian tersendiri. Namun, secara lebih

mendalam, ideologi suatu media akan muncul dalam pemberitaan. Hal itulah yang dibahas dalam

(11)

2

Imam Jahrudin Priyanto, 2014

Representasi anas urbaningrum dan Susilo bambang yudhoyono

Dalam pemberitaan kasus hambalang Di harian umum pikiran rakyat: Analisis struktur makro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Sangat mungkin, banyak kajian serupa untuk kasus korupsi di berbagai negara. Namun,

penelitian ini lebih khas, karena mengungkap kasus korupsi yang dilakukan para pejabat dan

politisi di Indonesia, lengkap dengan karakter kebahasaan pada proses yang terkait dengan kasus

tersebut, baik sebelum masa peradilan maupun sesudahnya. Selain itu, penelitian ini fokus pada

struktur makro sebagai pisau analisis. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang

mengombinasikan superstruktur, struktur makro, dan struktur mikro.

Representasi merujuk pada bagaimana seseorang, satu kelompok, gagasan atau pendapat

tertentu ditampilkan sebagaimana mestinya: apakah diutamakan, dimarginalkan, atau dinetralkan

(Eriyanto, 2001: 113). Penggunaan representasi dapat menggunakan berbagai cara. Salah satunya

ialah teks.

Tindakan utama yang menunjukkan representasi ialah penggunaan bahasa. Fiske (1987:

5-6) menegaskan bahwa representasi dan misrepresentasi merupakan peristiwa kebahasaan.

Fiske mencoba menunjukkan bahwa penggunaan bahasa, misalnya pemilihan diksi, dapat

menimbulkan gambaran tertentu terhadap peristiwa yang diproduksi oleh seorang penulis. Dalam

konteks media cetak, penulis ialah wartawan. Dengan mengacu pada gagasan tersebut,

penggunaan bahasa yang ditampilkan media, termasuk media cetak, merupakan peristiwa

kebahasaan yang dapat dikritik dengan perangkat ilmiah seperti AWK.

Representasi sangat berhubungan dengan pemakaian bahasa dalam menuliskan realitas

yang akan dibaca oleh khalayak (Eriyanto, 2001: 116). Segala unsur teks, mulai dari pilihan kata,

relasi antarkalimat, hingga tampilan foto dan atau referensi gambar yang ditampilkan sebagai

tambahan dan penguatan dari segi visual merupakan bagian dari representasi suatu peristiwa

dalam teks.

Fiske (1987: 5-6) mengemukakan, poin utama dalam representasi suatu teks ialah

bagaimana realitas atau objek tertentu ditampilkan. Saat menggambarkan objek, peristiwa,

gagasan, kelompok, maupun seseorang, sekurangnya ada tiga fase yang dilalui oleh wartawan.

Pada fase pertama, peristiwa ditandakan (encode) sebagai realitas. Pada fase kedua, setelah

wartawan memandang sesuatu sebagai realitas, bagaimana realitas itu digambarkan. Pada fase

(12)

3

Imam Jahrudin Priyanto, 2014

Representasi anas urbaningrum dan Susilo bambang yudhoyono

Dalam pemberitaan kasus hambalang Di harian umum pikiran rakyat: Analisis struktur makro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

ideologis. Fiske berpendapat, saat kita melakukan proses representasi atas suatu entitas, kita

tidak bisa menghindari kemungkinan pengaruh ideologi.

Eriyanto (2003: 114: 132) menjelaskan beberapa jenis representasi secara teknis dalam

penulisan gagasan untuk melaporkan suatu peristiwa.

a. Ekskomunikasi (Excommunication)

Ekskomunikasi merupakan konsep saat seseorang atau suatu kelompok dikeluarkan dari

pembicaraan. Dalam hal ini ada eliminasi seseorang atau suatu kelompok dari dalam

wacana. Karena tidak dianggap sebagai bagian dari pembicaraan, penggambaran

seseorang atau kelompok itu hanya dilakukan tanpa dasar kebutuhan untuk

merepresentasikan suara atau pandangan dari pihak tersebut.

Salah satu strategi utama dalam ekskomunikasi pada pemberitaan dilakukan dengan

penghadiran dan penghilangan (presence and absence) individu atau suatu kelompok dan

berbagai identitasnya. Selain itu, penulis umumnya membuat penggambaran yang simpel

dan senantiasa menggambarkan pihak lain dalam kerangka kepentingan pihak yang

dibelanya.

b. Eksklusi (Exclusion)

Eksklusi ialah konsep ketika seseorang atau suatu kelompok dikucilkan dari

pembicaraan. Mereka dibicarakan atau diajak bicara, tetapi mereka dipandang

lain, dipandang buruk, dan bukan bagian dari penulis atau pembicara. Ada

sikap tertentu yang diwakili oleh wacana untuk menyatakan bahwa pihak

tertentu baik, sedangkan pihak lain buruk.

Foucault (1981: 53-58) menjelaskan, pengucilan suatu kelompok atau gagasan

(13)

4

Imam Jahrudin Priyanto, 2014

Representasi anas urbaningrum dan Susilo bambang yudhoyono

Dalam pemberitaan kasus hambalang Di harian umum pikiran rakyat: Analisis struktur makro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

dan tidak boleh dibicarakan. Cara lain untuk eksklusi dalam suatu wacana

publik juga dapat dilakukan dengan membuat klasifikasi, mana yang baik dan

mana yang buruk, mana yang bisa diterima dan mana yang tidak bisa

diterima.

c. Marginalisasi

Marginalisasi merupakan wujud representasi yang berbeda dengan eksklusi dan

ekskomunikasi. Dalam marginalisasi, penulis membuat penggambaran yang buruk terhadap

suatu pihak atau kelompok tertentu. Namun, dalam konsep ini tidak terjadi pemilahan antara

pihak penulis dan pihak lain yang berseberangan.

Ada beberapa praktik pemakaian bahasa sebagai strategi marginalisasi pada wacana.

Beberapa di antaranya ialah penghalusan makna (eufemisme) untuk menjaga kesopanan dan

norma-norma; pemakaian bahasa yang cenderung kasar (disfemisme) saat realitas sengaja dibuat

atau digambarkan secara kasar; labelisasi (labeling) ketika perangkat bahasa tertentu digunakan

oleh pembuat teks untuk merendahkan lawan-lawannya melalui label-label tertentu; dan stereotip

(stereotype), penyamaan sebuah kata yang menunjukkan sifat-sifat negatif atau positif dengan

orang, kelas, atau tindakan tertentu.

d. Delegitimasi

Delegitimasi berkenaan dengan bagaimana seseorang atau suatu kelompok dianggap tidak

absah, tidak benar, dan tidak mempunyai dasar ketika melakukan suatu tindakan. Praktik

delegitimasi menekankan bahwa hanya kelompoknya sendiri yang benar, sedangkan

kelompok lain tidak benar, tidak layak dan tidak absah.

Sementara Van Dijk (2008: 185) berpendapat, istilah media dalam pendekatan analisis

wacana kritis (AWK) mengacu pada saluran sosial yang biasa digunakan untuk

(14)

5

Imam Jahrudin Priyanto, 2014

Representasi anas urbaningrum dan Susilo bambang yudhoyono

Dalam pemberitaan kasus hambalang Di harian umum pikiran rakyat: Analisis struktur makro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

bentuk jamak dari medium (komunikasi) yang biasa muncul dalam bentuk teks atau percakapan.

Misalnya, kita memahami bahwa dalam kehidupan kita ada banyak media utama dalam bentuk

berbagai saluran, seperti radio (audio), poster bergambar (visual), televisi (audiovisual), koran

dan majalah (media cetak) atau internet (multimedia). Itu merupakan media dalam batas-batas

tertentu.

Wacana dalam media ialah sumber utama dari sikap dan pengetahuan ideologis

masyarakat dewasa ini, baik dari kelas elite maupun biasa (van Dijk, 1997). Pendekatan kritis

pada peran media dalam reproduksi wacana secara analitis dan sistematis menggambarkan

berbagai struktur dan strategi teks atau pembicaraan, dan ini berhubungan dengan konteks sosial

atau politik (van Dijk, 2000). Misalnya, mereka mungkin fokus pada topik secara keseluruhan

atau lebih pada makna lokal (seperti koherensi atau implikasi) dalam analisis semantik.

Bentuk sintaksis kalimat atau organisasi secara keseluruhan laporan berita mungkin juga

diperiksa secara mendetail. Hal yang sama dapat dilakukan untuk variasi gaya; perangkat retoris

seperti metafora atau eufemisme; tindak tutur, seperti janji-janji atau ancaman. Struktur-struktur

teks tertulis dan pembicaraan secara sistematis terkait dengan elemen dari konteks sosial, seperti

pengaturan ruang dan waktu, partisipan, dan berbagai peran sosial dan komunikatif, serta tujuan,

pengetahuan, dan pendapat mereka.

Studi analisis wacana kritis (AWK) sudah dikaji oleh banyak ahli, misalnya van

Leeuwen, Hobday, Li, Richardson, ataupun Wodak. Wodak (2004: 198) menekankan bahwa

karakteristik analisis wacana ialah menjelaskan teks lisan atau tulisan dalam hal pengembangan

teori dalam beberapa tingkatan atau dimensi wacana tertentu.

Sementara Hobday (2006) dalam hubungan wacana politik dan struktur pemerintahan di

media, memberikan contoh penggunaan AWK untuk mengeksplorasi wacana sejarah

multikulturalitas di Kanada. Adapun Li (2007: 1-7) mengeksplorasi makna ideasional di balik

pemberitaan politik lokal di Amerika Serikat.

Karya-karya penting yang menggunakan AWK sebagai alat analisis terhadap media

(15)

6

Imam Jahrudin Priyanto, 2014

Representasi anas urbaningrum dan Susilo bambang yudhoyono

Dalam pemberitaan kasus hambalang Di harian umum pikiran rakyat: Analisis struktur makro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

konsep-konsep umum dalam penyelidikan wacana pada surat kabar, dalam Analysing

Newspaper: An Approach from Critical Discourse Analysis. Gagasan terpenting Richardson

(2007: 2) ialah dengan mendefinisikan bahasa media, khususnya surat kabar, sebagai bahasa

jurnalistik yang khas dan memuat jenis pesan tekstual secara spesifik.

Analisis wacana kritis gaya Van Dijk bisa menyangkut teks (berita) politik, ekonomi,

sosial, budaya, dan sebagainya. Teks politik bisa menyangkut penyelenggaraan negara ataupun

perebutan kekuasaan. Teks ekonomi bisa mengupas harga-harga barang yang terus meningkat,

inflasi, pentingnya ekspor, dan sebagainya. Sementara teks sosial bisa menyangkut dinamika

kehidupan masyarakat dalam zaman yang terus berkembang. Teks budaya bisa menyangkut

pelestarian seni dan kebudayaan yang memiliki nilai tinggi di tengah masyarakat.

Studi ini meneliti pemberitaan kasus korupsi Hambalang di Harian Umum Pikiran

Rakyat, koran terbesar di Jawa Barat, terutama teks berisi tuturan menyangkut Anas

Urbaningrum dan Susilo Bambang Yudhoyono. Kedua tokoh ini, walau berasal dari partai yang

sama, yakni Partai Demokrat, memiliki hubungan yang tidak harmonis. Walaupun pada awalnya

ada upaya untuk menutupi ketidakharmonisan mereka, lama-lama rakyat bisa mengetahui bahwa

hubungan Anas dan Yudhoyono tidak harmonis. Rakyat mempelajari tuturan-tuturan mereka

yang direkam dan disampaikan oleh media massa.

Pada pemberitaan HU Pikiran Rakyat, tuturan Anas Urbaningrum lebih banyak dimuat,

baik tentang Yudhoyono maupun tentang pejabat pemerintah atau pengurus Partai Demokrat

lainnya. Kata-kata Anas dianggap lebih menarik untuk dimuat karena bersifat ofensif dan

provokatif, termasuk di dalamnya berupa sindiran-sindiran. Sementara kutipan-kutipan kata

Yudhoyono lebih “santun” dan nama Yudhoyono lebih sering terdapat dalam isi teks (verbiage).

1.2 Identifikasi Masalah

Van Dijk (1998) menyatakan bahwa sebuah wacana tekstual dimaknai oleh banyak hal.

Namun, yang paling penting adalah konteks yang dituju oleh pembuat atau penyusunnya. Dalam

wacana tulisan, pemberitaan soal kasus Hambalang tentu memiliki konteks yang memuat

(16)

7

Imam Jahrudin Priyanto, 2014

Representasi anas urbaningrum dan Susilo bambang yudhoyono

Dalam pemberitaan kasus hambalang Di harian umum pikiran rakyat: Analisis struktur makro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini akan mengungkap karakteristik bahasa yang digunakan Harian Umum Pikiran

Rakyat dalam mewacanakan pemberitaan Anas Urbaningrum dan Susilo Bambang Yudhoyono

pada kasus korupsi Hambalang dengan segala akibatnya, baik secara politik maupun secara

sosial. Selanjutnya, tujuan penelitian ini akan dirumuskan dalam beberapa pertanyaan penelitian

pada bagian berikut.

1.3Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Harian Umum Pikiran Rakyat merepresentasikan Anas Urbaningrum dan Susilo

Bambang Yudhoyono dalam kasus korupsi Hambalang?

2. Ideologi apa yang ada di balik pemberitaan Anas Urbaningrum dan Susilo Bambang

Yudhoyono dalam kasus Hambalang?

1.4Tujuan Penelitian

Kajian atau penelitian ini bertujuan memaknai wacana pemberitaan Anas Urbaningrum

dan Susilo Bambang Yudhoyono dalam kasus Hambalang di Harian Umum Pikiran Rakyat

menurut tinjauan analisis struktur makro. Secara praktis, tujuan dari penelitian ini ialah

menemukan dan menggambarkan pandangan Harian Umum Pikiran Rakyat atas wacana

tersebut.

Penelitian ini akan mencoba mengungkap pandangan Pikiran Rakyat terhadap sosok

Anas Urbaningrum dan Susilo Bambang Yudhoyono dalam kasus Hambalang. Lebih dari itu,

penelitian ini juga akan mencoba mengungkap cara pandang Pikiran Rakyat saat menempatkan

dominasi pihak tertentu dalam wacana tersebut

1.5. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian dan pertanyaan yang hendak dijawab, penelitian ini

(17)

8

Imam Jahrudin Priyanto, 2014

Representasi anas urbaningrum dan Susilo bambang yudhoyono

Dalam pemberitaan kasus hambalang Di harian umum pikiran rakyat: Analisis struktur makro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

1. Bagi program studi linguistik dan program-program studi lain yang berkaitan dengan

kebahasaan, untuk memperkaya karya-karya atau hasil pengamatan dan penelitian

yang berkaitan dengan kajian analisis wacana kritis.

2. Bagi mahasiswa linguistik, untuk memperkaya sumber-sumber acuan yang berkaitan

dengan analisis wacana kritis.

3. Bagi masyarakat umum, untuk memberikan perspektif dan pengetahuan baru dalam

memandang dan menilai wacana pemberitaan Anas Urbaningrum dan Susilo

Bambang Yudhoyono dalam kasus Hambalang.

4. Bagi masyarakat Kabupaten Bogor, untuk memberikan cara pandang baru dalam

menyikapi wacana ini.

1.6Sistematika Pelaporan

Laporan hasil penelitian ini akan disampaikan dalam lima bab. Bab I berisi latar

belakang masalah, identifikasi masalah, pertanyaan-pertanyaan penelitian, definisi operasional,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika pelaporan. Bab

II akan berisi kerangka teoretis sebagai landasan yang digunakan dalam penelitian ini. Bab

III berisi prosedur kerja, yakni batasan dan kerangka analisis. Bab IV akan berisi laporan atas

penemuan dan pembahasan hasil temuan pada penelitian. Bab V (terakhir) akan

menampilkan interpretasi atas hasil penelitian dalam bentuk simpulan dan saran yang selaras

dengan penelitian ini.

1.7. Definisi Operasional

1. Representasi dalam penelitian ini merujuk pada seseorang, satu kelompok, gagasan,

atau pendapat tertentu yang ditampilkan dalam pemberitaan (Eriyanto, 2001: 113).

2. Ideologi ialah pandangan yang diucapkan atau pembicaraan yang mengemukakan

(18)

9

Imam Jahrudin Priyanto, 2014

Representasi anas urbaningrum dan Susilo bambang yudhoyono

Dalam pemberitaan kasus hambalang Di harian umum pikiran rakyat: Analisis struktur makro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

3. Representasi positif ialah ketika si tokoh diberitakan secara positif oleh Pikiran

Rakyat melalui penggunaan kata (sifat) tertentu sehingga berpotensi menguntungkan

posisi entitas tersebut di mata pembaca.

4. Representasi negatif ialah ketika si tokoh diberitakan secara negatif oleh Pikiran

Rakyat dan hal itu bisa dilihat dari susunan kata dalam berita, terutama kata sifat.

5. Representasi netral ialah ketika si tokoh diberitakan oleh Pikiran Rakyat melalui

kalimat datar sehingga tidak menimbulkan kesan positif ataupun negatif di mata

publik.

6. Analisis wacana kritis (AWK) atau critical discourse analysis (CDA) adalah bidang

kajian yang digunakan untuk menganalisis wacana-wacana kritis, di antaranya politik,

ras, feminisme, gender, kelas sosial, hegemoni, dan lain-lain (Van Dijk, 1998).

Dalam AWK, wacana di sini tidak dipahami semata sebagai studi bahasa.

7. Pemberitaan adalah (1) proses, cara, perbuatan memberitakan (melaporkan,

memaklumkan); (2) perkabaran; maklumat (KBBI IV, 2008: 179).

8. Kasus Hambalang ialah salah satu kasus korupsi terbesar di Indonesia yang

(19)

terus-10

Imam Jahrudin Priyanto, 2014

Representasi anas urbaningrum dan Susilo bambang yudhoyono

Dalam pemberitaan kasus hambalang Di harian umum pikiran rakyat: Analisis struktur makro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

menerus mendapat porsi besar dalam pemberitaan media di Indonesia, baik cetak

maupun elektronik. Kata ”Hambalang” mengacu ke Pusat Pendidikan Pelatihan dan

Sekolah Olah Raga Nasional (P3SON) yang berada di Kabupaten Bogor.

9. Harian Umum Pikiran Rakyat adalah koran terbesar di Jawa Barat yang terbit setiap

hari.

(20)

Imam Jahrudin Priyanto, 2014

Representasi anas urbaningrum dan Susilo bambang yudhoyono

Dalam pemberitaan kasus hambalang Di harian umum pikiran rakyat: Analisis struktur makro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan metode apa yang digunakan dalam penelitian. Secara khusus

dijelaskan metode apa yang digunakan, bagaimana sumber datanya, juga teknik pengumpulan

data, tujuan penelitian, desain penelitian, pengumpulan data, dan analisis data.

3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini ialah memaknai wacana pada pemberitaan kasus korupsi

Hambalang, menyangkut representasi Anas Urbaningrum dan Susilo Bambang Yudhoyono yang

menjadi tokoh kunci dalam pemberitaan kasus tersebut di Harian Umum Pikiran Rakyat,

menurut tinjauan Analisis Wacana Kritis (AWK). Penelitian ini bertujuan mengungkap dan

menggambarkan bagaimana HU Pikiran Rakyat memandang kasus korupsi yang menghebohkan

tersebut. Pandangan HU Pikiran Rakyat dalam kasus korupsi diperinci secara lebih mendetail.

Selain itu, penelitian ini juga berusaha mengungkap ideologi HU Pikiran Rakyat dalam

pemberitaan kasus korupsi Hambalang yang melibatkan tokoh-tokoh terkenal tersebut.

3.2 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif atas teks-teks terpilih yang merupakan

berita halaman 1 HU Pikiran Rakyat tentang kasus korupsi Hambalang. Penelitian ini dianalisis

secara kualitatif karena datanya merupakan teks pemberitaan media. Hal yang dianalisis ialah

makna yang tersaji dalam kalimat dan wacana secara keseluruhan dengan struktur makro sebagai

pisau analisis. Lebih dari itu, berdasarkan analisis itu pula akan diungkap ideologi apa yang

terkandung dalam pemberitaan kasus korupsi Hambalang di HU Pikiran Rakyat.

Menurut Alwasilah (2011), prinsip penelitian kualitatif menekankan bahwa setiap temuan

(21)

34

Imam Jahrudin Priyanto, 2014

Representasi anas urbaningrum dan Susilo bambang yudhoyono

Dalam pemberitaan kasus hambalang Di harian umum pikiran rakyat: Analisis struktur makro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

dinobatkan sebagai teori. Hal seperti itulah yang ditempuh untuk mempertahankan validitas data

dan penyimpulannya.

Guba dan Lincoln (1985: 39-43 dalam Alwasilah: 2011) secara khusus membahas 14

karakter pendekatan kualitatif, yakni:

(1) Latar alamiah: Secara ontologis suatu objek mesti dilihat dalam konteksnya yang

alamiah, dan pemisahan anasir-anasirnya akan mengurangi derajat keutuhan dan makna

kesatuan objek itu, sebab makna objek itu tidak identik dengan jumlah keseluruhan

bagian-bagian itu. Pengamatan juga akan memengaruhi apa yang diamati. Oleh karena

itu, untuk mendapat pemahaman yang maksimal, keseluruhan objek harus diamati. Objek

melekat pada konteksnya dan bermakna karena saling memengaruhi, bukan tunduk pada

dalil sebab-akibat dengan logika linier. Oleh karena itu, suatu fenomena seyogianya

dicermati secara keseluruhan, kontekstual, dan dengan kekuatan penuh.

(2) Manusia sebagai instrumen: Cakupan teritorial penelitian yang luas itu mempertontonkan

interaksi saling memengaruhi dengan tingkatan yang berbeda. Instrumen konvensional

yang a priori dan disiapkan terlebih dulu oleh peneliti atau pesanan tidak akan sanggup

beradaptasi secara fleksibel dengan realitas yang bermacam ragam itu. Hanya manusialah

yang akan sanggup menyesuaikan diri dan berinteraksi secara tuntas dengan fenomena

yang sedang dipelajari.

(3) Pemanfaatan pengetahuan nonproposisional: Peneliti naturalistis melegitimasi

penggunaan intuisi, perasaan, firasat, dan pengetahuan lain yang tak terbahasakan (tacit

knowledge) selain pengetahuan proposisional (propositional knowledge) karena

pengetahuan jenis pertama itu banyak digunakan dalam proses interaksi antara peneliti

dan responden.

(4) Metode-metode kualitatif: Peneliti kualitatif memilih metode-metode kualitatif karena

metode-metode inilah yang memang mudah diadaptasikan dengan realitas yang beragam

(22)

35

Imam Jahrudin Priyanto, 2014

Representasi anas urbaningrum dan Susilo bambang yudhoyono

Dalam pemberitaan kasus hambalang Di harian umum pikiran rakyat: Analisis struktur makro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

(5) Sampel purposif: Pemilihan sampel secara purposif atau teoretis (bukan sampel acak atau

representatif) disebabkan peneliti ingin meningkatkan cakupan dan jarak data yang dicari

demi mendapat realitas yang berbagai-bagai, sehingga segala temuan akan terlandaskan

secara lebih mantap karena prosesnya melibatkan kondisi dan nilai lokal yang semuanya

saling memengaruhi.

(6) Analisis data secara induktif: Metode induktif dipilih ketimbang metode deduktif karena

metode ini lebih memungkinkan peneliti mengidentifikasi realitas yang berbagai-bagai di

lapangan.

(7) Teori dilandaskan pada data di lapangan: Para peneliti naturalistis mencari teori yang

muncul dari data.

(8) Desain penelitian mencuat secara alamiah: Para peneliti memilih desain penelitian

muncul, mencuat, mengalir secara bertahap, bukan dibangun pada awal penelitian.

(9) Hasil penelitian berdasarkan negosiasi: Para peneliti naturalistis ingin melakukan

negosiasi dengan responden untuk memahami makna dan interpretasi mereka ihwal data

yang didapat dari mereka.

(10) Cara pelaporan kasus: Gaya pelaporan ini lebih cocok ketimbang cara pelaporan

saintifik (ilmiah) yang lazim pada penelitian kuantitatif.

(11) Interpretasi idiografik: Data yang terkumpul termasuk kesimpulannya akan diberi

tafsir secara idiografik, yakni secara kasus, khusus, dan kontekstual, tidak secara

nomotetis, yakni berdasarkan hukum-hukum generalisasi. Interpretasi demikian memang

tepat karena interpretasi yang bermakna ialah interpretasi berdasarkan realitas serta

nilai-nilai lokal dan kontekstual.

(12) Aplikasi tentatif: Peneliti naturalistis kurang berminat (ragu-ragu) untuk membuat

klaim-klaim aplikasi besar dari temuannya karena kualitas yang dihadapinya

(23)

36

Imam Jahrudin Priyanto, 2014

Representasi anas urbaningrum dan Susilo bambang yudhoyono

Dalam pemberitaan kasus hambalang Di harian umum pikiran rakyat: Analisis struktur makro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

(13) Batas penelitian ditentukan fokus: Ranah teritorial penelitian kualitatif sangat

ditentukan oleh fokus penelitian yang memang mencuat ke permukaan.

(14) Keterpercayaan dengan kriteria khusus: istilah-istilah seperti internal validity,

external validity, realiability, dan objectivity kedengaran asing bagi para peneliti

naturalistik karena memang bertentangan dengan aksioma-aksioma naturalistik. (Guba

dan Lincoln, 1985: 39-43 dalam Alwasilah, 2011, 59-60).

Menurut Alwasilah (2011), setiap paradigma penelitian memiliki kekuatan dan

kelemahan. Namun, perlu disadari bahwa kedua paradigma itu (kualitatif dan kuantitatif)

berpijak pada asumsi filosofis yang berbeda. Seperti dikutip Alwasilah (2011), Maxwell

(1996) mengajukan lima keistimewaan penelitian kualitatif yang oleh Alwasilah diperinci

menjadi enam, yakni:

(1) Pemahaman makna: ”Makna” di sini merujuk pada kognisi, afeksi, intensi, dan apa

saja yang terpayungi dengan istilah ”perspektif partisipan” (participant’s perspectives).

(2) Pemahaman konteks tertentu: Dalam penelitian kualitatif perilaku responden dilihat

dalam konteks tertentu dan pengaruh konteks terhadap perilaku itu.

(3) Identifikasi fenomena dan pengaruh yang tidak terduga: Bagi peneliti kualitatif setiap

informasi, kejadian, suasana, dan pengaruh baru adalah ”terhormat” dan berpotensi

sebagai data untuk mendukung hipotesis kerja.

(4) Kemunculan teori berbasis data (grounded theory): Teori yang sudah jadi atau

pesanan, atau a priori tidaklah mengesankan bagi kaum naturalis, karena teori-teori

itu akan kewalahan jika disergap oleh informasi, kejadian, perilaku, suasana, dan

pengaruh baru dalam konteks baru.

(5) Pemahaman proses: Para peneliti naturalis berupaya lebih memahami proses

(daripada produk) kejadian atau kegiatan yang diamati. Proses yang membantu

(24)

37

Imam Jahrudin Priyanto, 2014

Representasi anas urbaningrum dan Susilo bambang yudhoyono

Dalam pemberitaan kasus hambalang Di harian umum pikiran rakyat: Analisis struktur makro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

(6) Penjelasan sababiyah (causal explanation): Ada yang mengatakan bahwa penjelasan

sababiyah ini lebih merupakan ciri paradigma kuatitatif dengan logika X

menyebabkan Y. Dalam paradigma kualitatif yang dipertanyakan ialah, sejauh mana

X memainkan peran yang menyebabkan Y. Jadi yang dicari ialah sejauh mana

kejadian-kejadian itu berhubungan satu sama lain dalam kerangka penjelasan

sababiyah lokal. (Alwasilah, 2011).

Menurut Alwasilah (2011), untuk analisis data kualitatif peneliti tidak boleh menunggu

atau membiarkan data menumpuk untuk kemudian menganalisisnya. Bila demikian halnya,

peneliti akan mendapat berbagai kesulitan dalam menangani data. Semakin sedikit data, semakin

mudah penanganannya. Ketika data masih sedikit, peneliti harus segera menggarap data tersebut.

Objek penelitian ini ialah teks pemberitaan kasus korupsi Hambalang pada HU Pikiran

Rakyat, sehingga data akan dianalisis dengan menggunakan kerangka analisis Van Dijk (1998)

sebagai salah satu kerangka analisis wacana kritis (AWK). Penelitian akan fokus menggunakan

analisis struktur makro (macrostructure).

3.3 Pengumpulan Data 3.3.1 Sumber Data

Sumber data untuk penelitian ini ialah empat teks berita utama (headline) halaman 1

terpilih pada Harian Umum Pikiran Rakyat yang berkaitan dengan wacana pemberitaan Anas

Urbaningrum dan Susilo Bambang Yudhoyono dalam kasus korupsi Hambalang pada rentang

terbitan November 2013 sampai dengan Januari 2014. Koran terbitan tanggal-tanggal tersebut

dipilih karena pada saat itulah kasus korupsi Hambalang menyita perhatian masyarakat.

Beritanya terus dimuat di berbagai media, termasuk media cetak.

(25)

38

Imam Jahrudin Priyanto, 2014

Representasi anas urbaningrum dan Susilo bambang yudhoyono

Dalam pemberitaan kasus hambalang Di harian umum pikiran rakyat: Analisis struktur makro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Sumber data ditelusuri untuk memilah teks dengan karakter yang spesifik mengulas Anas

Urbaningrum dan Susilo Bambang Yudhoyono pada pemberitaan kasus korupsi Hambalang

dalam wacana atau pemberitaan Harian Umum Pikiran Rakyat. Teks yang dipilih ialah berita

yang bersifat konfliktual antara Anas Urbaningrum dan Susilo Bambang Yudhoyono. Selain itu,

nama kedua tokoh yang berseberangan secara politik itu disebut secara eksplisit dan dalam

intensitas yang memadai. Teks-teks tersebut kemudian dipisahkan dan digunakan sebagai data

penelitian.

Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah (a) data primer dan (b) data sekunder.

Data primer yang dimaksud ialah teks-teks berita yang digunakan sebagai sampel penelitian,

sedangkan data sekunder ialah penelitian kepustakaan dengan cara mempelajari literatur dan

berbagai sumber bacaan yang mendukung penelitian ini.

Batasan penelitian ini didasarkan pada tujuan penelitian yang telah disebutkan pada Bab

I. Penelitian ini merupakan analisis yang didasarkan pada prinsip-prinsip Analisis Wacana Kritis.

Penelitian berfokus pada representasi pihak-pihak serta ideologi dalam kasus korupsi

Hambalang di HU Pikiran Rakyat.

Penelitian ini menggunakan purposive sampling yang didasarkan pada karakteristik

utama populasi yang memiliki kesamaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah

sampel yang hanya memenuhi kriteria tertentu. Populasi penelitian ini ialah teks dalam

pemberitaan HU Pikiran Rakyat yang berkaitan dengan kasus korupsi Hambalang, terutama

menyangkut Anas Urbaningrum dan Susilo Bambang Yudhoyono.

Untuk mendapat keterwakilan, teks yang digunakan sebagai data berjumlah empat berita

halaman 1 terpilih. Teks-teks tersebut ialah naskah berita yang diterbitkan antara November

2013 sampai dengan Januari 2014. Secara purposive, rentang waktu tersebut dipilih karena pada

rentang itu pemberitaan soal kasus korupsi Hambalang tengah menjadi pusat perhatian

masyarakat luas. Semua teks digunakan dengan pertimbangan bahwa obyek analisis penelitian

ialah HU Pikiran Rakyat secara kelembagaan. Dengan menggunakan semua teks, generalisasi

(26)

39

Imam Jahrudin Priyanto, 2014

Representasi anas urbaningrum dan Susilo bambang yudhoyono

Dalam pemberitaan kasus hambalang Di harian umum pikiran rakyat: Analisis struktur makro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Data tentang judul-judul berita tersebut bisa dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Judul Berita yang Diteliti

No. Judul Berita Tanggal Terbit

1 Anas (Menolak) Ditahan Sabtu, 11 Januari 2014

2 Buktikan Ucapanmu, Anas! Senin, 13 Januari 2014

3 Selidiki Keterlibatan Ibas! Jumat, 15 November 2013

4 Segera Periksa Ibas! Rabu, 15 Januari 2014

3.4 Analisis Data

Karena penelitian ini akan mengkaji pemberitaan dalam Harian Umum Pikiran Rakyat,

data dianalisis dengan menggunakan analisis struktur makro yang dikemukakan oleh Van Dijk

sebagai salah satu kerangka AWK. Analisis struktur makro akan menitikberatkan pada

penentuan topik utama.

Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan kerangka analisis wacana kritis

(AWK) yang dikembangkan Teun Adrianus van Dijk. Dia menggambarkan teks dalam tiga

tingkat: struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro. Dalam penelitian ini, yang dimaksud

struktur makro ialah makna umum teks yang dapat dipahami dengan membaca topik atau tema.

Superstruktur ialah kerangka teks atau bagaimana struktur dan elemen wacana dibangun.

Sementara struktur mikro ialah makna wacana yang dapat diperiksa dengan menganalisis

bagian-bagian pembangun wacana. Penelitian ini hanya difokuskan pada analisis struktur makro

(27)

40

Imam Jahrudin Priyanto, 2014

Representasi anas urbaningrum dan Susilo bambang yudhoyono

Dalam pemberitaan kasus hambalang Di harian umum pikiran rakyat: Analisis struktur makro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Prosedur analisis data menyesuaikan dengan tujuan utama penelitian, yakni bag aimana HU

Pikiran Rakyat menggambarkan para tokoh (pelaku) dan ideologi apa yang mendasari hal

tersebut.

Metode penelitian ini bertumpu pada kerangka kerja analisis wacana kritis (AWK).

Analisis wacana kritis merupakan bagian dari tradisi linguistik kritis yang digambarkan oleh

Fowler (1991) sebagai upaya mengkaji struktur linguistik secara terperinci dalam situasi sosial

dari teks. Oleh karena itu, dapat diketahui pola nilai dan keyakinan yang terefleksikan melalui

bahasa yang digunakan.

AWK menunjukkan bagaimana praktik sosial memengaruhi pilihan elemen-elemen

linguistik dan bagaimana pilihan-pilihan tersebut memberikan pengaruh, baik kepada struktur

maupun kepada struktur sosial. Sebagai metode, AWK mengkaji peran wacana dalam

memproduksi situasi dan konteks pandangan sosial (Van Dijk, 1998).

Karena berupaya mengungkap karakteristik bahasa, penelitian ini akan menggunakan

kerangka analitis Van Dijk (1998) untuk AWK. Analisis struktur makro dan mikro terhadap data

adalah sebagai berikut:

Struktur makro : topikalisasi (tema-rema)

Struktur mikro : semantik degree of detail, evidentiality, dsb.

sintaksis pronomina, susunan kalimat,

dsb.

tata bahasa nominalisasi, dsb.

leksikalisasi pilihan kata, dsb.

Kemudian langkah tersebut diikuti oleh deskripsi atas temuan sebelum akhirnya

dirumuskan dalam suatu simpulan.

Contoh Analisis Berita

1. Pada halaman 1 ”PR” Rabu, 15 Januari 2014 dimuat berita

(28)

41

Imam Jahrudin Priyanto, 2014

Representasi anas urbaningrum dan Susilo bambang yudhoyono

Dalam pemberitaan kasus hambalang Di harian umum pikiran rakyat: Analisis struktur makro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

JAKARTA, (PR).-

Komisi Pemberantasan Korupsi dituding telah melakukan

diskriminasi dalam penanganan kasus korupsi proyek

Hambalang. Salah satu buktinya, KPK tak kunjung memeriksa

Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono

atau Ibas.

- Pada HL halaman 1 ”PR” Senin, 13 Januari 2014 terdapat

berita berjudul ”Buktikan Ucapanmu, Anas!”

- Pada HL halaman 1 ”PR” Sabtu, 11 Januari 2014 terdapat

(29)

Imam Jahrudin Priyanto, 2014

Representasi anas urbaningrum dan Susilo bambang yudhoyono

Dalam pemberitaan kasus hambalang Di harian umum pikiran rakyat: Analisis struktur makro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menjelaskan tahap-tahap akhir dari penelitian ini, yakni simpulan dan saran.

5.1 Simpulan

Penelitian ini mengeksplorasi representasi sebuah kasus dalam pemberitaan media massa.

Secara spesifik, penelitian ini mengkaji dua permasalahan, yakni bagaimana HU Pikiran Rakyat

merepresentasikan Anas Urbaningrum dan Susilo Bambang Yudhoyono dalam kasus korupsi

Hambalang, serta ideologi apa yang ada di balik pemberitaan tersebut.

Ditemukan bahwa Pikiran Rakyat merepresentasikan Anas Urbaningrum lebih negatif

dibandingkan dengan Susilo Bambang Yudhoyono. Koran terbesar di Jawa Barat ini lebih

banyak mengeksplorasi tindak verbal Anas yang banyak mengungkapkan kekecewaannya

terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ”musuh politik”-nya. Saat mengungkapkan kekecewaan-kekecewaan itu, Anas juga menunjukkan sikap-sikap yang tidak akomodatif

terhadap aturan hukum dan etika. Secara hukum, misalnya dia menolak menandatangani surat

penahanan yang sudah ditandatangani Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad.

Itu representasi dari sikap melawan terhadap aturan hukum. Dia merasa tidak bersalah. Dia

menganggap semuanya bagian dari ”skenario” Susilo Bambang Yudhoyono yang tidak ”sreg”

dengan dirinya. Hal itu tecermin dari sikap Anas yang ”berterima kasih” kepada Susilo Bambang

Yudhoyono atas penahanan tersebut. Itu merupakan sindiran atau sinisme kepada Yudhoyono.

Dari segi etika, Anas juga menunjukkan sebutan atau sikap yang tidak simpatik terhadap Susilo

Bambang Yudhoyono yang usianya jauh lebih tua, apalagi Yudhoyono seorang presiden. Anas

sering menyebut ”Sengkuni” yang dipercaya merujuk ke Yudhoyono. Itu sangat pedas karena Sengkuni adalah tokoh dalam dunia pewayangan yang licik dan jahat. Untuk menunjukkan

kebencian atau sindirannya terhadap Yudhoyono, Anas juga menulis status di Blackberry

Messenger, yang juga dikutip oleh Pikiran Rakyat, dengan bunyi: ”Nabok Nyilih Tangan”

(30)

58

Imam Jahrudin Priyanto, 2014

Representasi anas urbaningrum dan Susilo bambang yudhoyono

Dalam pemberitaan kasus hambalang Di harian umum pikiran rakyat: Analisis struktur makro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Yudhoyono yang ”memukul” dirinya dengan menggunakan ”tangan” Komisi Pemberantasan

Korupsi. Saat diminta mundur oleh Susilo Bambang Yudhoyono, Anas memasang status ”Politik

Para Sengkuni” yang sangat tendensius terhadap Yudhoyono.

Kalau dipaparkan dari data yang diperoleh dan dianalisis dari empat teks berita, Anas

Urbaningrum direpresentasikan secara negatif sebanyak 68 kali atau sebesar 25,22 persen. Pada

teks 1, Anas direpresentasikan secara negatif sebanyak 10 kali, pada teks 2 sebanyak 39 kali, dan

pada teks 3 sebanyak 9 kali. Sementara pada teks 3, Anas sama sekali tidak direpresentasikan

secara negatif.

Untuk representasi netral, pada teks 1 Anas mendapat 34 kali. Pada teks 2, Anas 23 kali

direpresentasikan secara negatif, pada teks 3 sebanyak 41 kali, dan pada teks 4 sebanyak 37 kali.

Total, 133 kali atau sebesar 58,69 persen dari keseluruhan teks.

Untuk representasi positif, Anas mendapat angka total 37 kali atau 16,09 persen dari teks

keseluruhan. Angka itu diperoleh dari teks 1 sebanyak 12 kali, teks 2 sebanyak 10 kali, teks 3

sebanyak 2 kali, dan teks 4 sebanyak 13 kali.

Susilo Bambang Yudhoyono sendiri tak satu pun direpresentasikan positif karena berita

bersumber dari lawan-lawan politiknya, dalam hal ini (kubu) Anas Urbaningrum. Sementara

untuk representasi negatif, Yudhoyono mendapat 13 kali atau 6,52 persen dari keseluruhan teks.

Pada teks 1, tak ada representasi negatif untuk Yudhoyono. Representasi negatif untuk

Yudhoyono cukup banyak pada teks 2, yakni 13 kali. Pada teks 3 dan teks 4 masing-masing 1

kali. Untuk representasi netral, pada teks 1 sebanyak 34 kali, pada teks 2 sebanyak 23 kali, pada

teks 3 sebanyak 41 kali, dan pada teks 4 sebanyak 37 kali. Total 135 kali atau 58,69 persen dari

keseluruhan teks. Representasi negatif untuk Susilo Bambang Yudhoyono lebih banyak berasal

dari pernyataan kubu Anas yang dikutip oleh Pikiran Rakyat, baik dalam kutipan langsung

maupun kutipan tidak langsung.

Dari pandangan ideologi, Pikiran Rakyat menunjukkan keberpihakan kepada rakyat yang

sangat muak dengan tindakan para koruptor. Dengan kondisi seperti itu, Pikiran Rakyat berharap

(31)

59

Imam Jahrudin Priyanto, 2014

Representasi anas urbaningrum dan Susilo bambang yudhoyono

Dalam pemberitaan kasus hambalang Di harian umum pikiran rakyat: Analisis struktur makro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

negeri ini. Pemosisian (positioning) seperti ini sudah diambil oleh Pikiran Rakyat. Hal itu sudah

sesuai dengan moto kebanggaan ”Dari Rakyat – Oleh Rakyat –Untuk Rakyat” yang disimpan di

bawah nama ”Pikiran Rakyat”.

Keberpihakan terhadap rakyat dianggap tidak bertolak belakang dengan prinsip ”sineger

tengah” (berada di tengah) karena konteksnya berbeda. Prinsip ”sineger tengah” diterapkan

dalam konteks kontestasi politik. Sementara keberpihakan kepada rakyat dianggap sebagai sikap

yang senada dengan moto Pikiran Rakyat.

Pikiran Rakyat juga menerapkan ideologi konsumerisme (aspek ekonomi) demi

kelangsungan usahanya. Koran terbesar di Jawa Barat ini akan selalu menyajikan berita-berita

dengan format yang disukai masyarakat. Dengan mendapat tempat di masyarakat, Pikiran Rakyat

akan selalu diminati oleh masyarakat luas dan tetap hidup karena koran beroplah besar selalu

menjadi buruan para pemasang iklan, termasuk perusahaan pemasang iklan kelas kakap.

Perusahaan-perusahaan seperti itu berkontribusi besar bagi pemasukan Pikiran Rakyat yang pada

akhirnya bisa menopang keberlanjutan kehidupan perusahaan dan kesejahteraan para

karyawannya.

Untuk mendukung kemajuan perusahaan, Pikiran Rakyat juga menerapkan ideologi

nonkonservatif, atau ideologi modern, yang ditandai adanya inovasi yang tiada henti untuk

memuaskan para pembacanya, dari berbagai kalangan. Bila berideologi konservatif dalam

pemberitaan, koran akan ditinggalkan pembaca. Sikap dan ideologi modern akan selalu menuntut

adanya inovasi. Dalam media cetak (koran), inovasi itu bisa menyangkut isi (konten), jenis

kertas, jenis huruf dalam teks, tata letak, tata warna, tipografi untuk judul, dan cara penyusunan

berita.

Penelitian ini diharapkan berkontribusi bagi khalayak tentang cara penyusunan berita,

(32)

60

Imam Jahrudin Priyanto, 2014

Representasi anas urbaningrum dan Susilo bambang yudhoyono

Dalam pemberitaan kasus hambalang Di harian umum pikiran rakyat: Analisis struktur makro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

5.2 Saran

Berdasarkan pelaksanaan studi ini, diajukan beberapa saran, baik yang bersifat teoretis

(terutama untuk studi lanjutan) maupun yang bersifat implikatif untuk berbagai pihak yang

berkepentingan dalam rangka peningkatan kesadaran atas praktik-praktik berbahasa dalam

masyarakat.

Studi ini dilaksanakan dalam ruang lingkup yang terbatas. Untuk itu, diajukan saran

untuk studi lanjutan. Kajian representasi dalam penelitian ini dibatasi pada aspek struktur makro

(macrostructure). Penelitian selanjutnya dapat mengeksplorasi representasi dengan melibatkan

aspek lainnya, yakni struktur mikro (microstructure). Penelitian ini berfokus pada sebuah

lembaga pemberitaan, yakni HU Pikiran Rakyat. Untuk studi selanjutnya ada baiknya bila

penelitian dilakukan pada beberapa koran sekaligus.

Selanjutnya, diajukan beberapa saran bagi berbagai pihak yang berkepentingan. Pertama,

bagi Pikiran Rakyat agar hasil penelitian bisa bermanfaat untuk penajaman pengungkapan tokoh

dalam pemberitaan melalui penyajian kalimat demi kalimat atau unsur kebahasaan lainnya.

Representasi menyangkut seorang tokoh atau sumber berita secara tepat juga akan

menambah daya tarik suatu berita yang disajikan. Pada gilirannya, dengan hadirnya berita-berita

yang menarik, Pikiran Rakyat akan selalu dicintai dan diminati oleh masyarakat luas.

Sementara bagi para pembaca yang semakin kritis, kiranya hasil penelitian ini bisa

memberi perspektif atau cara pandang baru tentang penyajian berita di media cetak. Dengan

pemahaman yang lebih baik soal representasi tokoh dalam pemberitaan, kiranya para pembaca

(33)

Imam Jahrudin Priyanto, 2014

Representasi anas urbaningrum dan Susilo bambang yudhoyono

Dalam pemberitaan kasus hambalang Di harian umum pikiran rakyat: Analisis struktur makro

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A.C. 2009. Pokoknya Kualitatif: Dasar-Dasar Merancang dan

Melakukan Penelitian Kualitatif (Cet. Ke-5). Jakarta: Pustaka Jaya.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek – Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Duveen, G. And Lloyd, B. 1986. The significance of social identities. British

Journal of Social Psychology, 25, 219-230.

Eriyanto. 2002. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta: LkiS.

Eriyanto. 2003. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKiS.

Fiske, J. 1987. Television Culture. London dan New York: Routledge.

Fiske, J. 1990. Introduction to Communication Studies, Second Edition. London dan New York: Routledge.

Fairclough, N. and Wodak, Ruth.1997. Critical Discourse Analysis. In T.A. van Dijk (ed). Discourse as Social Interaction. London: Sage.

Fairclough, Norman.1989. Language and Power. London: Longman Group UK Limited.

Fairclough, Norman. 2004. Global Capitalism and Awareness of Language. Available : online: http://www.schools.ash.org.au/litweb/norman1.html

[akses 23 Mei 2014]

Guba, Egon G. and Yvona S. Lincoln. 1981. Effective Evaluation: Improving the

Usefulness of Evaluation Results Through Responsive and Naturalistic Approaches. San Francisco: Jossey-Bass Publishers.

Hall, S. 1997. Representation: cultural representations and signifying practices. London: Sage.

Halliday, M.A.K. 1994. An Introduction to Functional Grammar (2nd edition).

London dan New York: Routledge.

Hobday, J. 2006. The Myths That Bind Us: A Critical Discourse Analysis of

(34)

Imam Jahrudin Priyanto, 2014

Representasi anas urbaningrum dan Susilo bambang yudhoyono

Dalam pemberitaan kasus hambalang Di harian umum pikiran rakyat: Analisis struktur makro

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Howarth, C. 2006. A social representation is not a quiet thing: Exploring the critical potential of social representations theory. British Journal of

Social Psychology, 45, 65-86.

Howarth, C. 2011. Representations, identity and resistance in communication. London: LSE Research Online.

Jovchelovitch, S. 2001. Social representations, public life and social construction. London: LSE Research Online.

Kaplan, Robert. 1990. ”Concluding Essay: On Applied Linguistics and

Discourse Analysis,” (ed) In Robert Kaplan, Annual Review of Applied Linguistics, Vol. II.

Kaewtipayanate, B. 2008. Peace Journalism and the Tak Bai Incident: the case of

the Bangkok Post’s and the Nation’s coverage on the Southern conflict in Thailand. Tesis pada Department of Humanities, Orebro University.

Kress, Gunter. 1990. ”Critical Discourse Analysis,” Robert Kaplan, ed.,

Annual Review of Applied Linguistics, II. Available at

http://www.discourse-in-society.org/html [akses 23 Mei 2014]

Li, Y.P. 2007. “The Hidden Power of the Language in Web-news Headlines,” dalam US-China Foreign Language, Mar. 2007, Volume 5, No. 3 (Serial No.42). (1-7)

Lull, J. 1998, Media Komunikasi Kebudayaan, Suatu Pendekatan Global. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Markova, I. 2000 Amedee or How to get rid of it: Social Representations from a dialogical perspective. Culture and Psychology, 6 (94), pp. 419-460.

Moscovici, S. 2000. Social Representations. Cambridge: Polity.

Pavlidou, T,S. 2000. Telephone conversations in Greek and German: Attending to the relationship aspects of communication. In H. Spencer-Oatley (Ed)

Culturally Speaking: Managing rapport through talk across cultures

(pp. 121-140) London: Continuum.

Painter, D. 2008. The voice devoid of any accent: Language, Subjectivity and Social Psychology. Subjectivity, 23, pp. 174-187.

Potter, Jonathan and Ian Litton. 1985. Some problems underlying the theory of

social representations. The British Psychological Society.

(35)

Imam Jahrudin Priyanto, 2014

Representasi anas urbaningrum dan Susilo bambang yudhoyono

Dalam pemberitaan kasus hambalang Di harian umum pikiran rakyat: Analisis struktur makro

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Richardson, J.E. 2007. Analysing Newspaper: an Approach from Critical

Discourse Analysis. New York: Palgrave MacMillan.

Salim, Peter. 2001. Advanced English-Indonesian Dictionary. Jakarta: Modern English Press.

Skegg, B. 1997. Formations of Class and Gender: Becoming Respectable. London: Sage.

Tracy, K. 2002. Everyday Talk: Building and Reflecting Identities. New York: The Guildford Press.

Van Dijk, T.A. 1980. Macrostructures, An Interdisciplinary Study of Global

Structures in Discourse, Interaction, and Cognition. Hillsdale, New

Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers.

Van Dijk, T.A. 1995. Opinion and Ideologies in Editorials. A paper in The 4th

International Symposium of Critical Discourse Analysis, Athens (1995)

available at http://www.discourse-in-society.org/teun.html [akses 23 Mei 2014]

Wodak, R. 2004. “Critical Discourse Analysis”, dalam Searle, C., dkk. Qualitative Research Practice. London: Sage.

Wodak, R. dan Meyer, M. 2009. “Critical Discourse Analysis: History, Agenda, Theory and Methodology,” dalam Wodak, R. dan Meyer, M (eds.). Methods of Critical Discourse Analysis. London, New Delhi, Thousand

Oaks, dan Singapore: Sage Publications.

Zifana, Mahardhika. 2011. Representasi Pihak Pro dan Kontra Pemilihan

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Pemberitaan Harian Umum Media Indonesia. Bandung: Tesis, UPI.

Gambar

Tabel 3.1  Judul Berita yang Diteliti

Referensi

Dokumen terkait

information of wireless APs: their locations, the number of anten- nas, and positions of antennas if they are external antennas; and 3) the target wireless coverage speciied as

variabel yang ada dalam penelitian ini, yaitu gaya berpikir dan coping strategy. sebagai variabel independen dan resiliensi sebagai

Bedhaya, ditilik dari asal mulanya memiliki ciri khas yang berbeda dengan jenis tari yang lain, hal tersebut dikarenakan adanya unsur mistik dalam setiap proses

membentuk kedisiplinan serta kepribadian siswa SMPN 1 Sumbergempol. Tulungagung yang sesuai dengan

Makalah Seminar Technical Cooperation Project for Development of Mathematics and Science for Primary and Secondary Education in Indonesia.. Principles of

[r]

keseimbangan cairan yang normal : tidak adanya ifeksi :tercapainya status anabolic dan berat badan yang normal : membaiknya integritas kulit ; pengurangan rasa nyeri

[r]