UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI SMP SWASTA BRIGJEND KATAMSO T.A.2014/2015
Oleh : Judika Siregar NIM 4103311026
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU NPENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
RIWAYAT HIDUP
Judika Siregar dilahirkan di Lumban Siregar, pada tanggal 16 Januari 1993. Ayah bernama L. Siregar dan Ibu bernama S. siburian, dan merupakan anak kesembilan dari Sembilan bersaudara. Pada tahun 1998, penulis sekolah di SD Negeri 173318 Lumban Barat, dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 3 Lintong Nihuta dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 2 Siborong-borong dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2011, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
iii
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI SMP SWASTA
BRIGJEND KATAMSO T.A.2014/2015
Judika Siregar ( 4113311026 )
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di SMP Swasta Brogjend Katamso Tahun ajaran 2014/2015.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, siklus I terdiri dari dua kali pertemuan dan pada siklus II terdiri dari dua kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII–2 SMP Swasta Brigjend Katamso yang berjumlah 36 orang. Objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VIII-2 SMP Swasta Brigjend Katamso.
Berdasarkan hasil analisis data setelah pemberian tindakan diperoleh pada siklus I terdapat 36 orang siswa atau 69,44% yang mencapai nilai 65 dengan nilai rata-rata adalah 66,66 (rendah). Dari 36 orang siswa diperoleh hasil belajar siswa, yaitu 3 orang siswa atau 8,33% yang memiliki hasil belajar sangat tinggi, 4 orang siswa atau 11,11% yang memiliki hasil belajar tinggi, 18 orang siswa atau 50% yang memiliki hasil belajar sedang, 6 orang siswa atau 16,67% yang memiliki hasil belajar rendah, 5 orang siswa atau 13,89% yang memiliki hasil belajar sangat rendah. Pada siklus II terdapat 31 orang siswa atau 86,11% yang mencapai nilai 65 dengan nilai rata-rata adalah 77,08 (sedang). Dari 36 orang siswa diperoleh hasil belajar siswa, yaitu 7 orang siswa atau 19,44% yang memiliki hasil belajar sangat tinggi, 13 orang siswa atau 36,11% yang memiliki hasil belajar tinggi, 11 orang siswa atau 30,56% yang memiliki hasil belajar sedang dan 5 orang siswa atau 13,89% yang memiliki hasil belajar rendah. Dengan demikian, kelas tersebut telah memenuhi kriteria tingkat kemampuan hasil belajar, yaitu terdapat 85% siswa yang mengikuti tes telah mencapai nilai 65 sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel di SMP Swasta Brigjend Katamso.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkah dan rahmat-Nya sehingga skripsi yang berjudul ”Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) di SMP Swasta Brigjend
Katamso Tahun Ajaran 2014/2015” ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi
ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.
Syafari , M. Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan
bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga disampaikan pada Bapak Dr. KMS. Amin Fauzi, M. Pd, Bapak Budi
Halomoan Siregar, S. Pd, M. Sc dan Ibu Dra. Nurliani Manurung, M. Pd selaku
dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan
penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Ibu Dra. Nerli Khairani, M. Si selaku dosen pembimbing
akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan dan saran-saran dalam
perkuliahan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal
Gultom, M. Pd, selaku rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai
di rektorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M. Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA, Bapak
Dr. Edy Surya, M. Si selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Zul Amry, M. Si
selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M. Si selaku
Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika, dan seluruh staf pegawai Jurusan
Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. H. Amaluddin, MM selaku Kepala
v
guru bidang studi matematika di SMP Swasta Brigjend Katamso yang telah
banyak membantu penulis selama penelitian.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda L.
Siregar, Ibunda S. Siburian dan serta seluruh keluarga yang terus memberikan
doa, kasih sayang, motivasi dan dukungan demi keberhasilan penulis
menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
sahabat-sahabat terbaik Dina S. Pd, Santa S. Pd, Hotriris S. Pd, Patris S. Pd, Maya
S. T, Fresly S. Pd, Desma S. Pd,Yuni S. Pd, Mikha S. Pd, Sari S. Pd, Mustika M.
Pd, Lena S. Pd yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai
menyelesaikan skripsi ini, teman-teman PPLT Lima Puluh beserta semua pihak
yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberi semangat dan
bantuan kepada penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi
maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi
ini dapat bermanfaat dan memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, 20 Mei 2015
Penulis,
Judika Siregar
vi
2.1.3. Model Pembelajaran Kooperatif 13
2.1.3.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif 13
2.1.3.2 Tujuan pembelajaran Kooperatif 16
2.1.3.3. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif 16
2.1.3.4. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif 17
2.1.4. Model Pembelajaran kooperatif Tipe STAD 19
2.1.4.1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 19 2.1.4.2. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 19 2.1.4.3. Keunggulan dan Kelemahan Model Kooperatif Tipe STAD 21
vii
4.2.1. Siklus II 50
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 56
BAB V
5.1. Kesimpulan 59
5.2. Saran 61
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
ix
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1. Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Tes Awal 3
Tabel 2.1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 20
Tabel 3.1. Kriteria Rata-rata Penilaian Observasi 39
Tabel 4.1. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Tes Awal 41
Tabel 4.2. Tingkat Kemampuan Penguasaan Siswa Pada Siklus I 45
Tabel 4.3. Tingkat Ketuntasan Tes Siklus I 46
Tabel 4.4. Tingkat Kemampuan Penguasaan Siswa pada Siklus II 54
Tabel 4.5. Tingkat Ketuntasan Tes Siklus II 55
Tabel 4.6. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Setiap Siklus 58
Tabel 6.1. Skenario Pembelajaran Siklus I Pert 1 66
Tabel 6.2. Skenario Pembelajaran Siklus II Pert 2 77
Tabel 6.3. Skenario Pembelajaran Siklus II Pert 1 86
Tabel 6.4. Skenario Pembelajaran Siklus II Pert 2 94
Tabel.6.5. Teknik Penskoran Tes Awal 124
Tabel 6.6. Teknik Penskoran Tes Hasil Belajar Siklus I 126
Tabel 6.7. Teknik Penskoran Tes Hasil Belajar Siklus II 128
Tabel 6.8. Kisi-kisi Soal Siklus I 130
Tabel 6.9. Lembar Validasi Hasil Belajar Siklus I 131
Tabel 6.10. Kisi-kisi Soal Siklus II 134
Tabel 6.11. Lembar Validasi Hasil Belajar Siklus II 135
Tabel 6.12. Analisis Hasil Evaluasi Tes Awal 142
Tabel 6.13. Analisis Tes Hasil Belajar Siklus I 149
Tabel 6.14. Lembar Observasi siklus I 151
Tabel 6.15. Analisis Tes Hasil Belajar Siklus II 159
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pert 1 63
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pert 2 74
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pert 3 83
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pert 4 92
Lampiran 5. LAS 1 102
Lampiran 6. Kunci Jawaban LAS 1 105
Lampiran 7. LAS 2 107
Lampiran 8. Kunsi Jawaban LAS 2 110
Lampiran 9. LAS 3 112
Lampiran 10. Kunci Jawaban LAS 3 116
Lampiran 11. LAS 4 119
Lampiran 12. Kunci Jawaban LAS 4 122
Lampiran 13. Teknik Penskoran Tes Awal 124
Lampiran 14. Teknik Penskoran Tes Hasil Belajar Siklus I 126
Lampiran 15. Teknik Penskoran Tes Hasil Belajar Siklus II 128
Lampiran 16. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar I 130
Lampiran 17. Lembar Validasi Tes Hasi Belajar I 131
Lampiran 18. Lembar Validasi Tes Hasi Belajar I 132
Lampiran 19. Lembar Validasi Tes Hasi Belajar I 133
Lampiran 20. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar II 134
Lampiran 21. Lembar Validasi Tes Hasi Belajar II 135
Lampiran 22. Lembar Validasi Tes Hasi Belajar II 136
Lampiran 23. Lembar Validasi Tes Hasi Belajar II 137
Lampiran 24. Soal Tes Awal 138
Lampiran 25. Alternatif Jawaban Tes Awal 140
Lampiran 26. Analisis Evaluasi Tes Awal 142
Lampiran 27. Tes Hasil Belajar Siklus I 144
Lampiran 28. Alternatif Jawaban Tes Hasil Belajar I 145
xi
Lampiran 30. Lembar Observasi Siklus I 151
Lampiran 31. Lembar Wawancara Siklus I 154
Lampiran 32. Tes Hasil Belajar Siklus II 155
Lampiran 33. Alternatif Jawaban Tes Hasil Belajar II 156
Lampiran 34. Analisis Evaluasi Tes Hasil Belajar II 159
Lampiran 35. Lembar Observasi Siklus II 161
Lampiran 36. Lembar Wawancara Guru 164
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat. Pendidikan diartikan sebagai proses pembelajaran bagi individu
untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai
objek-objek tertentu dan spesifik. Penelitian tersebut diperoleh secara formal yang
berakibat individu mempunyai pola pikir dan prilaku sesuai dengan pendidikan
yang telah diperolehnya.
Trianto (2011: 1) mengatakan bahwa:
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan dengan antisipasi kepentingan masa depan.
Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber
manusia yang berkualitas dan mampu berkompetisi dalam perkembangan
pengetahuan dan teknologi, sehingga pendidikan harus dilaksanakan dengan
sebaiknya untuk memperoleh hasil maksimal. Pendidikan hendaknya baik secara
kualitas dan kuantitas. Hal tersebut dapat dicapai dengan gunanya pendidikan
yang tepat waktu dan tepat guna untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu
dari pembelajaran tersebut adalah matematika, dimana matematika merupakan
pelajaran yang materinya memiliki karakteristik yang abstrak.
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang sangat penting di dunia
pendidikan. Melalui pelajaran matematika diharapkan siswa semakin mampu
berhitung, menganalisa, berfikir kritis serta menerapkan matematika dalam
2
teknologi modern mempunyai peran dalam berbagai disiplin dan memajukan daya
fikir manusia, merupakan kunci utama dari pengetahuan-pengetahuan lain yang
dipelajari di sekolah. Namun tidak sedikit siswa yang masih berpendapat bahwa
matematika adalah pelajaran yang sulit dan menakutkan. Oleh karena itu
matematika tidak terlepas dari kehidupan nyata dan telah dipelajari oleh anak
mulai dari SD hingga SLTA dan bahkan juga di perguruan tinggi. Hal ini menjadi
salah satu tugas guru dan siswa untuk memperbaikinya. Ada banyak alasan
tentang perlunya siswa belajar matematika.
Menurut Cornelus (dalam Abdurrahman, 2012: 204) mengemukakan, Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan:
(1) sarana berfikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.
Hal yang sama seperti dikemukakan Cockroft (dalam Abdurrahman, 2012: 204) Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena:
(1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yag kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika di
SMP Swasta Brigjend Katamso ada beberapa permasalahan yang dihadapi siswa
pada saat proses belajar-mengajar. Matematika adalah pelajaran yang kurang
diminati, sebagai pelajaran yang menakutkan sehingga siswa kurang semangat
dalam belajar matematika, siswa lebih sulit mengerjakan soal cerita karena siswa
kurang memiliki kemampuan berbahasa dan kemampuan bercerita, kurangnya
penguasaan siswa terhadap konsep matematika, kurang mampu bekerja sama
dalam pembelajaran, dalam mengerjakan soal siswa kurang memahami salah
membuat yang ditanya dan dijawab dan juga salah dalam membuat rumus.
Dengan permasalahan tersebut menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah.
Hasil belajar rendah dapat terlihat dari nilai rata-rata ulangan harian matematika
3
Dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti kepada siswa kelas VIII
SMP Swasta Brigjend Katamso tampak bahwa siswa cenderung menghapal apa
yang diberikan guru. Soal latihan yang diberikan adalah salah satu materi yang
telah dipelajari, yaitu persamaan linear satu variabel. Kesalahan-kesalahan yang
terjadi pada siswa dalam menyelesaikan soal seperti pada table berikut ini.
Tabel 1.1
Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Tes Awal
NO Gambar Keterangan
1. Siswa tidak mampu menemukan
masalah pada soal dan tidak
paham dalam menyelesaikannya.
2. Siswa belum paham dalam
menemukan solusi atau
memecahkan suatu masalah
pada soal yang diberikan.
3. Siswa tidak mengerti arah dan
tujuan dari materi yang
diberikan.
4. Siswa salah konsep dalam
menentukan penyelesaian
masalah.
5. Siswa tidak memahami cara
4
Berdasarkan hasil pengerjaan siswa tersebut, dapat diketahui bahwa siswa
masih belum mampu memahami masalah dan merencanakan penyelesaian
masalah. Siswa cenderung langsung ke tahap penyelesaian masalah tanpa
memahami terlebih dahulu masalah dalam soal tersebut dan bahkan ada siswa
tidak mampu menemukan masalah pada soal dan tidak paham dalam
menyelesaikannya. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa
masih rendah rendah. Dari hasil tes awal pemecahan masalah tersebut yang
diberikan secara klasikal, diperoleh gambaran nilai ketuntasan siswa yaitu dari 36
orang siswa yang mengikuti tes, hanya terdapat 47,22% (17 orang) yang
mendapat nilai tuntas dan 52,78 % (19 orang) yang mendapat nilai tidak tuntas.
Oleh karena itu perlu diupayakan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil
belajar matematika terutama pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel
Rendahnya hasil belajar siswa mencerminkan bahwa siswa memiliki
kesulitan dalam belajar matematika baik dalam pemahaman konsep, penerapan
dan penyelesaian suatu masalah. Faktor belajar matematika siswa yang belum
bermakna dan penggunaan metode mengajar guru yang kurang bervariasi
menyebabkan kurangnya minat siswa untuk belajar matematika. Di dukung
dengan materi yang dianggap sulit, pembelajaran ini sering terjebak pada kondisi
yang membosankan dan tidak memberi peluang siswa untuk belajar dengan
perasaan nyaman.
Soedjono (Ansari, 2009) menyebutkan bahwa :
Kesulitan belajar siswa dapat disebabkan beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal seperti fisiologi, faktor sosial dan faktor pedagogik. Selain itu terdapat pula kesulitan khusus dalam belajar matematika seperti: 1) kesulitan dalam menerapka konsep, 2) kesulitan dalam belajar dan menggunakan prinsip, 3) kesulitan dalam memecahkan masalah soal bentuk verbal.
Dengan melihat hasil kerja siswa tersebut, tampak bahwa cara guru
menyampaikan materi sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Oleh
karena itu, upaya pembaharuan dalam pembelajaran matematika adalah dengan
menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan dan
5
sangat dibutuhkan agar pemahaman dan pemaknaan matematika dapat dengan
mudah diperoleh peserta didik termasuk manfaat matematika dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga peserta didik mampu menerapkan pengetahuan yang dimiliki
dalam kehidupan sehari-hari serta diharapkan hasil belajar peserta didik akan
meningkat dari waktu ke waktu.
Menyadari pentingnya matematika, maka belajar matematika seharusnya
menjadi kebutuhan dan kegiatan yang menyenangkan. Namun pada kenyataannya
belajar matematika sering dianggap sesuatu yang menakutkan dan membosankan,
hal ini terjadi karena selama ini belajar matematika hanya cenderung menghitung
angka yang seolah – olah tidak ada makna dan kaitannya dengan peningkatan
kemampuan berpikir untuk memecahkan berbagai soal. Padahal dengan belajar
matematika kita dilatih untuk senantiasa berpikir logis dan kritis dalam
memecahkan permasalahan, serta dapat melatih kejujuran, ketekunan, dan
keuletan
Pada saat pembelajaran siswa kurang bekerjasama hal ini disebabkan oleh
guru yang tidak mengikutsertakan siswa atau tidak melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran, menjadikan pembelajaran tersebut monoton dan akan sulit
dimengerti dan dipahami oleh siswa. Maka, harus ada solusi untuk mengaktifkan
atau mengikutsertakan siswa dalam setiap pembelajaran dengan cara membuat
diskusi, dimana dengan hal tersebut siswa mampu bekerja sama dengan
teman-temannya dan bisa lebih cepat mencari solusi dan memahami pelajaran.
Banyak juga siswa yang tidak tertarik pada suatu pelajaran. Terutama
pelajaran matematika sangat jarang diminati oleh siswa. Dengan membenci atau
tidak tertarik sama sekali terhadap suatu mata pelajaran, akan mempengaruhi hasil
belajar siswa. Maka, akan lebih efektif jika pengajar menjadikan belajar itu lebih
menarik dan melibatkan siswa untuk melakukan sesuatu yang berhubungan
dengan suatu materi yang akan dibahas dalam pembelajaran. Terkhusus
matematika yang sering di benci atau diabaikan siswa karena menganggap
matematika itu sulit dan hanya menghafal rumus saja agar suatu masalah dapat
6
Salah satu alternatif yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa mempelajari matematika dengan baik yaitu dengan mengubah suasana
pembelajaran yang menarik. Peranan guru sangat penting dalam memberikan
dorongan untuk melakukan aktivitas tertentu agar tercapai tujuan yang
diharapkan. Guru harus menciptakan dan menerapkan strategi yang dapat
mengaktifkan siswa belajar dan mampu memberi semangat bagi siswa dengan
memilih model yang tepat dalam KBM. Dengan menggunakan model
pembelajaran yang tepat akan memperoleh hasil yang optimal. Salah satu
solusinya adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Model
pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bekerja kelompok dalam memecahkan suatu masalah secara bersama-sama.
Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan adalah
model pembelajaran tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan
merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi guru yang baru
menggunakan pendekatan kooperatif pembelajaran tipe ini merupakan salah satu
tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok kecil
dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali
dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan
kelompok kuis, dan penghargaan kelompok.
Ibrahim, dkk (dalam Trianto, 2011: 59) menyatakan bahwa tujuan
pembelajaran kooperatif mencakup tiga jenis tujuan penting, yaitu: “ hasil belajar
akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan
sosial”. Guru menyajikan pelajaran dan kemudian siswa bekerja dalam tim
mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran
tersebut. Kemudian seluruh siswa diberi tes tentang materi tersebut, pada saat tes
ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu. Seperti model pembelajaran
lainnya, Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) ini juga
membutuhkan persiapan yang matang sebelum kegiatan pembelajaran
7
Penerapan model Student Teams Achievement Division (STAD) dalam
pembelajaran matematika, khususnya pada pelajaran persamaan linear dua
variabel akan melibatkan siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran yang
berlangsung, dimana akan meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami
materi yang diberikan akan lebih mudah paham terhadap materi tersebut dan
kompetensi pembelajaran akan tercapai.
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian di sekolah SMP Swasta Brigjend Katamso dengan
judul : ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)” di
SMP Swasta Brigjend Katamso T.A. 2014/2015.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Hasil belajar matematika masih rendah
2. Kurangnya ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran matematika di SMP
Swasta Brigjend Katamso
3. Banyak siswa yang menganggap bahwa matematika sebagai mata
pelajaran yang sulit
4. Banyak siswa yang menganggap bahwa suasana pada saat belajar
matematika kurang menyenangkan
5. Kurangnya kerjasama siswa pada saat pelajaran matematika
6. Model-model pembelajaran yang jarang digunakan dalam proses
pembelajaran terutama dalam mata pelajaran matematika di SMP Swasta
Brigjend Katamso
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan atas luasnya ruang lingkup masalah yang ditemukan serta
keterbatasan peneliti, maka masalah yang telah disebutkan dalam identifikasi
8
lebih efektif, jelas dan terarah. Adapun yang akan menjadi batasan masalah dalam
pelaksanaan penelitian ini adalah pembelajaran pada materi sistem persamaan
linear dua variabel pada siswa kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso, dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada tahun ajaran
2014/2015.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division
(STAD)?
2. Apa kesulitan yang dihadapi siswa dalam mempelajari materi sistem
persamaan linear dua variabel dan bagaimana solusinya?
3. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada materi sistem persamaan linear dua
variabel pada siswa kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso setelah
menggunakan model pembelajran kooperatif tipe Students Teams
Achievment Division (STAD)?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui cara meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division
(STAD)
2. Mengetahui kesulitan apa saja yang dihadapi siswa dalam mempelajari
materi sistem persamaan linear dua variabel dan solusinya
3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem persamaan
linear dua variabel pada siswa kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso
setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
9
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dilakukan dalam penelitian adalah:
1. Sebagai bahan informasi hasil belajar siswa di kelas VIII SMP Swasta
Brigjend Katamso yang diberi perlakuan dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD)
2. Sebagai bahan informasi alternatif model pembelajaran dalam
meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pelajaran matematika
3. Sebagai penambah pengalaman bagi penulis sebagai calon guru untuk
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian tindakan kelas pada bab IV dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Meningkatkan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model
kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) pada siklus
dengan langkah pertama peneliti membuat RPP dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif STAD (Student Teams Achievement Division)
kemudian menyiapkan LAS, lembar observasi guru, tes hasil belajar pertama,
dan lembar wawancara kepada guru, dan pada siklus pertama diadakan
sebanyak dua kali pertemuan, dimana pada saat pertemuan pertama guru
memberikan materi tentang PLDV, SPLDV dan penyelesaian SPLDV dengan
metode grafik, setelah peneliti menjelaskan materi peneliti membentuk
kelompok, dimana terdapat 7 kelompok dan setiap kelompok terdapat 4-5
orang kemudian peneliti membagikan LAS, setelah siswa selesai
menyelesaikan LAS peneliti menyuruh salah satu dari kelompok untuk
menjelaskan hasil kelompoknya dimana kelompok yang maju belum bisa
mempertanggungjawabkan hasil kelompoknya,
Hal yang sama juga dilakukan pada pertemuan kedua dimana guru
menjelaskan materi menyelesaian SPLDV dengan metode eliminasi dan
substitusi, dan pada pertemuan ketiga peneliti memberikan tes hasil belajar I
siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa dimana persentase ketuntasan hasil
belajar siswa klasikal belajarnya 69,44% dengan nilai rata-rata 66,66 (kategori
sedang) , Dan pada siklus II dengan langkah yang sama pada siklus I dimana
perbedaannya terletak dari perlakuan peneliti dalam mangatur waktu,
pemberian motivasi kepada siswa, materi lain yang dijelaskan peneliti dan juga
kelompok yang terdiri dari 8 kelompok dan diperoleh tes hasil belajar siswa
60
86,11% (tuntas) dengan nilai rata-rata 77,03 (kategori sedang). Peningkatan
hasil belajar siswa secara klasikal dari siklus I ke siklus II adalah 16,67%.
2. Kesulitan yang yang dihadapi siswa dalam mempelajari materi sistem
persamaan linear dua variabel yaitu kurangnya penguasaan konsep tentang
materi dan solusinya peneliti menjelaskan ulang tentang materi tersebut
dengan mengaplikasikan pada kehidupan sehari-hari
3. Hasil belajar siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel di
kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso setelah menggunakan model
pembelajran kooperatif tipe Students Teams Achievment Division mengalami
peningkatan hal itu terlihat dari indikator pada sistem persamaan linear dua
variabel yang dijelaskan pada setiap siklus, dimana pada sikulus pertama
indikatornya adalah menyebutkan pengertian PLDV dan SPLDV dalam
berbagai bentuk variabel, menentukan himpunan penyelesaian SPLDV dengan
metode grafik, menentukan himpunan penyelesaian SPLDV dengan eliminasi,
menentukan himpunan penyelesaian SPLDV dengan substitusi. Dimana
peneliti memperoleh data bahwa siswa masih sudah bisa membedakan PLDV
dengan SPLDV, tetapi dalam indikator menentukan himpunan penyelesaian
dengan metode grafik siswa masih kurang tahu dalam menggambar tabelnya,
sedangkan pada pada indikator menentukan himpunan peneyelesaian dengan
metode eliminasi dan substitusi siswa masih kurang memahami cara
menyelesaiakan soal hal itu terlihat dari penyelesaian soal dimana siswa
bingung penggunaan langkah-langkah metode tersebut.
Pada siklus II indikataor pada materi system persamaan linear dua variabel
yaitu: menentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan linear dua
variabel dengan metode gabungan eliminasi-substitusi, metode lain, membuat
model matematika dan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaaan
linear dua variabel, menyelesaikan model matematika dan masalah yang
berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel, dimana peneliti
memperoleh data yaitu tes hasil belajar siswa II dimana siswa sudah benar
menyelesaiakan soal sesuai indikator sistem persamaan linear dua variabel,
langkah-61
langkah setiap metode. maka dari tes yang diberikan peneliti terlihat bahwa
hasil belajar siswa mengalami peningkatan dimana tes hasil belajar I persentase
ketuntasan hasil belajar siswa klasikal 69,44% dengan nilai rata-rata 66,66
(kategori sedang) sedangkan pada tes hasil belajar II persentase ketuntasan
hasil belajar siswa klasikal menjadi 86,11% (tuntas) dengan nilai rata-rata
77,03 (kategori sedang). Peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal dari
siklus I ke siklus II adalah 16,67%.
5.2. Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan peneliti berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD, dan menjelaskan materi sesuai dengan konsep dan langsung
memberikan contoh pada kehidupan sehari-hari
2. Kepada peneliti yang ingin melaksanakan penelitian dengan objek yang sama
supaya memperhatikan kelemahan-kelemahan pada penelitian ini, sehingga
diharapkan penelitian selanjutnya akan lebih baik.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian di sekolah pada materi
yang berbeda diharapkan dapat dijadikan bahwa perbandingan untuk
62
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, 2012. Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi, 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Ansari, Bansu I, 2009, Komunikasi Matematik – Konsep dan Aplikasi. Banda
Aceh: Yayasan Pena
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, 2012. Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Dan Standar Operasional (SOP) Kepebimbingan Skripsi Program Studi Pendidikan. Medan: FMIPA UNIMED
Hamdani, 2011. Strategi Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia
Hamruni, 2011. Strategi Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Istarani, 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada
Mudjiono, dan Dimyati, 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana, Nana, 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Rosdakarya
Suprijono, Agus, 2012. Cooperative Learning Teori & Aplikasi
Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Slameto, 2010. Belajar & Faktor - Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Slavin, Robert E, 2009. Cooperative Learning (Teori, Riset dan
Praktik). Bandung: Nusa Media.
Trianto, 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikuum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana
Zaelani, dkk, 2010. Pelajaran Matematika Bilingual Untuk kelas VIII SMP/MTS,