iv ABSTRAK
Media informasi dan telekomunikasi telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Perkembangan teknologi dan komunikasi pada akhirnya turut mendorong terjadinya perkembangan akan perangkat lunak
(software). Software atau perangkat lunak diatur perlindungannya dalam
Undang-Undang Hak Cipta maupun Undang-Undang-Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Hal yang menarik adalah ketika dalam kasus pelanggaran akan software tidak turut disertakannya ketentuan dalam UU ITE, melainkan hanya ketentuan dalam Undang-Undang Hak Cipta saja yang digunakan sebagai dasar dakwaan Jaksa Penuntut Umum. Seperti yang terjadi pada kasus Fadhli Juned seorang pemilik warnet di Makassar. Pengadilan Negeri Makassar melalui putusannya dengan Nomor : 757/Pid.B/2014 menjatuhkan pidana berupa 6 (enam) bulan dan denda Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) berdasarkan ketentuan Pasal 72 ayat (3) Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Putusan ini dirasa kurang tepat, oleh karena hal tersebut, peneliti bermaksud meneliti lebih lanjut terkait penerapan dalam ketentuan Undang-Undang ITE maupun ketepatan penjatuhan pidana dalam Putusan Pengadilan Makassar No: 757/Pid.B/2014.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif, dengan spesifikasi penelitian deskriptif analitis. Data-data yang diperoleh didasarkan kepada kepustakaan dan data dari putusan pengadilan.