• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Elly Rakhilawati, 2014

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN ……….…....... i

LEMBAR PERNYATAAN ……….. ii

LEMBAR MOTTO ………... iii

LEMBAR PERSEMBAHAN ………....... iv

ABSTRAK ………... v

ABSTRACT ………... vi

KATA PENGANTAR ………... vii

UCAPAN TERIMA KASIH ………. viii

DAFTAR ISI………..... x

DAFTAR TABEL ………. xii

DAFTAR LAMPIRAN………... xiii

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

A. Latar Belakang Masalah ………..………... 1

B. Rumusan Masalah ……….. 4

C. Tujuan Penelitian ………... 5

D. Manfaat Penelitian ………..……… 5

E. Asumsi Penelitian ………..……... E. Metodologi Penelitian ………..…….. 6 6 BAB II KONSEP BIMBINGAN BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI PESERTA DIDIK ………... 7 A. Konsep Dasar Motivasi Berprestasi………..... 7

B. Konsep Bimbingan Belajar …………..………... 15

C. Penelitian Terdahulu yang Relevan ………..………... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..………. 34

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ..……….. 34

B. Desain Penelitian ..……….. 34

C. Tahapan Pelaksanaan Penelitian ..……… D. Penentuan Populasi dan Sampel ..………... 35 36 E. Definisi Operasional Penelitian ..………... 36

F. Pengembangan Alat Pengumpul data ..……… G. Pengembangan Kisi-Kisi Instrumen ……….. 38 39 G. Uji Coba Instrumen Penelitian ..……….. 40

(2)

Elly Rakhilawati, 2014

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN..………....………

46

A. Hasil Penelitian ………..………..……… 46

B. Pembahasan………..……… 51

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ………... 74

A. Kesimpulan ………..……….. 74

B. Rekomendasi ………..………... 75

DAFTAR PUSTAKA ……… 76

(3)

Elly Rakhilawati, 2014

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya yang dilandasi oleh kesadaran dalam rangka membantu, membina, mengarahkan, dan membimbing pribadi-pribadi manusia untuk mempersiapkan generasi penerus yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan dan kelestarian bangsa dan agama. Dalam istilah Bandura, “A major goal of formal education should be to equip students with the intellectual tools, self-beliefs, and self-regulatory capabilities to

educate themselves throughout their lifetime” (1993, p. 136). Hal ini sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 bab II pasal 3:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu, pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

(4)

Elly Rakhilawati, 2014

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Salah satu faktor yang memengaruhi prestasi belajar siswa adalah motivasi. Pentingnya motivasi dalam belajar adalah agar siswa mampu mempertahankan dan meningkatkan prestasi belajarnya. Motivasi pada dasarnya berpangkal pada suatu kebutuhan. Kebutuhan aktualisasi diri merupakan salah satu aspek yang penting dalam teori motivasi. Maslow (Asrori: 2005) melukiskan kebutuhan ini sebagai “hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya”.

Pada proses belajar dan pembelajaran, dengan sendirinya keberhasilan yang dilatarbelakangi oleh motif berprestasi akan lebih baik, dalam arti lebih lestari pada diri individu daripada yang diperoleh karena ketakutan akan kegagalan. Motivasi yang muncul dalam diri individu tidak selamanya mampu dikendalikan individu sebagai dorongan untuk melakukan kegiatan yang positif, terutama pada masa remaja yang merupakan masa transisi individu dalam kehidupannya.

(5)

Elly Rakhilawati, 2014

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Keberadaan program bimbingan belajar di sekolah, yang tersusun secara sistematis dan terencana serta diorientasikan kepada kebutuhan pencapaian nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-tugas perkembangan siswa dengan memperhatikan kondisi sekolah, akan merupakan pedoman yang jelas bagi pembimbing dan guru dalam melaksanakan layanan bimbingan belajar. Dengan demikian, keberadaan program bimbingan seperti itu sangat dibutuhkan di sekolah untuk peningkatan kualitas layanan bimbingan belajar perkembangan dalam memfasilitasi peserta didik (siswa) untuk berperilaku belajar ke arah yang lebih baik.

Tujuan bimbingan belajar terkait dengan aspek akademik. Menurut Yusuf dan Nurihsan (2005: 15) tujuan bimbingan belajar adalah sebagai berikut: (1) memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan; (2) memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat; (3) memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca buku, menggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan ujian; (4) memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas; (5) memiliki kesiapan mental dan kemampuan menghadapi ujian.

(6)

Elly Rakhilawati, 2014

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

banyak layanan yang semestinya disampaikan kepada siswa tidak dapat terlaksana, dan yang lebih sering diberikan oleh guru pembimbing adalah layanan bimbingan pribadi dan sosial.

Sementara itu, hasil studi pendahuluan terhadap para siswa mengenai kondisi motivasi siswa di SMP Negeri 13 Kota Bandung menunjukkan kecenderungan masih rendahnya motivasi belajar mereka. Kondisi tersebut terbukti dengan adanya fenomena-fenomena berikut ini: terdapat beberapa siswa yang tidak semangat belajar di kelas; tidak memiliki waktu belajar yang teratur; sulit berkonsentrasi; sering tidak mengerjakan tugas atau PR; tidak mau atau tidak berani menjawab pertanyaan guru; dan sering tidak masuk sekolah. Salah satu faktor penyebab munculnya gejala-gejala ini diduga kurangnya hasrat dan keinginan siswa untuk berhasil dalam belajar, kurangnya dorongan dan kebutuhan belajar, serta kurangnya ketertarikan siswa selama proses belajar berlangsung. Padahal, secara umum, proses pembejaran di SMP Negeri 13 Kota Bandung sudah lebih maju dibandingkan sekolah lain dengan dilaksanakannya program bilingual untuk menuju program RSBI dan SBI, yakni pembelajaran dengan menggunakan dua bahasa untuk mata pelajaran MIPA telah menggunakan bahasa Inggris.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan yang telah dipaparkan, dipandang penting untuk mengadakan penelitian tentang program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa, khususnya di kelas bilingual. Penelitian ini bernilai penting, setidaknya karena dua alasan. Pertama, kelas bilingual merupakan kelas yang terdapat di rintisan sekolah bertaraf internasional dan sekolah bertaraf internasional sehingga sangat menarik untuk mengetahui motivasi berprestasi para siswanya. Kedua, penelitian ini dapat menghasilkan program bimbingan yang efektif untuk diterapkan di sekolah-sekolah.

(7)

Elly Rakhilawati, 2014

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Beranjak dari kebutuhan program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa SMP seperti telah yang diutarakan, penelitian ini difokuskan untuk menjawab “Bagaimana efektivitas program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa Kelas IX bilingual SMP Negeri 13 Kota Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?”

Atas dasar hal tersebut, pertanyaan penelitian dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah gambaran motivasi berprestasi siswa Kelas IX bilingual di SMP

Negeri 13 Kota Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?

2. Bagaimanakah rumusan program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa Kelas IX bilingual di SMP Negeri 13 Kota Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?

3. Bagaimana efektivitas program bimbingan belajar dalam meningkatkan motivasi berprestasi siswa Kelas IX bilingual di SMP Negeri 13 Kota Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian adalah untuk merumuskan program bimbingan belajar yang dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa di SMP Negeri 13 Kota Bandung. Adapun tujuan khususnya adalah sebagai berikut.

1. Memperoleh gambaran empirik mengenai motivasi berprestasi siswa SMP Negeri 13 Kota Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Merumuskan program bimbingan belajar yang dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa kelas IX bilingual SMP Negeri 13 Kota Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

3. Memperoleh gambaran efektivitas program bimbingan belajar dalam meningkatkan motivasi berprestasi siswa kelas IX di SMP Negeri 13 Kota Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

(8)

Elly Rakhilawati, 2014

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini setidaknya memiliki dua manfaat, yakni dalam ranah teoretis dan ranah praktis.

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan bahan kajian untuk kemajuan dunia pendidikan, khususnya bidang keilmuan bimbingan dan konseling. Penelitian ini pun diharapkan dapat bermanfaat dalam rangka pengembangan program bimbingan belajar yang dapat dipergunakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP).

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak berikut.

a. Bagi guru bimbingan dan konseling atau konselor, hasil perumusan program

bimbingan belajar diharapkan dapat menambah wawasan atau pengetahuan dalam mengembangkan program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa.

b. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan

penelitian selanjutnya.

E. Asumsi Penelitian

Penelitian berdasarkan pada asumsi-asumsi dasar sebagai berikut:

a. Motivasi berprestasi adalah daya dorong yang terdapat dalam diri seseorang sehingga orang tersebut berusaha untuk melakukan sesuatu tindakan/kegiatan dengan baik dan berhasil dengan predikat unggul (excellent).

b. Bimbingan belajar dipahami sebagai sebuah layanan bimbingan yang memungkinkan siswa mengembangkan diri dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik serta materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajar atau dapat mengatasi kesulitan belajar.

(9)

Elly Rakhilawati, 2014

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain kuasi-eksperimen. Lokasi penelitian di SMP Negeri 13 Kota Bandung. Populasi penelitian adalah siswa Kelas IX Bilingual SMP Negeri 13 Kota Bandung yang terdiri dari tiga kelas.

(10)

Elly Rakhilawati, 2014

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan analisis data hasil penelitian secara pasti dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik. Adapun metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Metode ini dipilih untuk mengetahui hubungan sebab akibat di antara variabel. Menurut Lodico, et. al. (2006: 178) penelitian eksperimen, yang muncul dari kerangka kerja realisme ilmiah, digunakan oleh banyak peneliti sebagai jenis penelitian yang dapat menghasilkan hubungan kausalitas. Pemilihan metode eksperimen dalam penelitian ini dapat mengungkap hubungan antara program bimbingan belajar dan motivasi berprestasi siswa.

Lebih lanjut tentang metode eksperimen, Cohen (2007: 272) menjelaskan bahwa bentuk esensi dalam penelitian eksperimen adalah bahwa peneliti secara hati-hati mengontrol dan memanipulasi kondisi yang menentukan peristiwa di dalam penelitian. Robson (Cohen, 2007: 272) menambahkan bahwa dalam penelitian eksperimen, peneliti relatif dapat tetap terpisah dari partisipan sehingga membawa objektivitas terhadap penelitian. Dalam penelitian ini, berperan sebagai observer atau pengamat dalam aktivitas bimbingan belajar yang diberikan.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain kuasi-eksperimen. Menurut Cohen, penelitian kuasi eksperimen dapat muncul dalam beberapa bentuk, yakni:

1. Desain pra-eksperimen: desain satu kelompok tes awal dan tes akhir, desain satu kelompok pascates saja, desain tidak setara pascates saja. 2. Desain tes awal dan tes akhir kelompok tidak setara.

(11)

Elly Rakhilawati, 2014

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Bersandar pada desain kuasi-eksperimen yang dikemukakan tersebut, penelitian ini termasuk ke dalam penelitian pra-eksperimen dengan satu kelompok tes awal dan tes akhir. Desain pra-eksperimen dipilih karena desain ini merupakan metode eksperimen yang tidak ada kelompok pengontrol ataupun pembanding.

Desain satu kelompok tes awal dan tes akhir memungkinkan dilakukan tes awal sebelum diberikan bimbingan belajar (berupa program bimbingan belajar) dan melakukan tes akhir setelah bimbingan belajar diberikan. Sebelum diberikan bimbingan belajar, motivasi berprestasi siswa Kelas IX Bilingual SMPN 13 Kota Bandung diungkap dengan menggunakan instrumen non-tes berupa angket. Angket ini merupakan pra-tes. Setelah bimbingan belajar diberikan, angket yang sama kemudian digunakan kembali untuk mengukur tingkat motivasi berprestasi siswa setelah diberikan bimbingan belajar. Ini yang disebut dengan pasca-tes. Adanya perbedaan di antara skor pra-tes dan pasca-tes diasumsikan merupakan pengaruh dari bimbingan belajar (Arikunto, 2006: 85).

C. Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Tahapan pelaksanaan penelitian dapat dilihat dari bagan berikut.

Identifikasi Masalah Studi Pustaka Penyusunan Instrumen Penyusunan Program Bimbingan Belajar Pra-tes kepada populasi Sampel Penelitian Penerapan (treatment) Rancangan Program kepada sampel

Penilaian ke pakar Uji keterbacaan ke siswa

Pascates terhadap sampel

Membandingkan hasil Tes awal dan tes akhir

Kesimpulan Penelitian

Uji validitas dan reliabilitas

(12)

Elly Rakhilawati, 2014

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Bagan 3.1

Alur Penelitian

D. Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok data yang memiliki karakter sama dan hasil penelitiannya dapat digeneralisasi (Lodico, et.al, 2006: 13). Dalam konteks penelitian ini, populasi adalah siswa Kelas IX Bilingual SMPN 13 Kota Bandung yang terdiri dari tiga kelas dengan jumlah keseluruhan siswa adalah 100 orang. Namun, pada saat pra-tes diberikan, satu orang siswa tidak hadir sehingga keseluruhan populasi berjumlah 99 orang. Selanjutnya, dalam penentuan sampel, Lodico menggunakan prosedur seleksi acak untuk memilih populasi yang memiliki kesempatan setara dalam penelitian. Partisipan yang secara acak terpilih membentuk sampel (Lodico, et.all, 2006: 13). Secara spesifik, subjek penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling (sampel purposif), yakni teknik yang digunakan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampel (Arikunto, 2009: 97).

Mengacu pada penjelasan tersebut, penentuan sampel purposif didasarkan pada hasil pra-tes yang diperoleh siswa. Dari 99 orang siswa, 40 orang di antaranya dikategorikan memiliki motivasi berprestasi yang rendah dan sedang. Ke-40 siswa inilah yang kemudian diberikan bimbingan belajar sesuai dengan program yang telah disiapkan. Setelah diberikan program bimbingan belajar, ke-40 siswa ini pula yang dikenakan pasca tes (post-test) berupa angket yang sama dengan angket pra-tes (pre-test) untuk mengukur ada tidaknya perbedaan antara pra-tes dan pasca-tes.

E. Definisi Operasional Penelitian

(13)

Elly Rakhilawati, 2014

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Robbins dan Judge (2007) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian, dari keseluruhan pengertian yang dikemukakan tersebut, dalam konteks penelitian ini, motivasi adalah proses dalam diri individu yang mendorong individu tersebut sehingga lebih bersemangat, lebih memiliki arah, dan lebih gigih dalam mencapai suatu tujuan.

Adapun tentang motivasi berprestasi, Santrock (2003) berpendapat bahwa motivasi berprestasi adalah keinginan untuk menyelesaikan sesuatu demi tercapainya suatu standar kesuksesan atau melakukan usaha dengan tujuan untuk mendapatkan suatu kesuksesan. Lebih lanjut, menurut Hawadi (2001), motivasi berprestasi adalah daya penggerak dalam diri untuk mencapai prestasi sesuai dengan yang ditetapkan oleh individu itu sendiri. McClelland (Walgito, 2010) berpendapat bahwa motivasi berprestasi merupakan dorongan untuk mengungguli orang lain dan mendapatkan prestasi sehubungan dengan seperangkat standar yang ada untuk mencapai suatu kesuksesan. Dalam konteks penelitian ini, motivasi berprestasi dipahami sebagai usaha dalam diri siswa yang mendorong individu tersebut untuk mengungguli siswa lain dan mendapatkan prestasi belajar di kelas yang ditandai dengan kemampuan pemilihan tugas, kebutuhan akan umpan balik dan ketangguhan dalam mengerjakan tugas, pengambilan tanggung jawab dan penambahan usaha-usaha tertentu, serta prestasi yang diraih, sebagaimana dijelaskan sebagai berikut:

(14)

Elly Rakhilawati, 2014

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

lebih banyak tugas serta tertarik dalam memilih tugas dalam persaingan di mana mereka berkesempatan untuk bersaing dengan temannya karena situasi persaingan terdapat kemungkinan untuk melebihi temannya.

2. Kebutuhan akan umpan balik dan ketangguhan dalam mengerjakan tugas: dapat menerima dan menginginkan umpan balik yang bersifat korektif, memperhatikan umpan balik yang konkrit, dan umpan balik ini selanjutnya akan dipergunakan untuk memperbaiki prestasi belajar siswa, berusaha mengatasi kesulitan yang ditemui dalam mengerjakan tugas di kelas, gigih dalam mengerjakan tugas-tugas yang sulit, dan gigih untuk bekerja dengan baik, untuk mendapatkan prestasi yang lebih unggul dari teman-temannya. 3. Pengambilan tanggung jawab dan penambahan usaha-usaha tertentu:

mempunyai kecenderungan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dikerjakannya sesuai dengan batas waktu yang diberikan dan bertanggung jawab terhadap permasalahan yang mereka hadapi serta berusaha keras untuk mencapai keberhasilannya dalam mencapai prestasi yang baik di kelasnya. 4. Prestasi yang diraih: memiliki standar nilai yang tinggi diatas rata-rata nilai

ketuntasan minimum yang ditentukan dan menetapkan standar kemampuan yang lebih tinggi begitu standar yang terdahulu dapat dilampaui.

F. Pengembangan Alat Pengumpul Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara membuat instrumen non-tes dengan menggunakan angket (kuesioner) untuk mengungkap tingkat motivasi berprestasi siswa. Angket disebar kepada siswa yang menjadi populasi penelitian, yakni sebanyak 99 orang siswa kelas IX Bilingual di SMPN 13 Kota Bandung. Angket sendiri menggunakan bentuk forced-choice dengan alternatif respons pernyataan subjek berskala dua, yakni jawaban “Ya” dan “Tidak”. Instrumen yang

dikembangkan oleh peneliti mengacu pada teori Steinberg (1993). Jawaban “Ya”

(15)

Elly Rakhilawati, 2014

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

diberi nilai 1 (satu), sedangkan jawaban “Tidak” merupakan kondisi sebaliknya

(16)

Elly Rakhilawati, 2014

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu G. Pengembangan Kisi-Kisi Instrumen

[image:16.595.107.534.235.728.2]

Kisi-kisi instrumen motivasi berprestasi siswa dikembangkan dari definisi operasional penelitian, yang di dalamnya terkandung aspek, indikator, dan kemudian dijabarkan menjadi item.

Tabel 1

Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Berprestasi Siswa

No. Aspek Indikator Item

Pernyataan

Jumlah Item 1. Pemilihan

Tugas

a. Mempunyai kecenderungan untuk berorientasi pada tugas

1, 2, 3, 4 4 b. Memilih tugas yang memiliki

kesulitan sedang daripada tugas yang memiliki tingkat kesulitan tingkat kesulitan tinggi atau rendah

5, 6, 7 3

c. Mempunyai tujuan yang realistis (sesuai) dengan derajat kesukaran yang sedang karena

dimungkinkan untuk berhasil

8, 9, 10, 11 3

d. Senang dengan tugas-tugas menantang yang dapat

diselesaikan dengan usaha dan ketekunan

12, 13, 14, 15

4

e. Mencoba untuk mengerjakan dan menyelesaikan lebih banyak tugas

16, 17 3

f. Memilih tugas yang memberikan kesempatan untuk bersaing sehingga memungkinkan untuk melebihi orang lain

18, 19, 20 3

2. Kebutuhan akan umpan balik

a. Menerima dan mengingkan umpan balik yang bersifat korektif

21, 22, 23, 24

4

b.Memperhatikan umpan balik konkret

25, 26 2

c. Mempergunakan umpan balik untuk memperbaiki prestasi

27, 28, 29 3

3. Ketangguhan dalam

mengerjakan

a. Berusaha mengatasi rintangan untuk mendapatkan yang diinginkan

(17)

Elly Rakhilawati, 2014

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu H. Uji Coba Instrumen Penelitian

Sebelum disebar kepada sampel, instrumen terlebih dahulu diuji coba, yang meliputi uji validitas rasional, uji keterbacaan, dan uji validitas empirik.

1. Uji Validitas Rasional

Instrumen yang telah disusun kemudian ditimbang oleh tiga orang ahli. Penimbangan instrumen dilakukan untuk mengukur kesesuaian butir-butir pernyataan, baik dari segi konstruk, isi, maupun redaksional. Pertimbangan hasil kuesioner diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yakni Memadai (M) yang berarti butir instrumen bisa langsung digunakan, Kurang Memadai (KM) yang berarti butir instrumen harus direvisi terlebih dahulu sebelum digunakan, dan Tidak Memadai (TM) yang berarti butir instrumen tidak bisa digunakan atau harus dibuang. Hasil pertimbangan yang diberikan oleh ahli menjadi landasan peneliti dalam menyempurnakan instrumen yang telah disusun.

tugas b. Gigih dalam mengejar waktu yang sudah ditetapkan untuk mengerjakan tugas-tugas yang sulit

33, 34, 35, 36

4

c. Gigih untuk bekerja dengan baik 37, 38, 39 3 4. Pengambilan

tanggung jawab

a. Memiliki kecenderungan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dikerjakannya

40, 41, 42 3

b. Bertanggung jawab terhadap persoalan yang dihadapi

43, 44, 45, 46

4

5 Penambahan usaha-usaha tertentu

Cenderung untuk memperbesar usahanya agar berhasil

47, 48, 49 3

6. Prestasi yang diraih

a. Memiliki standar nilai yang tinggi

50, 51, 52, 53

4 b. Menetapkan standar kemampuan

yang lebih tinggi begitu standar terdahulu

54, 55, 56, 57

(18)

Elly Rakhilawati, 2014

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Pada tahap pra-penelitian, butir pernyataan yang disusun terdiri dari 60 butir untuk dinilai oleh kelompok panel penilai. Dari 60 jumlah butir pernyataan yang disusun, 3 di antaranya dinilai kurang memadai sehingga dibuang. Dengan demikian, total butir pernyataan yang siap untuk diuji coba adalah sebanyak 57 butir pernyataan.

2. Uji Keterbacaan

Sebelum instrumen pengungkap motivasi berprestasi siswa diuji validitas dan reliabilitasnya secara empirik, terlebih dahulu dilakukan uji keterbacaan kepada subjek uji coba. Subjek uji keterbacaan terdiri atas lima orang siswa kelas IX SMPN 13 Bandung dengan tujuan untuk mengukur sejauh mana siswa memahami butir-butir pernyataan yang terdapat dalam penelitian. Hasil yang diperoleh dari uji keterbacaan adalah siswa tidak mengalami kesulitan untuk memahami semua butir pernyataan. Dengan demikian, jumlah butir pernyataan yang siap untuk diuji validitas dan reliabilitasnya adalah tetap sejumlah 57 butir pernyataan.

3. Uji Validitas Empirik

1) Uji Validitas Butir

Menurut Arikunto, validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto, 2006: 118). Untuk menguji validitas butir, instrumen yang sudah diuji keterbacaan kemudian disebarkan kepada 32 orang siswa di kelas IX SMPN 13 Bandung yang bukan kelas bilingual.

Uji validitas butir instrumen penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program aplikasi Ms Excel 2007. Pertama kali dihitung korelasi Pearson Product

(19)

Elly Rakhilawati, 2014

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu dengan keterangan:

rhitung : koeefisien korelasi ∑ X : jumlah skor item

∑ Y : jumlah total skor seluruh item N : jumlah responden.

Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai t hitung menggunakan rumus:

dengan keterangan:

t : nilai thitung yang dicari r : koefisien korelasi hasil rhitung n : jumlah responden

[image:19.595.107.520.595.711.2]

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai t tabel adalah 1,70. Kaidah keputusan: jika thitung > ttabel maka butir soal dinyatakan valid atau sahih, sedangkan jika thitung < ttabel maka butir soal dinyatakan tidak valid atau tidak sahih. Kesimpulan dari uji validitas butir dapat dilihat dalam tabel 2 di bawah ini. Sedangkan, hasil perhitungan uji validitas butir terlampir dalam lampiran 1.

Tabel 2

Hasil Uji Validitas

Kesimpulan Butir Pernyataan Jumlah

Valid 4, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 17, 24, 25, 32, 33, 36, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 56, dan 57

32

Tidak Valid 1, 2, 3, 5, 6, 7, 11, 15, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 34, 35, 37, 45, dan 55

(20)

Elly Rakhilawati, 2014

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan tabel tersebut, terdapat dua puluh lima butir pernyataan yang tidak valid sehingga harus dibuang. Dengan demikian, total butir pernyataan yang siap untuk dijadikan bahan penskoran (pre-test) adalah sejumlah 32 butir soal.

2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen merupakan petunjuk sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan instrumen tersebut dapat dipercaya. Suatu uji reliabilitas instrumen ditunjukkan sebagai derajat keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh oleh subjek penelitian dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang berbeda. Menurut Arikunto, (2009: 86), reliabilitas terkait dengan pemotretan berkali-kali. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data sesuai dengan kenyataan (Arikunto, 2009: 86).

[image:20.595.107.517.466.554.2]

Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 3

Interpretasi Reliabilitas

Koofisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81 < r < 1,00 Sangat Tinggi

0,61 < r < 0,80 Tinggi

0,41 < r < 0,60 Cukup

0,21 < r < 0,40 Rendah

0,00 < r < 0,20 Sangat Rendah

Hasil penghitungan menggunakan metode split half menunjukkan bahwa:

Genap Ganjil

18 1

(21)

Elly Rakhilawati, 2014

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Dengan demikian, harga reliabilitas yang diperoleh adalah 0.609 sehingga, bersandar pada tabel interpretasi reliabilitas yang diberikan di atas, kriteria reliabilitas instrumen penlitian ini termasuk dalam kategori “cukup”.

I. Pengolahan dan Analisis Data 1. Penentuan Konversi Skor

Penentuan konversi skor sebagai standardisasi dalam menafsirkan skor ditujukan untuk mengetahui makna skor yang dicapai oleh individu dalam pendistribusian respons yang diberikannya terhadap instrumen. Konversi skor disusun berdasarkan skor total instrumen dengan siswa sejumlah 97 orang.

Berdasarkan data yang diperoleh dari responden, diketahui bahwa skor maksimal (X maks) adalah 31 dan skor minimal (X min) adalah 6. Rentang skor ideal responden adalah 31-6= 25. Langkah selanjutnya adalah menentukan interval skor. Menurut Furqon, rumus untuk menentukan interval adalah:

Kelompok yang dimaksud dalam rumus tersebut adalah kategori konversi skor, yakni Tinggi, Sedang, dan Rendah. Dengan demikian, pengelompokan skor berdasarkan hasil perhitungan di atas adalah

Interval skor Kategori

25-31 Tinggi

16-25 Sedang

6-15 Rendah

(22)

Elly Rakhilawati, 2014

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 2. Uji Komparatif

(23)

Elly Rakhilawati, 2014

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Sebagian besar siswa kelas IX Bilingual SMPN 13 Kota Bandung memiliki skor yang tinggi dalam hal motivasi berprestasi. Ini mengindikasikan bahwa para siswa telah memiliki motivasi berprestasi yang baik. Kendati demikian, mengingat kelas bilingual pada awalnya dimaksudkan untuk sekolah bertaraf internasional, sudah semestinya keseluruhan siswa memiliki motivasi berprestasi yang baik sehingga siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini harus ditingkatkan motivasi berprestasi.

2. Program bimbingan belajar dirancang untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa menggunakan variasi bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik-teknik diskusi terfokus, diskusi kelas, bermain peran, dan studi kasus.

3. Progam bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa memiliki efektivitas yang sangat signifikan.

2. Rekomendasi

Rekomendasi penelitian ditujukan kepada Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dan peneliti selanjutnya sebagai berikut.

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling/ konselor.

a. Program Bimbingan Belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa sebaiknya dilaksanakan secara berkelanjutan dimulai dari Kelas VII dan Kelas VIII agar siswa memiliki motivasi berprestasi sejak dini.

(24)

Elly Rakhilawati, 2014

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

menyelesaikan tugas. Dengan demikian penting bagi Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor untuk membaca dan menguasai metode-metode bimbingan belajar yang telah dikembangkan para ahli.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Program Bimbingan Belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa sebaiknya dilakukan pada subjek yang lebih banyak dengan mengambil sampel dari setiap tingkatan.

b. Waktu yang digunakan dalam penelitian sebaiknya dilakukan dalam waktu yang cukup lama agar memperoleh hasil yang lebih baik.

(25)

Elly Rakhilawati, 2014

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

ABKIN. 2007. Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam

Jalur Pendidikan Formal. Bandung: Direktorat Pembinaan Sekolah

Menengah Atas dan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Alderman, M. Key. 2004. Motivation for Achievement: Possibilities for Teaching

and Learning. Second Edition. London: Lawrance Erlbaum Associates.

Bower, Gordon H. 2008. The Psychology of Learning and Motivation: Advances

in Reasearch and Theory. Volume 49. San Diego: Academic Press Inc.

Corey, Gerald. 2005. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT. Refika Aditama.

Creswell, John W. 1997. Qualitative Inquiry and Research Design. London: SAGE Publications.

, 1994. Research Design Qualitative & Quantitative

Approaches. London: SAGE Publications.

Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Furqon. 2008. Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan). Alih Bahasa Istiwidayanti dam Soedjarwo.

Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Moleong, Lexy J., 1988. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Natawidjaja, Rochman. (2009). Konseling Kelompok Konsep Dasar &

(26)

Elly Rakhilawati, 2014

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Bandung: PT. Refika Aditama.

Nytsul, Michael S., Introduction to Counseling: An Art and Science Perspective. 2011. USA: Pearson.

Prayitno dan Erman Amti. (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta.

Santrock, John. W. (2003). Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&B). Bandung : Alfabeta.

Yusuf, Syamsu. (2009). Program Bimbingan & Konseling Di Sekolah. Bandung: Rizqi.

Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, Juntika. (2009). Landasan Bimbingan dan

Konseling. Bandung: Rosdakarya.

Sumber Internet

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/06/teori-teori-motivasi/ diakses tanggal 23 Oktober 2013

http://alumnifatek.forumotion.com/t594-motivasi-berprestrasi

http://kuliahkomunikasi.blogspot.com/2008/11/teori-motivasi-mcclelland-teori-dua.html tanggal 31 oktober 2011

http://www.pmiiumm.com/2009/11/mc-clelland-dan-teori-motivasi.html diakses tanggal 23 Oktober 2013

Gambar

Tabel 1 Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Berprestasi Siswa
Tabel 2 Hasil Uji Validitas
Tabel 3 Interpretasi Reliabilitas

Referensi

Dokumen terkait

Sahabat MQ/ Hampir semua bahan pangan yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia diperoleh dari IMPOR// Beras/ kedelai/ daging/ ayam/ telur/ gula/ sayuran/ dan

Mantan Pembalap Nasional / Alex Asmasoebrata membuka posko bagi masyarakat yang merasa menjadi korban perbuatan yang diduga dilakukan Agung Setyawan // Ditambahkan bahwa hal

[r]

Dokumen Penawaran yang masuk menunjukkan adanya persaingan yang sehat tidak terjadi pengaturan bersama (kolusi) diantara para peserta atau dengan panitia

Patriarchal cultural values, which are applied in the bureaucracy of obgyn clinic, somehow pose problems for women to maintain their health.. Society believes that

Dikhususkan untuk anak-anak Sekolah Dasar kelas lima dan kelas enam dan Sekolah Menengah Pertama kelas satu dan kelas dua, yang dilakukan secara interaktif dengan gambar

 Cara kerja sistem pengaman kelistrikan dan komponennya  Prinsip-prinsip kelistrikan dan penggunaan pada sistem pengaman/ komponen  Prosedur perbaikan sistem pengaman/

Rekapitulasi Pengujian Validitas Variabel Perilaku Menyontek (α = 0,05) No.. Tabel 3.7 menunjukkan bahwa dari 20 item pernyataan dalam angket yang. akan digunakan untuk mengukur