PENGARUH PERBEDAAN INDIVIDU DAN LINGKUNGAN SOSIO-BUDAYA TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION GOOGLE PLUS
(Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis
Oleh Imam Budiarto
0906260
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN BISNIS FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PERBEDAAN INDIVIDU DAN LINGKUNGAN SOSIO-BUDAYA TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION GOOGLE
PLUS
(Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)
Skripsi ini Disetujui dan Disahkan oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos., S.Pd., M.M
NIP. 19690404 199903 1 001
Drs. Bambang Widjajanta, M.M NIP. 19611022 198903 1 002
Mengetahui, Dekan Fakultas
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia
Ketua Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis
Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. NIP. 19600412 198603 1 002
Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos., S.Pd., M.M
NIP. 19690404 199903 1 001
Imam Budiarto NIM. 0906260
PENGARUH PERBEDAAN INDIVIDU DAN LINGKUNGAN SOSIO-BUDAYA TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION GOOGLE PLUS
(Survei terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)
Oleh Imam Budiarto
0906260
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
©Imam Budiarto 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
April 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini diuji pada
Hari/Tanggal : Selasa, 22 Januari 2013
Waktu : 09.00 s.d 10.30
Tempat : Ruang G.02 Gedung Garnadi
Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pendidikan Indonesia
Panitia ujian terdiri dari:
1. Ketua : Dr. H. Edi Suryadi, M.Si.
NIP. 19600412 198603 1 002
2. Sekretaris : Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos., S.Pd., M.M
NIP. 19690404 199903 1 001
3. Anggota :1. Prof. Dr. H. Disman, M.Si
NIP. 19590209 198412 1 0001
2. Dr. Kusnendi, M.Si
NIP. 196001221 198403 1 003
4. Penguji I : Prof. Dr. H. Agus Rahayu, M.Si.
NIP. 19620607 198703 1 002
5. Penguji II : Drs. Girang Razati, M.Si.
NIP. 19630729 199302 1 001
), “
Budaya terhadap Behavioral Intention Google Plus (Survei terhadap Pengguna Google
Plus di Indonesia)”. Di bawah bimbingan Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos., S.Pd., M.M. dan Drs. Bambang Widjajanta, M.M
Pertumbuhan pengguna internet umumnya di dunia dan khususnya di Indonesia terciptanya industri-industri baru. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh industri social networks dengan penetrasi pengguna sebesar 90% dari pengguna internet di Indonesia. Hal tersebut menimbulkan kedatangan pemain baru yang salah satunya adalah Google Plus.
Google Plus telah mencatat prestasi yang luar biasa dengan kemampuannya menarik 25 juta pengguna dalam waktu kurang dari 1 bulan. Namun rata-rata intensitas dan waktu kunjungan pengguna masih rendah. Hal ini menunjukan perilaku konsumen terutama berhubungan dengan penerimaan teknologi dan niat berperilaku masih rendah. Sebelum perilaku terjadi, yang bisa ditelusuri adalah niat berperilaku (behavioral intention). Niat berperilaku inilah yang diharapkan bisa mendekati perilaku sebenarnya. Google melakukan strategi untuk mengatasi hal tersebut yaitu melalui pendekatan perilaku konsumen. Google mengembangkan produknya sesuai dengan perbedaan individu dan lingkungan sosio-budaya pengguna.
Penelitian ini bertujuan untuk 1).memperoleh temuan mengenai perbedaan individu pengguna Google Plus, 2).memperoleh temuan mengenai lingkungan sosio-budaya pengguna Google Plus, 3).memperoleh temuan mengenai behavioral intention pengguna Google Plus dan 4).memperoleh temuan mengenai pengaruh perbedaan individu dan lingkungan sosio-budaya terhadap behavioral intention pengguna Google Plus baik secara simultan maupun parsial.
Objek penelitian ini adalah pengguna Google Plus di Indonesia. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Perbedaan Individu (X1) dan Lingkungan Sosio-Budaya (X2) terhadap
Behavioral Intention sebagai variabel tidak bebas (Y). Jenis penelitian yang digunakan adalah
deskriptif, verifikatif, dan metode yang digunakan adalah explanatory survey dengan teknik
simple random sampling, dengan jumlah sampel 130 responden. Teknik analisa data yang
digunakan adalah partial least square path-modeling (PLS-PM) dengan alat bantu software komputer XLSTAT PLS-PM 2012. Hasil yang diperoleh dalam penelitian menyatakan bahwa perbedaan individu dan lingkungan sosio-budaya berpengaruh terhadap behavioral intention sebesar 68%, dimana lingkungan sosio-budaya berkontribusi sebesar 71,86% dan perbedaan individu sebesar 28,14%. Dari hasil penelitian terhadap pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa perbedaan individu dan lingkungan sosio-budaya memiliki pengaruh yang positif terhadap behavioral intention.
Kata kunci: perbedaan individu, lingkungan sosio-budaya, behavioral intention
Indonesia)”. Widjajanta, M.M
The growth of Internet users generally in the world and particularly in Indonesia has creating new industries. The highest growth was reached by the industry social networks with user penetration rate of 90% of internet users in Indonesia. This sparked the arrival of new players, one of which is Google Plus.
Google Plus has recorded remarkable achievements to its ability to attract 25 million users in less than 1 month. However, the average intensity and time of user visits is low. This shows consumer behavior, especially related to technology acceptance and intention to behave is still low. Before the behavior occurs, which can be traced is the intention to behave (behavioral intention). Behavioral intention is what is expected to be close to the actual behavior. Google pursuing a strategy to overcome this is through the approach of consumer behavior. Google develops its products according to individual differences and socio-cultural environment of users.
The purpose of research are: 1). To obtain information and indications about Individual Differences Google Plus user, 2) To obtain information and indications about Socio-Cultural Environment Google Plus user and 3) To obtain information and indications about Behavioral Intention Google Plus user 3) To obtain affection of the impact of Individual Differences and Socio-Cultural Environment on Behavioral Intention Google Plus user simultaneously or partially.
The targets of the research are users of Google Plus in Indonesia. The independent variables in this research are individual differences (X1) and socio-cultural environment (X2) on behavioral intention as dependent variables. The research is descriptive, verificative with an explanatory survey method though a random sampling technique, involving 130 respondents. The data analysis technique used is partial least square path-modeling (PLS-PM) supported by computer software XLSTAT PLS-PM 2012. The result of the survey indicates that individual differences and socio-cultural environment has a positive impact on behavioral intention by 68% with socio-cultural environment contribute as much 71.86% and 28.14% for individual differences. The result of the hypothetical test shows that individual differences and socio-cultural environment has a positive effect on behavioral intention.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 19
1.3. Rumusan Masalah ... 20
1.3. Tujuan Penelitian ... 20
1.4. Kegunaan Penelitian ... 21
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN & HIPOTESIS 23 2.1 Kajian Pustaka ... 23
2.1.1 Konsep Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya dalam Perilaku Konsumen ... 23
2.1.1.1 Konsep Perbedaan Individu ... 26
2.1.1.1.1 Definisi Perbedaan Individu ... 26
2.1.1.1.2 Dimensi Perbedaan Individu ... 26
2.1.1.2 Konsep Lingkungan Sosio-Budaya ... 39
2.1.1.2.1 Definisi Lingkungan Sosio-Budaya ... 39
2.1.1.2.2 Dimensi Lingkungan Sosio-Budaya ... 40
2.1.2 Behavioral Intention (Niat Berperilaku) ... 52
2.1.2.2 Dimensi Behavioral Intention ... 53
2.1.2.3 Model Behavioral Intention ... 54
2.1.3 Pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention ... 59
2.1.4 Orisinalitas Penelitian ... 60
2.2 Kerangka Pemikiran ... 64
2.3 Hipotesis ... 73
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 75
3.1 Objek Penelitian ... 75
3.2 Metode Penelitian ... 76
3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan ... 76
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 77
3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 83
3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 84
3.2.4.1 Populasi ... 84
3.2.4.2 Sampel ... 85
3.2.4.3 Teknik Sampling ... 87
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 89
3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 92
3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas ... 92
3.2.6.2 Hasil Pengujian Reabilitas ... 99
3.2.7 Teknik Analisis Data ... 101
3.2.7.1 Analisis Deskriptif ... 103
3.2.7.2 Analisis Verifikatif ... 104
3.2.8 Pengujian Hipotesis ... 117
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 119
4.1 Profil Perusahaan dan Pengguna Google Plus ... 119
4.1.1 Profil Perusahaan ... 119
4.1.1.1 Visi dan Misi Google Inc ... 120
4.1.1.3 Produk dan Layanan Google Inc ... 121
4.1.1.4 Pelaksanaan Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya Google Plus ... 123
4.1.2 Profil Pengguna Google Plus ... 125
4.1.2.1 Profil Berdasarkan Intensitas Menggunakan Google Plus ... 125
4.1.2.2Jenis Kelamin dan Usia Dikaitkan dengan Intensitas Menggunakan Google Plus ... 126
4.1.2.3 Jenis Kelamin dan Lama Menggunakan Dikaitkan dengan Intensitas Menggunakan Google Plus ... 129
4.1.2.4 Jenis Kelamin dan Lama Kunjungan Dikaitkan dengan Intensitas Menggunakan Google Plus ... 130
4.1.2.5 Akses Internet dan Lama Penggunaan Internet Dikaitkan dengan Intensitas Menggunakan Google Plus ... 132
4.1.2.6 Pendidikan dan Pekerjaan Dikaitkan dengan Intensitas Menggunakan Google Plus ... 134
4.1.2.7 Uang Saku atau Penghasilan dan Pekerjaan Dikaitkan dengan Intensitas Menggunakan Google Plus ... 136
4.1.2.7Alasan Menggunakan Google Plus ... 139
4.2 Tanggapan Pengguna Google Plus terhadap Perbedaan Individu ... 141
4.2.1 Perbedaan Individu ... 141
4.2.2 Dimensi-dimensi Perbedaan Individu ... 141
4.2.2.1 Motivasi Pengguna Google Plus ... 141
4.2.2.2 Persepsi Pengguna Google Plus ... 144
4.2.2.3 Pembelajaran Pengguna Google Plus ... 145
4.2.2.4 Kepribadian Pengguna Google Plus ... 147
4.2.2.5 Rekapitulasi Dimensi Perbedaan Individu ... 148
4.3 Tanggapan Pengguna Google Plus terhadap Lingkungan Sosio-Budaya .... 151
4.3.1 Lingkungan Sosio-Budaya ... 151
4.3.2 Dimensi-dimensi Lingkungan Sosio-Budaya ... 151
4.3.2.1 Pengaruh Keluarga Pengguna Google Plus ... 151
4.3.2.3 Sumber Non-Komersial Pengguna Google Plus ... 154
4.3.2.4 Kelas Sosial Pengguna Google Plus ... 155
4.3.2.5 Subbudaya dan Budaya Pengguna Google Plus ... 156
4.3.2.6 Rekapitulasi Dimensi Lingkungan Sosio-Budaya ... 157
4.4 Tanggapan Pengguna Google Plus terhadap Behavioral Intention ... 160
4.4.1 Behavioral Intention ... 160
4.4.2 Dimensi-dimensi Behavioral Intention ... 161
4.4.2.1 Loyalty to Company Pengguna Google Plus ... 162
4.4.2.2 Propensity to Switch Pengguna Google Plus ... 163
4.4.2.3 Willingness to Pay More Pengguna Google Plus ... 164
4.4.2.4 External Response to Problem Google Plus ... 165
4.4.2.5 Internal Response to Problem Pengguna Google Plus ... 166
4.4.2.6 Rekapitulasi Dimensi Behavioral Intention ... 168
4.5 Pengujian Hipotesis Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention ... 170
4.5.1 Uji Asumsi Klasik ... 171
4.5.2 Evaluasi Model Pengukuran ... 174
4.5.3 Evaluasi Model Struktural ... 180
4.6 Implikasi Hasil Penelitian ... 184
4.6.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritis ... 184
4.6.2 Temuan Penelitian Bersifat Empirik ... 186
4.7 Implikasi Hasil Penelitian Behavioral Intention pada Pendidikan Manajemen Bisnis ... 189
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 193
5.1 Kesimpulan ... 193
5.2 Rekomendasi ... 194
DAFTAR PUSTAKA ... 192
DAFTAR TABEL
No
Tabel
Judul Tabel Hal
1.1 World Internet Usage and Population Statistics………..……… 3
1.2 Pengguna Internet di Indonesia……… 5
1.3 Top 5 Social Networking Sites (SNs) and User in Indonesia………... 6
1.4 User Activity Top 5 Social Networking Sites (SNs)……… 10
1.5 Rata-rata Kunjungan Google Plus... 11
1.6 Strategi Google Plus... 15
1.7 Dorongan untuk Menggunakan Google Plus...…………..……… 19
2.1 Ciri Kepribadian Dari Cattel……… 37
2.2 Definisi dari Determina Penerimaan dan Penggunaan Teknologi………... 58
2.3 Orisinalitas Penelitian……….. 61
3.1 Operasionalisasi Variabel……… 79
3.2 Jenis dan Sumber Data………. 84
3.3 Proporsi Pengguna Google Plus ...…..………... 91
3.4 Hasil Pengujian Validitas Perbedaan Individu………... 95
3.5 Hasil Pengujian Validitas Lingkungan Sosio-Budaya………... 97
3.6 Hasil Pengujian Validitas Behavioral Intention………... 98
3.7 Hasil Pengujian Realibilitas………. 101
3.8 Skor Alternatif Jawaban Positif dan Negatif……… 102
3.9 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi………. 118
4.1 Strategi Google Plus 2012……… 123
4.2 Profil Pengguna Berdasarkan Intensitas Menggunakan Google Plus……….. 125
4.3 Keterkaitan antara Jenis Kelamin dan Usia dengan Intensitas Menggunakan Google Plus……….. 127
4.4 Keterkaitan antara Jenis Kelamin dan Lama Menggunakan dengan Intensitas Menggunakan Google Plus……… 129
4.6 Keterkaitan antara Akses Internet dan Lama Penggunaan Internet dengan
Intensitas Menggunakan Google Plus……….. 132
4.7 Keterkaitan antara Pendidikan dan Pekerjaan dengan Intensitas Menggunakan Google Plus……… 134
4.8 Keterkaitan antara Pekerjaan dan Uang Saku dengan Intensitas Menggunakan Google Plus……….. 137
4.9 Keterkaitan antara Pekerjaan dan Penghasilan dengan Intensitas Menggunakan Google Plus……….. 138
4.10 Alasan Menggunakan Google Plus……….. 140
4.11 Tanggapan Pengguna terhadap Motivasi………. 142
4.12 Tanggapan Pengguna terhadap Persepsi………. 144
4.13 Tanggapan Pengguna terhadap Pembelajaran………. 146
4.14 Tanggapan Pengguna terhadap Kepribadian..………. 147
4.15 Rekapitulasi Dimensi Perbedaan Individu………... 148
4.16 Tanggapan Pengguna terhadap Pengaruh Keluarga………. 152
4.17 Tanggapan Pengguna terhadap Sumber Informasi………. 153
4.18 Tanggapan Pengguna terhadap Sumber Nonkomersial………... 155
4.19 Tanggapan Pengguna terhadap Kelas Sosial..………. 156
4.20 Tanggapan Pengguna terhadap Subbudaya dan Budaya……….. 157
4.21 Rekapitulasi Dimensi Lingkungan Sosio-Budaya………... 158
4.22 Tanggapan Pengguna terhadap Loyality to Company ………. 162
4.23 Tanggapan Pengguna terhadap Propensity to Switch………. 163
4.24 Tanggapan Pengguna terhadap Willingness to Pay More……...………. 164
4.25 Tanggapan Pengguna terhadap External Response to Problem………. 166
4.26 Tanggapan Pengguna terhadap Internal Response to Problem ………. 167
4.27 Rekapitulasi Dimensi Behavioral Intention………... 168
4.28 Multikolieritas ……… 172
4.29 Output Uji Linearitas ……… 174
4.30 Reability Item………... 175
4.31 Composite Reability ………... 177
4.33 Discriminant Validity………... 179
4.34 Path Coefficient………... 181
4.35 R2 (Behavioral Intention)………..………... 183
4.36 Effect Size f2………. 183
DAFTAR LAMPIRAN
Koding Tanggapan Pengguna terhadap Perbedaan
Individu, Lingkungan Sosio-Budaya, dan Behavioral
Intention
Pengujian Partial Least Square Path Modeling
Lampiran
Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Park
Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
Tabel Durbin-Watson
No
Gambar
Judul Gambar Hal
1.1 World Internet Usage Growth 1995-June 2012... 2
1.2 Asia Top Internet Countries
1.4 Kategori-Kategori Pengguna Internet di Indonesia ……….…
5
1.5 Pertumbuhan Pengguna Social Media dalam
Bulan……….
7
1.6 Pertumbuhan Pengguna Google Plus……... 8
1.7 100 Merek Utama Pengguna Facebook dan/atau Google
Plus...
9
4.1 Grafik Heterokedastisitas
……….……… 172
4.2 Grafik Normalitas
……….. 173
4.3 Pengaruh Perbedaan Individu Dan Lingkungan Sosio-Budaya
Terhadap Behavioral
Intention……….………… 182
4.4 Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology
(UTAUT)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Internet merupakan penemuan manusia yang memberikan banyak
perubahan di abad ke-20. Internet telah mewarnai banyak kehidupan manusia
mulai dari mempermudah pekerjaan, mengeratkan hubungan pertemanan,
pencarian informasi, pembelian barang, berkomunikasi, dan bertukar pendapat.
John Naisbit telah memprediksikan kehadiran era digital ini dalam buku
Megatrend 2000 di tahun 1990. Dengan sepuluh arahan penting dan prediksi masa
depan bagi kehidupan bisnis. Salah satunya adalah internet yang akan merubah
pola perilaku dan kehidupan manusia.
Menurut riset Nielsen penggunaan internet mancapai 5 jam per hari
menandingi penggunaan media lainya seperti televisi, radio dan media lainnya
(www.nielsenwire.com akses 2/11/2012, 16:25). Setiap menit terkirim 84.166.667
email, lebih dari 100.000 tweet dibuat oleh pengguna twitter, 217 pengguna baru
mobile web, merek dan organisasi di Facebook menerima 34.722 like, serta
konsumen menghabiskan uang sebanyak US$ 272.000 pada toko online
(www.domo.com akses 17/11/2012, 21:45). Fakta tersebut menunjukan bahwa
internet memiliki peranan yang sangat signifikan dalam merubah kehidupan
bisnis, ekonomi, teknologi, sosial, dan peradaban manusia di Abad ke-20.
Pertumbuhan pengguna internet meningkat cepat secara eksponensial.
sebesar 16 juta pengguna. Meningkat menjadi 361 juta pengguna di tahun 2000,
pada tahun 2005 menembus angka 1 milyar pengguna, 1,8 milyar pengguna di
tahun 2009, dan di tahun 2012 sudah mencapai 2,4 milyar pengguna.
Pertumbuhan pengguna internet didunia secara kumulatif dari tahun 1995 hingga
2012 mencapai 15.037,5%. Jumlah pengguna dan pertumbuhan pengguna internet
dari tahun 1995 hingga tanun 2012 dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Sumber : www.internetworldstats.com Copyright © 2012. Miniwatts Marketing Group (Akses: 7/11/2012, 13:20)
GAMBAR 1.1
WORLD INTERNET USAGE GROWTH 1995 – JUNE 2012
Pengguna internet sebesar 2,4 milyar tersebar ke dalam 7 wilayah, yaitu
Afrika, Asia, Eropa, Timur Tengah, Amerika Utara, Amerika Selatan-Karibia, dan
Australia-Oceania. Asia merupakan pengguna internet terbesar dengan 44,8% dari
pengguna internet dunia. Afrika mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar
3.606,7%. Penetrasi pengguna internet terbesar berada di Amerika Utara sebesar
78,6% dari populasi peduduknya. Data jumlah dan pertumbuhan pengguna
TABEL 1.1
WORLD INTERNET USAGE AND POPULATION STATISTICS JUNE 30,2012
Sumber : www.internetworldstats.com Copyright © 2012. Miniwatts Marketing Group (Akses: 7/11/2012, 13:20)
Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukan bahwa pengguna internet terbesar di
dunia berada di Asia dengan jumlah pengguna 1.076.681.059 jiwa yang
mencakup 44,8% dari total pengguna internet di dunia. Jumlah tersebut masih
berpeluang untuk tumbuh karena penetrasi pengguna internet di Asia masih
27,5% dari seluruh populasi Asia yang artinya masih ada sekitar 2,8 milyar
penduduknya yang belum menggunakan internet. Sepuluh negara pengguna
internet tertinggi di Asia ditunjukan pada Gambar 1.2
Sumber : www.internetworldstats.com Copyright © 2012. Miniwatts Marketing Group (Akses: 7/11/2012, 13:20)
GAMBAR 1.2
Berdasarkan Gambar 1.2 terlihat bahwa pengguna internet kelima terbesar
di Asia adalah Cina kemudian diikuti oleh India, Jepang, Indonesia, dan Korea
Selatan. Dari potensi pengguna internet terlihat bahwa pengguna dari Asia
Tenggara mendominasi 10 besar pengguna internet di Asia dengan 5 negara.
Kemudian Asia Timur dengan 3 negara dan Asia Selatan 2 negara.
Asia Tenggara merupakan kawasan yang cukup stabil secara politik dan
militer dengan pertumbuhan ekonomi yang terus mengalami peningkatan.
Kawasan ini merupakan kekuatan ekonomi baru di Asia, selain kekuatan lama
Cina dan India. Peningkatan middle class mendorong akses yang lebih luas
terhadap barang-barang sekunder dan tersier. Hal tersebut mendorong terjadinya
peningkatan pengguna internet di Asia Tenggara. Pertumbuhan pengguna internet
dari masing-masing negara di Asia Tenggara terlihat pada gambar berikut.
Sumber : www.comscore.com Copyright © March 2011. ComScore Media Metrix (Akses: 10/10/2011, 10:20)
GAMBAR 1.3
UKURAN POPULASI ONLINE (MM) DI ASIA TENGGARA
Berdasarkan Gambar 1.3 terlihat bahwa negara dengan pertumbuhan
penguna internet terbesar di Asia Tenggara adalah Indonesia sebesar 32% lebih
tinggi dari pada Vietnam dan Philipina yang mencatat 16%, Malaysia sebesar
11%, dan Singapura sebesar 3%. Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia
middle-class di Indonesia, mendorong terjadinya peningkatan pengguna internet. Jumlah
pengguna internet di Indonesia dari tahun 2000 hingga 2012 dapat dilihat pada
tabel berikut.
TABEL 1.2
PENGGUNA INTERNET DI INDONESIA
Year Users Population % Penetration Usage Source
2000 2.000.000 206.264.595 1,0% ITU
2007 20.000.000 224.481.720 8,9% ITU
2008 25.000.000 237.512.335 10,5% APJII
2009 30.000.000 240.271.522 12,5% ITU
2010 48.000.000 242.968.342 19,7% World Bank & Antara 2011 55.000.000 244.775.796 22,5% Kominfo 2012 61.080.000 248.645.008 25,6% MarkPlus
Sumber : Diadaptasi oleh peneliti dari www.internetworldstats.com dan www.kominfo.go.id (Akses: 10/10/2012, 10:20)
Berdasarkan Tabel 1.2 pertumbuhan pengguna internet di Indonesia
secara kumulatif meningkat 2.954% dari pengguna tahun 2000 yang hanya 2 juta
hingga 2012 sebesar 61 juta pengguna. Jumlah pengguna internet sebesar 61 juta
tersebut masih sangat berpeluang untuk tumbuh karena hanya 25,6% dari jumlah
penduduk Indonesia. Hal tersebut berarti masih ada 187 juta penduduk yang
belum menggunakan internet.
Pengguna internet sebesar 61 juta melakukan berbagai aktivitas di internet.
Kategori penggunaan internet di Indonesia ditunjukan pada Gambar 1.4
Sumber : www.comscore.com Copyright © March 2011. ComScore Media Metrix (Akses: 14/10/2011, 8:40)
GAMBAR 1.4
Berdasarkan Gambar 1.4 terlihat bahwa pengguna internet di Indonesia
sebanyak 90% menggunakan fasilitas sosial network. Angka tersebut lebih besar
dari pada pengguna social network secara global yang hanya mencapai 70%.
Kemudian diikuti oleh fasilitas search sebesar 85%, foto sebesar 76%, dan blogs
sebesar 68%. Nilai terendah diperoleh kesehatan dan TV yang hanya 18% dan
16%.
Pertumbuhan social network di Indonesia meningkat secara signifikan. Hal
ini terlihat dari jumlah pengguna yang terus bertambah. Bahkan Indonesia tercatat
sebagai pengguna Facebook peringkat ketiga setelah Amerika Serikat dan India.
Penetrasi pengguna Facebook mencapai 19.56% dibandingkan jumlah penduduk
dan 158.41% jika dihubungkan dengan pengguna internet di Indonesia. Peringkat
kelima pengguna twitter terbesar di dunia dengan 19,5 juta pengguna. Indonesia
juga menghasilkan 15% tweet yang menempatkan pada posisi ke-3 kicauan
terbanyak didunia setelah Amerika Serikat dan Brazil (www.aworldoftweets.com
akses 17/11/2012, 20:30).
Social networks terbesar didunia ditunjukan pada Tabel 1.3
TABEL 1.3
TOP 5 SOCIAL NETWORKING SITES (SNs) AND USER IN INDONESIA
1 Facebook 1.000.000.000 Facebook 43.523.740 socialbakers.com
2 Twitter 555.000.000 GO.Gulf.com 19.500.000 semiocast.com
3 Google Plus 400.000.000 Google I/O 7.280.000
website-monitoring.com
4 LinkedIn 150.000.000 GO.Gulf.com - -
5 Pinterest 11.700.000 GO.Gulf.com - -
Berdasarkan Tabel 1.3 terlihat bahwa social networking site (SNs) terbesar
adalah Facebook dengan jumlah pengguna 1 milyar dan 43,5 juta berasal dari
Indonesia. Twitter memiliki 555 juta pengguna dengan 19,5 juta pengguna dari
Indonesia sebagai pengguna Twitter terbesar ke-5 di dunia. Google Plus mencatat
400 juta pengguna dan 7,28 juta berasal dari Indonesia. LinkedIn memiliki 150
juta pengguna dan Pinterest sebesar 11,7 juta pengguna.
Facebook didirikan pada Februari 2004 dan Twitter di tahun 2006
sedangkan Google Plus baru dirilis secara publik 20 September 2011. Google Plus
merupakan social networking sites paling muda dari pada yang lainnya. Google
Plus mampu mengimbangi kekuatan pendahulunya seperti Facebook, Twitter,
LinkedIn, dan Pinterest karena mampu menjaring pengguna dengan lebih cepat.
Google Plus mencatat prestasi luar biasa dalam memecahkan rekor 25 juta
pengguna dalam waktu kurang dari 1 bulan. Prestasi Google Plus tersebut terlihat
dalam Gambar 1.5
Sumber : www.comscore.com Copyright © 2011. ComScore Media Metrix (Akses: 22/10/2011, 10:20)
GAMBAR 1.5
PERTUMBUHAN PENGGUNA SOCIAL NETWORKS DALAM BULAN
Berdasarkan Gambar 1.5 terlihat pertumbuhan social networks dalam
Twitter dalam waktu 32 bulan, MySpace dalam waktu 21 bulan dan Google Plus
hanya membutuhkan waktu kurang dari 1 bulan. Hal tersebut menunjukan
tingginya keputusan penggunaan Google Plus. Pengguna Google Plus pada
November 2012 telah mencapai 400 juta pengguna. Pertumbuhan pengguna
Google Plus terlihat pada Gambar 1.6
Sumber : http://technolog.msnbc.msn.com Copyright © 2012. MSNBC (Akses: 22/10/2011, 10:20)
GAMBAR 1.6
PERTUMBUHAN PENGGUNA GOOGLE PLUS
Berdasarkan Gambar 1.6 terlihat bahwa pengguna Google Plus terus
mengalami pertumbuhan. Hal tersebut menunjukan kinerja positif dari keputusan
menggunakan Google Plus. Walaupun pada bulan Agustus 2011 mengalami
perlambatan tetapi kondisi tersebut bisa diperbaiki sehingga pengguna Google
Plus mencapai 400 juta pengguna dengan pertumbuhan di bulan-bulan terakhir
sebesar 20 juta pengguna per bulan.
Google Plus meluncurkan Google Plus Page for Business pada 7
November 2011. Beberapa perusahaan telah menggunakan fasilitas ini untuk
fasilitas Google Plus Page for Business dan Facebook Page yang menunjukan
tingkat kepercayaan merek Google Plus dan Facebook bagi perusahaan.
Sumber : www.brightedge.com Copyright © 2011. Bright Edge (Akses: 29/1/2012, 13:20)
GAMBAR 1.7
100 MEREK UTAMA PENGGUNA FACEBOOK DAN GOOGLE PLUS
Berdasarkan Gambar 1.7 terlihat 93% dari 100 merek utama telah
menggunakan Facebook sebagai sarana pemasaran mereka. Sedangkan Google
Plus mencapai 77% meningkat sebesar 26% dari dari bulan sebelumnya yaitu
61%. Hal tersebut cukup mengesankan karena Google Plus Page for Business
masih sangat muda yaitu baru beroperasi selama 1 tahun dapat menandingi
Facebook Page yang telah ada sejak November 2007 atau 5 tahun yang lalu.
Persentase yang tidak terlalu jauh dari market leader Facebook dan pertumbuhan
pengguna Google Plus Page for Business menunjukan indikator positif bagi
kepercayaan merek Google Plus terutama bagi perusahaan.
Kehandalan social networks juga diukur melalui aktivitas pengguna di
social networks tersebut. Aktivitas pengguna social networks terlihat dari jumlah
dan lamanya kunjungan atau pengunaan social networks oleh penggunanya.
Berikut adalah gambaran jumlah kunjungan dan lama kunjungan pengguna di
TABEL 1.4
USER ACTIVITY TOP 5 SOCIAL NETWORKING SITES (SNs)
1 Facebook 1.000.000.000 7.012.900.000 405 minutes
2 Twitter 555.000.000 182.000.000 89 minutes
3 Google Plus 400.000.000 61.000.000 3 minutes
4 LinkedIn 150.000.000 85.700.000 21 minutes
5 Pinterest 11.700.000 104.400.000 405 minutes
Sumber : Diadaptasi oleh peneliti dari Google I/O, Facebook, dan www.go-gulf.com (Akses: 12/11/2012, 12:20)
Berdasarkan Tabel 1.4 menggambarkan bahwa jumlah kunjungan social
networks terbesar dimiliki oleh Facebook dengan 7 milyar pengunjung, diikuti
oleh Twitter sebesar 182 juta, Pinterst sebesar 104 juta, LinkedIn sebesar 85,7
juta, dan Google Plus diurutan terakhir hanya 61 juta pengunjung. Hal tersebut
sangat mengherankan karena pengguna Google Plus mencapai 400 juta yang
menempati posisi 3 sebagai social networking sites terbesar tetapi kunjungannya
berada diposisi yang paling rendah.
Jika dilihat dari waktu rata-rata kunjungan per pengunjung dalam satu
bulan (Time Spend by Average (user per month)) juga terlihat bahwa terdapat
ketidaksesuaian antara jumlah pengguna dan rata-rata aktivitas atau kunjungan
social networks. Waktu yang digunakan pengguna untuk mengunjungi Google
Plus hanya 3 menit/orang/bulan. Angka tersebut sangat jauh jika dibandingkan
dengan social networking sites terbesar lainnya. Pengguna Facebook dan Pinterest
mencatat waktu 405 menit/orang/bulan, Twitter sebesar 89 menit/orang/bulan, dan
Sumber : www.flowtown.com Copyright © 2011. FlowtownTM (Akses: 29/1/2012, 13:20)
GAMBAR 1.8
PERSENTASE PENGGUNA AKTIF DAN NON-AKTIF GOOGLE PLUS
Berdasarkan Gambar 1.8 terlihat bahwa dari 40 juta pengguna hanya 17%
pengguna Google Plus yang aktif dan sering menggunakan social networks ini.
Sedangkan 83% bersifat tidak aktif dan jarang mengunjungi Google Plus.
Data rendahnya jumlah dan rata-rata waktu kunjungan serta persentase
pengguna aktif Google Plus menunjukan bahwa masalah yang dihadapi Google
Plus adalah rendahnya aktivitas yang dilakukan pengguna Google Plus dalam
menggunakan social networks tersebut. Aktivitas tersebut dipengaruhi oleh
keinginan pengguna untuk login dan menggunakan Google Plus dalam waktu
yang lama. Keinginan pengguna untuk login dan beraktivitas di social networks
berkaitan dengan perilaku konsumen terutama berkaitan dengan penerimaan
teknologi baru.
Hal tersebut diperkuat dengan hasil pra penelitian terhadap 40 pengguna
Google Plus di Indonesia yang terlihat pada Tabel 1.5
TABEL 1.5
RATA-RATA KUNJUNGAN GOOGLE PLUS
Jumlah Rata-Rata Kunjungan Frekuensi Persentase
0 kali kunjungan/ bulan (inactive user) 6 15%
Jumlah Rata-Rata Kunjungan Frekuensi Persentase
9-16 kali kunjungan/ bulan 9 23%
17-24 kali kunjungan/ bulan 5 13%
25-32 kali kunjungan/ bulan 4 10%
33-40 kali kunjungan/ bulan 2 5%
41-48 kali kunjungan/ bulan 2 5%
Total 40 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Pra Penelitian. 2012
Hasil pengolahan data Tabel 1.5 menunjukan bahwa sebagian besar
pengguna menggunakan Google Plus hanya melakukan 1-8 kali kunjungan/bulan
sebesar 28%. Kemudian diikuti oleh pengguna yang melakukan 9-16
kunjungan/bulan yaitu sebesar 23%. Sebesar 15% penggunanya merupakan
pengguna tidak aktif (inactive user). Berdasarkan pra penelitian tersebut
menunjukan bahwa keinginan (intention) untuk melakukan kunjungan yang
sangat rendah.
Kondisi tersebut menuntut perusahaan untuk lebih serius memperhatikan
kebutuhan dan keinginan pelanggan. Menurut Menon, et al yang dikutip Tatik
Suryani (VENTURA, 2002:143) pemahaman terhadap konsumen harus menjadi
unsur penting karena dengan mengetahui secara tepat kebutuhan dan keinginan
pelanggannya, perusahaan akan mampu memberikan produk dan jasa dengan
kualitas unggul sebagaimana yang diinginkan oleh pelanggannya. Berdasarkan
informasi inilah perusahaan dapat menyusun strategi dan program yang tepat
Pengamatan perilaku konsumen menjadi dasar pertimbangan yang penting
dalam proses strategi perusahaan. Hal ini karena umumnya banyak perusahaan
yang menjalankan bisnisnya dengan menekankan pada falsafah pemasaran yang
berorientasi pada konsumen. Konsumen merupakan faktor yang harus menjadi
pusat perhatian bagi para pemasar karena konsumen yang akan memutuskan
apakah ia akan menggunakan atau tidak menggunakan produk jasa yang
ditawarkan. Para pemasar harus memahami dengan baik kebutuhan, keinginan
konsumen, dan bagaimana proses pengambilan keputusan. Dengan kata lain
pemasar harus memahami bagaimana perilaku mereka.
Sebelum perilaku terjadi, yang bisa ditelusuri adalah niat berperilaku
(behavioral intention). Niat berperilaku inilah yang diharapkan bisa mendekati
perilaku sebenarnya. Niat dipertimbangkan sebagai salah satu variabel yang
menentukan perilaku nyata. Maksudnya semakin kuat keingian konsumen dalam
berperilaku atau mencapai tujuan berperilaku maka semakin besar prediksi
perilaku konsumen dan tujuan tersebut.
Peter dan Oslon (2010:147) behavioral intention adalah suatu preposisi
yang menghubungkan diri dengan tindakan yang akan datang. Seseorang dapat
berpendapat bahwa keinginan adalah sebuah rencana untuk terlibat dalam suatu
perilaku khusus guna mencapai tujuan.
Niat berperilaku tersebut berhubungan dengan penerimaan teknologi
terhadap Google Plus yang masih baru untuk login dan beraktivitas didalamnya.
Terdapat beberapa model dalam penerimaan teknologi yang berhubungan pada
TAM menawarkan struktur dasar untuk mengidentifikasi pengaruh dari manfaat
yang dirasakan dan persepsi kemudahan penggunaan pada niat perilaku untuk
menggunakan sistem informasi atau teknologi informasi. Namun, TAM memiliki
keterbatasan dalam kemampuan untuk menjelaskan penerapan sistem informasi,
karena mengabaikan pengaruh sosial (social influence) dan kondisi memfasilitasi
(facilitating conditions) dalam adopsi teknologi baru (Malhotra dan Gelletta, 1999
dalam Margaret L. Sheng et al. (2011:4)), dan mengasumsikan bahwa pengguna
tidak akan kesulitan (effort expectancy) menggunakan sistem tertentu (Mathieson
et al., 2001 dalam Margaret L. Sheng et al. (2011:4)).
Margaret L. Sheng et al. pada jurnal Industrial Management and Data
System (2011:4) mengemukankan bahwa kemudian Venkatesh mengembangkan
model terpadu the Unified Theory of Acceptance and Use of Technology
(UTAUT) untuk menjelaskan penerimaan teknologi, yang memiliki empat kunci
konstruksi yaitu pengaruh sosial (social influence), harapan kinerja (performance
expectancy) dan ekspektasi pengorbanan (effort expectancy), dan kondisi
memfasilitasi (facilitating conditions) yang langsung menjadi penentu niat
penggunaan.
Google melakukan beberapa strategi yang bertujuan untuk mempermudah
penerimaan teknologi dan menumbuhkan niat. Hal tersebut dimaksudkan untuk
mempertinggi tingkat login pengguna dan aktivitas di Google Plus sehingga
rata-rata waktu penggunaan Google Plus meningkat. Beberapa strategi tersebut dapat
TABEL 1.6
STRATEGI GOOGLE PLUS
Tanggal Strategi
28 Juni 2011 Google meluncurkan Google Plus Beta kepada pengguna 5 juta pengguna Gmail
Agustus 2011 Tom Anderson dan Mark Zukenberg bergabung dengan Google Plus. Mark Zukenberg menjadi akun dengan follower terbesar di Google Plus September 2011 Google meluncurkan Google Plus untuk Publik dan mencapai
pertumbuhan tercepat dengan 25 juta pengguna dalam waktu kurang dari 30 hari
September 2011 Desmond Tutu dan Dalai Lama menggunakan Google Plus Hangout On Air dalam konferensi Lintas Agama
Oktober 2011 Barrack Obama bergabung dengan Google Plus
Oktober 2011 Beberapa media membuat akun Google Plus seperti CNN, Reuters, Bloomberg, Marshable, Marketingland, dan ESPN
Oktober 2011 Google Plus menambah permainan permainan barunya seperti Agry Bird, Pirates, dan Garden of Time
November 2011 Google meluncurkan Google Plus Page for Business
November 2011 Google meluncurkan Google Plus Homecoming Tour
Desember 2011 Google Plus mengeluarkan fitur keamanan untuk gambar dan fitur pengaturan stream
Januari 2012 Beberapa tokoh melakukan Hangout yaitu Barrack Obama, Bill Walton, dan David Beckham
Januari 2012 Google meluncurkan Search Plus Your World dan Hastag Auto complete
Maret 2012 Google Plus mulai melakukan iklan secara besar-besaran dibeberapa konten Google dan konten lainnya termasuk di Indonesia
Mei 2012 Google Plus memperbaharui tampilannya untuk dekstop maupun aplikasi Adroid Mobile
Juni 2012 Google Plus meluncurkan fitur promosi tempat via jejaring sosial
Juli 2012 Google Plus menambah fitur Google Plus Event sebagai fitur undangan kegiatan lewat internet
Agustus 2012 Mini Konser Mocca Live streaming di Google Plus
Agustus 2012 Google Plus terintegrasi dengan Google Apps untuk Bisnis
Oktober 2012 Google Plus meluncurkan akun Question and Answer untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan user mengenai Google Plus
November 2012 Layanan Cloud Google Drive diintegrasikan dengan Google Plus. Sehingga pengguna bisa melihat dokumen secara utuh melalui Google Plus.
Sumber: Diadaptasi oleh peneliti dari plus.google.com/gplus Berdasarkan Tabel 1.6 menunjukan bahwa strategi yang dilakukan oleh
produk. Pengembangan produk dilakukan untuk meningkatkan harapan terhadap
kinerja produk (performance expectancy). Hal tersebut terlihat dari perkembangan
Google Plus telah menjadi social networks dengan pertumbuhan tercepat dalam
waktu kurang dari 30 hari sehingga menciptakan harapan kinerja yang tinggi juga.
Beberapa pengembangan produk yang dilakukan yaitu mengembangkan Google
Plus Search, HangOut, dan mempermudah integrasi produk.
Venkatesh et al., (2003) dalam Margaret L. Sheng et al. (2011:6)
mendefinisikan, “Performance expectancy is the expected degree to which an individual believes that using the system will help them to obtain a benefit in real
life”. Harapan kinerja adalah tingkat yang diharapkan seorang individu mempercayai bahwa menggunakan sistem akan membantu mereka untuk
mendapatkan manfaat dalam kehidupan nyata.
Menurut technobomb.com menyatakan bahwa Google Plus lebih unggul
dalam menciptakan produk social networks yang handal dibandingkan dengan
Facebook. Keduanya memiliki fitur yang hampir sama tapi dalam beberapa hal
Google Plus lebih unggul. Google Plus memiliki fitur keamanan yang lebih baik
karena hanya berbagi kepada yang bersangkutan melalui pengelompokan atau
circle. Sedangkan dalam Facebook, hal tersebut tidak bisa dilakukan kecuali kalau
harus membuat grup sendiri. Selain itu, Google Plus ungul dalam menciptakan
group video chatting, kompatible dalam aplikasi mobile dan desktop, lokasi yang
lebih akurat, dan keamanan yang terjaga. Persaingan di industri social networks
akan mendorong inovasi dan integrasi produk untuk mendorong harapan kinerja
Google Plus memiliki fitur yang hampir sama dengan pendahulunya yaitu
Facebook. Hal tersebut mengakibatkan pengguna Google Plus tidak memerlukan
tambahan fasilitas yang banyak dalam mendukung aplikasi Google Plus. Baik
aplikasi yang berhubungan dengan hardware maupun software. Sehingga tingkat
kepercayaan individu terhadap ketersediaan infrastruktur sangat tinggi atau
membuat kondisinya telah memfasilitasi (facilitating conditions).
Selain itu, dampak dari kesamaan fitur ini adalah pengguna tidak akan
mengalami kesulitan dalam menggunakan sistem baru tersebut. Sehingga tingkat
kemudahan terkait dengan penggunaan sistem baru (effort expectancy) dari social
networks sangat tinggi juga.
Harapan terhadap kinerja produk (performance expectancy), persepsi
mengenai kemudahan terkait dengan penggunaan sistem baru (effort expectancy),
dan kondisinya telah memfasilitasi (facilitating conditions) termasuk kedalam
perilaku konsumen pada determina perbedaan individu. Hal ini karena ketiga
indikator tersebut masuk kedalam dorongan internal individu. Menurut Schiffman
dan Kanuk (2010:104) menyatakan, “Perbedaan Individu adalah perbedaan
konsumen yang menggambarkan pengaruh secara internal yang membentuk
perilaku individu dalam berkonsumsi.”
Strategi Google berikutnya yaitu cara memasarkan produk Google Plus
sehingga pengguna melakukan kunjungan yang lebih sering dalam melakukan
aktivitas di web tersebut. Pemasaran yang dilakukan berkaitan dengan pengaruh
sosial dari tokoh dan teman-teman pengguna. Sehingga dapat dikategorikan
(2010:318) menyatakan bahwa konsumen diciptakan oleh lingkungan mereka dan
juga beroperasi di dalam lingkungan. Perilaku proses keputusan mereka
dipengaruhi oleh kultur, kelas sosial, serta kelompok dan keluarga.
Venkatesh et al. (2003) dalam Margaret L. Sheng et al. (2011:5)
menyatakan, “Social influence as the degree to which online users perceive that important individuals believe they should use Social Networking Sites”. Pengaruh
sosial sebagai tingkat dimana pengguna online melihat bahwa orang-orang
penting percaya bahwa mereka harus menggunakan SNs. Pengaruh sosial dapat
menimbulkan tekanan yang dirasakan untuk melakukan perilaku tertentu, yang
mencerminkan sejauh mana individu yang terlibat dengan jaringan sosial yang
dapat mempengaruhi niat penggunaan satu sama lain.
Pengaruh sosial dalam penggunaan Google Plus berkaitan dengan
pengaruh dari orang-orang penting dalam kehidupan pengguna untuk terus
menggunakan layanan social networks tersebut. Beberapa orang penting bagi
pengguna adalah teman, keluarga, tokoh panutan, artis pujaan, dan lingkungan
masyarakat. Kehadiran beberapa nama besar dalam mendukung social networks
seperti Barrack Obama, Dalai Lama, David Beckham, Mark Zukenberg, Mocca
Band serta beberapa media seperti CNN, Reuters, Bloomberg, Marshable,
Marketingland, dan ESPN pasti akan mendorong timbulnya pengaruh lingkungan
sosio-budaya ini semakin tinggi.
Penulis melakukan pra penelitian untuk mengetahui dorongan dalam
TABEL 1.7
DORONGAN DALAM MENGGUNAKAN GOOGLE PLUS
Faktor Frekuensi Persentase
Pengaruh Teman 22 55%
Sumber Informasi 9 22,5%
Kelebihan Fitur dan Keunggulan Produk 6 15%
Mencoba Hal yang Baru 3 7,5%
Total 40 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Pra Penelitian. 2012
Berdasarkan Tabel 1.7 terdapat beberapa faktor yang mendorong
penggunaan Google Plus. Dari beberapa faktor menunjukan bahwa pengaruh
cukup kuat diciptakan oleh pengaruh teman sebesar 55%. Kemudian diikuti oleh
sumber informasi sebesar 22,5%. Kedua faktor tersebut merupakan bagian dari
pengaruh lingkungan sosio-budaya. Adapun faktor yang terakhir adalah bentuk
keingintahua dan pembelajaran yang merupakan implementasi dari perbedaan
individu.
Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai
behavioral intention Google Plus pada pengguna Google Plus di Indonesia.
Adapun judul penelitian ini adalah “Pengaruh Perbedaan Individu dan
Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention Google Plus (Survei
terhadap Pengguna Google Plus di Indonesia)”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan tersebut, maka yang
menjadi masalah penelitian ini diidentifikasikan masalah ke dalam tema sentral
Pertumbuhan pengguna internet umumnya di dunia dan khusunya di Indonesia terciptanya industri-industri baru. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh industri social networks dengan penetrasi pengguna sebesar 90% dari pengguna internet di Indonesia. Hal tersebut menimbulkan kedatangan pemain-pemain baru yang salah satunya adalah Google Plus. Google Plus meluncurkan produk barunya yang lebih menarik dan terintegrasi dengan aplikasi Google lainnya.
Google Plus telah mencatat prestasi yang luar biasa dengan kemampuannya menarik 25 juta pengguna dalam waktu kurang dari 1 bulan. Google Plus menempati posisi ke-3 sebagai social networking
sites terbesar dengan 400 juta pengguna. Namun dalam rata-rata
pengunjung yang menghabiskan waktunya di Google Plus masih sangat rendah. Hal tersebut menunjukan perilaku konsumen terutama yang berhubungan dengan penerimaan teknologi niat berperilaku masih rendah. Sebelum perilaku terjadi, yang bisa ditelusuri adalah niat berperilaku (behavioral intention). Niat berperilaku inilah yang diharapkan bisa mendekati perilaku sebenarnya.
Google melakukan berbagai strategi untuk mengatasi hal tersebut yaitu melaui pendekatan perilaku konsumen. Google mengembangkan produknya sesuai dengan perbedaan individu dan lingkungan sosio-budaya pengguna.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana Perbedaan Individu Pengguna Google Plus di Indonesia
2. Bagaimana Lingkungan Sosio-Budaya Pengguna Google Plus di Indonesia
3. Bagaimana Behavioral Intention Pengguna Google Plus di Indonesia
4. Bagaimana pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya
terhadap Behavioral Intention Pengguna Google Plus di Indonesia baik secara
simultan maupun parsial
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk memperoleh temuan mengenai Perbedaan Individu Pengguna Google
Plus di Indonesia
2. Untuk memperoleh temuan mengenai Lingkungan Sosio-Budaya Pengguna
Google Plus di Indonesia
3. Untuk memperoleh temuan mengenai Behavioral Intention Pengguna Google
Plus di Indonesia
4. Untuk memperoleh temuan mengenai pengaruh Perbedaan Individu dan
Lingkungan Sosio-Budaya terhadap Behavioral Intention Pengguna Google
Plus di Indonesia baik secara simultan maupun parsial
1.5 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian diharapkan berguna antara lain:
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek teoritis
(keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu Manajemen, khususnya pada
bidang Perilaku Konsumen. Penelitian dilakukan melalui pendekatan serta
metode-metode terutama dalam upaya menggali pendekatan-pendekatan baru
dalam aspek perilaku konsumen. Penelitian dilakukan melalui dalam
mengukur pengaruh Perbedaan Individu dan Lingkungan Sosio-Budaya
terhadap Behavioral Intention Google Plus. Sehingga diharapkan dalam
penelitian ini memberikan sumbangan bagi ilmu manajemen pemasaran.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih dalam aspek praktis
yaitu untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi perusahaan social
3. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ataupun
acuan sekaligus untuk memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perbedaan individu
dan lingkungan sosio-budaya terhadap behavioral intention Google Plus. Adapun
yang menjadi objek penelitian sebagai variabel bebas (eksogen) yaitu perbedaan
individu (X1) yang yang terdiri dari 4 (empat) dimensi yaitu motivasi, persepsi,
pembelajaran, dan kepribadian, serta lingkungan sosio-budaya (X2) yang terdiri
dari 5 (lima) dimensi yaitu pengaruh keluarga, sumber informasi, sumber
nonkomersial, kelas sosial, dan subbudaya dan budaya. Masalah penelitian yang
merupakan variabel terikat (endogen) adalah behavioral intention. Sedangkan
yang menjadi subjek penelitian adalah pengguna Google di Indonesia.
Penelitian ini dilakukan pada kurun waktu kurang dari satu tahun, maka
metode yang digunakan adalah cross sectional method. Menurut Husein Umar
(2008:45) pendekatan cross sectional yaitu metode penelitian dengan cara
mempelajari objek dalam kurun waktu tertentu/tidak berkesinambungan dalam
jangka panjang. Pengumpulan informasi dari subjek penelitian hanya dilakukan
satu kali dalam satu periode waktu, sehingga penelitian ini merupakan one-shot
atau cross sectional. (Maholtra, 2009:101). Penelitian dilakukan pada bulan Juni
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan
Jenis penelitian yang dilakukan berdasarkan penjelasan dan bidang
penelitian menggunakan penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Travers
Travens dalam Husein Umar (2008:21) “Penelitian dengan menggunakan metode
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel
mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan
atau menghubungkan dengan variabel lain”. Sedangkan menurut Maholtra
(2009:100):
Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian konslusif yang memiliki tujuan utama desktriptif dari sesuatu, biasanya karakteristik atau fungsi pasar. Penelitian deskriptif sangat berguna ketika mencari pernyataan penelitian melakukan panggambaran fenomena pasar, seperti menentukan frekuensi pembelian, mengidentifikasi hubungan, atau membuat prediksi.
Penelitian yang berupa deskriptif ini mempunyai maksud untuk
mengetahui gambaran mengenai perbedaan individu dan lingkungan sosio-budaya
terhadap behavioral intention Google Plus. Sedangkan untuk penelitian verifikatif
menurut Malhotra (2009:104) “Penelitian untuk menguji pengujian secara kausal,
yaitu hubungan antara variabel independen dan dependen”. Jadi penelitian
verifikatif ini menguji pengaruh perbedaan individu dan lingkungan sosio-budaya
terhadap behavioral intention Google Plus.
Mengingat penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif yang
yang digunakan adalah metode explanatory survey. Malhotra (2010:96)
menyatakan bahwa:
Explanatory Survey dilakukan untuk mengeksplorasi situasi masalah, yaitu
untuk mendapatkan ide-ide dan wawasan ke dalam masalah yang dihadapi manajemen atau para peneliti tersebut. Penjelasan penelitian dalam bentuk wawancara mendalam atau kelompok fokus dapat memberikan wawasan berharga.
Berdasarkan penelitian tersebut penelitian yang digunakan dalam metode
ini, informasi dari sebagian populasi dikumpulkan langsung ke tempat kejadian
secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi
terghadap objek yang sedang diteliti. Explanatory survey ini bertujuan penelitian
yaitu jelas untuk mengeksplorasi atau penelitian melalui masalah atau situasi
untuk mendapatkan wawasan dan pemahaman. (Maholtra, 2009:98)
Menurut Sherri L. Jackson (2012:20) menyatakan, “Survey method is questioning individuals on a topic or topics then describing their response”.
Metode survei merupakan mempertanyakan individu pada sebauh topik atau
beberapa topik kemudian menggambarkan tanggapan mereka. Survei informasi
dari sebagian informasi dari sebagian populasi (sampel responden) dikumpulkan
langsung di tempat kejadian secara empirik, dengan tujuan untuk mengetahui
pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang diteliti.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Penelitian ini meliputi dua variabel inti, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Menurut Maholtra (2009:248), yang dimaksud dengan variabel bebas dan
Variabel bebas (independent variable/predictor variable) merupakan variabel atau alternatif yang dimanipulasi dan yang mempengaruhi diukur dan dibandingkan. Variabel terikat (dependent variable/criterion variable) merupakan variabel yang mengukur efek dari variabel independent pada unit tes.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti yaitu
1. Variabel bebas (eksogen)
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan
atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
perbedaan individu dan lingkungan sosio-budaya.
2. Variabel terikat (endogen)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terkait dalam penelitian ini
adalah behavioral intention.
Variabel yang dikaji meliputi variabel bebas (independent variabel) yaitu
perbedaan individu (X1) yang yang terdiri dari 4 (empat) dimensi yaitu motivasi,
persepsi, pembelajaran, dan kepribadian, serta lingkungan sosio-budaya (X2)
yang terdiri dari 5 (lima) dimensi yaitu pengaruh keluarga, sumber informasi,
sumber nonkomersial, kelas sosial, dan subbudaya dan budaya. Sedangkan
variabel terikat (dependent variabel) adalah behavioral intention dengan dimensi
loyality to company, propensity to switch, willingness to pay more, external
response to problem, dan internal response to problem.
TABEL 3.1
Sub Variabel Indikator Ukuran Skala
No.
Motivasi 1. Tingkat pemenuhan kebutuhan untuk
Persepsi 2. Tingkat kesesuaian persepsi bahwa Google Plus memiliki kinerja yang lebih baik dari pada social networks lainnya
3. Tingkat kesesuaian persepsi bahwa menggunakan Google Plus dapat membantu dalam a. bersosialisasi
Variabel/ Sub Variabel
Konsep Variabel/
Sub Variabel Indikator Ukuran Skala
No. Item
Kepribadian 6. Tingkat keinginan untuk a. mencoba sesuatu yang
7 a. Tingkat pengaruh dukungan keluarga terhadap pemilihan 8 a.Tingkat pengaruh keluarga
dalam melakukan penggunaan aplikasi dan website
b.Tingkat pengaruh kebiasaan keluarga dalam melakukan
10 a. Tingkat pengaruh sahabat dan teman untuk
menggunakan Google Plus
Variabel/ Sub Variabel
Konsep Variabel/
Sub Variabel Indikator Ukuran Skala
No. Item
rekomendasi blog, forum, dan jejaring sosial
Interval D.33
Kelas Sosial 11.Tingkat pengaruh pekerjaan/ pendidikan dalam pemilihan
14.Tingkat pengaruh budaya dan lingkungan dalam
15.Tingkat keinginan untuk loyal dalam menggunakan Google
18.Tingkat keinginan untuk tidak beralih dari Google Plus
19.Tingkat kesediaan untuk kembali menggunakan Google Plus
20.Tingkat perasaan rugi jika tidak menggunakan Google
Variabel/ Sub Variabel
Konsep Variabel/
Sub Variabel Indikator Ukuran Skala
No. Item
to pay more menggunakan Google Plus, meskipun membayar lebih
22 a. Tingkat keinginan untuk tetap menggunakan GooglePlus
22 a. Tingkat keinginan untuk menggunakan Google Plus
3.2.3 Jenis dan Sumber Data
Menurut Riduan (2010:106) data adalah bahan mentah yang perlu diolah
sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun
kuantitatif yang menunjukan fakta. Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat
memberikan keterangan tentang data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan
menjadi dua yaitu: data primer dan data sekunder.
Maholtra (2009:120-121) mengungkapkan definisi data primer dan data
sekunder, antara lain:
a. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus
menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Dalam penelitian
ini yang menjadi sumber data primer adalah kuisioner yang disebarkan
kepada sejumlah responden, sesuai dengan target sasaran dan dianggap
mewakili seluruh populasi data penelitian, yakni survei pada pengguna
Google Plus di Indonesia.
b. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain
untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat
ditemukan dengan cepat dan tidak mahal. Dalam penelitian ini yang
menjadi sumber data sekunder yaitu literature, artikel, jurnal serta situs di
internet yang berkenaan dengan penelitian.
Data primer dan data sekunder yang dibutuhkan tersebut ditujukan oleh
TABEL 3.2
JENIS DAN SUMBER DATA
No. Data Jenis Data Sumber Data
1. World Internet Usage Growth 1995-June 2012 Sekunder internetworldstats.com Copyright © 2012. Miniwatts Marketing
2. World Internet Usage and Population Statistics
Sekunder internetworldstats.com Copyright © 2012. Miniwatts Marketing
3. Asia Top Internet Countries Sekunder internetworldstats.com Copyright © March 2012. Miniwatts Marketing
4. Ukuran Populasi Online (MM) di Asia Tenggara
Sekunder comscore.com Copyright © March 2011. ComScore Media Metrix
5. Pengguna Internet di Indonesia Sekunder Diadaptasi oleh peneliti dari
internetworldstats.com dan kominfo.go.id
6. Kategori-Kategori Pengguna Internet di Indonesia
Sekunder comscore.com Copyright © March 2011. ComScore Media Metrix
7. Top 5 Social Networking Sites (SNs) and User in Indonesia
Sekunder Diadaptasi oleh peneliti dari Google I/O, Facebook, dan go-gulf.com
8. Pertumbuhan Pengguna Social Media dalam Bulan
Sekunder comscore.com Copyright © 2011. ComScore Media Metrix
9. Pertumbuhan Pengguna Google Plus Sekunder technolog.msnbc.msn.com Copyright © 2012. MSNBC
10. 100 Merek Utama Pengguna Facebook dan/atau Google Plus
Sekunder brightedge.com Copyright © 2011. Bright Edge
11. User Activity Top 5 Social Networking Sites (SNs)
Sekunder Diadaptasi oleh peneliti dari Google I/O, Facebook, dan go-gulf.com
12. Persentase Pengguna Aktif dan Non-Aktif Google Plus
Sekunder flowtown.com Copyright © 2011. FlowtownTM
13. Strategi Google Plus Sekunder Diadaptasi oleh peneliti dari
plus.google.com/gplus,
14. Rata-rata Kunjungan Google Plus Primer Pra Penelitian
15. Dorongan untuk Menggunakan Google Plus Primer Pra Penelitian
Sumber: Hasil Pengolahan Data. 2011&2012
3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
3.2.4.1 Populasi
Populasi merupakan sejumlah objek yang dapat dijadikan sumber
about whom a study it meant to generalize”. Populasi adalah semua orang
mengenai untuk siapa penelitian itu dimaksudkan kemudian melakukan
generalisasi. Zikmund dan Babin (2007:404) menambahkan populasi adalah, ”Any complete group of entities that shares some common set of characteristics”.
Populasi merupakan generalisasi yang terdiri dari atas objek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu. Maholtra (2009:369) berpendapat:
Suatu populasi adalah total dari semua elemen yang terbagi beberapa seperangkat karaketeristik setiap proyek riset pemasaran memiliki populasi yang didefinisikan unik untuk dijelaskan dalam istilah parameter. Tujuan dari proyek riset pemasaran yang paling adalah untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik atau parameter dari suatu populasi.
Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai
populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi sasaran.
Populasi sasaran yaitu populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan
penelitian. Jadi apabila dalam sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan,
maka menurut etika penelitian kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk sasaran
yang telah ditentukan. Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi dalam
penelitian ini adalah pengguna Google Plus di Indonesia sebanyak 7.280.000
orang (Google I/O dan website-monitoring.com, 02/09/2012)
3.2.4.2 Sampel
Mark L. Bernson et al (2012:250) menyatakan “A sample is defined as the population that has been selected for analysis”. Sampel adalah populasi yang
terpilih untuk dianalisis. Agar memperoleh sampel yang representatif dari
yang sama untuk menjadi sampel. Dalam penelitian ini tidak mungkin semua
populasi dapat penulis teliti, hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya:
1. Keterbatasan biaya 2. Keterbatasan tenaga
3. Keterbatasan waktu yang tersedia
Maka dari itulah diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi
yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili yang lain
yang tidak diteliti. Menurut Charles Stangor (2011:110), “A representative sample is one that is approximately the same as the population in every important respect”. Agar memperoleh sampel yang reperesentatif dari populasi, maka setiap
subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk
menjadi sampel.
Malhotra (2009:364) berpendapat bahwa sampel adalah sub-kelompok
populasi yang terpilih untuk berpartisispasi dalam studi. Agar memperoleh sampel
yang representatif dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan
untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Untuk menentukan
sampel dari populasi yang telah ditetapkan perlu dilakukan suatu pengukuran
yang dapat menghasilkan jumlah n.
Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur sampel, digunakan rumus
Slovin (Husein Umar, 2008:141), yakni ukuran sample yang merupakan
perbandingan dari ukuran populasi dengan presentasi kelonggaran ketidaktelitian,
karena dalam pengambilan sampel dapat ditolerir atau diinginkan. Dalam
pengambilan sampel ini digunakan taraf kesalahan sebesar 10%. Adapun rumus
Dimana :
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir
Adapun perhitungan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
N = 7.280.000 e = 0,1
Maka:
Berdasarkan penentuan sampel dengan menggunakan rumus teknik Slovin,
maka diperoleh ukuran sampel (n) sebanyak 100, namun untuk lebih mewakili
maka dilakukan penambahan sampel sebanyak 30 sehingga sampel yang
digunakan sebesar 130 pengguna Google Plus.
3.2.4.3 Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga dapat
memperoleh nilai karakteristik perkiraan (estimate value). Menurut Charles
Stangor (2011:110), “Sampling refers to the selection of people to participate in a
research project, usually with the goal of being able to use these people to make inferences about a larger group of individuals”. Teknik sampling mengacu pada