• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN EKPA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN EKPA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN

MODEL PEMBELAJARAN EKPA

TERHADAP HASIL BELAJAR

PADA PEMBELAJARAN TEMATIK

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Anggi Nurachman NIM 1004082

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA 2014

(2)

PENGARUH PENGGUNAAN

MODEL PEMBELAJARAN EKPA

TERHADAP HASIL BELAJAR

PADA PEMBELAJARAN TEMATIK

Oleh Anggi Nurachman

NIM 1004082

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan program S1 Pendidikan Guru

Sekolah Dasar

© Anggi Nurachman 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

ANGGI NURACHMAN

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN EKPA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Drs. Rustono W.S., M.Pd. NIP. 19520628 198103 1 001

Pembimbing II,

Drs. H. Akhmad Nugraha, M.Si. NIP: 19591027 198611 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya,

(4)

i

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran EKPA Terhadap Hasil Belajar Pada Pembelajaran Tematik” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”.

Tasikmalaya, Juni 2014

Yang membuat pernyataan,

(5)

ii

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN EKPA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK

Oleh : Anggi Nurachman ; Rustono W.S ; Akhmad Nugraha S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya

ABSTRAK

Pembelajaran di sekolah kebanyakan kurang memanfaatkan pengetahuan awal siswa dalam menyampaikan materi pada proses pembelajaran, hanya pada pencapaian target tujuan pembelajaran. Seharusnya dalam penyampaian materi pelajaran memanfaatkan pengetahuan awal siswa. Berangkat dari hal tersebut, penelitian ini dilakukan atas anggapan bahwa pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran EKPA akan memberikan pengaruh positif hasil belajar siswa. Penelitian ini dirangkum dalam judul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran EKPA Terhadap Hasil Belajar pada Pembelajaran Tematik”. Adapun sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VA dan VB berjumlah 48 orang. Metode penelitian yang digunakan yaitu quasi experimental dengan desain penelitian Non Randomized Pretest-Postest Control Group Design. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes objektif berjumlah 30 soal, lembar observasi model pembelajaran EKPA, lembar observasi RPP dan kemampuan penampilan mengajar. Hasil analisis data yang diperoleh sebagai berikut : 1) Rata-rata nilai RPP kelas kontrol dengan nilai 2,31 tergolong cukup baik, sedangkan pada kelas eksperimen dengan nilai 3,25 tergolong baik. Dan rata-rata nilai kemampuan penampilan mengajar kelas kontrol dengan nilai 3.07 tergolong cukup baik, sedangkan pada kelas eksperimen dengan nilai 3,44 tergolong baik. Hal tersebut menandakan bahwa RPP dan kemampuan penampilan mengajar pada kelas eksperimen baik. 2) Jumlah rata-rata keseluruhan penggunaan model pembelajaran EKPA adalah 8,5. Merujuk pada interval kategori yang telah dibuat, maka penggunaan model pembelajaran EKPA yang dilakukan dikelas VB SD Negeri Nagarawangi 2 dapat dikatakan baik. 3) hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional pada pembelajaran Subtema Daur Air yaiu pretest 53 (sedang) dan posttest 72.3 (tinggi) dengan rata-rata normal gain yang diperoleh sebesar 0,42 berada pada kategori kurang efektif, 4) Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran EKPA pada pembelajaran Subtema Daur Air yaiu pretest 58.2 (tinggi) dan posttest 83.5 (sangat tinggi) dengan rata-rata normal gain yang diperoleh sebesar 0,64 berada pada kategori cukup efektif, 5) Siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan pembelajaran konpensional dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran EKPA terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan ditunjukkan dengan perbedaan posttest dan normal gain yang diperoleh, 6) terdapat pengaruh model pembelajaran EKPAterhadap hasil belajar pada pembelajaran Subtema Daur Air di kelas VB SD Negeri Nagarawangi 2.

(6)

iii ABSTRACT

Learning in school most students lack utilize prior knowledge in presenting the material in the learning process, only the achievement of learning objectives. Supposedly in the delivery of learning materials utilizing students' prior knowledge. Departing from this, research was conducted on the assumption that learning using learning model EKPA will have a positive influence student learning outcomes. This research is summarized in the title of “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran EKPA Terhadap Hasil Belajar pada Pembelajaran Tematik”. The samples are defined in this study is class VA and VB of 48 people. The research method used is a quasi-experimental research design with pretest-posttest non-randomized control group design. The instrument used in this study are objective tests are 30 questions, learning model EKPA observation sheet, observation sheets RPP and teaching performance capabilities. Hasil analysis of data obtained as follows: 1) The average values of RPP control class with the value of 2.31 is quite good, while the experimental class with a value of 3.25 is fair. And the average value of the ability to control classroom teaching performance 3:07 is quite good value, while the experimental class with a value of 3.44 is fair. This indicates that the appearance of the RPP and the ability to teach at both the experimental class. 2) The average number of overall use EKPA learning model is 8.5. Referring to the interval categories that have been made, then the use of a model of learning is done in class VB EKPA SD Nagarawangi 2 can be said to be good. 3) student learning outcomes using conventional learning on learning Subtheme Daur Air yaiu pretest 53 (medium) and posttest 72.3 (high) with a normal average gain of 0.42 obtained in the category of less effective, 4) The results of student learning using learning model EKPA on learning Subtheme Daurb Air yaiu pretest 58.2 (high) and posttest 83.5 (very high) with a normal average gain of 0.64 obtained in the category are quite effective, 5) Students who follow learning using conventional learning by learning using learning model EKPA there are significant differences in learning outcomes indicated by differences in the posttest and normal gain obtained, 6) there is a learning model EKPA influence on learning outcomes in learning Subtheme Daur Air in the class VB SD Nagarawangi 2.

(7)

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim...

Dengan kerendahan hati penulis mengungkapkan rasa syukur melalui kalimat hamdalah atas limpahan rohman dan rahim dari Sang Maha Rohman dan Maha Rohim Tuhan segala mahluk yakni Alloh SWT yang telah memberikan kekuatan dan kemudahan bagi penulis sehinngga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran EKPA Terhadap Hasil Belajar Pada Pembelajaran Tematik”.

Tak lupa teriring sholawat dan salam semoga senantiasa terlimpah curahkan pada pemimpin kita semua yakni Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Didalamnya memuat hasil penelitian yang dilakukan di SD Negeri Nagarawangi 2 untuk melihat pengaruh penggunaan model pembelajaran EKPA terhadap hasil belajar pada pelajaran Subtema Daur Air.

Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Tiada lain segala kekurangan dan kesalahan disebabkan oleh terbatasnya khazanah keilmuan yang penulis miliki. Maka dari itu saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Terakhir dengan kerendahan hati penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat yang besar bagi penulis semua pihak.

Tasikmalaya, Juni 2014

(8)

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga penulis sampaikan kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. H. Cece Rakhmat, M.Pd., selaku Direktur Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.

2. Drs. Yusuf Suryana, M.Pd., selaku Sekretaris Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.

3. Drs. Rustono W.S., M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.

4. Drs. Rustono W.S., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah tulus memberikan arahan, nasehat, dan motivasi dengan penuh kesabaran, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Drs. H. AkhmadNugraha, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah tulus memberikan arahan, nasehat dan motivasi dengan penuh kesabaran, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Dra.Hj. Momohhalimah, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik. 7. Staf pengajar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya. 8. Staf administrasi Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya. 9. Kepala Sekolah beserta seluruh guru SD Negeri Nagarawangi 2 Kecamatan

CihideungKota Tasikmalaya.

10. Orang tua tercinta; MuhtarHaris S dan Ibunda TitinNurMilah, serta adik tercinta; RenrenNurjaman. atas dukungan material dan spiritual yang diberikan kepada penulis.

11. Rekan-rekan seperjuangan di UPI Kampus Tasikmalaya, terutama IlhamMauluddin, M. Rijal W.M, AgusMaulana M dan Yana Andriana. 12. Seluruh Guru yang telah berjasa menambah ilmu dan wawasan penulis 13. Seluruh pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu demi satu pada

(9)

vi DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB IPENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 4

1. Rumusan Masalah Penelitian ... 4

2. Batasan Masalah Penelitian ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Kajian Pustaka... 9

1. Model pembelajaran... 9

2. Model pembelajaran EKPA ... 11

3. Hasil Belajar... 12

4. Pembelajaran ... 13

5. Pembelajaran Tematik dengan Pendekatan Saintifik ... 15

6. Materi Ajar dalam Subtema Daur Air ... 18

B. Kerangka Berpikir ... 21

C. Hipotesis ... 22

(10)

vii

1. Lokasi ... 24

2. Populasi ... 24

3. Sempel/Subyek ... 24

B. Desain penelitian ... 25

C. Metode Penelitian ... 25

D. Depinisi Oprasional dan Konseptual variabel ... 26

E. Intrumen Penelitian ... 28

F. Proses Pengembangan Instrumen. ... 28

1. Validitas Tes ... 29

2. Reliabilitas Tes ... 31

3. Daya Pembeda ... 34

4. Tingkat Kesukaran ... 36

5. Hasil seleksi Butir Soal Intrumen Penelitian ... 38

G. Teknik Pengumpulan Data. ... 39

1. Tes ... 39

2. Lembar Observasi ... 39

H. Teknih Analisis Data ... 40

1. Persiapan ... 40

2. Tabulasi ... 40

3. Analisis Statistik ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HasilP enelitian ... 48

1. Gambaran Umum Objek penelitian ... 48

2. Penilaian RPP dan Kemampuan Penampilan Mengajar ... 49

3.Keterlaksanaan Pembelajaran /Tematik dengan Model Pembelajaran EKPA ... 52

4. Hasil Belajar Kelas Kontrol ... 55

a. Hasil Pretest Kelas Kontrol ... 54

b. Hasil Posttest Kelas Kontrol ... 56

c. Perubahan Hasil Belajar Kelas Kontrol ... 58

(11)

viii

5. Hasil Belajar Kelas Eksperimen ... 64

a. Hasil Pretest Kelas Eksperimen ... 64

b. Hasil Posttest Kelas Eksperimen ... 65

c. Peubahan Hasil Belajar Kelas Eksperimen ... 66

d. Uji Statistik Peningkatan Hasil Belajar kelas Eksperimen ... 68

6.Perbedaan Hasil Belajar Kelas Kontrol dengan Kelas Eksperimen .. 72

a. Uji Normalitas Data Normal gain antara kelas Kontrol dengan Kelas Eksperimen ... 74

b. Uji Homogenitas Pretest, Posttest dan Normal gain pada Kelas Kontrol dan KelasEksperimen ... 75

c. Uji Perbedaan Rerata (Mean) Pretest Antara Kelas Kontrol dengan Kelas Eksperimen ... 76

d. Uji Perbedaan Rerata (Mean) Posttest Antara Kelas Kontrol dengan Kelas Eksperimen ... 77

c. Uji Perbedaan Rerata (Mean) Normal Gain Antara Kelas Kontrol dengan Kelas Eksperimen ... 79

B. Pembahasan ... 80

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 85

B. Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 88

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 90

(12)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kompetensi Dasar yang Dikaitkan ... 18

Tabel 3.1 Non Randomized Pretest-posttest Kontrtol Group Design ... 25

Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Validitas Tes Hasil Belajar Siswa pada pembelajaran ... 29

Tabel 3.3Hasil Uji Reliabilitas Intrumen Tes ... 31

Tabel 3.4 Kategori Daya Pembeda ... 34

Tabel 3.5 Hasil Uji Daya Pembeda Soal ... 35

Tabel 3.6 Kategori Tingkat Kesukaran ... 37

Tabel 3.7 Hasil Analisisa Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 37

Tabel 3.8 Rambu-rambu Interval Nilai Hasil Belajar ... 41

Tabel 3..9 Interval Kategori Hasil Belajar ... 42

Tabel 3.10Kategori Interpretasi Normal Gain ... 42

Tabel 4.1 Data Siswa VA SD Negeri Nagarawangi 2 ... 49

Tabel 42 Data Siswa Kelas VB SD Negeri Nagarawangi 2... 49

Tabel 43 Hasil Penilaian RPP dan Penampilan Mengajar ... 51

Tabel 44 Kriteria Penilaian RPP dan Penampilan Mengajar ... 52

Table 4.5 Format ObservasiP elaksanaan Model Pembelajaran EKPA ... 53

Tabel 4.6 Interval kategori penggunaan Model Pembelajaran EKPA ... 54

Tabel 4.7 Interval Kategori hasil Belajar ... 55

Tabel 4.8 Hasil Pretest Kelas Kontrol ... 56

table 4.9 Hasil Posttest Kelas Kontrol ... 57

Tabel 4.10 Kategori Interperestasi Normal gain ... 58

Tabel 4.11 Rekapitulasi hasil belajar Kelas Kontrol ... 58

Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Pretest danP ostest kelas kontrol... 60

Tabel 4.13 Hasil Uji Homogenitas Prretest dan Postest Kelompok Kontrol 62

Tabel 4.14 Hasil Uji Perbedaan rerata Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ... 63

table 4.15 Hasil Pretest kelas Eksperimen ... 64

Tabel 4.16 Hasil Posttest Kelas Eksperimen... 66

(13)

x

Tabel 4.18 Hasil Uji Normalits Pretest dan Postest kelompok Eksperimen . 69 Tabel 4.19 Hasil Uji Homogenitas Pretas dan Postest kelas Eksperimen... 70 Tabel4.20 Hasil Uji Perbedaan Rerata ( Mean) Pretes dan Postes Kelas

Ekperimen ... 71 Tabel 4.21 Nilai Pretest, Postest dan Normal Gain pada Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen ... 73 Tabel 4.22 Hasil Uji Normalitas Data Normal gain Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen ... 74 Tabel4.23 Hasil Uji Normalitas Data Normal gain Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen ... 75 Tabel4.24 Hasil Uji Perbedaan Rerata (Mean ) Pretets Kelas Kontrol Dan

Kelas Eksperimen ... 76 Tabel4.25 Hasil Uji Perbedaan Rerata (Mean ) Postest Kelas Kontrol Dan

Kelas Eksperimen ... 78 Tabel4.26 Hasil Uji Perbedaan Rerata (Mean ) Normal Gain Kelas Kontrol

(14)

xi

DAFTAR GAMBAR

(15)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Perangkat Pembelajaran... 91

Lampiran A.1 RPP Kelas Kontrol ... 92

Lampiran A.2 RPP Kelas Eksperimen ... 104

Lampiran B Instrumen Penelitian ... 117

Lampiran B.1 Kisi-Kisi Soal Konsep Daur Air ... 118

Lampiran B.2 Butir Soal Konsep Daur Air yang Digunakan dalam Penelitian 120 Lampiran B. 3 Lembar Obserbasi Model Pembelajaran EKPA ... 132

Lampiran B. 4 Lembar RPP Kemampuan Penampilan Mengajar ... 133

Lampiran C Gambar Kegiatan ... 141

Lampiran C.1 Gambar Kegiatan ... 142

Lampiran D Administraasi Penelitian ... 143

Lampiran D. 1 Surat Keputusan ... 143

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikansangatpentingbagikelangsunganhidupseseorang,

sebabkualitaskehidupansangateratdengantingkatpendidikan. Salah satuaspekdaripendidikanadalahproses belajar yang memberikanberbagaipengalamankepadasiswabaik di dalamkelasmaupundiluarkelas, pengalamantersebutmemberikanpengaruh yang positifbagidirinyasendiri.

Berbagaiaspek-aspek yang

berhubungandenganpendidikanbanyakmengalamiperkembangandanperubahan, sepertihalnyapeningkatanmututenagapendidik,

peningkatansaranadanprasaranasertakurikulum yang terusdiperbaiki. Hal initerusdilakukan agar proses belajar yang merupakanjembatanuntukmencapaitujuanpendidikandapatdilaksanakandenganbai k. Kurikulumdaritahunketahuntelahmengalamibeberapa kali perbaikandanperubahansesuaidenganperkembanganjaman, padatahun 2013 pemerintahtelahmempublikasikankurikulum 2013 melaluiberbagaikegiatanpenyuluhandanberbagaiduniamasa. Sehinggapara guru dituntutuntukmelaksanakanpembelajaransesuaidenganapa yang

dicantumkandalamkurikulum, agar

parasiswamengalamiperubahanperilakuuntukmenghadapitantanganmasadepan yang semakinkompekdenganberbagaipermasalah.

Istilahpembelajarandiartikansebagaisuatu proses komunikasiantarasiswadengan guru, materidanlingkungannya. PendapatlaindikemukakanolehMuhamad Surya (dalamHerrydkk, 2007, hlm. 3)

bahwa‘pembelajaranadalahsuatu proses yang

dilakukanindividuuntukmemperolehsuatuperubahanprilaku yang barusecarakeseluruhan,

(17)

2

a’. Proses pembelajaranakanberhasiljika Guru memperhatikanpengalaman-pengalaman yang dimilikiolehsiswa, baikmemperhatikanpengalaman-pengalamandarilingkungansekolah, pengalamandarilingkungankeluargamaupunpengalamandarilingkunganmasyarakat .

Pengalamansiswasangatmenentukanterjadinya proses pembelajaran yang efektifdanpenambahanpengetahuanawalsiswa.

MenurutpendapatBel(Rustaman, 2010, hlm. 2.17) mengemukakan bahwa

Agar pengetahuanawalsiswa yang

diperolehdiluarsekolahdipertimbangkansebagaipengetahuanawalsiswadalam saranapembelajaran, karenasangatmemungkinkanterjadimiskonsepsi.

Sebaliknya, apabila guru

tidakmemedulikankonsepsiataupengetahuanawalsiswa,

besarkemungkinanmiskonsepsi yang terjadiakansemakinkomplek.

Guru dituntutuntukmenggunakanpengetahuanawalsiswaserta memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi siswa.Sehingga pembelajaran yang tidak memanfaatkan pengetahuan siswa berubah menjadi pembelajaran yang memanfaatkan pengetahuan siswa, dan dalam proses pembelajarannya siswa dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan pengalaman mereka.

Dalam kurikulum 2013, proses pembelajaran dilakukan dalam satu hari penuh dengan mengaitkan beberapa KD (kompetensi dasar) dari beberapa mata pelajaran berdasarkan tema tertentu yang sering disebut dengan pembelajaran tematik. Dengan pembelajaran tematik, siswa memusatkan perhatian siswa pada satu tema tertentu dengan mengembangkan kompetensi dasar antar mata pelajaran kedalam suatu tema yang sama sehingga pemahaman siswa terhadap suatu materi akan lebih mendalam dan kegiatan belajar siswa akan lebih mudah.

Joyce dan Weil (Prastowo, 2013, hlm. 69) mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum dan pembelajaran jangka panjang, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di dalam atau di luar kelas.

Model pembelajaranmenjadisalahsatupilihandalam proses pembelajaran, guru bebasmemilihberbagai model pembelajaran yang sesuaidanefisiensiuntukditerapkandalam proses

(18)

3

pembelajaranuntukmencapaitujuanpembelajaran. Model pembelajaranakanmembantu guru dalammengaturalurpembelajarankarena model pembelajaranmemilikisintak(fase-fase) yang berbedatiapmodelnya.

Berdasarkanpengamatan di lapangan, proses pembelajaran di sekolahbelummemanfaatkanpengetahuanawalsiswadalampenyampaianmateripada proses pembelajaran. sehinggaantarateoridanpemahamansiswabertolakbelakang, siswamengalamikebingunganterlihatdarihasilpembelajaran yang rata-rata semuasiswamemilihjawaban yang bertolakbelakangdenganteori yang seharusnya.

Masalah-masalah tersebut tentunya perlu dicarikan solusi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan kesulitan-kesulitan siswa dalam memahami materi pembelajaran dapat diatasi.Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, maka model pembelajaran yang dibutuhkan adalah model pembelajaran yang dapat mempertimbangkanpengetahuanawal siswa. Model pembelajaran yang memperhatikanpengetahuanawalsiswacukupbanyakmulaidari model siklusbelajar, model pembelajaran EKPA, model cooperative learning sampaipada model pembelajaraningkuiri.Salah satu model pembelajaran yang dijadikansolusiadalah model pembelajaran EKPA (Elisitasi, Konfrontasi, PengembanganKonsepdanAplikasikonsep), karena model pembelajaran EKPA

dalamfase-fasenyaterdapatkegiatanmengkontradiktifkanfenomenadengangagasansiswa, sehinggapembelajaranakanlebihefektifdanpengetahuanbarusiswacepatterserap,

bertahan lama

dalammemorisiswadansiswatidakmengalamikebingunganantarateoridanpengetahu anawalsiswa.

Berdasarkanlatarbelakangdiatas,

makapenelitibermaksudmelakukanpenelitiandenganmotedepenelitian Quasi EkperimendesainNon Randomized Pretest-Postest Control Group Designyang bertujuanuntukmengetahui keefektifan model pembelajaran EKPA (Elisitasi, Konfrontasi, PengembanganKonsepdanAplikasikonsep)sebagaisalah satu upaya

(19)

4

air.Olehkarenaitupenelitimenuangkanpermasalahanmenjadi“Pengaruh

PenggunaanModel Pembelajaran EKPA Terhadap Hasil Belajar pada Pembelajaran Tematik”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkanlatarbelakang yang telahdikemukakan, makamasalah yang menjadiperhatianpenelitidanharusdilaksanakanupayapemecahannyadiantaranya : a. Proses pembelajaran mengabaikanpengetahuanawalsiswa sehingga siswa

mengalamikebingunganantarateoridenganpengetahuanawalsiswa.

b. Guru belum optimal dalammerancang proses pembelajaran yang mempertimbangkanpengetahuanawalsiswa.

c. Proses pembelajaran lebih menekankan pada pencapaian tuntutan kurikulum dan ketersampaian materi semata bukan pada optimalisasi hasil belajar siswa, materi yang disampaikanhanyasebataspemberianmateridan kurang mengaitkandenganpengetahuanawalsiswa.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah dalam penelitian ini berkaitan dengan pengaruh model EKPAterhadap hasil belajar dalam Pembelajaran Subtema Daur Air di kelas V

SDNegeriNagarawangi Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya. 1. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian diatas, peneliti merumuskan ruang lingkup permasalahan menjadi :

a. Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran Subtema Daur Air tanpa menggunakan model pembelajaran EKPA di kelas VASD Negeri Nagarawangi 2?

(20)

5

c. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa antara pembelajaran Subtema Daur Air tanpa menggunakan model pembelajaran EKPA di kelas VA SD NegeriNagarawangi 2 dengan pembelajaran Subtema Daur Air yang menggunakan model pembelajaran EKPA di kelas VB SD NegeriNagarawangi 2?

d. Apakah ada pengaruh penggunaanmodel pembelajaran EKPA terhadap hasil belajar pada pembelajaran Subtema Daur Air di kelas VB SD NegeriNagarawangi 2?

2. Batasan Masalah Penelitian

Agar pembahasan permasalahan lebih terarah dan tidak meluas makapermasalahandibatasi sebagai berikut:

a. Subyek penelitian adalah siswa kelas VA SD Negeri Nagarawangi 2 dan kelas VB SD Negeri Nagarawangi 2 UPTD Pendidikan Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/2014.

b. Hasil belajar yang dimaksud yaitu : hasil pembelajaran dalam ranah kognitif berupa pengetahuan dan pemahaman.

c. Konsep yang dibahas adalah konsep tentang manfaat dan dampak air dalam kehidupan, daur air dan kosa kata baku.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan untuk :

1. Untuk memperoleh informasi mengenai hasil belajar siswa pada pembelajaran Subtema Daur Air tanpa menggunakan model pembelajaran EKPA di kelas VA SD NegeriNagarawangi 2.

2. Untuk memperoleh informasi mengenai hasil belajar siswa pada pembelajaran Subtema Daur Air dengan menggunakan model pembelajaran EKPA di kelasVBSD NegeriNagarawangi 2.

(21)

6

Subtema Daur Air yang menggunakan model pembelajaran EKPAdi kelas VB SD NegeriNagarawangi 2.

4. Untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh penggunaanmodel pembelajaran EKPA terhadap hasil belajar pada pembelajaran Subtema Daur Air di kelas VB SD NegeriNagarawangi 2.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dijadikan sebagai sumber informasi dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran terutama dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPAsubtema daur air di kelas V SD Negeri Nagarawangi 2.

2. Manfaat Praktis

Secarapraktispenelitianinidapatbermanfaat : a. Bagi guru

Manfaatpenelitianinibagi guru

yaitudapatmengembangkankualitaspembelajaranmenjadilebihmenarik,

dapatmenjalankantugassebagaipendidikdenganbaikyaitudenganmerencanakanpem belajaransecaramatang, dapatmengidentifikasikesulitan-kesulitanbelajar yang dialamiolehsiswapadapembelajaranjugadapatmemanfaatkanpengetahuanawalsisw adalampembelajaransalahsatunyadenganmenggunakan model pembelajaranEKPA (Elisitasi, Konfrontasi, PengembanganKonsepdanAplikasikonsep).

b. Bagisiswa

(22)

7

c. Bagipeneliti

Manfaatpenelitianinibagipenelitiyaitudapatmemberikanpengalamandalamm engelolapembelajarantematiksesuaidengankurikulum 2013 yang baru-baruinidicanangkanolehpemerintah,

dapatmeningkatkankemampuanmengajardanmemberikanpengetahuantentangbag aimanamengatasikesulitan-kesulitan yang dialamiolehsiswadalam proses pembelajaransebagaiupayauntukmeningkatkanpemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

Selainitupenelitianinijugadapatmenjadibahaninformasidanpengalamandalampeny usunandesainpembelajaran dengan model EKPA (Elisitasi, Konfrontasi, PengembanganKonsepdanAplikasikonsep)padamateri-materi yang lain.

d. BagiSekolah

Diadakannyapenelitianinidiharapkandapatmemberikankontribusikepadasek olahdalammenyelenggarakanpendidikan yang lebihbaik, khususnyadalampenggunaan model pembelajaran EKPA sehinggamutupendidikansekolahakanmeningkat.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Penulisan skripsi ini disusun dengan struktur organisasi sebagai berikut: 1. Bab I Pendahuluan

(23)

8

memaparkan mengenai urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi.

2. Bab II Kajian Pustaka

Bab ini memberikan penjelasan mengenai landasan teori yang berisikan model pembelajaran, model pembelajaran EKPA, hasil belajar, pembelajaran, pembelajaran tematik dengan pendekatan saintifik, materi ajar manfaat dan dampak air dalam kehidupan dan daur air.

3. Bab III Metode Penelitian

Bab ini berisi penjelasan yang rinci mengenai metode penelitian. Komponen metode penelitian terdiri dari lokasi penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional dan konseptual, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data penelitian.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini berisi hasil penelitian ,yaitu : analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan tentang masalah penelitian, serta pembahasan atau analisis temuan yang dikaitkan dengan landasan teoritik yang dibahas dalam bab kajian pustaka.

5. Bab V Simpulan dan Saran

(24)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel/Subyek Penelitian 1. Lokasi

Lokasi penelitian adalah tempat yang akan dilaksanakan penelitian guna memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Nagarawangi 2, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya. Pemilihan SD Negeri Nagarawangi 2 sebagai lokasi penelitian atas pertimbangan bahwa lokasi tersebut telah mengenal kurikulum 2013 baik dari guru maupun siswanya. Sehingga memiliki anggapan bahwa sekolah tersebut bisa digunakan untuk penelitian dengan menggunakan kurikulum 2013, serta memiliki dua kelas setiap angkatannya yaitu kelas A dan kelas B sehingga pengambilan data lebih akurat.

2. Populasi

Menurut Arikunto (2010, hlm. 173) menyatakan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.Sejalan dengan pendapat Sugiyono (2010, hlm. 117) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi yang dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi kelas VA SD Negeri Nagarawangi 2 Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah48 orang.

3. Sampel / Subjek

Arikunto (2010, hlm. 174) menyatakan bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling.Menurut Sugiyono (2010, hlm. 85) “Purposive sampling

adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.” Sampel yang dijadikan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dianggap memiliki karakterteristik yang sama. Sampel dalam penelitian ini adalah

(25)

25

seluruh siswa kelas VA di SD Negeri Nagarawangi 2 yang berjumlah 24 orangsebagai kelas kontrol, dan seluruh siswa kelas VB SD Negeri Nagarawangi 2 yang berjumlah24 orang sebagai kelas eksperimen.

B. Desain Penelitian

Desain quasi eksperimen yang dipilih adalah tipe Non Randomized Pretest-Postest Control Group Design yaitu desain pretest-postest menggunakan

kelompok kontrol tanpa penugasan random. Subjek penelitian tidak diambil secara acak dari populasi tetapi diambil seluruh subjek dari kelompok yang telah terbentuk secara alami.Pada desain ini terdapat dua kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.Kelas eksperimen diberi perlakuan (treatment) yaitu penggunaan model pembelajaran EKPA pada pembelajaran subtema daur air tema manfaat air.Sedangkan kelas kontrol tidak diberikan perlakuan khusus dan hanya menggunakan model pembelajaran konvensional.

Tabel 3.1

Non Randomized Pretest-Postest Control Group Design

Kelas Pretest Treatment Postest

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O3 X2 O4

Keterangan :

O1 & O3 : Pretest sebelum diberi perlakuan O2 & O4 : Posttest setelah diberi perlakuan X1 : Perlakuan terhadap kelas eksperimen X2 : Perlakuan terhadap kelas kontrol

C. Metode penelitian

(26)

26

ini bertujuan menguji teori yang telah ada untuk dibuktikan kebenarannya. Dalam hal ini Sugiyono (2010, hlm. 14) menyatakan bahwa:

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode pnelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif bertolak pada teori-teori yang ada untuk kemudian ditarik generalisasinya apakah hasil penelitian menunjukkan kebenaran dari teori tersebut. Adapun tujuan dari metode kuantitatif adalah sebagai berikut:

a. Menunjukkan hubungan antar variabel b. Menguji teori

c. Mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif. (Sugiyono, 2010, hlm. 23).

Penelitian yang dilakukan menggunakan bentuk quasi experimental dengan desain penelitian berupa Non Randomized Pretest-Postest Control Group Design.Menurut Sugiyono (2010, hlm. 114) quasi experimental design

“mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang diberi perlakuan tertentu.Sedangkan kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak diberi perlakuan.Adapun yang menjadi kelompok eksperimen adalah siswa yang mengikuti pembelajaran tematik Subtema Daur Air dengan menggunakan model pembelajaran EKPA.Sedangkan kelompok kontrol dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti pembelajaran tematik Subtema Daur Air dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

D. Depinisi Oprasional dan Konseptual Variable

(27)

27

Hal ini dapat digambarkan :

r

Gambar 3.1 Variabel Penelitian X= modelEKFA

Y= pemahaman r= pengaruh

Beberapa variabel yang harus diketahui untuk menjaga dari kesalah pahaman terhadap penelitian ini, yaitu:

1. Dalam penelitian ini model pembelajaran EKPA yang dimaksud adalah model yang berbasis kontruktivisme yang memandang bahwasanya keberhasilan belajar tergantung bukan hanya pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa. dan dari segi sintaks mengalami sedikit pengembangan dari learning cycle. Nama EKPA merupakan akronim dari Elisitasi, Konfrontasi, pengenalan konsep, dan aplikasi konsep. langkah-langkah pembelajaran model EKPA terdiri dari 4 fase pembelajaran sebagai berikut: 1). Elisitasi (memancing tanggapan), 2). Konfrontasi, 3). Pengenalan konsep dan 4). Aplikasi konsep.

2. Dalam penelitian ini yang dimaksud hasil belajar yakni pengetahuan yang sifatnya factual serta mengenai hal-hal yang perlu diingat kembali dan pemahaman merupakan salah satu bentuk hasil belajar dari ranah kognitif yang tingkatannya lebih tinggi dari hasil belajar pengetahuan maupun ingatan. Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya mengerti benar atau mengetahui benar, pemahaman merupakan salah satu bagian dari ranah kognitif. Jadi arti yang sebenarnya dari pemahaman adalah mengacu pada kemampuan seseorang untuk memahami makna dari suatu materi pembelajaran.

(28)

28

3. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan Pembelajaran tematik yaitu suatu pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa kompetensi dasar dari dua mata pelajaran yakni ilmu pengetahuan alam dan bahasa Indonesia sehingga dapat memahami suatu konsep yang dipelajari dengan mengalami langsung dan menghubungkannya dengan konsep yang telah mereka pahami sebelumnya.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data menurut Suharsimi Arikunto adalah “alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya” (2009, hlm. 101). Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Lembar observasi

Lembar observasi dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu lembar observasi untuk mengukur efektifitas penggunaan model pembelajaran EKPA dalam pembelajaran tematik dan observasi mengetahui baik atau tidaknya rencana pelaksanaan pembelajaran dan kemampuan penampilan mengajar.

2. Tes

Dalam penelitian ini tes yang digunakan berupa soal.Soal ini diberikan kepada siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran EKPApada pelajaran subtemadaur air.Dan diberikan kepada siswa yang tidak diberi perlakuan model pembelajaran EKPA pada pelajaran subtema daur air.

F. Proses Pengembangan Instrumen

(29)

29

untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen soal yang digunakan dalam penelitian.

1. Validitas Tes

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid.“Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur” (Sugiyono, 2010, hlm. 121).Untuk menghitung validitas soal, penulis menggunakan aplikasi software SPSS (Statistical Product And Service Solution) 16.0.

Untuk mengetahui apakah instrumen dinyatakan valid atau tidak maka langkah selanjutnya adalah ‘membandingkan Pearson Correlation (r hitung) dengan nilai tabel korelasi Product Moment (r tabel). Jika r hitung> r tabel maka instrumen dinyatakan valid, namun jika r hitung< rtabel, maka instrumen tidak valid’ (Riduwan dalam Ferisa, 2012, hlm. 48).

Tabel 3.2

Hasil Perhitungan Validitas Tes Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Subtema Daur Air

(30)

30

(31)

31

2. Reliabilitas Tes

Reliabilitas menunjukan bahwa suatu instrumen dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data dalam hal ini tes.Instrumen yang reliabel dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.Dan suatu tes dapat dikatakan mempunyai tingkat kepercayaan yang tinggi apabila tes tersebut menghasilkan hasil yang tetap.

Menurut Sugiyono (2010, hlm. 173) yang menyatakan bahwa “instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama“. Adapun menurut Arikunto (2010) mengemukakan bahwa suatu instrumen penelitian dikatakan layak jika secara konsisten dapat memberikan data yang tepat dan tidak menyimpang dari kenyataan.Untuk mengukur apakah instrumen yang digunakan bersifat reliabel atau tidak maka perlu dilakukan uji reliabel instrument.Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Cronbach’s Alpha dengan bantuan program Microsoft Excel2007 dan SPSS 16.0.

Perhitungan uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode Cronbach’s Alpha dengan bantuan program komputer yaitu SPSS versi 16.0. adapun kriteria perhitungan uji reliabilitas menurut Uyanto (dalam Nurramdani, 2012, hlm 54) ‘bila ada butir atau item pada kolom Alpha if Item Deleted memberi nilai koefisien yang lebih tinggi dari nilai Alpha Cronbach keseluruhan, maka butir tidak reliabel dan sebaiknya dihilangkan atau direvisi’. Adapun hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen tes hasil belajar dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini :

Tabel3.3

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes

(32)

32

(Lanjutan)

No. Nomor Soal

Nilai Alpha Cronbach

Cronbach's Alpha if Item

Deleted Keterangan

3. Soal 3 0,811 0,811 TR

4. Soal 4 0,811 0,817 TR

5. Soal 5 0,811 0,807 R

6. Soal 6 0,811 0,808 R

7. Soal 7 0,811 0,811 R

8. Soal 8 0,811 0,805 R

9. Soal 9 0,811 0,809 R

10. Soal 10 0,811 0,804 R

11. Soal 11 0,811 0,809 R

12. Soal 12 0,811 0,819 TR

13. Soal 13 0,811 0,808 R

14. Soal 14 0,811 0,812 TR

15. Soal 15 0,811 0,815 TR

16. Soal 16 0,811 0,808 R

17. Soal 17 0,811 0,810 R

18. Soal 18 0,811 0,807 R

19. Soal 19 0,811 0,805 R

20. Soal 20 0,811 0,805 R

21. Soal 21 0,811 0,803 R

22. Soal 22 0,811 0,802 R

23. Soal 23 0,811 0,809 R

(33)

33

(Lanjutan)

No. Nomor Soal

Nilai Alpha Cronbach

Cronbach's Alpha if Item

Deleted Keterangan

24. Soal 24 0,811 0,795 R

25. Soal 25 0,811 0,810 R

26. Soal 26 0,811 0,805 R

27. Soal 27 0,811 0,810 R

28. Soal 28 0,811 0,808 R

29. Soal 29 0,811 0,800 R

30. Soal 30 0,811 0,812 TR

31. Soal 31 0,811 0,799 R

32. Soal 32 0,811 0,808 R

33. Soal 33 0,811 0,804 R

34. Soal 34 0,811 0,804 R

35. Soal 35 0,811 0,810 R

36. Soal 36 0,811 0,800 R

37. Soal 37 0,811 0,811 TR

38. Soal 38 0,811 0,809 R

39. Soal 39 0,811 0,809 R

40. Soal 40 0,811 0,809 R

Ket : R = Reliabel TR = Tidak Reliabel

(34)

34

digunakan pada penelitian sedangkan soal tes yang direvisi dapat digunakan pada penelitian.

3. Daya Pembeda

Menurut Arikunto (2008, hlm. 211) “Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).”.Dalam Arikunto (2008, hlm. 218) ketentuan yang berlaku dalam daya pembeda soal dapat dikategorikan sebagai berikut :

Tabel 3.4

Kategori Daya Pembeda

Daya Pembeda Kategori

0,71 – 1,00 Baik Sekali (excellent) 0,41 – 0,70 Baik (good) 0,21 – 0,40 Cukup (satisfatory) 0,01 – 0,20 Jeilek (poor) negatif – 0 Jelek sekali

Dalam Arikunto (2008, hlm. 213) rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah

D = BA - BB = PA- PB JA JB

Keterangan:

J = Jumlah peserta tes.

JA = Banyaknya peserta kelompok atas. JB = Banyaknya peserta kelompok bawah.

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar.

(35)

35

PA = Proposi peserta kelompok atas yang menjawab benar. PB = Proposi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.

Tabel 3.5

Hasil Uji Daya Pembeda Soal

No. Nomor Soal

Daya Pembeda

No. Nomor Soal

Daya Pembeda

D Kriteria D Kriteria

1 Soal 1 0,50 B 21 Soal 21 0,50 B

2 Soal 2 0,65 B 22 Soal 22 0,62 B 3 Soal 3 0,04 J 23 Soal 23 0,38 C

4 Soal 4 0,00 SJ 24 Soal 24 0,81 SB 5 Soal 5 0,31 C 25 Soal 25 0,27 C

6 Soal 6 0,35 C 26 Soal 26 0,50 B 7 Soal 7 0,35 C 27 Soal 27 0,35 C

8 Soal 8 0,38 C 28 Soal 28 0,38 C 9 Soal 9 0,15 J 29 Soal 29 0,77 SB 10 Soal 10 0,50 B 30 Soal 30 0,15 J

11 Soal 11 0,27 C 31 Soal 31 0,77 SB 12 Soal 12 0,04 J 32 Soal 32 0,31 C

13 Soal 13 0,38 C 33 Soal 33 0,54 B 14 Soal 14 0,27 C 34 Soal 34 0,54 B

15 Soal 15 0,15 J 35 Soal 35 0,38 C 16 Soal 16 0,35 C 36 Soal 36 0,69 B

17 Soal 17 0,38 C 37 Soal 37 0,27 C 18 Soal 18 0,35 C 38 Soal 38 0,27 C

(36)

36

No. Nomor Soal

Daya Pembeda

No. Nomor Soal

Daya Pembeda

D Kriteria D Kriteria

19 Soal 19 0,65 B 39 Soal 39 0,42 B 20 Soal 20 0,46 B 40 Soal 40 0,35 C

Ket : SB = Sangat Baik B = Baik

C = Cukup J = Jelek

SJ = Sangat Jelek

Berdasarkan tabel 3.5, dapat diketahui bahwa dari 40 soal tes terdapat 3 soal dengan kategori sangat baik, 12 soal dengan kategori baik, 19 soal dengan kategori cukup, 5 soal dengan kategori jelek, dan 1 soal dengan kategori sangat jelek. Soal tes yang akan digunakan pada penelitian adalah soal-soal yang berkategori sangat baik, baik, dan cukup. Sedangkan soal tes yang berkategori jelek dan sangat jelek dihilangkan atau tidak digunakan pada penelitian.

4. Tingkat Kesukaran

“Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar” (Arikunto, 2008, hlm.207).Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut iondeks kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,00 menunjukkan bahwa soal terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,00 menunjukkan bahwa soal terlalu mudah.

Tingkat kesukaran atau biasa disebut dengan indeks kesukaran (P) butir soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus, dimana rumus ini hanya berlaku untuk soal objektif.

(37)

37

Rumus mencari indeks kesukaran (P) menurut Arikunto (2008, hlm. 208) adalah:

= B

JS

Keterangan: P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Tabel3.7

Hasil Analisis Tingkat atau Indeks Kesukaran Butir Soal

No. Nomor Soal

Indeks

Kesukaran Kategori No.

(38)

38

No. Nomor Soal

Indeks

Kesukaran Kategori No.

Nomor

Menurut data tabel 3.7,maka dapat diketahui bahwa dari 40 soal tes terdapat 1soal dengan kategori sukar, 29soal dengan kategori sedang, dan 10soal dengan kategori mudah.

5. Hasil Seleksi Butir Soal Instrumen Penelitian

Berdasarkan hasil uji validitas, uji reliabilitas, uji daya beda, dan uji tingkat kesukaran, maka diperoleh 32 soal valid dari 40 soal dan 33 soal reliabel dari 40 soal. Kemudian peneliti membuang 5 soal(tidak valid dan tidak reliabel), satu soal (tidak reliabel dan memiliki daya pembeda jelak), dan satusoal (memiliki daya pembeda jelek), dan tiga soal (tidak valid), dan satu soal (tidak reliable) serta merevisi satu soal (tidak reliabel) dari instrumen tersebut.Adapun soal yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 30 soal yaitu : 1,2,5,6,7,8 10, 11, 13, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 38 dan 39.

(39)

39

Menurut Riduwan (2009, hlm. 69) menjelaskan: “metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data”. Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan, antara lain:

1. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa.Tes yang digunakan dikhususkan untuk mengukur hasil belajar pada aspek kognitif.Aspek kognitif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengetahuan dan pemahaman. Tes yang diberikan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen merupakan tes objektif berupa soal pilihan ganda. Pengumpulan data yang dilakukan dengan tes terdiri dari pretest dan postest. Pretest merupakan tes yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa, diberikan sehari sebelum pembelajaran. Sedangkan posttest adalah tes yang diberikan untuk mengetahui hasil belajar setelah siswa mengikuti pembelajaran. Soal untuk pretest dan posttest merupakan soal yang sama dan telah memenuhi kriteria valid dan reliabel.

2. Lembar observasi

(40)

40

H. Teknik Analisis Data

Setelah data-data penelitian terkumpul maka tahap selanjutnya yaitu analisis data.Analisis data merupakan kegiatan memahami, mengelompokan, mengolah dan mendeskripsikan data sehingga data dapat ditentukan kesimpulannya tentunya berkaitan dengan variabel yang diteliti (Sugiyono, 2010).Analisis data dalam penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan data yang telah diperoleh melalui perhitungan statistik untuk kemudian ditarik kesimpulannya.

Kegiatan analisis data dalam penelitian ini terdiri dari tahap persiapan, tabulasi dan penerapan data sesuai pendekatan penelitian. Adapun penjelasannya adalah :

1. Persiapan

Langkah-langkah dalam tahap persiapan meliputi pengecekkan kelengkapan identitas pengisi, mengecek kelengkapan data dan mengecek macam isian data.Hal-hal tersebut dilakukan untuk memudahkan pengolahan data pada tahap selanjutnya.

2. Tabulasi

Tabulasi yaitu pemberian skor terhadap tes yang telah diberikan kepada siswa kemudian ditabulasikan ke dalam tabel.Langkah-langkah tabulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu :

a) Memberikan kode yang akan diberikan skor.

b) Memberikan skor terhadap pretest maupun posttest siswa. Skor yang diberikan untuk pretest dan posttest adalah 1 jika jawaban benar dan 0 jika jawaban salah.

c) Melakukan perhitungan skor dan memberi nilai untuk pretest dan posttest.

3. Analisis Statistik

Adapun langkah-langkah analisis statistik dalam penelitian ini terdiri dari analisis deskriptif dan analisis inferensial.

a. Statistik deskriptif

(41)

41

Sugiyono (2010) mengemukakan bahwa “statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data sampel tanpa menarik kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi”. Statistik deskriptif dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan microsoft excel 2007 dan program SPSS 16.0. Dengan menggunakan microsoft excel 2007 dapat diketahui gambaran umum variabel berdasarkan kategori tertentu sedangkan dengan menggunakan program SPSS 16.0 dapat mempermudah dalam melakukan uji hipotesis. Adapun

langkah-langkah analisis deskriptif yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1) Memberikan skor dan nilai terhadap hasil pretest dan posttest dari kelompok eksperimen maupun hasil pretest dan posttest dari kelompok kontrol.

2) Data hasil pretest dan posttest dari kelompok eksperimen maupun hasil pretest dan posttest kelompok kontrol diolah secara statistik.

3)

Mendeskripsikan kualitas hasil belajar kelompok eksperimen dan hasil belajar kelompok kontrol dari olah data statistik hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen maupun hasil pretest dan posttestkelompok kontrol. Menurut Rahmat dan Solehudin (Nurramdani, 2012, hlm. 74) rambu-rambu interval kategori nilai hasil belajar adalah sebagai berikut

Tabel 3.8

Rambu-Rambu Inteval Nilai Hasil Belajar

No. Rambu-rambu Interval Nilai Kategori

1. X ≥ ideal + 1,5 Sideal Sangat Tinggi 2. ideal + 0,5 Sideal ≤ X < ideal + 1,5 Sideal Tinggi 3. ideal - 0,5 Sideal ≤ X < ideal + 0,5 Sideal Sedang 4. ideal - 1,5 Sideal ≤ X < ideal - 0,5 Sideal Rendah 5. X < ideal - 1,5 Sideal Sangat Rendah Keterangan : ideal = Xideal ; Sideal= ideal

Karena pre test dan post test nilai idealnya (Xideal) = 100, ideal= 50 dan Sideal = 16,67. Maka interval kategori hasil belajar dapat dijelaskan melalui tabel 4.9 berikut ini :

Tabel 3.9

(42)

42

No. Interval Nilai Kategori Hasil Belajar

1. X ≥ 75 Sangat Tinggi

2. 60 ≤ X < 75 Tinggi

3. 40 ≤ X < 60 Sedang

4. 25 ≤ X < 40 Rendah

5. X < 25 Sangat Rendah

4) Melakukan perhitungan Normal Gain untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada kelompok eksperimen dan hasil belajar kelompok kontrol. Menurut Miltzer (Nurramdani,2012, hlm. 47) Rumus Normal Gainadalah sebagai berikut:

N – Gain =

Tabel 3.10

Kategori Interpretasi Normal Gain

Normal Gain Tafsiran Hasil Belajar

< 0,40 Tidak Efektif

0,40 – 0,55 Kurang Efektif

0,56 – 0,75 Cukup Efektif

> 0,76 Efektif

Dengan demikian, dapat diketahui kualitas peningkatan hasil belajar siswa apakah efektif atau tidak efektif.

b. Statistik Inferensial

(43)

43

statistik ini maka dapat diperoleh kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi dan kebenarannya bersifat peluang.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis inferensial terdiri dari uji asumsi dan uji hipotesis statistik. Keseluruhan perhitungan analisis menggunakan Microsoft Excel 2007 dan program SPSS 16.0.

1) Uji Asumsi

Uji asumsi bertujuan untuk menentukan apakah statistik parametrik atau nonparametrik yang akan digunakan untuk pengolahan data selanjutnya. Uji asumsi yang dilakukan meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

a) Uji Normalitas

Uji normalitas data merupakan bentuk pengujian untuk mengetahui apakah data hasil penelitian berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal.Artinya apakah data memusat pada nilai rata-rata dan median atau tidak.Jika data berdistribusi normal maka statistik yang digunakan adalah statistik parametrik.Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2013, hlm. 23) yang menyatakan bahwa “statistik parametris digunakan untuk menganalisis data interval atau rasio, yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal”.Sebaliknya, jika data hasil penelitian tidak berdistribusi normal maka statistik yang digunakan adalah statistik nonparametris.Statistik nonparametris tidak menghendaki data harus berdistribusi normal. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0. Selanjutnya menurut Priyatno (2011) uji normalitas data penting dilakukan karena jika data berdistribusi normal maka data tersebut diasumsikan mewakili populasi. Langkah-langkah dalam menyusun uji normalitas antara lain:

(1) Merumuskan hipotesis

(2) Menentukan taraf signifikansi

(3) Menentukan keputusan berdasarkan kriteria pengujian.

(44)

44

yang diperoleh < , maka sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b) Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas data dilakukan untuk mengetahui variansi kelompok data yang diperoleh dari hasilpretest dan posttest.Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan program MicrosoftExcel 2007 dan SPSS 16.0.Adapun penyusunan uji homogenitas yaitu sebagai berikut:

(1) Merumuskan hipotesis

(2) Menentukan taraf signifikansi

(3) Membandingkan taraf signifikansi yang diperoleh dengan taraf signifikansi yang telah ditetapkan.

(4) Menentukan keputusan berdasarkan kriteria pengujian.

Untuk mengetahui apakah variansi kelompok data homogen atau tidak yaitu dengan memperhatikan bilangan Sig. Adapun kriteria uji homogenitas yaitu jika bilangan Sig yang diperoleh >a ( = 0,05), maka varians kelompok data homogen. Namun jika bilangan Sig yang diperoleh < ( = 0,05) maka varians kelompok data tidak homogen.

2) Uji Hipotesis Statistik

Uji hipotesis statistik bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen.Hasil dari pengujian ini digunakan untuk menentukan keputusan hipotesis statistik yang telah ditentukan sebelumnya apakah ditolak atau diterima.Uji hipotesis statistik terdiri dari uji komparasi dan uji hipotesis statistik penelitian.

a) Uji Komparasi

Uji komparasi yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi apakah ada tidaknya perbedaan hasil belajar antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen.Adapun uji komparasi yang dilakukan yaitu uji Paired Samples T Test dan uji Independent Samples T-Test. Penjelasan mengenai

(45)

45

Uji Paired Samples T Test digunakan untuk mengetahui perbedaan antara rerata pretest dengan rerata posttest pada kelas kontrol dengan kelas eksperimen.Tujuan dari uji Paired Samples T-Test adalah untuk “menguji perbandingan antara dua rata-rata sampel yang berpasangan” (Priyatno, 2011, hlm. 41).

Selanjutnya untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rerata pretest dan posttestantara kelas kontrol maupun kelas eksperimen yaitu dengan cara memperhatikan bilangan pada Sig. (2-tailed). Jika signifikansi yang diperoleh > maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata nilai pretest dengan rerata nilai posttest. Sedangkan jika signifikansi yang diperoleh < , maka ada perbedaan yang signifikan antara rerata nilai pre test dengan rerata nilai posttest. Tarap signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebesar 5 % atau 0,05.

Uji Independent Samples T-Test yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

(1) Uji Independent Samples T-Test yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan rerata pretest pada kelas kontrol dengan rerata pretest pada kelas eksperimen. Langkah uji perbedaan rerata pretest antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen dengan menggunakan Independent Samples T-Test yaitu sebagai berikut:

(a) Menentukan hipotesis.

H0 : tidak ada perbedaan rerata (mean) pretest kelas kontrol dengan rerata (mean) pretest kelas eksperimen

H1 : ada perbedaan rerata (mean) pretest kelas kontrol dengan rerata (mean) pretest kelas eksperimen.

(b) Menentukan taraf signikansi ( ). Taraf signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5 % atau 0,05.

(c) Kriteria pengujiannya sebagai berikut:

(46)

46

(2) Uji Independent Samples T-Test yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara rerata postest pada kelas kontrol dengan rerata postest pada kelompok eksperimen.

Pedoman untuk uji perbedaan rerata posttest antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen dengan menggunakan Independent Samples T-Test yaitu:

(a) Menentukan hipotesis.

H0 : tidak ada perbedaan rerata (mean) posttest kelas kontrol dengan rerata (mean) posttest kelas eksperimen

H1 : ada perbedaan rerata (mean) posttest antara kelas kontrol dengan rerata (mean) posttest kelas eksperimen

(b) Menentukan taraf signikansi ( ). Taraf signikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5 % atau 0,05.

(c) Kriteria pengujiannya sebagai berikut:

Jika signifikansi yang diperoleh < , maka H0 ditolak. Jika signifikansi yang diperoleh > , maka H1 diterima.

(3) Uji Independent Samples T-Test yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan rerata (mean) normal gain pada kelas kontrol dengan rerata normal gain pada kelas eksperimen. Pedoman untuk uji perbedaan rerata posttest antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen dengan

menggunakan Independent Samples T-Test yaitu sebagai berikut: (a) Menentukan hipotesis.

H0 : tidak ada perbedaan rerata (mean) normal gain kelas kontrol dengan rerata (mean) normal gain kelas eksperimen

H1 : ada perbedaan rerata (mean) normal gainantara kelas kontrol dengan rerata (mean) normal gain kelas eksperimen

(b) Menentukan taraf signikansi ( ). Taraf signikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5 % atau 0,05.

(c) Kriteria pengujiannya sebagai berikut:

(47)

47

b) Uji Hipotesis Statistik

Uji hipotesis statistik bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran EKPA terhadap hasil belajar dalam pembelajaran tematik Subtema Daur Air.

Hipotesis statistik penelitian ini ditetapkan sebagai berikut:

1) Hipotesis nol (H0): tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik yang menggunakan model pembelajaran EKPA dengan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik yang menggunakan model pembelajaran konvensional . H0 : µ1 = µ2

(48)

84

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pemabahasan yang telah diuraikan pada Bab IV, maka peneliti menariksimpulansebagai berikut :

1. Rata-rata nilaidalamRPPkelaskontrolterletakpada interval 2-2,69

dengannilai 2.31 tergolongcukupbaik,

sedangkanpadakelaseksperimenberadapada interval 2,7-3,69 yaitudengannilai 3,25 tergolongbaik. Dan rata-rata nilaidalamkemampuanpenampilanmengajarkelaskontrolterletakpada interval 2-2,69 dengannilai 3.07 tergolongcukupbaik, sedangkanpadakelaseksperimenberadapada interval 2,7-3,69 yaitudengannilai 3,44 tergolongbaik. Hal tersebutmenandakanbahwaRPP dan

kemampuanpenampilanmengajarpadakelaseksperimenbaikdibandingkanden gankelaskontrol.

2. Penggunaan model pembelajaran EKPA di kelas VB SDNegeriNagarawangi 2 secara umum dapat dikatakan baik. denganjumlah rata jumlah rata-rata sebesar 8,5.

3. Sebelum mengikuti proses pembelajaran pengetahuan awal (pretest) siswa pada kelas kontrol berada pada kategori sedang. Sedangkan setelah mengikuti proses pembelajaran denganpembelajarankonvensionalhasil belajar (posttest) siswa berada pada kategori tinggi. Berdasarkan hasil perhitungan ujipretest dan posttestdenganPaired Samples Test terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan. Namun, normal gain yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest menunjukkan bahwa kualitas peningkatan hasil belajar di kelas VA SD NegeriNagarawangi 2 berada pada kategori kurang efektif.

4. Sebelum mengikuti proses pembelajaran pengetahuan awal yang dimilikisiswa pada kelas eksperimen berada pada kategori tinggi, sedangkan

(49)

85

setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran EKPAhasil belajar siswa berada pada kategori sangat tinggi.Berdasarkan hasil perhitungan ujipretest dan posttestdenganPaired Samples Test terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan.

Perbedaantersebutdiperkuatdengan rerata normal gain yang diperoleh menunjukkan bahwa kualitaspeningkatanhasilbelajarkelas VB SD NegeriNagarawangi 2 padakategori cukup efektif.

5. Berdasarkan hasil ujipretest antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen denganIndependent Samples T-Testmenunjukkan bahwa tidakrerata nilai pretest antara kelas kontrol dengan rerata nilai pretest kelas eksperimen. Dengan kata lain bahwa kemampuan awal siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dalam memahami materi pada pembelajaran Subtema Daur Air adalah homogen.

6. Berdasarkan hasil ujiposttest antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen denganIndependent Samples T-Testmenunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa kelas kontrol yang mengikuti pembelajaran Subtema Daur Airmenggunakan pembelajaran konvensional dengan siswa kelas eksperimen yang mengikuti pembelajaran pembelajaran Subtema Daur Air menggunakan model pembelajaran EKPA.

7. Hasil uji normal gain denganIndependent Samples T- Test antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran EKPA terhadap hasil belajar dalam Pembelajaran Subtema Daur Air di kelas VB SD NegeriNagarawangi 2.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan bahwa model pembelajaran EKPAberpengaruh terhadap hasil belajar dalam pembelajaran tematik, maka saran yang ingin disampaikan yaitu sebagai berikut:

1. Model pembelajaran EKPAdapat dijadikan sebagai salah satu alternatif

dalam pembelajaran tematik untuk

(50)

86

2. Untuk mewujudkan suatu pembelajaran temtik yang efektif, hendaknya guru lebih selekif dalam memilih model pembelajaran memperhatiganataumenggunakanpengetahuanawalsiswa, salah satunya dengan model pembelajaran EKPA.

3. Untukketerlaksanaantematik yang optimal makahendaknya guru lebihmeningkatkanwawasandankreativitasnyasesuaidenganperkembanganza man.

(51)

88

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2008). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2010) ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik.Jakarta :RinekaCipta

Hariadi, Teguh .(2013). DefinisiOendekatanSaintifikKurikulum 2013.[Online].Tersediadi

:http://perangkatguruindonesiablogspot.com/2013/11/definisi-pendekatan-saintifik-kurikulum.html. [Diakses 22november 2013].

Hendri Mulyana, E. (2012). Pendidikan ilmu pengetahuan alam di sekolah Dasar. Tasikmalaya: UPI Kampus Tasikmalaya.

HerryHermawan, A., Asra.,danDewi, L. (2007) Belajar dan Pembelajaran SD. Bandung : UPI PRESS

Lestari, A. ( ).Kompetensi Guru IPA Biologi SMP Negeri Se-kotaPekanBarudalamMembuatRencanaPelaksanaanPembelajaran.[Online]. Tersediadi

:http://repository.unri.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/1144/JURN AL%20ASIH%20LESTARI.pdf?sequence=1[Diakses 20 Mei 2013].

Matlaussaadah, L. (201!) Pengaruh Penggunaan Model InkuiriTerhadap Pemahaman Siswa Berbasis Spot CapturingPada Pelajaran Ipa Pembahasan Daur AirDi Kelas V Sdn Kersanegara 2. Tasikmalaya : UPI kampus Tasikmalaya.

Nurramdani, Handy. (2012) Pengaruh Model Pembelajaran Kreatif Produktif terhadap Penguasaan Konsep Siswa tentang Peristiwa Alam pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN 7 Ciamis Kabupaten Ciamis. Tasikmalaya : UPI kampus Tasikmalaya.

(52)

89

Prastowo, A. (2013). Pengembangan bahan ajar tematik. Yogyakarta: DIVA Press.

Priyatno, Duwi. (2011) Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS. Yogyakarta : Andi.

Riduwan. (2009). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Rustaman, N. dkk.(2012) MateridanPembelajan IPA SD. Cetakankeenam.Edisikesatu.TanggerangSelatan :Universitas Terbuka.

Sridianti.(2014). Pengertian Proses SukluaAuir (Hidrologi).[Online].Tersediadi

:http://www.sridianti.com/pengertian-proses-siklus-air-hidrologi.html.[Diakses 20 Mei 2014].

Sudjana, N. (2006). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: Rosda Karya.

Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R n D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2013). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

Supraptiningsih. Wahyuni. Deliyana. (2009) Tematik. Jakarta : Depdiknas.

Gambar

Tabel 3.1 Non Randomized Pretest-Postest Control Group Design
Gambar 3.1 Variabel Penelitian
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Validitas Tes Hasil Belajar  Siswa
Tabel 3.2 (Lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

KARAKTERISTIK PELAKSANAAN SEKSIO SESAREA BERULANG DI RSUP H. ADAM MALIK DAN

Desain ini dilakukan dengan mengelompokkan sampel penelitian menjadi kelas eksperimen yang mendapat perlakuan (treatment) dengan Metode Cooperative Learning Teknik

Tugas Akhir dengan judul “PROSEDUR PENDAFTARAN WAJIB PAJAK DAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR” merupakan sebuah karya tulis

Meletusnya Gunung Sinabung memberikan dampak yang sangat buruk terhadap kehidupan sosial ekonomi penduduk Desa Bekerah Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo.. No Nama

Berdasarkan fluktuasi pemakaian air tesebut direncanakan sistem operasional PDAM Kota Pekalongan dengan mengatur pola pemompaan sumber air baku setiap

Dampak Bencana Pasca Meletusnya Gunung Sinabung Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Di Desa Kutarakyat Kecamatan Namanteran Kabupaten.. Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU

Curahan Tenaga Kerja dan Total Biaya Tenaga Kerja pada Buncis Sesudah Erupsi di Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo Pengolahan

Dengan adanya rakerprov / peran dan fungsi kadin lebih nampak nyata / untuk membangun perekonomian bangsa yang baik dan mandiri // menurut ketua umum kadin provinsi diy / H..