OPTIMALISASI PERAN STRATEGIS PELAYANAN DI
WILAYAH KECAMATAN DALAM MENDUKUNG
PEMERINTAHAN YANG BAIK
(Studi Deskriptif Analitis terhadap Pemerintahan Kecamatan, Kepolisian Sektor Jalancagak, dan Puskesmas di Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Ujian Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan
Oleh
NING ANEU YURIAWATI 1000897
JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
DI WILAYAH KECAMATAN DALAM MENDUKUNG
PEMERINTAHAN YANG BAIK
(Studi Deskriptif Analitis Terhadap Pemerintahan Kecamatan, Polisi
Sektor, dan Puskesmas di Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang)
Oleh
Ning Aneu Yuriawati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Ning Aneu Yuriawati 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
OPTIMALISASI PERAN STRATEGIS PELAYANAN DI WILAYAH KECAMATAN DALAM MENDUKUNG PEMERINTAHAN YANG BAIK
(Studi Deskriptif Analitis terhadap Pelayanan Kecamatan, Polisi Sektor, dan Puskesmas di Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang)
Oleh
NING ANEU YURIAWATI 1000897
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Pembimbing I,
Prof. Dr. H. Aim Abdulkarim, M.Pd NIP. 19590714 198601 1 001
Pembimbing II,
Dr. Prayoga Bestari, S.Pd, M.Si NIP. 19750414 200501 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan
Hari/Tanggal : Kamis/30 Januari 2014
Tempat : Lt 2 Gedung FPIPS UPI
Panitia Ujian Terdiri dari :
1. Ketua :
Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 001
2. Sekretaris :
Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed NIP. 19630802 198803 1 001
3. Penguji : Penguji 1
Prof. Dr. H. Suwarma Al Muchtar, S.H,,M.Pd NIP. 19530211 197803 1 002
Penguji II
Drs. Rahmat, M.Si
NIP. 19580915 198603 1 003
Penguji III
Syaifullah, S.Pd, M.Si
ABSTRAK
NING ANEU YURIAWATI (1000897) “OPTIMALISASI PERAN
STRATEGIS PELAYANAN DI WILAYAH KECAMATAN DALAM
MENDUKUNG PEMERINTAHAN YANG BAIK” (Studi Deskriptif Analitis terhadap pelayanan kecamatan, polisi sektor, dan puskesmas di kecamatan jalancagak, subang).
Pelayanan masyarakat dapat dikategorikan efektif apabila masyarakat mendapatkan kemudahan pelayanan dengan prosedur yang singkat, biaya murah, cepat, tepat dan memuaskan. Keberhasilan meningkatkan efektivitas pelayanan umum ditentukan oleh faktor kemampuan pemerintah dalam meningkatkan disiplin kerja aparat pelayanan. Khususnya wilayah kecamatan jalancagak, Pemerintah Kecamatan Jalancagak, Kepolisian Sektor Jalancagak, dan Puskesmas Jalancagak dituntut untuk meningkatkan kinerja perangkat atau petugas pelayanan dalam upaya mendukung pemerintahan yang baik.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran nyata mengenai bagaimana optimalisasi peran strategis pelayanan di kecamatan, kepolisian sektor, dan puskesmas dalam mendukung pemerintahan yang baik. Kemampuan melayani menjadi indikator awal berhasil tidaknya seorang camat, kepala kepolisian sektor, dan kepala puskesmas beserta perangkatnya dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif, sedangkan teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis .
Hasil analisis data mengenai optimalisasi peran strategis pelayanan di kecamatan, kepolisian sektor, dan puskesmas dalam mendukung pemerintahan yang baik, secara umum masyarakat menilai kemampuan melayani, kemudahan proses pelayanan, kedisiplinan aparat atau petugas, kecermatan aparat atau petugas, responsif, dan jaminan yang diberikan oleh pelayan kepada masyarakat sudah sesuai harapan masyarakat.
ABSTRACT
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR BAGAN ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR DIAGRAM ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Variabel Penelitian... 6
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Kegunaan Penelitian ... 7
1. Secara Teoritis ... 7
2. Secara Kebijakan ... . 8
3. Secara Praktis ... 8
4. Secara Isu ... 8
F. Definisi Operasional ... 8
1. Pelayanan ... 9
2. Wilayah ... 10
3. Kecamatan ... 10
4. Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) ... 11
5. Puskesmas ... 11
6. Pemerintahan yang Baik ... 12
G. Asumsi dan Hipotesis ... 12
1. Asumsi ... 12
2. Hipotesis ... 13
1. Metode Penelitian ... 18
2. Teknik Penelitian ... 18
a. Wawancara ... 18
b. Angket ... 18
c. Studi Dokumentasi ... 19
d. Studi Literatur ... 19
3. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 19
J. Populasi dan Sampel Penelitian ... 20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .. ... 22
A. Tinjauan Umum tentang Pelayanan . ... 22
1. Pengertian Pelayanan ... 22
2. Asas-asas pelayanan.. ... 25
3. Prinsip-Prinsip Pelayanan ... 26
4. Standar Pelayanan ... .. ... 28
5. Dimensi dan Indikator Kualitas Pelayanan Publik... 30
6. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kualitas Pelayanan ... 31
B. Tinjauan Umum tentang Pemerintahan Kecamatan... 33
1. Pengertian Kecamatan .. ... 33
2. Perencanaan Pembangunan Kecamatan . ... 34
3. Susunan Organisasi Pemerintahan Kecamatan ... 38
4. Tugas Pemerintah Kecamatan .. ... 39
C. Tinjauan Umum tentang Pemerintahan yang Baik ... 41
1. Pengertian Pemerintah ... .. ... 41
2. Pemerintahan yang Baik ... 44
3. Prinsip-Prinsip Pemerintahan yang Baik... 46
4. Pilar-Pilar Pemerintahan yang Baik .. ... 48
D. Peraturan yang Mendasari Pelayanan Publik ... 50
1. Undang-Undang No 25 Th 2009 tentang pelayanan publik ..50
2. Undang-Undang No 36 Th 2009 tentang Kesehatan ... 52
BA B III METODOLOGI PENELITIAN . ... 66
A. Metode Penelitian .. ... 66
B. Prosedur Penelitian .. ... 67
C. Teknik Pengumpulan Data .. ... 68
1. Wawancara . ... 68
2. Angket . ... 69
3. Studi Dokumentasi . ... 69
4. Studi Literatur .. ... 70
D. Populasi dan Sampel .. ... 70
1. Populasi ... 70
2. Sampel ... 71
E. Operasional Variabel ... 73
F. Persiapan Pengumpulan Data ... 75
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 89
BA B IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .. ... 93
A. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Jalancagak. ... 93
1. Profil Kecamatan Jalancagak ... 93
2. Profil Kepolisian Sektor Jalancagak.. ... 97
3. Profil Puskesmas jalancagak .. ... 102
B. Data Hasil Wawancara .. ... 107
C. Analisis Data Angket Berdasarkan Prosentase. ... 124
D. Data Hasil Pengujian Korelasi .. ... 127
E. Pengujian Hipotesis ... 128
F. Pembahasan Penelitian ... 131
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 141
A. Kesimpulan .. ... 141
B. Saran . ... 146 DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berlakunya Undang – Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
yang menitikberatkan pada daerah kabupaten / kota yang memberikan kewenangan
luas,nyata dan bertanggung jawab kepada daerah. Keberhasilan penyelenggaraan
otonomidaerah sangat ditentukan oleh kesiapan dan kemampuan daerah itu sendiri
dalam mengelola dan memberdayakan seluruh potensi dan sumber daya yang
tersedia.Wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki oleh pemerintah daerah
diperlukanadanya aparat birokrasi yang semakin bertanggung jawab. Muara dari
pelaksanaan otonomi daerah adalah terselenggaranya pemerintahan yang good
governance akan menghasilkan birokrasi yang handal dan profesional, efisien,
produktif serta memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Masyarakat dan
pemerintah dapat terjadi sinkronisasi yaitu saling bersentuhan, menunjang dan
melengkapi dalam satu kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan
nasional.
kepentingan masyarakat yang mendirikannya. Artinya, birokrat sesungguhnya haruslah memberikan pelayanan terbaiknya kepada masyarakat.
Pelayanan Publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan hak-hak dasar setiap warga negara dan penduduk atas suatu barang, jasa dan atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan yang terkait dengan kepentingan publik. Penyelenggara Pelayanan Publik adalah lembaga dan petugas pelayanan publik baik Pemerintah Daerah maupun Badan Usaha Milik Daerah yang menyelenggarakan pelayanan publik. Dengan Penerima Layanan Publik adalah perseorangan atau kelompok orang dan atau badan hukum yang memiliki hak dan kewajiban terhadap suatu pelayanan publik.
Sedangkan menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: Kep/25/M.Pan/2/2004 Tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah. Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan, maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah dewasa ini masih banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat. Hal ini ditandai dengan masih adanya berbagai keluhan masyarakat yang disampaikan melalui media massa, sehingga dapat menimbulkan citra yang kurang baik terhadap aparatur pemerintah. Mengingat fungsi utama pemerintah adalah melayani masyarakat maka pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan.
dan menentukan standar pelayanan minimal, hal ini mengakibatkan setiap Daerah (Kotamadya/Kabupaten) di Indonesia harus melakukan pelayanan publik sebaik-baiknya dengan standar minimal.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan,
dalam Pasal 14 ayat (1) dimana kecamatan merupakan perangkat daerah
kabupaten/kota sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja
tertentu dan dipimpin oleh Camat. Pemerintah Kabupaten Subang terbagi dalam 30
Kecamatan. Kecamatan merupakan suatu organisasi dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Organisasi kecamatan merupakan unsur lini kewilayahan, Camat
menjalankan tugas pokok sebagai unsur lini yaitu “ to do, to act” artinya kegiatan
Camat beserta jajarannya bersifat operasional, memberikan pelayanan langsung
kepada masyarakat.
Kemudian sesuai dengan perkembangan kemajuan masyarakat yang cukup pesat,
seiring dengan merebaknya fenomena supremasi hukum, hak asasi manusia, globalisasi, demokratisasi, desentralisasi, transparansi, dan akuntabilitas, telah melahirkan berbagai paradigma baru dalam melihat tujuan, tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawab Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya menyebabkan pula tumbuhnya berbagai tuntutan dan harapan masyarakat terhadap pelaksanaan tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia yang makin meningkat dan lebih berorientasi kepada masyarakat yang dilayaninya.
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tercantum jelas cita-cita bangsa Indonesia yang sekaligus merupakan tujuan nasional bangsa Indonesia. Tujuan nasional tersebut adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi serta keadilan sosial.
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Oleh karena itu, setiap kegiatan dan upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, perlindungan, dan berkelanjutan yang sangat penting artinya bagi pembentukan sumber daya manusia Indonesia, peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa, serta pembangunan nasional.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk membentuk sosok aparat pemerintah yang ideal sesuai dengan tuntutan saat ini. Namun kenyataannya keluhan masyarakat terhadap kinerja aparat pemerintahan dalam melayani kerap kali mewarnai proses hubungan antara yang melayani dengan yang dilayani. Fenomena yang hampir dapat dijumpai pada berbagai instansi pemerintah, tidak terkecuali juga dijumpai di lingkungan kerja Pemerintah Kabupaten Subang khususnya di wilayah kecamatan, polisi sektor dan puskesmas di Kecamatan Jalancagak yang menjadi objek penelitian dalam tulisan ini.
Berikut ini adalah salah satu contoh bukti pelayanan yang dilaksanakan pemerintahan kecamatan, polisi sektor, dan puskesmas yang datanya diperoleh penulis saat melakukan pra penelitian.
Tabel 1.1
Jenis Pelayanan yang sering dibutuhkan oleh masyarakat di wilayah Kecamatan Jalancagak
No Tempat Pelayanan Jenis Pelayanan
1 Kecamatan Jalancagak - Pembuatan Akta Jual Beli - Pembuatan Akta Tanah - Pembuatan KTP
- Pembuatan KK 2 Kepolisian Sektor Jalancagak - Pembuatan SKCK
- Perijinan
Dari data diatas maka jenis pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat ialah dari Kecamatan Jalancagak yaitu mengenai pembuatan akta jual beli, akta tanah, kartu tanda penduduk, dan kartu keluarga sedangkan dari Kepolisian Sektor Jalancagak yaitu Pembuatan SKCK, Perijinan, serta dan dari Puskesmas Jalancagak yaitu Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak. tidak banyak masalah yang dialami oleh petugas Kecamatan, Kepolisian Sektor dan Puskesmas Jalancagak dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga masyarakat bisa merasakan langsung pelayanan yang baik dan berkualitas, namun di sisi lain ada keluhan-keluhan dari masyarakat mengenai pelayanan di Kecamatan, Kepolisian Sektor dan Puskesmas Jalancagak.
Dengan demikian, terlihat jelas bahwa pengoptimalisasian peranan pelayanan di wilayah kecamatan dalam mendukung pemerintahan yang baik sangat dibutuhkan. Bertolak dari pemahaman-pemahaman yang telah dipaparkan tersebut, maka peneliti mengambil judul: “OPTIMALISASI PERAN STRATEGIS PELAYANAN DI WILAYAH KECAMATAN DALAM MENDUKUNG PEMERINTAHAN YANG BAIK”(Studi Deskriptif Analitis terhadap Pelayanan Kecamatan, Polisi Sektor dan Puskesmas Kecamatan
Jalancagak Kabupaten Subang)
.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana peran strategis Kecamatan dalam meningkatkan pelayanan di wilayah Kecamatan Jalancagak?
2. Bagaimana peran strategis Polisi Sektor dalam meningkatkan pelayanan di wilayah Kecamatan Jalancagak?
3. Bagaimanaperan strategis Puskesmas dalam meningkatkan pelayanan di wilayah Kecamatan Jalancagak?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk :
1. Untuk mengetahui peran strategis Kecamatan dalammeningkatkan pelayanan di wilayah Kecamatan Jalancagak.
2. Untuk mengetahui peran strategis Polisi Sektor dalam meningkatkan pelayanan di wilayah Kecamatan Jalancagak.
3. Untuk mengetahui peran strategis Puskesmas dalam meningkatkan pelayanan di wilayah Kecamatan Jalancagak.
4. Untuk mengetahui kebijakan dan strategi yang tepat pelayanan kecamatan, Polisi Sektor dan Puskesmas di wilayah Kecamatan Jalancagak dalam mendukung pemerintahan yang baik.
D. KegunaanPenelitian 1. Dari Segi Teori
Melalui penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan sesuatu yang berguna dalam tataran teoritis bagi pengembangan keilmuwan Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan khususnya dalam mata kuliah sistem pemerintahan daerah yang berkaitan dengan tata kelola pemerintahan yang baik melalui kualitasnya pelayanan. dan Penulis juga berharap dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan memperkaya fakta-fakta dan teori tentang optimalisasi peran strategis pelayanan kecamatan, Polisis Sektor dan Puskesmas di wilayah Kecamatan. 2. Dari Segi Kebijakan
3. Dari segi Praktik
Secara praktis penelitian ini berguna untuk, sebagai berikut :
a. Memberikan Kontribusi kepada Generasi Muda mengenai Sejauh mana peran strategis Kecamatan dalam meningkatkan pelayanan di wilayah Kecamatan Jalancagak.
b. Memberikan Kontribusi kepada Generasi Muda mengenai Sejauh mana peran strategis Polisi Sektor dalammeningkatkan pelayanan di wilayah Kecamatan Jalancagak.
c. Memberikan Kontribusi kepada Generasi Muda mengenai Sejauh mana peran strategis Puskesmas dalam meningkatkan pelayanan di wilayah Kecamatan Jalancagak.
d. Memberikan Kontribusi kepada Generasi Muda mengenai kebijakan dan strategi yang tepat pelayanan kecamatan, Polisi Sektor dan Puskesmas di wilayah Kecamatan Jalancagak dalam mendukung pemerintahan yang baik.
4. Dari segi Isu
Secara Isu penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana cara pengoptimalisasian kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat supaya dapat dirasakan langsung.
E. Asumsi dan Hipotesis 1. Asumsi
Anggapan dasar merupakan titik tolak bagi terlaksananya suatu proses pemecahan masalah. Maka peneliti merumuskan anggapan dasar penelitian ini sebagai berikut:
mampu mengembangkan semangat “pelayan”. Ia akan melaksanakan pelayanan dengan sebaik-baiknya, semakin banyak yang dilayani berarti semakin ia dibutuhkan orang banyak.
b. Optimalisasi atau meningkatkan pelayanan di wilayah kecamatan diharapkan mampu mewujudkan dan mendukung pemerintahan yang baik, Sebagaimana dikemukakan oleh Sedarmayani (2001:12) Upaya meningkatkan pelayanan yang memuaskan pelanggan akan berdampak tumbuhnya partisipasi sosial, perlu adanya perubahan sikap dan perilaku para pelaku birokrasi pemerintah, dengan penerapan dan mewujudkan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik.
2. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2008: 96), hipotesis merupakan:
“jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Ia juga mengatakan bahwa hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data.”
Atas dasar pemikiran tersebut, penulis merumuskan hipotesis kerja atau hipotesis alternative (Ha) adalah “terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara optimalisasi pelayanan wilayah kecamatan dengan mendukung pemerintahan yang baik.
Kemudian hipotesis pembanding atau hipotesis nol (Ho) adalah “tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara optimalisasi pelayanan wilayah kecamatandengan terwujudnya pemerintahan yang baik.
F. Tinjauan Teori
1. Pelayanan
Menurut Rahayu (1997:38) pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
Sedangkan Widjaja (2005:12) menyatakan bahwa pelayanan merupakan proses yang terdiri atas serangkaian aktivitas intangible yang biasa (namun tidak harus selalu) terjadi pada interaksi antara pelanggan dan karyawan, jasa dan sumber daya, fisik atau barang, dan sistem penyedia jasa, yang disediakan sebagai solusi atas masalah pelanggan.
Sementara itu, menurut Lovelock, Petterson & Walker dalam Tjiptono (2005:12) mengemukakan perspektif pelayanan sebagai sebuah sistem, dimana setiap bisnis jasa dipandang sebagai sebuah sistem yang terdiri atas dua komponen utama: (1) operasai jasa; dan (2) penyampaian jasa.
Dalam penetapan sistem pelayanan mencakup strategi yang dilakukan, dimana pelayanan yang diberikan kepada pelanggan dapat merasakan langsung, agar tidak terjadi distorsi tentang suatu kepuasan yang akan mereka terima. Sementara secara spesifik adanya peranan pelayanan yang diberikan secara nyata akan memberikan pengaruh bagi semua pihak terhadap manfaat yang dirasakan pelanggan.
2. Wilayah
1) Sinambela (2006:101) mengatakan bahwa wilayah adalah sebutan untuk lingkungan permukaan bumi yang jelas batasannya.
2) Tjiptono (1995:105) mengatakan wilayah adalah sesuatu ruang di permukaan bumi yang mempunyai spesifik dan dalam aspek tertentu berbeda antara dua titik dalam garis lurus.
3. Kecamatan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan, dalam Pasal 14 ayat (1) dimana kecamatan merupakan perangkat daerah kabupaten/kota sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh Camat.Tugas Dan Fungsi Kecamatan sebagai berikut :
1) Koordinasi pemberdayaan masyarakat 2) Ketenteraman & ketertiban umum 3) Penegakan peraturan perundangan
4) Pemeliharaan prasarana & fasilitas umum 5) Kegiatan pemerintahan
6) Membina pemerintahan Desa/Kelurahan
7) Pelayanan masyarakat yang belum dilaksanakan Desa/Kelurahan.
4. Kepolisian Republik Indonesia
Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar pelaksanaan tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia sebelum Undang-Undang ini berlaku adalah Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1997 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3710) sebagai penyempurnaan dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1961 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kepolisian Negara (Lembaran Negara Tahun 1961 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2289).
tercantum di dalamnya masih mengacu kepada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3234) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988 (Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3368), dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1988 tentang Prajurit Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3369) sehingga watak militernya masih terasa sangat dominan yang pada gilirannya berpengaruh pula kepada sikap perilaku pejabat kepolisian dalam pelaksanaan tugasnya di lapangan.
Oleh karena itu, Undang-Undang ini diharapkan dapat memberikan penegasan watak Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Tri Brata dan Catur Prasatya sebagai sumber nilai Kode Etik Kepolisian yang mengalir dari falsafah Pancasila.
5. Puskesmas
Salah satu bentuk reformasi bidang kesehatan adalah dikeluarkannya Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat, Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja.
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
yang harus disesuaikan degan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah kecamatan setempat, (Trihono,2005:8)
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah :
1. Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya 2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat berserta lingkungannya
6. Pemerintahan yang baik
Government dari bahasa Inggris dan Gouvernment dari bahasa Perancis yang
keduanya berasal dari bahasa Latin, yaitu Gubernaculum, yang berarti kemudi, tetapi diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi Pemerintah atau Pemerintahan dan terkadang juga menjadi Penguasa. Pemerintahan dalam arti luas adalah segala kegiatan badan-badan publik yang meliputi kegiatan legislatif, eksekutif dan yudikatif dalam usaha mencapai tujuan negara. Pemerintahan dalam ari sempit adalah segala kegiatan badan-badan publik yang hanya meliputi kekuasaan eksekutif., dalam Tony Sukasah (2004:109).
Berikut secara konseptual pengertian kata baik (Good) dalam istilah pemerintahan yang baik (Good Governance) mengandung dua pemahaman :
pertama, nilai yang menjunjung tinggi keinginan/kehendak rakyat, dan nilai-nilai
yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam pencapaian tujuan (nasional) kemandirian, pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial. kedua, aspek fungsional dari pemerintah yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan tersebut, dalam McKevitt dan David (1998:34).
United Nations Development Program (UNDP) mendefinisikan governance
ekonomi, dan administrasi dalam mengelola masalah bangsa). Karena itu menurut UNDP, ada tiga model good governance, yaitu :
a. Kepemerintahan politik, mengacu proses pembuatan berbagai keputusan perumusan kebijakan
b. Kepemerintahan ekonomi, mengacu proses pembuatan keputusan yang memfasilitasi kegiatan ekonomi di dalam negeri dan interaksi di antara penyelenggara ekonomi. Kepemerintahan ekonomi memiliki implikasi, terhadap masalah pemerataan, penurunan kemiskinan, dan peningkatan kualitas hidup.
c. Kepemerintahan administratif mengacu sistem implementasi kebijakan
G. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 130), populasi adalah keseluruhanobjek penelitian. Penelitian hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subyeknya tidak terlalu banyak. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di wilayah Kecamatan Jalancagak
2. Sampel
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ilmiah, metode penelitian memiliki kedudukan yang amat penting dalam upaya mencapai keberhasilan penelitian. Untuk itu maka sebuah penelitian harus bersifat sistematis, logis, dan berkesinambungan agar penelitian tersebut objektifitasnya dapat dipertanggungjawabkan dari segi teori maupun dari segi temuan penelitian, maka penelitian harus dilakukan sesuai dengan prosedur.
Metodologi dapat dipandang sebagai sutau proses, di dalamnya terdapat prinsip-prinsip yang kita gunakan untuk mendekati masalah dan mencari jawaban. Nazir (1998:67) mengemukakan bahwa “metodologi penelitian akan memberikan petunjuk terhadap pelaksanaan penelitian atau petunjuk bagaimana penelitian itu dilaksanakan”.
Berdasarkan pada pandangan diatas, maka penulis dalam melaksanakan penelitian kali ini menggunakan pendekatan kuantitatif, sebagaimana yang diungkapkan oleh Sugiyono (2007:08) bahwa :
Penelitian kuantitatif adalah“Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat kita ketahui bahwa penelitian kuantitatif dapat digunakan berbagai bentuk penelitian dengan pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat statistik.
yang satu dengan yang lain, faktor yang satu dengan yang lainnya baik satu faktor atau lebih.
Alasan penulis menggunakan metode ini tiada lain untuk mengetahui adalah perubahan atau pengaruh dari pengoptimalisasian pelayanan di wilayah kecamatan terhadap dalam mendukung pemerintahan yang baik. Artinya optimalisasi pelayanan di wilayah kecamatan mempunyai pengaruh atau tidak yang signifikan terhadap terwujudnya dan terdukungnya pemerintahan yang baik. Sehingga dengan metode ini bisa diukur untuk signifikasi dari optimalisasi pelayanan di wilayah kecamatan terhadap terwujudnya dan terdukungnya pemerintahan yang baik.
B. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini ditempuh melalui beberapa tahap yaitu :
1. Tahap persiapan yaitu dengan menyusun kisi-kisi instrumen. Dalam penyusunan kisi-kisi instrumen mencakup penjabaran variabel menjadi perumusan indikator dan penentuan jumlah butir pernyataan setiap sub variabel.
2. Tahap pengajuan izin penelitian. Setelah penelitian mendapat kepastian tentang populasi dan menetapkan sampelnya dalam penelitian ini, selanjutnya dilakukan persiapan administrasi yaitu membuat surat perijinan penelitian pada instansi terkait sebagai berikut:
a) Langkah pertama penulis mengajukan surat izin penelitian kepada ketua jurusan Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI Bandung.
b) Setelah memperoleh surat izin dari ketua jurusan Pendidikan Kewarganegaraan kemudian diteruskan untuk mendapat izin dari Pembantu Dekan 1 FPIPS UPI Bandung.
c) Setelah memperoleh surat izin Pembantu Dekan 1, meminta rekomendasi izin penelitian kepada Rektor UPI Bandung.
kepala kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah Kabupaten Subang.
e) Setelah memperoleh izin dari kepala kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah Kabupaten Subang penulis kemudian meminta izin dari kepala Kantor Kecamatan Jalancagak, Kepala Kepolisan Sektor Jalancagak dan kepala Puskesmas Jalancagak.
f) Setelah mendapatkan izin dari kepala Kantor Kecamatan Jalancagak, Kepala Kepolisan Sektor Jalancagak dan kepala Puskesmas Jalancagak penulis mulai melaksanakan penelitian.
3. Tahap pelaksanaan pengumpulan data yaitu dengan menyebar alat pengumpulan data berupa angket.
4. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian. Setelah data tekumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan data melalui teknik-teknik statistik.
5. Membuat rangkuman, pembahasan dan menarik kesimpulan hasil penelitian.
C. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengetahui dan pengumpulan data-data yang diperlukan dalam penelitian ni penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh dua pihak dengan cara mengadakan tanya jawab. Pihak yang mewawancara biasanya disebut interviewer dan yang diwawancarai biasanya disebut responden. Adapun tujuan diadakannya wawancara ini adalah untuk mengetahui pelayanan yang telah dirasakan oleh responden di wilayah kecamatan Jalancagak. Seperti yang dikemukakan oleh Nasution (2001:73) bahwa :
Wawancara adalah suatu bentuk percakapan yang dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan yang terdapat dalam lingkungan kebudayaan tertentu. Adapun tujuan dari wawancara ialah untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya tentang dunia, yaitu hal-hal yang tidak dapat kita ketahui observasi.
wawancara tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh keterangan yang lebih mendalam tentang fokus masalah yang dirumuskan terlebih dahulu.
Peneliti menjadikan wawancara merupakan pengumpulan data utama yang dibutuhkan untuk menguatkan data tentang pelayanan kecamatan, kepolisian sektor dan puskesmas jalancagak serta kendalanya di lapangan. Pihak yang diwawancara adalah tokoh masyarakat, tokoh agama, sebagian masyarakat, aparat Kecamatan, petugas polisi sektor dan petugas puskesmas di kecamatan jalancagak. Pedoman wawancara terlampir pada Lampiran A.2.
2. Angket
Angket merupakan “Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya,” Menurut Sugiyono (2008: 199).
Angket dibutuhkan untuk mengetahui tingkat pemahaman masyarakat dan pelayanan aparat kecamatan, kepolisian sektor dan puskesmas jalancagak terhadap masyarakat. Angket ini diperlukan dalam penelitian ini sebagai data pendukung wawancara. Dengan menggunakan angket peneliti akan lebih luas dalam meneliti karena dari kecamatan, kepolisian sektor dan puskesmas jalancagak, masing-masing sektor yang akan diteliti ada 20 orang dari masyarakat yang akan mengisi angket tersebut. Peneliti memilih 20 orang dari masing-masing sektor yang akan mengisi angket dikarenakan luas wilayah kecamatan yang cukup luas. Peneliti memilih ke 20 orang masing-masing sektor tersebut dengan cara melihat data dari kecamatan, kepolisian sektor, dan puskesmas yaitu kalangan guru, karang taruna, petani, wiraswasta, dan ibu rumah tangga. Diharapkan dengan menggunakan angket penelitian ini menghasilkan data yang valid. Angket yang digunakan sebagai data pendukung penelitian terlampir pada Lampiran A.3.
3. Studi Dokumentasi
Studi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mencari dokumen yang bersifat pribadi dan resmi sebagai sumber data yang dapat dimanfaatkan utnuk diuji, ditafsirkan, dan diramalkan.
transkip, buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti, dan sebagainya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
4. Studi Literatur
Studi Literatur adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku sumber untuk mendapatkan data dan informasi teoritis yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Teknik ini memperkuat landasan peneliti juga melengkapi hasil penelitian yang peneliti lakukan.
Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan berbagai macam sumber dan literatur buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Teknik penelitian ini digunakan dengan jalan membaca, menelaah, mempelajari teori-teori atau konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Hal ini sengaja dilakukan untuk mendapatkan konsep-konsep dan teori-teori yang berkiatan erat dengan masalah penelitian dan dapat dijadikan sebagia landasan pemikiran dalam penulisan skripsi ini sehingga akan diperoleh relevansi antar teori dengan tujuan penelitian.
Peneliti berusaha mencari data berupa teori-teori, pengertian-pengertian dan uraian-uraian yang dikemukakan oleh para ahli sebagai landasan teoritis, khususnya mengenai masalah-masalah yang sejalan dengan penelitian ini agar dapat dijadikan kerangka pemikiran juga dijadikan landasan di dalam penelitian ini.
D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakter tertentu yang diterapkan oleh penulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, dalam Sugiyono (2008:80).
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat wilayah kecamatan Jalancagak yang berjumlah 38.316 jiwa dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 3.1
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Jalancagak Tahun 2012
No Desa L P JML
1 JALANCAGAK 3822 3614 7436
2 BUNIHAYU 2723 2708 5431
3 TAMBAKAN 2907 3009 5916
4 TAMBAK MEKAR 2903 3031 5934
5 KUMPAY 1851 1875 3726
6 SARIREJA 1533 1630 3163
7 CURUG RENDENG 3405 3305 6710
Jumlah 19144 19172 38316
Sumber : Data Kependudukan Kecamatan Jalancagak tahun 2012
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data yang dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, dalam Sugiyono (2008:81).Dalam penelitian ini penulis hanya mengambil sampel dari seluruh populasi yang ada.
Gambar 3.1 Teknik Random Sampling
populasi
diambil secara random
sampel yang representatif
Sumber : Sugiyono (2008:81)
Untuk menentukan berapa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti merujuk pada pendapat yang dikemukakan oleh Sugiyono (2008:82) yang mengemukakan bahwa dikatakan sampel karena pengambilan anggota sampel dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti menentukan jumlah sampel penelitian ini sebesar 5% dari besarnya populasi sebanyak 38.316 orang. Jadi penulis mengambil penelitian sebesar 5% dari 38.316 orang. Dari perhitungan tersebut muncul rumus sebagai berikut :
N = Dimana :
N = Jumlah keseluruhan sampel n = Jumlah populasi yang ada 47 = bilangan tetap
Berdasarkan rumus diatas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
N =
=
= 40,761 (dibulatkan menjadi 41)
Peneliti menentukan sampel pada tujuh desa dengan jumlah masyarakat sebagai sampel 41 orang. Desa yang dipilih oleh peneliti yaitu Desa Jalancagak, Desa Bunihayu, Desa Tambakan, Desa Tambakmekar, Desa Kumpay, Desa Sarireja, dan Desa Curug Rendeng.
Untuk lebih jelas penyebaran sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2
Tebel 3.2 Sampel Penelitian
No Desa Jumlah Sampel
1 Desa jalancagak 8
2 Desa Bunihayu 6
3 Desa Tambakan 6
4 Desa Tambak Mekar 6
5 Desa Kumpay 4
6 Desa Sarireja 4
7 Desa Curug Rendeng 7
Jumlah 41
Sumber : diolah oleh peneliti tahun 2013
E. Operasional Variabel
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya, Sugiyono (2008: 60).
Biasanya dalam penelitian terdapat variabel penyebab (Independen) atau variabel bebas dengan tanda X dan variabel akibat (dependen) atau variabel terikat degan tanda Y.
1) Variabel bebas atau Independen variabel (X) dalam penelitian ini yaitu: Pelayanan di wilayah kecamatan.
2) Variabel terikat atau dependen variabel (Y) dalam penelitian ini yaitu: mendukung pemerintahan yang baik.
Untuk memudahkan penelitian dan menghindari kesalahan persepsi terhadap variabel penelitian, dalam penelitian ini diberikan batasan dan indikator yang sesuai dengan judul penelitian yang dapat dilihat dalam tabel 3.3 berikut :
Tabel 3.3 Operasional Variabel
Variabel Indikator Deskriptor
Variabel (X) :
F. Persiapan Pengumpulan data
Langkah-langkah yang ditempuh dalam persiapan pengumpulan data penelitian adalah sebagai berikut :
1. Penyusunan Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menurut Sugiyono (2008:102) adalah “suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Instrumen yang digunakan untuk variabel penelitian ini harus teruji validitas dan realibilitasnya.
Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian yaitu angket atau kuesioner. Kuesioner ini kemudian akan disebarkan dan di isi oleh responden. Instrumen yang di isi oleh responden diharapkan dapat memberikan informasi dan data mengenai pelayanan di wilayah kecamatan. Pernytaan-pernyataan dalam kuesioner ini bersisi daftar pertnyaan tentang pelayanan di wilayah kecamatan pada kantor kecamatan, polisi sektor dan puskesmas jalancagaknya sendiri.
Penelitian ini menggunakan skala penelitian Liker. Sugiyono menyatakan bahwa :
Skala Liker dugunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur, dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pernyataan atau pertanyaan, Sugiyono (2008:93)
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert akan diberi bobot dengan menggunakan ukuran ordinal, yaitu:
Untuk pernyataan negatif (sebelum), penilaiannya adalah : (1) Selalu
(2) Sering
(3) Kadang-kadang (4) Jarang
(5) Tidak pernah
(4) sering
(3) kadang-kadang (2) Jarang
(1)Tidak pernah
2. Pengujian Instrumen Penelitian
Data yang penulis dapatkan adalah data kuantitatif dengan rentang penilaian 4,3,2,1 untuk masing-masing butir angket. Data kuantitatif tersebut diperoleh dari hasil penelitian berupa angka-angka yang kemudian penulis analisis dengan menggunakan statistik secara kuantitatif untuk menarik kesimpulan secara kuantitatif. Setelah data-data dinyatakan valid dan reliabel selanjutnya penulis akan mendeskripsikan dan menganalisis berdasarkan fakta yang ada melalui perhitungan statistik.
a) Uji Validitas Instrumen Penelitian
Validitas merupakan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur dari suatu keadaan yang menggambarkan tingkat kemampuan instrumen yang bersangkutan sehingga benar-benar mencakup apa yang seharusnya diukur.
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen penelitian yang telah disusun benar-benar mengukur apa yang perlu diukur. Uji validitas dimaksudkan sebagai ukuran seberapa cermat suatu uji melakukan fungsi ukurannya.
Pernyataan yang telah dijelaskan sesuai dengan yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:168) bahwa :
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih memiliki validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Rumus1.1
rumus kolerasi produc moment
( Suharsimi Arikunto, 1996:268) r = Koefisien Korelasi
∑X = skor x total ∑Y = skor y total
Menurut Sugiyono (2008:134), “syarat minimum dianggap memenuhi syarat adalah jika r = 0,444. Jadi kalau korelasi antar butir dengan skor total dari 0,444 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.
Hasil pengujian validitas dengan SPSS 20.0 for Windows pada variabel Optimalisasi Peran Strategis Pelayanan Di Wilayah Kecamatan Jalancagak dalam mendukung pemerintahan yang baik.
Data uji validitas Optimalisasi Peran Strategis Pelayanan Di Wilayah Kecamatan Jalancagak dalam mendukung pemerintahan yang baik, dapat diketahui bahwa semua butir soal yang berjumlah 37 soal sudah valid. Berarti soal tersebut baik untuk dijadikan instrumen
b) Uji realibilitas
Penerapan tes ini untuk mengetahui apakah alat pengumpul data yang dipergunakan menunjukan tingkat ketetapan, keakuran, kestabilan, atau konsisten dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda-beda.
Uji realibilitas berguna untuk menerapkan apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama. Misalnya seseorang telah mengisi kuesioner dimintakan mengisi lagi karena kuesioner pertama hilang. Isian kuesioner pertama dan kedua haruslah sama atau dianggap sama. Untuk perhitungan reliabilitas digunakan rumus
Rumus 3.2
Rumus Sperman Brown
r1 = _2rb_ 1+rb
Sumber : Direduksi dari Sugiyono,(2006: 255)
Keterangan :
r1 = reliabilitas internal seluruh instrumen
rb = korelasi product moment anatara belahan pertama dan kedua
Tes realibilitas digunakan sebagai alat pengumpulan data yang dapat dipercaya karena sudah baik. Hasil pengujian realibillitas sengan SPSS 20.0 for windows pada variabel Optimalisasi Peran Strategis Pelayanan Di Wilayah Kecamatan Jalancagak dalam mendukung pemerintahan yang baik, dapat dilihat pada tabel berikut ini :
a. Uji Reliabilitas Variabel X1 (Pelayanan Kecamatan) Tabel 3.4
Sumber: Diolah oleh peneliti tahun 2014
Tabel 3.5
Correlation Between Forms ,600
Spearman-Brown Coefficient Equal Length ,750
Unequal Length ,750
Guttman Split-Half Coefficient ,748
Pada tabel Case Processing Summary, disajikan jumlah responden yang mengisi angket (N) sebanyak 41 responden. Pada Tabel Reliabilty Statistic, menyajikan data hasil reliabilitas variabel X1 dengan menggunakan rumus Split-Half sebesar 0,748, yang membuktikan bahwa data variabel X1 adalah reliabel. Hal ini dikarenakan hasil perhitungan berada di luar batas minimal rhitung dengan taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 0,308.
b. Uji Reliabilitas Variabel X2 (Pelayanan Kepolisian Sektor) Tabel 3.6
Sumber: Diolah oleh peneliti tahun 2014
Tabel 3.7
Correlation Between Forms ,612
Spearman-Brown Coefficient Equal Length ,759
Unequal Length ,760
Guttman Split-Half Coefficient ,759
Sumber: Diolah oleh peneliti tahun 2014
Hal ini dikarenakan hasil perhitungan berada di luar batas minimal rhitung dengan taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 0,308.
c. Uji Reliabilitas Variabel X3 (Pelayanan Puskesmas) Tabel 3.8
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 41 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 41 100,0
Sumber: Diolah oleh peneliti tahun 2014
Tabel 3.9 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Part 1 Value ,828
N of Items 19a
Part 2 Value ,897
N of Items 18b
Total N of Items 37
Correlation Between Forms ,655
Spearman-Brown Coefficient Equal Length ,792
Unequal Length ,792
Guttman Split-Half Coefficient ,791
Sumber: Diolah oleh peneliti tahun 2014
d. Reliabilitas Variabel Y (Mendukung Pemerintahan Yang Baik)
Sumber: Diolah oleh peneliti tahun 2014
Tabel 3.11
Correlation Between Forms ,619
Spearman-Brown Coefficient Equal Length ,765
Unequal Length ,765
Guttman Split-Half Coefficient ,745
Sumber: Diolah oleh peneliti tahun 2014
Pada tabel Case Processing Summary, disajikan jumlah responden yang mengisi angket (N) sebanyak 15 responden. Pada Tabel Reliabilty Statistic, menyajikan data hasil reliabilitas variabel Y dengan menggunakan rumus Split-Half sebesar 0,745, yang membuktikan bahwa data variabel Y adalah reliabel. Hal ini dikarenakan hasil perhitungan berada di luar batas minimal rhitung dengan taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 0,308.
c) Uji Normalitas
a. Uji Normalitas Variabel X1 (Pelayanan Kecamatan) Tabel 3.12
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Pelayanan Kecamatan 41 122,00 11,145 105 142
Sumber: Diolah oleh peneliti tahun 2014
Tabel 3.13
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pelayanan
Kecamatan
N 41
Normal Parametersa,b Mean 122,00
Std. Deviation 11,145
Asymp. Sig. (2-tailed) ,584
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Diolah oleh peneliti tahun 2014
Bagian pertama, Descriptive Statistic menyajikan variabel X1 (Pelayanan Kecamatan). Hasil deskriptif variabel X1 menjelaskan bahwa terdapat jumlah responden yang mengisi angket (N) sebanyak 41 responden, dengan rata-rata (mean) 122,00 dan simpangan baku 11,145. Terdapat nilai maksimal yaitu 142 dan nilai minimal yaitu 105, sehingga diperoleh range sebesar 37. Uji normalitas dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS 20.0 menggunakan rumus dari Kolmogorov Smirvon, dengan menggunakan probabilitas Asymp Sig 2-tailed. Dengan hipotesis dan dasar pengambilan keputusan berdasarkan Kolmogorov Smirvon, sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal (data normal)
Dari data di atas diketahui bahwa nilai Asymp Sig 2-tailed sebesar 0,241. Dasar pengambilan keputusan, dengan aturan:
Nilai asymp Sig 2-tailed 0,05, maka Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal
Nilai asymp Sig 2-tailed 0,05, maka Ho ditolak, berarti terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal.
Mengacu pada ketentuan tersebut, nilai Asymp Sig 2-tailed sebesar 0,584 lebih besar dari 0,05, sehingga Ho diterima, dengan kata lain data pada variabel X1 berdistribusi normal.
b. Uji Normalitas Variabel X2 (Pelayanan Kepolisian Sektor) Tabel 3.14
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Pelayanan Kepolisian
Sektor 41 119,44 11,079 104 140
Sumber: Diolah oleh peneliti tahun 2014
Tabel Descriptive Statistic menyajikan variabel X2 (Pelayanan Kepolisian Sektor). Hasil deskriptif variabel X2 menjelaskan bahwa terdapat jumlah responden yang mengisi angket (N) sebanyak 41 responden, dengan rata-rata (mean) 119,44 dan simpangan baku 11,079. Terdapat nilai maksimal yaitu 140 dan nilai minimal yaitu 104, sehingga diperoleh range sebesar 36.
Tabel 3.15
Normal Parametersa,b Mean 119,44
Std. Deviation 11,079
Asymp. Sig. (2-tailed) ,557
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai Asymp Sig 2-tailed sebesar 0,557 lebih besar dari 0,05, sehingga Ho diterima, dengan kata lain data pada variabel X2 berdistribusi normal.
c. Uji Normalitas Variabel X3 (Pelayanan Puskesmas) Tabel 3.16
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Pelayanan Puskesmas 41 124,02 10,513 110 143
Sumber: Diolah oleh peneliti tahun 2014
Tabel Descriptive Statistic menyajikan variabel X3 (Pelayanan Puskesma). Hasil deskriptif variabel X3 menjelaskan bahwa terdapat jumlah responden yang mengisi angket (N) sebanyak 41 responden, dengan rata-rata (mean) 124,02 dan simpangan baku 10,513. Terdapat nilai maksimal yaitu 143 dan nilai minimal yaitu 110, sehingga diperoleh range sebesar 32.
Tabel 3.17
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pelayanan
Puskesmas
N 41
Normal Parametersa,b Mean 124,02
Std. Deviation 10,513
Most Extreme Differences
Absolute ,161
Positive ,161
Negative -,091
Kolmogorov-Smirnov Z 1,033
Asymp. Sig. (2-tailed) ,237
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Diolah oleh peneliti tahun 2014
d. Uji Normalitas Variabel Y (Mendukung Pemerintahan Yang Baik) Tabel 3.18
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Mendukung Pemerintahan
Yang Baik 41 83,44 7,925 69 99
Sumber: Diolah oleh peneliti tahun 2014
Tabel Descriptive Statistic menyajikan variabel Y (Mendukung Pemerintahan Yang Baik). Hasil deskriptif variabel Y menjelaskan bahwa terdapat jumlah responden yang mengisi angket (N) sebanyak 41 responden, dengan rata-rata (mean) 83,44 dan simpangan baku 7,925. Terdapat nilai maksimal yaitu 99 dan nilai minimal yaitu 69, sehingga diperoleh range sebesar 30.
Tabel 3.19
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Mendukung
Pemerintahan
Yang Baik
N 41
Normal Parametersa,b Mean 83,44
Std. Deviation 7,925
Most Extreme Differences
Absolute ,157
Positive ,157
Negative -,113
Kolmogorov-Smirnov Z 1,008
Asymp. Sig. (2-tailed) ,261
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Diolah oleh peneliti tahun 2014
d) Korelasi
Korelasi adalah perhitungan statistik yang berusaha mencari hubungan antar satu dengan satu variabel atau beberapa variabel lain yang diasumsikan memiliki hubungan logis serta memerlukan pengujian secara ilmiah, Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditentukan besar atau kecilnya, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.20
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
INTERVAL KOEFISIEN TINGKAT HUBUNGAN
0,00-0,19 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2009:231)
e) Uji Hipotesis
Untuk menguji validitas hipotesis diperlukan data. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh hipotesis penelitian yang telah disusun semula dapat diterima berdasarkan data yang terkumpul. Adapun proses yang penulis lakukan untuk uji hipotesis tersebut adalah dengan cara uji signifikansi Rs melalui statistik t yaitu:
Rumus 3.3 Uji t
t = nilai t hitung n = jumlah responden
r = koefisien korelasi hasil r hitung
Hasil perhitungan tes signifikansi tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai kritik ttabel dk=n-2, dengan nilai = 0,05 (tingkat kepercayaan (signifikansi) 95% dengan ketentuan:
Jika ttabel ttabel, maka Ha ditolak, hal tersebut berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara optimalisasi pelayanan di wilayah kecamatan dan mendukung pemerintahan yang baik.
Jika ttabel ttabel, maka Ha diterima hal tersebut berarti ada hubungan yang signifikan antara optimalisasi pelayanan di wilayah kecamatan dan mendukung pemerintahan yang baik.
G. Deskripsi Hasil Wawancara
Mendeskripsikan hasil wawancara yaitu dengan menjabarkan pertanyaan-pertanyaan wawancara dengan maksud untuk melengkapi data yang tidak diperoleh dari perhitungan statistik, dan untuk memperjelas data yang tidak ada dalam angket penelitian serta untuk menjawab permasalahan penelitian.
H. Penafsiran Data Angket
Tahap penafsiran data ini diolah dengan menggunakan perhitungan prosentase. Penhitungan prosentase dimaksudkan untuk melihat perbandingan besar kecilnya frekuensi setiap alternatif jawaban angket. Prosentase diperoleh dengan membandingkan jumlah frekuensi jawaban dan banyaknya sampel yang dikaitkan dengan angka 100%, rumusnya sebagai berikut:
Rumus 3.4 Mencari Prosentase
P = x 100%
Keterangan :
P = Prosentase Jawaban F = Frekuensi Jawaban
N = Jumlah Responden
100% = Bilangan Tetap
Untuk membantu memudahkan penentuan kriteria penilaian, maka dilakukan pedoman penilaian dengan menggunakan istilah yang dikemukakan oleh Suryadi, Kusmiati (2004:81) yaitu :
0% = ditafsirkan tidak ada 1%-24% = ditafsirkan sebagian kecil 25%-49% = ditafsirkan hampir ssetengahnya 50% = ditafsirkan setengahnya
51%-74% = ditafsirkan sebagian besar 75%-99% = ditafsirkan hampir setengahnya 100% = ditafsirkan seluruhnya
I. Pengolahan dan Analisis Data
Dalam penelitian ini, pengolahan data dilakukan melalui proses pencatatan data lapangan (data mentah), kemudian ditulis kembali dalam bentuk unifikasi dan kategorisasi data, setelah data dirangkum, direduksi dan disesuaikan dengan fokus masalah penelitian.
Dari Analisis data menurut moleong (2010:90) adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dapat dirumuskan hipotesis kerja. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengamati, memahami, menerangkan secara mendalam dari hasil perhitungan data dan beberapa informasi yang diperoleh oleh peneliti.
data diperlukan untuk mendapatkan informasi yang berarti agar dapat mengungkapkan permasalahan yang diteliti.
Dengan mengacu pendapat di atas, maka proses analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Penyeleksian dan pengelompokan data
Data yang sudah terkumpul lalu dipilih kemudian dirangkum dan disesuaikan dengan fokus penelitian yang telah ditetapkan. Kemudian data (hasil angket/kuesioner, wawancara) dikelompokan berdasarkan kelas dan dilihat kelengkapan data untuk dicari tema dan polanya berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat. Apabila data-data sudah dipilih dan dikelompokan maka tahap selanjutnya adalah melakukan skoring dan disusun secara berurutan dari nilai yang tertinggi sampai yang terendah.
2) Tabulasi data
Setelah data dikelompokan sesuai dengan kelas, selanjutnya data diolah lagi dengan menyusun atau memasukanya kedalam tabel dan berbagai bentuk representasi visual lainya yang sesuai dengan kebutuhan. Hal ini berguna supaya data yang disusun secara singkat, jelas, terperinci dan menyeluruh akan memudahkan dalam memahami gambaran terhadap aspek yang di teliti baik secara keseluruhan maupun secara parsial.
3) Perhitungan persentase
Setelah tabulasi data maka tahap selanjutnya adalah menghitung dengan persentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Rumus 3.5 Perhitungan Presentase
P = F / N X 100%
Sumber : Arikunto, (2006:12)
Keterangan : P = Persentase
N = jumlah sampel 100% = Bilangan tetap
Hasil presentase tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh optimalisasi pelayanan diwilayah kecamatan dalam mendukung pemerintahan yang baik.
4) Penghitungan Signifikasi dan Korelasi
Setelah data sudah diperoleh dalam bentuk tabel dan presentase dan telah diuji validitas serta realibilitasnya maka tahap selanjutnya adalah menghitung korelasi dan signifikasinya untuk memperoleh ada dan tidak adanya hubungan yang signifikan antara optimalisasi pelayanan di wilayah kecamatan dalam mendukung pemerintahan yang baik dengan nilai korelasi yang diperoleh diuji dengan uji korelasi dengan menggunakan software SPSS 20.0 for windows. 5) Analisis Data
Berdasarkan perhitungan presentase, uji korelasi, dan signifikansinya maka analisis data dilakukan dengan cara:
a) Penafsiran Data
Penafsiran data berdasarkan variabel ditafsirkan oleh peneliti sebagai berikut : Sumber : Diolah oleh peneliti tahun 2013
Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan antar variabel yang dianalisis. Analisis korelasi yang digunakan adalah rumus korelasi
Product Moment :
Rumus 3.6 Menentukan Korelasi
Sumber : Arikunto (2006:170) Keterangan:
R = Koefiesien Korelasi
∑XY = hasil kali x dan y setiap responden ∑X = skor x total
∑Y = skor y total n = Jumlah responden ∑y2
= kuadrat skor y total ∑x2
= kuadrat skor x total
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah melakukan penelitian, maka penulis mengambil kesimpulan dari data dan fakta yang ada, dan memberikan saran sebagai pertimbangan dan masukan kepada pihak-pihak yang memerlukannya. Adapun kesimpulan dan rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut :
A.Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Peran strategis pelayanan kecamatan terdapat pada bidang pelayanan administratif pembuatan akta jual beli, akta tanah, pembuatan kartu tanda penduduk (KTP) dan pembuatan kartu keluarga (KK). Sistem pelayanan yang diberikan oleh Kecamatan sebagian besar masyarakat sudah puas dengan pelayanannya. Hal tersebut dinilai oleh masyarakat berdasarkan pelayanan yang diberikan para petugas pelayanan, bahwa kinerja yang dimiliki oleh aparat sudah sangat menunjang pelaksanaan pelayanan di pemerintahan kecamatan dan sesuai dengan harapan masyarakat.
2. Dalam penyelenggaraan salah satu fungsi pemerintahan negara, Kepolisian Sektor (polsek) memiliki posisi strategis dibidang pemeliharaan keamanan, ketertiban masyarakat, penegakan hukum, melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat di wilayah kecamatan Jalancagak. Pelayanan yang diberikan sudah sesuai dengan harapan masyarakat. Hal tersebut dinilai oleh masyarakat berdasarkan pelayanan yang diberikan para petugas pelayanan yang telah memberikan jaminan kepastian, memberikan rasa aman dan nyaman serta keterbukaan informasi dalam proses pelayanan, sehingga masyarakat tidak takut dengan polisi, melainkan takut dengan aturan
masyarakat berdasarkan pelayanan yang diberikan petugas kesehatan dan kerja dokter serta perawat yang cepat melayani pasien.
4. Kebijakan dan strategi yang tepat pelayanan kecamatan, Polisi Sektor dan Puskesmas di wilayah Kecamatan Jalancagak dalam mendukung pemerintahan yang baik, sebagai berikut:
a. Kecamatan Jalancagak
1) Kebijakan Kecamatan Jalancagak ialah (a) Memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh masyarakat Kecamatan Jalancagak; (b) Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung kelancaran pelayanan kepada masyarakat; (c) Meningkatkan kompetensi dan disiplin aparatur Pemerintah Kecamatan Jalancagak; (d) Mengoptimalkan peran serta dan keterlibatan seluruh komponen masyarakat di Kecamatan Jalancagak tentang arti pentingnya pembangunan; (e) Membangun kerja sama dan koordinasi, baik kepada masyarakat, lembaga, maupun pihak-pihak terkait serta lingkup Pemerintah Kabupaten Subang
2) Strategi Kecamatan Jalancagak ialah (a) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan administrasi pemerintahan dan ketersediaan aparatur yang berkualitas; (b) Meningkatkan keberdayaan dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan; (c) Meningkatkan pemenuhan kebutuhan masyarakat
b. Kepolisian Sektor Jalancagak
1) Kebijakan Kepolisian Sektor Jalancagak ialah (a) Menunaikan kewenangan dari Mabes Polri; (b) Mengoptimalkan Polda sebagai satuan induk penuh; (c) Mengoptimalkan Polres sebagai Komando Operasional Dasar (KOD); (d) Mengoptimalkan Polsek sebagai ujung tombak mengemban pelayanan dan wewenang penuh.
2) Strategi Kepolisian Sektor Jalancagak ialah (a) Membangunan citra Polisi dimasyarakat khususnya citra Strive For Excellence memotivasi Polisi untuk
akuntabilitas, transparansi, kualifikasi, Berbasis teknologi dan pengetahuan serta memecahkan masalah.
c. Puskesmas Jalancagak
1) Kebijakan Puskesmas yaitu (a) Meningkatkan pelayanan kesehatan perorangan; (b) Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat
2) Strategi Puskesmas Jalancagak yaitu (a) Bekerjasama dengan lintas sektor dalam rangka memberantas penyakit yang berbasis lingkungan terutama dalam rangka kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk; (b) Bekerjasama dengan pihak Swasta terutama dengan PTP Nusantara VIII, dalam rangka pelayanan kesehatan bagi Keluarga dan Karyawannya; (c) Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan di Posyandu, maka mengadakan kerjasama dengan tokoh masyarakat agar mereka merasa memiliki dan peduli terhadap kegiatan dan keberadaan Posyandu; (d) Sesuai dengan fungsi Puskesmas yaitu melaksanakan pembangunan yang berwawasan kesehatan, maka puskesmas bekerja sama dengan lintas sektor terutama dengan aparat Desa untuk mewujudkan Desa ODF ( Open
Devication Free ); (e) Dalam rangka meningkatkan Strata Desa Siaga maka
puskesmas bekerja sama dengan lintas sektor membina Desa, terutama Desa dalam rangka mewujudkan Desa Mandiri Gotong royong.
B. Saran
Pada bagian ini merupakan bentuk pertanggungjawaban penulis untuk tidak hanya mengamati sekaligus evaluator belaka, namun turut pula memberikan masukan berupa saran pada pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun saran yang diberikan penulis antara lain:
1. Kantor Kecamatan Jalancagak
b. Selain itu, camat sebagai pimpinan pemerintahan tertinggi di Kantor Keamatan Jalancagakl lebih tegas dalam memberikan sanksi kepada oknum aparat yang melanggar paraturan tanpa melupakan memberikan penghargaan kepada pegawai yang berprestasi. Dan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan, Camat harus senantiasa meminta laporan-laporan yang jelas mengenai tugas yang di bebankan kepada aparat Kantor Kecamatan jalancagak agar timbul rasa tanggungjawab pegawai atas tugas-tugas yang telah diberikan.
2. Kepolisian Sektor Jalancagak
a. Kepolisian sebagai pihak yang memberikan pelayanan publik pada masyarakat agar dapat memberikan pelayanan maksimal, dengan berpedoman pada prosedur kerja yang telah ditetapkan.
b. Ada baiknya pihak kepolisian melakukan tinjauan kembali atas kinerja aparat kepolisian dan mengacu pada budaya kerja yang sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang dan kode etik kepolisian.
c. Pihak kepolisian dalam memberikan layanan sebaiknya menghindarkan tindakan pilih kasih dan pengecualian terhadap masyarakat
d. Adanya Polisi Wanita di Kepolisian Sektor Jalancagak 3. Puskesmas Jalancagak
a. Perlu adanya penambahan ruang rawat inap dan tempat tidur
b. Perlu adanya penambahan Tenaga Medis, yakni Dokter Ahli dan Perawat c. Perlu adanya peningkatan pelayanan kesehatan dari tenaga medis, yakni:
penyediaan waktu untuk pasien, penggantian cairan infus secara tepat waktu pada pasien.
d. Perlu adanya pelayanan dan penyediaan obat yang lengkap sebagaimana yang dibutuhkan oleh pasien.
4. Pemerintahan Daerah Kabupaten Subang
a. Perlunya pembinaan terhadap aparat pemerintahan Kecamatan sebagai langkah pemberdayaan kinerja aparat pemerintahan Kecamatan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
b. Pemerintahan daerah harus benar-benar memperhatikan arah pembangunan yang dilaksanakan kecamatan, dengan cara lebih pro aktif dan lebih intens memberikan petunjuk dan evaluasi kinerja pemerintahan Kecamatan secara rutin dan berkala dalam pelayanan publik.
c. Pemerintah daerah harus memberikan dorongan secara intensif kepada pemerintahan Kecamatan jalancagak agar terus menunjukan sikap proaktif kepada masyarakat agar program pelayanan prima bisa berjalan dengan baik.
5. Masyarakat Kecamatan Jalancagak
a. Baik tokoh masyarakat ataupun tokoh agama harus berperan aktif dalam kegiatan evaluasi pelayanan yang diselenggarakan oleh pemerintahan kecamatan, sehingga masyarakat bisa memberikan penilaian yang objektif terhadap aparat atau petugas pelayanan di wilayah pemerintahan kecamatan.
b. Masyarakat harus lebih peka terhadap segala hal yang berkaitan dengan Informasi Pelayanan disetiap instansi diwilayah kecamatan agar tidak terjadi adanya salah paham komunikasi (miskomunikasi).
c. Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan
Jurusan PKn sebagai lembaga pelopor dalam bidang akademik dan profesi bertaraf nasional dan internasional, dalam proses mengembangkan tenaga kependidikan PKn yang profesional maka seoptimal jurusan PKn memberikan pelayanan kepada mahasiswa jurusan PKn dan menambahkan staf jurusan agar pelayanan yang diberikan secara cepat, mudah, dan tepat.
d. Peneliti Selanjutnya