BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengumpulan Data
Setelah melakukan pengumpulan data dengan cara observasi langsung dilantai produksi, wawancara dengan beberapa staff karyawan terkait, seperti bagian PPIC, Engineering, dan Produksi, serta dari data-data historical yang diberikan. Maka informasi yang didapat adalah seperti, alur produksi di PT. XYZ, denah bagian produksi PT. XYZ , waktu standard kecepatan mesin dibagian produksi, data forecast untuk produksi kategori “ABC” tahun 2011, dan data historical dari tahun 2009 sampai tahun 2010.
4.1.1 Hasil Observasi
Pabrik PT. XYZ terletak di Jawa Barat yang memiliki bangunan sebesar 11.205 m2 dari lahan seluas 4.13 hektar. Fasilitasnya sendiri sangat modern dan berkualitas tinggi untuk mencapai efisiensi maksimum dan kualitas maksimum sesuai dengan permintaan pemerintah lokal dan standard Internasioal. PT. XYZ memiliki Quality Assurance yang sangat baik kinerjanya untuk mengawasi kualitas barang
yang masuk dan yang keluar dari pabrik tersebut. Karena sebagai salah satu pemain terkemuka di industri farmasi di Indonesia, Perusahaan benar-benar berkomitmen untuk kualitas tertinggi untuk semua produk-produknya. Memainkan peran penting dalam mengawasi semua tahapan produksi untuk memastikan bahwa kualitas dan standar keamanan terus dipenuhi sesuai dengan standar GMP saat ini. Fungsi jaminan mutu meliputi operasi dari sebuah laboratorium mikro biologi kimia, dan pengujian fisik, dan pusat kontrol dokumentasi. Laboratorium ini dilengkapi dengan peralatan state-of-the-art canggih dan instrument untuk pengujian dan pemantauan. PT. XYZ juga memiliki gudang penyimpanan raw material dan gudang finish goods yang terpisah serta sudah memiliki nomor kontrol veterinery, dan lini produksi dengan beberapa lini mesin pembuat obat dari barang mentah sampai siap antar yang berkapasitas cukup besar. PT. XYZ memiliki delapan lini produksi yang berbeda-beda. Dikarenakan memiliki delapan ini produksi, PT. XYZ membagi lini produksi itu ke tiga tempat untuk mempermudah alur barang dan membuka kesempatan untuk toll manufacturing.
PT. XYZ mempunyai karyawan yang berkualitas untuk menunjang daya kerja pabrik yang menuntut efektifitas dan efisiensi dalam melakukan pekerjaan. Dikarenakan bahan baku yang mudah terbakar, PT. XYZ mempunyai SOP yang jelas dan alat pengaman untuk melakukan antisipasi pertama dan karyawan yang sudah terlatih jika terjadi suatu bencana. Karena jika terjadi suatu kecelakan didalam pabrik PT. XYZ secara otomatis produksi didalam pabrik terhenti dalam jangka waktu yang lama.
XYZ sedang menuju lean manufacturing bisa diihat dari gambar dibawah, bahwa lantai produksi PT. XYZ untuk lini produksi “ABC” sudah cukup baik. Mempunyai pengaturan ruang yang baik, perputaran udara atau (air controller) yang sudah disesuaikan dengan bentuk pabrik, dan alur produksi yang jelas dan higienis karena jika memasuki ruang produksi harus memakai baju khusus. Keluar masuknya raw materials dan finish goods juga dibedakan guna mempermudah alur dari lini produksi “ABC”. Ini merupakan Gambar muka PT. XYZ dan denah lantai produksi PT.XYZ.
Dalam proses produksinya PT. XYZ melakukan produksi selama 1 x 24 jam dan mempunyai tiga shift, per shift nya memakan waktu selama 8 jam dan setiap minggunya hanya lima hari kerja. Jadi jika dihitung selama satu bulan terdapat 20 hari kerja dan dalam setahun 240 hari yang berarti 720 shift atau 5.760 jam per tahunnya. Melalui wawancara dengan salah satu Manager dibagian produksi bahwa waktu down time yang dihasilkan oleh pabrik karena waktu set up, flushing dan penggantian ukuran, memakan waktu sampai 20%. Jadi kira-kira waktu yang terambil dalam setiap tahunnya adalah sekitar 1.152 jam. Diperlukan waktu sebanyak 13% dari waktu yang ada utuk melakukan pergantian dari proses produk A ke produk B atau sebaliknya.
Didalam proses produksinya PT. XYZ menggunakan sistem “Make to Order” dimana dalam proses produksinya sesuai dengan permintaan dari bagian marketing. Dalam proses produksinya PPIC menerima PO produksi dari masing-masing marketing. Dalam hal ini pemberian PO tidak selalu diawal bulan karena pemesanan barang sesuai dengan permintaan dari pihak luar. Kemudian setelah mendapatkan PO, bagian PPIC memesan raw materials dan mengatur jadwal produksi agar tidak terlalu banyak flushing atau dry cleaning yang hanya akan banyak menghabiskan waktu.
Penjelasan Business Process dari lini produksi “ABC” yang sudah melakukan pemesanan raw materials sebagai berikut. Raw materials ditimbang sesuai dengan kebutuhan produksi jika barang tidak sesuai maka barang tersebut dikembalikan ke bagian PPIC untuk dikembalikan kepada Supplier, lalu melakukan proses pertama yaitu Compounding (pembuatan capsule) dan kedua yaitu Gelatin (pembuatan isi capsule) secara bersamaan. Setelah selesai dikedua proses tersebut, secara berurutan
melakukan proses ketiga yaitu enkapsulasi (proses memasukan isi capsule kedalam capsule), lalu dilakukan proses pengeringan, yaitu proses dimana obat yang sudah dicetak, dikeringkan didalam sebuah ruangan tertutup. Untuk proses berikutnya dilakukan proses Inpeksi obat, poles, Sorting dan Printing. Setelah selesai melakukan proses tersebut, masuk kedalam fase sebelum terakhir yaitu proses striping atau nama lainnya adalah proses soft packaging. Terakhir melakukan proses hard packaging atau dimasukan kedalam kardus dan disimpan kedalam gudang finish goods. Barang jadi tersebut akan disimpan didalam gudang finish Goods hingga tejadi proses distribusi ke konsumen. Ini merupakan salah satu gambar dalam melakukan proses pembuatan obat di lini “ABC” dan setelah itu merupakan Business process di lini produksi ABC dari memesan barang sampai barang siap kirim.
4.1.2 Kecepatan Mesin
Dari observasi yang dilakukan dilapangan didapatkan bahwa dalam proses produksi bagian “ABC” melalui tujuh tahap mesin, maka dari itu perlu untuk menghitung waktu standard kecepatan dari tiap-tiap mesin dalam memproduksi produk “A” atau “B”. Agar mengetahui seberapa lama proses produksinya. Proses pertama dan kedua didalam produksi PT. XYZ berjalan bersamaan.
Tabel 4.1 : Kecepatan Mesin Compounding
Mesin Compounding
Nama Kapasitas
Cycle Time
Total
Capsule Reability Per Jam
Per Menit Mesin 1 1.000 8 24.000 0,80 2.400 40 Mesin 2 1.300 8 17.500 0,80 1.750 29 Mesin 3 250 6 3.000 0,80 400 7
Tabel 4.2 : Kecepatan Mesin Gelatin
Mesin Gelatin
Nama Kapasitas
Cycle Time
Total
Capsule Reability Per Jam
Per Menit Mesin 1 1.000 3 5.750 0,80 1.533 26 Mesin 2 750 3 4.750 0,80 1.267 21
Dengan melihat kedua tabel diatas, diketahui bahwa proses pertama mendapatkan 2.400 capsule, 1.750 capsule, dan 400 capsule tiap jam nya, sedangkan diproses kedua didapatkan 1.533 capsule dan 1.267 capsule per jam nya. Setelah didapat perhitungan standard mesin pada proses pertama dan kedua maka akan masuk proses yang ketiga.
Tabel 4.3 : Kecepatan Mesin Enkapsulasi
Mesin Enkapsulasi
Nama Cycle Time Total Capsule Per Menit
Mesin 1 1 10.000 167
Mesin 2 1 15.000 250
Bisa dilihat dalam proses ketiga proses di mesin pertama sampai didapat 10.000 capsule per jam dan di mesin kedua mendapatkan 15.000 capsule per jam. Setelah melakukan perhitungan pada mesin ketiga maka, obat tersebut dimasukan kedalam ruang pengering, sekaligus menyiapkan produk tersebut kemesin selanjutnya.
Tabel 4.4 : Kecepatan Mesin Polishing
Mesin Polishing
Nama Cycle Time Total Capsule Per Menit
Mesin 1 1 10.000 167
Tabel 4.5 : Kecepatan Mesin Sorting
Mesin Sorting
Nama Cycle Time Total Capsule Per Menit
Mesin 1 1 3.000 50
Mesin 2 1 5.000 83
Di proses keempat dan proses kelima terdapat dua mesin dengan kemampuan yang berbeda jauh yaitu bisa membuat 3.000 capsule dan 5000 capsule per jam nya. Kedua proses tersebut mempunyai kapasitas yang berbeda tetapi jumlah mesin yang sama. Setelah mengetahui kecepatan standard pada proses ini, maka proses akan dilanjutkan pada dua proses terakhir.
Tabel 4.6 : Kecepatan Mesin Printing
Mesin Printing
Nama Cycle Time Total Capsule Per Menit
Mesin 1 1 5.000 84
Mesin 2 1 5.000 84
Tabel 4.7 : Kecepatan Mesin Stripping
Mesin Stripping
Nama Cycle Time Total Capsule Per Menit
Mesin 1 1 2.000 33
Kecepatan di kedua mesin tersebut berbeda, kapasitasnya pun berbeda. Pada mesin printing mempunyai dua mesin yang berkapasitas berkapasitas 5.000 capsule per jam dan bisa menghasilkan 84 capsule per menitnya. Sedangkan pada proses Stripping yang berkapasitas 2.000 dan 2.750 capsule tiap jam, bisa menghasilkan 33 capsule untuk mesin pertama dan 46 capsule untuk mesin kedua tiap menitnya. Setelah mengetahui kecepatan standard dari tiap-tiap mesin, maka kapasitas produksi akan dihitung secara keseluruhan.
4.1.3 Assembly-Line Balancing
Dalam melakukan penyeimbangan pada lini produksi harus melakukan tujuh tahap agar mendapatkan hasil yang diinginkan. Tahap pertama dalam menyeimbangkan lini produksi yang berjalan adalah membuat tabel tentang proses apa saja yang dilakukan dan apa saja urutan sebelum dan sesudah proses. Tabel sebagai berikut:
Tabel 4.8 : Assemby Step and Times
Task Times Description Predecessors
Mesin 1 840 Membuat isi obat None Mesin 2 480 membuat cover obat None
Mesin 3 360 menggabungkan isi dan cover obat Mesin 1 & Mesin 2 Mesin 4 270 melakukan pemolesan pada cover Mesin 3 Mesin 5 360 melakukan penyaringan cacat produksi Mesin 4
Mesin 6 300 Melakukan penamaan obat Mesin 5 Mesin 7 240 Melakukan pengemasan Mesin 6
Setelah membuat Assembly Step and Times maka harus membuat Precedence Diagram agar lebih jelas dalam melakukan analisis. Gambar Precedence Diagram memperlihatkan keceptan mesin dalam memproduksi satu buah capsule, dikarenakan dalam satu menit bisa menyiapkan beberapa capsule maka hitungannya dirubah menjadi detik. Bentuk gambar precedence diagram sebagai berikut:
Gambar 4.5 : Precedence Diagram
Dari diagram diatas bisa terlihat bahwa yang membutuhkan waktu paling lama adalah proses mesin kedua menempuh waktu sebesar 1.3 detik untuk mencapai produksi satu capsule. Dengan lama waktu per harinya adalah 24 jam yang berarti 86400 detik. Tahap ketiga adalah menentukan maksimum produksi adalah menggunakan rumus seperti dibawah :
Max Production = Waktu produksi per hari / Waktu yang tersendat (Bottle Neck) Max Production = 86400/1.3 = 66.977 units/days
Maksimal Produksinya mencapai 66.977 capsule jika dilihat dari waktu terlama dari salah satu meesin yang bekerja. Karena jika menghitung proses terlama otomatis akan menutupi proses mesin lainnya, perlu diingat bahwa 66.977 capsule itu bisa diproduksi selama satu hari. Dan jika satu minggu maka tinggal dikalikan lima hari kerja menjadi 334.885 capsule, perbulannya lini produksi ABC mampu memproduksi sebanyak 1.339.540 capsule dan per tahunnya bisa memproduksi sebanyak 16.074.480 capsule. Total produksi ini akan dibagi menjadi Produk A dan Produk B.
Setelah mengetahui kapasitas produksi maksimal, maka selanjutnya harus mengetahui cycle time untuk mengetahui efisiensi yang ada pada lini produksi ABC. Rata-rata yang dibutuhkan dalam produksi lini ABC sebanyak 50.000 capsule dari kapasitas yang ada. Maka perhitungannya seperti dibawah :
C = Production time period / Required output per period C = 86400 / 50000 = 1,7 detik/unit
Setelah mengetahui cycle time jika harus memproduksi 50.000 capsule. Perhitungan selanjutnya adalah butuh minimal berapa mesin untuk menambah mesin yang sudah berjalan, dengan rumus :
Nt = Sum of Task times / Cycle Time Nt – 4,3 / 1,7 = 2,53 atau 3
Setelah menghitungkan berapa minimal mesin yang harus dipunyai lini produksi ABC maka langkah selanjutnya memastikan mesin keberapa yang harus ditambahkan untuk mengoptimalkan proses lini produksi ABC dijelaskan pada tabel berikut.
Tabel 4.9 : Pengelompokan mesin
Station 1 Station 2 Station 3
mesin 1 1,7 ‐ 0,8 = 0,9 Mesin 2 1,7 ‐ 1,3 = 0,4 Mesin 5 1,7 ‐ 0,5 = 1,2
mesin 3 0,9 ‐ 0,3 = 0,7 1,2 ‐ 0,4 = 0,8
mesin 4 0,7 ‐ 0,4 = 0,3 0,8 ‐ 0,8 = 0
Idle station 1 = 0,3 Idle station 2 = 0,4 idle station 3 = 0
Setelah melakukan pengelompokan mesin menjadi tiga maka bisa dilihat bahwa idle yang paling banyak terdapat di station dua dengan 0,4 menit. Yang membuat harus mengadakan penambahan mesin jika lantai produksi yang sedang berjalan bisa berjalan maksimal. Dari data sebelumnya bahwa mesin kedua sudah mempunyai dua mesin, tetapi menurut perhitungan, maka perlu ada pembelian mesin baru yang akan membuat kerja mesin kedua menjadi maksimal. Apabila mesin itu bisa di atur sesuai keinginan maka, akan lebih baik jika daya kerja mesin tersebut di naikan, agar kapasitas produksi yang diinginkan tercapai. Langkah terakhir adalah mengetahui seberapa efisien jika produksi yang sedang berjalan ditambah daya mesinnya menjadi tiga buah mesin di mesin kedua. Dengan rumus.
Efficiency = sum of task times / actual number of workstations * cycle times Efficiency = 4,3 / 3*1,7 = 0,84 atau 84%
Dengan ada perhitungan efiensi sebanyak 0,84 atau 84%, maka total produksi akan bertambah dan optimalisasi lantai produksi akan terjadi jika bisa menambahkan 14% lagi di lini ABC. Untuk pembagian antara produk A dan produk B akan djelaskan di sub bab selanjutnya. Pada waktu pembagian produksi, secara tidak langsung akan ada waktu yang terbuang dalam pergantian dari produk A ke produk B atau sebaliknya. Karena harus melakukan setting mesin dan penyucian alat-alat produksi atau mesin.
4.1.4 Pengamatan Historical
Setelah melakukan wawancara, akhirnya didapatkan data historical di tahun-tahun sebelumnya pada lini produksi “ABC”. Data ini berguna untuk menganalisa trend dari produk obat tersebut, yang nantinya akan berguna untuk pengambilan keputusan dalam melakukan penambahan atau pengurangan sumber daya. Data yang didapat adalah data Produk A dan Produk B dari tahun 2009 sampai 2011 pertengahan (Juni). Dimulai dengan data Historical produk A pada tahun 2009. Data yang akan diberikan merupakan data dalam hitungan boxes. Jadi dalam menghitung produk A dan produk B sudah disesuaikan dengan hitungan pada saat menjual barang yaitu dengan hitungan boxes. Perhitungan ini akan disesuaikan dengan sub bab sebelumnya dal hal menghitung kapasitas produksi lini produksi ABC yang sedang berjalan. Dimulai dengan data produksi produk A di tahun 2009.
Tabel 4.10 : Data Produksi produk A 2009
Data Produksi Produk "A" 2009
Date Total January-09 46.330 February-09 30.887 March-09 40.328 April-09 67.762 May-09 84.940 June-09 61.778 July-09 48.781 August-09 36.166 September-09 15.444 October-09 43.386 November-09 48.281 December-09 30.889 Grand Total 555.973
Gambar 4.6 : Data Produksi Produk A 2009
‐ 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 90,000
Data Produksi Produk A tahun 2009
TotalPada grafik pada tahun 2009, terlihat bahwa produksi tertinggi terdapat pada bulan Mei sebanyak 84.940 boxes dan produksi terendah pada bulan September sebanyak 15.444 boxes, produksi pada tahun 2009 mencapai 555.973 boxes, produksi pada bulan Mei 2009 termasuk produksi terbanyak yang pernah dikerjakan pada lini produksi “ABC” dengan produk A pada tahun 2009-2011 pertengahan. Dilanjutkan pada data Historical tahun 2010 produk A.
Tabel 4.11 : Data Produksi Produk A 2010
Data Produksi Produk "A" 2010
Date Total January-10 30.890 February-10 46.335 March-10 30.892 April-10 33.883 May-10 39.653 June-10 43.336 July-10 45.279 August-10 61.772 September-10 23.161 October-10 24.205 November-10 53.002 December-10 23.099 Grand Total 455.506
Gambar 4.7 : Data Produksi Produk A 2010
Ditahun 2010 total produksi pertahunnya menurun sebanyak 18% menjadi 455.506 boxes dikarenakan penjualan yang menurun dan peraturan perusahaan yang baru didaptasi pada tahun tersebut. Info lain yang bisa didapat pada produksi tahun 2010 adalah produksi tertinggi pada bulan Agustus sebanyak 61.772 boxes dan produksi terendah pada bulan Desember sebanyak 23.099 boxes. Pada tahun 2011 PT. XYZ sudah melakukan produksi sampai bulan Juni. Pada tahun 2011 sudah diproduksi sebesar 293.516 boxes. Data secara keseluruhan untuk produksi 2011 dari bulan Januari - Juni sebagai berikut:
‐ 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000
Data Produksi Produk A Tahun 2010
TotalTabel 4.12 : Data Produksi Produk A 2011
Data Produksi Produk "A" Jan-Jun
2011
Date Total January-11 38.501 February-11 53.877 March-11 76.970 April-11 53.881 May-11 6.836 June-11 63.452 Grand Total 293.516Gambar 4.8 : Data Produksi Produk A 2011
‐ 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 90,000
January‐11 February‐11 March‐11 Apr‐11 May‐11 June‐11
Data Produksi Produk A tahun 2011
Setelah melihat tentang data historical pada Produk A, maka sekarang masuk kepada data historical pada produk B. Data yang didapat dimulai dari tahun 2009 sampai 2011 pertengahan (Juni). Dalam kemasan produk B, dikemas dalam jumlah 100 capsule, maka dari itu angka yang didapatkan jauh lebih kecil, tetapi sebenarnya jumlah produksinya cukup besar. Dibawah merupakan tabel untuk data produksi di tahun 2009 produk B yang total produksinya mencapai 19.632 boxes.
Tabel 4.13 : Data Produksi Produk B 2009
Data Produksi Produk "B" 2009
Date Total January-09 2.100 February-09 2.471 March-09 2.347 April-09 1.729 May-09 494 June-09 1.234 July-09 1.234 August-09 1.729 September-09 617 October-09 1.851 November-09 2.592 December-09 1.234 Grand Total 19.632
Gambar 4.9 : Data Produksi Produk B 2009
Pada tahun 2009 produksi produk B mencapai 19.632 boxes dan produksi yang paling tinggi pada bulan November yang mencapai 2.592 capsule, dan produksi yang paling rendah adalah 49.394 capsule. Pada tahun 2010 produksi produk B mencapai 2.104.539 capsule, produksinya meningkat sebesar 7% dan diramalkan pada tahun 2011 ada peningkatan kembali. Tabel dan Grafik akan dijelaskan dibawah. 0 500 1000 1500 2000 2500 3000
Data Produksi Produk B Tahun 2009
TotalTabel 4.14 : Data Produksi Produk B 2010
Data Produksi Produk "B" 2010
Date Total January-10 1.727 February-10 1.729 March-10 2.099 April-10 1.605 May-10 2.592 June-10 1.975 July-10 1.327 August-10 1.944 September-10 949 October-10 2.013 November-10 1.322 December-10 1.763 Grand Total 21.045
Gambar 4.10 : Data Produksi Produk B 2010
‐ 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000
Data Produksi Produk B Tahun 2010
TotalSetelah melihat grafik dari produksi produk B di tahun 2010 yang produksinya mencapai 21.045 boxes. Peningkatan produksi tejadi pada tahun 2010. Produksi yang paling besar pada bulan Mei sebesar 2.592 boxes dan yang terendah pada bulan September sebesar 949 boxes. Pada tahun 2011 produksi yang terjadi pada bulan Januari sampai Juni sebesar 9.803 boxes . Table dan grafiknya adalah sebagai berikut.
Tabel 4.15 : Data Produksi Produk B 2011
Data Produksi Produk "B" Jan-Jun 2011
Date Total January-11 1.357 February-11 1.604 March-11 1.603 April-11 1.971 May-11 853 June-11 2.415 Grand Total 9.803
Gambar 4.11 : Data Produksi Produk B 2011
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
1‐Jan 1‐Feb 1‐Mar 1‐Apr 1‐May 1‐Jun
Data Produksi Produk B Tahun
2011
Setelah mengetahui data historical pada kedua produk tersebut, maka akan diperlihatkan kedua produk tersebut secara berdampingan dalam tabel dan grafik, dari tahun 2009 sampai tahun 2011 bulan Juni. Pada tahun 2009 lini produksi ABC memproduksi sebanyak 10.858.783 capsule. Dengan pembagian 8.895.560 produk A dan 1.963.223 capsule produk B. Dalam persentase pada tahun 2009, Produk A diproduksi sebanyak 82% dan Produk B diproduksi sebanyak 18%. Jika dilihat tingkat total produksi yang pada tahun 2009, maka dilihat dari kapasitas yang ada maka total produksi yang dipakai masih jauh dari kapasitas yang ada. Produksi yang sudah dipakai sebanyak 68% di tahun 2009
Tabel 4.16 : Gabungan Produksi Produk A dan B tahun 2009
Date Produk A Produk B Grand Total
January-09 741.280 209.994 951.274 February-09 494.190 247.146 741.336 March-09 645.250 234.656 879.906 Apr-09 1.084.190 172.948 1.257.138 May-09 1.359.040 49.394 1.408.434 June-09 988.450 123.390 1.111.840 July-09 780.500 123.387 903.887 August-09 578.660 172.854 751.514 Sep-09 247.100 61.732 308.832 October-09 694.180 185.108 879.288 November-09 788.500 259.227 1.047.727 December-09 494.220 123.387 617.607 Grand Total 8.895.560 1.963.223 10.858.783 Percentage 82% 18% 100%
d D d 7 G Selan dan produk Dengan pem dan dalam p 78% dan pro 200,0 400,0 600,0 800,0 1,000,00 1,200,00 1,400,00
G
Gambar 4.12 njutnya data B. produks mbagian 7.2 persentasi P oduk B men ‐ 000 000 000 000 00 00 00Gabunga
: Gabungan a tabel dan g si totalnya m 288.090 cap Produk A m ingkat dari 1an produ
P nn Produksi P grafik pada ta mencapai 9. psule produk engalami pe 18% menjaduksi Prod
2009
Produk A Pr Produk A da ahun 2010 s 392.629 cap k A dan 2.10 enurunan pr di 22%. Dilihduk A da
roduk B an B tahun 2 secara gabun psule selam 04.539 caps roduksi darihat dari total
an B tah
009 ngan produk a tahun 201 sule produk 82% menja l produksi dhun
k A 10. B. adi aritahun 2009 ke tahun 2010, produksi Lini ABC mengalami penurunan sebanyak 14%. Total produksi di tahun 2010 lebih kecil dibandingkan tahun 2009. Maka jika dilihat dari kapasitas produksi yang ada, maka tahun 2010, lini produksi yang dipakai hanya sebesar 58% dari kapasitas yang dipunyai oleh lini produksi ABC.
Tabel 4.17 : Gabungan Produksi Produk A dan B tahun 2010
Gabungan produksi Produk A dan B tahun 2010
Date
Produk A Produk B Grand Total
January-10 494.240 172.746 666.986 February-10 741.360 172.855 914.215 March-10 494.270 209.884 704.154 April-10 542.120 160.518 702.638 May-10 634.450 259.238 893.688 June-10 693.370 197.516 890.886 July-10 724.470 132.716 857.186 August-10 988.350 194,385 1.182.735 September-10 370.570 94.907 465.477 October-10 387.280 201.265 588.545 November-10 848.030 132.187 980.217 December-10 369.580 176.322 545.902 Grand Total 7.288.090 2.104.539 9.392.629 Percentage 78% 22% 100%s D 4 p G Selan sudah melak Dimana pro 4.696.263. j produk B dip 100, 200, 300,0 400,0 500,0 600,0 700,0 800,00 900,00 1,000,00
G
Gambar 4.13 njutnya untu kukan produ oduksi prod jika di perse produksi seb ‐ 000 000 000 000 000 000 00 00 00 00Gabunga
: Gabungan uk data tahu uksi di lini duk B seban entasi kan m banyak 17%an produ
P n Produksi Pr un 2011 da i produksi “ nyak 980.26 maka produ . Tabel dan Guksi Prod
2010
Produk A Pr roduk A danari bulan Jan “ABC” seba 60 capsule uk A dipro Grafik sebag
duk A da
roduk B n B Tahun 20 nuari dan J anyak 5.676 dan produk duksi seban gai berikut:an B tah
010 Juni PT. XY 6.523 capsu k A sebany nyak 83% dhun
YZ ule. yak danJa Fe M A Gr G 200, 400, 600,0 800,0 1,000,0 1,200,0 1,400,0
G
Tabel 4.Gabungan
Date
anuary-11 ebruary-11 March-11 April-11 May-11 June-11 rand Total Gambar 4.14 ‐ ,000 ,000 000 000 000 000 00 Jan‐1Gabunga
18 : Gabungn produks
Ja
Produk
135.74 160.43 160.30 197.05 85.26 241.46 980.26 4 : Gabungan 11 Feb‐11an produ
20
P gan Produksisi Produk
anuari - J
B
Pro
42 6 30 8 03 1.2 59 8 66 60 1.0 60 4.6 n Produksi P Mar‐11uksi Prod
011 Jan ‐
Produk B Pr i Produk A dA dan B T
uni
oduk A
616.010 862.038 231.516 862.090 109.375 015.234 696.263 Produk A dan Apr‐11 Mduk A da
‐ Jun
roduk A dan B TahunTahun 201
Grand T
751. 1.022. 1.391. 1.059. 194. 1.256. 5.676. n B tahun 20 May‐11 Junan B Tah
n 201111
Total
752 468 819 149 641 694 523 011 n‐11hun
4.1.5 Pengumpulan Data Forecast 2011
Setelah menganalisa data-data historical, lalu masuk kepada forecast pada tahun 2011, dalam melihat forecast perusahaan, hal ini digunakan untuk mengetahui target pencapaian PT. XYZ pada tahun 2011, apakah relevan dan sesuai dengan kondisi kekuatan bagian produksi atau tidak. Data Forecast ini didapatkan dibagian PPIC, dimana pada department tersebut, selalu melakukan analisa setiap tahunnya dalam hal perkembangan pasar. Disini juga bisa dilihat dari data sebelumnya sudah sejauh mana pabrik PT. XYZ sudah mencapai target hingga bulan juni 2011. Target yang ingin dicapai oleh PT. XYZ dalam memproduksi Produk A adalah sebesar 9.013.318 capsule, dalam hal ini pencapaian yang sudah dicapai adalah 4.696.263 capsule dan rencana pada enam bulan selanjutnya PT. XYZ akan memproduksi produk A sebanyak 4.316.875 capsule dengan kata lain PT. XYZ baru melakukan produksi sekitar 52%. Proyeksi ini bisa berubah secara tiba-tiba dikarenakan sistem pembuatan obat di PT. XYZ memakai sistem Make to Order.
Tabel 4.19 : Forecast Produk A
Forecast Produk A
Actual Plan Total Produksi 2011 (Forecast) Jan-Jun Jul – Des
Produk A (Capsule) 4.696.263 4.316.875 9.013.138 Produk A (Boxes) 293.516 269.805 563.321 Percentage % 52% 48% 100%
Pada produk B PT. XYZ sampai bulan Juni 2011 sudah memproduksi 2.336.135 capsule, dalam hal ini PT XYZ dalam memproduksi produk B baru mencapai 42% dari rencana yang harus dicapai yaitu sebanyak 2.336.135 capsule. PT XYZ harus memproduksi kurang lebih sekitar 58% lagi secara proyeksi yang sudah dibuat, tetapi data ini bisa bertambah jika permintaan dipasar meningkat.
Tabel 4.20 : Forecast Produk B
Forecast Produk B Actual Plan Total Produksi 2011 (Forecast) Jan-Jun Jul - Des
Produk B (Capsule) 980.260 1.355.875 2.336.135 Produk B (Boxes) 9.803 13.559 23.362 Percentage % 42% 58% 100%
Dilihat dari data diatas maka akan lebih mudah diperlihatkan dengan grafik yang dapat membantu mempermudah penafsiran pada forecast yang ada. Dilihat dari tabel diatas maka kapasitas yang ada masih mencukupi tetapi terjadi kenaikan pada kedua produk di lini produksi ABC. Total produksi yang akan dicapai pada tahun 2011 adalah sebanyak 11.349.273 capsule, maka utilisasi pada tahun 2011 baru tepakai sebanyak 72%. Berikut merupakan grafik pada tahun 2011 dalam bentuk capsul.
Gambar 4.15 : Total produksi tahun 2011 (Capsule).
Perkiraan produksi yang akan dilaksanakan pada tahun 2011oleh PT XYZ pada lini produksi ABC yaitu sebesar 9.013.138 capsule untuk produk A dan 2.336.135 capsule untuk produk B. Jika dihitung dalam jumlah boxes, maka proyeksi yang akan terjadi adalah, untuk produk A sebanyak 563.321 boxes dan produk B adalah 23.362 boxes. Kapasitas produksi untuk lini produksi ABC selama satu tahun melakukan proses produksi sebanyak 19.748.640 capsule, seharusnya dengan angka tersebut dimasukan kedalam proyeksi pada tahun 2011 lini produksi ABC masih bisa menyanggupi. Tetapi dikarenakan sistem perusahaan yang memakai sistem “make to order” membuat proyeksi pada tahun 2011 belum tentu tercapai. Maka dari itu perusahaan harus mengatur sebaik mungkin produksi di lini ABC agar dapat memenuhi target yang sudah ditentukan. Setelah mengetahui forecast dari PT. XYZ maka akan dilakukan pembahasan yang akan berlanjut untuk mengetahui berapa
980,260 1,355,875 2,336,135 4,696,263 4,316,875
9,013,138
Jan‐Jun Jul‐des Total Produk B (capsule) Produk A (capsule)
produksi maksimal dari Produk A dan berapa produksi maksimal dari Produk B jika dilakukan bersamaan.
4.2 Pembahasan
Pada saat melakukan pembahasan akan dilakukan perhitungan antara kedua produk didalam lini produksi “ABC”, produk tersebut adalah produk A dan produk B. kedua produk tersebut mempunyai ukuran yang sama yaitu 5ml, dan keduanya dibuat dengan proses yang sama, mesin yang sama dan peralatan yang sama dan pada waktu yang sama. Perbedaan dari kedua produk tersebut adalah bahan baku isi obat dari kedua produk tersebut, jumlah pencapaian target yang diinginkan dan jumlah capsule didalam kemasana. Sekarang akan dijabarkan satu persatu agar mendapatkan hasil maksimal dari lini produksi “ABC” di PT. XYZ. Pertama dilakukan perhitungan dalam waktu yang bisa dipakai oleh mesin dan berapa lama mesin bisa melakukan output dalam setiap menitnya. Didalam tabel berikut dijelaskan tentang berapa lama produk A dan produk B memakai mesin tersebut dan berapa lama mesin itu bisa digunakan dalam sekali waktu. Setelah melihat tabel dibawah akan masuk kedalam pembahasan.
Tabel 4.21 : Keterbatasan Sumberdaya
Pekerjaan yang dilaksanakan
jam kerja yang dibutuhkan
untuk setiap satuan Jam kerja mesin yang tersedia ( Menit ) Produk A Produk B Compounding 300 540 14400 Gelatin 180 300 14400 Enkapsulasi 120 240 7800 Polishing 90 180 7200 Sorting 120 240 6600 Printing 120 180 6000 Stripping 60 180 5400
4.2.1 Penentun Besar-Besaran Keputusan
Dalam menentukan besaran-besaran atau variable-variable putusan ditentukan sebagai berikut:
N = Jumlah produk A S = Jumlah produk B
Besaran-besaran ini adalah lambang-lambang yang akan digunakan dalam pembahasan selanjutnya, dimana N menunjukan jumlah produk A dan S menunjukan jumlah produk B. Setelah menentukan besaran dari kedua produk tersebut, maka selanjutnya akan memasuki tahap kedua.
4.2.2 Penentuan Fungsi Sasaran, atau Fungsi Aturan
Fungsi sasaran disini berguna untuk menunjukan fungsi sasaran yang akan dicapai oleh perusahaan dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakannya. Di sub bab sebelumnya sudah ditentukan bahwa forecast yang ingin dicapai pada tahun 2011, itu berhubungan dengan penerimaan (revenue) yang sebesar-besarnya. Produk A dan Produk B dijual masing-masing dengan harga Rp 1.093,- untuk produk A dan Rp 1.000,- untuk produk B, harga tersebut merupakan harga satuannya. Dimana produk A dan Produk B dikemas dalam kemasan yang berjumlah 16 capsule dan 100 capsule. Harga per boxes nya adalah Rp 17.488,- dan Rp 100.000,- maka fungsi sasaran dapat dinyatakan dengan persamaan berikut :
TR = Rp17.488 N + Rp100.000 S
Dimana TR ( Total Revenue ) yang merupakan jumlah seluruh penerimaan.
4.2.3 Penentuan Batasan-Batasan Sumberdaya
Pada saat penentuan fungsi sasaran yang sudah dirumuskan pada langkah kedua, jumlah penerimaan dari penjualan akan bergantung kepada jumlah setiap jenis barang yang dibuat. Semakin besar barang yang dibuat, secara otomatis semakin banyak pula jumlah penerimaan yang didapat. Akan tetapi besarnya jumlah barang yang dibuat dibatasi dengan jumlah setiap jenis sumberdaya yang tersedia, yang merupakan daya kerja pabrik tersebut. Sesuai
dengan jumlah jam kerja mesin yang tersedia dan yang dibutuhkan, maka batasan-batasan itu dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan-persamaan garis lurus atau persamaan-persamaan linear sebagai berikut:
Compounding : 270 N + 360 S ≤ 14400 Gelatin : 180 N + 360 S ≤ 14400 Enkapsulasi : 120 N + 240 S ≤ 7800 Polishing : 120 N + 180 S ≤ 7200 Sorting : 120 N + 360 S ≤ 6600 Printing : 120 N + 180 S ≤ 6000 Stripping : 90 N + 120 S ≤ 5400 Akhir : N, S, ≥ 0
Persamaan akhir menunjukan bahwa hasil perhitungan tidak layak apabila salah satu dari antara kedua besaran tersebut mempunyai nilai yang lebih kecil dari nol (atau negative).
4.2.4 Pelukisan Grafik dari Seluruh Batasan
Masuk kedalam pembuatan grafik, dalam pengambilan keputusan, metode grafis ini dilakukan dengan berpedoman ada letak dan perpotongan garis-garis. Garis-garis yang dibutuhkan disini adalah garis-garis yang
mewakili persamaan penerimaan dan seluruh persamaan batasan. Grafiknya sebagai berikut:
Gambar 4.16 : Pelukisan Grafik
4.2.5 Penentuan Daerah Keputusan yang Layak Pada
Grafik Tersebut
Daerah penyelesaian (solution space) daerah atau bidang yang dibatasi oleh garis membujur, garis melintang, dan potongan garis batasan sumberdaya yang paling dekat ke titik asal 0. Setiap titik pada daerah
penyelesaian mewakili satu gabungan dari jumlah kedua produk tersebut. Dari grafik yang berada dilangkah sebelumnya, bisa dilihat bahwa daerah penyelesaian berada di titik A, B, C. Titik A berada di (2400 ; 0). Sedangkan titik B berada di perpotongan (2900 : 120), sedangkan Titik C berada pada (0 ; 1350)
4.2.6 Penggambaran
Grafik Fungsi Sasaran dan
Pemilihan Satu Titik di Dalam Daerah Keputusan
Setelah menentukan daerah keputusan yang layak, lalu berlanjut pada tahap membuat fungsi sasaran dan memilih titik terbaik. Daerah keputusan yang layak merupakan tempat kedudukan berbagai titik yang menunjukan pasangan jumlah kedua produk tersebut yang dapat dibuat dengan menggunakan sumberdaya yang tersedia. Dalam penentuan titik terbaik terlebih dahulu melakukan garis penerimaan-sama ( isorevenue lines atau constant-revenue lines ) dengan memilih berbagai tingkat penerimaan secara sembarang, garis ini mewakili jumlah produk A dan produk B yang apabila dibuat dan dijual akan memberikan penerimaan dalam jumlah yang sama besar.
Setelah membuat grafik maka dilakukan perhitungan untuk mendapatkan garis penerimaan. Dengan menghitung titik B dikalikan dengan fungsi sasaran. Perhitungannya sebagai berikut.:
TR = 2900 (N) + 120 (S)
= 2900 ( Rp 17.488) + 120 ( Rp 100.000)
= Rp 17.071.520,-
Dilihat dari perhitungan diatas, Total Revenue yang harus didapat adalah Rp 17.071.520. Pembuatan produk A dan produk B secara bersamaan
dalam satu hari adalah 2900 boxes produk A berbanding dengan 120 boxes produk B.
Gambar 4.18 : Pemilihan Titik di Daerah Keputusan
4.2.7 Menafsirkan Hasil Penyelesaian
Langkah terakhir adalah menafsirkan hasil penyelesaian yang meliputi. Pertama penggunaan sumberdaya (dalam hal ini jam kerja mesin) pada setiap
kegiatan, dapat dilihat bahwa titik terbaik ada di titik B. Karena dari itu mesin daya kerja mesin pertama dan mesin ketujuh, ini berarti mesin pertama (Compounding) dan mesin terakhir (stripping) menggunakan dan menghabiskan seluruh sumber daya yang tersedia. Dalam memproduksi produk A dan Produk B dalam sehari hanya menghasilkan 2.900 boxes produk A dan 120 boxes produk B. Jika dihitung bahwa dalam satu tahun proses produksi ada sebanyak 240 hari maka untuk produk A, bisa memproduksi sebanyak 696.000 boxes setiap tahunnya dan produk B dapat diproduksi 28.800 boxes. Dari forecast yang ada maka dapat dilihat bahwa lini produksi ABC masih bisa menyanggupi permintaan yang ada.
4.3 Decision Tree
Setelah melihat forecast yang ada, data historical, dan pembahasan yang sudah dibahas maka jika ingin melakukan penambahan sumberdaya bisa dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan melakukan penambahan orang atau karyawan, penambahan mesin produksi. Bisa juga dengan melakukan Toll Manufacturing. Beberapa cara tersebut merupakan beberapa cara untuk menambahkan kapasitas produksi yang sekarang sedang berjalan. Masih banyak lagi cara-cara untuk meningkatkan produksi. Hal-hal ini dibutuhkan karena jika dibiarkan tetap pada kondisi awal maka perusahaan akan kehilangan sebagian peluang untuk memperoleh laba. Disini teori tentang pohon keputusan diambil agar dalam pengambilan keputusan dalam penambahan sumberdaya dilakukan dengan tepat. Jika dilakukan
perhitungan bahwa setiap harinya lini produksi “ABC” hanya bisa memproduksi produk A sebanyak 2.900 boxes dan produk B hanya bisa diproduksi sebanyak 120 boxes Maka lini produksi ABC sudah mencukupi dari proyeksiyang sudah ada.
Jika dihitung bahwa dalam setahun proses produksi hanya dapat berlangsung selama lima hari, yang berarti selama sebulan hanya 20 hari dan 240 hari dalam setahun. Sedangkan kebutuhan untuk memenuhi pencapaian forecast memerlukan sebanyak 9.013.138 boxes untuk produk A dan 2.336.135 boxes untuk produk B. Dimana jika dikalikan dengan produksi sehari, produki PT. XYZ sudah mencukupi. Tetapi dilihat jika terjadi pertambahan pesanan maka, lini produksi belum tentu bisa memproduksi yang diminta. Sudah diketahui juga bahwa total kapasitas produksi lini ABC adalah sebanyak 16.074.480 capsule, hal ini berlaku jika hanya memproduksi satu macam obat, jika dua macam obat djadikan satu lini maka kemungkinan besar akan berkurang sebanyak 13% dari total produksi. Maka dari itu jika ditambahkan produksi sebanyak 30% membuat PT. XYZ perlu melakukan sesuatu analisis kembali.
Diasumsikan bahwa terjadi lonjakan pesanan sebesar 30% di kedua produk dari total forecast 2011. Produk A naik menjadi 2.703.941 capsule dan produk B 700.840 capsule. Maka lini produksi PT. XYZ akan membuat kedua produk tersebut selama. Proyeksi yang ada untuk produk A sebanyak 9.013.138 capsule ditambah dengan asumsi yang ada yaitu penambahan 30%, sebanyak 2.703.941 capsule menjadi 11.717.079 capsule . Produk B sebanyak 2.336.135 capsule ditambahkan dengan asumsi sebanyak 30% yaitu 700.840 capsule menjadi 3.036.975 capsule. Jika
dimasukan kedalam boxes menjadi 732.317 boxes dan 30.370 boxes. Jika dihitung menjadi sebagai berikut :
Produk A
Total proyeksi / Jumlah produksi dalam sehari = Lama produksi = 732.317 / 2.900 = 253 hari
Produk B
Total proyeksi / Jumlah produksi dalam sehari = Lama produksi = 30.370 / 120 = 253 hari
Setelah dilakukan perhitungan yang diasumsikan kenaikannya mencapai 30% yang artinya produk A dan produk B masa produksinya menjadi 253 hari. Yang artinya masa produksinya lebih selama 13 hari. PT. XYZ wajib menambahkan sumberdaya jika produksi naik menjadi 30%. Dibawah ini merupakan pohon keputusan yang kira-kira akan dipakai.
Gambar 4.19 : Decision Tree
Bisa dilihat dengan jelas bahwa dengan kenaikan produksi sebanyak 30%, maka jalan yang terbaik adalah menambahkan jumlah karyawan dan penambahan jumlah shift. Karena dengan melakukan penambahan jumlah karyawan dan penambahan shift, biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar dan jika produksi menurun maka, penambahan shift bisa dikurangi tergantung dari kebutuhan yang ada.
4.4 Strategic Capacity Management
Strategi capacity management berguna untuk mengetahui strategi apa yang harus diambil dalam jangka panjang dan jangka pendek. Maka menurut perhitungan yang sudah dijelaskan sebelumnya. Strategi yang diambil dalam mengambil langkah jangka pendek adalah
- Melakukan menambah jumlah karyawan dan menambahkan shift serta melakukan toll manufacturing jika perlu guna mencapai proyeksi yang diinginkan.
Hal ini diyakini dengan adanya perhitungan di bab sebelumnya dan ditambahkan dengan perhitungan dalam decision tree. Sedangkan dalam melakukan strategi jangka panjang, sangat bagus sekali jika melakukan
- Perluasan pabrik atau lantai produksi dan melakukan pembelian mesin.
karena jika melihat trend yang terus meningkat, maka perluasaan pabrik sangat diperlukan sekali bagi PT. XYZ. Jika PT. XYZ tidak melakukan apapun maka, produksi yang dihasilkan akan terbatas dan tidak mungkin mencapai proyeksi yang diinginkan. Sangat disayangkan jika produksi tidak mencapai target yang diinginkan, karena pasti menggangu pergerakan PT. XYZ dalam melakukan bisnis.