• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI METODE AHP DALAM PENENTUAN PENERIMAAN BEASISWA MAHASISWA UPN ”VETERAN”.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "APLIKASI METODE AHP DALAM PENENTUAN PENERIMAAN BEASISWA MAHASISWA UPN ”VETERAN”."

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

JAWA TIMUR

SKRIPSI

Oleh :

AGUSTINUS TOURNADO CRISTA

0734010168

J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(2)

Syukur Puji Tuhan atas segala limpahan Kekuatan yang telah diberikan

kepada penyusun sehingga dengan keterbatasan waktu, tenaga, pikiran dan

keberuntungan yang dimiliki penyusun, akhirnya dapat menyelesaikan Skripsi

yang berjudul “Aplikasi Metode AHP Dalam Penentuan Pener imaan

Beasiswa Mahasiswa J ur usan Teknik Informatika UPN “Veter an”J awa

Timur ” tepat waktu.

Skripsi dengan beban 4 SKS ini disusun guna diajukan sebagai salah satu

syarat untuk menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada jurusan Teknik

Informatika, Fakultas Teknologi Industri, UPN “Veteran” Jawa Timur.

Melalui Skripsi ini penyusun merasa mendapatkan kesempatan emas untuk

memperdalam ilmu pengetahuan yang diperoleh selama di bangku perkuliahan,

terutama berkenaan tentang penerapan teknologi aplikasi. Namun, penyusun

menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun

sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca untuk pengembangan

aplikasi lebih lanjut.

Selama penyusunan laporan ini, penulis mendapatkan bantuan dari

keluarga, sahabat, dan rekan-rekan. Bantuan yang diberikan tidak hanya bantuan

materi, namun juga moril kepada penulis. Pada kesempatan ini, penulis ingin

(3)

Akhir ini dapat terselesaikan.

2. Bapak Ir. Sutiyono, M.T dan Bapak Moh. Irwan Afandi, ST. MSc sebagai

dosen pembimbing atas segala bantuan dan bimbingan sehingga Tugas

Akhir ini terselesaikan.

3. Teman – teman Aryo, Fajar Bayu, Rino, Ferdian, Gilang, Saiful dan teman

lainnya senantiasa memberikan dukungan dalam mengerjakan Tugas

Akhir ini.

4. Ariessa Purnamasari yang selalu memberikan dukungan, doa dan

membantu penulis dalam mengerjakan laporan Tugas Akhir ini.

5. Pegawai TU yang bertugas di UPN Veteran “Jatim” yang telah membantu

dalam hal administrasi.

6. Pegawai kermawa Ibu Rohani dan pegawai lainnya yang telah sabar

memberikan dan membantu banyak dalam memberikan informasi.

7. Bunda, Ibu Wiwik, Ibu Yuni dan seluruh karyawan di Koperasi yang

masih setia memberikan support.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan

Tugas Akhir ini namun penulis berharap semoga Tugas akhir ini dapat berguna

dan ikut menunjang perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu komputer.

Surabaya, 12 – 07 - 2012

(4)

ABSTRAK……… i

2.1 Algoritma Analitical Hierarchy Process……… 7

2.1.1 Decomposition (Dekomposisi Masalah)………… 9

2.1.2 Comparative Judgment (Penilaian atau Perbandingan elemen)……….. 10

2.1.3 Synthesis of Priority……….. 12

2.1.4 Kelebihan dan Kekurangan AHP……….. 14

2.1.5 Langkah – langkah Perhitungan AHP………….. 15

2.1.6 Contoh Perhitungan AHP……… 20

2.1.7 Perhitungan Konsistensi AHP………. 21

2.1.8 Perhitungan Multi Responden………. 23

2.2 Beasiswa……….. 24

2.2.1 Persyaratan Beasiswa……….. 25

2.2.2 Syarat Umum……….. 25

(5)

2.2.6 Prosedur Pemberian Beasiswa……… 29

2.3 Definisi Sistem………... 30

2.3.1 Konsep Dasar Data dan Informasi………. 31

2.4 Diagram Konteks……… 35

2.4.1 Data Flow Diagram……… 35

2.5 Delphi………. 38

2.6 Sistem Pendukung Keputusan……….. 39

2.7 Penentuan Kriteria………. 43

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN ... 45

3.1 Analisis Sistem ... 45

3.1.1 Perancangan Sistem……… 46

3.1.2 Gambaran Umum Data Masukan……… 46

3.1.3 Contoh Perhitungan AHP………... 46

3.1.4 Perhitungan Faktor Evaluasi Untuk Kriteria IPK. 48 3.1.5 Entity Relationship Diagram……… 54

3.1.6 Data Flow Diagram……….. 56

3.2 Flowchart Program menggunakan algoritma AHP……. 58

3.3 Desain Interface……….. 59

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM... 63

4.1 Penggunaan Perangkat……….. 63

4.2 Implementasi Hasil Perancangan……….. 64

4.2.1 Implementasi Program……….. 64

4.3 Form Utama Perangkat Lunak……….. 67

4.3.1 Implementasi Form………... 74

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 75

5.1 Hasil dan Pembahasan ……….... 75

(6)

6.2 Saran ………... 83

(7)

Tabel 2.1 Tabel perbandingan masing-masing kriteria... 11

Tabel 2.2 Tabel perbandingan antar pilihan untuk setiap kriteria... 11

Tabel 2.3 Tabel perbandingan bobot masing-masing kriteria dengan tiap pilihan………... 13

Tabel 2.4 Tabel variabel nilai data……... 13

Tabel 2.5 Penjumlahan Kolom... 16

Tabel 2.6 Penjumlahan Baris... 16

Tabel 2.7 Perkalian TPV dengan elemen matrik... 17

Tabel 2.8 Penjumlahan Baris Setelah Perkalian... 17

Tabel 2.9 Ketentuan Random Indek (RI)... 18

Tabel 2.10 Perhitungan vi... 19

Tabel 2.11 Perbandingan Kepentingan Level 2... 20

Tabel 2.12 Matriks yang dinormalkan... 21

Tabel 2.13 Jenis dan Syarat beasiswa... 26

Tabel 3.1 Matrik faktor Pembobotan Hirarki untuk semua kriteria... 47

Tabel 3.2 Matrik faktor Pembobotan Hirarki untuk semua kriteria yang dinormalkan... 47

Tabel 3.3 Matrik faktor Pembobotan Hirarki untuk semua kriteria IPK... 49

(8)

Tabel 3.6 Matrik faktor Pembobotan Hirarki untuk semua kriteria

PKM... 52

Tabel 3.7 Matrik faktor Pembobotan Hirarki untuk semua kriteria yang di bandingkan... 53

Tabel 4.1 Implementasi Form... 78

Tabel 5.1 Master Login ... 80

Tabel 5.2 Evaluasi uji coba login ... 80

Tabel 5.3 Uji coba menu utama ……….. 80

Tabel 5.4 Uji coba data mahasiswa ……… 81

Tabel 5.5 Uji coba kriteria nilai …..……… 81

Tabel 5.6 Uji coba data masukan ……….. 82

(9)

Halaman

Gambar 2.1 Dekomposisi AHP……... 10

Gambar 2.2 Gambar mencari nilai ƛ maks... 10

Gambar 2.3 Gambar Hasil Perhitungan……… 22

Gambar 2.4 Gambar Hasil Perkalian... 22

Gambar 2.5 Model Sistem Sederhana... 31

Gambar 2.6 Perubahan data menjadi informasi dalam sistem informasi………... 32

Gambar 2.7 Siklus Informasi………... 33

Gambar 2.8 Tahapan Pengambilan Keputusan Proses Pemilihan Alternatif……….. 40

Gambar 2.9 Tahapan Pemodelan Sistem……… 41

Gambar 3.1 ERD Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Beasiswa………...……… 55

Gambar 3.2 Contect Diagram……..………... 56

Gambar 3.3 DFD Level 1 Proses 1………... 56

Gambar 3.4 DFD level 1 Proses 2………... 57

Gambar 3.5 DFD Level 1 Proses 3………... 57

Gambar 3.6 Flowchart program menggunakan algoritma AHP... 58

Gambar 3.7 Rancang awal Login ... 59

Gambar 3.8 Tampilan Menu Utama... 60

(10)

Gambar 3.12 Perhitungan AHP... 62

Gambar 4.1 Tampilan Awal Delphi... 71

Gambar 4.2 Tampilan Username dan Password... 72

Gambar 4.3 Tampilan Menu Utama... 72

Gambar 4.4 Tampilan input data mahasiswa... 73

Gambar 4.5 Tampilan Masukan Kriteria... 74

Gambar 4.6 Tampilan Form Kriteria... 75

Gambar 4.7 Tampilan Perhitungan AHP... 76

Gambar 4.8 Tampilan Hasil Laporan... 77

(11)

Penyusun menyadari bawasannya dalam menyelesaikan Skripsi ini

tentunya tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dukungan dan doa dari berbagai

pihak. Untuk itu pada kesempatan yang berharga ini, penyusun mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Orang tua dan semua keluarga tercinta tanpa terkecuali yang tak

henti-hentinya dan memberikan nasihat motifasi dan doa hingga Tugas Akhir ini

dapat terselesaikan.

2. Bapak Ir. Sutiyono, M.T dan Bapak Moh. Irwan Afandi, ST. MSc sebagai

dosen pembimbing atas segala bantuan dan bimbingan sehingga Tugas

Akhir ini terselesaikan.

3. Teman – teman Aryo, Fajar Bayu, dan Rino senantiasa memberikan

dukungan dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.

4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, semua kebaikan

kalian adalah harta bagi penulis.

5. Ariessa Purnamasari yang selalu memberikan dukungan, doa dan

membantu penulis dalam mengerjakan laporan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan

Tugas Akhir ini namun penulis berharap semoga Tugas akhir ini dapat berguna

(12)

Dosen Pembimbing : Ir. Sutiyono, MT

Moh. Irwan Afandi, ST. MSc

Penyusun : Agustinus Tournado Crista, 0734010168

_________________________________________________________________

ABSTRAK

Beasiswa adalah pemberian berupa bantuan keuangan yang diberikan kepada perorangan yang bertujuan untuk digunakan demi keberlangsungan pendidikan yang ditempuh. Pemberian beasiswa kepada mahasiswa di Perguruan Tinggi merupakan wujud dari partisipasi masyarakat, instansi, pemerintah, pengusaha-pengusahaan swasta dalam ikut serta membangun bangsa khususnya dalam bidang pendidik. Oleh karena itu beasiswa harus diberikan kepada penerima yang layak dan pantas mendapatkannya.

Dalam tugas akhir kali ini penulis membangun sebuah sistem untuk melakukan perekomendasisan penerimaan beasiswa sehingga beasiswa dapat diberikan kepada penerima yang layak dan pantas mendapatkannya, dimana metode yang akan digunakan adalah metode analytical hierarchy process.

Dari hasil percobaan yang dilakukan dalam tugas akhir ini ternyata metode

analytical hierarchy process dapat menyelesaikan permasalahan dalam

perekomendasian penerima beasiswa. sistem yang dapat membantu membuat keputusan calon penerima beasiswasecara otomatis. Sehingga dapat meringankan kerja bagian kemahasiswaan

Kata kunci : Beasiswa, Sistem Pendukung Keputusan, analytical hierarchy

(13)

1.1. Latar Belakang

UPN ‘Veteran’ Jawa Timur merupakan salah satu Universitas yang

berada dibawah naungan Yayasan Kesejahteraan Pendidikan dan Perumahan

(YKPP). UPN Jawa Timur betujuan untuk menjadi Universitas terdepan

dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta sumberdaya

manusia yang dilandasi nilai dan semangat kejuangan. Dalam mencapai tujuan

tersebut, pihak UPN Jawa Timur membekali mahasiswa dengan keahlian

sesuai dengan program studi yang diambil dan memfasilitasi pengembangan

kemampuan mahasiswa tersebut. Salah satu program yang disediakan UPN

Jawa Timur dalam pengembangan kemampuan mahasiswa adalah dengan

memberikan beasiswa bagi setiap mahasiswa yang berprestasi. Beasiswa

yang diberikan memiliki kriteria tertentu yang di sesuaikan dengan tingkat

kelayakan prestasi. Dalam penentuan beasiswa yang menjadi kriteria adalah

IPK, kegiatan akademik misalnya menjadi seorang asisten, kegiatan non

akademik atau ekstrakulikuler dan prestasi kejuaran yang pernah diraih.

Bagian kemahasiswaan memberikan daftar mahasiswa yang berhak menerima

beasiswa kepada bagian keuangan, bagian keuangan memeriksa daftar

mahasiswa yang berhak menerima beasiswa, jika mahasiswa tersebut

(14)

dipotong sebesar tunggakannya. Mahasiswa yang dinyatakan berhak

mendapatkan beasiswa dapat mengambilnya langsung ke bagian keuangan

kemahasiswaan dengan membawa fotocopy KTM, fotocopy pernyataan

mengikuti ekstrakulikuler, fotocopy bukti kwitansi pembayaran kuliah. Proses

penentuan pemberian beasiswa untuk mahasiswa di UPN ‘Veteran’ Jawa Timur

biasanya di lakukan berdasarkan persetujuan dari Prodi yang kemudian akan

diseleksi oleh bagian kemahasiswaan berdasarkan kriteria-kriteria yang telah

ditentukan. Permasalahan yang sering muncul dalam pemberian beasiswa ini

adalah sulitnya menentukan mahasiswa yang benar-benar berhak menerima

beasiswa karena keterbatasan kuota yang di sediakan dan banyaknya jumlah

mahasiswa yang mengajukan beasiswa menjadi kesulitan tersendiri bagi pihak

UPN Veteran. Penentuan bobot dari suatu kriteria dalam penerapan sistem

pendukung keputusan ini menggunakan AHP (Analitical Hierarchy Process). Hal

ini didasarkan memiliki keunggulan dari segi pemecahan suatu situasi yang

komplek tidak terstruktur kedalam beberapa komponen dalam susunan yang

hirarki, dengan memberi nilai subjektif tentang pentingnya setiap variabel secara

relatif, dan menetapkan variabel mana yang memiliki prioritas paling tinggi guna

mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.

Melihat dari berbagai di permasalahan yang telah dipaparkan di atas,

maka UPN Veteran Jawa Timur membangun suatu sistem keputusan penerimaan

beasiswa dengan metode yang sesuai dan dapat diaplikasikan di bagian

kemahasiswaan, berdasarkan latar belakang yang telah di kemukkan, maka di

bangunlah aplikasi sistem pendukung keputusan untuk penerimaan beasiswa

(15)

1.2 Per umu san Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, terdapat beberapa

permasalahan yang akan diangkat didalam Tugas Akhir ini, yang meliputi :

a. Bagaimana menerapkan metode AHP untuk menentukan calon

penerimaan beasiswa berdasarkan kriteria yang di tetapkan dalam UPN

“Veteran” Jawa Timur ?

b. Bagaimana membangun aplikasi yang menerapkan metode AHP untuk

membantu proses penerimaan beasiswa ?

1.3 Batasan Masalah

Dengan luasnya permasalahan yang ada pada aplikasi ini, maka penulis

memberikan batasan untuk lebih memperjelas ruang lingkup permasalahan yang

akan dibahas dalam penelitian tugas akhir ini. Adapun batasan-batasan masalah

sebagai berikut :

a. Data yang diolah berupa IPK, kegiatan akademik, kegiatan non

akademik atau ekstrakurikuler dan prestasi kejuaran yang pernah diraih.

b. Keluaran yang dihasilkan sistem yaitu daftar mahasiswa yang

layak mendapatkan beasiswa .

c. Hanya mencangkup masalah pemberian beasiswa kepada mahasiswa di

(16)

1.4 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai pada pengerjaan tugas akhir ini adalah:

a. M amp u menghasilkan daftar mahasiswa yang layak untuk

mendapatkan beasiswa.

b. Mampu mempercepat proses pemeriksaan berkas-berkas mahasiswa yang

mengajukan beasiswa.

c. Mampu menggunakan algoritma Analitical Hierarchy Process dalam

menentukan proses penerimaan beasiswa.

1.5 Manfaat

Adapun manfaat dan tujuan yang ingin diperoleh dari pengerjaan tugas

akhir ini adalah dapat membuat aplikasi untuk mempermudah pengguna dalam

menyelesaikan kasus menentukan seleksi penerimaan beasiswa sekaligus untuk

menguji tingkat efisiensi dan efektifitas dari algoritma Analitical Hierarchy

Process.

1.6 Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang dipergunakan dalam pengerjaan tugas

akhir ini adalah :

a. Studi Literatur

Mencari referensi dan bahan pustaka tentang teori-teori yang berhubungan

(17)

b. Perancangan aplikasi dan Pembuatan aplikasi

Merancang pada sistem secara keseluruhan perangkat lunak dan pembuatan

dari sistem yang telah dirancang dan disesuaikan dengan kebutuhan.

c. Tes dan Analisa

Uji coba program guna untuk mengetahui hasil rancangan perangkat lunak

dan menganalisa hasil percobaan yang telah dilakukan.

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan tugas akhir ini dibagi menjadi beberapa bab,

masing-masing bab membahas tentang :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah,

maksud dan tujuan yang ingin dicapai, batasan masalah,

metodologi penelitian yang diterapkan dalam memperoleh dan

mengumpulkan data, waktu dan tempat penelitian, serta sistematika

penulisan.

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA

Pada bab ini membahas berbagai konsep dasar dan teori-teori yang

berkaitan dengan algoritma Analitical Hierarchy Process serta

beberapa informasi tambahan berdasarkan hasil analisa kebutuhan

berdasarkan hasil survey, yang dapat disimpulkan secara garis

(18)

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini membahas mengenai tahapan-tahapan yang dilalui

dalam pembuatan tugas akhir ini, mulai dari hubungan keterkaitan

antara beberapa hubungan relasi modul, deskripsi umum, sistem

kebutuhan sistem, pemodelan sistem, dan perancangan proses latar.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJ IAN

Pada bab ini membahas mengenai pengimplementasian aplikasi

yang telah dibuat ke perangkat yang akan digunakan serta

melakukan pengujian terhadap aplikasi yang telah di

implementasikan dalam algoritma Analitical Hierarchy Process

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini dibahas mengenai uraian kesimpulan pada sistem dan

saran yang sudah diperoleh dari hasil penulisan tugas akhir.

(19)

2.1. Algor itma Analitical Hier ar chy Pr ocess

Algoritma Analitical Hierarchy Process yang dikembangkan oleh Thomas

L. Saaty pada tahun 1970-an, merupakan sistem pembuat keputusan dengan

menggunakan model matematis. AHP membantu dalam menentukan prioritas dari

beberapa kriteria dengan melakukan analisa perbandingan berpasangan dari

masing-masing kriteria. AHP dikembangkan pada musim semi 1970 dalam

menghadapi masalah perencanaan militer Amerika Serikat untuk menghadapi

berbagai pilihan (contingencyplaning). Kemudian diaplikasikan dalam

pengembangan rencana transportasi di Sudan. Kemudian penggunaan AHP

semakin meluas ke pemerintah dan perusahaan di berbagai Negara di dunia.

Pada hakekatnya Algoritma Analitical Hierarchy Process merupakan

suatu model pengambilan keputusan yang komprehensif dengan

memperhitungkan hal-hal yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Dalam model

pengambilan keputusan dengan AHP pada dasarnya berusaha menutupi semua

kekurangan dari model-model sebelumnya. AHP juga memungkinkan kestruktur

suatu sistem dan lingkungan kedalam komponen saling berinteraksi dan kemudian

menyatukan mereka dengan mengukur dan mengatur dampak dari komponen

(20)

Pada hakekatnya AHP merupakan suatu model pengambilan keputusan

yang komprehensif dengan memperhitungkan hal-hal yang bersifat kualitatif dan

kuantitatif. Dalam model pengambilan keputusan dengan AHP pada dasarnya

berusaha menutupi semua kekurangan dari model-model sebelumya. AHP juga

memungkinkan kestruktur suatu sistem dan lingkungan kedalam komponen saling

berinteraksi dan kemudian menyatukan mereka dengan mengukur dan mengatur

dampak dari komponen kesalahan sistem (Saaty,2001).

Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan

input utamanya adalah persepsi manusia. Jadi perbedaan yang mencolok model

AHP dengan model lainnya terletak pada jenis inputnya. Terdapat 4

aksioma-aksioma yang terkandung dalam model AHP :

a. Reciprocal Comparison artinya pengambilan keputusan harus dapat

memuat perbandingan dan menyatakan preferensinya. Prefesensinya

tersebut harus memenuhi syarat resiprokal yaitu apabila A lebih disukai

daripada B dengan skala x, maka B lebih disukai daripada A dengan skala

1/x.

b. Homogenity artinya preferensi seseorang harus dapat dinyatakan dalam

skala terbatas atau dengan kata lain elemen-elemennya dapat dibandingkan

satu sama lainnya. Kalau aksioma ini tidak dipenuhi maka elemen-elemen

yang dibandingkan tersebut tidak homogeny dan harus dibentuk cluster

(kelompok elemen) yang baru.

c. Independence artinya preferensi dinyatakan dengan mengasumsikan

(21)

melainkan oleh objektif keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa pola

ketergantungan dalam AHP adalah searah, maksudnya perbandingan

antara elemen-elemen dalam satu tingkat dipengaruhi atau tergantung oleh

elemen-elemen pada tingkat diatasnya.

d. Expectation artinya untuk tujuan pengambilan keputusan. Struktur hirarki

diasumsikan lengkap, apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka pengambilan

keputusan tidak memakai seluruh kriteria atau objektif yang tersedia atau

diperlukan sehingga keputusan yang diambil dianggap tidak lengkap.

Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang

tidak terstruktur, stratejik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, sertamenata

dalam suatu hirarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variable diberikan nilai

numerik secara subjektif tentang arti penting variable tersebut secara relatif

dibandingkan dengan variable lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut

kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variable yang memiliki prioritas

tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut

(Marimin,2004). Dalam menyelesaikan permasalahan dengan AHP ada beberapa

prinsip yang harus dipahami diantaranya adalah sebaga berikut :

a. Decomposition (Dekomposisi Masalah)

b. Comparative Judgement (Penilaian atau pembandingan elemen)

c. Synthesis of Priority (Sintesis dan Prioritas)

2.1.1 Decomposition (Dekomposisi Masalah)

Sistem yang kompleks bias dipahami dengan memecahnya menjadi

(22)

menggabungkannya atau mensistesisnya. Dalam menyusun suatu prioritas,

masalah didekomposisi menjadi tujuan (goal), penentuan kriteria (criteria) untuk

menentukan pilihan, dan identifikasi pilihan-pilihan (options). Untuk lebih jelas

dapat dilihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Dekomposisi AHP

2.1.2 Comparative Judgement (Penilaian atau pembandingan elemen)

Setelah masalah terdekomposisi tahap kedua adalah membandingkan antar

elemen, yaitu membandingkan antar kriteria dan membandingkan antar pilihan

untuk setiap kriteria. Perbandingan antar kriteria dimaksudkan untuk

mendapatkan bobot masing-masing kriteria, sedangkan perbandingan antar pilihan

untuk setiap kriteria dimaksudkan untuk melihat bobot suatu pilihan untuk suatu

(23)

Tabel 2.1 Tabel perbandingan masing-masing kriteria

Keterangan :

CRn : Kriteria

Cij : Hasil penilaian/perbandingan kriteria ke – i dan kriteria ke – j

C : Penjumlahan semua nilai Ci

Bcn : Bobot kriteria ke-n yang diperoleh dengan cara membagi nilai ci dengan c

Tabel 2.2 Tabel perbandingan antar pilihan untuk setiap kriteria

Kr iter ia CR1 CR2 CR3 CR4 J umlah Bobot

CR1 - CR12 CR13 CR14 CR1 Bc1=c1/c

CR2 CR21 - CR23 CR24 CR2 Bc2=c2/c

CR3 CR31 CR32 - CR34 CR3 Bc3=c3/c

CR4 CR41 CR42 CR43 - CR4 Bc4=c4/c

J umlah C

C1 AP1 AP2 AP3 AP4 J umlah Bobot

AP1 1 A12 A13 A14 A1 ba11=A1/A

AP2 A21 1 A23 A24 A2 Ba21=A1/A

AP3 A31 A32 1 A34 A3 Ba31=A1/A

AP4 A41 A42 A43 1 A4 Ba41=A1/A

(24)

Keterangan :

Ci : Kriteria ke-i

APn : Pilihan ke-n

Aij : Hasil penilaian/perbandingan pilihan ke-I dan pilihan ke-j

Ai : Penjumlahan nilai yang dimiliki pilihan ke-i

baij : bobot untuk pilihan ke-I, kriteria ke-j

2.1.3 Synthesis of Priority (Sintesis da Pr ior itas)

Sintesis hasil pilihan adalah tahap terakhir dari AHP. Untuk setiap kriteria

dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise

Comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif dari seluruh alternatif kriteria bias

disesuaikan dengan judgement yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot

dan prioritas. Bobot dan prioritas dihitung dengan memanipulasi matriks atau

melalui penyelesaian persamaan matematika.

Tahap ini adalah tahap menjumlahkan bobot yang diperoleh setiap pilihan

pada masing-masing kriteria setelah diberi bobot dari kriteria tersebut secara

umum nilai suatu pilihan adalah

n

Bap

i

=

ba

ij

* bc

j

j=1

(2.1)

(25)

Tabel 2.3 Tabel perbandingan bobot masing-masing kriteria dengan tiap pilihan

Dalam penelitian ini terdapat 5 ekspresi yang akan digunakan sebagai

variabel, yaitu sama penting, sedikit lebih penting, lebih penting, dan paling

penting, Tabel 2.4 merupakan rangkuman himpunan untuk variabel yang telah

ditetapkan diatas sesuai penjelasannya.

Tabel 2.4 Tabel variabel nilai data

Intensitas 3 Elemen yang satu sedikit

lebih penting dari pada

Pengalaman dan penilaian

sedikit menyokong satu elemen 5 Elemen yang satu sedikit

lebih cukup dari pada elemen

yang lainnya

Pengalaman dan penilaian

sangat kuat menyokong satu

elemen dibandingkan atas 7 Satu elemen jelas lebih

penting dari pada elemen

Satu elemen yang kuat disokong

(26)

9 Satu elemen mutlak penting

dari pada elemen lainnya

Bukti yang mendukung elemen

yang satu terhadap elemen lain

memiliki tingkat penegasan

2.1.4 Kelebihan dan Kek urangan AHP

Layaknya sebuah metode analisis, AHP pun memiliki kelebihan dan

kekurangan dalam sistem analisisnya. Kelebihan-kelebihan analisis menurut

Suryadi dan Ramdhani (2002,h.131), diantaranya sebagai berikut :

a. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih,

sampai pada subkriteria yang paling dalam. Kriteria menjadi level kedua

setelah sasaran (goal), yakni pemilihan mahasiswa berprestasi. Penentuan

kriteria dilakukan berdasarkan kebijakan lembaga atau institusi yang

menyelenggarakan, yakni Departemen Pendidikan Nasional.

b. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi

berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan.

Konsistensi setiap level diperiksa, baik level kriteria (kriteria pemilihan)

maupun level alternatif (calon-calon mahasiswa berprestasi).

c. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas

pengambilan keputusan.

Sedangkan kelemahan metode AHP adalah sebagai berikut :

2,4,6,8 Nilai – nilai antara dua nilai

perbandingan yang

Nilai ini diberikan bila ada dua

kompromi diantara dua pilihan. Kebalikan Jika untuk aktivitas I mendapat satu angka bila dibandingkan

dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila

(27)

a. Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa

persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang

ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut

memberikan penilaian yang keliru.

b. Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara

statistic sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang

terbentuk.

2.1.5 Langkah-langkah Per hitungan AH P

Untuk mendukung sistem pengambilan keputusan yang akan dibangun

ini, maka digunakan model perhitungan bobot dengan metode AHP. Adapun

tahap – tahap dalam proses perhitungan bobot antara lain :

a. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum.

Dilanjutkan dengan kriteria – kriteria pada tingkat yang paling bawah.

b. Perhitungan bobot kriteria dengan cara :

• Membuat matriks perbandingan berpasangan yang bersumber pada

tabel 2.2 yang menggambarkan kontibusi relatif atau pengaruh

setiap elemen terhadap masing – masing kriteria dengan kriteria

lainnya. Perbandingan dilakukan berdasarkan diskusi dan

pendapat dari narasumber yang bergerak dibidang yang

berhubungan bagian peminjaman dengan menilai tingkat

kepentingan suatu kriteria dibandingkan kriteria lainnya.

Menghitung Total Prioritas Value untuk mendapatkan bobot

(28)

berikut :

Tabel 2.6 Penjumlahan Bar is

K1 K2 … Kn TPV

Nilai TPV yang didapat merupakan nilai bobot untuk setiap kriteria.

c. Memeriksa konsistensi matriks perbandingan suatu kriteria. Adapun

langkah – langkah dalam memeriksa konsistensi adalah sebagai berikut :

• Pertama bobot yang didapat dari nilai TPV dikalikan dengan nilai

– nilai elemen matriks perbandingan yang telah diubah menjadi

bentuk desimal, dan dilanjutkan dengan menjumlahkan entri – entri

(29)

Tabel 2.7 Per kalian TPV dengan elemen matr iks

K TPV K1 TPV K2 TP

K1 Nilai perbandingan K11 * TPV K1 … Nilai perbandingan K1n * TPV Kn

K2 … … …

K3 … … …

: : : :

Kn Nilai perbandingan Kn1 * TPV Kn … Nilai perbandingan Knn * TPV Knn

• Kemudian jumlah setiap barisnya, dapat dilihat pada tabel 2.8

berikut

Tabel 2.8 Penjumlahan Baris Setelah Per kalian

K TPV K1 TPV K2 … TPV Kn Σ baris

K1 Nilai perbandingan K11 * TPV K1 +… … +… Σ barisk1

K2 … +… … +… …

K3 … +… … +… …

: : : : : :

Kn Nilai perbandingan Kn1 * TPV Kn +… … +… Σ bariskn

• Kemudian mencari λ maks, pertama – tama mencari nilai rata –

rata setiap kriteria atau subkriteria yaitu jumlah hasil pada

langkah no.2 diatas yaitu Σ baris dibagi dengan TPV dari setiap

kriteria.

Σ baris K1TPV K1λ maks K1

… ÷ … = …

Σ baris KnTPV Knλ maks Kn

(30)

• Kemudian akan diperoleh λ maks dengan cara sebagai berikut

λ maks = λ maks K1 + … + … + λ maks Kn ÷ n

Keterangan :

λ maks = nilai rata – rata dari keseluruhan kriteria

n = jumlah matriks perbandingan suatu kriteria

• Setelah mendapatkan λ maks, kemudian mencari Consistency

Index ( CI ), yaitu dengan persamaan :

d. Kemudian mencari Consistency Ratio ( CR ) dengan mengacu pada

Nilai Indeks Random atau Random Index ( RI ) yang dapat di

ambil dengan ketentuan sesuai dengan jumlah kriteria yang di

ambil,dapat di lihat pada tabel 2.9, yaitu dengan persamaan :

Tabel 2.9 Ketentuan Random Index (RI)

Orde Matriks 1 2 3 4 5 6 7 8 9

RI 0.00 0.00 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45

Orde Matriks 10 11 12 13 14 15

RI 1.49 1.51 1.48 1.56 1.57 1.59

(2.3)

(31)

e. Matriks perbandingan dapat diterima jika Nilai Rasio Konsistensi ≤

0.1, jika nilai CR > 0.1 maka pertimbangan yang dibuat perlu

diperbaiki.

f. Perhitungan nilai alternatif subkriteria

Melakukan perhitungan nilai keseluruhan dari alternatif pilihan suatu

subkriteria, yaitu dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy

Process (AHP), seperti pada tabel 2.7 perhitungan Vi, yang mengacu

pada persamaan di bawah ini:

V

i

= ∑ w

j

* x

ij (2.5)

Dimana :

Vi = Nilai keseluruhan dari alternatif pilihan suatu subkriteria.

Wj = TPV (bobot prioritas) subkriteria yang di dapat dengan

menggunakan metode (AHP).

Xij = Nilai alternatif pilihan sukriteria.

i = Alternatif pilihan

j = Subkriteria.

Tabel 2.10 per hitungan Vi

No Subkriteria wj Alternatif Pilihan xij Wj * xij

1 J1 Wj1 I1 Xij1 Wj1 * xij1

... .... .... .... ... ...

N Jn Wjn in xijn Wjn * xijn

(32)

2.1.6 Contoh Per hitungan AHP

Contoh permasalahan perhitungan pemilihan beasiswa yang dilakukan

oleh Prof.T.L Saaty untuk membantu penyeleksian beasiswa pada salah satu

Universitas terkemuka. Universitas menemui kesukaran dalam memilih

banyaknya pendaftaran untuk calon penerima beasiswa selama 1 tahun ini,

diamana pihak pemberi beasiswa hanya memberikan kuota yang tidak banyak

untuk Universitas tersebut. Setelah penyusunan hirarki selesai maka langkah

selanjutnya adalah melakukan pembobotan antara tiap-tiap calon penerima

beasiswa dengan memperhatikan bobot-bobot yang telah diberikan dan menjadi

salah satu persyaratan untuk menerima beasiswa tersebut. Matriks pembobotan

dari dari tiap mahasiswa dapat dilihat pada tabel 2.11

Tabel 2.11 Per bandingan Kepentingan Level 2

PBM LP KS PK KUA KM

PBM 1 4 3 1 3 4

LP 1 / 4 1 7 3 1 / 5 1

KS 1 / 3 1 / 7 1 1 / 5 1 / 5 1 / 6

PK 1 1 / 3 5 1 1 1 / 3

KUA 1 / 3 5 5 1 1 3

KM 1 / 4 1 6 3 1 / 3 1

Nilai pada tabel 2.11 dapat disintesiskan dengan jalan menjumlahkan

angka-angka yang terdapat pada setiap kolom, setelah itu angka dalam setiap sel

dibagi dengan jumlah pada kolom yang bersangkutan. Proses ini akan

(33)

Tabel 2.12 Matr iks yang dinor malka n

PBM LP KS PK KUA KM Rata – rata

PBM 6 / 19 23 / 66 1 / 9 5 / 46 45 / 86 8 / 19 0.30

LP 3 / 38 2 / 23 7 / 27 15 / 46 3 / 86 2 / 19 0.15

KS 2 / 19 1 / 80 1 / 27 1 / 46 3 / 86 1 / 57 0.04

PK 6 / 19 2 / 69 5 / 27 5 / 46 15 / 86 2 / 57 0.14

KUA 2 / 19 17 / 39 5 / 27 5 / 46 15 / 86 6 / 19 0.22

KM 3 / 38 2 / 23 2 / 9 15 / 46 5 / 86 2 / 19 0.15

Nilai rata – rata dari setiap baris menunjukkan bahwa tingkat

kepentingan factor untuk masing – masing criteria adalah : 30%, 15%,

4%, 14%, 22%, dan

15%. Setelah matriks level 2 selesai diisi dan dihitung bobot

prioritasnya, langkah selanjutnya adalah membuat matriks

perbandingan antar elemen level 3 dengan memperhatikan

keterkaitannya dengan level 2. Proses ini memiliki langkah yang sama

seperti proses yang telah dijelaskan sebelumnya.

2.1.7 Per hitungan Konsistensi AH P

Langkah pertama untuk menghitung konsistensi adalah dengan

melakukan perkalian matriks antara matriks perbandingan pada tabel 2.11 dan

vector prioritas yang didapat pada tabel 2.13 Hasil perhitungan ini adalah sebagai

(34)

1 4 3 1 3 4 0.30 2.40

1/4 1 7 3 1/5 0.15 1.11

1/3 1/7 1 1/5 1/5 x 0.04 = 0.26

1 1/3 5 1 1 0.14 0.96

1/3 5 5 1 1 0.22 1.84

1/4 1 6 3 1/3 0.15 1.10

(2.6)

Selanjutnya nilai masing – masing sel pada vector hasil perkalian tersebut

dibagi dengan nilai masing – masing sel pada vector prioritas sehingga diperoleh

hasil sebagai berikut :

2.40 0.30 7.88

1.11 0.15 7.45

0.26 + 0.04 = 6.75

0.96 0.14 6.67

1.84 0.22 8.31

1.10 0.15 7.50

(35)

Nilai λ max dapat dicari dengan perhitungan sebagai berikut :

λ max = 7.88 + 7.45 + 6.75 + 6.76 +8.31 + 7.50 6

Nilai Consistency Index ( CI ) didapat dengan perhitungan :

CI = λ max – n = 7.44 – 6 = 0.29 n – 1 6 – 1

Berdasarkan tabel 2.2 nilai Random Index ( RI ) untuk jumlah elemen 6

adalah 1,24 maka nilai Consistency Ratio ( CR) adalah :

CR = CI = 0.29 = 0.23 RI 1.24

Nilai 0.23 ini menyatakan bahwa rasio konsistensi dari hasil penelitian

perbandingan diatas mempunyai rasio sebesar 23%. Nilai ini menyebabkan

penilaian tersebut tidak dapat diterima dan harus diulangi kembali karena lebih

besar dari 10% seprti yang telah dikemukakan oleh Saaty.

2.1.8 Per hitungan Multi Responden

Penilaian yang dilakukan oleh banyak responden akan menghasilkan

pendapat yang berbeda satu sama lain. AHP hanya membutuhkan satu jawaban

untuk satu matriks perbandingan. Jadi semua jawaban dari responden harus dirata

– ratakan. Untuk itu Saaty memberikan metode perataan dengan Geometric

Mean. Geometric Mean Theory menyatakan bahwa jika terdapat n responden

(36)

numerik untuk setiap pasangan. Untuk mendapat suatu nilai tertentu dari semua

nilai tersebut, masing – masing nilai harus dikalikan satu sama lain kemudian

hasil perkalian dipangkatkan dengan 1/n. Secara matematis dapat dituliskan

dalam persamaan berikut :

Aij = ( z1, z2, …, zn )1/n

…………. (2.8)

Keterangan :

aij adalah nilai rata – rata perbandingan antar criteria Ai da

Aj untuk n responden. Zi adalah nilai perbandingan antara

kriteria Ai denagn Aj untuk responden ke – i dengan i = 1, 2,

…, n dan n adalah jumlah responden.

2.2 Beasiswa

Beasiswa dapat dikatakan sebagai pembiayaan yang tidak bersumber

dari pendanaan sendiri atau orang tua, akan tetapi diberikan oleh pemerintah,

perusahaan swasta, kedutaan, Universitas, serta lembaga pendidik atau peneliti,

atau juga dari kantor tempat bekerja yang karena prestasi seorang karyawan

dapat diberikan kesempatan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya

manusianya melalui pendidikan. Biaya tersebut diberikan kepada yang berhak

menerima, terutama berdasarkan klasifikasi, kualitas, dan kompetensi si

penerima beasiswa. (Gafur, Abdul, 2008).

Demikian halnya dengan UPN Veteran Jatim yang telah memiliki

program pemberian beasiswa terhadap mahasiswa. Oleh karena itu beasiswa

harus diberikan kepada penerima yang layak dan pantas untuk mendapatkannya.

(37)

mengalami kesulitan karena banyaknya pelamar beasiswa dan banyaknya

kriteria yang digunakan untuk menentukan keputusan penerima beasiswa yang

sesuai dengan yang diharapkan.

Pemberian beasiswa kepada mahasiswa di Perguruan Tinggi

merupakan wujud dari partisipasi masyarakan, instansi, pemerintah,

perusahaan-perusahaaan swasta dalam ikut serta membangun bangsa khususnya dalam

bidang pendidikan.

2.2.1 Per sya ratan Beasiswa

Untuk dapat memperoleh beasiswa mahasiswa harus memenuhi syarat

sebagai berikut :

2.2.2 Syarat Umum

Adapaun syarat-syarat umum untuk mendapatkan beasiswa adalah:

1. Terdaftar sebagai mahasiswa UPN ‘Veteran’ Jatim

2. Tidak menerima beasiswa/tunjangan pendidikan lain

3. Belum bekerja dan belum berkeluarga

4. Aktif dalam kegiatan kemahasiswaan (ekstrakurikuler)

2.2.3 Syarat Khusus

Persyaratan khusus Penerima Beasiswa pada Universitas UPN

Veteran Jawa Timur disesuaikan dengan jenis beasiswa yang

ditawarkan. Adapun jenis dan syarat beasiswa adalah sebagai

(38)

Tabel 2.13 J enis dan Syarat Beasiswa

No. J enis Beasiswa Per syar atan Khusus

1. Beasiswa Bantuan

Belajar Mahasiswa

(BBM)

1. Terdaftar sebagai mahasiswa Program Diploma

dan S1

2. Minimal telah duduk di semester II (dua)

3. Indeks Prestasi Kumultaif (IPK) minimal 2.50.

2. Beasiswa

Peningkatan Prestasi

Akademik (PPA)

1. Terdaftar sebagai mahasiswa Progam S1

(Mahasiswa baru dan lama)

2. Indeks Prestasi/Indeks Prestasi Kumulatif

(IP/IPK) minimal 3.00 untuk mahasiswa lama.

3. Nilai rata-rata STTB minimal 6,50 untuk

mahasiswa baru

3. Beasiswa Yayasan

Supersemar

1. Terdaftar sebagai mahasiswa Program S1

2. Minimal telah duduk di semester III (tiga)

3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2,50

4. Mengisi formulir beasiswa Yayasan Supersemar

serta ditandatangani oleh Pudek III Fakultas dan

Pimpinan Pergurua Tinggi bidang Kemahasiswaan.

4. Beasiswa

Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP)

1. Terdaftar sebagai mahasiswa Program S1

a. Fakultas Teknik (Program studi Kimia, Sipil, Elektro dan Mesin)

b. Fakultas MIPA (Program stud i Biologi,

Kimia, Matematika, Fisika dan

Infomatika / Ilmu Komputer.

c. Fakultas Pertanian (Program studi

Teknik Pertanian, Pemuliaan Tanaman.

Hortikultura, Teknologi Pengelolaan

Hasil Pertanian, Tekno logi Pengelolaan

(39)

2.2.4 Pr osedur Pengajuan Beasiswa

Prosedur pengajuan beasiswa dilakukan oleh siswa yang akan

mengajukan permohonan beasiswa, prosedur yang berjalan yaitu:

1. Bagian kemahasiswaan memberikan formulir beasiswa yang kosong

kepada mahasiswa yang mengajukan beasiswa.

2. Setelah mahasiswa mendapatkan formulir beasiswa, mahasiswa

mengisi formulir dengan lengkap serta melampirkan fotocopy IPK,

fotocopy sertifikat kurikuler, fotocopy sertifikat ekstrakulikuler dan

fotocopy sertifikat prestasi. Kemudian diserahkan ke bagian

kemahasiswaan.

3. Bagian kemahasiswaan mengecek kelengkapan data mahasiswa yang 2. Penghasilan perbulan orangtua <Rp.2.000.000

(dua juta rupiah)

3. Mengisi formulir pengajuan beasiswa

5. Beasiswa

1. Terdaftar sebagai mahasiswa Program Diploma

(D3) dan S1

2. Minimal telah duduk di semester III (tiga)

3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2,75

4. Telah menyelesaikan 25% dari jumlah kridit

yang disyaratkan untuk program S1 atau D3

yang diambil

5. Berusia maksimal 25 tahun

(40)

mengajukan beasiswa

4. Jika lengkap maka formulir pengajuan beasiswa yang memenuhi

kelengkapan beserta fotocopy KHS, fotocopy ekstrakurikuler, fotocopy

kurikuler dan fotocopy prestasi akan di serahkan kepada prodi untuk

meminta persetujuan.

5. Jika tidak lengkap maka akan dibuatkan surat pemberitahuan ketidak

lengkapan kepada mahasiswa.

6. Jika disetujui oleh prodi maka formulir pengajuan beasiswa akan

diserahkan kembali ke bagian kemahasiswaan untuk diseleksi selanjutnya.

7. Jika tidak disetujui oleh prodi maka dikembalikan kebagian

kemahasiswaan untuk diarsipkan.

2.2.5 Pr osedur Penyelek si Beasiswa

Prosedur penyeleksian penerimaan beasiswa berdasarkan ketentuan UPN

“Jawa Timur” yaitu sebagai berikut:

1. Formulir yang sudah disetujui dan fotocopy KHS akan diseleksi

2. Jika IPK sama dengan 3,00, maka akan di seleksi dan formulir

yang disetujui dan fotocopy KHS akan disimpan untuk diarsipkan

3. Jika IPK tidak sama dengan 3,00, maka akan dibuatkan daftar

nama mahasiswa yang tidak memenuhi kriteria dan disimpan

untuk diarsipkan.

(41)

diserahkan kepada Wadir 3 untuk disahkan.

5. Daftar penerimaan beasiswa yang sudah disahkan oleh Wadir 3

akan diserahkan kembali ke bagian kemahasiswaan.

6. Daftar penerimaan beasiswa yang sudah disahkan akan

diarsipkan 1 rangkap untuk bagian kemahasiswaan dan dan 1

rangkap untuk bagian keuangan.

2.2.6 Pr osedur Pember ian Beasiswa

Prosedur pemberian beasiswa ini melibatkan bagian keuangan

dengan mahasiswa.

1. Berdasarkan daftar penerimaan beasiswa yang sudah disahkan

dari bagian kemahasiswaan maka dilakukan pengecekkan.

2. Bagian keuangan mengecek tunggakan pembayaran biaya

kuliah mahasiswa yang namanya tercantum dalam daftar

penerimaan beasiswa yang diberikan oleh bagian kemahasiswaan.

3. Jika terdapat tunggakan biaya kuliah maka bagian keuangan

akan membuat laporan tunggakan mahasiswa dan dipotong

sebesar tunggakannya dan laporan tunggakan mahasiswa di

arsipkan.

4. Jika tidak terdapat tunggakan biaya kuliah bagian keuangan

membuat laporan besar beasiswa yang diterima.

5. Mahasiswa membawa bukti pembayaran uang kuliah dan

(42)

6. Bagian keuangan memeriksan bukti pembayaran kuliah dan

KTM dari mahasiswa.

7. Jika sesuai makan bagian keuangan membuatkan kuintansi besar

biaya yang diterima oleh mahasiswa dan bukti pembayaran kuliah

dan KTM disimpan untuk diarsipkan.

8. Jika tidak sesuai maka bagian keuangan akan menyerahkan

kembali bukti pembayaran kuliah dan KTM ke mahasiswa.

9. Bagian keuangan menyerahkan kuintansi beasiswa yang diterima

kepada mahasiswa untuk ditandatangani.

10.Bukti kuintansi penerimaan beasiswa yang sudah ditandatangani

oleh mahasiswa akan dkembalikan kebagian keuangan.

11.Rangkap satu disimpan oleh mahasiswa untuk diarsipkan dan

rangkap kedua diserahkan ke bagian keuangan untuk diarsipkan.

2.3 Definisi Sistem

Mempelajari suatu sistem akan lebih memahami apabila mengetahui

terlebih dahulu apakah sistem itu. Dimana definisi sistem mempunyai peranan

penting di dalam pendekatan untuk mempelajari suatu sistem. Pendekatan sistem

yang merupakan kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau

subsistem-subsistem merupakan definisi yang luas karena suatu sistem dapat

terdiri dari beberapa sub sistem. Berikut ini akan diperlihatkan gambar mengenai

(43)

Gambar 2.4 Model Sistem Sederhana

2.3.1 Konsep Dasar Data dan Infor masi

Data adalah bahan yang akan diolah atau diproses, dapat berupa

huruf-huruf, angka-angka, simbol-simbol yang menunjukkan suatu fungsi berdiri

sendiri, data disusun untuk diolah dalam bentuk database misalnya untuk

mendukung sistem informasi terutama dalam penyediaan dan pengolahan data.

Betapapun kecilnya suatu sistem selalu mengandung sub sistem-sub

sistem. Setiap sub sistem mempunyai proses sistem secara keseluruhan. Antar

aktivasi di dalam sistem memerlukan hubungan kerja yang biasa diwakili dengan

munculnya informasi dari sistem, sehingga manajemen dapat melakukan

pengawasan terhadap aktivitas yang ada. Sebuah sistem mewakili suatu kehidupan

tertentu pada suatu lingkungan, dimana didalamnya terdapat sejumlah aktivitas

kerja. Biasanya aktivitas yang tampak adalah aktivitas yang sebagian besar

dilakukan oleh manusia dan juga aktivitas lain yang dibantu oleh teknologi

komputer.

Interaksi antar elemen-elemen sistem maupun subsistem membentuk

sebuah informasi yang berguna bagi penerimanya. Informasi sangat penting

artinya bagi sebuah organisaisi dapat mengetahui dan mengatur kehidupannya

serta dapat mengembangkan diri. Dari suatu pendapat dikatakan bahwa

“Informasi adalah data yang diolah menjadi suatu bentuk tertentu yang lebih

berguna dan lebih berarti bagi penerimanya”. Berikut akan diperlihatkan gambar

mengenai hubungan antara data dengan informasi :

(44)

Gambar 2.6 Perubahan Data Menjadi Informasi Dalam Sistem Informasi

Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan

masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berujut suatu keadaan,

gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya

yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian

ataupun suatu konsep

kenyataan-kenyataan yang menggambarkan kejadian atau fakta

kehidupan. Untuk menghasilkan informasi, data harus diolah melalui suatu

proses. Setelah itu informasi akan diterima oleh yang membutuhkan untuk

bahan pengambilan keputusan dan melakukan tindakan. Dari tindakan akan

muncul sejumlah kejadian baru dan ditangkap kembali sebagai data.

Kemudian data baru ini akan diproses ulang melalui proses tertentu dan

seterusnya membentuk suatu siklus seperti dipelihatkan pada gambar dibawah ini

Penyimpanan

Data

Masukkan

(Data)

Keluaran

(45)

Gambar 2.7 Siklus Informasi

Kualitas sebuah informasi (quality of information) ditentukan

oleh beberapa faktor, yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat pada

waktunya (timelines) dan relevan (relevance).

1. Akurat

Artinya informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak

bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus

jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena

dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan

banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak

informasi.

2. Tepat Pada Waktunya

Artinya informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.

(46)

lagi, karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan

keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat

berakibat fatal untuk organisasi.

3. Relevan

Artinya informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.

Relevansi informasi untuk setiap orang akan berbeda.

Nilai suatu informasi (value of information) ditentukan oleh dua hal,

yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai

bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan biaya mendapatkannya. Namun

demikian sangat sukar untuk menaksir nilai keuntungan sebagai informasi

dengan satuan mata uang. Penilaian hanya dapat dilakukan dari nilai

efektifitasnya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan nilai

efektifitasnya (Cost Efectifiness) atau nilai keuntungan (cost Benefit).

Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen didalam

pengambilan keputusan. Informasi dapat diperoleh dari sistem informasi

(information system) atau disebut juga dengan processing system atau

information processing system atau Information Generating System.

Secara umum sistem informasi dapat dikatakan sebagai sistem manusia

mesin terintegrasi, yang menyediakan informasi serta mendukung pelaksanaan

operasional manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dalam sebuah

organisasi.

Secara teori, komputer tidak harus digunakan didalam suatu sistem

informasi, tetapi pada kenyataannya tidaklah mungkin suatu sistem informasi

(47)

juga elemen non-komponen yaitu manusia itu sendiri.

2.4 Diagram Kontek s

Diagram konteks merupakan diagram yang mengandung satu proses

yang menggambarkan hubungan keterkaitan antara sistem dengan pihak-pihak

diluar lingkungan sistem dan posisi sistem didalam lingkungan tersebut.

Pihak-pihak tersebut merupakan pihak-pihak yang membutuhkan informasi

dan data dari sistem ataupun pihak-pihak yang menjadi sumber informasi dan

data bagi sistem. Hubungan keterkaitannya digambarkan sebagai aliran

informasi dan data yang masuk ke dalam sistem dan keluar dari sistem.

2.4.1 Data Flow Diagr a m (DFD)

DFD adalah sebuah teknik grafik yang menggambarkan aliran data

dan transformasi yang digunakan sebagai perjalanan data dari masukan

menuju ke keluaran. DFD dapat diartikan juga sebagai model jaringan dari

sebuah sistem. DFD dapat menggambarkan proses-proses yang terjadi dan aliran

data diantaranya.

DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah

ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa

mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau

lingkungan fisik dimana data tersebut disimpan. Secara umum DFD dapat

diartikan sebagai salah satu tools untuk analisis sistem yang dapat

bermanfaat untuk menggambarkan proses, aliran data, entity yang terlibat

serta data store yang digunakan dalam sistem yang dipelajari. Dengan

(48)

sistem yang sedang dipelajari dengan mudah dan baik.

Dibawah ini terdapat simbol-simbol untuk DFD yang diusulkan oleh

Yourdon :

1. Proses suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan

oleh orang, prosedur atau alat yang digunakan untuk

mentransformasikan data.

2. Data Flow (Arus Data), data yang mengalir dengan arah tertentu

dari asal ke tujuan. Data yang mengalir dapat berupa dokumen,

surat atau bentuk lainnya.

3. Data Store (Penyimpanan Data), digunakan untuk menyimpan dan

mengambil data oleh proses. Data yang disimpan dapat berupa data

yang terkomputerisasi maupun tidak terkomputerisasi.

4. Source atau destination atau dikenal juga dengan external

entity, berupa orang, organisasi atau sistem lain yang berada

diluar batas sistem yang berinteraksi dengan sistem yang sedang

dikembangkan.

5. Dalam DFD terdapat beberapa aturan dasar penyusunan DFD

yang dapat membantu untuk mempermudah penggambaran diagram

arus data, diantaranya :

6. Setiap data yang dihasilkan atau keluar dari proses harus didasarkan

pada data yang masuk ke proses tersebut.

7. Semua aliran data yang dihasilkan harus diberi nama, nama yang

diberikan harus mencerminkan aliran data antara proses, data store

(49)

8. Hanya data yang diperlukan untuk melakukan suatu proses saja

yang harus digunakan sebagai input suatu proses.

9. Suatu proses harus tergantung pada input dan output yang masuk

ke dalam proses itu saja, tidak perlu memperhatikan apa yang

terjadi pada proses lainnya.

10.Setiap proses yang ada harus merupakan proses yang berjalan

terus menerus, setiap proses harus diasumsikan siap menangani

fungsi atau kerja setiap proses.

Agar representasi sistem dalam DFD mudah dipahami, maka DFD

disusun dalam bentuk bertingkat (leveled) yang merupakan rincian lanjut dari

proses pada level yang sebelumnya. Dimulai dari tingkat yang tertinggi

dilakukan identifikasi proses apa saja yang ada dan data apa saja yang mengalir

antar proses yang ada. Selanjutnya, dilakukan analisis terhadap setiap proses

yang ada pada level tersebut, apakah sudah merupakan proses yang

melakukan satu fungsi saja atau masih melakukan beberapa fungsi yang

berbeda. Jika proses yang dianalisis masih melakukan lebih dari satu fungsi

yang berbeda, maka perlu dilakukan pemecahan terhadap proses tersebut

menjadi level lebih tinggi. Demikian seterusnya sampai didapat semua proses

yang ada pada level paling tinggi dilakukan satu fungsi saja.

Jika DFD untuk suatu sistem yang dianalisis telah dibuat,

sebelum melanjutkan kegiatan lainnya selalu dilakukan evaluasi atau

pemeriksaan terhadap DFD tersebut. Pemeriksaan dilakukan terhadap

munculnya kesalahan yang dapat diakibatkan oleh salah gambar, tidak

(50)

2.5 Delphi 2010

Delphi 2010 merupakan IDE (Integrated Development Environtmen)

untuk bahasa Object Pascal. Delphi 2010 ini merupakan produk dari Embarcadero

Technologies, Inc. Produk ini merupakan versi terbaru dari keluarga Delphi.

Delphi juga mengadopsi teknologi COM+/MTS (Conponent Object Model/

Microsoft Transaction Server), yaitu teknologi Microsoft yang memungkinkan

sekumpulan komponen yang dikembangkan dengan bahasa-bahasa pemrograman

yangberbeda digunakan oleh suatu aplikasi dengan syarat bahasa-bahasa

pemrograman itu menggunakan platform COM. Salah satu kelebihan Delphi

adalah aplikasinya bisa dikembangkan diatas berbagai macam sistem operasi,

misalnya UNIX, LINUX dan sebagainya. Kelebihan lainnya adalah pada

umumnya aplikasi yang dikembangkan dengan Delphi akan berjalan lebih

cepat, selain itu tipe data yang dimiliki oleh Delphi lebih lengkap. Delphi

merupakan perangkat pengembangan aplikasi yang sangat terkenal dilingkungan

Window. Dengan menggunkan perangkat lunak ini kita dapat membangun

berbagai aplikasi Windows dengan cepat dan mudah. Dengan pendekatan

visual, kita dapat menciptakan aplikasi yang canggih tanpa banyak menuliskan

kode.

Delphi menggunakan bahasa Objek Pascal sebagai dasar. Jika kita telah

menguasai Pascal, kita dapat lebih mudah memahami program Delphi. Untuk

mempermudah pemograman dalam membuat program aplikasi, Delphi

menyediakan fasilitas pemograman yang sangatlengkap. Khusus untuk

pemograman database, Delphi menyediakan objek yang sangat kuat, canggih

(51)

dan menyelesaikan aplikasi database yang diinginkan. Selain itu Delphi juga

dapat menangani data dalam berbagai format database, misalnya MS.Accses,

SyBase, Oracle, FoxPro, Informix, InterBase, SQL Server dll. Format

database yang dianggap asli dari Delphi adalah Paradox dan dBase.

2.6 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Sistem pendukung keputusan (SPK) adalah sistem yang dibangun untuk

menyelesaikan berbagai masalah yang bersifat manajerial atau organisasi

perusahaan yang dirancang untuk mengembangkan efektivitas dan produktivitas

para manajer untuk menyelesaikan masalah dengan bantuan teknologi komputer.

Istilah SPK mengacu pada suatu sistem yang memanfaatkan dukungan komputer

dalam proses pengambilan keputusan. Untuk memberikan pengertian yang lebih

mendalam, akan diuraikan beberapa difinisi mengenai SPK yang dikembangkan

oleh beberapa ahli diantaranya oleh Man dan Watson yang memberikan definisi

sebagai berikut, SPK merupakan suatu sistem yang interaktif dapat membantu

pengambil keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk

memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur maupun yang tidak

terstruktur. Hal lainnya yang perlu dipahami adalah bahwa SPK bukan untuk

menggantikan tugas manajer akan tetapi hanya sebagai bahan pertimbangan bagi

manajer untuk menentukan keputusan akhir. Oleh karena itu secara spesifik

penulis akan membahas salah satu permasalahan pada seleksi penerimaan

beasiswa dengan langkah demi langkah dengan menggunakan metode SPK untuk

(52)

Dalam era revolusi komunikai dan informasi saat ini, banyak sekali

insan di dunia mampu mengumpulkan informasi sebanyak mungkin melalui

media yang dia miliki namun belum tentu mampu mengolahnya dengan baik

agar informasi tersebut dapat diamamfaatkan dalam waktu yang tepat.

Keputusan dapat diambil dengan tepat (waktu dan sasaran) serta dapat

dipertanggungjawabkan jika didukung oleh suatu sistem dengan tanpa

melakukan aspek individu pengambil keputusan itu sendiri serta konteks

permasalahan yang dihadapi. Secara garis besar seorang pengambil keputusan

melewati beberapa alur/proses seperti pada gambar berikut ini untuk

mengambil keputusan terbaiknya.

Ga mba r 2.8 Tahapa n Pen gambilan Keputu san Pr oses Pemiliha n

Alter na tive

Tindakan/keputusan biasanya terdiri dari langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Tahap Intelligent

b. Tahap Design

c. Tahap choice

2.6.1 Komponen Utama SPK

SPK terdiri dari empat komponen sebagai berikut:

a. Data Management

(53)

c. Knowledge Management

d. User Interface

Seperti telah dijelaskan diatas system didefinisikan sebagai kumpulan

objek yang memiliki keterkaitan fungsi dan prosedur untuk mencapai tujuan

tertentu bersama – sama. Sistem pengambilan keputusan berkaitan dengan

elemen – elemen keputusan seperti pengambilan keputusan, tool pengambilan

keputusan, aturan dan ide atau prinsip dengan tujuan mencari solusi atas

permasalahan keputusan yang dihadapi. Model keputusan relevan dengan model

secara umum. Model didefinisikan sebagai representasi sederhana dari suatu

keadaan nyata. pemodelan pada dasarnya merupakan proses membangun atau

membentuk sebuah model, dalam bahasa formal tertentu, dari suatu system

nyata berdasarkan sudut pandang tertentu menurut. Sistem nyata akan dilihat

dan dibaca oleh pemodelan dan membentuk citra atau gambaran tertentu di dalam

pikirannya.

(54)

Tahapan ini mengisyaratkan pemodelan untuk memasukkan komponen

pada suatu system nyata yang benar – benar menentukan perilaku system untuk

suatu persoalan yang sedang diamati dan mengisyaratkan bahwa pengguna model

harus tetap mempertahankan validitasnya dan asumsinya.

2.6.2 Pengambilan Keputusan Kr iter ia Majemuk

Pengambilan keputusan kriteria majemuk pada prinsipnya menurut

Ramdhani adalah sebagai berikut :

“Model pengambilan keputusan untuk penentuan pr ior itas

alter natife dengan menggunakan dua atau lebih kr iter ia atau

atr ibut, yang satu sama lain ter k ada ng memiliki konflik dan

kr iter ia yang tidak sepadan untuk beber apa kepentingan

kelompok”.

Lebih lanjut lagi, menurut Ramdhani menyatakan penggunaan model

untuk pengambilan keputusan kriteria majemuk untuk suatu keputusan tertentu

tergantung pada saat pemilihan kriteria yang digunakan sebagai kriteria satuan

analisis. Pada saat pembuatan kriteria, pengambilanmkeputusan harus mencoba

untuk menggambarkan dalam bentuk kuantifikasi jika hal ini memungkinkan,

karena akan selalu adsa factor yang tidak dapat dikuantifikasikan yang juga

tidak dapat diabaikan. Bila diabaikan maka hal ini dapat mengakibatkan

semakin sulitnya membuat perbandingan kenyataan bahwa kriteria yang baik

tidak bisa dikuantifikasikan itu sukar untuk diperkirakan dan diperbandingkan

hendaknya tidak dapat menyebabkan pengambilan keputusan untuk tidak

(55)

masalah utama di dalam setiap analisis. Beberapa kriteria yang kemungkinan

sangat penting, tetapi sulit dikuantifikasikan adalah seperti faktor – faktor

social (seperti gangguan lingkungan), estetika, keadilan, faktor – faktor politis,

serta kelayakan pelaksanaan, akan tetapi jika suatu kriteria dapat

dikuantifikasikan tanpa merubah pengertiannya, maka hal ini dapat dilakukan.

2.7 Penentua n Kr iter ia

Sifat – sifat yang harus diperhatikan dalam memilih kriteria pada setiap

persoalan pengambilan keputusan adalah sebagai berikut menurut Ramdhani:

1. Lengkap

Kriteria yang dipilih harus dapat mencakup seluruh aspek

penting dalam persoalan tersebut. Suatu set kriteria disebut

lengkap apabila set ini dapat menunjukkan seberapa jauh

seluruh tujuan dapat dicapai.

2. Operasional

Kriteria yang baik harus dapat digunakan dalam analisis. Sifat

operasional ini mencakup beberapa pengertian, antara lain

bahwa set kriteria ini harus mempunyai arti bagi pengambilan

keputusan, sehingga ia dapat benar – benar menghayati

implikasinya terhadap alternatif yang ada. Selain itu, jika tujuan

pengambilan keputusan ini harus dapat digunakan sebagai sarana

untuk meyakinkan pihak lain, maka set kriteria ini harus dapat

digunakan sebagai sarana untuk memberikan penjelasan atau untuk

(56)

tujuannya adalah untuk memperolah distribusi kemungkinan dari

tingkat pancapaian kriteria yang mungkin diperoleh (untuk

keputusan dalamketidakpastian) dan mengungkapkan perferensi

pengambilan keputusan atas pencapaian kriteria.

3. Tidak Berlebihan

Kriteria yang dipilih tidak berlebihan untuk menghindari

perhitungan yang berulang. Proses menentukan set kriteria

diusahakan menghindari kriteria yang mengandung pengertian

yang sama.

4. Minimum

Jumlah kriteria harus minimum dengan tujuan agar lebih

mengkonprehensifkan persoalan. Semakin banyak criteria yang

dilibatkan maka semakin sukar pula untuk dapat menghayati

permasalahan dengan baik, lebih jauh lagi, jumlah perhitungan

yang diperlukan dalam analisis akan semakin banyak. Adakalanya

meskipun kita telah berusaha menjabarkan tujuan menjadi

lebih spesifik, kita tetap dapat menemukan kriteria untuk sejumlah

(57)

3.1. Analisis Sistem

Proses pengambilan keputusan penerimaan beasiswa masih dilakukan

secara manual yaitu dengan cara mengisi daftar penerimaan beasiswa kepada

bagian kemahasiswaan yang bersangkutan. Hal ini menyulitkan bagian

kemahasiswaan untuk menentukan penerimaan beasiswa yang sesuai dengan

calon penerima beasiswa mahasiswa.

Untuk memecahkan permasalahan tersebut akan dibangun sebuah sistem

pendukung keputusan yang memiliki tujuan untuk memberikan suatu

pertimbangan alternatif terbaik dari berbagai pilihan/opsi alternatif yang ada,

kemudian dapat diambil sebagai suatu keputusan. Penentuan suatu alternatif

terbaik diperoleh dari suatu proses perhitungan sistematis di dalam metode AHP

yang meliputi proses pembobotan pada setiap nilai, perhitungan priority weight

sebagai pemberi nilai prioritas local, perhitungan consistency ratio (CR) sebagai

indicator apakah proses pembobotan dapat diterima atau ditolak sehingga proses

perhitungan harus diulangi. Sistem ini merupakan perangkat lunak yang

membantu melakukan analisis untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi

penyebab gagalnya mahasiswa untuk menerima beasiswa yang seharusnya

didapat, sehingga nantinya hasil analisis yang dihasilkan oleh perangkat lunak ini

dapat menjadi sebuah pendukung keputusan yang dapat menjadi sebuah acuan

untuk melakukan perbaikan bagi kemahasiswaan pada waktu kedepan. Maka

Gambar

Tabel 2.11 Perbandingan Kepentingan Level 2
Tabel 2.13 Jenis dan Syarat Beasiswa
Gambar 2.7 Siklus Informasi
Gambar 2.9 Tahapan Pemodelan Sistem
+7

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan ridhonya penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir ini yang berjudul “ Penggunaan Media

Pd, selaku Ketua Jurusan Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan waktu

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA INFORMASI KORAN PIKIRAN RAKYAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR.. Universitas Pendidikan Indonesia

“Metode analisis kuantitatif dapat diartikan sebagai metode analisis yang berlandaskan pada sampel filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

Alhamdulillah, puji syukur penulis haturkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya yang tidak terkira dari waktu ke waktu, sehingga penulis

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (1996 : 775) di sebut bahwa perilaku ialah tanggapan atau reaksi Individu terhadap rangsangan atau lingkungan kaum Behaviorisme

oleh Arsiparis Ahli Utama/Utama sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf a, yaitu melakukan evaluasi dan penilaian pengelolaan arsip dinamis terhadap

Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (in depth) namun tidak bersifat harus segera