ANALISIS DISKRIMINAN SEBAGAI PEMBEDA
KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN SEPEDA
MOTOR DI SURABAYA
SKRIPSI
Oleh :
YOGA PERMANA ADITIA 0912010015/FE/EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
DI SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
J urusan Manajemen
Oleh :
YOGA PERMANA ADITIA 0912010015/FE/EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
SKRIPSI
ANALISIS DISKRIMINAN SEBAGAI PEMBEDA KEPUTUSAN
KONSUMEN DALAM PEMBELIAN SEPEDA MOTOR DI
SURABAYA
Disusun O leh :
YOGA PERMANA ADITIA
0912010006/FE/EM
Telah diper tahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Manajemen Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur Pada Tanggal : 13 J uni 2013
Pembimbing: Tim Penguji :
Pembimbing Utama Ketua
Malicha, DRA, EC Malicha, DRA, EC Sekr etar is
Muhadjir Anwar , DR. MM Anggota
DRA. EC. Sulastr i I, MM
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur
KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN SEPEDA
MOTOR DI SURABAYA
Yang diajukan
YOGA PERMANA ADITIA 0912010015/FE/EM
Disetujui untuk ujian skripsi oleh :
Pembimbing Utama
MALICHA, DRA, EC Tanggal : ………. NIP. 195503161985032001
Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
ANALISIS DISKRIMINAN SEBAGAI PEMBEDA
KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN SEPEDA
MOTOR DI SURABAYA
Yang Diajukan Oleh :
YOGA PERMANA ADITIA 0912010015/FE/EM
Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh :
Pembimbing Utama
MALICHA, DRA, EC Tanggal : ………..
NIP. 195503161985032001
Mengetahui
Ketua Program Studi Manajemen
SURABAYA
Yang Diajukan Oleh :
RISCHA INDAH PRATIWI 0912010006/FE/EM
Disetujui untuk mengikuti ujian lisan oleh :
Pembimbing Utama
Sugeng Pur wanto, SE, MM Tanggal : ………..
NIP. 196801081989031001
Mengetahui
Ketua Program Studi Manajemen
i
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat allah SWT, yang telah
melimpahkan hidayah dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan judul “ANALISIS DISKRIMINAN SEBAGAI PEMBEDA
KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN SEPEDA MOTOR DI
SURABAYA”
Penulisan skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana
program studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universtas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan bisa terselesaikan
dengan baik tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak. Pada kesempatan yang baik
ini perkenankan penulis dengan segenap kerendahan dan ketulusan hati untuk
menyampaikan ucapan terima kasih kepada seuruh pihak yang telah membantu guna
mendukung kelancaran penyusunan skripsi ini.
Penulis dengan rasa hormat yang mendalam mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP., selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. H. R. Dhani Ichsanudin Nur, SE, MM., selaku dekan fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Rahman Amrullah Suwaidi, MS., selaku wakil Dekan 1 Fakultas
4. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM. Selaku ketua Program Studi Manajemen
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Ibu Malicha, DRA. EC. selaku Dosen Pembimbing yang telah mengarahkan,
meluangkan waktu dan memberikan bimbingan guna membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas pembanguna nasional
“Veteran” Jawa Timur yang telah mendidik penulis selama menjadi mahasiswa.
7. Ucapan terima kasih kepada keluarga yang senantiasa memberikan dukungan
baik moral maupun materiil.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis selama ini dalam melakukan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadai bahwa isi dan cara penyajian skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan guna
meningkatkan mutu dar penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan skripsi
ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan bagi peneliti lain yang tertarik untuk
mendalaminya dimasa yang akan datang.
Surabaya, Juni 2013
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
ABSTRAKSI ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang Masalah ... 1
1.2.Perumusan Masalah ... 7
1.3.Tujuan Penelitian ... 7
1.4.Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1.Hasil Penelitian Terdahulu ... 8
2.2.Landasan Teori ... 9
2.2.1. Keputusan Pembelian ... 9
2.2.2. Model Perilaku Konsumen ... 13
2.2.3. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ... 16
2.2.4. Kualitas produk ... 18
2.2.5. Iklan... ... 19
2.2.5.1.Media Periklanan ... 21
2.2.7.Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian ... 26
2.2.8.Pengaruh Iklan Terhadap Keputusan Pembelian ... 27
2.2.9.Pengaruh Harga Produk Terhadap Keputusan Pembelian... 27
2.3.Kerangka Konseptual ... 28
2.4.Hipotesis... ... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29
3.1.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 29
3.1.1. Definisi Operasional ... 29
3.1.2.Pengukuran Variabel ... 31
3.2.Teknik Penentuan Sampel ... 32
3.3.Teknik Pengumpulan Data ... 34
3.3.1.Jenis Data... ... 34
3.3.2.Sumber Data ... 34
3.3.3.Pengumpulan Data ... 35
3.4.Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 35
3.4.1.Uji Reliabilitas dan Validitas ... 35
3.4.2.Teknik Analisis ... 36
BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN ... 40
4.1.Gambaran Umum Perusahaan ... 40
4.1.1.Sejarah AHM (Astra Honda Motor) ... 40
4.1.1.1.Visi dan Misi AHM ... 42
4.2.3.Kualitas Produk (X1) ... 46
4.2.4.Iklan (X2)... 51
4.2.5.Harga (X3) ... 55
4.3.Uji Kualitas Data ... 59
4.3.1.Uji Validitas ... 59
4.3.2.Uji Reliabilitas ... 60
4.3.3.Uji Normalitas ... 61
4.4.Analisis Diskriminan ... 62
4.4.1.Uji Persyaratan Analisis ... 62
4.4.2.Membentuk Fungsi Diskriminan ... 64
4.4.3.Koefisien Fungsi Diskriminan ... 64
4.4.4.Uji Kelayakan Fungsi Diskriminan ... 65
4.4.5.Keakuratan Model (Hit Ratio) ... 66
4.5.Uji Hipotesis ... 67
4.6.Pembahasan Hasil penelitian ... 68
4.6.1.Variabel Kualitas Produk sebagai Pembeda Keputusan Pembelian ... 68
4.6.3.Variabel Harga sebagai Pembeda Keputusan
Pembelian ... 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71
5.1.Kesimpulan ... 71
5.2.Saran... ... 71
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 1.1 Top Brand Award ... 2
Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan usia ... 44
Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 44
Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan jenjang pendidikan... 45
Tabel 4.4 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ... 46
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Pada Variabel Kualitas Produk (X1) ... 59
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Pada Variabel Iklan (X2) ... 59
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Pada Variabel Iklan (X2) ... 60
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Pada Variabel Harga (X3) ... 60
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas... .... 61
Tabel 4.10 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov... ... 61
Tabel 4.11 Uji Beda... ... 63
Tabel 4.12 Hasil Uji Box’s M... ... 63
Tabel 4.13 Summary of Canonical Discriminant Functions... 64
Tabel 4.14 Koefisien Fungsi Diskriminan... .. 65
Tabel 4.15 Hasil Uji Wilk’s Lambda... ... 66
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian………... 10
Gambar 2.2 Model perilaku konsumen………... 16
Gambar 2.3 Model perilaku konsumen Assael... .. 14
Gambar 2.4 Kerangka Konseptual ... 28
Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi X1.1... .... 47
Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi X1.2... ... 48
Gambar 4.3 Distribusi Frekuensi X1.3... ... 49
Gambar 4.4 Distribusi Frekuensi X1.4... .... 50
Gambar 4.5 Distribusi Frekuensi X1.5... .... 51
Gambar 4.6 Distribusi Frekuensi X2.1... ... 52
Gambar 4.7 Distribusi Frekuensi X2.2……… ... 53
Gambar 4.8 Distribusi Frekuensi X2.3... ... 54
Gambar 4.9 Distribusi Frekuensi X2.4... ... 55
Gambar 4.10 Distribusi Frekuensi X3.1... ... 56
Gambar 4.11 Distribusi Frekuensi X3.2... .... 57
Lampiran 1 : Kuesioner
Lampiran 2 : Tabulasi Jawaban Responden Lampiran 3 : Output Uji Validitas
Lampiran 4 : Output Uji Reliabilitas
Analisis Diskr iminan Sebagai Pembeda Keputusan Konsumen Dalam Pembelian
Sepeda Motor Di Sur abaya
Oleh :
Yoga Permana Aditia 0912010015/FE/EM
ABSTRAKSI
Persaingan yang sangat ketat terjadi antara Honda dan Yamaha, khususnya pada produk sepeda motor jenis motorsport. Honda yang beberapa tahun terakhir memimpin pasar motorsport di Indonesia, saat ini mulai tergeser oleh rivalnya, yaitu Yamaha. Dalam kondisi seperti ini memahami perilaku konsumen khususnya mengenai keputusan pembelian, menjadi penting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel yang dapat membedakan keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor Honda atau Yamaha.
Penelitian ini ditujukan pada pengguna sepeda motor honda atau yamaha di surabaya. Populasi untuk penelitian ini adalah pengguna sepeda motor Honda dan Yamaha jenis motorsport di Surabaya. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability
sampling dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Jumlah
sampel ditentukan sebesar 120 responden, dimana 60 responden pengguna sepeda motor Honda dan 60 responden pengguna sepeda motor Yamaha. Metode analisa yang digunakan adalah analisa diskriminan.
Dari analisa diskriminan diketahui bahwa hanya variabel kualitas produk yang dapat membedakan keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor. Sedangkan variabel iklan dan harga tidak mampu membedakan keputusan membeli sepeda motor. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa untuk membangun keunggulan bersaing, kualitas produk harus diperhatikan oleh masing-masing perusahaan.
1.1 Latar Belakang Masalah
Minimnya minat masyarakat untuk menggunakan sarana transportasi umum, mendorong masyarakat untuk memilih menggunakan kendaraan pribadi baik itu sepeda motor atau mobil. Di Indonesia, sepeda motor menjadi pilihan,
karena terjangkaunya harga yang di tawarkan. Dari sisi jumlah tahun 2011 saja, sepeda motor yangg beredar di indonesia sudah mencapai 80 juta unit, angka itu
setara dengan 1:3 penduduk di Tanah Air yang kini sekitar 237 juta jiwa. (www.suaramerdeka.com)
Persaingan yang ketat antara pabrikan sepeda motor tidak dapat di hindari.
Yang terlihat jelas adalah antara Honda dan Yamaha, dari beberapa segmen yang ada, jenis motor sport lah yang paling terlihat jelas adanya persaingan antara
2
Tabel 1.1: Top Br and Awar d kategor i sepeda motor jenis motor spor t tahun 2009- 2012.
Sumber : www.topbrand-award.com
Persentase angka Top brand index (TBI) diperoleh berdasarkan survei yang dilakukan oleh frontier consulting group. Data tersebut juga dapat
mngindikasikan market share suatu produk, karena konsep penelitian yang dilakukan oleh top brand berdasarkan tiga hal yaitu mind share, market share, dan
commitment share (www.topbrand-award.com). Semakin tinggi angka persentase
yang diperoleh oleh sebuah merek, mengindikasikan bahwa merek tersebut memiliki persepsi yang baik di mata konsumen, begitu pula sebaliknya.
2011 dan 2012 posisi honda digeser oleh rivalnya, yaitu Yamaha. Yamaha memimpin dengan angka memimpin dengan 33,2% (2011) dan 29,2% (2012).
Persaingan yang terjadi antara Honda dan Yamaha membuat kedua belah pihak berupaya untuk selalu berinovasi dalam upaya menarik minat beli
konsumen. Strategi yang tepat sangat diperlukan oleh perusahaan dalam upaya menguasai pasar. Strategi merupakan alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing (Michael E. Porter ,1994:3).
Memahami perilaku konsumen merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan agar dapat memenangkan persaingan. Menurut sheth & Mittal, 2004,
manfaat dari mempelajari perilaku konsumen bagi perusahaan adalah memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan tepat kebutuhan dan keinginan pelanggannya sehingga dapat membantu untuk memuaskan pelanggan,
menerapkan konsep pemasaran dan memperluas legitimasi ke masyarakat (Suryani,2008:9). Sehingga dapat dikatakan, perilaku konsumen merupakan dasar
bagi perusahaan untuk menentukan strategi yang tepat untuk membuat produk yang sesuai dengan keinginan konsumen, sehingga produk tersebut akan diterima yang kemudian digunakan oleh konsumen, dan perusahaan dapat memenangkan
persaingan. Menurut Aaker, siapa yang lebih mampu memahami keinginan konsumennya dan menerjemahkan keinginan tersebut dalam wujud produk atau
jasa yang unggul, dialah yang akan memenangkan persaingan (Suryani,2008:8).
4
produk, harga, saluran distribusi, dan promosi yang diterapkan oleh pemasar atau perusahaan (Kotler dan Armstrong dalam Suryani (2008:10).
Kotler & Armstrong (2001:354) mengemukakan beberapa atribut yang menyertai dan melengkapi produk (karakteristik atribut produk) yaitu merek,
kualitas produk, tingkatan produk, dan klasifikasi produk. Dalam menyampaikan produk ke konsumen, perusahaan harus memperhatikan kualitas produk dari sebuah produk, karena ketika konsumen akan mengambil suatu keputusan
pembelian, variable produk merupakan pertimbangan paling utama karena produk adalah tujuan utama bagi konsumen untuk memenuhi kebutuhannya. Selain itu
harga yang ditawarkan oleh perusahaan juga harus bisa bersaing dengan kompetitor, mengingat persaingan yang ketat dalam industri ini. Jika harga yang ditetapkan oleh perusahaan tepat dan sesuai dengan daya beli konsumen, maka
pemilihan suatu produk tertentu akan dijatuhkan pada produk tersebut (Basu Swastha dan Irawan, 2001). Selain kualitas produk dan harga, yang tidak kalah
penting adalah iklan, karena perusahaan harus memberikan informasi kepada konsumen tentang manfaat produk mereka dan secara cermat menempatkan produk tersebut dalam ingatan konsumen (Kotler dan Armstrong,1992:138).
Selain berdasarkan teori, kondisi lapangan juga memberikan kontribusi akan pemilihan variabel dalam penelitian ini. Di tinjau dari kualitas produk yang
keunggulan itu, yang terpenting adalah efisiensi bahan bakar, mengingat harga bahan bakar yang semakin mahal, sehingga kendaraan yang irit bahan bakar
sangat di butuhkan.
Untuk harga yang ditawarkan baik Honda maupun Yamaha memiliki
perbedaan harga, seperti Honda Megapro yang ditawarkan dengan harga Rp.19.850.000 dengan kualitas yang hampir sama dengan Yamaha V-ixion dengan harga Rp.23.600.000, bila di tinjau dari sisi volume silinder, kedua produk
ini memiliki volume silider yang hampir sama Honda Megapro 149,2 cc dan Yamah V-ixion 149,8 cc. Pada umumnya volume silinder tingkat harga, semakin
tinggi volume silinder maka semakin mahal harganya. Honda Megapro memiliki harga yang lebih murah di bandingkan dengan Harga Yamaha V-ixion. Harga Yamaha V-ixion yang lebih mahal dapat di tolelir karena Yamaha memberikan
kualitas produk yang lebih baik. Yamaha V-ixion menggunakan mesin dengan teknologi injeksi sedangkan Honda Megapro belum menggunakan teknologi
injeksi. Produk lain yang ditawarkan oleh Honda dan Yamaha adalah Honda. Tiger yang ditawarkan dengan harga Rp.25.600.000 sedangkan Yamaha Scorpio Z ditarwarkan dengan harga Rp.23.300.000.
Sedangkan pemilihan iklan lebih merujuk pada kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan yang bersifat global, yang menurut penilaian peneliti
lebih efisien di bandingkan alat promosi lainnya. Selain itu, penggunaan model iklan yang berbeda digunakan oleh Honda dan Yamaha, dimana Honda hanya menggunakan artis nasional sebagai bintang iklannya, sedangkan Yamaha
6
model iklan ini dapat memberikan persepsi yang berbeda pada konsumen, yang pada akhirnya akan mempengaruhi keputusan dalam membeli produk.
Pada penelitian ini saluran distribusi tidak digunakan sebagai variabel, karena melihat kondisi lapangan, Honda memiliki gerai sebanyak 35 di Surabaya
(www.astra-honda.com), sedangkan Yamaha memiliki 37 gerai di Surabaya
(www.yamaha-motor.co.id). Dengan jumlah gerai yang relatif sama ini, maka peneliti tidak menggunakan saluran distribusi sebagai variabel dalam penelitian ini.
Semakin tingginya tingkat persaingan yang ada, menyebabkan masing-masing perusahaan ( Honda & Yamaha ), berlomba untuk menciptakan inovasi agar dapat menarik konsumen untuk membeli produknya. Dalam kondisi seperti
ini, konsumen memiliki beberapa pertimbangan dalam menentukan keputusan pembeliaannya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kadhafi, dkk (2010),
kualitas produk, harga dan iklan dapat digunakan sebagai pembeda perilaku konsumen dalam menentukan keputusan pembelian akan suatu produk.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan penjelasan yang telah dikemukakan maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dapatkah variabel kualitas produk, harga, dan iklan membedakan keputusan konsumen untuk membeli
sepeda motor honda atau yamaha ?
1.3Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel mana yang
dapat membedakan keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor honda atau yamaha.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari dilakukannya penelitian ini, adalah sebagai masukan bagi perusahaan mengenai perilaku konsumen dalam menentukan keputusan
pembelian sepeda motor jenis motorsport.
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Hasil Penelitian Ter da hulu
Berikut hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini :
1. Ar. Rasyid dengan judul : Analisis Diskriminan Faktor Yang
Mempengaruhi Loyalitas Pelanggan Kartu Seluler CDMA dan GSM
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan
faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan karrtu seluler CDMA
dan GSM. Dengan hasil penelitian variable harga (X1) dan variable
atribut produk (X2) tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi
perbedaan loyalitas pelanggan kartu CDMA dan GSM, sedangkan
variable promosi (X3) dapat digunakan untuk mengidentifikasi
perbedaan loyalitas pelanggan kartu seluler CDMA dan GSM.
2. Damitri Marvin Khadaffi, Solimun, dan Armanu thoyib dengan judul :
Analisis Perilaku Konsumen Dalam Memilih Jasa Layanan Operator
Mobile Phone Yang Berbasisn CDMA dan GSM (studi pada pelajar
dan mahasiswa kelompok N-Gens di kota malang dari perspektif
Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis faktor-faktor yang
dipertimbangkan konsumen dalam memilih suatu jasa layanan
operator monile phone (baik CDMA maupun GSM),(2) menganalisis
variable dominan yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam
memilih jasa layanan operator.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa : hasil analisa faktor
terhadap 34 variabel diperoleh 7 faktor baru, yang diberi label sebagai
berikut : (1) faktor citra produk (2) faktor pelayanan (3) faktor
pengaruh lingkungan (4) faktor promosi (5) faktor individual (6)
faktor harga dan (7) faktor proses, Dari analisa diskriminan diperoleh
hasil bahwa proses jasa yang dihasilkan merupakan variabel yang
paling dominan dalam membedakan kelompok konsumen GSM dan
CDMA.
2.2 Landasa n Teor i
2.2.1 Keputusan Pembelia n
Pengertian keputusan pembelian, menurut Kotler & Armstrong (2001: 226)
adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen
benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang
secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang
10
langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.
Menurut Kotler (1997:162) ada lima tahap proses keputusan pembelian. Tahap-tahap
proses keputusan pembelian dapat digambarkan dalam sebuah model di bawah ini
(Philip Kotler dan AB. Susanto, 1999; 251):
Gambar 2.1 : Proses keputusan pembelian.
Sumber: Philip Kotler dan AB. Susanto, 1999; 251.
Model ini mempunyai anggapan bahwa para konsumen melakukan lima tahap
dalam melakukan pembelian. Kelima tahap diatas tidak selalu terjadi, khususnya
dalam pembelian yang tidak memerlukan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian.
Para konsumen dapat melewati beberapa tahap dan urutannya tidak sesuai.
1. Pengenalan masalah
Proses membeli dengan pengenalan masalah atau kebutuhan pembeli
menyadari suatu perbedaan antara keadaan yang sebenarnya dan
keadaan yang diinginkanya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh
rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar. Misalnya kebutuhan
suatu ambang rangsang dan berubah menjadi suatu dorongan
berdasarkan pengalaman ynag sudah ada. Seseorang telah belajar
bagaimana mengatasi dorongan itu dan dia didorong kearah satu jenis
objek yang diketahui akan memuaskan dorongan itu.
2. Pencarian informasi
Konsumen mungkin tidak berusaha secara aktif dalam mencari
informasi sehubungan dengan kebutuhannya. Seberapa jauh orang
tersebut mencari informasi tergantung pada kuat lemahnya dorongan
kebutuhan, banyaknya informasi yang dimiliki, kemudahan
memperoleh informasi, tambahan dan kepuasan yang diperoleh dari
kegiatan mencari informasi. Biasanya jumlah kegiatan mencari
informasi meningkat tatkala konsumen bergerak dari keputusan situasi
pemecahan masalah yang terbatas kepemecahan masalah yang
maksimal.
3. Evaluasi alternatif
Informasi yang didapat dari calon pembeli digunakan untuk
memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif
yang dihadapinya serta daya tarik masing-masing alternatif. Produsen
harus berusaha memahami cara konsumen mengenal informasi yang
diperolehnya dan sampai pada sikap tertentu mengenai produk merek
12
4. Keputusan pembelian
Produsen harus memahami bahwa konsumen mempunyai cara sendiri
dalam menangani informasi yang diperolehnya dengan membatasi
alternatif-alternatif yang harus dipilih atau dievaluasi untuk
menentukan produk mana yang akan dibeli.
5. Perilaku setelah pembelian
Apabila barang yang dibeli tidak memberikan kepuasan yang
diharapkan, maka pembeli akan merubah sikapnya terhadap merek
barang tersebut menjadi sikap negatif, bahkan mungkin akan menolak
dari daftar pilihan. Sebaliknya bila konsumen mendapat kepuasan dari
barang yang dibelinya maka keinginan untuk membeli terhadap merek
barang tersebut cenderung untuk menjadi lebih kuat. Produsen harus
mengurangi perasaan tidak senang atau perasaan negatif terhadap
suatu produk dengan cara membantu konsumen menemukan informasi
yang membenarkan pilihan konsumen melalui komunikasi yang
diarahkan pada orang-orang yang baru saja membeli produknya.
Keputusan pembelian barang atau jasa seringkali melibatkan dua pihak atau
lebih. Umumnya ada lima peranan yang terlibat(Suryani,2008:13). Berikut penjelasan
dari kelima peran tersebut :
1. Pemerakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyarankan
ide untuk membeli suatu barang atau jasa.
pandangan atau nasehat yang mempengaruhi keputusan pembelian.
3. Pengambil keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan
keputusan pembelian
4. Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian secara nyata.
5. Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi dan menggunakan
barang/jasa yang dibeli.
2.2.2 Model Per ilaku Konsumen
Dalam usaha memahami perilaku konsumen ada beberapa model yang dapat
digunakan sebagai acuan. Kotler dan Armstrong dalam Suryani (2008:10)
mengemukakan model perilaku konsumen sebagai berikut :
Gambar 2.2 : Model perilaku konsumen
Sumber : Kotler dalam Suryani (2008)
Model tersebut menunjukkan bahwa stimuli dari luar akan masuk ke dalam
kotak hitam pembeli dan menghasilkan respon tertentu pada konsumen. Stimuli dari
14
pemasaran meliputi empat unsur bauran pemasaran yaitu : Produk, harga, distribusi,
dan promosi. Sedangkan stimuli lain terdiri atas keadaan ekonomu, teknologi, politik,
dan budaya. Dalam kotak hitam pembeli terdiri atas dua komponen, bagian pertama
adalah karakteristik pembeli yang meliputi faktor budaya, sosial, personal, dan
psychological yang mempunyai pengaruh utama bagaimana seorang pembeli bereaksi
terhadap rangsangan tersebut dan bagian kedua adalah proses yang mempengaruhi
hasil keputusan. Proses pengambilan keputusan meliputi pengenalan masalah,
pencarian informasi, evaluasi, pengambilan keputusan dan perilaku setelah
pembelian. Berdasarkan model tersebut akan menentukan keputusan pembeli.
Keputusan ini dapat berupa pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan penjual,
waktu, dan jumlah pembelian.
Model lain di ungkapkan Assael dalam Sutisna (2003:6) bahwa terdapat tiga
faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen, yaitu :
1) Konsumen individual
Artinya pemilihan untuk membeli suatu produk dengan merek tertentu
dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen. Kebutuhan,
persepsi terhadap karakteristik merek, sikap, kondisi demografis, gaya
hidup, dan karakteristik kepribadian individu akan mempengaruhi
2) Lingkungan
Pilihan-pilihan konsumen terhadap merek dipengaruhi oleh
lingkungan yang mengitarinya. Ketika konsumen melakukan
pembelian suatu merek produk, mungkin didasari oleh berbagai
pertimbangan. Interaksi sosial yang dilakukan oleh seseorang akan
turut mempengaruhi pada pilihan-pilihan merek produk yang akan
dibeli.
3) Stimuli pemasaran
Stimuli pesaran disebut juga strategi pemasaran. Dalam hal ini
pemasar berusaha mempengaruhi konsumen dengan menggunakan
stimuli-stimuli pemasaran seperti iklan dan sejenisnya agar konsumen
bersedia membeli produk yang ditawarkan. Strategi pemasaran yang
lazim dikembangkan oleh pemasar yaitu yang berhubungan dengan
produk apa yang ditawarkan, penentuan harga jual produk, strategi
promosi dan bagaimana melakukan distribusi produk kepada
16
Berikut gambar model yang dikemukakan oleh Assael dalam Sutisna
(2001:6):
Gambar 2.3 : Model perilaku konsumen Assael
Sumber : Assael dalam Sutisna (2001:6)
Dari beberapa model tersebut, dapat disimpulkan bahwa stimuli pemasaran
memiliki peranan dalam keputusan pembelian konsumen. Stimuli pemasaran adalah
berbagai strategi yang diterapkan oleh pemasar baik itu dalam segi produk, harga,
promosi, maupun saluran distribusi/tempat.
2.2.3 Baur an Pemasar an (Mark eting Mix)
Salah satu faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menentukan
keputusan pembelian adalah stimuli pemasaran. Stimuli pemasaran yang umum
digunakan adalah bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah gabungan strategi
produk (Griffin & Ebert,2007:280). Berikut penjelasan masing-masing elemen bauran
pemasaran :
1. Produk
Menurut Griffin & Ebert (2007:281) produk adalah barang, jasa, atau
gagasan yang dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen. Kotler & Armstrong (2001:354) mengemukakan beberapa
atribut yang menyertai dan melengkapi produk (karakteristik atribut
produk) yaitu merek, kualitas produk, tingkatan produk, dan
klasifikasi produk.
2. Harga
Kotler (2000) mendefinisikan harga sebagai sejumlah uang yang
dibayarkan atas barang dan jasa, atau sejumlah nilai yang konsumen
tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari memiliki atau
menggunakan barang dan jasa.
3. Saluran Distribusi
Merupakan bagian dari bauran pemasaran yang mempertimbangkan
cara penyampaian produk-produk dari produsen ke konsumen (Griffin
18
4. Promosi
Promosi mengacu pada teknik-teknik mengkomunikasikan suatu
produk. Alat promosi yang terpenting mencakup iklan, penjualan
pribadi, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat.
2.2.4 Kualitas Pr oduk
Ketika konsumen akan mengambil suatu keputusan pembelian, variable
produk merupakan pertimbangan paling utama karena produk adalah tujuan utama
bagi konsumen untuk memenuhi kebutuhannya. Kotler & Armstrong (2001:354)
mengemukakan beberapa atribut yang menyertai dan melengkapi produk
(karakteristik atribut produk) yaitu merek, kualitas produk, tingkatan produk, dan
klasifikasi produk.
Menurut Kotler dalam Simamora (2001:114) Kualitas adalah totalitas fitur
dan karakteristik yang memampukan produk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan
maupun yang tidak dinyatakan. Kualitas produk merupakan salah satu sisi yang
dapat dikendalikan oleh perusahaan dalam upaya menarik konsumen untuk membeli
produknya.
Kualitas suatu produk baik berupa barang maupun jasa perlu ditentukan
melalui dimensi-dimensinya (Umar,2000:37). Gravin dalam Tjiptono (2008:93)
1) Kinerja (Performance), yakni efisiensi pencapaian tujuan utama suatu
produk.
2) Fitur (Features), Yaitu atribut produk yang melengkapi kinerja dasar
sebuah produk.
3) Reliabilitas (reliability), Yaitu kemampuan sebuah produk untuk tetap
berfungsi secara konsisten selama usia desainnya.
4) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification), yaitu
sejauh mana karakteristik desain dan operasi sebuah produk memenuhi
standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
5) Daya tahan (durability), berkaitan dengan tingkat sebuah produk
mentolelir tekanan, stres atau trauma tanpa mengalami tekanan yang
berarti.
6) Serviceability, yakni kemudahan mereparasi sebuah produk.
7) Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indra.
8) Persepsi Kualitas (Perceived quality), yaitu citra dan reputasi produk
serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
2.2.5 Iklan
Iklan merupakan suatu investasi ekonomis, dan bagi kebanyakanperusahaan
dan organisasi non profit, iklan merupakan sebuah investasi yang dianggap sangat
20
periklanan adalah setiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi yang dibayar
mengenai gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor yang teridentifikasi. Menurut Jorge
Reina Schement (2000) iklan merupakan bentuk komunikasi nonpersonal berbayar
yang disajikan dalam media massa secara kreatif untuk menyampaikan sifat-sifat
dasar dari berbagai produk, layanan, dan gagasan. Menurut David A. Aaker dalam
Fandy Tjiptono ( 2002:103 ) menyatakan bahwa iklan memegang peranan penting
dalam pemasaran karena iklan akan menyampaikan beberapa pesan diantaranya
adalah brand awareness (dikenal oleh masyarakat), strong brand association
(memiliki persepsi terhadap merek tertentu yang baik), perceived quality
(dipersepsikan konsumen untuk mengetahui produk tersebut bagian dari produk
berkualitas), dan brand loyality (memiliki pelanggan setia). Setiap perusahaan tidak
hanya membuat produk yang bagus, namun juga berinvestasi meningkatkan ekuitas
merek melalui periklanan, sehingga dengan adanya iklan konsumen akan menjadi
tahu tentang keunggukan suatu produk. Untuk memperkenalkan produknya biasanya
perusahaan menggunakanmedia iklan, diantaranya televisi.Televisi adalah media
yang banyak disukai oleh kalangan pengiklan nasional karena sangat mudah dilihat
dan kemampuan mendemonstrasikan suatu. Terlebih lagi, televisi menngunakan
warna, suara, gerakan, dan musik. Sehingga iklan tampak begitu hidup dan nyata.
Iklan visual dapat menancapkan kesan yang lebih dalam, sehingga para konsumen
begitu melihat produk akan segera teringat akan suatu merek tersebut (Jefkins, 1997).
Iklan yang dibintangi selebriti juga dapat meningkatkan nilai merek suatu produk
mengemukakan beberapa tujuan iklan yang biasanya diterapkan oleh para pemasar,
yaitu menciptakan kesadaran akan produk atau merek baru, menginformasikan
kepada konsumen tentang fitur dan manfaat dari suatu produk atau merek,
menciptakan suatu persepsi akan suatu produk maupun merek, menciptakan
preferensi akan suatu produk atau merek, dan membujuk konsumen untuk membeli
suatu produk atau merek tertentu.
2.2.5.1 Media Per iklanan
Dalam memilih media iklan, periklanan, pemasar harus mengetahui
kemampuan media-media iklan dalam mengantarkan pesan kepada konsumen yang di
tuju. Menurut kotler (2003) dalam Noviandra (2006) ada beberapa keunggulan dan
kelemahan media iklan yang ada di pasar, berikut penjelasannya :
1) Koran
media koran lebih fleksibel, relatif lebih dipercaya oleh khalayak dan
mempunyai jangkauan pasar lokal yang cukup baik. Namun
kelemahan dari media ini adalah masa hidupnya yang sangat pendek
dan kualitas produk/ kertas yang kurang baik (paling tidak jika
22
2) Televisi
media ini cukup menarik karena menggabungkan tayangan, suara dan
gerakan sehingga bagi konsumen media ini sangat menarik. Selain itu
konsumen cenderung memberikan perhatian yang cukup tinggi pada
tayangan televisi. Lebih jauh lagi, jangkauan tayangan televisi cukup
luas. Kelemahannnya adalah pemasar harus mengeluarkan biaya iklan
yang cukup tinggi.
3) Radio
media ini mempunyai jangkauan geografis dan demografis yang cukup
terseleksi sehingga memudahkan pemasar untuk menyasar segmen
yang dituju. Dari sisi biaya iklan, media ini menawarkan biaya yang
tidak terlalu tinggi. Namun demikian radio dipandang kurang menarik
sebagai suatu media iklan karena hanya engandalkan sisi audio saja
sehingga perhatian pendengar radio lebih rendah dibandingkan
perhatian penonton televisi.
4) Majalah
media ini juga mempunyai karakteristik jangkauan geografis dan
demografis yang sangat selektif. Selain itu juga mempunyai
kredibilitas yang cukup baik dan menawarkan citra yang baik juga.
iklan yang dipasang di majalahpun akan terlihat lebih menarik.
Dengan karakteristik terbit mingguan, 2 mingguan atau bulan bahkan
2-3 bulanan, menyebabkan waktu tunggu dan dead line majalah cukup
lama. Hal ini tentu akan menimbulkan masalah tersendiri bagi pemasar
yang ingin mengiklankan produk atau perusahaannya segera.
5) Media luar ruang, media ini menawarkan flesibilitas, biaya yang
murah, rendahnya tingkat persaingan dan yang sangat penting adalah
pengulangan paparan pesan yang sangat tinggi. Namun demikian
karena keterbatasan luasan ruang iklan dan keterbatasan kemampuan
orang dalam menyerap pesan secara cepat mengakibatkan munculnya
keterbatasan kreativitas dalam pembuatan iklan luar ruang.
Menurut Soemanagara (2008:117-123), iklan yang menarik memiliki
unsur-unsur sebagai berikut :
1. Sound efect dan Visual efect
Intensitas sebuah iklan atau promosi ditentukan oleh kemampuan iklan
dalam menggaet respon konsumen, efek visual yang kuat, kejelasan isi
pesan, kejelasan isi gambar, emosi, dan kredibilitas dari produk atau
24
2. Seksualitas terhadap daya tarik iklan
Seksualitas dalam iklan di media elektronik dan media cetak mampu
memberikan rangsangan yang tinggi dalam menarik perhatian
audience.
3. Maskot, figur profesi, dan penampilan tokoh masyarakat
Maskot merupakan simbolisasi terhadap sesuatu yang mampu
mempresentasikan suatu keinginan, hasrat, atau kebutuhan, dapat
dengan mudah mengaktifkan rangsangan kepada audience agar dapat
menyimpulkan arti dari simbolisasi secara sederhana atau umum.
4. Humor dalam advertising
Unsur humor merupakan daya tarik khusus yang akhir-akhir ini
banyak digunakan oleh pembuat iklan.
5. Simbolisasi warna dalam visual komunikasi
Dalam beberapa kasus, sebuah produk atau brand diasosiasikan ke
dalam warna spsifik dalam kerangka konotasi kesukaan individu atau
2.2.6 Ha rga
Bagi produsen, harga adalah nilai produk yang akan menjadi penerimaan
kalau produk terjual. Tetapi bagi konsumen, harga adalah biaya yang harus
dikeluarkan untuk mendapatkan produk (Simamora,2001:36). Harga adalah sejumlah
kompensasi (uang maupun barang, kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk
mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa (Fuad dkk,2000:129). Menurut
Alma (2004:169) harga adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang.
Penetapan harga jual berasal dari harga pokok barang tersebut. Sedangkan harga
pokok barang ditentukan oleh berapa besar biaya yang dikorbankan untuk
memperoleh atau membuat barang itu. Jadi harga adalah sebuah nilai dari suatu
produk yang ditawarkan oleh pembeli dan yang di rasakan oleh konsumen.
Pemasar harus berhati-hati dalam penetapan harga, karena sebagian
konsumen sangat sensitif terhadap harga. Menurut Byod et. All (2000) harga
mempengaruhi tingkat permintaan. Sebagian besar konsumen mencari produk
pengganti yang lebih murah, misalnya dengan beralih ke merek lain.
Menurut Basu Swastha dan Irawan (1990) harga adalah jumlah uang
(ditambahkan beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan
26
Indikator yang digunakan untuk variabel harga Stanton (1998) dan Sitinjak
dalam Wibowo (2012):
1. Keterjangkauan harga
2. Kesesuaian harga dengan manfaat yang diperoleh
3. Daya saing harga
2.2.7 Pengar uh kualita s pr oduk ter hada p keputusan pembelian
Menurut Kotler dalam Suryani (2008), salah satu faktor yang mempengaruhi
keputusan konsumen adalah stimuli pemasaran yaitu bauran pemasaran (produk,
harga, promosi & tempat/saluran distribusi). Kotler & Armstrong (2001:354)
mengemukakan beberapa atribut yang menyertai dan melengkapi produk
(karakteristik atribut produk) yaitu merek, kualitas produk, tingkatan produk, dan
klasifikasi produk.
Kualitas produk merupakan hal yang sangat penting dalam keputusan
pembelian konsumen. Salah satu tujuan dari pelaksanaan kualitas produk adalah
untuk mempengaruhi konsumen dalam menentukan pilihannya untuk menggunakan
produk buatannya sehingga memudahkan konsumen dalam pengambilan keputusan
pembelian. Pemahaman perilaku konsumen tentang kualitas dapat dijadikan dasar
2.2.8 Pengar uh Iklan Ter ha dap Keputusa n Pembelian
Perusahaan harus melakukan lebih dari membuat produk, mereka harus
memberi informasi kepada konsumen tentang manfaat produk mereka dan secara
cermat menempatkan produk itu ke dalam ingatan konsumen yaitu dengan cara
promosi, salah satu sarana yang diggunakan dalam kegiatan promosi adalah
periklanan (Kotler dan Armstrong,1992:138).
2.2.9 Pengar uh Har ga Ter hada p Keputusan Pembelian
Berdasarkan model perilaku konsumen yang di kemukakan oleh kotler dan
Armstrong dalam suryani (2008:10) stimuli pemasaran yang didalamnya termasuk
harga, memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Selain itu
melalui model pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh Schiffman dan Kanuk
dalam Suryani (2008:16) juga mengatakan bahwa harga merupakan bagian dari faktor
eksternal yang dilakukan oleh pemasar yang berpengaruh terhadap pengambilan
28
2.3 Kera ngka Konseptual
Gambar 2.4 : Kerangka konseptual
2.4 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
• Variabel kualitas produk, harga, dan iklan dapat membedakan perilaku
pembelian konsumen pada motor sport Honda atau Yamaha.
Kualitas Produk (X1)
Harga (X3) Iklan (X2)
Keputusan Pembelian
29 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Definisi Oper asional dan Pengukur a n Var iabel
3.1.1 Definisi Oper asional
Berikut definisi operasional dari variable yang digunakan dalam penelitian ini:
1. Kualitas Produk (X1)
Kualitas produk merupakan persepsi seseorang terhadap suatu produk.
Mengacu pada dimensi kualitas produk yang dinyatakan oleh Gravin
dalam Tjiptono (2008:93), yaitu kinerja (performance), fitur
(features), reliabilitas (reliability), kesesuaian dengan spesifikasi
(conformance to spesification), daya tahan (durability), kemudahan
perbaikan (Serviceability), estetika, persepsi kualitas, dan penelitian
yang dilakukan oleh Yusuf (2011), maka indikator yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
• Keiritan bahan bakar (X1.1)
• Pruduk tidak mudah rusak dan memiliki umur ekonomis yang
lama (X1.2)
• Daya tahan mesin yang tangguh (X1.3)
30
• Memiliki mesin yang responsif (X1.5)
2. Iklan (X2)
iklan merupakan daya tarik iklan yang mendorong konsumen untuk
melakukan pembelian. Indikator iklan dalam penelitian ini adalah
(Sumarno,2011) :
• Penggunaan model iklan (X2.1)
• Frekuensi iklan (X2.2)
• Desain iklan yang menarik (X2.3)
• Warna dan musik iklan yang menarik (X2.4)
3. Harga (X3)
Harga adalah sejumlah kompensasi (uang maupun barang, kalau
mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi
barang atau jasa (Fuad dkk,2000:129). Indikator yang digunakan untuk
variabel harga (Stanton:1998):
• Keterjangkauan harga (X3.1)
• Daya saing (X3.2)
4. Keputusan Pembelian (Y)
Variabel dependent dalam penelitian ini bertipe nominal (kategori),
yaitu :
• Kode 1 untuk pengguna sepeda motor Honda tipe motor sport.
• Kode 2 untuk pengguna sepeda motor Yamaha tipe motor sport.
3.1.2 Pengukur an Var iabel
Skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur variabel dalam penelitian
ini adalah skala interval dengan teknik pengskalaan menggunakan skala likert, yaitu
merupakan teknik mengukur sikap dimana subjek diminta untuk mengindikasikan
tingkat kesetejuan atau ketidaksetujuan mereka terhadap masing-masing
pernyataan.(Noor, 2011:129). Analisis ini dilakukan dengan cara meminta responden
untuk menyatakan tingkat kesetujuannya terhadap serangkaian pernyataan yang
diberikan dengan skala interval 1-5, dimana nilai :
- 1:Sangat tidak setuju
- 2:Tidak setuju
- 3:Netral
- 4:Setuju
32
3.2 Teknik Penentua n Sampel
a. Populasi
Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen sejenis tetapi dapat dibedakan
satu sama lain (Supranto:2000:21). Dalam penelitian, populasi digunakan
untuk menyebutkan seluruh elemen/anggota dari suatu wilayah yang menjadi
sasaran penelitian atau merupakan keseluruhan (universum) dari obyek
penelitian (Noor,2011:147). Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna
sepeda motor Honda dan pengguna sepeda motor Yamaha, jenis motor sport
di Surabaya. Dalam penelitian ini untuk pengguna motor sport Honda adalah
pengguna sepeda motor Honda Tiger dan Honda megapro. Sedangkan untuk
pengguna motor sport Yamaha adalah pengguna sepeda Yamaha motor
V-ixion dan Yamaha Scorpio-Z.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi (Supranto,2000:22). Bila populasi
besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut
(Sugiyono,2007:56). Dalam penelitian ini metode pengambilan sampel yang
digunakan adalah non probability sampling, yaitu teknik yang tidak member
dipilih menjadi sampel (Sugiyono,2007:60). Sedangkan teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Menurut Sugiyono(2007)
accidental sampling adalah teknik penentuan berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok
sebagai sumber data.
a. Penentuan Jumlah Sampel
Menurut Rao Purba (1996) jumlah sampel minimal ditentukan dengan
rumus :
(
)
22
4 Moe Z
n=
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
Z = Tingkat distribusi normal pada taraf signifikan
Moe = Margin Of Error Max, yaitu tingkat kesalahan dalam
pengambilan sampel yang masih dapat ditoleransi atau
yang diinginkan.
Dengan menggunakan Moe sebesar 10% dan tingkat distribusi normal
pada taraf signifikan sebesar 5%, maka jumlah sampel minimal yang dapat
34
Maka didapatkan jumlah minimal sampel sebesar 96,04 dan dibulatkan
menjadi 120 responden. Dari 120 responden tersebut, akan di bagi
menjadi dua, berdasarkan variabel dependent yang ada. Yaitu 50% untuk
konsumen yang membeli sepeda motor Honda tipe motor sport dan 50%
untuk konsumen yang membeli sepeda motor Yamaha tipe motor sport.
3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 J enis Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer. Data Primer Menurut Noor
(2011:137) data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, dalam
penelitian ini, data primer yang digunakan diperoleh dari wawancara dan penyebaran
angket / kuesioner.
3.3.2 Sumber Data
Dalam penelelitian ini sumber data yang dipergunakan berasal dari pengguna
sepeda motor Honda dan pengguna sepeda motor Yamaha jenis motor sport di
3.3.3 Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara :
1. Wawancara
yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab
secara terhadap responden untuk mengetahui pandapat mereka secara
langsung.
2. Kuesioner
yaitu cara pengumpulan data dengan jalan memberikan
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang dibagikan kepada para responden.
3.4 Teknik Ana lisis dan Pengujia n Hipotesis 3.4.1 Uji Realibitas dan Validitas
Menurut Purbayu dan Ashari (2005:247), ada dua uji kualitas data yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrumen
pengukur mengukur apa yang di ukur. Uji validitas yang digunakan
adalah validitas konstruk (construct validity) yang merujuk pada
sejauh mana uji dapat mengukur apa yang sebenarnya kita ukur. Uji
validitas diukur ditafsirkan dengan menggunakan Item to Total
Correlation, jika nilai r > 0,5 maka indikator nya valid, dan jika nilai r
36
2. Uji Reliabilitas
Tujuan dari reliabilitas adalah untuk mengetahui konsistensi atau
keteraturan hasil pengukuran suatu instrumen tersebut digunakan lagi
sebagai alat ukur suatu objek atau responden. Uji ini ditafsirkan
dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach. Jika nilai alpha
cukup tinggi (berkisar 0,05 – 0,06) dapat ditafsirkan satu hasil
pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau
lebih, dengan kata lain instrumen tersebut diandalkan (Augusty, 2002
: 193).
3.4.2 Teknik Ana lisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
diskriminan, yaitu metode untuk menentukan skor komposit yang dihitung
berdasarkan variabel-variabel yang melekat pada anggota sampel sehingga
berdasarkan skor komposit kita dapat mengelompokkan anggota sampel ke dalam
grup-grup tertentu.(Gudono, Ph.D)
1
w ,w2, dan w 3 = Bobot (weight) dari variabel X1, X2, dan X3
yang membentuk Z.
X1 = Kualitas produk
X2 = Iklan
X3 = Harga
Langkah analisis :
1. Memisahkan variabel dependent dan variabel independent.
2. Analysis Case Processing Summary, tabel yang menyatakan bahwa
responden (jumlah kasus atau baris SPSS) semuanya valid (sah) untuk
diproses. Dapat mengetahui data yang hilang (missing).
3. Group Statistics, tabel yang menunjukkan jumlah responden yang
mempunyai perilaku membeli sepeda motor Honda tipe sport dan yang
membeli sepeda motor Yamaha tipe sport.
4. Test of Equality Group Means, tabel yang menunjukkan apakah
terdapat perbedaan yang signifikan untuk dua grup diskriminan
38
5. Variabel Entered/Removed, tabel yang menyajikan dari tiga variabel
yang di analisis, variabel mana yang dapat dimasukkan dalam
persamaan diskriminan.
6. Variabel in The Analysis, tabel yang berisi rangkaian proses tahap
sebelumnya, mengenai pemilihan variabel satu per satu yang
dimasukkan ke dalam model.
7. Variabel Not in The Analysis, tabel ini berisi ‘kebalikan’ dari tabel
sebelumnya, yang memuat variabel yang dikeluarkan satu per satu dari
model.
8. Eigenvalues, interpretasi dari pengelompokkan variabel ke dalam satu
atau lebih faktor.
9. Wilk’s Lambda, mengindikasi perbedaan yang signifikan antara ke dua
grup dalam model diskriminan berdasarkan angka Chi-Square.
10. Standardized Canonical Discriminant Function Coefficient,
menentukan variabel mana yang akan masuk ke faktor mana, dasar
pemasukan variabel dilihat pada besar korelasi kanonikal, dengan
korelasi terbesar masuk ke faktor yang bersangkutan.
11. Structure Matrix, menunjukkan variabel yang paling membedakan
12. Function at Group Centroid, tabel ini mengelompokkan kedua grup
dalam function.
13. Casewise Statistics, tabel yang berisi rincian tiap kasus,
penempatannya dalam model diskriminan serta perbandingan apakah
penempatan (predicted) telah sesuai dengan kenyataan.
14. Classification Result, menunjukkan angka ketepatan prediksi dari
model diskriminan. Pada umumnya ketepatan di atas 50% di anggap
memadai atau valid.
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambar an Umum Per usahaan
4.1.1. Sejar ah AHM (Astr a Honda Motor
PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT Federal Motor,
yang sahamnya secara mayoritas dimiliki oleh PT Astra International. Saat itu, PT Federal Motor hanya merakit, sedangkan komponennya diimpor dari Jepang dalam bentuk CKD (completely knock down). Tipe sepeda motor yang pertama
kali di produksi Honda adalah tipe bisnis, S 90 Z bermesin 4 tak dengan kapasitas 90cc. Jumlah produksi pada tahun pertama selama satu tahun hanya
1500 unit, namun melonjak menjadi sekitar 30 ribu pada tahun dan terus berkembang hingga saat ini. Sepeda motor terus berkembang dan menjadi salah satu moda transportasi andalan di Indonesia. Kebijakan pemerintah dalam hal
lokalisasi komponen otomotif mendorong PT Federal Motor memproduksi berbagai komponen sepeda motor Hondatahun 2001 di dalam negeri melalui
beberapa anak perusahaan, diantaranya PT Honda Federal (1974) yang memproduksi komponen-komponen dasar sepeda motor Honda seperti rangka, roda, knalpot dan sebagainya, PT Showa Manufacturing Indonesia (1979) yang
Seiring dengan perkembangan kondisi ekonomi serta tumbuhnya pasar sepeda motor terjadi perubahan komposisi kepemilikan saham di pabrikan sepeda
motor Honda ini. Pada tahun 2000 PT Federal Motor dan beberapa anak perusahaan di merger menjadi satu dengan nama PT Astra Honda Motor, yang komposisi kepemilikan sahamnya menjadi 50% milik PT Astra International Tbk
dan 50% milik Honda Motor Co. Japan.
Saat ini PT Astra Honda Motor memiliki 3 fasilitas pabrik perakitan, pabrik
pertama berlokasi Sunter, Jakarta Utara yang juga berfungsi sebagai kantor pusat. Pabrik ke dua berlokasi di Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, serta pabrik ke 3 yang berlokasi di kawasan MM 2100 Cikarang Barat, Bekasi. Pabrik ke 3 ini
merupakan fasilitas pabrik perakitan terbaru yang mulai beroperasi sejak tahun 2005.
Dengan keseluruhan fasilitas ini PT Astra Honda Motor saat ini memiliki kapasitas produksi 4.2 juta unit sepeda motor per-tahunnya, untuk permintaan pasar sepeda motor di Indonesia yang terus meningkat. Salah satu puncak prestasi
yang berhasil diraih PT Astra Honda Motor adalah pencapaian produksi ke 35 juta pada tahun 2012. Prestasi ini merupakan prestasi pertama yang yang berhasil
diraih oleh industri sepeda motor di Indonesia bahkan untuk tingkat ASEAN. Guna menunjang kebutuhan serta kepuasan pelannggan sepeda motor Honda, saat PT Astra Honda Motor di dukung oleh 1.800 showroom penjualan,
3.600 layanan service atau bengkel AHASS (Astra Honda Authorized Service Station), serta 7.400 gerai suku cadang, yang siap melayani jutaan penggunaan
42
Industri sepeda motor saat ini merupakan suatu industri yang besar di Indonesia. Karyawan PT Astra Honda Motor saja saat ini berjumlah sekitar
18.000 orang, ditambah ratusan vendor dan supplier serta ribuan jaringan lainnya, yang kesemuanya ini memberikan dampak ekonomi berantai yang luar biasa. Keseluruhan rantai ekonomi tersebut diperkirakan dapat memberikan kesempatan
kerja kepada sekitar setengah juta orang. PT Astra Honda Motor akan terus berkarya menghasilkan sarana transportasi roda 2 yang menyenangkan, aman dan
ekonomis sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat Indonesia. 4.1.1.1 Visi dan Misi AHM
PT Astra Honda Motor, perusahaan yang menjalankan fungsi produksi,
penjualan dan pelayanan purna jual yang lengkap untuk kepuasan pelanggan dan memiliki:
Visi
To take a lead in Indonesian motorcycle market by making customers’ dream come true, creating joy to customers and contribute to Indonesia society.
Misi
Creating mobility solution to society with best products and services
4.1.2. Sejar ah Yamaha
Nama besar Yamaha tidak bisa dilepaskan dari penggagas sekaligus
tertingginya adalah menjadi presiden Nippon Gakki pada usia 38 tahun. Nippon Gakki inilah cikal bakal berdirinya Yamaha Motor Corporation.
Sulitnya kondisi di Jepang pada saat Genichi menjadi Presiden, menjadi tantangan terberat untuknya. Usai perang dunia ke-2 membuat Jepang menjadi sangat terpuruk secara keseluruhan. Parapegawai perusahaan berada pada situasi
sulit dengan jam kerja panjang serta upah minim. Namun seorang Genichi justru memiliki sebuah ambisi untuk keluar dari kondisi sulit tersebut. Tanggung
jawabnya sebagai pemimpin perusahaan membuatnya berpikir untuk mencoba memproduksi sepeda motor. Gagasan itu tercetus pada tahun 1953.
4.2. Deskr ipsi Hasil Penelitian
4.2.1. Penyebaran kuesioner
Kuesioner dalam penelitian ini di sebar di daerah surabaya.
4.2.2. Analisis Karakteristik Responden
Data mengenai karakteristik responden dapat diketahui melalui jawaban
44
a. Usia
Dari 120 responden dapat diketahui usia dari responden, sebagaimana
yang tercantum dalam tabel berikut :
Tabel 4.1 : Karakteristik responden berdasarkan usia
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui konsumen yang menggunakan jenis motor sport di dominasi oleh konsumen yang berusia antara 20
sampai dengan 30 tahun, yaitu sebanyak 79 responden.
b. Jenis Kelamin
Dari 120 responden dapat diketahui jenis kelamin dari responden,
sebagaimana yang tercantum dalam tabel berikut :
Tabel 4.2 : Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
NO Usia Jumlah Persentase (%)
1 20-30 79 65,8
2 >31 41 34,2
120 100%
NO Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1 Laki-Laki 118 98,3
2 Wanita 2 1,7
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui konsumen yang menggunakan jenis motor sport di dominasi oleh laki-laki yaitu sebanyak 118 responden,
sedangkan hanya 2 responden.
c. Pendidikan
Dari 120 responden dapat diketahui jenjang pendidikan dari responden, sebagaimana yang tercantum dalam tabel berikut :
Tabel 4.3 : Karakteristik responden berdasarkan jenjang pendidikan
No Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1 SD 17 14,2
2 SLTP 29 24,2
3 SLTA 51 42,5
4 S1 19 15,8
5 Lain-lain 4 3,3
120 100
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui konsumen yang menggunakan
46
d. Pekerjaan
Dari 120 responden dapat diketahui pekerjaan dari responden,
sebagaimana yang tercantum dalam tabel berikut :
Tabel 4.4 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
1 Swasta 32 26,7
2 PNS 29 24,2
3 Mahasiswa 53 44,2
4 Lain-lain 6 4,9
120 100
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui konsumen yang menggunakan
jenis motor sport di dominasi oleh mahasiswa sebanyak 53 responden .
4.2.3. Kualitas Produk (X1)
Kualitas produk merupakan persepsi seseorang terhadap suatu produk.
Mengacu pada dimensi kualitas produk yang dinyatakan oleh Gravin dalam Tjiptono (2008:93), yaitu kinerja (performance), fitur (features), reliabilitas (reliability), kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to spesification), daya
tahan (durability), kemudahan perbaikan (Serviceability), estetika, persepsi kualitas, dan penelitian yang dilakukan oleh Yusuf (2011), maka indikator yang
1. Keiritan bahan bakar (X1.1)
Distribusi frekuensi dari indikator X1.1, dapat dilihat pada gambar
berikut ini :
Gambar 4.1 : Distribusi Frekuensi X1.1
Jika dilihat dari gambar di atas tampak bahwa sebagian besar responden cenderung menjawab setuju yaitu sebanyak 57 orang (47,5%),
selanjutnya responden yang menjawab netral sebanyak 53 orang (44,17%), sedangkan responden yang cenderung menjawab tidak setuju
48
2. Produk tidak mudah rusak dan memiliki umur ekonomis yang lama (X1.2) Distribusi frekuensi dari indikator X1.2, dapat dilihat pada gambar
berikut ini :
Gambar 4.2 : Distribusi Frekuensi X1.2
Jika dilihat dari gambar di atas tampak bahwa sebagian besar responden cenderung menjawab setuju yaitu sebanyak 65 orang
(54,17%), selanjutnya responden yang menjawab netral sebanyak 52 orang (43.33%), sedangkan responden yang cenderung menjawab tidak
setuju sebanyak 3 orang (2.5%). Hal ini berarti responden membeli sepeda motor karena tidak mudah rusak.
3. Daya tahan mesin yang tangguh (X1.3)
Gambar 4.3 : Distribusi Frekuensi X1.3
Jika dilihat dari gambar di atas tampak bahwa sebagian besar
responden menjawab netral yaitu sebanyak 59 orang (49.17%), selanjutnya responden yang cenderung menjawab setuju sebanyak 52
orang (43.33%), sedangkan responden yang cenderung menjawab tidak setuju sebanyak 9 orang (7.5%). Hal ini berarti responden membeli sepeda motor tidak sepenuhnya karena memiliki mesin yang tangguh
dalam segala medan.
4. Penampilan produk yang menarik (X1.4)
50
Gambar 4.4 : Distribusi Frekuensi X1.4
Jika dilihat dari gambar di atas tampak bahwa sebagian besar
responden menjawab netral yaitu sebanyak 61 orang (50.83%), selanjutnya responden yang cenderung menjawab setuju sebanyak 50
orang (41.67%), sedangkan responden yang cenderung menjawab tidak setuju sebanyak 9 orang (7.5%). Hal ini berarti responden membeli sepeda motor tidak sepenuhnya karena model atau penampilan sepeda
motor menarik.
5. Memiliki mesin yang responsif (X1.5)
Gambar 4.5 : Distribusi Frekuensi X1.5
Jika dilihat dari gambar di atas tampak bahwa sebagian besar
responden menjawab netral yaitu sebanyak 56 orang (46.67%), selanjutnya responden yang cenderung menjawab setuju sebanyak 49
orang (40.83%), sedangkan responden yang cenderung menjawab tidak setuju sebanyak 1 orang (0.83%). Hal ini berarti responden membeli sepeda motor tidak sepenuhnya karena mesin yang responsif.
4.2.4. Iklan (X2)
Iklan merupakan daya tarik iklan yang mendorong konsumen untuk
melakukan pembelian. Indikator iklan dalam penelitian ini adalah (Sumarno, 2011) :
1. Penggunaan model iklan (X2.1)
52
Gambar 4.6 : Distribusi Frekuensi X2.1
Jika dilihat dari gambar di atas tampak bahwa sebagian besar
responden menjawab netral dan setuju yaitu sebanyak 51 orang (42.5%), sedangkan responden yang cenderung menjawab tidak setuju sebanyak
18 orang (15%). Hal ini berarti responden membeli sepeda motor karena model iklan yang digunakan menarik minat responden untuk membeli sepeda motor.
2. Frekuensi iklan (X2.2)
Distribusi frekuensi dari indikator X2.2, dapat dilihat pada gambar
Gambar 4.7 : Distribusi Frekuensi X2.2
Jika dilihat dari gambar di atas tampak bahwa sebagian besar
responden cenderung menjawab setuju yaitu sebanyak 54 orang (45%), selanjutnya responden menjawab netral sebanyak 46 orang (38.33%), sedangkan responden yang cenderung menjawab tidak setuju sebanyak
20 orang (16.67%). Hal ini berarti responden membeli sepeda motor karena iklan yang sering ditayangkan mengingatkan responden untuk
membeli sepeda motor.
3. Desain iklan yang menarik (X2.3)
Distribusi frekuensi dari indikator X2.3, dapat dilihat pada gambar
54
Gambar 4.8 : Distribusi Frekuensi X2.3
Jika dilihat dari gambar di atas tampak bahwa sebagian besar
responden cenderung menjawab setuju yaitu sebanyak 53 orang (44.17%), selanjutnya responden yang menjawab netral sebanyak 44
orang (36.67%), sedangkan responden yang cenderung menjawab tidak setuju sebanyak 23 orang (19.17%). Hal ini berarti responden membeli sepeda motor karena tayangan / gambar iklan menarik dan atraktif di
bandingkan iklan sepeda motor lain, sehingga menarik perhatian responden untuk membelinya.
4. Warna dan musik iklan yang menarik (X2.4)
Gambar 4.9 : Distribusi Frekuensi X2.4
Jika dilihat dari gambar di atas tampak bahwa sebagian besar responden cenderung menjawab setuju yaitu sebanyak 57 orang (47.5%), selanjutnya responden yang menjawab netral sebanyak 46 orang
(38.33%), sedangkan responden yang cenderung menjawab tidak setuju sebanyak 17 orang (14.17%). Hal ini berarti responden membeli sepeda
motor karena musik pengiring iklan berkesan bagi responden sehingga membuat responden tertarik untuk membeli.
4.2.5. Harga (X3)
Harga adalah sejumlah kompensasi (uang maupun barang, kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa (Fuad
dkk,2000:129). Indikator yang digunakan untuk variabel harga (Stanton:1998) :
56
1. Keterjangkauan harga (X3.1)
Distribusi frekuensi dari indikator X3.1, dapat dilihat pada gambar
berikut ini :
Gambar 4.10 : Distribusi Frekuensi X3.1
Jika dilihat dari gambar di atas tampak bahwa sebagian besar responden menjawab netral yaitu sebanyak 58 orang (48.33%),
selanjutnya responden yang cenderung menjawab setuju sebanyak 55 orang (45.83%), sedangkan responden yang cenderung menjawab tidak setuju sebanyak 7 orang (5.83%). Hal ini berarti responden membeli
sepeda motor karena harga yang ditawarkan lebih sesuai dengan kemampuan atau daya beli masyarakat termasuk responden.