• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis keberhasilan praktik Corporate Social Responsibility (CSR) serta keterkaitannya dengan perkembangan CSR Index dan kinerja lingkungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis keberhasilan praktik Corporate Social Responsibility (CSR) serta keterkaitannya dengan perkembangan CSR Index dan kinerja lingkungan"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEBERHASILAN PRAKTIK CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) SERTA KETERKAITANNYA DENGAN

PERKEMBANGAN CSR INDEX DAN KINERJA LINGKUNGAN (Studi Kasus Pada PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.,

Kompleks Pabrik Palimanan, Kabupaten Cirebon)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Yulius Somali

NIM : 132114163

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

ANALISIS KEBERHASILAN PRAKTIK CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) SERTA KETERKAITANNYA DENGAN

PERKEMBANGAN CSR INDEX DAN KINERJA LINGKUNGAN (Studi Kasus Pada PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.,

Kompleks Pabrik Palimanan, Kabupaten Cirebon)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Yulius Somali

NIM : 132114163

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Our greatest glory is not in never falling, but in getting up every time we do.

(Confucius)

Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

(Kolose 3:23)

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:

 Tuhan Yesus yang selalu menuntun dan menyertai setiap detik waktu dihidupku.

(6)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

ANALISIS KEBERHASILAN PRAKTIK CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) SERTA KETERKAITANNYA DENGAN

PERKEMBANGAN CSR INDEX DAN KINERJA LINGKUNGAN (Studi Kasus Pada PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.,

Kompleks Pabrik Palimanan, Kabupaten Cirebon)

dan diajukan untuk diuji pada tanggal 11 April 2017, adalah hasil karya saya.

Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Mei 2017 Yang membuat pernyataan,

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Yulius Somali

Nomor Induk Mahasiswa (NIM) : 132114163

Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS KEBERHASILAN PRAKTIK CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) SERTA KETERKAITANNYA DENGAN

PERKEMBANGAN CSR INDEX DAN KINERJA LINGKUNGAN (Studi Kasus Pada PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.,

Kompleks Pabrik Palimanan, Kabupaten Cirebon)

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan seharusnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 31 Mei 2017

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian dan penulisan skripsi ini dengan judul ANALISIS KEBERHASILAN PRAKTIK CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) SERTA KETERKAITANNYA DENGAN PERKEMBANGAN CSR INDEX DAN KINERJA LINGKUNGAN (Studi Kasus Pada PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk., Kompleks Pabrik Palimanan, Kabupaten Cirebon). Penulisan

ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat penyelesaian studi pada Program

Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan, dan

arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

yang tak terhingga kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan

mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. A. Yudi Yuniarto, SE., M.B.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi yang telah

mendukung dalam penulisan skripsi ini.

3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA, selaku Ketua Program Studi

Akuntansi yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini.

4. Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto M.Si., Akt., selaku dosen pendamping akademik

(9)

viii

5. Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA, selaku dosen pembimbing yang

telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma atas ilmu

dan bantuan yang bermanfaat selama penulis belajar.

7. Keluarga tercinta: Ibu Indraningsih Sanawi yang telah berusaha memenuhi

kebutuhan pendidikan penulis, membimbing penulis dengan sabar dan penuh

kasih sayang, serta mendoakan penulis sepanjang hidupnya.

8. Yiuliani Octariana, Lukas Listyanto, Giyanaryoga Puguh Sanyoto Putro, dan

Daniel Herta yang selalu membantu dan memberi motivasi kepada penulis.

9. Teman-teman akuntansi kelas D tahun angkatan 2013.

10.Teman-teman kos “Sharon House United” yang susah dan senang bersama

penulis dalam satu atap yang sama.

11.Teman-teman seperjuangan kelas MPAT, bersama-sama penulis dari menyusun

proposal penelitian, hingga selesai: Siska, Nia, Bang Leo, Martinus, Ocha,

Lauren, Age, Dhita, Krishna, Ristyo, Bayu, Sevi, dan Eva.

12.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 31 Mei 2017

(10)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi

HALAMAN DAFTAR GRAFIK ... xii

ABSTRAK ... xiii

ABSTRACT ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

A. Teori Pendukung ... 11

1. Corporate Responsibility/Tanggungjawab Perusahaan ... 11

2. Corporate Social Responsibility (CSR) ... 11

3. Praktik CSR: Konteks Indonesia... 13

4. Produk Hukum yang Mengatur CSR ... 14

5. Pelaporan Program CSR ... 15

6. Indikator Kinerja ... 16

7. Kinerja Lingkungan ... 17

8. Stakeholder Theory ... 19

9. Hubungan Antara Keberhasilan Penerapan Program CSR dengan Kinerja Lingkungan ... 21

B. Hasil Penelitian Terdahulu yang Mengambil Kasus PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. Jenis Penelitian ... 24

B. Subjek Penelitian ... 24

C. Objek Penelitian ... 25

D. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

1. Tempat Penelitian ... 25

2. Waktu Penelitian ... 25

E. Teknik Pengambilan Sampel ... 25

(11)

x

1. Kuesioner ... 25

2. Wawancara ... 26

3. Dokumentasi ... 26

G. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 27

1. Keberhasilan Praktik CSR ... 27

2. Corporate Social Responsibility (CSR) Index ... 27

3. Kinerja Lingkungan ... 28

H. Teknik Analisis Data ... 28

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ... 33

A. Sejarah Perusahaan ... 33

B. Bidang Usaha ... 36

C. Visi dan Misi Perusahaan ... 37

D. Struktur Organisasi ... 38

E. Tinjauan Sekilas Tentang Perusahaan... 39

1. Proses Produksi ... 39

2. Penjualan dan Pemasaran ... 42

3. Distribusi dan Logistik ... 43

4. Pencapaian Penghargaan ... 43

F. Visi dan Misi Program Corporate Social Responsibility (CSR) ... 47

G. Target Renstra CSR Tahun Periode 2012-2015 ... 47

1. Tahun 2012 ... 47

2. Tahun 2013 ... 47

3. Tahun 2014 ... 48

4. Tahun 2015 ... 48

H. Pelaksanaan Program Corporate Social Responsibility (CSR) ... 48

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Deskripsi Data ... 50

B. Analisis Data ... 53

C. Hasil Penelitian dan Interpretasi ... 70

BAB VI PENUTUP ... 72

A. Kesimpulan ... 72

B. Keterbatasan Penelitian ... 73

C. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kriteria Peringkat PROPER ... 18

Tabel 2. Bidang Usaha ... 37

Tabel 3. Pembagian Divisi Usaha ... 39

Tabel 4. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 50

Tabel 5. Data Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 51

Tabel 6. Data Responden Berdasarkan Pendidikan ... 52

Tabel 7. Jawaban Responden Mengenai Keterlibatan dalam Bidang Program CSR ... 52

Tabel 8. Hasil Uji Validitas Instrumen Pertanyaan Kuesioner ... 54

Tabel 9. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pertanyaan Kuesioner ... 55

Tabel 10. Kategori Kepuasaan Masyarakat Desa Binaan Terhadap Penerapan Program CSR ... 55

Tabel 11. Uji Skor Kuesioner Pendapat Masyarakat Desa Binaan terhadap Penerapan Program CSR PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. ... 56

Tabel 12. Program CSR Unggulan PT. Indocement Tahun 2015 ... 61

Tabel 13. Data Display Hasil Wawancara dengan Pihak Internal Pelaksana Program CSR ... 62

(13)

xii

DAFTAR GRAFIK

(14)

xiii ABSTRAK

ANALISIS KEBERHASILAN PRAKTIK CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) SERTA KETERKAITANNYA DENGAN

PERKEMBANGAN CSR INDEX DAN KINERJA LINGKUNGAN (Studi Kasus Pada PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.,

Kompleks Pabrik Palimanan, Kabupaten Cirebon)

Yulius Somali NIM : 132114163 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2017

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., Kompleks Pabrik Palimanan, Kabupaten Cirebon menurut pendapat masyarakat desa binaan dan pendapat pihak internal pelaksana program CSR. Penelitian ini juga menganalisis hubungan keberhasilan penerapan program CSR dengan perkembangan CSR index dan kinerja lingkungan.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan menggunakan pendekatan penelitian kombinasi (mixed methods). Data diperoleh melalui dokumentasi, wawancara, dan kuesioner. Teknik analisis data adalah desain sequential explanatory/urutan pembuktian.

Hasil penelitian ini menunjukkan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., Kompleks Pabrik Palimanan, Kabupaten Cirebon berhasil menerapkan program CSR. Hal ini ditandai dengan kesesuaian antara program CSR yang dijalankan oleh perusahaan dengan kebutuhan yang diharapkan oleh masyarakat desa binaan. Penerapan program CSR dengan perkembangan CSR index mengalami peningkatan tren, sedangkan penerapan program CSR dengan proper (kinerja lingkungan) mengalami penurunan tren.

(15)

xiv ABSTRACT

THE ANALYSIS BETWEEN THE SUCCESS OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PROGRAM AND ITS RELATIONSHIP WITH CSR

INDEX’S GROWTH AND ENVIRONMENTAL PERF ORMANCE (Case Study in PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., Palimanan F actory,

Cirebon District)

Yulius Somali NIM : 132114163 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2017

This research aims to analyze the implementation of Corporate Social Responsibility (CSR) conducted by PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., Palimanan Factory, Cirebon District according to the community and employees’ opinion. This research also analyze the relationship between the success of Corporate Social Responsibility (CSR) program with CSR index’s growth and environmental performance.

This is a case study research using combination of research approaches (mixed methods). Data was obtained through documentation, interview, and questionnaire. The data was analyzed by sequential explanatory design/verification sequence.

The result showed that PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., Palimanan Factory, Cirebon District implement CSR program successfully. This was indicated by the conformity between CSR program run by the company with the expected needs of the community. The implementation of CSR program through CSR Index’s growth showed an increased trend, while the implementation of CSR Program by proper (environmental performance) indicated a decreased trend.

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan praktik industri yang semakin pesat berdampak secara langsung

pada kehidupan masyarakat luas. Pembangunan dan perluasan usaha secara

besar-besaran dalam praktik industri, bertujuan untuk memaksimalkan laba dan

meningkatkan nilai bagi pemegang saham (shareholder), tetapi tanpa

memedulikan permasalahan lingkungan hidup di sekitarnya. Permasalahan

lingkungan hidup yang ditimbulkan oleh penerapan praktik industri yang

menyimpang, seperti perubahan iklim global, penipisan lapisan ozon, hujan

asam, limbah bahan berbahaya dan beracun serta degradasi keanekaragaman

hayati. Masyarakat dan dunia internasional telah menyatakan pertentangan dan

menuntut adanya tanggungjawab sosial dan lingkungan yang dilakukan oleh

masing-masing perusahaan dalam menjalankan praktik industri.

Pengungkapan tanggungjawab sosial dan lingkungan yang dilakukan

perusahaan sejalan dengan prinsip Corporate Social Responsibility (CSR). Menurut Komisi Brundtland (1987), prinsip ini menekankan bahwa perusahaan

harus menjunjung tinggi prinsip akuntabilitas, utamanya yang terkait dengan

dampak terhadap masyarakat dan lingkungan. Dalam upaya melakukan CSR,

perusahaan akan memerlukan biaya yang harus dikeluarkan, sehingga banyak

perusahaan yang menolak praktik CSR dalam wujud apapun. Hal ini

(17)

sosial yang tidak mendatangkan keuntungan bagi perusahaan yang

menjalankannya.

Menurut Siwar dan Haslina (2008), strategi tanggungjawab perusahaan

ialah mencapai sustainability dalam hal pelaksanaan program CSR, sehingga perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan dalam

setiap praktik bisnis yang dijalankan. Dengan melakukan aktivitas CSR,

perusahaan memiliki strategi taktis dalam meredam kritik sosial masyarakat

sekaligus berdampak pada citra perusahaan yang semakin baik, sehingga

loyalitas konsumen dan para stakeholder makin tinggi. Pendapat ini juga didukung oleh pendapat menurut Rahmawati (2012), seiring meningkatnya

loyalitas konsumen dan para stakeholder dalam waktu lama, maka penjualan perusahaan akan semakin membaik, dan pada akhirnya dengan pelaksanaan

CSR diharapkan tingkat profitabilitas perusahaan juga meningkat. Selain itu,

Clark (2000), menyimpulkan bahwa hubungan masyarakat dengan komunikasi

yang efektif dan manajemen hubungan dalam penerapan tanggungjawab sosial

perusahaan (CSR) mempengaruhi reputasi perusahaan. CSR menjadi alat yang

efektif dalam menciptakan kehidupan masyarakat yang demokratis, dengan

cara menjalankan perusahaan dengan bertanggungjawab secara sosial dan

lingkungan, hal ini menciptakan etos bisnis yang berkelanjutan.

Menurut Lesmana (2007), program CSR dapat menjadi berkelanjutan

apabila program CSR yang direncanakan oleh perusahaan merupakan

komitmen bersama dari segenap unsur yang ada di dalam perusahaan. Tanpa

(18)

perusahaan, khususnya CSR Departement sebagai pelaku utama yang menentukan keberhasilan program CSR, maka program CSR tersebut hanya

menjadi utopia belaka. Oleh karena itu, dibutuhkan peran serta seluruh pihak

perusahaan secara intensif, dalam menciptakan nilai yang memiliki arti besar

bagi perusahaan, khususnya dalam upaya meningkatkan nilai bagi pemegang

saham (shareholder).

Untuk menilai kinerja lingkungan, semakin baik aktivitas lingkungan yang

dilakukan oleh perusahaan akan menyebabkan peningkatan kepercayaan di

mata stakeholder dan berpengaruh pula pada peningkatan laba perusahaan yang tercermin dari laporan keuangan, sebagai akibat terjadinya peningkatan

penjualan produk lebih besar dari biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk

menjalankan program CSR. Kinerja lingkungan perusahaan dapat dinilai

dengan melihat peringkat warna yang didapat oleh perusahaan melalui Program

Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) yang diselenggarakan oleh

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). Kinerja lingkungan yang dinilai

melalui PROPER memberikan pengaruh terhadap pengungkapan CSR.

Pengungkapan CSR yang baik akan berdampak pada semakin meningkatnya

kepercayaan publik akan tanggungjawab lingkungan dan sosial yang telah

(19)

Menurut Al-Tuwaijri, et al. (2003) dan Suratno, et al. (2006), menunjukkan bahwa kinerja lingkungan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap

pengungkapan CSR.

Kegiatan pertambangan dan relokasi penduduk sekitar praktik industri PT.

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., Kompleks Pabrik Palimanan, Kabupaten

Cirebon yang tidak sesuai dengan kesepakatan bersama, dapat mengakibatkan

perselisihan antara perusahaan dengan penduduk lokal. Oleh karena itu,

perusahaan berupaya dalam mencegah terjadinya peluang perselisihan dengan

menerapkan program CSR yang disusun berbasis ISO 26000 (2010) Social

Responsibility untuk berkontribusi pada MDGs dengan tujuan membangun masyarakat mandiri secara sosial maupun ekonomi.

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Utomo (2010) dan

Permana (2014), peneliti terdahulu hanya mengutamakan pada pemahaman

mengenai jenis program CSR, dampak program CSR PT. Indocement, serta

faktor-faktor yang mempengaruhi proses pelaksanaan program CSR terhadap

masyarakat lokal. Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti saat ini,

memiliki perbedaan dengan penelitian Utomo (2010) dan Permana (2014),

dikarenakan adanya beberapa faktor pembeda, seperti faktor psikologis

masyarakat penerima program CSR, kondisi geografis, dan letak lokasi

(20)

Kondisi psikologis masyarakat penerima program CSR PT. Indocement di

Kabupaten Cirebon berbeda dengan daerah lainnya, terutama karakteristik

masyarakat desa binaan dalam hal pemanfaatan peluang usaha yang belum

optimal, dikarenakan minimnya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki

oleh warga desa binaan dalam menangkap peluang yang tersedia di alam, serta

minimnya kreativitas masyarakat desa binaan dalam mengolah keterampilan

menjadi sumber pendapatan bagi warga desa binaan PT. Indocement. Faktor

pembeda lainnya yang membedakan dengan penelitian sebelumnya ialah

kondisi geografis. Kondisi geografis PT. Indocement di Kabupaten Cirebon

memiliki keunggulan, karena berada dekat dengan perbukitan kapur yang

menjadi sumber bahan baku utama dalam menghasilkan produk semen, selain

itu proses pengambilan dan pengolahan bahan baku dapat dilakukan dalam satu

kawasan PT. Indocement, Kompleks Pabrik Palimanan, Kabupaten Cirebon,

sehingga berdampak pula pada efisiensi penggunaan biaya yang harus

dikeluarkan oleh PT. Indocement dalam memperoleh bahan baku. Letak lokasi

PT. Indocement yang berada di jalur Pantai Utara (PANTURA) menjadi faktor

pembeda sekaligus keunggulan dibandingkan dengan lokasi penelitian

terdahulu, hal ini mengakibatkan akses pendistribusian/penyaluran produk jadi

berupa semen mudah dilakukan. Hal ini berpengaruh pada tingkat perputaran

omzet penjualan yang cepat, tercermin pada peningkatan laba/profit PT.

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. di laporan tahunan yang terdaftar di Bursa

(21)

PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., Kompleks Pabrik Palimanan,

Kabupaten Cirebon memperoleh peringkat emas dalam Program Penilaian

Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup

(PROPER) yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun

2012. Penghargaan yang didapatkan oleh PT. Indocement tersebut merupakan

bentuk pengakuan pemerintah atas keberhasilannya dalam mengelola

lingkungan sekitar perusahaan, baik alam maupun sosial. Hal ini yang menjadi

faktor pembeda utama yang membedakan dengan lokasi penelitian sebelumnya.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, faktor-faktor pembeda lokasi

penelitian, serta hasil pertemuan peneliti dengan pihak perusahaan, khususnya

divisi CSR Section PT. Indocement Tunggal Prakarsa, peneliti tertarik untuk mengetahui dan menganalisis penerapan program CSR yang dilakukan

perusahaan berdasarkan pendapat masyarakat desa binaan dan hubungan tren

perkembangan CSR Index dengan kinerja lingkungan di PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., Kompleks Pabrik Palimanan, Kabupaten Cirebon, serta

untuk memberikan saran bagi perusahaan dalam menilai keefektifan program

CSR yang telah dilakukan selama ini dengan peningkatan penjualan produk di

pasar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

(22)

Pabrik Palimanan, Kabupaten Cirebon menurut pendapat masyarakat desa

binaan?

2. Apakah PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., Kompleks Pabrik

Palimanan, Kabupaten Cirebon berhasil menerapkan program Corporate

Social Responsibility (CSR)?

3. Apakah ada keterkaitan antara keberhasilan praktik Corporate Social

Responsibility (CSR) dengan perkembangan CSR Index dan kinerja lingkungan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., Kompleks Pabrik

Palimanan, Kabupaten Cirebon?

C. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

Penelitian terbatas pada pelaksanaan program CSR PT. Indocement Tunggal

Prakarsa Tbk., Kompleks Pabrik Palimanan, Kabupaten Cirebon dari tahun

(23)

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Penerapan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan

oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., Kompleks Pabrik Palimanan,

Kabupaten Cirebon menurut pendapat masyarakat desa binaan.

2. Keberhasilan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., Kompleks Pabrik

Palimanan, Kabupaten Cirebon dalam menerapkan program Corporate

Social Responsibility (CSR).

3. Keterkaitan antara keberhasilan praktik Corporate Social Responsibility

(CSR) dengan perkembangan CSR Index dan kinerja lingkungan PT.

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., Kompleks Pabrik Palimanan,

Kabupaten Cirebon.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi bidang akuntansi, hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi

pada perkembangan ilmu bidang akuntansi dan penelitian ini dapat

dijadikan sebagai bahan refrensi bagi peneliti selanjutnya yang terkait

dengan kinerja lingkungan, kinerja finansial, dan praktik CSR.

2. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan

perusahaan dalam menetapkan program CSR sebagai pertanggungjawaban

(24)

3. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam

pembuatan kebijakan yang terkait dengan tanggungjawab sosial perusahaan

yang terkait dengan kinerja lingkungan.

4. Bagi masyarakat, akan memberikan stimulus secara proaktif sebagai

pengontrol perilaku-perilaku perusahaan.

F. Sistematika Penulisan

Penelitian ini disusun dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan teori-teori pendukung dan hasil

penelitian terdahulu sebagai acuan penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menggunakan jenis penelitian, objek penelitian,

teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data,

variabel penelitian dan teknik analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Bab ini memberikan gambaran mengenai data yang

digunakan dalam penelitian, cara penelitian menentukkan

sampel, serta gambaran statistik deskriptif dari sampel

(25)

BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang pengujian yang dilakukan,

analisa terhadap data, dan temuan kasus yang diperoleh di

lapangan.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan hasil uji dan analisa data yang

dilakukan pada bab sebelumnya, dan keterbatasan pada saat

proses penelitian.

Dari kesimpulan dan keterbatasan penelitian, penulis

memberikan saran-saran bagi pihak yang berkepentingan

(26)

11 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Pendukung

1. Corporate Responsibility/Tanggungjawab Perusahaan

Menurut Post (2002: 69), secara simultan perusahaan akan menjalankan tiga

jenis tanggungjawab yang berbeda-beda kepada pemangku kepentingan,

dimana ketiga jenis tanggungjawab tersebut harus dijalankan secara

seimbang. Ketiga jenis tanggungjawab tersebut mencakup economic

responsibility, legal responsibility, dan social responsibility.

2. Corporate Social Responsibility (CSR)

Kotler dan Lee (2005) memberikan rumusan corporate social responsibility

is a commitment to improve community well being through discretionary business practices and contribution of corporate resourced. Dalam definisi tersebut, Kotler dan Lee memberikan penekanan pada kata discretionary

yang berarti kegiatan CSR semata-mata merupakan komitmen perusahaan

secara sukarela untuk turut meningkatkan kesejahteraan komunitas dan

bukan aktivitas bisnis yang diwajibkan oleh hukum dan

perundang-undangan, seperti kewajiban untuk membayar pajak.

Robbins dan Coulter (2003: 123) menggambarkan perkembangan

CSR dalam sebuah kontinum adopsi pelaksanaan CSR perusahaan kepada

(27)

cakupan semakin luas (dilihat dari cakupan konstituen yang dilayani oleh

perusahaan), maka semakin besar pula CSR yang harus dilakukan.

Tahap-tahap adopsi CSR:

a. Tahap awal, CSR lebih tertuju kepada pemilik perusahaan dan manajer.

Pemimpin perusahaan akan mengedepankan kepentingan pemegang

saham melalui berbagai upaya untuk menggunakan sumber daya

perusahaan seefisien mungkin dan melakukan maksimalisasi laba.

b. Tahap kedua, perusahaan mulai mengembangkan CSR kepada

karyawan. Manajer perusahaan tidak hanya memerhatikan

maksimalisasi laba, tetapi mulai memberikan perhatian yang besar

kepada sumber daya manusia.

c. Tahap ketiga, perusahaan mengembangkan CSR kepada para konstituen

dalam suatu lingkungan yang spesifik, biasanya masyarakat setempat

yang terkena dampak secara langsung oleh operasional perusahaan.

d. Tahap keempat, perusahaan tidak hanya mengembangkan CSR kepada

masyarakat setempat, melainkan mencakup pula masyarakat luas.

Di Indonesia, pengungkapan CSR telah diatur oleh Ikatan Akuntansi

Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

No.1 (revisi 2009) paragraf 12, secara implisit menyarankan untuk

mengungkapkan tanggungjawab sosial, sebagai berikut:

(28)

added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peran penting dan bagi industri yang menganggap karyawan sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting. Laporan tambahan tersebut diluar lingkup Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2009).

Pernyataan PSAK di atas menunjukkan suatu aturan yang mendasari

perusahaan untuk tidak peduli terhadap masalah-masalah sosial yang

dapat diungkapkan melalui pengungkapan tanggungjawab sosial

perusahaan.

3. Praktik CSR: Konteks Indonesia

Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) untuk konteks Indonesia (terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan CSR untuk

kategori discretionary responsibilities) dapat dilihat dari dua perspektif yang berbeda. Pertama, pelaksanaan CSR merupakan praktik bisnis secara

sukarela (discretionary business practice) artinya pelaksanaan CSR lebih

banyak berasal dari inisiatif perusahaan dan bukan merupakan aktivitas

yang dituntut untuk dilakukan perusahaan oleh peraturan

perudang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia. Kedua, pelaksanaan CSR

bukan lagi merupakan dicretionary business practice, melainkan pelaksanaannya sudah diatur oleh undang-undang.

Kategori praktik CSR oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia

terdiri dari:

(29)

perusahaan multinasional dan pelaksanaan CSR oleh perusahaan

domestik.

b. Pelaksanaan CSR secara mandatory oleh perusahaan besar

Aktivitas CSR sebagai mandatory di Indonesia masih dapat dibagi di dalam dua kategori, yaitu pelaksanaan CSR oleh BUMN dan

pelaksanaan CSR oleh perusahaan yang mengolah atau terkait dengan

sumber daya alam.

c. Pelaksanaan CSR secara voluntary perusahaan kecil dan menengah

Sebagai warga negara, para pelaku usaha yang tergolong pengusaha

kecil dan menengah harus tunduk kepada peraturan

perundang-undangan yang diberlakukan di Indonesia.

d. Pelaksanaan CSR secara mandatory perusahaan kecil dan menengah Perusahaan kecil dan menengah yang melakukan kegiatan usaha di

bidang sumber daya alam dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam,

seperti perusahaan yang melakukan penggalian pasir atau penambangan

batu kapur, berkewajiban untuk melaksanakan program CSR.

4. Produk Hukum yang Mengatur CSR

Di Indonesia, CSR diatur dalam ketentuan Undang-Undang No. 40 Tahun

2007 tentang Perseroan Terbatas, khususnya dalam pasal 1 ayat 3 (UUPT),

yaitu

(30)

Peraturan perundang-undangan ini menjelaskan secara mendalam mengenai

tanggungjawab sosial dan lingkungan yang harus dilakukan oleh

perusahaan sebagai akibat praktik bisnis yang telah dilakukan.

Peraturan mengikat Perseroan Terbatas (PT) yang operasionalnya

terkait Sumber Daya Alam (SDA), yaitu Undang-Undang Perseroan

Terbatas Nomor 40 Tahun 2007, dalam pasal 74 disebutkan:

(1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam, wajib melaksanakan tanggungjawab sosial dan lingkungan, (2) tanggungjawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud ayat (1) merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

Peraturan pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Tanggungjawab

Sosial dan Lingkungan, melaksanakan ketentuan pasal 74 Undang-Undang

Nomor 40 Tahun 2007.

Menurut Untung (2014), latar belakang dimaksudkan dalam

ketentuan ini adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban sosial perseroan

terhadap lingkungan. Ketentuan ini tidak bersifat menyeluruh, tetapi

memiliki batasan dan keadaan-keadaan tertentu yang menjadi peraturan

pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

5. Pelaporan Program CSR

Aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan akan memiliki berbagai dampak

terhadap lingkungan internal maupun lingkungan eksternal perusahaan.

Perusahaan dituntut untuk mengelola dampak kegiatan perusahaan agar

(31)

development). Pembangunan berkelanjutan tersebut akan dapat diraih apabila perusahaan melakukan pengelolaan dampak operasi pada tiga

tataran dampak, yaitu ekonomi/finansial, lingkungan dan sosial.

Dampak ekonomi/finansial dari operasi perusahaan dapat dikaji

menggunakan tiga aspek penilaian, yaitu kinerja ekonomi, market presence,

dan indirect economic impact. Dampak lingkungan dari operasi perusahaan dapat dikaji dengan menggunakan sembilan aspek penilaian menurut GRI,

yaitu aspek bahan baku, aspek energi, aspek air, aspek keanekaragaman

hayati, aspek emisi/effluents/limbah, aspek produk/jasa, aspek kepatuhan terhadap ketentuan hukum yang berlaku di bidang lingkungan hidup, aspek

transpor, dan aspek lingkungan menyeluruh. Aspek penilaian yang

ditetapkan oleh GRI pada dampak sosial akibat operasi perusahaan, antara

lain: hak asasi manusia, tenaga kerja, masyarakat, dan product

responsibilities.

6. Indikator Kinerja (Performance Indicator)

Anggraini (2006) mengatakan bahwa Corporate Social Responsibility

terbagi menjadi 3 kategori, yaitu kinerja ekonomi, kinerja lingkungan, dan

kinerja sosial. Daftar pengungkapan sosial yang berdasarkan standar Global

Reporting Initiative (GRI) pernah digunakan oleh Dahli dan Siregar (2008), penelitian tersebut menggunakan 6 indikator dalam melakukan

pengungkapan keberhasilan program CSR, yaitu:

(32)

c. Indikator kinerja tenaga kerja (labor practices performance indicator) d. Indikator kinerja hak asasi manusia (human rights performance

indicator)

e. Indikator kinerja sosial (social performance indicator)

f. Indikator kinerja produk (product responsibility performance indicator)

7. Kinerja Lingkungan (Environmental Performance)

Suratno et al. (2006) berpendapat bahwa kinerja lingkungan adalah kinerja perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik (green). Untuk

mengukur kinerja lingkungan suatu perusahaan, pemerintah melalui

Kementerian Lingkungan Hidup membentuk suatu platform yang dipakai

untuk menilai kepatutan praktik industri terhadap lingkungan hidup dan

masyarakat melalui program pemeringkatan yang bernama Program

Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) (Reliantoro, 2012).

Pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan yang termasuk dalam

kategori kinerja lingkungan, meliputi aspek lingkungan dari proses

produksi, termasuk pengendalian polusi dalam menjalankan operasi bisnis,

pencegahan dan perbaikan kerusakan lingkungan akibat pemrosesan

sumber daya alam, serta pengungkapan aktivitas lingkungan hidup lainnya

(Sembiring, 2005).

Dasar hukum pelaksanaan PROPER adalah keputusan Menteri

Negara Lingkungan Hidup Nomor 127 Tahun 2002 tentang Program

Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan

(33)

sehingga perusahaan yang dinilai akan memperoleh insentif maupun

disinsentif reputasi, tergantung kepada tingkat ketaatannya (Rakhiemah dan

Agustia, 2009)

Penggunaan warna di dalam penilaian PROPER merupakan bentuk

komunikatif penyampaian kinerja kepada masyarakat, mulai dari terbaik,

emas, hijau, biru, merah, sampai yang terburuk, hitam. Berikut adalah tabel

mengenai Kriteria Peringkat PROPER.

Tabel 1. Kriteria Peringkat PROPER

Peringkat Keterangan

Emas Diberikan kepada usaha dan/atau kegiatan yang telah secara konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan dalam proses produksi atau jasa, serta melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggungjawab terhadap masyarakat.

Hijau Untuk usaha dan/atau kegiatan yang telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance) melalui pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan dan mereka telah memanfaatkan sumber daya secara efisien serta melaksanakan tanggungjawab sosial dengan baik.

Biru Untuk usaha dan/atau kegiatan yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Merah Bagi mereka yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan tetapi belum sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Hitam Diberikan kepada mereka yang dalam melakukan usaha dan/atau kegiatannya, telah dengan sengaja melakukan perbuatan atau melakukan kelalaian, sehingga mengakibatkan terjadinya pencemaran atau kerusakan lingkungan, serta melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/atau tidak melaksanakan sanksi administrasi.

(34)

Kriteria penilaian PROPER terdiri dari dua kategori, yaitu kriteria penilaian

ketaatan dan kriteria penilaian lebih dari yang dipersyaratkan dalam

peraturan (beyond compliance).

Kriteria penilaian ketaatan menjawab pertanyaan sederhana saja:

apakah perusahaan sudah taat terhadap peraturan pengelolaan lingkungan

hidup. Peraturan lingkungan hidup yang digunakan sebagai dasar penilaian

saat ini adalah peraturan yang berkaitan dengan: persyaratan dokumen

lingkungan dan pelaporannya; pengendalian pencemaran air; pengendalian

pencemaran udara; pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3);

pengendalian pencemaran air laut; dan potensi kerusakan lahan.

Kriteria beyond compliance lebih bersifat dinamis, karena disesuaikan dengan perkembangan teknologi, penerapan praktik-praktik

pengelolaan lingkungan terbaik dan isu-isu lingkungan yang bersifat global.

8. Stakeholder Theory

Teori stakeholder pertama kali dipopulerkan oleh R. Edward Freeman pada

tahun 1984 (Rudito dan Melia, 2013). Freeman dan Reed (1983: 91) dalam

Tilt (2009) mendefinisikan stakeholder sebagai

Kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi, atau yang terpengaruh oleh pencapaian tujuan organisasi.

Menyadari adanya realitas hubungan antara perusahaan korporasi dengan

pemangku kepentingan, Freeman dan Reed (1983: 91) mengajukan dua

(35)

Pemangku kepentingan dalam pengertian luas (the wide sense of stakeholder) dan pemangku kepentingan dalam pengertian sempit (the

narrow sense of stakeholder).

Pemangku kepentingan dalam arti luas ialah kelompok maupun

individu-individu yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan yang

diinginkan oleh perusahaan. Yang termasuk dalam pemangku kepentingan

dalam pengertian ini mencakup: kelompok kepentingan publik, kelompok

yang melakukan aksi protes (protest group), pegawai pemerintah, asosiasi

pedagang, pesaing, serikat pekerja, serta pemegang saham. Perusahaan juga

memiliki ketergantungan untuk mempertahankan kelangsungan hidup pada

pemangku kepentingan dalam arti sempit, yang terdiri atas

kelompok-kelompok maupun beberapa individu tertentu.

Menurut stakeholder theory, kesuksesan atau hidup-matinya suatu

korporasi sangat tergantung pada kemampuan untuk menyeimbangkan

beragam kepentingan pada stakeholdernya. Praktik CSR akan

meningkatkan reputasi baik (goodwill) perusahaan di mata calon investor, kreditur, pelanggan, konsumen, atau pelaku pasar potensial. Stakeholder

theory sangat mendasari praktik Corporate Social Responsibility dan kinerja lingkungan, karena terdapat hubungan antara perusahaan dengan

(36)

9. Hubungan Antara Keberhasilan Penerapan Program CSR dengan Kinerja

Lingkungan

Penelitian dari Al-Tuwaijri, et al. (2004) menemukan adanya hubungan

positif yang signifikan antara environmental disclosure dengan

environmental performance menunjukkan hasil yang konsisten dengan teori tersebut, sehingga keberhasilan penerapan program CSR memiliki

hubungan positif dengan kinerja lingkungan.

B. Hasil Penelitian Terdahulu yang Mengambil Kasus PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

1. Utomo (2010) melakukan penelitian tentang dampak pelaksanaan program

Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. terhadap masyarakat lokal (studi kasus di Desa Nambo, Kecamatan

Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat). Penelitian ini

membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan

program CSR terhadap masyarakat lokal. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa program CSR PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

yang dilaksanakan di desa binaan (kasus Desa Nambo) adalah kegiatan

community development yang mencakup aspek: pendidikan, ekonomi, kesehatan, keamanan, sosial, budaya, agama, dan sustainable development

Project. Adapun faktor internal yang mempengaruhi pelaksanaan program CSR PT. Indocement ialah cara pandang CSR sebagai komitmen, visi misi

CSR, perencanaan, divisi CSR yang baik, dan alokasi dana yang tersediaan,

(37)

kebutuhan masyarakat, serta persepsi terhadap perusahaan. Pebedaan

penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti saat ini dengan penelitian yang

telah dilakukan oleh Utomo ialah penerapan program CSR oleh PT.

Indocement, kondisi geografis, dan letak lokasi penelitian yang berbeda

dengan penelitian terdahulu. Program CSR masyarakat desa binaan PT.

Indocement di Desa Nambo disesuaikan dengan kebutuhan yang diharapkan

oleh warga Desa Nambo, hal ini membedakan penerapan program CSR di

setiap desa binaan PT. Indocement. Hal lainnya, karena adanya perbedaan

kondisi geografis antara Desa Nambo dengan desa binaan PT. Indocement

di Kabupaten Cirebon, selain itu faktor pembeda lainnya, yaitu perbedaan

lokasi penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti saat ini dilakukan di

Kabupaten Cirebon, sedangkan penelitian terdahulu oleh Utomo dilakukan

di Kabupaten Bogor.

2. Permana (2014) melakukan penelitian mengenai strategi peningkatan

keuntungan melalui pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR)

yang dilakukan oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. Penelitian

tersebut berjudul Peduli Berbagi (Strategi Peningkatan Keuntungan PT.

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Plant Palimanan Melalui Pelaksanaan

Corporate Social Responsibility). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa PT. Indocement telah mengusahakan pelaksanaan pemberdayaan

masyarakat dengan baik. Hal ini terlihat dari salah satu program CSR yang

dilakukan oleh PT. Indocement, yaitu Kampung Batik Ciwaringin. Para staf

(38)

antara pihak perusahaan dengan warga desa binaan. Faktor yang

menyebabkan perbedaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti saat

ini dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Permana ialah kondisi

psikologis penerima program CSR, penerapan program CSR, dan

keberhasilan penerapan program CSR yang berbeda dengan penelitian

terdahulu. Karakteristik masyarakat desa binaan di Kampung Batik

Ciwaringin akan berbeda dengan karakteristik masyarakat desa binaan

lainnya, oleh karena itu peneliti saat ini berusaha untuk melakukan

pengembangan ke desa binaan program CSR lainnya di Kabupaten Cirebon,

selain itu adanya perbedaan kebutuhan dari warga desa binaan tiap

tahunnya, menyebabkan perbedaan penerapan program CSR oleh PT.

Indocement saat ini, sehingga dibutuhkan penyesuaian dan pengembangan

kebutuhan dari warga desa binaan PT. Indocement. Faktor pembeda

lainnya, karena tingkat keberhasilan penerapan program CSR akan berbeda

dengan penelitian terdahulu oleh Permana, hal ini dikarenakan adanya

perbedaan penerapan program CSR oleh PT. Indocement, sehingga

berpengaruh pada perbedaan tingkat keberhasilan penerapan program CSR

(39)

24 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan studi kasus yaitu dengan menggunakan

pendekatan penelitian kombinasi (mixed methods) desain sequential

explanatory/urutan pembuktian, dimana metode penelitian kombinasi yang menggabungkan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara berurutan.

Penggunaan pendekatan penelitian kombinasi (mixed methods) hanya

didasarkan pada tahapan pengumpulan data dan analisis data. Pada tahap

pertama pengumpulan data dan analisis data dilakukan dengan menggunakan

metode kuantitatif dan pada tahap kedua pengumpulan data dan analisis data

dilakukan dengan metode kualitatif. Penelitian ini menggambarkan

tanggungjawab sosial perusahaan dalam hubungan dengan kinerja lingkungan

pada keberhasilan penerapan praktik CSR PT. Indocement Tunggal Prakarsa

Tbk., Kompleks Pabrik Palimanan, Kabupaten Cirebon.

B. Subjek Penelitian

Terdapat dua subjek yang digunakan dalam penelitian ini, yang pertama ialah

warga desa binaan Indocement di Kabupaten Cirebon dengan kategori penerima

program CSR secara langsung, yang berasal dari 3 desa yang terletak di sekitar

perusahaan, yaitu Desa Palimanan Barat, Desa Gempol, dan Desa Cikeusal.

Subjek penelitian yang kedua ialah pihak internal pelaksana program CSR yang

(40)

C. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah program CSR yang dijalankan oleh PT.

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., Kompleks Pabrik Palimanan, Kabupaten

Cirebon.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian : PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., Kompleks

Pabrik Palimanan, Kabupaten Cirebon

2. Waktu penelitian : Bulan Desember 2016 s.d. Februari 2017

E. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel metode penelitian kuantitatif dilakukan dengan teknik

simple random sampling, dimana setiap anggota populasi memiliki peluang sama dipilih menjadi sampel. Dalam simple random sampling, melakukan penentuan besarnya populasi, sebelum semua sampling unit diberi nomor urut

agar mudah dicocokkan, kemudian pengambilan sampel pertama, menentukan

sembarang angka untuk memperoleh anggota sampel yang pertama. Tujuan

pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling ialah untuk melakukan pengumpulan data kuesioner dari masyarakat desa binaan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan:

1. Kuesioner

Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang diisi atau

(41)

pertama berisi tentang data diri responden dan bagian kedua berisi

pertanyaan yang berkaitan dengan program CSR yang dilakukan oleh

PT. Indocement. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini

memiliki tujuan pokok, yaitu untuk mendapatkan informasi mengenai

tingkat keberhasilan program CSR PT. Indocement terhadap kehidupan

masyarakat desa binaan dengan menggunakan dua indikator, yaitu

kelayakan lingkungan dan tingkat kesejahteraan hidup.

2. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk

memperoleh informasi tentang program CSR PT. Indocement langsung

dari sumbernya. Tipe wawancara yang digunakan oleh peneliti ialah

wawancara terstruktur, dengan wawancara terstruktur setiap responden

diberikan pertanyaan yang sama dan pengumpul data mencatatnya.

Wawancara terstruktur ini dilakukan ke beberapa orang yang memiliki

pemahaman dan pengetahuan mengenai masalah yang akan diteliti.

Responden dalam tipe wawancara terstruktur ini ialah pihak internal

perusahaan yang mempunyai tanggungjawab di bidang implementasi

program CSR.

3. Dokumentasi

Mengumpulkan dan menganalisis data sekunder yang dimiliki oleh

perusahaan. Membandingkan dan menganalisis laporan peringkat warna

PROPER, yang diterbitkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup

(42)

G. Variabel Penelitian dan Pengukuran

Variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Keberhasilan Praktik Corporate Social Responsibility (CSR)

Dalam menilai keberhasilan praktik CSR, peneliti mengelompokkan tingkat

kepuasan warga desa terhadap program CSR, menjadi beberapa kategori.

Persentase Kepuasan Kategori

0-25% Sangat Tidak Puas 26-50% Tidak Puas

51-75% Puas

76-100% Sangat Puas

Demi menjaga proporsionalitas, maka peneliti membagi persentase sama

rata menjadi 4 kategori tingkat kepuasan. Persentase minimal program CSR

dapat dikategorikan puas, jika meraih persentase sebesar 51-75%.

2. Corporate Social Responsibility (CSR) Index

Pengungkapan CSR diukur dengan CSR Index menurut Hackston dan Milne

(1996) yang terdiri dari tujuh kategori, yaitu lingkungan, energi, kesehatan

dan keselamatan tenaga kerja, lain-lain tenaga kerja, produk, keterlibatan

masyarakat, dan umum. Skor item-item pengungkapan CSR dilakukan

penjumlahan, tahap berikutnya ialah melakukan perhitungan Corporate

Social Responsibility Index (CSRi), dengan memasukkan rumus perhitungan CSRi yang dikutip dari Angela (2015) yaitu:

� � =�

CSRi : Corporate Social Responsibility Index

M : Jumlah kegiatan yang dilakukan dan diungkapkan perusahaan

(43)

3. Kinerja Lingkungan

Kinerja lingkungan ditentukan melalui prestasi perusahaan dalam

mengikuti PROPER yang dipublikasikan oleh Kementerian Lingkungan

Hidup. Prinsip penilaian PROPER yang dilakukan oleh Kementerian

Lingkungan Hidup berdasarkan prinsip Hijau dan Emas, yang terdiri dari

adisionalitas, inovasi, benchmarking, hasil absolut, plan-do-check-action,

dan ketaatan terhadap peraturan. Kinerja lingkungan diukur dengan

memberikan kategori peringkat PROPER menjadi:

a. Tidak hijau/emas : 0

b. Hijau : 1

c. Emas : 2

H. Teknik Analisis Data

Rumusan masalah nomor 1 adalah bagaimana penerapan program Corporate

Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., Kompleks Pabrik Palimanan, Kabupaten Cirebon menurut

pendapat masyarakat desa binaan. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka

dapat dilakukan analisis dan penghitungan dengan cara sebagai berikut.

1. Melakukan uji validitas dan uji reliabilitas sebelum melakukan

pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner.

2. Mengumpulkan data di lokasi penelitian dengan menggunakan

(44)

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan menggunakan teknik simple random sampling, peneliti menggunakan daftar penerima program CSR yang diberikan oleh perusahaan sebesar 50 orang, hal ini dikarenakan

adanya batasan yang ditetapkan oleh PT. Indocement, maka jumlah

sampel yang ditetapkan oleh peneliti adalah 20 orang. Jumlah anggota

sampel sebanyak 20 orang berdasarkan asal desa dari responden.

Instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, selanjutnya

diberikan kepada 20 orang penerima program CSR yang telah terpilih.

3. Menyajikan data yang didapat dari pengumpulan data kuesioner dengan

menggunakan tabulasi keberhasilan praktik CSR PT. Indocement

Tunggal Prakarsa Tbk., Kompleks Pabrik Palimanan, Kabupaten

Cirebon dari penerima program CSR.

4. Melakukan analisis data kuantitatif dengan cara penentuan skor

ideal/kriterium. Skor ideal adalah skor yang ditetapkan dengan asumsi

bahwa setiap responden pada setiap pertanyaan memberi jawaban

dengan skor tertinggi (dalam instrumen ini peneliti menetapkan skor

tertinggi adalah 4). Menurut Sugiyono (2015), skor ideal untuk

keberhasilan penerapan program CSR bagi penerima program CSR

dapat dirumuskan dengan:

J : Skor tertinggi kuesioner penelitian

P : Jumlah instrumen pertanyaan

R : Jumlah responden yang tersedia

(45)

Skor ideal yang dapat diraih oleh penerima program CSR ialah 1760,

dengan perhitungan sebagai berikut:

J X P X R  4 X 22 X 20 = 1760

Berdasarkan data yang terkumpul setelah dihitung dapat ditemukan

jumlah skor kepuasan penerapan program CSR.

5. Penarikan kesimpulan untuk menentukan tingkat kepuasan warga desa

terhadap penerapan program CSR ialah dengan cara skor yang didapat

dari responden dibagi dengan skor ideal, kemudian dikali dengan 100%.

Didapatkan skor yang berasal dari responden dibandingkan dengan skor

ideal (skor = 100). Berdasarkan hasil perbandingan ini dapat ditarik

kesimpulan mengenai tingkat keberhasilan penerapan program CSR

oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., Kompleks Pabrik

Palimanan, Kabupaten Cirebon terhadap warga desa binaan. Hasil

penelitian ini akan dapat dideskripsikan lebih rinci lagi, karena setiap

pertanyaan telah dihitung nilainya, sehingga dari setiap pertanyaan

kuesioner dapat diketahui nilai rendah, tinggi, dan nilai rata-rata.

Rumusan masalah nomor 2 adalah apakah PT. Indocement Tunggal Prakarsa

Tbk., Kompleks Pabrik Palimanan, Kabupaten Cirebon berhasil menerapkan

program Corporate Social Responsibility (CSR). Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka dapat dilakukan analisis dan penghitungan dengan cara sebagai

(46)

1. Mengumpulkan data kualitatif dengan menggunakan teknik

pengumpulan data dokumentasi dan wawancara kepada pihak internal

pelaksana program CSR PT. Indocement, dengan tujuan untuk

memperkuat dan memperdalam data tentang keberhasilan penerapan

program CSR hasil penelitian kuantitatif. Peneliti memberikan

pertanyaan wawancara untuk memperoleh data yang terkait dengan

penerapan program CSR yang dilakukan oleh PT. Indocement.

2. Menyajikan data mengenai penerapan program CSR dan penentuan

keberhasilan program CSR yang didapat dari dokumentasi mengenai

program CSR yang telah dijalankan oleh PT. Indocement dan proses

wawancara berdasarkan jumlah kategori pertanyaan yang telah

disediakan oleh peneliti melalui pedoman wawancara.

3. Melakukan analisis data, dengan cara membandingkan hasil analisis

data kuantitatif yang dilakukan pada tahap pertama dengan data

kualitatif yang dilakukan pada tahap kedua.

4. Berdasarkan tahap analisis data yang telah dilakukan, jika diperoleh

hasil analisis data kuantitatif pada tahap pertama sama dengan hasil

analisis data kualitatif pada tahap kedua, maka dapat disimpulkan PT.

Indocement berhasil menerapkan program CSR, tetapi jika diperoleh

hasil analisis data kuantitatif pada tahap pertama berbeda dengan hasil

analisis data kualitatif pada tahap kedua, maka dapat disimpulkan PT.

(47)

Rumusan masalah nomor 3 adalah apakah ada keterkaitan antara keberhasilan

praktik Corporate Social Responsibility (CSR) dengan perkembangan CSR

index dan kinerja lingkungan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., Kompleks Pabrik Palimanan, Kabupaten Cirebon. Untuk menjawab pertanyaan

tersebut, maka dapat dilakukan analisis dan penghitungan dengan cara sebagai

berikut.

1. Mengumpulkan data dengan menggunakan teknik dokumentasi yang

diperoleh dari laporan peringkat PROPER yang diterbitkan oleh

Kementerian Lingkungan Hidup dan CSR Index yang diperoleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dari tahun 2012-2015.

2. Melakukan analisis data dengan menganalisis perkembangan CSR Index

dan peringkat PROPER dari tahun 2012-2015.

3. Penarikan kesimpulan, berdasarkan hasil analisis data yang telah

dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai adanya hubungan

positif atau negatif antara keberhasilan penerapan program Corporate

Social Responsibility (CSR) dengan perkembangan CSR Index dan kinerja lingkungan pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.,

(48)

33 BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Perusahaan

PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. adalah salah satu produsen semen di

Indonesia. PT. Indocement merupakan produsen semen terbesar kedua di

Indonesia. Selain memproduksi semen, PT. Indocement juga memproduksi

beton siap pakai, serta mengelola tambang agregat dan tras.

PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. mengoperasikan pabrik pertamanya

secara resmi pada Agustus 1975. PT. Indocement didirikan pada 16 Januari

1985 melalui penggabungan enam perusahaan semen, yang pada saat itu

memiliki delapan pabrik. Kedelapan pabrik tersebut dikelola dan dioperasikan

oleh enam perusahaan berbeda, yaitu:

1. PT. Distinct Indonesia Cement Enterprise (DICE)

2. PT. Perkasa Indonesia Cement Enterprise (PICE)

3. PT. Perkasa Indah Indonesia Cement Putih Enterprise (PIICPE)

4. PT. Perkasa Agung Utama Indonesia Cement Enterprise (PAUICE)

5. PT. Perkasa Inti Abadi Indonesia Cement Enterprise (PIAICE)

6. PT. Perkasa Abadi Mulia Indonesia Cement Enterprise

PT. Indocement didirikan berdasarkan akta pendirian No. 227 tanggal 16

Januari 1985 yang dibuat di hadapan Notaris Ridwan Suselo, SH. PT.

Indocement Tunggal Prakarsa didirikan untuk melebur keenam perusahaan

(49)

manajemen yang terpadu. Akta pendirian Indocement kemudian mengalami

perubahan dengan akta notaris Benny Kristianto, S.H. No. 81, yang disahkan

oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

C2-3641HT.01.04.Th.85 tanggal 15 Juni 1985 dan menetapkan bahwa semua

saham ekuitas yang dimiliki keenam perusahaan berbeda tersebut telah

diakuisisi oleh Indocement melalui penerbitan sahamnya sendiri. Sesuai dengan

anggaran dasar pendirian perseroan, kegiatan usaha utama perseroan meliputi

manufaktur semen dan bahan bangunan, penambangan, konstruksi dan

perdagangan. Saat ini, perseroan dan entitas anak bergerak dalam beberapa

bidang usaha yang meliputi manufaktur dan penjualan semen (sebagai bisnis

inti), memroduksi beton siap-pakai, agregat dan trass.

Pada tahun 1989, PT Indocement Tunggal Prakarsa melakukan penawaran

umum saham perdana (initial public offering) dan menjadi perusahaan publik

serta menyesuaikan namanya menjadi PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

PT. Indocement pertama kali mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia

(BEI) dengan kode “INTP” pada 5 Desember 1989. Kantor pusat PT.

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. berlokasi di Wisma Indocement, lantai 13,

Jl. Jenderal Sudirman, Kav. 70-71, Jakarta Selatan.

PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. mengakuisisi Plant 9 pada tahun

1991 dan menyelesaikan pembangunan Plant 10 di Palimanan, Cirebon, Jawa

Barat pada 1996. Selanjutnya pada 1997, Plant 11 selesai dibangun di

(50)

Pada 29 Desember 2000, dari hasil merger antara PT. Indocement dengan

PT Indo Kodeco Cement (IKC), maka PT. Indocement memiliki pabrik semen

di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Pabrik tersebut menjadi pabrik PT.

Indocement keduabelas Plant 12.

Pada tahun 2001, HeidelbergCement Group, yang berbasis di Jerman,

menjadi pemilik mayoritas saham PT. Indocement. HeidelbergCement adalah

pemimpin pasar global dalam bisnis agregat dan merupakan pemain terkemuka

di bidang semen, beton siap-pakai (RMC), dan kegiatan hilir lainnya,

menjadikannya salah satu produsen bahan bangunan terbesar di dunia. Grup ini

mempekerjakan lebih dari 45.000 orang di 2.300 lokasi di lebih dari 40 negara.

PT. Indocement juga terdaftar dalam Indeks Kompas100, indeks harga saham

yang dikelola BEI bekerjasama dengan harian Kompas. Saham Indeks

Kompas100 merupakan saham perusahaan yang berada pada peringkat 150

tertinggi dalam hal nilai transaksi, frekuensi, dan kapitalisasi pasar di bursa

regular selama 12 bulan terakhir.

Pada tanggal 22 Februari 2013, PT. Indocement telah memulai perluasan

Kompleks Pabrik Citeureup dengan penambahan lini produksi yang disebut

pabrik ke-14. Dengan pembangunan pabrik ke-14 yang dijadwalkan akan

selesai dalam Triwulan II 2016, Jumlah pabrik Indocement termasuk pabrik

ke-14 adalah 13 pabrik. Sebagian besar pabrik berada di Pulau Jawa, 10

diantaranya berlokasi di Citeureup, Bogor, Jawa Barat, yang menjadikannya

(51)

pabrik lainnya ada di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, dan satu lagi di Tarjun,

Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Merek dagang “Tiga Roda” Indocement menjual sekitar 18,7 juta ton semen

di 2014, yang menjadikannya perusahaan entitas tunggal penjual semen

terbanyak di Indonesia. Produk semen PT. Indocement adalah Portland

Composite Cement (PCC), Ordinary Portland Cement (OPC Tipe I, II, dan V),

Oil Well Cement (OWC), Semen Putih, and TR-30 Acian Putih. Indocement

merupakan satu-satunya produsen semen putih di Indonesia.

Dalam menjalankan usahanya, PT. Indocement terus fokus pada

pembangunan berkelanjutan dengan komitmen mengurangi emisi karbon

dioksida dari proses produksi semen. Indocement adalah perusahaan pertama di

Asia Tenggara yang menerima Emisi Reduksi yang Disertifikasi (Certified

Emission Reductions/CER) dalam kerangka Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development Mechanism/CDM). Indocement merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang menggunakan terak pasir tanur (granulated blast

furnace slag), produk ampas leburan baja, beberapa tahun setelah diluncurkannya proyek semen campuran (blended cement). Bahan cementitious ini digunakan dalam produksi semen untuk mengurangi kandungan klinker dan

menurunkan emisi CO2.

B. Bidang Usaha

PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. memfokuskan pada tiga segmen usaha

utama, yaitu semen, beton siap pakai (RMC), dan agregat. Segmen utama pasar

(52)

diproduksi bagi konsumen dalam skala besar, sedangkan agregat diproduksi

terutama untuk menyokong produksi RMC, baik untuk agregat yang bertipe

kasar maupun yang halus. Berikut adalah tabel yang menggambarkan bidang

usaha yang dilakukan oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

Tabel 2. Bidang Usaha

Semen RMC Agregat

Kompleks Pabrik Citeureup (9 Pabrik)

PT. Pionirbeton Industri dan PT. Indomix Perkasa (Memproduksi Beton Siap Pakai)

PT. Mandiri Sentra Sejahtera (Bisnis Agregat)

Kompleks Pabrik Palimanan (2 Pabrik) Kompleks Pabrik Tarjun (1 Pabrik)

Sumber: www.indocement.co.id

PT. Indocement saat ini mengoperasikan 12 pabrik terintegrasi yang terdiri dari

kiln dan unit penggilingan di tiga lokasi. Indocement memiliki sembilan pabrik

di Kompleks Pabrik Citeureup, Bogor, Jawa Barat, dua pabrik di Kompleks

Pabrik Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, dan satu pabrik di Kompleks Pabrik

Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Total kapasitas terpasang adalah 20,5

juta ton semen per tahun. Pada 2015, penjualan semen menyumbang 85,6% dari

pendapatan Indocement, sedangkan 14,4% sisanya berasal dari RMC, agregat

dan bisnis lainnya.

C. Visi dan Misi Perusahaan

Visi dari PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. adalah pemain terkemuka

dalam bisnis semen, beton siap pakai, pemimpin pasar di Jawa, pemain kunci

(53)

mandiri. Misi dari PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. adalah kami

berkecimpung dalam bisnis penyediaan semen dan bahan bangunan berkualitas

dengan harga kompetitif dan tetap memerhatikan pembangunan berkelanjutan,

sedangkan moto dari PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. adalah turut

membangun kehidupan bermutu.

D. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan kerangka yang menunjukkan segenap tugas

untuk mencapai tujuan organisasi. Guna mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan oleh perusahaan, diperlukan struktur organisasi, karena hal tersebut

dapat membantu mengatur dan menggerakkan usaha-usaha perusahaan agar

dapat terkoordinasi sesuai dengan tujuan yang direncanakan.

Struktur organisasi dikatakan baik, bila dalam organisasi tersebut telah

melaksanakan pendelegasian wewenang dan kekuasaan, serta pembagian kerja

atau perumusan tugas yang jelas. Sebagai ilustrasi di PT. Indocement Tunggal

Prakarsa Tbk. dipimpin oleh dewan komisaris yang memiliki kewajiban dan

tanggungjawab dalam menjalankan fungsi pengawasan dan memberikan

nasihat kepada direksi untuk kepentingan perusahaan yang sesuai dengan

maksud dan tujuan perusahaan. Dalam upaya untuk menghubungkan

kepentingan dewan komisaris dan direksi, PT. Indocement menambahkan peran

komite audit dan komite kompensasi. Komite audit dibentuk oleh dewan

komisaris untuk membantu dalam mengawasi direksi dan tim manajemen, serta

memastikan penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik.

(54)

Internal Audit Division. Dalam menjalankan praktik bisnis yang baik, direksi memiliki pembagian divisi usaha, yang digambarkan dalam bentuk tabel

berikut.

Tabel 3. Pembagian Divisi Usaha

Division I Division II Division III Division IV Citeureup

Factory

Purchasing Division

Sales & Marketing Division

Corporate Human Resources Division Palimanan

Factory

Corporate Finance Division

Logistic Division Corporete Public & Internal Affairs Division Tarjun Factory Shared Service

Center Management Information System Division

Sumber: www.indocement.co.id

E. Tinjauan Sekilas Tentang Perusahaan

1. Proses Produksi

Produksi semen membutuhkan bahan baku yang bersifat kering,

proporsional, dan homogen sebelum ditransfer ke dalam tanur pembakaran.

Hasil pencampuran ini dikenal dengan nama klinker, yang kemudian

dihaluskan dengan campuran gipsum di dalam penggilingan semen untuk

menghasilkan OPC atau dicampur dengan bahan aditif lainnya untuk

menghasilkan tipe semen yang lain. Rata-rata, sekitar 960 kg klinker

menghasilkan satu ton OPC.

Proses produksi yang terjadi di PT. Indocement Tunggal Prakarsa

(55)

a. Penambangan

Bahan baku utama yang digunakan dalam memproduksi semen adalah

batu kapur, pasir silika, tanah liat, pasir besi dan gipsum. Batu kapur,

tanah liat dan pasir silika di tambang dengan cara pengeboran dan

peledakan dan kemudian dibawa ke mesin penggiling yang berlokasi

tidak jauh dari tambang. Bahan yang telah digiling kemudian dikirim

melalui ban berjalan atau dengan menggunakan truk.

Dalam sistem proses basah, bahan baku dimasukkan ke dalam tanur

dengan wujud aslinya yang masih basah, sehingga membutuhkan

konsumsi panas yang relatif tinggi. Dalam sistem proses kering, bahan

baku telah dikeringkan dan dimasukkan ke tanur dalam bentuk bubuk.

Ini memberikan keuntungan sehingga digunakan oleh produsen semen

saat ini. Indocement menggunakan proses tanur kering, yang

mengkonsumsi panas lebih sedikit da

Gambar

Grafik 2. Perkembangan Peringkat PROPER Tahun 2012-2015 ........................ 69
Tabel 1. Kriteria Peringkat PROPER
Tabel 2. Bidang Usaha
Tabel 3. Pembagian Divisi Usaha
+7

Referensi

Dokumen terkait

Suatu perusahaan akan mendapatkan peringkat emas jika perusahaan telah secara konsisten menunjukan keunggulan lingkungan dalam proses produksi atau jasa,

Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Corporate Financial Performance Dengan Corporate Social Responsibility Disclosure Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada

Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan bukti empiris mengenai pengaruh pengungkapan perubahan iklim, kinerja lingkungan, dan corporate social responsibility (CSR)

Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan perbandingan untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif, dalam penelitian ini menggunakan data

5 Efisiensi penggunaan sumber daya dlm proses manufaktur 6 Mendukung kampanye lingkungan.. 7 Menerima penghargaan terkait

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Rakhimieh dan Agustia (2009) yang menyatakan bahwa CSR Disclosure tidak memiliki pengaruh positif terhadap

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja finansial dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai