• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja finansial dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Variabel Intervening.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja finansial dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Variabel Intervening."

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA FINANSIAL DENGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

(CSR) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

Angela NIM: 112114099 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja finansial dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility

(CSR) sebagai variabel intervening. Sampel penelitian sebanyak sembilan puluh satu firm year dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data

penelitian dianalisis dengan Structural Equation Modeling (SEM).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja lingkungan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja finansial. Di sisi lain, kinerja lingkungan mempengaruhi pengungkapan CSR, namun, pengungkapan CSR tidak berpengaruh terhadap kinerja finansial, dan pengungkapan CSR bukan merupakan variabel intervening dalam hubungan antara kinerja lingkungan dan kinerja finansial.

Kata kunci : kinerja lingkungan, pengungkapan Corporate Social Responsibility

(2)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ENVIRONMENTAL PERFORMANCE TO FINANCIAL PERFORMANCE WITH CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY (CSR) AS INTERVENING VARIABLE

Angela NIM: 112114099 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2015

This research aims to determine the influence of environmental performance to financial performance with Corporate Social Responsibility (CSR) disclosures as intervening variable. The samples was ninety one firm year of manufacturing companies listed at Indonesia Stock Exchange. The data was analized by Structural Equation Modeling (SEM).

The results showed that environmental performance has no significant influence to financial performance. On the other hand, environmental performance had influenced to CSR disclosure, however, CSR disclosure had no influenced to the financial performance, and CSR disclosure was not the intervening variable on the relationship between environmental performance and financial performance.

(3)

PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP

KINERJA FINANSIAL DENGAN PENGUNGKAPAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) SEBAGAI

VARIABEL INTERVENING

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Angela

NIM: 112114099

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP

KINERJA FINANSIAL DENGAN PENGUNGKAPAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) SEBAGAI

VARIABEL INTERVENING

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Angela

NIM: 112114099

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

Motto dan Persembahan

Every morning in Africa, a gazelle wakes up. It knows it must run faster than the fastest lion, or it will be killed. Every morning a lion wakes up. It knows it must outrun the slowest gazelle, or it will starve to death. It doesn’t matter wheter your are

a lion or a gazelle. When the sun comes up, you better start running.

Unknown

Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN

Yeremia 17:7

 Tuhan Yesus yang selalu menuntun dan menyertai setiap detik waktu dihidupku.

(8)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA FINANSIAL DENGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

(CSR) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

dan diajukan untuk diuji pada tanggal, 23 Juni 2015 adalah hasil karya saya.

Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

Bila dikemudian hari terbukti bahwa ternyata saya melakukan hal tersebut, baik sengaja maupun tidak, maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E.) dari universitas dibatalkan.

Yogyakarta, 31 Juli 2015 Yang Membuat Pernyataan

(9)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:

Nama : Angela

Nomor Induk Mahasiswa (NIM) : 112114099

Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA FINANSIAL DENGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

(CSR) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan seharusnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 31 Juli 2015 Yang Menyatakan,

(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa melimpahkan rahmat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini dengan judul PENGARUH KINERJA

LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA FINANSIAL DENGAN

PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

SEBAGAI VARIABEL INTERVENING. Penulisan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat penyelesaian studi pada Program Sarjana Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penelitian dan penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna dan tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Hormat dan terima kasih penulis haturkan kepada:

1. Drs, Johannes Eka Priyatma, M.Sc., Ph. D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Dr. Herry Maridjo, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi yang telah mendukung dalam penulisan skripsi ini.

3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA selaku Ketua Program Studi Akuntansi yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini. 4. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA selaku dosen pembimbing yang telah

membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma atas ilmu dan bantuan yang bermanfaat selama penulis belajar.

(11)

viii

berhenti berhembus. Berkat teladan dan cinta dari merekalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Teman dekat yang selalu memberikan semangat pada penulis, Yosua Irwan Sudarsono

8. Sahabat yang sudah penulis anggap sebagai saudara sendiri: Maria Dwi Rianti, Evan Michael Atmaja, Radi Tya Elvira, Chris Wibowo, Yohanes Eko Budianto, Diah Pramita, dan Rosalia Yuli.

9. Sahabat sekaligus teman seperjuangan: Maurits Tato Marpaung, Dani Tri Haryanto, Nicolaus Pramudya, Kuirina Rosvita, Fransisca Cecilia Arumnita, Metta Nusati, Melania Yuni Purwaningsih, dan Jenna Nadia.

10.Teman-teman Akuntansi 2011 tersayang (kelas C dan anak-anak sekre pada khususnya) yang secara langsung maupun tidak langsung mendukung dan ikut mendoakan.

11.Teman-teman kost Beo 49 yang susah dan senang bersama dengan penulis dalam satu atap yang sama.

12.Teman-teman seperjuangan kelas MPAT, bersama-sama penulis dari menyusun proposal penelitian, mengantri bimbingan, hingga karya ini selesai: Suster Lucia (Peronika), Dedi, Putra, Dhaniek, Ana, Gala, Nisi Dani, Santi, Awan, Sara, Tata, Yoakim, dan Danu.

13.Teman-teman Beswan Djarum angkatan 29.

14.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Atas perhatian yang telah diberikan kepada penulis, dengan ketulusan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktur dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 23 Juni 2015

(12)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

C. Kerangka Konseptual Penelitian dan Penurunan Hipotesis ... 19

(13)

x

(14)

xi DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Kriteria Peringkat PROPER... 16

Tabel 3.1. Hipotesis... 34

Tabel 4.1. Penentuan Sampel Penelitian... 36

Tabel 4.2. Data Outlier... 36

Tabel 4.3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 349 Tahun 2013 tentang Hasil Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahun 2012-2013... 38

Tabel 4.4. Hasil Statistik Deskriptif... 43

Tabel 5.1. Hasil Uji Normalitas... 46

Tabel 5.2. Hasil Uji Multikolinearitas... 47

Tabel 5.3. Koefisien Regresi... 50

Tabel 5.4. Evaluasi Bobot Regresi Uji Kausalitas... 50

(15)

xii DAFTAR DIAGRAM

Halaman

Diagram 2.1. Kerangka Konseptual... 24

Diagram 3.1. Path Diagram... 32

Diagram 5.1. Unstandardized Estimate... 48

(16)

xiii ABSTRAK

PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA FINANSIAL DENGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

(CSR) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

Angela NIM: 112114099 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja finansial dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility

(CSR) sebagai variabel intervening. Sampel penelitian sebanyak sembilan puluh satu firm year dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data

penelitian dianalisis dengan Structural Equation Modeling (SEM).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja lingkungan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja finansial. Di sisi lain, kinerja lingkungan mempengaruhi pengungkapan CSR, namun, pengungkapan CSR tidak berpengaruh terhadap kinerja finansial, dan pengungkapan CSR bukan merupakan variabel intervening dalam hubungan antara kinerja lingkungan dan kinerja finansial.

Kata kunci : kinerja lingkungan, pengungkapan Corporate Social Responsibility

(17)

xiv ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ENVIRONMENTAL PERFORMANCE TO FINANCIAL PERFORMANCE WITH CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY (CSR) AS INTERVENING VARIABLE

Angela NIM: 112114099 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2015

This research aims to determine the influence of environmental performance to financial performance with Corporate Social Responsibility (CSR) disclosures as intervening variable. The samples was ninety one firm year of manufacturing companies listed at Indonesia Stock Exchange. The data was analized by Structural Equation Modeling (SEM).

The results showed that environmental performance has no significant influence to financial performance. On the other hand, environmental performance had influenced to CSR disclosure, however, CSR disclosure had no influenced to the financial performance, and CSR disclosure was not the intervening variable on the relationship between environmental performance and financial performance.

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perubahan iklim, penipisan lapisan ozon, hujan asam, limbah bahan berbahaya

dan beracun serta degradasi keanekaragaman hayati telah menjadi permasalahan

lingkungan hidup yang disoroti dunia internasional dan meresahkan masyarakat

dunia. Hal tersebut disebabkan oleh praktik industri yang menggunakan teknologi

serta bahan-bahan kimia berbahaya dan beracun secara tidak bertanggung jawab

dalam upaya maksimalisasi laba. Atas keresahan tersebut, masyarakat menuntut

perusahaan untuk mengubah perilakunya dengan melakukan pengungkapan

tanggungjawab sosial dan lingkungan.

Pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan sejalan dengan prinsip

Corporate Social Responsibility (CSR). Prinsip ini menekankan bahwa

perusahaan tidak hanya memusatkan perhatiannya hanya terbatas pada

stockholder dan bondholder yang secara langsung memberikan kontribusi bagi

perusahaan, tetapi juga berusaha mengungkapkan aktivitas sosial dan kinerja

lingkungan yang dilakukan perusahaan. Transparansi pengungkapan CSR dalam

laporan keuangan menjadi penting bagi pemakai laporan keuangan atau

stakeholder untuk menganalisis sejauh mana perhatian dan tanggung jawab

perusahaan dalam menjalankan bisnis. Untuk melaksanakan CSR perusahaan

(19)

2

yang mengurangi pendapatan sehingga tingkat profit perusahaan akan turun.

Akan tetapi dengan melaksanakan CSR, citra perusahaan akan semakin baik

sehingga loyalitas konsumen dan para stakeholder makin tinggi. Menurut

Rahmawati (2012), seiring meningkatnya loyalitas konsumen dan para

stakeholder dalam waktu lama, maka penjualan perusahaan akan semakin

membaik, dan pada akhirnya dengan pelaksanaan CSR diharapkan tingkat

profitabilitas perusahaan juga meningkat. Pengungkapan CSR yang baik juga

akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan

sehingga akan terlihat dalam kinerja finansial perusahaan yang diukur dalam

harga per lembar saham yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Untuk kinerja lingkungan, semakin baik aktivitas lingkungan yang

dilakukan oleh perusahaan akan menyebabkan peningkatan kepercayaan di mata

stakeholder. Kinerja lingkungan perusahaan dapat dinilai dengan melihat

peringkat warna yang didapat oleh perusahaan melalui Program Penilaian

Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) yang diselenggarakan oleh Kementerian

Lingkungan Hidup (KLH). Kinerja lingkungan yang dinilai melalui PROPER

memberikan pengaruh terhadap pengungkapan CSR. Perusahaan dengan kinerja

lingkungan yang baik juga terbukti memiliki kepedulian sosial yang lebih besar

baik terhadap masyarakat maupun tenaga kerjanya (Rahmawati, 2012).

Banyak literatur mengungkapkan bahwa aktivitas CSR perusahaan

berpengaruh dan memiliki hubungan positif dengan kinerja finansial perusahaan

(20)

3

peneliti terdahulu belum menunjukkan adanya hubungan yang tetap antara ketiga

variabel tersebut. Al-Tuwaijri, et al. (2003) dan Suratno et al (2006) yang telah

meneliti kaitan antara variabel kinerja lingkungan dan kinerja finansial

menemukan hubungan positif signifikan antara kinerja lingkungan dengan kinerja

finansial. Rakhiemah dan Agustia (2009) juga menguji hal yang sama namun

mereka tidak menemukan pengaruh positif signifikan karena kinerja lingkungan

bukanlah salah satu faktor yang menentukan fluktuasi harga saham. Hasil ini

konsisten dengan penelitian Nuraini (2010) yang menguji pengaruh kinerja

lingkungan terhadap kinerja finansial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap kinerja finansial.

Untuk pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan CSR,

Al-Tuwaijri, et al. (2003) dan Suratno et al. (2006), Rakhiemah dan Agustia (2009),

serta Sudaryanto (2011), hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa kinerja

lingkungan berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR.

Al-Tuwaijri, et al. (2003) dan Suratno et al. (2006) menemukan pengaruh

positif signifikan antara pengungkapan CSR dengan kinerja finansial. Temuan

tersebut tidak konsisten dengan temuan Sarumpaet (2005) dan Rakhiemah dan

Agustia (2009) yang menemukan pengaruh tidak signifikan antara pengungkapan

CSR dengan kinerja finansial. Namun Rakhiemah dan Agustia (2009) mendapati

bahwa terdapat pengaruh tidak langsung dari kinerja lingkungan terhadap kinerja

(21)

4

selanjutnya untuk meneliti pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja finansial

dengan pengungkapan CSR sebagai variabel intervening.

Kinerja lingkungan jika dihubungkan langsung dengan kinerja finansial

tidak mempengaruhi besarnya fluktuasi harga saham, maka harus dihubungkan

dengan pengungkapan CSR sebagai pengaruh tidak langsung antara kinerja

lingkungan dengan kinerja finansial karena CSR akan menjadi pengungkap

kinerja lingkungan ke pihak masyarakat dan investor sehingga CSR sebagai

mediator yang akan mempengaruhi kinerja finansial perusahaan. Variabel kinerja

lingkungan dan pengungkapan CSR saling menguatkan satu sama lain sehingga

berdampak pada pengaruh yang signifikan. Rahmawati (2012) menduga hal ini

terjadi karena perilaku para pelaku modal di Indonesia sangat berhati-hati dalam

menentukan keputusan investasinya sehingga variabel kinerja lingkungan saja

tidak memiliki pengaruh yang besar. Dengan demikian CSR disclosure dapat

berfungsi sebagai variabel intervening dalam pengaruh tidak langsung kinerja

lingkungan terhadap kinerja finansial.

Dari hasil-hasil penemuan sejenis terdahulu yang tidak konsisten, penulis

tertarik untuk meneliti dan menguji kembali hubungan antara kinerja lingkungan,

pengungkapan Corporate Sosial Responsibility (CSR), dan kinerja finansial.

Penelitian ini akan menggunakan Corporate Sosial Responsibility sebagai

variabel intervening sesuai dengan saran yang diberikan dalam penelitian

(22)

5 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja finansial?

2. Bagaimana pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan Corporate

Social Responsibility (CSR)?

3. Bagaimana pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)

terhadap kinerja finansial?

4. Bagaimana pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja finansial dengan

pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai variabel

intervening?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja finansial.

2. Pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan Corporate Social

Responsibility (CSR).

3. Pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap

kinerja finansial.

4. Pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja finansial dengan pengungkapan

(23)

6 D. Manfaat Penelitian

1. Bagi bidang akuntansi, hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada

perkembangan ilmu bidang akuntansi dan penelitian ini dapat dijadikan

sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya dalam bidang akuntansi

terkait dengan kinerja lingkungan, pengungkapan CSR, dan kinerja finansial.

2. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat menjadi pertimbangan perusahaan

tentang pentingnya pengungkapan pertanggungjawaban perusahaan kepada

lingkungan dalam laporan keuangan yang akan mempengaruhi nilai

perusahaan.

3. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam

pembuatan kebijakan yang terkait dengan tanggungjawab sosial perusahaan

terutama masalah kinerja lingkungan.

4. Bagi masyarakat, akan memberikan stimulus secara proaktif sebagai

(24)

7 E. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini disusun dalam tiga bab dengan sistematika sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan teori-teori pendukung dan hasil penelitian

terdahulu sebagai acuan penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan jenis penelitian, objek penelitian, teknik

pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional

variabel dan teknik analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Bab ini memberikan gambaran mengenai data yang digunakan dalam

penelitian, cara peneliti menentukan sampel, serta gambaran statistik

deskriptif dari sampel penelitian.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang pengujian yang dilakukan, analisis terhadap

(25)

8 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan hasil uji dan analisis data yang dilakukan

pada bab sebelumnya, dan keterbatasan pada saat proses penelitian.

Dari kesimpulan dan keterbatasan penelitian, penulis memberikan

(26)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Pendukung

1. Corporate Social Responsibility (CSR)

CSR adalah bagian dari pencapaian tiga keberhasilan perusahaan yang terdiri

dari keberhasilan sosial, lingkungan, dan finansial. Konsep yang disebut

sebagai triple bottom line success of a company ini pertama kali

diperkenalkan oleh John Elkington pada tahun 1997. Selain mengejar profit,

perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat dalam pemenuhan

kesejahteraan masyarakat (people) dan turut berkontribusi aktif dalam

menjaga kelestarian lingkungan (planet) (Nuraini, 2010). Keseluruhan

tanggungjawab tersebut dipandang sebagai kontribusi perusahaan dan dunia

bisnis secara umum dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan

(sustainable development).

Dalam bukunya, Untung (2014) mendefinisikan CSR atau tanggung

jawab sosial perusahaan sebagai suatu komitmen berkelanjutan dari dunia

usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan

ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas. Menurut

Rahmawati (2012), CSR juga merupakan salah satu bentuk sustainability

reporting yang memberikan keterangan tentang berbagai aspek-aspek

(27)

10

tidak dapat dijelaskan secara tersirat oleh suatu laporan keuangan perusahaan

saja.

Di Indonesia, pengungkapan CSR telah diatur oleh Ikatan Akuntansi

Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1

(revisi 2009) paragraf 12, secara implisit menyarankan untuk mengungkapkan

tanggungjawab sosial, sebagai berikut:

Entitas dapat pula menyajikan, terpisah dari laporan keuangan, laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value

added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor

lingkungan hidup memegang peran penting dan bagi industri yang menganggap karyawan sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting. Laporan tambahan tersebut di luar ruang lingkup Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2009).

Pernyataan PSAK di atas menunjukkan suatu aturan yang mendasari

perusahaan untuk peduli terhadap masalah-masalah sosial yang dapat

diungkapkan melalui pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

2. Legitimacy Theory

Dowling dan Pfeffer (1975) dalam Tilt (2009) menjelaskan bahwa teori

legitimasi sangat bermanfaat dalam menganalisis perilaku organisasi karena

legitimasi adalah hal yang penting bagi organisasi, batasan-batasan yang

ditekankan oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial, dan reaksi terhadap

batasan tersebut mendorong pentingnya analisis perilaku organisasi dengan

(28)

11

Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Wood (1991: 696) dalam

Solihin (2011) menjelaskan bahwa pertanggungjawaban sosial perusahaan

didasari oleh adanya legitimasi dan pemberian kekuasaan yang diberikan oleh

masyarakat kepada pelaku bisnis untuk menjalankan operasi perusahaan,

menggunakan berbagai jenis sumber daya, serta memasarkan produk yang

mereka hasilkan. Dalam jangka panjang, perusahaan yang menggunakan

kekuasaan secara tidak bertanggung jawab menurut kacamata masyarakat,

akan cenderung kehilangan legitimasinya dari masyarakat.

Perusahaan dapat menggunakan komunikasi atau laporan keuangan

untuk mempertahankan legitimasi di mata masyarakat dan/atau para

pemangku kepentingan perusahaan (Tilt, 2009). Lindblom (1994); Dowling

dan Pfeffer, (1975) dalam Tilt (2009) mengidentifikasi salah satu strategi

komunikasi untuk mempertahankan legitimasi adalah dengan memberi

gambaran tentang kegiatan kepedulian terhadap masyarakat yang relevan.

Teori legitimasi menegaskan bahwa perusahaan dalam menjalankan

aktivitasnya harus memperhatikan norma, nilai, kepercayaan, dan ketentuan

dalam sistem sosial masyarakat dan perlu melakukan pengungkapan kegiatan

kepedulian terhadap lingkungan atau dengan kata lain perusahaan dapat

melakukan pengungkapan CSR dalam laporan keuangan perusahaan untuk

mempertahankan legitimasinya di mata masyarakat dan pemangku

(29)

12

Dalam prespektif teori legitimasi, perusahaan dan komunitas

sekitarnya memiliki relasi sosial yang erat karena keduanya terikat dalam

suatu kontrak sosial. Teori kontrak sosial menyatakan bahwa keberadaan

perusahaan dalam suatu area karena didukung secara politis dan dijamin oleh

regulasi pemerintah serta parlemen yang juga merupakan representasi dari

masyarakat. Dengan demikian, ada kontrak sosial secara tidak langsung antara

perusahaan dan masyarakat di mana masyarakat memberi costs dan benefits

untuk keberlanjutan suatu korporasi. Karena itu, CSR merupakan suatu

kewajiban asasi perusahaan yang tidak bersifat suka rela.

3. Stakeholder Theory

Teori stakeholder pertama kali dipopulerkan oleh R. Edward Freeman pada

tahun 1984 (Rudito dan Melia, 2013). Freeman dan Reed (1983: 91) dalam

Tilt (2009) mendefinisikan stakeholder sebagai:

kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi, atau yang terpengaruh oleh pencapaian tujuan organisasi.

Menurut Ogan dan Ziebart (1991); Tilt (1997, 2007) dalam Tilt (2009), para

stakeholder utama dari sebuah perusahaan termasuk pemegang saham,

karyawan, para kreditur, pemasok, pelanggan, bank, pemerintah, masyarakat,

kepentingan masyarakat dan kelompok masyarakat umum. Tanpa partisipasi

stakeholder, perusahaan sulit untuk dapat bertahan hidup. Menurut Deegan

(30)

13

stakeholder akan meminta informasi yang berbeda-beda dari perusahaan dan

perusahaan akan menanggapi tuntutan tersebut dalam berbagai cara.

Stakeholder theory sangat mendasari praktik Corporate Social

Responsibility dan kinerja lingkungan karena terdapat hubungan antara

perusahaan dengan stakeholder, dimana stakeholder memiliki peran yang

sangat penting bagi keberlangsungan perusahaan.

Menurut stakeholder theory, kesuksesan atau hidup-matinya suatu

korporasi sangat tergantung pada kemampuannya untuk menyeimbangkan

beragam kepentingan dari para stakeholdernya. Bila mampu melakukan hal

tersebut, korporasi akan meraih dukungan stakeholder dan harapannya pangsa

pasar, penjualan, dan laba akan meningkat. Selain itu, praktik CSR akan

meningkatkan reputasi baik (goodwill) perusahaan di mata calon investor,

kreditur, pelanggan, konsumen, atau pelaku pasar potensial. Reputasi yang

baik pada akhirnya akan membawa sejumlah implikasi ekonomi bagi

perusahaan berupa peningkatan intangible asset dan tangible asset secara

terus menerus (Lako, 2011).

Dalam pemenuhan kepuasan kepada stakeholder maka pihak

manajemen membuat pengungkapan sukarela diantaranya yaitu Corporate

Social Responsibility, dimana dari pengungkapan inilah para stakeholder

dapat mengendalikan pemakaian sumber daya untuk efisiensi dan efektifitas

(31)

14 4. Teori Efficient Market Hypothesis (EMH)

Kepedulian perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial (CSR)

secara berkelanjutan akan mendapat respon positif dari para investor pasar

modal terhadap nilai pasar ekuitas perusahaan.

Pelaku pasar menilai bahwa perusahaan-perusahaan yang memiliki

kepedulian sosial secara berkelanjutan memiliki reputasi baik dan peluang

bertumbuh atau investment opportunity set yang lebih baik dibanding

perusahaan-perusahaan lain yang tidak memilikinya. Perusahaan-perusahaan

tersebut diekspektasi memiliki intangible assets masa depan yang lebih

prospektif dibandingkan perusahaan-perusahaan yang tidak memilikinya

sehingga layak dijadikan objek investasi (Lako, 2011).

5. Produk Hukum yang Mengatur CSR

Di Indonesia, CSR diatur dalam ketentuan Undang-Undang No. 40 Tahun

2007 tentang Perseroan Terbatas. Menurut Untung (2014), latar belakang

dimaksudkannya ketentuan ini adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban

sosial perseroan terhadap lingkungan dan keadaan masyarakat di sekitar

tempat usaha perseroan. Ketentuan ini tidak bersifat menyeluruh, tetapi

memiliki batasan dan keadaan-keadaan tertentu yang peraturan

pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Perseroan yang menjalankan usahanya di bidang dan/atau berkaitan

dengan sumber daya alam wajib melakukan tanggung jawab sosial dan

(32)

15

perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang

pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

Jika perseroan tidak melaksanakan kewajiban tersebut, maka akan dikenai

sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait

(pasal 74).

6. Kinerja Lingkungan (Environmental Performance)

Suratno et al. (2006) berpendapat bahwa environmental performance adalah

kinerja perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik (green). Untuk

mengukur kinerja lingkungan suatu perusahaan, pemerintah melalui

Kementrian Lingkungan Hidup membentuk suatu platform yang dipakai

untuk menilai kepatutan operasi industri terhadap lingkungan hidup dan

masyarakat lewat program pemeringkatan yang bernama Program Penilaian

Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) (Reliantoro, 2012).

Dasar hukum pelaksanaan PROPER adalah keputusan Menteri Negara

Lingkungan Hidup Nomor 127 Tahun 2002 tentang Program Penilaian

Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER).

PROPER diumumkan secara rutin kepada masyarakat, sehingga perusahaan

yang dinilai akan memperoleh insentif maupun disinsentif reputasi, tergantung

kepada tingkat ketaatannya (Rakhiemah dan Agustia, 2009).

Penggunaan warna di dalam penilaian PROPER merupakan bentuk

komunikatif penyampaian kinerja kepada masyarakat, mulai dari terbaik,

(33)

16

masyarakat dapat mengetahui tingkat penaatan pengelolaan lingkungan pada

perusahaan dengan hanya melihat peringkat warna yang ada.

Tabel 2.1.

Kriteria Peringkat PROPER

Peringkat Keterangan

Emas Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah secara konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan (environmental excellency) dalam proses produksi dan/atau jasa, melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab terhadap masyarakat.

Hijau Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance) melalui pelaksanaan sistem manajemen lingkungan, pemanfaatan sumberdaya secara efisien dan melakukan upaya pemberdayaan masyarakat dengan baik.

Biru Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Merah Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang upaya pengelolaan lingkungan hidup dilakukannya tidak sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Hitam Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang sengaja melakukan perbuatan atau melakukan kelalaian yang mengakibatkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan serta pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan atau tidak melaksanakan sanksi administrasi.

Sumber: KLH, 2013 7. Kinerja Finansial

Fahmi (2011) mendefinisikan kinerja keuangan atau yang dikenal dalam

penelitian ini sebagai kinerja finansial adalah suatu analisis yang dilakukan

(34)

17

menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar,

seperti dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standar

dan ketentuan dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan) atau GAAP

(General Accepted Accounting Principle).

Penilaian kinerja keuangan setiap perusahaan berbeda-beda tergantung

pada ruang lingkup bisnis yang dijalani. Penilaian ini menjadi sangat penting

karena menggambarkan bagaimana sebenarnya kondisi pengelolaan

organisasi secara keseluruhan (Fahmi, 2011:4). Untuk melakukan penilaian

kinerja keuangan atau finansial, dibutuhkan data-data keuangan perusahaan.

Data-data keuangan merupakan data-data masa lalu, namun dari data-data

tersebut dapat melakukan peramalan mengenai kondisi perusahaan di masa

mendatang. Fahmi (2011) menyebutkan bahwa data-data keuangan tersebut

sebenarnya telah menggambarkan atau setidaknya telah mampu memberikan

suatu rekomendasi yang menyangkut dengan financial performance dari

perusahaan.

B. Penelitian Terdahulu

1. Rakhiemah dan Agustia (2009) melakukan penelitian tentang pengaruh kinerja

lingkungan terhadap CSR disclosure, dan kinerja keuangan pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh secara positif signifikan

(35)

18

signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan, dan CSR disclosure tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Peneliti menyarankan bagi penelitian selanjutnya untuk menggunakan variabel

CSR disclosure sebagai variabel intervening dalam menganalisis pengaruh

tidak langsung kinerja lingkungan pada kinerja keuangan.

2. Nuraini (2010) melakukan penelitian tentang pengaruh environmental

performance dan environmental disclosure terhadap economic performance

pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa environmental performance tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap economic performance, environmental disclosure tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap economic performance, dan dari empat

variabel kontrol (profit margin (PM), environmental concerns (EnC), firm size

(Sz) dan ownership (Own)) yang digunakan, hanya dua variabel yang

signifikan terdapat pengaruh terhadap economic performance yaitu variabel

profit margin dan ownership.

3. Suratno et al. (2006) melakukan penelitian tentang pengaruh environmental

performance terhadap environmental disclosure dan economic performance

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode

2001-2004. Hasil penelitian menunjukkan bahwa environmental performance

berpengaruh secara positif signifikan terhadap environmental disclosure dan

environmental performance berpengaruh positif signifikan terhadap economic

(36)

19

C. Kerangka Konseptual Penelitian dan Penurunan Hipotesis

Penelitian ini berfokus pada pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja

finansial dengan pengungkapan CSR sebagai variabel intervening.

1. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja Finansial

Perusahaan dengan pengungkapan informasi lingkungan yang tinggi dalam

laporan keuangannya dan laporan tahunan akan lebih dapat diandalkan.

Laporan keuangan yang handal tersebut akan berpengaruh terhadap kinerja

finansial, dimana investor akan merespon secara positif dengan fluktuasi harga

pasar saham yang semakin tinggi, dan begitu pula sebaliknya (Sudaryanto,

2011). Hal tersebut juga didukung oleh Verrecchia (1983) dalam Suratno et al.

(2006) yang mengemukakan bahwa pelaku lingkungan yang baik percaya

bahwa mengungkapkan environmental performance mereka menggambarkan

good news bagi pelaku pasar. Perusahaan yang memiliki good news akan

meningkatkan pengungkapan kinerjanya (finansial dan non finansial) dalam

laporan tahunan perusahaan. Good news tersebut diharapkan akan mendapat

respon positif dari investor yang nantinya akan berdampak positif terhadap

kinerja ekonomi perusahaan.

Hasil penelitian Wiranata et al. (2014) yang meneliti tentang reaksi

pasar atas pengumuman peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan

lingkungan (menggunakan pengumuman PROPER) dengan metode event

(37)

20

pengumuman dan hari kedua setelah tanggal pengumuman peringkat

PROPER. Hal tersebut membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif kinerja

lingkungan teradap kinerja finansial yang ditunjukkan oleh reaksi cepat

investor saat adanya good news berupa pengumuman PROPER terhadap nilai

saham perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian Wiranata et al. (2014),

penjabaran Sudaryanto dan penjelasan dukungan dari Verrecchia (1983) dalam

Suratno et al. (2006), maka rumusan hipotesis pertama:

H1 : Kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap kinerja finansial

2. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Pengungkapan CSR

Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang kegiatan produksinya

akan menghasilkan limbah. Walaupun limbah berpotensi mencemari

lingkungan dan dapat menimbulkan keresahan masyarakat sekitar sehingga

mengancam keberlangsungan usaha perusahaan, namun jika dikelola dengan

baik maka tidak sampai merusak lingkungan.

Pemerintah terutama Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) berusaha

untuk mencegah kerusakan lingkungan dengan mendorong penataan

perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui instrumen informasi

(Rakhiemah dan Agustia, 2009). Salah satu upaya pengawasan dari KLH yaitu

dengan PROPER yang penilaiannya berdasarkan pertanggungjawaban

perusahaan dalam pengendalian pencemaran lingkungan hidup, pengendalian

perusakan lingkungan hidup, dan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan

(38)

21

Indonesia Nomor 06 Tahun 2013 tentang Program Penilaian Kinerja

Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Publikasi hasil penilaian kinerja lingkungan perusahaan dalam

PROPER menjadi bermanfaat bagi perusahaan untuk meningkatkan

kepercayaan masyarakat karena perusahaan dengan environmental

performance yang baik perlu mengungkapkan informasi kuantitas dan mutu

lingkungan yang lebih baik dibandingkan perusahaan dengan environmental

performance yang lebih buruk (Sudaryanto, 2011). Yang melandasi hubungan

ini adalah teori legitimasi, yaitu kontrak sosial yang terjadi antara perusahaan

dengan masyarakat dimana perusahaan beroperasi.

Perusahaan telah mendapat legitimasi dari masyarakat untuk

menjalankan usahanya di tengah-tengah kehidupan sosial masyarakat dan

untuk mempertahankan legitimasi maka perusahaan harus menunjukkan

kinerja lingkungan yang baik, namun kinerja lingkungan yang baik saja tidak

cukup untuk menjamin legitimasi perusahaan di mata masyarakat. Perusahaan

perlu melakukan timbal balik kepada masyarakat. Timbal balik ini merupakan

bentuk pertanggungjawaban sosial perusahaan kepada masyarakat yang

dikenal dengan implementasi CSR.

(39)

22

terintegrasi dengan ekosistem di mana perushaaan beroperasi. Seharusnya faktor lingkungan tersebut dapat digunakan sebagai pintu masuk untuk implementasi CSR. Dalam pengimplementasian CSR, terdapat empat dimensi kunci yang harus diperhatikan yaitu prinsip hak asasi manusia, prinsip keberlanjutan, efisiensi ekonomi dan sosial, dan legitimasi masyarakat untuk melakukan operasi. Dimensi CSR tersebut dapat terwujud jika perusahaan melakukan manajemen lingkungan. Manajemen lingkungan yang baik memperhatikan pemeliharaan keragaman hayati dan konservasi lingkungan, penggunaan energi, penggunaan bahan baku, kontrol terhadap polusi, dan pengurangan polusi serta perbaikan lingkungan yang akan membawa implikasi yang baik bagi perusahaan dalam mewujudkan hak asasi manusia untuk mendapatkan lingkungan yang bersih, menjaga keberlanjutan sumber energi dan sumber daya alam, melakukan efisiensi ekonomi dan sosial, dan menjaga legitimasi yang diberikan masyarakat, maka perusahaan dengan kinerja lingkungan yang tinggi cenderung akan memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Hal ini melandasi penelitian Al-Tuwaijri, et al. (2003) dan Suratno et al (2006) menemukan hubungan positif signifikan antara environmental

disclosure dengan environmental performance, maka hipotesis kedua

penelitian ini dirumuskan:

(40)

23

3. Pengaruh Pengungkapan CSR terhadap Kinerja Finansial

Perusahaan yang memiliki kinerja finansial dan tanggung jawab sosial tinggi

akan direspon positif oleh investor dan akan mempengaruhi keputusan

investasi perusahaan. Harga saham perusahaan secara relatif dalam industri

yang bersangkutan merupakan cerminan pencapaian kinerja finansial

perusahaan.

Untuk melaksanakan CSR, perusahaan akan mengeluarkan sejumlah

biaya. Biaya pada akhirnya akan menjadi beban yang mengurangi pendapatan

sehingga tingkat profit perusahaan akan turun. Akan tetapi dengan

melaksanakan CSR, citra perusahaan akan semakin baik sehingga loyalitas

konsumen dan para stakeholder makin tinggi. Menurut Rahmawati (2012),

seiring meningkatnya loyalitas konsumen dan para stakeholder dalam waktu

lama, maka penjualan perusahaan akan semakin membaik, dan pada akhirnya

dengan pelaksanaan CSR diharapkan tingkat profitabilitas perusahaan juga

meningkat. Pengungkapan CSR yang baik juga akan menarik minat investor

untuk menanamkan modalnya pada perusahaan sehingga akan terlihat dalam

kinerja finansial perusahaan yang diukur dalam harga per lembar saham yang

terdapat di BEI. Oleh karena itu, hipotesis ketiga dirumuskan:

H3 : Pengungkapan CSR berpengaruh positif terhadap kinerja finansial

4. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja Finansial dengan

pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai Variabel

(41)

24

Kinerja lingkungan jika dihubungkan langsung dengan kinerja finansial tidak

mempengaruhi besarnya fluktuasi harga saham, maka harus dihubungkan

dengan pengungkapan CSR sebagai pengaruh tidak langsung antara kinerja

lingkungan dengan kinerja finansial karena CSR akan menjadi pengungkap

kinerja lingkungan ke pihak masyarakat dan investor sehingga CSR sebagai

mediator yang akan mempengaruhi kinerja finansial perusahaan.

Pengungkapan CSR akan berperan sebagai variabel intervening antara kinerja

lingkungan dengan kinerja finansial. Dengan demikian, hipotesis keempat dari

penelitian ini adalah:

H4: Kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap kinerja finansial

dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai variabel

intervening

H4 H2 H3 H4

H1

Diagram 2.1 Kerangka Konseptual

CSR

(42)

25 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan studi empiris. Studi empiris dalam penelitian

menggunakan perusahaan-perusahaan yang listing di BEI dengan analisis

matematika dan statistika untuk menggambarkan, menjelaskan dan membuat

prediksi berdasarkan data-data sekunder yang telah didokumentasikan.

B. Objek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan adalah pelaporan keuangan perusahaan.

Pelaporan keuangan perusahaan yang digunakan milik perusahaan manufaktur

yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010-2013. Data variabel

kinerja lingkungan menggunakan data laporan PROPER yang dipublikasikan di

website milik Kementerian Lingkungan Hidup, variabel pengungkapan CSR

menggunakan data berupa annual report perusahaan, dan variabel kinerja

finansial menggunakan data dari laporan keuangan yang sudah diaudit dan

Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dari tahun 2010-2013.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur

(43)

26

sampel menggunakan teknik purposive sampling dimana cara pengambilan subjek

bukan didasarkan pada strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya

kriteria tertentu (Sugiyono, 2007). Kriteria sampel yang digunakan dalam

penelitian:

1. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan dan mempublikasikan laporan

tahunan pada periode tahun 2010-2013

2. Perusahaan manufaktur yang melaporkan CSR pada periode tahun 2010-2013

3. Perusahaan yang mengikuti PROPER pada periode tahun 2010-2013.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

dokumentasi, dengan mengumpulkan, mempelajari dan menganalisis data

sekunder. Data variabel kinerja lingkungan menggunakan data laporan PROPER

yang diambil dari website www.menlh.go.id, data untuk variabel pengungkapan

CSR menggunakan annual report perusahaan, dan data variabel kinerja finansial

menggunakan laporan keuangan yang telah diaudit dan Indonesian Capital

Market Directory (ICMD) tahun 2010-2013.

E. Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja finansial. Kinerja

(44)

27

Profesor James Tobin (1967). Darmawati dan Khomsiyah (2005) telah

menyesuaikan rumus Tobin’s Q dengan kondisi transaksi keuangan perusahaan

di Indonesia menjadi:

MVE + DEBT

Tobin’s Q =

TA

Keterangan:

MVE harga penutupan saham akhir tahun x banyaknya saham biasa yang beredar

DEBT (utang lancar – aktiva lancar) + nilai buku sediaan + utang jangka panjang

TA nilai buku total aktiva

Rasio Tobin’s Q menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini

tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi inkremental. Jika

rasio Q diatas satu, ini menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva

menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi daripada

pengeluaran investasi, hal ini akan merangsang investasi baru. Jika rasio Q

dibawah satu, investasi dalam aktiva tidaklah menarik. Jadi rasio Q

merupakan ukuran yang lebih teliti tentang seberapa efektif manajemen

memanfaatkan sumber-sumber daya ekonomis dalam kekuasaannya. Teori

ekonomi mengatakan bahwa rasio Q yang lebih besar dari satu akan menarik

arus sumber daya dan kompetisi baru sampai rasio Q mendekati satu

(45)

28 2. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini yaitu kinerja lingkungan. Kinerja

lingkungan diukur melalui prestasi perusahaan dalam mengikuti PROPER.

Program yang merupakan salah satu upaya yang dilakukan Kementrian

Lingkungan Hidup (KLH) untuk mendorong penataan perusahaan dalam

pengelolaan lingkungan hidup melalui instrumen informasi (Rakhiemah dan

Agustia, 2009). Sistem peringkat kinerja PROPER mencakup pemeringkat

perusahaan dalam 5 warna yaitu:

Warna Peringkat Dummy

Emas Sangat sangat baik 5

Hijau Sangat baik 4

Biru Baik 3

Merah Buruk 2

Hitam Sangat Buruk 1

Pendekatan untuk menghitung PROPER menggunakan variabel dummy sesuai

dengan pencapaian peringkat warna PROPER perusahaan, jika perusahaan

mendapat peringkat warna tertinggi yaitu emas maka diberi dummy 5. Dummy

4 untuk peringkat warna hijau, dummy 3 untuk peringkat warna biru, dummy 2

untuk peringkat warna merah, dan dummy terendah yaitu 1 untuk peringkat

warna hitam.

3. Variabel Intervening

Variabel intervening adalah variabel penyela/antara yang terletak diantara

variabel independen dan variabel dependen, sehingga variabel independen

(46)

29

(Sugiyono, 2008:6). Variabel intervening bertujuan untuk mengetahui apakah

besarnya pengaruh X ke Y lebih besar atau lebih kecil dari X ke Y dengan

melalui variabel intervening. Jika besarnya pengaruh X ke Y melalui

intervening lebih besar dari pada pengaruh X ke Y maka variabel tersebut

dapat diterima sebagai variabel intervening. Variabel intervening yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu pengungkapan CSR. CSR disini diukur

menggunakan CSR index. Menurut Hackston dan Milne (1996),

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam tujuh kategori yaitu:

lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, lain-lain tenaga

kerja, produk, keterlibatan masyarakat, dan umum. Ketujuh kategori tersebut

terbagi dalam 90 item pengungkapan.

Apabila hasil uji menunjukkan pengaruh kinerja lingkungan ke kinerja

finansial melalui CSR lebih besar dari pada pengaruh kinerja lingkungan ke

kinerja finansial secara langsung maka variabel CSR dapat diterima sebagai

variabel intervening. Pendekatan untuk menghitung CSR menggunakan

variabel dummy dimana, jika perusahaan mengungkapkan diberi nilai 1

namun jika tidak mengungkapkan diberi nilai 0. Selanjutnya skor dari item–

item yang diungkapkan dijumlah. Rumus perhitungan CSRi adalah:

M CSRi =

(47)

30 Keterangan:

CSRi Corporate Social Responsibility Index perusahaan

M Jumlah item yang diungkapkan perusahaan V Jumlah item yang diharapkan

F. Teknik Analisis Data

Teknik yang dilakukan dalam menganalisis data penelitian meliputi hal berikut:

1. Statistik Deskriptif

Sebelum melakukan pengujian, data disajikan dalam bentuk statistik deskriptif

agar lebih mudah untuk dipahami dan dibaca (Rakhiemah dan Agustia, 2009).

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai nilai

minimum, nilai maksimun, nilai rata-rata serta standar deviasi data yang

digunakan dalam penelitian.

2. Structural Equation Modeling (SEM)

Analisis data dalam penelitian menggunakan Structural Equation Modeling

(SEM) dibantu dengan program statistik Analysis of Moment Structure (AMOS)

versi 18.0. Menurut Wright (1921) dalam Jogiyanto (2011: 47), SEM adalah

suatu teknik statistika untuk menguji dan mengestimasi hubungan kausal dengan

mengintegrasikan analisis faktor dan analisis jalur. SEM mengutamakan

pemodelan konfirmatori dibandingkan pemodelan eksploratori sehingga lebih

tepat digunakan untuk pengujian teori (studi kuantitatif) dibandingkan

pengembangan teori (studi kualitatif) (Jogiyanto 2011: 48). Langkah pengujian

(48)

31 a. Asumsi Dasar

1) Uji Normalitas Data

Analisis SEM mewajibkan data berdistribusi normal untuk menghindari

bias dalam interpretasi dan mempengaruhi data lainnya. Data dikatakan

normal apabila c.r multivariate (critical ratio) memiliki syarat -2,58 < c.r

< 2,58 (Mustafa dan Wijaya, 2012: 8). Jika data tidak berdistribusi normal,

maka data outlier harus dibersihkan terlebih dahulu.

2) Uji Multikolinearitas

Analisis SEM mewajibkan data yang digunakan tidak mengandung

multicollinearity dan singularity. Menurut Ghozali (2007), deteksi uji

multikolinearitas pada suatu model dapat dilihat dari nilai tolerance dan

variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap

variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen

lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang

terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai

tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena

VIF=1/tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan

adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan

nilai VIF > 10.

b. Menghilangkan Data Outlier

Menurut Santoso (2002: 23), data outlier adalah data yang secara nyata

(49)

32

bersifat ekstrim dibandingkan rata-rata data yang lainnya, maka data outlier

tidak dapat digunakan dalam pengujian karena dapat membuat data tidak

berdistribusi normal. Uji yang digunakan dalam penelitian ini terhadap

keberadaan outlier yaitu dengan membuat nilai z (standarisasi data).

Standarisasi dengan nilai z:

x - X̄ z = σ

Keterangan:

X Nilai Data

X̄ Nilai Rata-rata

Σ Standar Deviasi

c. Pengembangan Diagram Jalur (Path Diagram)

Model penelitian yang sedang dikembangkan digambarkan dalam path

diagram untuk mempermudah melihat hubungan-hubungan kausalitas yang

sedang diuji.

e

β2csr

β2csr e

β1kl

Diagram 3.1.

Path Diagram CSR

(50)

33

d. Membuat Persamaan Struktural dan Model Pengukuran

Bahasa pemrograman dalam path analysis akan mengkonversi gambar path

diagram ini menjadi persamaan kemudian persamaan menjadi estimasi

(Indrianti, 2011) sebagai berikut:

Model I : YKF = α + β1KL + β2CSR + e

Model II : YCSR = α + β1KL + e

Keterangan: YKF Kinerja Finansial

YCSR Corporate Social Responsibility

α Konstanta

β1KL Koefisien Regresi Kinerja Lingkungan

β2CSR Koefisien Regresi Corporate Social Responsibility e Standar error

e. Kesimpulan Pengujian Hipotesis

Dasar pengambilan keputusan dengan menggunakan angka probabilitas

signifikansi (α) sebesar 0,05. Penolakan atau penerimaan hipotesis yang

(51)

34

Ho1 Tidak terdapat pengaruh positif signifikan kinerja lingkungan terhadap kinerja finansial

Ha1 Terdapat pengaruh positif signifikan kinerja lingkungan terhadap kinerja finansial

2)

Uji Hipotesis

Kedua

Ho2 Tidak terdapat pengaruh positif signifikan kinerja lingkungan terhadap pengungkapan CSR

Ha2 Terdapat pengaruh positif signifikan kinerja lingkungan terhadap pengungkapan CSR

3)

Uji Hipotesis

Ketiga

Ho3 Tidak terdapat pengaruh positif signifikan pengungkapan CSR terhadap kinerja finansial Ha3 Terdapat pengaruh positif signifikan pengungkapan

CSR terhadap kinerja finansial

Tidak terdapat pengaruh positif signifikan antara kinerja lingkungan terhadap kinerja finansial dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility

(CSR) sebagai variabel intervening

Ha4

Terdapat pengaruh positif signifikan antara kinerja lingkungan terhadap kinerja finansial dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility

(52)

35

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang

listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2010 hingga 2013.

Berdasarkan data pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD), jumlah

perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode

tahun 2010-2013 sebanyak 155 perusahaan. Daftar perusahaan yang menjadi

populasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran B (halaman 73-81).

B. Deskripsi Sampel 1. Sampel Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan

tahunan perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI)

pada periode tahun 2010-2013. Pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan metode purposive sampling dengan didasarkan pada tiga

kriteria. Atas dasar kriteria yang telah ditetapkan, maka proses pengambilan

(53)

36 Tabel 4.1.

Penentuan Sampel Penelitian

Kriteria Jumlah Perusahaan

Perusahaan manufaktur yang menerbitkan dan mempublikasikan laporan tahunan di BEI dalam periode 2010 hingga 2013

155

Perusahaan manufaktur yang tidak melaporkan CSR dalam periode 2010 hingga 2013

(5)

Perusahaan manufaktur yang tidak/belum mengikuti PROPER dalam periode tahun 2010-2013

HDTX PT. Panasia Indo Resources (d/h

Panasia Indosyntec) Tbk 2012 Biru 2 0.122 33,315

HDTX PT. Panasia Indo Resources (d/h

Panasia Indosyntec) Tbk 2013 Biru 2 0.111 89,001

D dummy peringkat PROPER

CSR pengungkapan CSR

(54)

37

Dari tabel 4.1. dan tabel 4.2. diketahui bahwa terdapat 12 data tahun

perusahaan (firm year) dari 7 perusahaan yang termasuk data outlier,

sehingga hanya 39 perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Dari 34

perusahaan, data yang akan diolah dalam penelitian sebanyak 91 tahun

perusahaan.

Penelitian ini menggunakan data tahun perusahaan karena untuk

variabel kinerja lingkungan, mayoritas perusahaan peserta PROPER

merupakan anak dari perusahaan yang menjadi populasi penelitian,

sedangkan untuk mengukur variabel pengungkapan CSR dan variabel

kinerja finansial menggunakan data dari perusahaan listing di BEI yang

mayoritas merupakan perusahaan induk. Daftar sampel penelitian pada

Lampiran C (halaman 82-87).

2. Pengukuran Data

Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengukur data penelitian:

a. Kinerja Lingkungan

Data kinerja lingkungan diukur dengan pendekatan variabel dummy pada

peringkat warna PROPER yang dicapai perusahaan. Peringkat warna

yang didapatkan oleh perusahaan sampel penelitian hanya mencakup tiga

warna yaitu merah, biru, dan hijau. Oleh karena itu, jika perusahaan

sampel mendapat peringkat warna merah maka diberi dummy 1, jika

perusahaan sampel mendapat peringkat warna biru maka diberi dummy

(55)

38

diberi dummy 3. Contoh skoring pada perusahaan VOKS (PT. Voksel

Electric Tbk) 2013 sebagai berikut:

Tabel 4.3.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 349 Tahun 2013 tentang Hasil Penilaian Peringkat Kinerja

Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahun 2012-2013

Kimia Jawa Barat Kab. Bogor

BIRU

(urutan 279) yang memperoleh peringkat PROPER warna biru sehingga

diberikan dummy 2. Data dan hasil dummy kinerja lingkungan

perusahaan sampel dapat dilihat pada lampiran C (halaman 82-87).

b. Pengungkapan CSR

Untuk data pengungkapan CSR diperoleh dengan memberikan dummy 1

untuk setiap pada pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan.

Contoh pada perhitungan VOKS 2013:

No Kriteria 2013

Lingkungan

1 Melakukan pengendalian polusi kegiatan operasi; pengeluaran riset dan pengembangan untuk pengurangan polusi

2 Memberikan pernyataan yang menunjukkan bahwa operasi perusahaan tidak mengakibatkan polusi atau memenuhi ketentuan hukum dan peraturan polusi

3 Memberikan pernyataan yang menunjukkan bahwa polusi operasi

(56)

39 (Lanjutan)

No Kriteria 2013

4 Mencegahan atau memperbaiki kerusakan lingkungan akibat pengolahan sumber alam, misalnya reklamasi daratan atau reboisasi 5 Membantu konservasi sumber alam, misalnya mendaur ulang kaca,

besi, minyak, air dan kertas √

6 Penggunaan material daur ulang

7 Menggunakan material dalam proses produksi secara efisien 8 Mendukung kampanye anti sampah

9 Menerima penghargaan berkaitan dengan program lingkungan yang

dibuat perusahaan √

10 Melakukan pengolahan limbah

11 Merancang fasilitas yang harmonis dengan lingkungan 12 Berkontribusi dalam bentuk dana atau seni yang bertujuan untuk

memperindah lingkungan

13 Berkontribusi dalam pemugaran bangunan sejarah

14 Mempelajari dampak lingkungan untuk memonitor dampak lingkungan perusahaan

15 Melakukan konservasi margasatwa

16 Melakukan perlindungan lingkungan, contohnya: dalam mengontrol hama

Energi

17 Melakukan konservasi energi dalam melakukan operasi bisnis

18 Menggunakan energi secara lebih efisien dalam kegiatan operasi 19 Memanfaatkan barang bekas untuk memproduksi energi

20 Mengungkapkan penghematan energi sebagai hasil produk daur ulang

21 Membahas upaya perusahaan dalam mengurangi konsumsi energi 22 Pengungkapan peningkatan efisiensi energi dari produk

23 Riset yang mengarah pada peningkatan efisiensi energi dari produk 24 Menerima penghargaan untuk program konservasi energi

25 Menyuarakan kepedulian perusahaan tentang kekurangan energi 26 Mengungkapkan kebijakan energi perusahaan

Kesehatan dan Keselamatan Tenaga Kerja 27 Mengurangi polusi, iritasi, atau resiko dalam lingkungan kerja 28 Mempromosikan keselamatan tenaga kerja dan kesehatan fisik atau

mental

29 Mengungkapkan statistik kecelakaan kerja

30 Mentaati peraturan standar kesehatan dan keselamatan kerja 31 Menerima penghargaan berkaitan dengan keselamatan kerja 32 Menetapkan suatu komite keselamatan kerja

33 Melaksanakan riset untuk meningkatkan keselamatan kerja

(57)

40 (Lanjutan)

No Kriteria 2013

Lain-lain tentang Tenaga Kerja

35 Perekrutan atau memanfaatkan tenaga kerja wanita/orang cacat 36 Mengungkapkan persentase/jumlah tenaga kerja wanita/orang cacat

pada tingkat managerial

37 Mengungkapkan tujuan memperkerjakan tenaga kerja wanita/orang cacat dalam pekerjaan

38 Memiliki program untuk kemajuan tenaga kerja wanita/orang cacat 39 Memperkerjakan kelompok kepentingan khusus lainnya, misalnya

orang cacat, mantan narapidana atau mantan pecandu narkoba 40 Mengungkapkan statistik kemajuan internal

41 Memberikan pelatihan tenaga kerja melalui program tertentu di

tempat kerja √

42 Memberi bantuan keuangan pada tenaga kerja dalam bidang pendidikan atau melanjutkan pendidikan (kursus)

43 Mendirikan pusat pelatihan tenaga kerja

44 Mengungkapkan bantuan atau bimbingan untuk tenaga kerja yang dalam proses mengundurkan diri atau yang telah membuat kesalahan 45 Mengungkapkan perencanaan kepemilikan rumah karyawan

46 Mengungkapkan fasilitas untuk aktivitas rekreasi

47 Menyediakan jumlah dan /atau persentase angka gaji, upah, pajak penghasilan, pensiun

48 Mengungkapkan setiap kebijakan / tujuan / alasan untuk paket

remunerasi perusahaan / skema. √

49 Mengungkapkan jumlah tenaga kerja dalam perusahaan 50 Mengungkapkan tingkatan managerial yang ada 51 Mengungkapkan disposisi staf - di mana staf ditempatkan

52 Mengungkapkan jumlah staf, masa kerja dan kelompok usia mereka 53 Mengungkapkan statistik tenaga kerja, misalnya penjualan per tenaga

kerja

54 Mengungkapkan kualifikasi tenaga kerja yang direkrut 55 Memberikan informasi tentang keberadaan atau jumlah dan nilai

saham yang ditawarkan kepada karyawan di bawah skema pembelian saham atau program pensiun

56 Mengungkapkan rencana pembagian keuntungan lain 57 Mengungkapkan informasi hubungan manajemen dengan tenaga

kerja dalam meningkatkan kepuasan dan motivasi kerja

58 Mengungkapkan informasi stabilitas pekerjaan tenaga kerja dan masa depan perusahaan

59 Membuat laporan ketersediaan posisi tenaga kerja secara terpisah 60 Memberikan informasi tentang penghargaan untuk komunikasi yang

Gambar

Tabel 2.1. Kriteria Peringkat PROPER
Tabel 4.1. Penentuan Sampel Penelitian
Tabel 4.3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor
Tabel 4.3. berikut ini menyajikan hasil statistik deskriptif:
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pendirian UBPE Pongkor ini di mulai ketika PT Aneka Tambang Tbk melalui salah satu unit kerjanya yaitu Unit Geologi memulai eksplorasi pada tahun 1974 sampai dengan

Dari hasil penelitian terhadap perwatakan tokoh Igor Malev dengan menggunakan teori psikoanalisis pada roman La Solitude du Vainqueur, dapat ditarik kesimpulan

Menata kembali nama dan kode berbagai program studi yang ada di Indonesia berbasis epistomologinya – implikasi: nama-nama program studi yang berbeda namun memiliki substansi

Penelitian ini berjudul Analisis Pengaruh Indikator Jingle Iklan Mizone terhadap Brand Awareness (Studi Iklan Mizone Versi Great DJ pada Mahasiswa Program Studi Manajemen

Kepesertaan BPJS Kesehatan adalah wajib bagi seluruh penduduk atau masyarakat Indonesia, meskipun demikian ditemukan banyak masyarakat yang tidak ikutserta dalam

Berdasarkan uraian di atas adapun permasalahan yang diangkat bagaimanakah pertanggungjawaban pidana oleh rumah sakit terhadap dokter yang melakukan malpraktek dalam

Pada Gambar 4.39 merupakan rancangan tampilan dari menu Data Penanganan, pada halaman ini terdapat data penanganan dari keluhan, admin dapat mengedit data penanganan

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa bahwa ada 3 dimensi yang memiliki nilai diatas 0,7 yaitu dimensi Motivasi, Keterampilan, dan Pendidikan memiliki nilai