KATA PENGANTAR
Direktorat Pembinaan SMA telah melaksanakan program rintisan Sekolah Kategori Mandiri (SKM) sebagai implementasi dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Program tersebut dimulai tahun 2007 di 441 SMA, jumlah ini kemudian bertambah menjadi 2.625 SMA pada tahun 2008, dan menjadi 3.252 SMA pada tahun 2009. Selain itu, Direktorat PSMA juga telah melaksanakan rintisan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di 100 sekolah dan rintisan Pusat Sumber Belajar (PSB) di 33 sekolah. Jumlah ini tersebar di 33 Provinsi dan 463 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.
Pada tahun 2010 dilakukan verifikasi terhadap sejumlah SMA yang menjadi rintisan SKM, PBKL, dan PSB yang disebutkan diatas, dan telah terpilih 132 sekolah yang dijadikan SMA Model SKM-PBKL-PSB. SMA model SKM-PBKL-PSB bukan merupakan pengkategorian sekolah, tetapi merupakan alternatif strategi pembinaan untuk mempercepat pemenuhan SNP.
Program pembinaan SMA Model SKM-PBKL-PSB dilaksanakan bersama oleh Direktorat Pembinaan SMA dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota baik secara teknis maupun manajerial. Selanjutnya untuk memudahkan semua pihak terkait dalam pelaksanaan program-program tersebut, Direktorat Pembinaan SMA mempersiapkan berbagai bahan pendukung berupa naskah rujukan dalam pemenuhan SNP, baik berupa konsep, pedoman, panduan, maupun petujuk teknis.
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) merupakan salah satu panduan yang dikembangkan dan dijabarkan dari Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Kerja Sekolah yang telah disusun terlebih dahulu, serta mengacu kepada Pedoman Penyusunan Program Sekolah yang telah diterbitkan oleh Direktorat PSMA sebelumnya. Panduan ini terbuka untuk dikembangkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota dan Sekolah sesuai dengan kebutuhan.
Kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam keseluruhan proses pengembangan dan pembahasan panduan penyusunan RKAS ini, kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Harapan kami seluruh dokumen yang telah kami persiapkan bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.
Jakarta, Agustus 2010 Direktur Pembinaan SMA,
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Landasan Hukum C. Landasan Operasional D. Landasan Empiris E. Tujuan
2 3 4 5 F. Hasil yang Diharapkan
G. Sasaran
5 5
BAB II RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH
A. Pengertian 6
B. Komponen Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah 6
C. Prinsip Penyusunan/Pengembangan RKAS 7
D. Keterkaitan antar Komponen 8 SNP dalam Penyusunan RKAS 8
E. Mekanisme Penyusunan RKAS 16
F. Penentuan dan Penyusunan Besaran Biaya Kegiatan dan Anggaran Sekolah 18 G. Kerangka Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah 18 CONTOH 1. Penentuan rencana kegiatan
2. Perhitungan biaya operasional peserta didik 3. Penghitungan biaya In House Training
4. Penghitungan biaya kebutuhan administrasi guru 5. Rencana Kerja Jangka Menengah
6. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
20 22 23 24 25 27
BAB III PENUTUP 28
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Amanat Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), mendorong satuan pendidikan untuk memenuhi 8 (delapan) SNP dalam kurun waktu yang ditentukan. Ketentuan Peraturan Peralihan pasal 94 butir b, menyatakan bahwa satuan pendidikan wajib menyesuaikan diri dengan PP Nomor 19 Tahun 2005 tersebut paling lambat 7 (tujuh) tahun sejak diterbitkannya. Selain itu UU Sisdiknas dan PP tersebut memberikan pula dorongan kepada satuan pendidikan untuk dapat melaksanakan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL), penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), baik dalam pembelajaran maupun manajemen sekolah.
Merespon amanat tersebut, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas (Dit. PSMA) sejak tahun 2007 telah melakukan rintisan Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasioanal (SKM/SSN) di 441 SMA tersebar di 33 provinsi 220 kab/kota dan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di 100 SMA, tersebar di 33 provinsi 90 kab/kota. Pada tahun 2008 jumlah SMA rintisan SKM/SSN bertambah menjadi 2.625 SMA untuk rintisan SKM/SSN, sedangkan untuk SMA rintisan PBKL, jumlahnya tetap. Pada tahun 2008 Dit. PSMA juga merintis Pusat Sumber Belajar (PSB) dengan fokus program adalah sebagai media informasi dan pengembangan bahan ajar/bahan uji di 33 SMA, walaupun secara faktual PSB sudah dimulai sejak tahun 2005 dengan diadakannya kegiatan pelatihan penyusunan pengembangan bahan ajar/bahan uji. Jumlah rintisan SKM/SSN pada tahun 2009 bertambah lagi menjadi 3.252 SMA. Selain program rintisan SKM, PBKL dan PSB, Dit.PSMA juga secara intensif dan berkelanjutan melaksanakan Bintek KTSP dimulai tingkat nasional, provinsi, maupun tingkat kabupaten/kota/sekolah.
Dalam melaksanakan berbagai kegiatan rintisan tersebut, Dit.PSMA membuka peluang bagi sekolah-sekolah yang memiliki potensi dan sumber daya dapat melaksanakan beberapa program rintisan secara sekaligus, dengan tetap memprioritaskan pemenuhan SNP. Dengan demikian sekolah dapat membuat perencanaan program yang memuat program pemenuhan SNP, ataupun program-program lainnya dalam bentuk perencanaan program-program kerja sekolah sesuai dengan kondisi dan kesanggupan sekolah masing-masing.
Peraturan Pemerintah nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan pasal 51 ayat 1 menyatakan, bahwa satuan pendidikan harus membuat kebijakan tentang perencanaan program dan pelaksanaannya secara transparan dan akuntabel. Kebijakan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) oleh satuan pendidikan anak usia dini, satuan pendidikan dasar, dan satuan pendidikan menengah dituangkan dalam:
a. rencana kerja tahunan satuan pendidikan;
b. anggaran pendapatan dan belanja tahunan satuan pendidikan; dan
c. peraturan satuan atau program pendidikan
Sementara itu Permendiknas nomor 19 Tahun 2007 menyatakan, bahwa sekolah harus membuat Rencana Kerja Sekolah yang terdiri atas Rencana Kerja Jangka Menengah yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang dituangkan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), yang disusun dan dilaksanakan berdasarkan Rencana Kerja Jangka Menengah. Untuk selanjutnya glosarium nomor 10 pada Permendiknas tersebut menyatakan, bahwa RKT adalah rencana kerja tahunan sekolah/madrasah yang berdasar pada rencana kerja jangka menengah (empat tahunan) yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) sebagai istilah lain dari Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja Sekolah/Madrasah (RAPB-S/M).
Meskipun peraturan ini telah digulirkan pada tahun 2007, tetapi sampai saat ini masih banyak sekolah yang tetap menggunakan istilah RAPBS dari pada RKAS. Untuk itulah perlu adanya penjelasan dan sosialisasi lebih lanjut tentang penggunaan istilah RKAS tersebut agar sekolah dapat memahaminya. Untuk kepentingan tersebut dan untuk memberikan kemudahan bagi sekolah dalam menyusun RKAS, maka Dit. Pembinaan Sekolah Menengah Atas menyusun Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi sekolah dalam menjalankan program-programnya.
B. Landasan Hukum
1. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
3. Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2005 tentang Pendanaan Pendidikan
4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
5. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
6. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
7. Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
9. Permendiknas No.25 Tahun 2006 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Lingkungan Ditjen Mandikdasmen.
10.Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah
11.Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru 12.Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan
13.Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan
14.Permendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan 15.Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
16.Permendiknas No. 39 Tahun 2009 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan, dan penjabarannya dalam Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas yang diterbitkan oleh Ditjen PMPTK, Agustus 2009
17.Permendiknas No. 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
C. Landasan Operasional
1.Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 94 butir b menyatakan, bahwa satuan pendidikan wajib menyesuaikan diri dengan ketentuan mengenai 8 (delapan) SNP paling lambat 7 (tujuh) tahun setelah berlakunya PP tersebut.
2.Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007, Lampiran Bagian B butir 1 a menyatakan, bahwa dalam pelaksanaan rencana kerja, sekolah/madrasah membuat dan memiliki pedoman yang mengatur berbagai aspek pengelolaan secara tertulis yang mudah dibaca oleh pihak-pihak yang terkait. 3.Permendiknas No. 41 Tahun 2007 pasal 1 menyatakan bahwa standar proses untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran. 4.Permendiknas No. 22 tahun 2006 pada Pendahuluan Lampiran menyatakan , bahwa
peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.
5.Permendiknas No.13 Tahun 2007 pada Lampiran bagian B butir 2.1 menyatakan kompetensi kepala sekolah menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan.
6.Permendiknas No.19 Tahun 2007 pada Lampiran bagian A:
a. butir 1: Perencanaan Program meliputi Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah/Madrasah, serta Rencana Kerja Sekolah
b. butir 4 d: Sekolah/Madrasah membuat:
1) rencana kerja jangka menengah yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun, berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan;
7. Permendiknas No.19 Tahun 2007 pada Lampiran bagian B butir 8 b menyatakan, bahwa Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional Sekolah/ Madrasah mengatur:
a) sumber pemasukan, pengeluaran dan jumlah dana yang dikelola;
b) penyusunan dan pencairan anggaran, serta penggalangan dana di luar dana investasi dan operasional;
c) kewenangan dan tanggungjawab kepala sekolah/madrasah dalam membelanjakan anggaran pendidikan sesuai dengan peruntukannya;
d) pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta penggunaan anggaran, untuk dilaporkan kepada komite sekolah/madrasah, serta institusi di atasnya.
D. Landasan Empiris
1. Masih ada sekolah yang menganggap bahwa Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) sebagai barang baru yang esensinya berbeda dengan Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja Sekolah (RAPBS), sehingga perlu adanya sosialisasi tentang RKAS yang merupakan istilah lain dari RAPBS.
2. Masih ada sekolah yang mengalami kesulitan dalam menyusun Rencana Kerja Sekolah (RKS), baik Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) maupun Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) sesuai dengan tuntutan dalam memenuhi SNP dan program-program lainnya
3. Strategi sekolah dalam pencapaian SNP bervariasi, tergantung pada kemampuan sekolah menganalisis kebutuhan sekolah berdasarkan kondisi riil, serta kesiapan dan kemampuan sekolah dalam mengelola dan mengoptimalkan seluruh sumber daya di sekolah.
4. Belum adanya panduan atau petunjuk teknis yang lebih operasional yang dapat dijadikan acuan oleh sekolah dalam penyusunan RKAS.
E. Tujuan
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) ini disusun dengan tujuan: 1. Menyamakan pemahaman tentang konsep dan substansi RKAS
2. Memberikan rambu-rambu kepada sekolah dalam menyusun dan mengembangkan RKAS, sesuai dengan kondisi riil sekolah dengan mengacu pada tuntutan SNP
F. Hasil yang Diharapkan
1. Setiap sekolah memiliki pemahaman yang sama tentang konsep dan substansi RKAS
2. Adanya acuan bagi sekolah dalam menyusun RKAS, sehingga sekolah dapat menyusun substansi RKAS sesuai dengan kondisi riil sekolah
Panduan ini dapat digunakan oleh seluruh SMA dalam menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) untuk memenuhi SNP.
BAB II
RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH
A. Pengertian
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan menyatakan bahwa Rencana Kerja Sekolah/Madrasah (RKS) meliputi:
1. Rencana Kerja Jangka Menengah yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan;
2. Rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M), dilaksanakan berdasarkan rencana jangka menengah.
Selanjutnya Glosarium butir 10 Permendiknas tersebut menyatakan, bahwa: “RKT adalah rencana kerja tahunan sekolah/madrasah yang berdasar pada rencana kerja jangka menengah (empat tahunan) yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) sebagai istilah lain dari Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja Sekolah/Madrasah (RAPB-S/M).
Dalam hal ini juga Muhaimin, et al (2009:185) mengungkapkan bahwa:
“Rencana program
dikembangkan dengan tujuan untuk memperjelas bagaimana suatu visi dapat dicapai.
Rencana program pada dasarnya merupakan upaya untuk implementasi strategi utama
organisasi. Rencana program merupakan proses penentuan jumlah dan jenis sumber daya
yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan suatu rencana”.
B. Komponen Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)
PP Nomor 19 Tahun 2005 mengamanatkan bahwa Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) pada dasarnya harus mencakup substansi yang telah ditetapkan, sesuai dengan tuntutan SNP. Sementara itu, Permendiknas No. 19 Tahun 2007 secara rinci mengatakan bahwa RKAS harus memuat secara jelas tentang;
1. kesiswaan
2. kurikulum dan kegiatan pembelajaran
3. pendidik dan tenaga kependidikan serta pengembangannya 4. sarana dan prasarana
6. budaya dan lingkungan sekolah 7. peranserta masyarakat dan kemitraan
8. rencana-rencana kerja lain yang mengarah kepada peningkatan dan pengembangan mutu.
Kedua peraturan tersebut pada dasarnya tidak bertentangan, tetapi saling melengkapi dan menguatkan. Komponen pada Permendiknas No. 19 Tahun 2007 terakumulasi pada 8 (delapan) SNP yang dimaksud oleh PP No. 19 Tahun 2005. Dengan demikian komponen kegiatan pada RKAS mengacu kepada delapan standar nasional pendidikan.
C. Prinsip Penyusunan/Pengembangan RKAS
RKAS disusun berdasarkan hasil analisis kesenjangan antara kondisi riil sekolah dengan kondisi ideal yang diharapkan dengan memperhatikan skala prioritas. Menurut Muhaimin (2009; 196) RKAS disusun dengan tujuan sebagai berikut:
1. menjamin agar perubahan/tujuan sekolah yang ditetapkan dapat dicapai dengan tingkatan kepastian yang tinggi dan resiko yang kecil;
2. mendukung koordinasi antar pelaku sekolah;
3. menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar pelaku sekolah dan/atau antara sekolah dan Dinas Pendidikan;
4. menjamin keterkaitan antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan; 5. mengoptimalkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat;
6. menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
Oleh sebab itu, dalam penyusunan RKAS juga harus menerapkan prinsip-prinsip berikut: 1. demand driven (berdasarkan kebutuhan)
2. data driven, realistik sesuai dengan hasil analisis konteks 3. dapat memperbaiki prestasi belajar peserta didik
4. membawa perubahan yang lebih baik (peningkatan/ pengembangan) 5. sistematis, terarah, terpadu (saling terkait & sepadan), dan menyeluruh 6. tanggap terhadap perubahan
7. bersifat partisipasif, keterwakilan, dan transparansi, 8. berdasarkan pada hasil review dan evaluasi.
D. Keterkaitan antar Komponen 8 SNP dalam penyusunan RKAS
Satuan pendidikan merupakan bagian dari masyarakat dan lingkungan. Oleh sebab itu analisis konteks terhadap satuan pendidikan dan lingkungannya merupakan suatu hal yang harus dilaksanakan sebelum menyusun RKAS. Program dan kegiatan sekolah yang dituangkan dalam RKAS, pelaksanaan, dan pengawasannya akan dapat menentukan keberhasilan sekolah tersebut baik dalam peningkatan mutu pendidikan maupun dalam kedudukannya di masyarakat/lingkungan tempat sekolah itu berada. Selain itu semua program dan kegiatan yang dicanangkan oleh sekolah merupakan jembatan yang akan dijalani sekolah dalam menyongsong masa depan yang diinginkan. Dalam hal ini Smith (2001; 18) berpendapat bahwa analisis lingkungan merupakan hal yang sangat penting dalam penentuan program sekolah, karena:
Schools are a subset of society and as such are reflective and dependent upon it
An examination of past trends allows us to understand the present and anticipate the future
Schools have been called upon by society to solve many of its problems. A thorough understanding of such problems provides an opportunity for taking appropriate action with regard to program and personnel development
Schools and the school staff are part of this culture. An understanding of the culture helps us understand and meet staff needs
Dari pernyataan di atas jelas terlihat bahwa sekolah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari lingkungannya, dan dapat memberikan warna kepada lingkungannya, serta adanya ketergantungan sekolah terhadap lingkungannya. Selain itu evaluasi terhadap apa yang sudah dikerjakan dapat memberikan masukan dan bahan bagi masa depannya, sehingga sekolah dapat menjadi tumpuan masyarakat dalam membawa mereka ke arah peningkatan dan kemajuan.
1. Perencanaan
Analisis Konteks
Analisis Lingkungan
Analisis SNP dan Satdik
Strategi Perencanaan
Visi &
Misi
Tujuan
Anaslisis
Kesenjangan
n
Strategi
8. St. Pengelolaan
Rencana Kerja Sekolah (RKS)
RKJM RKAS
2.
Pelaksanaan
Dukungan
Ekternal
KTSP
1.
SI
4. St. Proses
7
. St.Pembiayaan
Pembiayaan
6. St. Sarana
Prasarana
5. St. Pend. &
Tendik
2. SKL
Bagan 1 Keterkaitan antar komponen dalam penyusunan RKAS (dimodifikasi dari Model Smith)
Penjelasan Bagan 1
Keseluruhan proses kegiatan yang terjadi di sekolah mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan harus mengacu kepada berbagai ketentuan yang diatur dalam PP No.17 Tahun 2010 tentang Standar Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan dan Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan.
a. Perencanaan
Proses perencanaan dimulai dengan melakukan analisis konteks dan menelaah hasilnya,
dilanjutkan dengan merumuskan/menyusun visi, misi, tujuan, sasaran dan hasil yang diharapkan, serta strategi pelaksanaan.
1)
Melakukan analisis konteks meliputi:(a)
Analisis konteks 8 SNP(b)
Analisis kondisi satuan pendidikan(c)
Analisis Kondisi lingkungan eksternal satuan pendidikan(Untuk melakukan analisis konteks sangat dianjurkan membaca Petunjuk Teknis Analisis Konteks yang telah dikembangkan oleh Direktorat Pembinaan SMA).
2)
Menelaah hasil analisi konteks untuk mendapatkan kesenjangan yang dihadapi sekolah Hasil analisis konteks dimaksud, pada dasarnya merupakan acuan utama bagi sekolah dalam penyusunan program kerja sekolah, sebagai contoh: hasil pemetaan standar Isi, SKL, dan Standar Penilaian merupakan bahan dasar dalam penyusunan KTSP yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Analisis terhadap pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, serta pembiayaan akan sangat diperlukan dalam menunjang keberlangsungan proses pembelajaran. Untuk dapat melaksanakan pemetaan dan analisis standar – standar ini dapat dibaca di Seri Petunjuk Teknis penyusunan KTSP.3)
Mendata hasil kesenjangan dan menetapkan skala prioritas penanganan program sekolah.4)
Merumuskan/menyusun VisiWibisono (2006) menyatakan bahwa visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan,
atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan want to be dari organisasi atau perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sangat “genting” bagi perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang. Pernyataan visi harus selalu berlaku pada semua kemungkinan perubahan yang mungkin terjadi sehingga suatu visi hendaknya mempunyai sifat fleksibel.
Sementara itu Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan pada Lampiran bagian A butir 1.b menyatakan bahwa visi sekolah/ madrasah;
(a)
dijadikan sebagai cita-cita bersama warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang;(b)
mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan;(c)
dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga sekolah/madrasah dan pihak-pihak yang berkepentingan, selaras dengan visi institusi diatasnya serta visi pendidikan nasional;(d)
diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah dengan memperhatikan masukan komite sekolah/madrasah;(e)
disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan;(f)
ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.Memperhatikan kedua pernyataan tersebut, maka ada beberapa persyaratan yang hendaknya dipenuhi oleh suatu pernyataan visi, yaitu;
(a)
Berorientasi pada masa depan(b)
Tidak dibuat berdasarkan kondisi atau trend saat ini(c)
Mengekspresikan kreativitas(d)
Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi setiap warga sekolah(e)
Memperhatikan sejarah, kultur, dan nilai sekolah meskipun ada perubahan(f)
Mempunyai standar yang tinggi, ideal serta harapan bagi anggota lembaga sekolah(g)
Memberikan klarifikasi bagi manfaat sekolah serta tujuan-tujuannya(h)
Memberikan semangat dan mendorong timbulnya dedikasi setiap warga sekolah(i)
Menggambarkan keunikan/ciri khas sekolah dalam kompetisi serta citranya(j)
Dirumuskan bersama seluruh warga dan dijadikan pedoman atau cita–cita bersama, dan ditetapkan melalui rapat sekolahSetelah visi ditetapkan, maka untuk mencapainya dirumuskan misi yang merupakan pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh sekolah. Dalam operasionalnya seluruh personil yang terlibat berpedoman pada pernyataan misi yang merupakan hasil kompromi intepretasi visi. Misi juga merupakan serangkaian aktivitas yang akan dilakukan oleh sekolah dalam rangka mewujudkan visi jangka panjangnya. Misi dapat dimaknai juga sebagai sebuah deskripsi alasan bagi eksistensi suatu sekolah yang mencerminkan tujuan fundamentalnya. Misi merupakan prinsip yang mengarahkan dan merangsang proses perumusan tujuan dan strategi.
Welch dalam Nisjar dan Winardi (1997:117) menyatakan bahwa; “Misi merupakan sebuah “... pervasive, although general, expression of the philosophical objectives of the entreprise.” Mission should focus on “long-range economic potentials, attitudes toward customers, product and service quality, employees, and attitudes toward owners”. Untuk selanjutnya Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan pada Lampiran bagian A butir 2.b menyatakan bahwa misi sekolah/madrasah;
(a)
memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah/madrasah sesuai dengan tujuan pendidikan nasional;(b)
merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu;(c)
menjadi dasar program pokok sekolah/madrasah;(d)
menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang diharapkan oleh sekolah/madrasah;(e)
memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program sekolah/madrasah;(f)
memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan satuan-satuan unit sekolah/madrasah yang terlibat;(g)
dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah;(h)
disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan;(i)
ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.Mengingat demikian pentingnya pernyataan misi maka proses perumusannya perlu melibatkan dan memperhatikan masukan-masukan dari berbagai pihak yang terkait khususnya seluruh warga sekolah serta sumber-sumber lain yang secara langsung berpengaruh terhadap kemajuan sekolah. Untuk memberikan tekanan pada faktor komprehensif dari pernyataan misi maka pernyataan tersebut hendaknya mampu memberikan gambaran yang menjawab pertanyaan-pertanyaan diantaranya sebagai berikut:
(a)
Apa yang akan dikerjakan oleh sekolah?(c)
Apa yang yang menjadi ciri khas dari sekolah?(d)
Pihak luar mana yang berkepentingan dengan sekolah dan mengapa?(e)
Apa nilai dasar sekolah?(f)
Apa yang berbeda pada sekolah 4 tahun yang lalu dengan sekarang?(g)
Mengapa berbeda?(h)
Cita – cita apa yang diinginkan sekolah 4 tahun yang akan datang?(i)
Apakah jawaban pertanyaan-pertanyaan di atas merefleksikan visi sekolah?6) Merumuskan/menyusun Tujuan Sekolah
Setelah visi dan misi ditentukan, maka kegiatan selanjutnya adalah menentukan tujuan sekolah yang dijabarkan kedalam masing – masing tujuan kegiatan/program. Tujuan merupakan hasil akhir yang ingin dicapai dari suatu rencana kegiatan. Tujuan ini harus terdefinisikan dengan tepat dan dapat ditentukan atau diukur keberhasilan yang ingin dicapainya pada satuan waktu tertentu, dengan target tertentu, mengacu pada analisis kesenjangan.
Kesenjangan merupakan hasil pengukuran terhadap perbedaan antara kondisi riil sekolah dengan kondisi ideal yang dicita - citakan sekolah sesuai dengan visi atau standar yang berlaku. Analisis kesenjangan dilaksanakan untuk menentukan tindak lanjut yang akan dilakukan dalam penentuan program dan kegiatan yang harus dicanangkan dalam RKAS mengacu kepada visi, misi, dan tujuan sekolah yang telah ditentukan.
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan pada Lampiran bagian A butir 3.b menyatakan bahwa tujuan sekolah/madrasah:
(a)
menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka menengah (empat tahunan);(b)
mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan kebutuhan masyarakat;(c)
mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh sekolah/madrasah dan Pemerintah;(d)
mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah, dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah;(e)
disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan.7) Merumuskan/menyusun Hasil dan Sasaran Yang Akan Dicapai
sasaran untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan. Setiap indikator sasaran disertai rencana tingkat capaiannya (targetnya) masing-masing. Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu/tahunan secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan dalam rencana strategik.
Dalam kaitannya dengan RKAS, penentuan sasaran untuk pencapaian setiap tahun dituangkan dalam RKAS. Sasaran ini bisa berupa dokumen, orang, atau kegiatan sesuai dengan rencana kegiatan yang dilaksanakan. Sebagai contoh, untuk kegiatan pelatihan yang menjadi sasaran misalnya guru, pegawai tata usaha, atau peserta didik dengan hasil kegiatan berupa keterampilan dan/atau dokumen.
8) Merumuskan/menyusun Strategi Pelaksanaan
Strategi merupakan rencana komprehensip yang disusun untuk mencapai misi, tujuan, dan sasaran yang telah ditentukan. Strategi harus dapat memaksimalkan seluruh peluang dan potensi yang tersedia di dalam dan di luar sekolah yang dapat memacu pengembangan sekolah, dan sekaligus mampu meminimalkan permasalahan yang dapat menghambat peningkatan mutu sekolah tersebut. Richard Vancil dalam Nisjar dan Winardi (1997) mengemukakan bahwa: “... Strategi sebuah organisasi, atau sub-unit sebuah organisasi lebih besar yaitu sebuah konseptualisasi yang dinyatakan atau yang diimplikasi oleh pemimpin organisasi yang bersangkutan, berupa:
(a)
sasaran-sasaran jangka panjang atau tujuan-tujuan organisasi tersebut;(b)
kendala-kendala dan kebijakan-kebijakan, yang ditetapkan sendiri oleh pemimpin, atau yang diterima dari atasannya, yang membatasi ruang lingkup aktivitas-aktivitas organisasi yang bersangkutan, dan(c)
kelompok rencana dan tujuan jangka pendek yang telah diterapkan dengan harapan akan diberikannya kontribusi mereka dalam hal mencapai sasaran-sasaran organisasi tersebut” b. PelaksanaanRKAS disusun sebagai pedoman sekolah dalam melaksanakan program dan kegiatan, serta pembiayaan yang telah dianggarkan. Semua warga sekolah harus memiliki komitmen bersama untuk mencapai tujuan dan sasaran dan mematuhi jadwal yang telah ditetapkan. Selain itu, warga sekolah juga harus mentaati semua peraturan dan membuat pelaporan untuk semua kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan yang tercantum dalam RKAS. Apabila ada perubahan program/kegiatan, maka harus segera dilakukan penyesuaian, dan diberitahukan kepada seluruh warga yang berkepentingan, agar keberlangsungan program dapat berjalan dengan lancar. Dalam hal ini Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan pada Lampiran Bagian B butir 3.b dan 3.c menyatakan:
2) Kepala sekolah/madrasah mempertanggungjawabkan pelaksanaan pengelolaan bidang akademik pada rapat dewan pendidik, dan bidang non akademik pada rapat komite sekolah/madrasah dalam bentuk laporan pada akhir tahun ajaran yang disampaikan sebelum penyusunan rencana kerja tahunan berikutnya.
c. Pengawasan
Dalam proses pendidikan, pengawasan atau supervisi merupakan bagian tidak terpisahkan dalam upaya peningkatan prestasi belajar dan mutu sekolah. Sahertian (2000:19) menegaskan bahwa pengawasan atau supervisi pendidikan adalah usaha memberikan layanan kepada stakeholder pendidikan, terutama kepada para guru, baik secara individu maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki kualitas proses dan hasil pembelajaran. Burhanuddin (1990:284) memperjelas hakikat pengawasan pendidikan pada hakikat substansinya. Substansi hakikat pengawasan yang dimaksud menunjuk pada segenap upaya bantuan supervisor kepada stakeholder pendidikan terutama para guru yang ditujukan pada perbaikan-perbaikan dan pembinaan aspek pembelajaran. Bantuan yang diberikan kepada guru harus berdasarkan penelitian atau pengamatan yang cermat dan penilaian yang objektif serta mendalam, dengan acuan perencanaan program pembelajaran yang telah dibuat. Proses bantuan yang diorientasikan pada upaya peningkatan kualitas proses dan hasil belajar itu penting, sehingga bantuan yang diberikan benar-benar tepat sasaran. Jadi bantuan yang diberikan harus mampu memperbaiki dan mengembangkan situasi belajar mengajar.
Program pengawasan tidak hanya terbatas pada proses pembelajaran saja, tetapi pengawasan dan kontrol dilaksanakan secara menyeluruh untuk setiap program dan kegiatan pendidikan di sekolah. Hal ini dilakukan agar sekolah dapat terus menerus mengevaluasi diri untuk meningkatkan kinerjanya, sehingga peningkatan mutu pendidikan di sekolah tersebut secara umum dapat terlaksana.
Pengawasan juga merupakan bantuan dalam pengembangan untuk memperoleh kondisi yang lebih baik, terutama bantuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Selain itu, pengawasan juga merupakan suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu seseorang atau sekelompok orang agar dapat melakukan pekerjaannya secara efektif, serta merupakan pekerjaan pembinaan yang menggunakan sejumlah teknik atau pendekatan dalam memberikan dorongan dan bantuan secara profesional untuk memperbaiki kinerja. Permendiknas No. 19 Tahun 2007 Standar Pengelolaan Pendidikan pada Lampiran Bagian C butir 1.d menyatakan bahwa pengawasan pengelolaan sekolah/madrasah meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan.
Kegiatan pengawasan ini dapat dilakukan baik secara periodik maupun sewaktu-waktu, tetapi dengan tetap menggunakan prinsip pengawasan seperti yang dikemukakan oleh Sahertian & Mataheru (1982), yaitu;
(2)
Demokratis, menjunjung tinggi musyawarah dan memiliki jiwa kekeluargaan;(3)
Kooperatif, seluruh personil sekolah dapat bekerja sama, mengembangkan usaha bersama dalam menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik;(4)
Konstruktik dan kreatif, membina guru serta mendorong untuk aktif menciptakan suasana dimana tiap orang merasa aman dan nyaman.E. Mekanisme Penyusunan RKAS
Mekanisme penyusunan RKS, RKJM dan RKAS, dapat digambarkan seperti bagan 2 berikut.
http://sdasemrudungsatu.blogspot.com 17-42
Kondisi Riil
Kondisi Riil
Analisis
SI, SKL,
St.
Penilaian
Anslisis St.Pend &
Tendik
Siap
?
Pelatihan/IHT
/Workshop
Penyusunan
KTSP
-Nara sumber
/fasilitator
-Akomodasi
-Konsumsi
-ATK
-Honor
Penugasan
-dll.
St. Sarpras
Pembenahan/
optimalisasi
sesuai hasil
analisis
-ATK
-Honor
Penugasan
-Biaya
operasional
Pesdik/Pend/
TU/Adminis
trasi
F.
Penyusunan dan Penentuan Besaran Biaya Kegiatan dan Anggaran SekolahRencana kegiatan di setiap sekolah tergantung kepada hasil analisis kesenjangan yang terjadi di sekolah tersebut. Sedangkan besaran biaya dapat memgacu kepada ketentuan Kabupaten/Kota masing – masing, atau ketentuan lain yang ditetapkan menurut harga pasar. Semua sumber dana harus dicantumkan dalam RKAS, baik dana yang diterima sekolah dari Pemerintah, Pemerintah Daerah, orang tua, masyarakat, dan sumber lainnya. Hal ini tercantum dalam Permendiknas No. 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan pada Lampiran Bagian A butir 8.b.4) yang menyatakan; “pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta penggunaan anggaran, untuk dilaporkan kepada komite sekolah/madrasah, serta institusi di atasnya”. Penghitungan dan penentuan besaran biaya/harga mengacu kepada besaran biaya/plafon yang berlaku serta pembayaran kewajiban pajak sesuai dengan peruntukannya.
Cara menentukan program/kegiatan berdasarkan hasil analisis kondisi dapat dilihat pada contoh 1, sedangkan cara menentukan besaran biaya, terutama yang berkaitan dengan operasional peserta didik dapat dilihat pada contoh 2. Untuk selanjutnya contoh 3 dan contoh 4 masing-masing adalah contoh cara menentukan besaran biaya dalam pelaksanaan In House Training (IHT) dan cara menentukan biaya untuk kebutuhan administrasi guru. Contoh 5 dan contoh 6 adalah contoh RKJM dan RKAS. Contoh RKAS dapat dilihat di lampiran 1 panduan ini.
G.
Kerangka Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah harus disusun secara sistematik dan mencakup berbagai komponen yang diperlukan berikut pembiayaan (sumber dan jumlah dana) yang dibutuhkan. Contoh sistematika RKAS sebagai berikut:
Kondisi Ideal
Kondisi Ideal
Dukungan
Eksternal.
-Honor/biaya
jasa
-Pembelian
-
PembangunanCuku
p?
Koordinasi
Konsultasi
Kemitraan
-Transport
-ATK
-Akomodasi
-Konsumsi
1. Cover
2. Kata Pengantar dan Daftar Isi
3. Identitas Sekolah dan Kepala Sekolah
4. Bab I. Pendahuluan; Latar Belakang, Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 5. Bab II.Hasil Analisis Kondisi Riil Sekolah (hasil Analisis Konteks)
6. Bab III. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah untuk satu tahun dengan substansinya, yaitu aspek dan uraian kegiatan, tanggal pelaksanaan, unsur yang terlibat, tujuan kegiatan, hasil kegiatan dan sumber dana (format terlampir)
7. Bab IV. Penutup Lampiran - lampiran
Guna mendukung kelengkapan informasi, maka program kerja sekolah harus dilengkapi/dilampiri dengan :
1. Fotocopy surat keputusan pendirian sekolah (bagi sekolah negeri) atau Akte pendirian yayasan (bagi sekolah swasta)
2. Fotocopy surat keputusan pembentukan Komite Sekolah
3. Fotocopy surat keputusan pengangkatan Kepala Sekolah, sebagai bukti status Kepala Sekolah yang definitif
4. Data sekolah mengacu pada Lembar Identitas Sekolah/Madrasah (LISM)
Contoh 1: Penentuan rencana kegiatan yang didasarkan pada hasil analisis dan penentuan kebutuhan biaya dalam RKAS
No. Kondisi Ideal Kondisi Riil Rencana Tindak
Lanjut/Kegiatan
Biaya yang dibutuhkan Keterangan Sumber Dana 1. Semua pendidik
menyusun Silabus secara mandiri
Belum semua pendidik dapat menyusun Silabus
Melakukan kegiatan pelatihan bagi guru, misalnya IHT
Honor fasilitator
Konsumsi pendidik dan fasilitator
ATK
Besaran biaya sesuai dengan jumlah fasilitator dan pendidik yg ada
Komite Sekolah
...
7. Jumlah rombel 18 Jumlah ruang kelas 15 1.Penambahan ruang kelas
Biaya pembangunan RKB Jumlah ruang yang dibangun sesuai dengan kemampu-an /rencana tahun berjalan dengan besaran biaya di-sesuaikan dengan standar yang berlaku
Komite Sekkolah
Masyarakat
Pemerintah
...
18 Semua pendidik telah tersertifikasi
Baru 50% pendidik tersertifikasi
Persiapan dan pengusulan
guru unyuk disertifikasi Transport ATK
Disesuaikan dengan ketentuan Kab./Kota Mendorong Dinas Kab/Kota merealisasikan usulan Komite sekolah ...
22. Semua bangunan/ gedung difungsikan se-cara optimal dan ter-pelihara dengan baik
Sebagian gedung kurang terpelihara/ terawat
Pemeliharaan/pera- watan bangunan/ gedung
Pemeliharaan rutin berpe-doman pada pembiayaan pemeliharaan dan rehab ringan
Sesuai kebutuhan Komite Sekolah
Block Grant 23. Ruang kelas dilengkapi
dengan sarana TIK yang memadai
Baru sebagian ruang kelas yang dileng-kapi sarana TIK
Pemenuhan sarana TIK
No. Kondisi Ideal Kondisi Riil Rencana Tindak Lanjut/Kegiatan
Biaya yang dibutuhkan Keterangan Sumber Dana
....
30. Peserta didik memiliki pengalaman berorganisasi
Belum seluruh peserta didik memiliki pengalaman organisasi
Kegiatan OSIS Transport
ATK
Konsumsi
Disesuaikan dengan ketentuan Kab./Kota
Komite Sekolah
Seluruh peserta didik menjadi anggota OSIS
Baru sebagian peserta didik memiliki kartu OSIS
Pembuatan kartu OSIS ATK
Biaya cetak
Contoh 2: Perhitungan biaya operasional peserta didik (non inventaris) a. Ulangan harian.
Ulangan harian diperhitungkan dari jumlah SK/KD untuk setiap mata pelajaran. Sebagai contoh untuk mata pelajaran matematika adalah sebagai berikut:
Kelas Jumlah SK
Jumlah KD
Banyak Ulangan Harian
Kebutuhan Kertas
X 6 24 8 kali 24 lembar
XI IPA 6 21 7 kali 21 lembar
XI IPS 3 14 5 kali 15 lembar
XI BHS 2 6 4 kali 12 lembar
XII IPA 5 20 6 kali 18 lembar
XII IPS 4 12 4 X 12 lembar
XII BHS 3 8 4 X 12 lembar
Dari daftar di atas, jika dirata–rata setiap mata pelajaran melaksanakan 6 kali Ulangan Harian setiap yahunnya (diperhitungkan terhadap banyaknya SK/KD), maka kebutuhan Ulangan Harian dapat dihitung sebagai berikut;
18 MP x 6 UH x 3 lbr kertas = 324 lembar ≈ 0, 67 rim kertas
Tinta 1 tube untuk 800 lembar, sehingga kebutuhan tinta adalah 0,438 tube, dan
Master 1 lembar untuk 100 kertas, maka kebutuhannya adalah 3,24 lembar. Jumlah biaya untuk kebutuhan Ulangan Harian /peserta didik/t
ahun adalah
Jenis
kebutuhan volume
Harga satuan
(Rp) Jumlah (Rp) Keterangan
Kertas 0,67 40.000,00 26.800,00 Harga disesuaikan dengan plafon/ ketentuan/ harga pasar
Tinta 0,4378 300.000,00 131.250,00
Master 3,24 3.000,00 9.700,00
Jumlah 167.750,00
b. Praktikum
Rata–rata pelaksanaan praktikum untuk 1 mata pelajaran adalah 4 kali/tahun (disesuaikan dengan SK/KD mapel yang relevan), maka perhitungan biaya adalah sebagai berikut:
10 MP x 4 x Rp 5.000,00 = Rp 200.000,00
c. Pembinaan Prestasi
1) Ekstra kurikuler ± Rp 60.000,00 2) Akademik ± Rp 60.000,00
Jumlah kebutuhan Rp 120.000,00/peserta didik/tahun d. Ulangan Akhir Semester/ Ujian
18 MP x Rp 30.000,00 = Rp 540.000,00/3 tahun, sehingga menjadi Rp 180.000,00/peserta didik/tahun
f. Administrasi (kartu OSIS, Perpustakaan, dll) Rp 30.000,00
Jumlah kebutuhan operasional /peserta didik/Tahun adalah;
No. Jenis kegiatan
Biaya yang dibutuhkan (Rp)
Keterangan
a. Ulangan Harian 167.750,00 Harga/besaran biaya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku
b. Praktikum 200.000,00
c. Pembinaan Prestasi 120.000,00 d. Ulangan Akhir
Semester/ Ujian
30.000,00
e. Buku Teks 180.000,00
f. Administrasi 30.000,00
Jumlah 727.750,00
Contoh 3: Penghitungan biaya In House Training
In House Training (IHT), merupakan pelatihan yang dilakukan di sekolah. Waktu disesuaikan dengan banyaknya/luasnya substansi materi pelatihan, sedangkan pembiayaan disesuaikan dengan peraturan yang berlaku, misalnya sesuai dengan plafon biaya Pemerintah Daerah setempat. Berikut contoh per
hitungan pembiayaan untuk IHT tentang pelaksanaan dan penyusunan hasil analisis konteks
dilaksanakan selama 2 hari dengan jumlah peserta 50 orang:
No. Jenis Pembiayaan Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) 1. Honor
a. Nara Sumber/fasilitator 16 jam 50.000,00 800.000,00
b. Pengarah 2 orang 500.000,00 1.000.000,00
2. Konsumsi 55org x 2 hr 30.000,00 3.300.000,00
3. ATK 55 pkt 25.000,00 1.375.000,00
Jumlah 6.475.000,00
Contoh 4: Penghitungan biaya kebutuhan administrasi guru
Pembiayaan kebutuhan administrasi guru dalam pembelajaran berhubungan dengan ATK dan honor penugasan. Penghitungan untuk ATK dapat dilakukan dengan mempertimbangkan banyaknya guru dan program (IPA, IPS, dan Bahasa) yang ada di sekolah. Penugasan penyusunan administrasi (Silabus, RPP, dan pedoman/program kegiatan lainnya) dapat dilakukan per mata pelajaran. Sebagai contoh untuk sekolah dengan banyak guru 55 orang dan hanya ada jurusan IPA dan IPS saja, serta penugasan dilakukan per kelompok mata pelajaran, maka penghitungan pembiayaan dapat dilakukan sebagai berikut:
2. ATK diperkirakan
a. Kertas: 1 rim/orang/semester, sehingga kebutuhan ATK keseluruhan menjadi 55 orang x 1 rim x Rp 40.000 = Rp 2.200.000/semester
b. Tinta; 55 rim x 500 lembar = 27.500 lembar, maka kebutuhan tinta menjadi (27.500 : 800) x Rp 300.000,00 = Rp 10.312.500,00/semester
c. Master; (27.500 : 100) x Rp 3000,00 = Rp 825.000,00/semester
Dengan demikian maka kebutuhan biaya untuk administrasi guru dalam satu Tahun adalah sebagai berikut;
No. Jenis Kebutuhan Biaya per semester (Rp)
Biaya yang diperlukan dalam satu Tahun (Rp)
1. Honor Penugasan 3.600.000,00 7.200.000,00 2. ATK
a. Kertas 2.200.000,00 4.400.000,00
b. Tinta 10.312.500,00 20.625.000,00
c. Master 825.000,00 1.650.000,00
Contoh 5: Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM)
RENCANA KERJA JANGKA MENENGAH (RKJM) - PERIODE TAHUN 2010-2013 SMA ...
KAB./KOTA : ... PROVINSI: ...
NO. KOMPONEN KEGIATAN
URAIAN KEGIATAN
(DISESUAIKAN DENGAN HASIL
ANALISIS KESENJANGAN)
SASARAN
TAHUN
2010 2011 2012 2013
1. Standar Isi dan Standar 1.1 Penyusunan/ 1.1.1 Penyusunan program kerja ... naskah Kompetensi Lulusan Penyempurnaan
Dokumen kurikulum
1.1.2 Penyusunan/penyempurnaan dokumen KTSP
... naskah 1.1.3 Penyusunan/penyempurnaan
komponen KTSP
...naskah
1.1.4 Penyusunan/pengembangan silabus 22 naskah 6 6 6 4
2. Standar Proses 2.2 Penyusunan perangkat 2.2.1 Penyusunan RPP 22 MP ... ....
...-pebelajaran 2.2.2 Penyusunan/pengembangan bahan ajar 5 judul/MP 2
judul/MP 2 judul/ MP 2 judul/ MP 3. Standar Pendidik dan 3.1 Pemenuhan Kualifikasi 3.1.1 Pendidikan S1 bagi guru 10 orang - 5
orang 5 orang Tenaga Kependidikan akademik pendidik dan 3.1.2 Sertifikasi profesi guru ... orang ....-orang ...
orang .... orang tenaga kependidikan 3.1.3 Peningkatan kompetensi guru dalam
pengembangan bahan ajar berbasis TIK, melalui workshop/pelatihan eksternal dan IHT(internal)
....orang ... .... ....
3.1.5 Peningkatan kompetensi tenaga laboran melalui workshop/pelatihan eksternal dan IHT(internal)
.... orang ...
orang
... orang
4. Standar Sarana dan
Prasarana 4.1 Pemenuhan standarruang kelas 4.1.1 Penambahan ruang kelas .... ruang ... ruang ...ruang ...ruang 4.1.2 Pemenuhan sarana ruang kelas ... ruang ....ruang ...
ruang
NO. KOMPONEN KEGIATAN URAIAN KEGIATAN (DISESUAIKAN DENGAN HASIL ANALISIS KESENJANGAN)
SASARAN TAHUN
2010 2011 2012 2013
4.2 Pemenuhan ruang perpustakaan
4.2.1 Perluasan ruang perpustakaan .... unit 4.2.4 Pengembangan perpustakaan berbasis
TIK
1 paket
4.3 Pemenuhan Laboratorium
4.3.1 Pembangunan ruang laboratorium komputer
1 unit
Komputer 4.3.2 Pemenuhan sarana 1 paket
Contoh 6: Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)
RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) - TAHUN 2010/2011 SMA ...
KABUPATEN/KOTA: ... PROVINSI: ...
NO ASPEK DANURAIAN KEGIATAN
TGL PELAKSAN
AAN
UNSUR YG TERLIBAT
TUJUAN KEGIATAN
HASIL KEGIATAN SUMBER DANA
JABATA
N PERAN
URAIAN
OUT PUT JUMLAH
SEKOLAH (Rp) BLOCK GRANT (Rp) LAIN-NYA (Rp) 1. Standar isi dan
standar kompetensi lulusan
1.1 Penyusunan/ Penyemp. dok. Kurikulum 1.1.1
Penyempur-naan doku-men KTSP
23-25 Agust Kasek 3
Wa-kasek 4 Guru 2 TU
Narasum-ber Penyusun Panitia Menyempur nakan dokumen KTSP
Dokumen KTSP yang disempu-rnakan melalui analisis konteks
1 naskah 1.800.000 -
-2. Standar Sarana dan Prasarana
2.1 Pengadaan 1 unit RKB
18 Juli s.d. 18 Oktober 2010 Panitia pemba-ngunan Pelaksana Memenuhi kebutuhan ruang kelas
Ruang kelas baru 1 unit 25.000.000 90.000.000.
RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH
(RKAS)
TAHUN PELAJARAN …….
SMA ...
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA ...
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, berkat rahmat Allah SWT kami warga SMA … telah dapat menyusun Rencana
Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) untuk tahun pelajaran …./... yang dilakukan oleh
semua unsur yang ada di SMA … sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.
LOGO SEKOLAH
ATAU
LOGO
KABUPATEN
RKAS ini disusun sebagai dasar dan acuan dalam pelaksanaan semua kegiatan di SMA …,
sehingga mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, menuju pencapaian Standar
Nasional Pendidikan seperti yang disyaratkan dalam PP nomor 19 tahun 2005.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh
pendidik dan tenaga kependidikan, serta Komite Sekolah dan pihak lain, yang telah membantu
penyusunan RKAS ini.
Kami menyadari bahwa RKAS ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi perbaikan di masa yang akan datang sangat kami harapkan.
..., Juli 20.... Kepala, ttd Nama NIP
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Data Sekolah
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Visi
C. Misi
D. Tujuan
E. Sasaran
Bab II Analisis Kondisi Riil Sekolah
Bab III Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
Bab IV Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Lampiran
Lembar Pengesahan
Rncana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) Tahun Ajaran ... disusun berdasarkan hasil
analisis konteks dan Rencana Kegiatan Jangka Menengah (RKJM) yang disusun oleh Tim
Pengembang Kurikulum SMA ... berdasarkan hasil pertimbangan Komite Sekolah dan
disyahkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten ... untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab.
Mempertimbangkan,
Menetapkan,
Komite Sekolah
Kepala Sekolah
Kepala Dinas
Pengawas Pembina
DATA SEKOLAH
SMA …
Nama Sekolah
: SMA …
Alamat Sekolah
: Jl …
Telepon/Fax
: … / …
Nama Kepala Sekolah
: …
NIP
: …
Nama Bank
: …
Alamat Bank
: …
Nomor Rekening
: …
N P W P
: …
Nama Ketua Komite Sekolah : …
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Visi reformasi pembangunan dan kehidupan nasional tertera dalam garis-garis besar haluan
negara yakni terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan,
berdaya saing, maju dan sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
didukung oleh manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlaq mulia,
cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi, serta berdisiplin. Perwujudan masyarakat
berkualitas tersebut menjadi tanggungjawab pendidikan, terutama dalam mempersiapkan
peserta didik menjadi subjek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang
tangguh, kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing.
Dalam kepentingan inilah pemerintah mengangkat gagasan perlu adanya kebijakan
pendidikan yang berbasis pada masyarakat luas dengan orientasi kecakapan untuk hidup.
Pendidikan yang berorientasi pada kecakapan atau keterampilan hidup, memberikan
kesempatan kepada setiap anak untuk meningkatkan potensinya dan bahkan memberikan
peluang pada anak untuk memperoleh bekal keahlian/keterampilan yang dapat dijadikan
sebagai sumber penghidupan. Untuk mencapai kondisi tersebut, sekolah dituntut untuk
mampu memberikan pelayanan pembelajaran yang berkualitas kepada peserta didik dan
mampu memberikan layanan yang memuaskan kepada guru, kepada sekolah, staf tata usaha,
orang tua peserta didik dan komponen sekolah lainnya.
sekolah maupun masyarakat di luar sekolah yang dilayaninya guna menghadapi persaingan
global dan tantangan pendidikan di masa depan.
Personel sekolah sebagai pengelola pendidikan yang menekankan dan mengutamakan
kemandirian dan kreativitas peserta didik hingga dapat membangun dirinya menuju masa
depan yang lebih baik, sebagaimana dituangkan dalam tujuan program pembangunan
pendidikan menengah yang dituangkan dalam rencana strategis pendidikan Kabupaten/Kota
….. tahun …. s.d. .... sebagai berikut:
(tujuan renstra Kabupaten/kota ….);
Oleh karena itu, dalam hal ini SMA …. dalam tahun pelajaran …./... mencoba mewujudkan
idealisme tersebut sesuai dengan tantangan, peluang sekaligus potensi dasar yang dimiliki,
baik bersumber dari kondisi lingkungan yang ada pada sekitar tempat tinggal peserta didik
dan sekolah, maupun kondisi sumber daya pada SMA ….. itu sendiri. Perwujudan idealisme
tersebut berupa peningkatan mutu pendidikan melalui berbagai program dan kegiatan serta
pembiayaan yang dituangkan dalam Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) maupun
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).
RKAS merupakan rencana dan kegiatan, serta pembiayaan yang merupakan hasil
musyawarah dan disusun berdasarkan skala prioritas dari hasil analisis kesenjangan antara
kondisi riil dan kondisi yang ingin dicapai sekolah dalam jangka waktu satu tahun.
B. VISI SMA …..
Terwujudnya SMA yang CANTIK dengan Lulusan yang Cerdas, Lingkungan yang Asri,
Aman dan Nyaman, Warga Sekolah yang Taqwa, Inovatif, dan Kreatif dalam
mempertahankan seni dan budaya lokal, serta mampu bersaing di era globalisasi melalui
peningkatan penguasaan terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
C. MISI :
1. Memberdayakan tenaga pendidik dan kependidikan yang memenuhi standar yang
ditetapkan.
3. Menumbuhkan penghayatan terhadap budaya dan seni daerah sehingga menjadi salah
satu sumber kearifan berperilaku dan bermasyarakat
4. Menumbuhkan inovasi dalam kehidupan sehari hari yang dapat menunjang
pengembangan profesionalisme
5. Memberdayakan seluruh komponen sekolah dan mengoptimalkan sumber daya sekolah
dalam mengembangkan potensi peserta didik secara optimal.
D. TUJUAN SEKOLAH
•
menyediakan sarana prasarana pendidikan yang memadai,
•
melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien, berdasarkan semangat
keunggulan lokal dan global
•
meningkatkan kinerja masing-masing komponen sekolah (Kepala sekolah, guru,
karyawan, peserta didik, dan komite sekolah) untuk bersama-sama melaksanakan
kegiatan yang inovatif sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI)
masing-masing;
•
meningkatkan program ekstrakurikuler agar lebih efektif dan efisien sesuai dengan bakat
dan minat peserta didik sebagai salah satu sarana pengembanmgan diri peserta didik;
•
mewujudkan peningkatkan kualitas dan jumlah tamatan yang melanjutkan ke perguruan
tinggi;
•
menyusun dan melaksanakan tata tertib dan segala ketentuan yang mengatur operasional
warga sekolah;
•
meningkatkan kualitas semua Sumber Daya Manusia baik guru, karyawan dan peserta
didik yang dapat berkompetisi baik lokal maupun global
(
contoh ini diambil dari Visi, misi, dan tujuan SMA Negeri 1 Cimalaka Kabupaten
Sumedang – Jawa Barat)
Berdasarkan visi, misi, dan tujuan sekolah yang diuraikan diatas, sasaran SMA ….. tahun
pelajaran …/… adalah sebagai berikut:
Sasaran 1
: Peningkatan pemahaman dan keterampilan seluruh warga sekolah
terhadap 8 SNP dan implementasinya dalam proses pendidikan di
sekolah
Sasaran 2
: Peningkatan perolehan hasil belajar peserta didik, baik untuk KKM mata
pelajaran maupun perolehan nilai Ujian Nasional sehingga mencapai
minimal 75%
Sasaran 3
: Peningkatan disiplin seluruh warga sekolah (guru, tata usaha, dan
karyawan lainnya, serta peserta didik) ditandai dengan terciptanya 7 K
dan kehadiran minimal 95%
Sasaran 4
: Peningkatan partisipasi masyarakat dan orang tua, baik dalam dukungan
moril maupun materil dengan pencapaian kehadiran pada rapat komite
sekolah dan kemampuan membayar sumbangan masing - masing
mencapai minimal 90%
Sasaran 5
: Penambahan sarana dan prasarana, terutama pemenuhan IT sehingga
minimal 75% ruang dilengkapi perangkat IT yang terhubung dengan
jaringan internet
Sasaran 6
: Peningkatan proses pembelajaran melalui permbelajaran berbasis IT
minimal untuk 8 mata pelajaran
Sasaran 7
: Peningkatan mutu lulusan dan jumlah lululsan yang diterima di
Perguruan Tinggi terakreditasi sehingga menacapai minimal 75%
Sasaran 8
: Peningkatan kerjasama dan kemitraan dengan SMP, PT, Dinas/Instansi
terkait, dan Dunia Usaha/Dunia Industri dalam bentuk kesepakatan
tertulis (MoU)
BAB II
BAB III
RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS)
SMA ...
KABUPATEN/KOTA: ...
PROVINSI: ...
NO
ASPEK DAN
URAIAN
KEGIATAN
TGL
PELAKSA
-NAAN
UNSUR YG
TERLIBAT
TUJUAN
KEGIATAN
HASIL KEGIATAN
SUMBER DANA
JABATA
N
PERA
N
URAIAN
OUT PUT
JUMLA
H
SEKOLAH
(Rp)
BLOCK
GRANT
(Rp)
LAI
N-NYA
(Rp)
1.
Standar isi dan
standar
kompetensi
lulusan
1.1
Penyusun-an/
penyemp.
dokumen
kurikulum
1.1.1
Penyem-purnaan
dokumen
KTSP
23-25
Agust
Kasek
3 Wa-
kasek
4 Guru
2 TU
Nara-sumber
Penyu-sun
Panitia
Menyempur
nakan
dokumen
KTSP
Dokumen KTSP
yang
disempur-nakan melalui
analisis konteks
dan analisis
peluang dan
tantangan
1 naskah
1.800.000
-
-1.1.2 Dst
2.
Standar Proses
2.1.2 Dst
3
Standar Sarana
dan Prasarana
3.1 Pengadaan
1 unit RKB
18 Juli s.d.
18 Oktober
2010
Panitia
pemba-ngunan
Pelak-
sana
Memenuhi
kebutuhan
ruang kelas
Ruang kelas baru
1 unit
25.000.000 90.000.000Catatan :
Bab IV
PENUTUP
Demikianlah Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah ini kami susun sebagai acuan dan dasar
dalam pelaksanaan program dan kegiatan sekolah, serta pembiayaannya agar proses pendidikan
di sekolah kami berjalan lancer.
Besar harapan kami, semua pihak akan berkontribusi memberikan dukungan bagi terwujudnya
SMA ….dengan visi yang telah dirumuskan bersama melalui berbagai kegiatan yang telah
dijabarkan dalam RKAS ini. Semua kegiatan tersebut dirancang berdasarkan kesenjangan
kondisi riil sekolah dengan kondisi yang diatrgerkan sesuai dengansasaran sekolah yang
diwujudkan pada tahun pelajaran ini.
Lampiran –lampiran:
1. Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM)
2. Fotocopy surat keputusan pendirian sekolah (bagi sekolah negeri) atau Akte pendirian yayasan (bagi sekolah swasta)
3. Fotocopy surat keputusan pembentukan Komite Sekolah
4. Fotocopy surat keputusan pengangkatan Kepala Sekolah, sebagai bukti status Kepala Sekolah yang definitif
5. Data sekolah mengacu pada Lembar Identitas Sekolah/Madrasah (LISM)
BAB III
PENUTUP
1. Semua SMA berkewajiban untuk terus berupaya meningkatan kuantitas dan kualitasnya secara proporsional melalui berbagai kegiatan yang dituangkan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), agar pada saatnya dapat memenuhi SNP.
2. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah merupakan pedoman dan acuan bagi sekolah dalam pelaksanaan proses pendidikan yang harus ditaati oleh seluruh warga sekolah.
3. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah merupakan rencana yang komprehensif untuk mengoptimalkan pemanfaatan segala sumber daya yang ada dan yang mungkin diperoleh guna mencapai tujuan yang diinginkan di masa mendatang. RKAS juga harus berorientasi ke depan dan dapat menjembatani antara kondisi saat ini dan kondisi ideal.
4. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah memiliki komponen dan cakupan yang harus dilaksanakan sesuai dengan hasil analisis kondisi, serta memperhatikan peluang dan tantangan dari lingkungan eksternal, kekuatan dan kelemahan internal, dalam rangka pemenuhan SNP.
5. Panduan Penyusunan RKAS ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi sekolah dalam menyusun rencana kerjanya untuk memenuhi SNP.