UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DENGAN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TTW (THINK–TALK–
WRITE) PADA MATERI FAKTORISASI BENTUK ALJABAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANGSIDIMPUAN
TAHUN AJARAN 2013/2014
Oleh :
Futry Kesuma Wardani Nasution NIM. 409311016
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Dengan
Penerapan Strategi Pembelajaran TTW (Think–Talk–Write) Pada Materi
Faktorisasi Bentuk Aljabar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Padangsidimpuan
Tahun Ajaran 2013/2014”. Skripsi ini di susun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Matematika Program Studi
Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr.
Mukhtar, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya
penulisan skripsi ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Dr. E.
Elvis Napitupulu, M.S., Bapak Drs. J. Ambarita, M.Pd., dan Bapak Mulyono,
S.Si, M.Si., selaku dosen pemberi saran dan penguji yang telah memberikan
masukan dan saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan
skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Katrina
Samosir, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selama ini telah
memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu
Hajar, M.Si., selaku rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di
rektorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D., selaku Dekan FMIPA, Bapak
Drs. Syafari, M.Pd., selaku ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry,
M.Si selaku ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si.,
selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika, dan seluruh staf pegawai
Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis
dalam pengumpulan berkas-berkas untuk wisuda.
Teristimewa penulis mengucapkan banyak terima kasih kapada
v
yang menjadi sumber motivasi dan senantiasa mendukung, memberikan doa,
dorongan moril dan materil kepada penulis selama mengikuti pendidikan sampai
dengan selesai. Terima kasih juga disampaikan kepada kakak dan abang penulis
Fitry Handayani Nasution, ST., Indra Saputra Nasution, SSTP, M.M., dan Rory
Gandi, SE., yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hj. Melliani
Dalimunte, S.Pd., selaku kepala sekolah SMP Negeri 1 Padangsidimpuan dan
Bapak Sahat Silitonga, S.Pd., selaku guru bidang studi matematika SMP Negeri 1
Padangsidimpuan serta guru-guru yang telah memberikan izin, bantuan dan
informasi bagi penulis selama melakukan penelitian.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada sahabat-sahabat
selama perkuliahan, Fitria Selly, Eka Wahyuni, Chardiana Wulandari, Fathia Ayu
Ningtyas, dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan namanya yang telah
banyak membantu dan memotivasi penulis serta seluruh teman-teman di jurusan
matematika. Terima kasih juga diucapkan kepada Dina Syahfitri Siregar, Veni
Hardianti Harahap, SKM, Dini Syakina Siregar, S.H., dan Nisah Ayu Siregar,
S.Pd, M.Pd., yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi serta
dukungan kepada penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat bagi para guru matematika dalam menambah khasanah ilmu
pendidikan.
Medan, Oktober 2013 Penulis
iii
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DENGAN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TTW (THINK–TALK–
WRITE) PADA MATERI FAKTORISASI BENTUK ALJABAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANGSIDIMPUAN
TAHUN AJARAN 2013/2014
Futry Kesuma Wardani (NIM. 409311016)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa pada materi faktorisasi bentuk aljabar di kelas VIII SMP Negeri 1 Padangsidimpuan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing-masing siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-2 SMP Negeri 1 Padangsidimpuan tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 29 orang. Objek dalam penelitian ini adalah upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa pada materi faktorisasi bentuk aljabar di kelas VIII SMP Negeri 1 Padangsidimpuan tahun ajaran 2013/2014.
Pengambilan data dilakukan dengan tes kemampuan komunikasi matematika awal, tes kemampuan komunikasi matematika siswa pada akhir setiap siklus dan lembar observasi untuk setiap kali pertemuan. Kemampuan komunikasi matematik siswa mengalami peningkatan. Ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa pada tes awal yaitu 41,41 dengan tingkat kemampuan komunikasi matematik sangat rendah. Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I, nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa meningkat menjadi 55,45 dengan tingkat kemampuan komunikasi matematik rendah dan sebanyak 13 orang siswa (44,83%) dari jumlah siswa telah mampu mencapai target keberhasilan belajar. Selanjutnya setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa meningkat menjadi 78,45 dengan tingkat kemampuan komunikasi matematik sedang serta sebanyak 25 orang siswa (86,21%) dari jumlah siswa telah mampu mencapai target keberhasilan belajar.
Kelebihan penerapan strategi pembelajaran ini adalah dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal komunikasi matematika, yang dimulai dengan siswa memikirkan suatu masalah kemudian diikuti dengan mengkomunikasikan hasil pemikirannya dan menuliskan kembali hasil pemikiran tersebut melalui diskusi. Kegiatan berdiskusi membuat siswa menjadi lebih berani dalam mengeluarkan pendapat.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Diagram x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Identifikasi Masalah 6
1.3. Batasan Masalah 7
1.4. Rumusan Masalah 7
1.5. Tujuan Penelitian 7
1.6. Manfaat Penelitian 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis 9
2.1.1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Matematika 9
2.1.2. Komunikasi 11
2.1.3. Komunikasi Matematika 12
2.1.4. Strategi Pembelajaran 18
2.1.5. Strategi Pembelajaran Think–Talk–Write (TTW) 19
2.2. Teori-Teori Belajar yang Mendukung Strategi Pembelajaran
Think–Talk–Write (TTW) 26
2.3. Materi Faktorisasi Bentuk Aljabar 28
vii
2.5. Penelitian yang Relevan 36
2.6. Hipotesis Penelitian 37
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian 38
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 38
3.3. Subjek dan Objek Penelitian 38
3.3.1. Subjek Penelitian 38
3.3.2. Objek Penelitian 38
3.4. Defenisi Operasional 38
3.5. Prosedur Penelitian 39
3.6. Alat Pengumpul Data 43
3.6.1. Tes 43
3.6.2. Observasi 44
3.6.3. Dokumentasi 44
3.7. Teknik Analisa Data 44
3.7.1. Reduksi Data 44
3.7.2. Paparan Data 45
3.7.3. Penyimpulan Data 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 48
4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I 48
4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II 59
4.2. Pembahasan dan Hasil Penelitian 68
4.2.1. Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa 68
4.2.2. Kemampuan Peneliti Mengelola Pembelajaran 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 73
5.2. Saran 73
viii
DAFTAR GAMBAR
[image:8.595.85.527.117.584.2]Halaman
Gambar 3.1. Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas
x
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1. Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa
Pada Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa I 57
Diagram 4.2. Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa
Pada Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa II 67
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus I) 77
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajran II (Siklus I) 82
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajran I (Siklus II) 88
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus II) 94
Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa I 99
Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa II 104
Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa III 110
Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa IV 116
Lampiran 9 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Awal 122
Lampiran 10 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I 124
Lampiran 11 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematika II 126
Lampiran 12 Lembar Validitas Kemampuan Komunikasi Matematika Awal 128
Lampiran 13 Lembar Validitas Kemampuan Komunikasi Matematika I 134
Lampiran 14 Lembar Validitas Kemampuan Komunikasi Matematika II 140
Lampiran 15 Pedoman Penskoran Kemampuan Komunikasi Matematika
Awal 146
Lampiran 16 Pedoman Penskoran Kemampuan Komunikasi Matematika I 148
Lampiran 17 Pedoman Penskoran Kemampuan Komunikasi Matematika II 150
Lampiran 18 Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Awal 152
Lampiran 19 Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I 154
Lampiran 20 Tes Kemampuan Komunikasi Matematika II 157
Lampiran 21 Alternatif Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Awal 160
Lampiran 22 Alternatif Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I 166
Lampiran 23 Alternatif Tes Kemampuan Komunikasi Matematika II 172
Lampiran 24 Tabulasi Nilai Tes Kemampuan Komunikasi Matematika
Awal 177
Lampiran 25 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Awal
xii
Lampiran 26 Pembagian Kelompok Berdasarkan Hasil Tes Kemampuan
Komunikasi Matematika Awal 180
Lampiran 27 Tabulasi Nilai Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I 181
Lampiran 28 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I
Setelah Diurutkan 183
Lampiran 29 Pembagian Kelompok Berdasarkan Hasil Tes Kemampuan
Komunikasi Matematika I 184
Lampiran 30 Tabulasi Nilai Tes Kemampuan Komunikasi Matematika II 185
Lampiran 31 Lembar Observasi Guru Siklus I (Pertemuan I) 187
Lampiran 32 Lembar Observasi Guru Siklus I (Pertemuan II) 189
Lampiran 33 Lembar Observasi Siswa Siklus I 191
Lampiran 34 Lembar Observasi Guru Siklus II (Pertemuan I) 194
Lampiran 35 Lembar Observasi Guru Siklus II (Pertemuan II) 196
Lampiran 36 Lembar Observasi Ssiwa Siklus II 198
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pendidikan adalah proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan
moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Suatu
pendidikan dikatakan bermutu apabila proses pendidikan berlangsung secara
efektif, manusia memperoleh pengalaman yang bermakna bagi dirinya dan produk
pendidikan merupakan individu-individu yang bermanfaat bagi masyarakat dan
pembangunan bangsa.
Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah saat ini, idealnya
pendidikan itu tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah
seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa
depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang
akan dihadapi perserta didik di masa yang akan datang. Menurut Buchori (2001)
(dalam Trianto (2011:5)), bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang
tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk suatu profesi atau jabatan, tetapi
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan
sehari-hari.
Tujuan pendidikan pada hakekatnya adalah suatu proses terus menerus
manusia untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi. Karena itu siswa
harus benar-benar dilatih dan dibiasakan berpikir secara mandiri. Matematika
sebagai salah satu ilmu dasar, baik aspek terapannya maupun aspek penalarannya,
mempunyai peranan penting dalam upaya penguasaan ilmu dan teknologi.
Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur,
menurunkan, dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari melalui materi aljabar, geometri, logika matematika,
peluang dan statistika. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan
mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika yang dapat berupa
kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik, atau tabel. Untuk itu,
2
kembangkan kecerdasan, kemampuan, keterampilan serta untuk membentuk
kepribadian siswa.
Pada pemeringkatan Programme for International Student Assessment
(PISA) terakhir (dalam www.okezone.com), kemampuan literasi matematika
siswa Indonesia sangat rendah. Indonesia menempati peringkat ke-61 dari 65
negara peserta pemeringkatan. Ini menunjukkan bahwa mutu pendidikan
Indonesia, terutama dalam pembelajaran matematika masih rendah. Sejauh ini
Indonesia belum mampu lepas dari urutan penghuni papan bawah. Beberapa ahli
matematika seperti Russefendi (dalam Bambang, 2008) mensinyalir kelemahan
matematika pada siswa Indonesia, karena pelajaran matematika di sekolah ditakuti
bahkan dibenci siswa. Sikap negatif itu muncul karena matematika dianggap
sebagai pelajaran yang sulit.
Salah satu faktor yang menyebabkan matematika dianggap pelajaran
yang sulit adalah karakterisitik materi matematika yang bersifat abstrak, logis,
sistematis, dan penuh dengan lambang-lambang dan rumus yang membingungkan.
Seperti yang dinyatakan oleh Bambang (2008) bahwa :
”Beberapa pelajar tidak menyukai matematika karena matematika penuh dengan hitungan dan miskin komunikasi. Beberapa pelajar juga berpikir bahwa matematika pelajaran yang membosankan, karena penuh rumus dan miskin nilai moral. Kebanyakan pelajar tidak merasa senang ketika belajar matematika.”
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor yang
menyebabkan hasil belajar matematika siswa menjadi kurang adalah rendahnya
kemampuan komunikasi matematik siswa. Hal ini didukung oleh pendapat Ansari
(2009:19) yang menyatakan “Semakin tinggi kemampuan komunikasi matematika
siswa, semakin tinggi pula pemahaman yang dituntut kepada siswa.”
Hal senada juga diungkapkan oleh J. Bruner (dalam Edward, 2002:40)
bahwa “Untuk memahami konsep-konsep yang ada diperlukan bahasa. Bahasa
diperlukan untuk mengkomunikasikan suatu konsep kepada orang lain”. Sehingga
kemampuan komunikasi matematika siwa perlu ditingkatkan. Alasan pentingnya
komunikasi matematika siswa perlu ditingkatkan dikemukakan oleh Baroody
3
“Sedikitnya ada dua alasan penting, mengapa komunikasi matematika perlu ditumbuhkembangkan dikalangan siswa. Pertama, mathematics as language, artinya matematika tidak hanya sekedar alat bantu berpikir, alat untuk menemukan pola, mnyelesaikan masalah atau mengambil kesimpulan, tetapi matematika juga sebagai suatu alat yang berharga untuk mengkomunikasikan berbagai ide secara jelas, tepat, dan cermat. Kedua, mathematics learning as social activity, artinya sebagai aktifitas sosial dalam pembelajaran matematika, matematika juga sebagai wahana interaksi antar siswa, dan juga komunikasi antar guru dan siswa.”
Kemampuan komunikasi matematika adalah kemampuan yang harus
dimiliki oleh seorang siswa dalam mempresentasikan, membaca dan menuliskan
permasalahan dan solusi matematika ke dalam gambar, tabel dan secara aljabar
serta mampu menyatakan suatu konsep, situasi dan solusi matematika dengan
bahasa dan simbol matematika dengan tepat. Kemampuan komunikasi tersebut
dapat dilihat dari kemampuan siswa mengkomunikasikan apa yang diketahui,
ditanya, pemodelan, strategi penyelesaian dan penjelasan langkah-langkah
penyelesaian, serta hasil akhir dari suatu soal atau masalah.
Rendahnya komunikasi matematika juga di alami oleh siswa SMP Negeri
1 Padangsidimpuan. Berdasarkan hasil observasi awal (tanggal 8 maret 2013),
peneliti mewawancarai guru bidang studi matematika (Elvi Sahara, S.Pd) yang
menyatakan bahwa :
“Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika disebabkan kurangnya siswa dalam memahami konsep matematika untuk menyelesaikan soal apalagi jika soal yang diberikan sedikit bervariasi maka siswa sulit untuk mengerjakannya. Bahkan jika siswa ditugaskan untuk menjelaskan algoritma pemecahan masalahnya dengan bahasanya (kemampuan komunikasi matematiknya) sendiri, siswa masih sulit untuk berkomunikasi matematik. Ibu Elvi Sahara juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) belum pernah diterapkan di sekolah tersebut”.
4
Hasil Kerja Siswa I
Hasil Kerja Siswa II
Pada hasil kerja siswa I, soalnya adalah “Dini, Rani dan Doni adalah 3
orang siswa yang masih duduk di sekolah dasar. Masing-masing dari mereka
memiliki alat tulis. Dini memilki 2 bolpoin, 2 pensil dan 1 penghapus, dan Rani
memiliki 1 bopoin, 2 pensil dan 1 penghapus, sedangkan Doni memilki 1 bolpoin,
1 pensil dan 1 penghapus. Berapakah jumlah masing-masing alat tulis tersebut?
Buatlah dalam bentuk aljabar!”. Di dalam soal yang diminta adalah jumlah
masing-masing alat tulis, bukan jumlah keseluruhan alat tulis. Sementara dari
hasil tes yang diberikan untuk soal tersebut, kebanyakan siswa yang menjawab
jumlah seluruh alat tulis. Hal ini dapat dilihat dari gambar 1.1, siswa menjawab
jumlah seluruh alat tulis dan terlihat bahwa siswa tidak mampu
mengkomunikasikan matematiknya. Siswa tidak mengetahui apa yang diketahui,
ditanyakan, pemodelan matematika, strategi penyelesaiannya serta hasil akhir dari
soal. Sehingga siswa tidak dapat menyelesaikan jawaban pada soal tersebut.
Begitu juga dengan hasil kerja siswa II yang soalnya adalah “Sewaktu berbelanja,
Ibu Ani membeli 2 kg wortel, 3 kg tomat, 5 kg bawang merah dan 6 kg cabe.
Karena terlalu lama tidak digunakan, 2 kg tomat, 2 kg bawang merah dan 3 kg
cabe ternyata busuk. Berapakah sisa sayuran Ibu Ani? Buatlah dalam bentuk
aljabar!”. Dari gambar 1.2, terlihat bahwa siswa juga tidak mampu dalam
5
Dari hasil kerja siswa tersebut dapat dilihat bahwa komunikasi matematik
siswa SMP Negeri 1 Padangsidimpuan kelas VII masih rendah. Rendahnya
kemampuan siswa pada pelajaran matematika tidak terlepas dari kemampuan guru
dalam memilih dan menggunakan model, strategi, tehnik, pendekatan dan metode
pembelajaran yang tepat dan melibatkan siswa, sehingga siswa lebih mudah untuk
memahami dan tidak merasa bosan. Tetapi kenyataannya pembelajaran yang
berlangsung selama ini adalah pembelajaran teacher-centered yang membuat
siswa menjadi pasif. Seperti yang diungkapkan oleh Trianto (2011:5) bahwa :
“Proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan
tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri
melalui penemuan dalam proses berpikirnya.”
Strategi pembelajaran teacher-centered ini lebih menekankan
pembelajaran yang berpusat pada guru sehingga menyebabkan tidak
teraktifkannya potensi dan kemampuan siswa dengan maksimal, siswa hanya
sebagai pendengar. Hal ini menyebabkan siswa cenderung pasif dan kurang
terampil berkomunikasi dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Oleh karena itu,
kita sebagai guru perlu menerapkan suatu strategi belajar yang dapat membantu
siswa untuk memahami materi ajar dan aplikasi serta relevansinya dalam
kehidupan sehari-hari.
Disamping pendekatan, guru mempunyai strategi pembelajaran yang
merupakan pegangan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Strategi pembelajaran Think-Talk-Write merupakan salah satu alternatif
pembelajaran yang dapat menumbuhkembangkan kemampuan pemahaman dan
komunikasi matematik siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Ansari (2009:5)
bahwa: ”Suatu aktivitas yang diharapkan dapat menumbuhkembangkan
kemampuan pemahaman dan komunikasi matematik siswa antara lain adalah
dengan menerapkan strategi pembelajaran Think-Talk-Write.”
Strategi pembelajaran Think-Talk-Write dimulai dengan bagaimana
siswa memikirkan suatu tugas kemudian diikuti dengan mengkomunikasikan hasil
pemikirannya dan akhirnya melalui diskusi siswa dapat menuliskan kembali hasil
6
suatu teks matematik atau berisi cerita matematik kemudian membuat catatan apa
yang telah mereka baca. Membuat catatan berarti menganalisis tujuan isi teks dan
memeriksa bahan-bahan yang ditulis yang dapat mempertinggi pemahaman siswa
bahkan meningkatkan keterampilan berpikir dan menulis.
Setelah tahap “think” selesai dilanjutkan dengan tahap berikutnya “talk”
yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka
pahami. Fase berkomunikasi pada strategi ini memungkinkan siswa untuk
terampil berbicara. Keterampilan berkomunikasi dapat mempercepat kemampuan
siswa mengungkapkan idenya melalui tulisan. Proses talk ini juga dapat
meningkatkan pemahaman konsep karena ketika siswa diminta untuk berbicara,
siswa sekaligus mengkonstruksi berbagai ide untuk dikemukakan melalui dialog.
Selanjutnya fase “write” yaitu menuliskan hasil diskusi/dialog pada
lembar kerja yang disediakan (Lembar Aktivitas Siswa). Aktivitas menulis berarti
mengkonstruksi ide, karena setelah berdiskusi kemudian mengungkapkannya
melalui tulisan. Menulis dalam matematika membantu merealisasikan salah satu
tujuan pembelajaran yaitu pemahaman siswa tentang materi yang ia pelajari.
Berdasarkan masalah diatas penulis termotivasi untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Matematik Siswa Dengan Penerapan Strategi Pembelajaran TTW (Think–
Talk–Write) Pada Materi Faktorisasi Bentuk Aljabar Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 1 Padangsidimpuan Tahun Ajaran 2013/2014.”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan di atas
diperoleh beberapa identifikasi masalah, yaitu sebagai berikut :
1. Tingkat kemampuan komunikasi matematik siswa masih tergolong rendah.
2. Pembelajaran yang cenderung teacher-centered membuat siswa menjadi
pasif dan kurang terampil berkomunikasi.
3. Siswa menganggap matematika merupakan pelajaran yang sulit dan
7
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan dan identifikasi
masalah, agar penelitian ini lebih terarah maka perlu dibuat batasan terhadap
masalah yang ingin dicari penyelesaiannya. Adapun batasan masalah yang dikaji
dalam rencana penelitian ini adalah menerapkan strategi pembelajaran
Think-Talk-Write dalam mengajarkan materi Faktorisasi Bentuk Aljabar untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa.
1.4Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah maka penulis merumuskan masalah
yang akan diteliti ini adalah : “Apakah dengan menerapkan strategi pembelajaran
Think-Talk-Write (TTW) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa di kelas VIII SMP Negeri 1 Padangsidimpuan?”
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan
penelitian adalah : “Untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi
matematik siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Padangsidimpuan setelah diterapkan
strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW).”
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai berikut:
1. Bagi siswa diharapkan dapat menumbuhkembangkan kemampuan
pemahaman dan komunikasi matematik siswa pada materi Faktorisasi
Bentuk Aljabar.
2. Bagi guru dapat menjadi gambaran tentang bagaimana menerapkan
strategi pembelajaran Think-Talk-Write dalam kaitannya dengan
peningkatan kemampuan pemahaman dan komunikasi matematik siswa.
Dan guru dapat mengelola bagaimana cara mengajar matematika serta
sebagai bahan pertimbangan untuk lebih meningkatkan keterlibatan siswa
8
3. Bagi sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan
menyetujui pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran
Think-Talk-Write (TTW).
4. Bagi peneliti sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan
pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran
73 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis penelitian diperoleh bahwa strategi pembelajaran
Think-Talk-Write (TTW) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa pada materi faktorisasi bentuk aljabar di kelas VIII SMP Negeri 1
Padangsidimpuan. Ini dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata kemampuan
komunikasi matematik siswa, yaitu pada tes kemampuan komunikasi matematika
awal adalah 41,41 dengan tingkat kemampuan komunikasi matematik sangat
rendah. Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I, nilai rata-rata kemampuan
komunikasi matematik siswa meningkat menjadi 55,45 dengan tingkat
kemampuan komunikasi matematik rendah dan sebanyak 13 orang siswa
(44,83%) dari jumlah siswa telah mampu mencapai target keberhasilan belajar.
Selanjutnya setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, tingkat kemampuan
komunikasi matematik siswa meningkat menjadi sedang dengan nilai rata-rata
kelas 78,45 dan sebanyak 25 orang siswa (86,21%) dari jumlah siswa yang telah
mampu mencapai target keberhasilan belajar.
5.2. Saran
Adapun saran dalam penelitian ini adalah:
1. Kepada guru, khususnya guru matematika, disarankan untuk memperhatikan
kemampuan komunikasi matematik siswa dan melibatkan peran aktif siswa
dalam proses belajar mengajar. Untuk itu, hendaknya guru matematika dapat
menerapkan pembelajaran dengan strategi pembelajaran Think-Talk-Write
(TTW). Karena Strategi pembelajaran ini dapat menjadi salah satu alternatif
untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa.
2. Kepada siswa SMP Negeri 1 Padangsidimpuan disarankan lebih berani dalam
menyampaikan pendapat atau ide-ide dan mempergunakan seluruh perangkat
pembelajaran sebagai acuan, yang dapat membuat siswa menjadi lebih aktif
74
3. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat
dijadikan pertimbangan untuk menerapkan strategi pembelajaran
75
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Ansari, Bansu I, (2009), Komunikasi Matematik, Yayasan Pena Banda Aceh Divisi Penerbitan, Banda Aceh.
Arikunto, Suharsimi., (2010), Penelitian Tindakan Kelas, Rineka Cipta, Jakarta.
Bambang, R., (2008), http://rbaryans.wordpress.com/2008/10/28/membangun-keterampilan-komunikasi-matematika.html. (Februari 2013)
Djamarah, S.B, Zain. A., (2006), Strategi Belajar-Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Edward, dkk., (2002), Belajar dan Pembelajaran, UNIMED, Medan.
Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed.
Fatur, Mohammad., (2011), http://Mohammadfatur.Blogspot.com (Maret 2013)
Ginarti, Dina,. (2011), Penerapan Model Pembelajan Think-Talk-Write Untuk Meningkatkan Komunikasi Matematika Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Peluang Dikelas XI SMA Negeri Batang Kuis T.A 2010/2011, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Hamalik, Oemar., (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.
Hudojo, H., (1988), Mengajar Belajar Matematika, Depdikbud, Jakarta.
Isjoni, H., (2009). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Jiptiain, (2010), http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/186/jiptiain--nurnga ziza-9260-5-babii.pdf (Maret 2013)
76
Nunun, Elida.,(2012), Meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa sekoah menengah pertama melalui pembelajaran Think-Talk-Write (TTW),
http://ejournal.stkipsiliwangi.ac.id/index.php/infinity/article/view/51/26 (Maret 2013).
Parulian, Lambok., (2012), Upaya Menigkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP Melalui Strategi Pembelajaran Thin-Talk-Write (TTW), Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
PISA, (2013), http://kampus.okezone.com/read/2013/01/08/373/743021/
penyebab-indeks-matematika-siswa-ri-terendah-di-dunia (Februari 2013)
Sardiman, (2011), Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Slameto; (2003), Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana, Nana., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Rosdakarya, Bandung.
Sumarmo,Utari., (2013), Kumpulan Makalah Berpikir dan Disposisi Matematika
serta pembelajarannya, FPMIPA UPI, Bandung.
Syaban,Mumun.,(2008),http://educare.efkipunla.net/index.php?option=comconten t&task=view&id=62 (Maret 2013).
Tim Pelatih Proyek PGSM, (1999), Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), Depdikbud, Jakarta.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembeajaran Inovatif Progresif, Penerbit Kencana, Jakarta.