• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DENGAN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TTW (THINK� TALK WRITE) PADA MATERI FAKTORISASI BENTUK ALJABAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANGSIDIMPUAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DENGAN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TTW (THINK� TALK WRITE) PADA MATERI FAKTORISASI BENTUK ALJABAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANGSIDIMPUAN TAHUN AJARAN 2013/2014."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DENGAN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TTW (THINK–TALK–

WRITE) PADA MATERI FAKTORISASI BENTUK ALJABAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANGSIDIMPUAN

TAHUN AJARAN 2013/2014

Oleh :

Futry Kesuma Wardani Nasution NIM. 409311016

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Dengan

Penerapan Strategi Pembelajaran TTW (Think–Talk–Write) Pada Materi

Faktorisasi Bentuk Aljabar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Padangsidimpuan

Tahun Ajaran 2013/2014”. Skripsi ini di susun untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Matematika Program Studi

Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai

pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr.

Mukhtar, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan

bimbingan dan arahan kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya

penulisan skripsi ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Dr. E.

Elvis Napitupulu, M.S., Bapak Drs. J. Ambarita, M.Pd., dan Bapak Mulyono,

S.Si, M.Si., selaku dosen pemberi saran dan penguji yang telah memberikan

masukan dan saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan

skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Katrina

Samosir, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selama ini telah

memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu

Hajar, M.Si., selaku rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di

rektorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D., selaku Dekan FMIPA, Bapak

Drs. Syafari, M.Pd., selaku ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry,

M.Si selaku ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si.,

selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika, dan seluruh staf pegawai

Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis

dalam pengumpulan berkas-berkas untuk wisuda.

Teristimewa penulis mengucapkan banyak terima kasih kapada

(4)

v

yang menjadi sumber motivasi dan senantiasa mendukung, memberikan doa,

dorongan moril dan materil kepada penulis selama mengikuti pendidikan sampai

dengan selesai. Terima kasih juga disampaikan kepada kakak dan abang penulis

Fitry Handayani Nasution, ST., Indra Saputra Nasution, SSTP, M.M., dan Rory

Gandi, SE., yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hj. Melliani

Dalimunte, S.Pd., selaku kepala sekolah SMP Negeri 1 Padangsidimpuan dan

Bapak Sahat Silitonga, S.Pd., selaku guru bidang studi matematika SMP Negeri 1

Padangsidimpuan serta guru-guru yang telah memberikan izin, bantuan dan

informasi bagi penulis selama melakukan penelitian.

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada sahabat-sahabat

selama perkuliahan, Fitria Selly, Eka Wahyuni, Chardiana Wulandari, Fathia Ayu

Ningtyas, dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan namanya yang telah

banyak membantu dan memotivasi penulis serta seluruh teman-teman di jurusan

matematika. Terima kasih juga diucapkan kepada Dina Syahfitri Siregar, Veni

Hardianti Harahap, SKM, Dini Syakina Siregar, S.H., dan Nisah Ayu Siregar,

S.Pd, M.Pd., yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi serta

dukungan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya

membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini

bermanfaat bagi para guru matematika dalam menambah khasanah ilmu

pendidikan.

Medan, Oktober 2013 Penulis

(5)

iii

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DENGAN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TTW (THINK–TALK–

WRITE) PADA MATERI FAKTORISASI BENTUK ALJABAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANGSIDIMPUAN

TAHUN AJARAN 2013/2014

Futry Kesuma Wardani (NIM. 409311016)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa pada materi faktorisasi bentuk aljabar di kelas VIII SMP Negeri 1 Padangsidimpuan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing-masing siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-2 SMP Negeri 1 Padangsidimpuan tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 29 orang. Objek dalam penelitian ini adalah upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa pada materi faktorisasi bentuk aljabar di kelas VIII SMP Negeri 1 Padangsidimpuan tahun ajaran 2013/2014.

Pengambilan data dilakukan dengan tes kemampuan komunikasi matematika awal, tes kemampuan komunikasi matematika siswa pada akhir setiap siklus dan lembar observasi untuk setiap kali pertemuan. Kemampuan komunikasi matematik siswa mengalami peningkatan. Ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa pada tes awal yaitu 41,41 dengan tingkat kemampuan komunikasi matematik sangat rendah. Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I, nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa meningkat menjadi 55,45 dengan tingkat kemampuan komunikasi matematik rendah dan sebanyak 13 orang siswa (44,83%) dari jumlah siswa telah mampu mencapai target keberhasilan belajar. Selanjutnya setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa meningkat menjadi 78,45 dengan tingkat kemampuan komunikasi matematik sedang serta sebanyak 25 orang siswa (86,21%) dari jumlah siswa telah mampu mencapai target keberhasilan belajar.

Kelebihan penerapan strategi pembelajaran ini adalah dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal komunikasi matematika, yang dimulai dengan siswa memikirkan suatu masalah kemudian diikuti dengan mengkomunikasikan hasil pemikirannya dan menuliskan kembali hasil pemikiran tersebut melalui diskusi. Kegiatan berdiskusi membuat siswa menjadi lebih berani dalam mengeluarkan pendapat.

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Diagram x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi Masalah 6

1.3. Batasan Masalah 7

1.4. Rumusan Masalah 7

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.1.1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Matematika 9

2.1.2. Komunikasi 11

2.1.3. Komunikasi Matematika 12

2.1.4. Strategi Pembelajaran 18

2.1.5. Strategi Pembelajaran Think–Talk–Write (TTW) 19

2.2. Teori-Teori Belajar yang Mendukung Strategi Pembelajaran

Think–Talk–Write (TTW) 26

2.3. Materi Faktorisasi Bentuk Aljabar 28

(7)

vii

2.5. Penelitian yang Relevan 36

2.6. Hipotesis Penelitian 37

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian 38

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 38

3.3. Subjek dan Objek Penelitian 38

3.3.1. Subjek Penelitian 38

3.3.2. Objek Penelitian 38

3.4. Defenisi Operasional 38

3.5. Prosedur Penelitian 39

3.6. Alat Pengumpul Data 43

3.6.1. Tes 43

3.6.2. Observasi 44

3.6.3. Dokumentasi 44

3.7. Teknik Analisa Data 44

3.7.1. Reduksi Data 44

3.7.2. Paparan Data 45

3.7.3. Penyimpulan Data 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 48

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I 48

4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II 59

4.2. Pembahasan dan Hasil Penelitian 68

4.2.1. Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa 68

4.2.2. Kemampuan Peneliti Mengelola Pembelajaran 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 73

5.2. Saran 73

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

[image:8.595.85.527.117.584.2]

Halaman

Gambar 3.1. Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas

(9)

x

DAFTAR DIAGRAM

Halaman

Diagram 4.1. Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa

Pada Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa I 57

Diagram 4.2. Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa

Pada Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa II 67

(10)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus I) 77

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajran II (Siklus I) 82

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajran I (Siklus II) 88

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus II) 94

Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa I 99

Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa II 104

Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa III 110

Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa IV 116

Lampiran 9 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Awal 122

Lampiran 10 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I 124

Lampiran 11 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematika II 126

Lampiran 12 Lembar Validitas Kemampuan Komunikasi Matematika Awal 128

Lampiran 13 Lembar Validitas Kemampuan Komunikasi Matematika I 134

Lampiran 14 Lembar Validitas Kemampuan Komunikasi Matematika II 140

Lampiran 15 Pedoman Penskoran Kemampuan Komunikasi Matematika

Awal 146

Lampiran 16 Pedoman Penskoran Kemampuan Komunikasi Matematika I 148

Lampiran 17 Pedoman Penskoran Kemampuan Komunikasi Matematika II 150

Lampiran 18 Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Awal 152

Lampiran 19 Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I 154

Lampiran 20 Tes Kemampuan Komunikasi Matematika II 157

Lampiran 21 Alternatif Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Awal 160

Lampiran 22 Alternatif Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I 166

Lampiran 23 Alternatif Tes Kemampuan Komunikasi Matematika II 172

Lampiran 24 Tabulasi Nilai Tes Kemampuan Komunikasi Matematika

Awal 177

Lampiran 25 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Awal

(11)

xii

Lampiran 26 Pembagian Kelompok Berdasarkan Hasil Tes Kemampuan

Komunikasi Matematika Awal 180

Lampiran 27 Tabulasi Nilai Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I 181

Lampiran 28 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I

Setelah Diurutkan 183

Lampiran 29 Pembagian Kelompok Berdasarkan Hasil Tes Kemampuan

Komunikasi Matematika I 184

Lampiran 30 Tabulasi Nilai Tes Kemampuan Komunikasi Matematika II 185

Lampiran 31 Lembar Observasi Guru Siklus I (Pertemuan I) 187

Lampiran 32 Lembar Observasi Guru Siklus I (Pertemuan II) 189

Lampiran 33 Lembar Observasi Siswa Siklus I 191

Lampiran 34 Lembar Observasi Guru Siklus II (Pertemuan I) 194

Lampiran 35 Lembar Observasi Guru Siklus II (Pertemuan II) 196

Lampiran 36 Lembar Observasi Ssiwa Siklus II 198

(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pendidikan adalah proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Suatu

pendidikan dikatakan bermutu apabila proses pendidikan berlangsung secara

efektif, manusia memperoleh pengalaman yang bermakna bagi dirinya dan produk

pendidikan merupakan individu-individu yang bermanfaat bagi masyarakat dan

pembangunan bangsa.

Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah saat ini, idealnya

pendidikan itu tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah

seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa

depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang

akan dihadapi perserta didik di masa yang akan datang. Menurut Buchori (2001)

(dalam Trianto (2011:5)), bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang

tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk suatu profesi atau jabatan, tetapi

untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan

sehari-hari.

Tujuan pendidikan pada hakekatnya adalah suatu proses terus menerus

manusia untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi. Karena itu siswa

harus benar-benar dilatih dan dibiasakan berpikir secara mandiri. Matematika

sebagai salah satu ilmu dasar, baik aspek terapannya maupun aspek penalarannya,

mempunyai peranan penting dalam upaya penguasaan ilmu dan teknologi.

Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur,

menurunkan, dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam

kehidupan sehari-hari melalui materi aljabar, geometri, logika matematika,

peluang dan statistika. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan

mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika yang dapat berupa

kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik, atau tabel. Untuk itu,

(13)

2

kembangkan kecerdasan, kemampuan, keterampilan serta untuk membentuk

kepribadian siswa.

Pada pemeringkatan Programme for International Student Assessment

(PISA) terakhir (dalam www.okezone.com), kemampuan literasi matematika

siswa Indonesia sangat rendah. Indonesia menempati peringkat ke-61 dari 65

negara peserta pemeringkatan. Ini menunjukkan bahwa mutu pendidikan

Indonesia, terutama dalam pembelajaran matematika masih rendah. Sejauh ini

Indonesia belum mampu lepas dari urutan penghuni papan bawah. Beberapa ahli

matematika seperti Russefendi (dalam Bambang, 2008) mensinyalir kelemahan

matematika pada siswa Indonesia, karena pelajaran matematika di sekolah ditakuti

bahkan dibenci siswa. Sikap negatif itu muncul karena matematika dianggap

sebagai pelajaran yang sulit.

Salah satu faktor yang menyebabkan matematika dianggap pelajaran

yang sulit adalah karakterisitik materi matematika yang bersifat abstrak, logis,

sistematis, dan penuh dengan lambang-lambang dan rumus yang membingungkan.

Seperti yang dinyatakan oleh Bambang (2008) bahwa :

”Beberapa pelajar tidak menyukai matematika karena matematika penuh dengan hitungan dan miskin komunikasi. Beberapa pelajar juga berpikir bahwa matematika pelajaran yang membosankan, karena penuh rumus dan miskin nilai moral. Kebanyakan pelajar tidak merasa senang ketika belajar matematika.”

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor yang

menyebabkan hasil belajar matematika siswa menjadi kurang adalah rendahnya

kemampuan komunikasi matematik siswa. Hal ini didukung oleh pendapat Ansari

(2009:19) yang menyatakan “Semakin tinggi kemampuan komunikasi matematika

siswa, semakin tinggi pula pemahaman yang dituntut kepada siswa.”

Hal senada juga diungkapkan oleh J. Bruner (dalam Edward, 2002:40)

bahwa “Untuk memahami konsep-konsep yang ada diperlukan bahasa. Bahasa

diperlukan untuk mengkomunikasikan suatu konsep kepada orang lain”. Sehingga

kemampuan komunikasi matematika siwa perlu ditingkatkan. Alasan pentingnya

komunikasi matematika siswa perlu ditingkatkan dikemukakan oleh Baroody

(14)

3

“Sedikitnya ada dua alasan penting, mengapa komunikasi matematika perlu ditumbuhkembangkan dikalangan siswa. Pertama, mathematics as language, artinya matematika tidak hanya sekedar alat bantu berpikir, alat untuk menemukan pola, mnyelesaikan masalah atau mengambil kesimpulan, tetapi matematika juga sebagai suatu alat yang berharga untuk mengkomunikasikan berbagai ide secara jelas, tepat, dan cermat. Kedua, mathematics learning as social activity, artinya sebagai aktifitas sosial dalam pembelajaran matematika, matematika juga sebagai wahana interaksi antar siswa, dan juga komunikasi antar guru dan siswa.”

Kemampuan komunikasi matematika adalah kemampuan yang harus

dimiliki oleh seorang siswa dalam mempresentasikan, membaca dan menuliskan

permasalahan dan solusi matematika ke dalam gambar, tabel dan secara aljabar

serta mampu menyatakan suatu konsep, situasi dan solusi matematika dengan

bahasa dan simbol matematika dengan tepat. Kemampuan komunikasi tersebut

dapat dilihat dari kemampuan siswa mengkomunikasikan apa yang diketahui,

ditanya, pemodelan, strategi penyelesaian dan penjelasan langkah-langkah

penyelesaian, serta hasil akhir dari suatu soal atau masalah.

Rendahnya komunikasi matematika juga di alami oleh siswa SMP Negeri

1 Padangsidimpuan. Berdasarkan hasil observasi awal (tanggal 8 maret 2013),

peneliti mewawancarai guru bidang studi matematika (Elvi Sahara, S.Pd) yang

menyatakan bahwa :

“Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika disebabkan kurangnya siswa dalam memahami konsep matematika untuk menyelesaikan soal apalagi jika soal yang diberikan sedikit bervariasi maka siswa sulit untuk mengerjakannya. Bahkan jika siswa ditugaskan untuk menjelaskan algoritma pemecahan masalahnya dengan bahasanya (kemampuan komunikasi matematiknya) sendiri, siswa masih sulit untuk berkomunikasi matematik. Ibu Elvi Sahara juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) belum pernah diterapkan di sekolah tersebut”.

(15)

4

Hasil Kerja Siswa I

Hasil Kerja Siswa II

Pada hasil kerja siswa I, soalnya adalah “Dini, Rani dan Doni adalah 3

orang siswa yang masih duduk di sekolah dasar. Masing-masing dari mereka

memiliki alat tulis. Dini memilki 2 bolpoin, 2 pensil dan 1 penghapus, dan Rani

memiliki 1 bopoin, 2 pensil dan 1 penghapus, sedangkan Doni memilki 1 bolpoin,

1 pensil dan 1 penghapus. Berapakah jumlah masing-masing alat tulis tersebut?

Buatlah dalam bentuk aljabar!”. Di dalam soal yang diminta adalah jumlah

masing-masing alat tulis, bukan jumlah keseluruhan alat tulis. Sementara dari

hasil tes yang diberikan untuk soal tersebut, kebanyakan siswa yang menjawab

jumlah seluruh alat tulis. Hal ini dapat dilihat dari gambar 1.1, siswa menjawab

jumlah seluruh alat tulis dan terlihat bahwa siswa tidak mampu

mengkomunikasikan matematiknya. Siswa tidak mengetahui apa yang diketahui,

ditanyakan, pemodelan matematika, strategi penyelesaiannya serta hasil akhir dari

soal. Sehingga siswa tidak dapat menyelesaikan jawaban pada soal tersebut.

Begitu juga dengan hasil kerja siswa II yang soalnya adalah “Sewaktu berbelanja,

Ibu Ani membeli 2 kg wortel, 3 kg tomat, 5 kg bawang merah dan 6 kg cabe.

Karena terlalu lama tidak digunakan, 2 kg tomat, 2 kg bawang merah dan 3 kg

cabe ternyata busuk. Berapakah sisa sayuran Ibu Ani? Buatlah dalam bentuk

aljabar!”. Dari gambar 1.2, terlihat bahwa siswa juga tidak mampu dalam

(16)

5

Dari hasil kerja siswa tersebut dapat dilihat bahwa komunikasi matematik

siswa SMP Negeri 1 Padangsidimpuan kelas VII masih rendah. Rendahnya

kemampuan siswa pada pelajaran matematika tidak terlepas dari kemampuan guru

dalam memilih dan menggunakan model, strategi, tehnik, pendekatan dan metode

pembelajaran yang tepat dan melibatkan siswa, sehingga siswa lebih mudah untuk

memahami dan tidak merasa bosan. Tetapi kenyataannya pembelajaran yang

berlangsung selama ini adalah pembelajaran teacher-centered yang membuat

siswa menjadi pasif. Seperti yang diungkapkan oleh Trianto (2011:5) bahwa :

“Proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan

tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri

melalui penemuan dalam proses berpikirnya.”

Strategi pembelajaran teacher-centered ini lebih menekankan

pembelajaran yang berpusat pada guru sehingga menyebabkan tidak

teraktifkannya potensi dan kemampuan siswa dengan maksimal, siswa hanya

sebagai pendengar. Hal ini menyebabkan siswa cenderung pasif dan kurang

terampil berkomunikasi dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Oleh karena itu,

kita sebagai guru perlu menerapkan suatu strategi belajar yang dapat membantu

siswa untuk memahami materi ajar dan aplikasi serta relevansinya dalam

kehidupan sehari-hari.

Disamping pendekatan, guru mempunyai strategi pembelajaran yang

merupakan pegangan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.

Strategi pembelajaran Think-Talk-Write merupakan salah satu alternatif

pembelajaran yang dapat menumbuhkembangkan kemampuan pemahaman dan

komunikasi matematik siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Ansari (2009:5)

bahwa: ”Suatu aktivitas yang diharapkan dapat menumbuhkembangkan

kemampuan pemahaman dan komunikasi matematik siswa antara lain adalah

dengan menerapkan strategi pembelajaran Think-Talk-Write.”

Strategi pembelajaran Think-Talk-Write dimulai dengan bagaimana

siswa memikirkan suatu tugas kemudian diikuti dengan mengkomunikasikan hasil

pemikirannya dan akhirnya melalui diskusi siswa dapat menuliskan kembali hasil

(17)

6

suatu teks matematik atau berisi cerita matematik kemudian membuat catatan apa

yang telah mereka baca. Membuat catatan berarti menganalisis tujuan isi teks dan

memeriksa bahan-bahan yang ditulis yang dapat mempertinggi pemahaman siswa

bahkan meningkatkan keterampilan berpikir dan menulis.

Setelah tahap “think” selesai dilanjutkan dengan tahap berikutnya “talk”

yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka

pahami. Fase berkomunikasi pada strategi ini memungkinkan siswa untuk

terampil berbicara. Keterampilan berkomunikasi dapat mempercepat kemampuan

siswa mengungkapkan idenya melalui tulisan. Proses talk ini juga dapat

meningkatkan pemahaman konsep karena ketika siswa diminta untuk berbicara,

siswa sekaligus mengkonstruksi berbagai ide untuk dikemukakan melalui dialog.

Selanjutnya fase “write” yaitu menuliskan hasil diskusi/dialog pada

lembar kerja yang disediakan (Lembar Aktivitas Siswa). Aktivitas menulis berarti

mengkonstruksi ide, karena setelah berdiskusi kemudian mengungkapkannya

melalui tulisan. Menulis dalam matematika membantu merealisasikan salah satu

tujuan pembelajaran yaitu pemahaman siswa tentang materi yang ia pelajari.

Berdasarkan masalah diatas penulis termotivasi untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Matematik Siswa Dengan Penerapan Strategi Pembelajaran TTW (Think–

Talk–Write) Pada Materi Faktorisasi Bentuk Aljabar Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 1 Padangsidimpuan Tahun Ajaran 2013/2014.”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan di atas

diperoleh beberapa identifikasi masalah, yaitu sebagai berikut :

1. Tingkat kemampuan komunikasi matematik siswa masih tergolong rendah.

2. Pembelajaran yang cenderung teacher-centered membuat siswa menjadi

pasif dan kurang terampil berkomunikasi.

3. Siswa menganggap matematika merupakan pelajaran yang sulit dan

(18)

7

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan dan identifikasi

masalah, agar penelitian ini lebih terarah maka perlu dibuat batasan terhadap

masalah yang ingin dicari penyelesaiannya. Adapun batasan masalah yang dikaji

dalam rencana penelitian ini adalah menerapkan strategi pembelajaran

Think-Talk-Write dalam mengajarkan materi Faktorisasi Bentuk Aljabar untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah maka penulis merumuskan masalah

yang akan diteliti ini adalah : “Apakah dengan menerapkan strategi pembelajaran

Think-Talk-Write (TTW) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa di kelas VIII SMP Negeri 1 Padangsidimpuan?”

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan

penelitian adalah : “Untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi

matematik siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Padangsidimpuan setelah diterapkan

strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW).”

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai berikut:

1. Bagi siswa diharapkan dapat menumbuhkembangkan kemampuan

pemahaman dan komunikasi matematik siswa pada materi Faktorisasi

Bentuk Aljabar.

2. Bagi guru dapat menjadi gambaran tentang bagaimana menerapkan

strategi pembelajaran Think-Talk-Write dalam kaitannya dengan

peningkatan kemampuan pemahaman dan komunikasi matematik siswa.

Dan guru dapat mengelola bagaimana cara mengajar matematika serta

sebagai bahan pertimbangan untuk lebih meningkatkan keterlibatan siswa

(19)

8

3. Bagi sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan

menyetujui pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran

Think-Talk-Write (TTW).

4. Bagi peneliti sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan

pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran

(20)

73 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis penelitian diperoleh bahwa strategi pembelajaran

Think-Talk-Write (TTW) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa pada materi faktorisasi bentuk aljabar di kelas VIII SMP Negeri 1

Padangsidimpuan. Ini dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata kemampuan

komunikasi matematik siswa, yaitu pada tes kemampuan komunikasi matematika

awal adalah 41,41 dengan tingkat kemampuan komunikasi matematik sangat

rendah. Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I, nilai rata-rata kemampuan

komunikasi matematik siswa meningkat menjadi 55,45 dengan tingkat

kemampuan komunikasi matematik rendah dan sebanyak 13 orang siswa

(44,83%) dari jumlah siswa telah mampu mencapai target keberhasilan belajar.

Selanjutnya setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, tingkat kemampuan

komunikasi matematik siswa meningkat menjadi sedang dengan nilai rata-rata

kelas 78,45 dan sebanyak 25 orang siswa (86,21%) dari jumlah siswa yang telah

mampu mencapai target keberhasilan belajar.

5.2. Saran

Adapun saran dalam penelitian ini adalah:

1. Kepada guru, khususnya guru matematika, disarankan untuk memperhatikan

kemampuan komunikasi matematik siswa dan melibatkan peran aktif siswa

dalam proses belajar mengajar. Untuk itu, hendaknya guru matematika dapat

menerapkan pembelajaran dengan strategi pembelajaran Think-Talk-Write

(TTW). Karena Strategi pembelajaran ini dapat menjadi salah satu alternatif

untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa.

2. Kepada siswa SMP Negeri 1 Padangsidimpuan disarankan lebih berani dalam

menyampaikan pendapat atau ide-ide dan mempergunakan seluruh perangkat

pembelajaran sebagai acuan, yang dapat membuat siswa menjadi lebih aktif

(21)

74

3. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat

dijadikan pertimbangan untuk menerapkan strategi pembelajaran

(22)

75

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Ansari, Bansu I, (2009), Komunikasi Matematik, Yayasan Pena Banda Aceh Divisi Penerbitan, Banda Aceh.

Arikunto, Suharsimi., (2010), Penelitian Tindakan Kelas, Rineka Cipta, Jakarta.

Bambang, R., (2008), http://rbaryans.wordpress.com/2008/10/28/membangun-keterampilan-komunikasi-matematika.html. (Februari 2013)

Djamarah, S.B, Zain. A., (2006), Strategi Belajar-Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Edward, dkk., (2002), Belajar dan Pembelajaran, UNIMED, Medan.

Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed.

Fatur, Mohammad., (2011), http://Mohammadfatur.Blogspot.com (Maret 2013)

Ginarti, Dina,. (2011), Penerapan Model Pembelajan Think-Talk-Write Untuk Meningkatkan Komunikasi Matematika Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Peluang Dikelas XI SMA Negeri Batang Kuis T.A 2010/2011, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Hamalik, Oemar., (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Hudojo, H., (1988), Mengajar Belajar Matematika, Depdikbud, Jakarta.

Isjoni, H., (2009). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Jiptiain, (2010), http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/186/jiptiain--nurnga ziza-9260-5-babii.pdf (Maret 2013)

(23)

76

Nunun, Elida.,(2012), Meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa sekoah menengah pertama melalui pembelajaran Think-Talk-Write (TTW),

http://ejournal.stkipsiliwangi.ac.id/index.php/infinity/article/view/51/26 (Maret 2013).

Parulian, Lambok., (2012), Upaya Menigkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP Melalui Strategi Pembelajaran Thin-Talk-Write (TTW), Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

PISA, (2013), http://kampus.okezone.com/read/2013/01/08/373/743021/

penyebab-indeks-matematika-siswa-ri-terendah-di-dunia (Februari 2013)

Sardiman, (2011), Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Slameto; (2003), Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, Nana., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Rosdakarya, Bandung.

Sumarmo,Utari., (2013), Kumpulan Makalah Berpikir dan Disposisi Matematika

serta pembelajarannya, FPMIPA UPI, Bandung.

Syaban,Mumun.,(2008),http://educare.efkipunla.net/index.php?option=comconten t&task=view&id=62 (Maret 2013).

Tim Pelatih Proyek PGSM, (1999), Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), Depdikbud, Jakarta.

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembeajaran Inovatif Progresif, Penerbit Kencana, Jakarta.

Gambar

Gambar 3.1.  Prosedur

Referensi

Dokumen terkait

Suku bangsa di Indonesia yang beragam menghasilkan kebudayaan yang beranekaragam pula, seperti bahasa, kesenian (tari dan lagu), pakaian, bentuk rumah, bentuk senjata, dan alat

Pembebasan Bea Masuk atas Impor Barang Modal dalam Rangka Pembangunan atau Pengembangan Industri Pembangkitan Tenaga Listrik untuk Kepentingan Umum.. The Investment Coordinating

of the students’ mathematical problem -solving abilitiy that were examined in this study include: (1) identify the adequacy of the data to solve the problem, (2) create

Pendidikan Islam termasuk masalah sosial, sehingga dalamkelembagaannya tidak terlepas dari lembaga-lembaga sosial yang ada.Lembaga tersebut juga institusi atau pranata, sedangkan

Dengan ini kami mohon dapat diproses untuk pengurusan Ijin Penelitian Berikut ini data-data yang perlu kami sampaikan :.

Sehingga para anggota rapat tidak perlu takut tidak ke bagian jalur transmisi karena dengan penambahan acces point tersebut daya tampung semakin besar, para anggota juga cukup duduk

Untuk masing-masing proses pentransferan da- ta menggunakan rumus pada proses perhitungannya, yaitu dengan cara membagi ukuran data dengan waktu transfer yang didapat.

dianggap tepat untuk menggambarkan mengenai keadaan di lapangan yaitu.. mengenai materi apa saja yang dipelajari pada kegiatan ekstrakurikuler seni. tari, bagaimana pelaksanaan