• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGETAHUAN PENANGANAN CEDERA OLAHRAGA PADA PELATIH NASIONAL PARALYMPIC COMMITTEE (NPC) SUMATERA UTARA TAHUN 2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGETAHUAN PENANGANAN CEDERA OLAHRAGA PADA PELATIH NASIONAL PARALYMPIC COMMITTEE (NPC) SUMATERA UTARA TAHUN 2013."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN PENANGANAN CEDERA OLAHRAGA PADA PELATIH NATIONAL PARALYMPIC COMMITTEE (NPC)

SUMATERA UTARA TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Sains

OLEH :

IKA ENDAH PUSPITA SARI NIM. 609210018

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Dengan kerendahan hati dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat

Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang dibuat untuk memenuhi syaratmemperoleh

gelar Sarjana Sains di Universitas Negeri Medan.

Dalam kesempatan ini, penulis menghanturkan ribuan terima kasih kepada

semua pihak yang telah memberikan bantuan baik berupa moril, maupun material

serta sumbangan pemikiran dalam skripsi ini, antara lain :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si Selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Bapak Drs. Basyarudin Daulay. M.Kes. Selaku Dekan Fakultas Ilmu

Keolahragaan. Bapak Drs.Suharjo, M.Pd selaku pembantu dekan I, Bapak

Drs. Mesnan, M.Kes selaku Pembantu dekan II,

Bapak Dr. Budi Valianto, M.Pd selaku Pembantu dekan III.

3. Bapak Fajar Apollo Sinaga, S.Si, M.Si, Apt. selaku ketua Jurusan Ilmu

Keolahragaan FIK UNIMED, dan Ibu Zulaini, SKM, M.Kes selaku Sekretaris

Jurusan Ilmu Keolahragaan FIK UNIMED, yang telah banyak membantu dan

membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi.

4. Bapak Drs.Benny Subadiman M.kes, AIFO selaku pembimbing skripsi dan

sebagai Penasehat Akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan

kepada penulis demi selesainya penulisan skripsi ini.

5. SeluruhStafAkademikdanAdministrasi FIK UNIMED.

6. Bapak Zulkifli selaku ketua NPC Sumtera Utara dan seluruh pengurus NPC

Sumatera Utara.

7. Ayahanda Kusni dan Ibunda Desmiati yang telah mendoakan penulis dari

awal perkulihan sampai selesai.

8. Abangda Ardianto, Kakanda Eny maryanti, Adinda Sry Ayu Febriani dan Seri

Marito Harahap yang telah memberi dukungan sehingga penulis dapat

(5)

9. Abangda Tersayang Hamdani S.Pd, yang selalu memberi dorongan dan

motivasi untuk menyelesaikan Skripsi ini.

10. Rekan-rekan mahasiswa stambuk 2009 Jurusan Ilmu Keolahragaan yaitu:

Winara, Khairul Usman, Henri Aritong, Warista, Bambang Surya

Jaya,M.Safitri, Alfian Sitorus Pane, dll.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Saran dan

kritik yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan skripsi ini sangat

diharapkan.

Terima Kasih

Medan, September 2013 Penulis

(6)

ABSTRAK

IKA ENDAH PUSPITA SARI. Pengetahuan Penanganan Cedera Olahraga Pada Pelatih Nasional Paralympic Committee (NPC) Sumatera Utara Tahun 2013.

(Pembimbing : Benny Subadiman)

Skripsi Medan, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan penanganan cedera olahraga pada pelatih National Paralympic Committee (NPC) Sumatera Utara tahun 2013. Penelitian ini dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 14 Juli Tahun 2013 di Sekretariat NPC Provinsi Sumatera Utara Jl. Stadion Teladan no.22 Medan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif kulitatif dengan penyebarann angket sebagai instrument untuk mendapatkan data hasil penelitian. Banyak populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelatih National Paralympic Committee (NPC) Sumatera Utara Tahun 2013 yang berjumlah 8 orang, sedangkan sampel yang digunakan adalah total sampling yang berarti berjumlah 8 orang.

Hasil penelitian yang diketahui bahwa 3 respon (37,50%) memiliki pengetahuan tentang penanganan cedar olahraga yang tergolong baik, 5 responden (62,50%) memiliki pengetahuan tentang penanganan cedera olahraga yang tergolong sedang. Berdasarkan hasil perhitungan skor rata-rata pengetahuan tentang penanganan cedera olahraga yaitu sebesar 56% maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan penanganan cedera olahraga pada pelatih National Paralympic Committee (NPC) Sumatera Utara Tahun 2013 tergolong Sedang.

(7)

DAFTAR ISI

1. National Paralympic Committe (NPC) Sumatera Utara 5

2. Hakekat Olahraga Penyandang Cacat ... 7

3. Hakekat Pengetahuan ... 9

a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 10

b. Tingkat Pengetahuan ... 10

c. Pengukuran Pengetahuan ... 12

4. Hakekat Cedera Cacat ... 12

a. Penanganan Cedera Olahraga oleh Pelatih ... 16

b. Penanganan Pertama ... 17

c. Penanganan Rehabilitasi Medik ... 17

d. Terapi Dingin ... 18

(8)

f. Terapi Air (Hydroteraphy) ... 20

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 43

A. Kesimpulan ... 43

B. Saran ... 43

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

2.1Pembagian Terapi Panas Menurut Kedalaman Penetrasinya ... 19

2.2Respon Fisiologi Terhadap Panas ... 19

3.1Kisi-Kisi Data Kuisioner ... 35

4.1Data Pengertian Cedera Olahraga ... 37

4.2Data Cara Penangangan Cedera Olahraga ... 38

4.3Data Pengetahuan Tentang Metode RICE ... 39

4.4Data Pengetahuan Tentang ABCD ... 39

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

4.1Pengetahuan Penangangan Cedera Olahraga ... 60

(11)

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1. Angket Penelitian ... 47

2. Ujicoba Instrumen Penelitian ... 53

3. Perhitungan Validitas Tes ... 54

4. Perhitungan Realibilitas ... 56

5. Tabulasi Data Hasil Penelitian ... 57

6. Tabulasi Data Hasil Penelitian Per Indikator ... 58

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Gelar coach atau pelatih adalah gelar sebutan yang memancarkan rasa

hormat, respek, status, dan tanggung jawab. Gelar pelatih seringkali bisa berlanjut

meskipun tugas sebagai pelatih sudah usai. Sekali kita pelatih selamanya kita

adalah pelatih bagi atlet, bagi rekan dan bagi masyarakat.

Atlet menganggap bahwa seorang pelatih adalah ahli dalam segala hal dan

pandai memainkan berbagai peran, dan banyak atlet yang ingin seperti pelatihnya

kalau dia kelak menjadi pelatih tetapi ada juga yang tidak, dan bersumpah tidak

akan berbuat seperti pelatihnya dulu, akan tetapi apa yang diperolehnya dari

pelatih akan senantiasa membekas pada atlet.

Menurut Harsono (1988:5) “Pelatih yang ideal adalah memiliki perilaku

yang baik, dapat memimpin, memiliki sikap sportif, memiliki pengetahuan atau

keterampilan, keseimbangan emosi, memiliki imajinasi, ketegasan atau

keberanian, humor, kesehatan, administrator, berbahasa yang baik dan benar,

menggunakan wewenang, siap mental, berpikir positif, dan dapat menghargai

seorang wasit yang manangani selama pertandingan”. Pelatih juga harus bisa

menangani atletnya yang sedang memiliki masalah baik pada dalam diri atlet

seperti atau luar diri atlet, karena pelatih merupakan orang yang paling dekat

(13)

Tidak terkecuali juga dengan pelatih yang ada di NPC Sumut untuk menjadi

pelatih yang ideal yang harus serba bisa, apalagi atlet yang ada di National

Paralympic Committee (NPC) Sumatera Utara yang memiliki keterbelakangan

mental, maka dari itu hubungan pelatih dengan atletnya sangat dekat karena

pelatih selalu menuntun atletnya yang cacat baik dalam latihan maupun

pertandingan. Seperti kasus yang terjadi didalam Pekan Paralympic Nasional

(PEPARNAS) ke XIV pada tahun 2012 di Pekanbaru Riau banyaknya masalah

atlet yang terjadi salah satunya terjadinya cedera pada atlet pada saat latihan

maupun pada saat bertanding. Cedera yang terjadi banyak pada atlet Atletik yang

mengalami cedera strain yang berjumlah 4 orang, atlet yang mengalami cedera

tendinitis berjumlah 8 orang dan cedera yang sering terjadi adalah kram. Cedera

juga terjadi bukan hanya pada cabang olahraga atletik cabang olahraga seperti

angkat berat, yang banyak terjadi kram dan keseleo pada lengan tangan yang

berjumlah 3 orang, cabang olahraga pada renang terjadi 2 orang mengalami stain,

dan selanjutnya pada cabang olahraga seperti tenis meja dan catur cedera yang di

alami tidak separah atlet-atlet yang lain, tetapi masih dibutuhkan massage sebelum

bertanding. Dari pengamatan yang terjadi dilapangan bahwa pelatih tidak

menangani atletnya yang cedera secara langsung. Atlet yang cedera justru diberi

pada tim kesehatan panitia maupun tim kesehatan kontingen untuk ditangani.

Bukan hanya itu saja pengamatan yang terjadi dilapangan pada saat terjadi cedara

pada atlet cabang olahraga Atletik terjadi strain pada saat selesai pertandingan

cara penanganan yang tidak tepat dari bagaimana semestinya cara penanganannya.

(14)

atletnya baik itu dalam bertanding dan dalam latihan justru atlet yang cedera

diberi pada tim kesehatan kontingen atau panitia untuk ditangani. Seharusnya

pelatih menjadi orang pertama yang menghadapi masalah atletnya, oleh karena

itu, ada kesenjangan antara kasus yang terjadi bahwa pelatih tidak bisa menangani

atletnya ketika mengalami cedera dan seharusnya pelatih menjadi orang pertama

yang menghadapi masalah atletnya. Dari kesenjangan yang terjadi bahwa pelatih

tidak bisa menghadapi kasus cedera pada atlet NPC Sumut.

Tema sentral dalam penelitian ini yaitu pengetahuan penanganan cedera

olahraga pada pelatih NPC Sumut Tahun 2013.

B. Identifikasi Masalah

Setelah diperoleh latar belakang masalah, maka hendaklah penelitian ini

diidentifikasi. Adapun identifikasi masalah yang dihadapi adalah : Bagaimanakah

penanganan yang diberikan oleh pelatih NPC Sumut bagi atlet yang mengalami

cedera? Apakah penanganan cedera yang dilakukan oleh pelatih NPC Sumut

sudah tepat? Sejauh manakah pengetahuan pelatih NPC Sumut terhadap

penanganan cedera olahraga pada saat bertanding maupun pada saat latihan?

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari terjadinya penafsiran yang berbeda, perlu adanya

pembatasan sehingga ruang lingkup penelitian ini menjadi jelas. Penelitian

permasalahan sekitar “Pengetahuan Penanganan Cedera Olahraga Pada Pelatih

(15)

D. Rumusan Masalah

Agar terarah pada sasaran maka perlu dirumuskan permasalahan. Masalah

yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah pengetahuan

penanganan cedera olahraga pada pelatih NPC Sumut tahun 2013?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah tersebut di atas, tujuan penelitian ini untuk

mengetahui pengetahuan pelatih NPC Sumut terhadap penanganan cedera

olahraga terhadap atletnya dalam latihan maupun dalam pertandingan.

F. Manfaat Penelitian

1. Masukkan bagi Pelatih di NPC Sumut agar lebih peka terhadap

penanganan cedera olahraga.

2. Dapat di jadikan bahan intropeksi pada pelatih NPC Sumut untuk cara

penanganan cedera olahraga.

3. Hasil penelitian dapat di jadikan bahan penelitian selanjutnya.

(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan penanganan cedera olahraga pada pelatih National Paralympic

Committee (NPC) Sumatera Utara Tahun 2013 tergolong sedang.

Berdasarkan penelitian dan pengamatan pengetahuan penanganan cedera

olahraga pada pelatih National Paralympic Committee (NPC) Sumatera Utara

Tahun 2013 tergolong Sedang disebabkan, karena para pelatih yang ada di

National Paralympic Committee (NPC) Sumatera Utara kurangnya pelatihan

terhadap penanganan cedera olahraga, kurangnya seminar terhadap penanganan

cedera olahraga dan tidak dpraktekkan secara langsung ketika terjadi cedera

olahraga pada atletnya pada saat latihan maupun bertanding.

B. Saran

Dari kesimpulan hasil penelitian, maka peneliti menyarankan :

1. Agar para pelatih National Paralympic Committee (NPC) Sumatera Utara

dapat meningkatkan pengetahuan tentang penanganan cedera olahraga untuk

meminimalisasi kemungkinan cedera yang fatal pada atlet National

(17)

2. Agar para pelatih National Paralympic Committee (NPC) Sumatera Utara

agar selalu mengikuti seminar atau pelatihan terhadap penanganan cedera

olahraga agar pengetahuan terhadap penanganan cedera olahraga meningkat.

3. Agar para pelatih National Paralympic Committee (NPC) Sumatera Utara

mempraktekkan langsung kepada atletnya ketika terjadi cedera olahraga

pada saat latihan maupun pada saat pertandingan.

4. Agar para pelatih NPC dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan

introspeksi diri tentang cara penanganan cedera olahraga para atlet.

5. Agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan maupun sumber

informasi bagi para pembaca yang hendak melakukan penelitian sejenis

pada tempat dan waktu yang berbeda.

6. Agar pihak Jurusan Ilmu Keolahragaan dapat menjadikan hasil penelitian ini

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta, Rineka Cipta.

Bakhtiar A. (2004). Filsafat Ilmu. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta. CV. Tombak Kesuma.

Keraf A. S. dan Dua M. (2001). Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta. Bakhtiarta Kanisius.

Notoatmodjo S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta. Nursanah. (2001). Metodologi Penelitian. Bandung, Mandar Maju.

Morgan II L.W. (2002). Mengobati Cedera Olahraga Secara Alamiah. Jakarta. Bumi Aksara.

Ronald P. Pfeiffer, EdD, ATC dkk. (2012). Pertolongan Pertama dan Pencegahan Cedera Olahraga ( Sports First Aid Injury Prevention) Alih Bahasa. dr. Huriawati Hartanto. Jakarta. Penerbit Erlangga.

Sudijandoko A. (1999). Perawatan dan Pencegahan Cedera. Jakarta. Direktoran Jendral Pendidikan dasar dan Menegah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung. Penerbit Tarsito.

Sugiono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung. CV Alfabeta.

Sunarno A. dan Syaifullah D.Sihombing. (2011). Metode Penelitian Keolahragaan. Surakarta. Yuma Pustaka.

Wibowo H. (1994). Pencegahan dan Penatalaksaan Cedera Olahraga. Jakarta. Penerbit buku kedokteran.

Wibowo H. (2007). Pencegahan dan Penatalaksanaan Cedera Olahraga. Ed 2. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Pembina_Olahraga_Cacat

(19)

http://tugas2kuliah.wordpress.com/2011/12/14/makalah-keolahragaan-cedera-olahraga

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24253/4/Chapter%20II.pdf.Teori Pengetahuan Search

Gambar

Tabel
Gambar

Referensi

Dokumen terkait

Segala tindak tanduk Charlemagne mulai dari konfrontasi dengan Kekaisaran Byzantium, sikap politiknya terhadap Gereja Roma, Konfrontasinya terhadap Kekhalifahan

Shuttle Express merupakan suatu perusahaan jasa transportasi di Amerika Serikat (AS), dimana dalam kegiatan operasional sebelumnya Shuttle Express menggunakan sistem

Biaya perjalanan bersifat at cost, artinya biaya yang akan diganti sebesar yang tercantum dalam bukti perjalanan pergi pulang, berupa tiket pesawat udara kelas ekonomi

Hal yang menyebabkan peningkatan laju pertumbuhan sektor industri pertanian bisa diakibatkan oleh perubahan iklim yang berpengaruh pada ketersediaan air untuk pengairan

program pekerjaan dan latihan yang sedia ada. Peluang Perniagaan • Peluang perniagaan dalam bidang pelancongan dan nilai tambah yang tinggi dalam sektor pertanian di kawasan

28 impor dan/atau barang yang berasal dari tempat lain dalam daerah pabean guna diolah atau digabungkan, yang hasilnya terutama untuk diekspor Pengusaha Kawasan Berikat atau

Namun, negara pengimpor kadang mempunyai industri yang sejenis sehingga persaingan dari luar negeri ini dapat mendorong pemerintah negara pengimpor memberlakukan kebijakan

41 Tahun 2007, komponen RPP terdiri dari (1) Identitas mata pelajaran, identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester, program/program keahlian,