• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRATEGI AKTIF INDEX CARD MATCH DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN Penerapan Strategi Aktif Index Card Match Dalam Pembelajaran Matematika Sebagai Upaya Peningkatan Keberanian Dan Hasil Belajar Matematika (PTK Siswa Kelas V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN STRATEGI AKTIF INDEX CARD MATCH DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN Penerapan Strategi Aktif Index Card Match Dalam Pembelajaran Matematika Sebagai Upaya Peningkatan Keberanian Dan Hasil Belajar Matematika (PTK Siswa Kelas V"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN STRATEGI AKTIF INDEX CARD MATCH DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN

KEBERANIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

(PTK Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Juwana Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Guna memenuhi derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika

Disusun oleh:

WANDITYAS ASY’ARI MORGANNOVA A 410 090 075

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

PENERAPAN STRATEGI AKTIF INDEX CARD MATCH DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN

KEBERANIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

(PTK Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Juwana Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh

Wandityas Asy’ari Morgannova1 dan Sutama2

1

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Mathematika, wandityasasyarim89@gmail.com

2

Staff Pengajar UMS, sutama_mpd@yahoo.com

ABSTRAK

Keberanian siswa dalam pembelajaran sangat penting untuk menunjang hasil belajar siswa. Metode pengajaran yang berbasis guru lebih aktif dari pada siswa menyebabkan rendahnya tingkat keberanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keberanian dan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Juwana dengan strategi aktif index card match. Metode penelitian ini tindakan kelas (PTK) kolaborasi antara guru matematika dan peneliti, dengan menggunakan 2 siklus. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, catatan lapangan, metode tes dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan 1) Peningkatan keberanian berdasarkan indikator-indikator diantaranya (a) mencoba hal-hal baru kondisi awal 3 siswa (10%), siklus I 7 siswa (23,33%), siklus II 10 siswa (33,33%), (b) mengemukakan pendapat kondisi awal 8 siswa (26,67%), siklus I 15 siswa (50%), siklus II 18 siswa (60%), (c) mengendalikan rasa takut kondisi awal 6 siswa (20%), siklus I 10 siswa (33,33%), siklus II 16 siswa (53,33%), (d) menghadapi tantangan kondisi awal 4 siswa (13%), siklus I 9 siswa (30%), siklus II 19 siswa (63,33%) dan 2) peningkatan hasil belajar kondisi awal 5 siswa (16,7%), siklus I 14 siswa (46,67%), siklus II 25 siswa (83,33%). Kesimpulan Strategi Aktif Index Card Match meningkatkan keberanian siswa dan hasil belajar.

Kata kunci: keberanian, hasil belajar, aktif index card macth

PENDAHULUAN

(4)

percaya diri. Pada proses pembelajaran sifat keberanian siswa sangatlah dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Keberanian siswa untuk bertanya dapat digunakan sebagai media siswa untuk dapat menggali informasi, mengkonfirmasi apa yang telah diketahui dan apa yang telah dia tangkap selama proses pembelajaran selain itu juga dapat mengarahkan semua perhatian terhadap apa yang belum dia ketahui (dianti dan sutijono, 2010). Sedangkan hasil belajar juga tidak dapat diabaikan, hasil belajar digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran yang berdasarkan nilai KKM sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa keberanian siswa dalam proses pembelajar sangat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Hasil dari pengamatan awal yang dilakukan oleh peneliti bahwa siswa masih sangat pasif dan jenuh dalam proses pembelajaran hanya ada satu dua siswa saja yang berani bertanya kepada guru. Keberanian siswa dalam kejadian seperti ini masih dikatakan sangat rendah dan ini dapat mempengaruhi hasil belajar dari siswa. Selain itu juga didapatkan indikator-indikator yang harus dicapai dalam penelitian ini yaitu berani mencoba hal-hal baru dalam pembelajaran, mengemukakan pendapat dalam proses pembelajaran dengan cara bertanya kepada pengajar, dapat mengendalikan rasa takut dan siap menghadapi tantangan dalam proses belajar seperti soal-soal baru yang disiapkan oleh guru. Indikator-indikator tersebut digunakan untuk mengetahui ada peningkatan keberanian atau tidak. Pada pengamatan awal didapatkan bahwa siswa yang berani mencoba hal-hal baru sebanyak 3 siswa (10%), siswa yang berani untuk mengemukakan pendapat sebanyak 8 siswa (26,67%), siswa yang mampu mengendalikan rasa takut sebanyak 6 siswa (20%) , siswa yang mampu menghadapi tantangan sebanyak 4 siswa (13,33%) dan siswa yang nilainya lebih dari sama dengan KKM sebanyak 5 siswa 16,6%

(5)

meliputi faktor guru, lingkungan, dan strategi belajar. Misalnya 1) Guru kurang tepat dalam memilih strategi pembelajaran sehingga dalam proses pembelajaran kurang efektif dan efisien, 2) Guru juga masih dominan dalam pembelajaran, dan 3) Guru juga masih monoton dalam penyampaian materi ke siswa. Sedangkan faktor yang mempengaruhi dari lingkungan yaitu suasana yang kurang kondusif dalam kegiatan belajar mengajar. Jika permasalahan berlangsung terus-menerus akan berdampak pada keberanian siswa dalam matematika.

Berdasarkan akar penyebab yang paling dominan, maka dapat ditawarkan alternatif tindakannya yaitu dengan menggunakan strategi Aktif Index Card Match. Menurut Zaini (2008 :32 ) menjelaskan bahwa Aktif Index Card Match

atau mencari pasangan adalah strategi yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Keunggulan strategi Aktif Index Card Match yaitu 1) Untuk menumbuhkan kegembiraan dalam kegiatan belajar mengajar, 2) Materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa, 3) Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan, 4) Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar, 5) Penilaian dilakukan bersama pengamat dan pemain (Handayani:2009).

Berdasarkan keunggulan strategi Aktif Index Card Match diduga dapat meningkatkan tanggung jawab dan hasil belajar matematika. Peningkatan keberanian dapat di amati dari indikatornya yaitu: 1) Mencoba hal-hal baru, 2) Mengemukakan pendapati, 3) Mengendalikan rasa takut, 4) menghadapi tantangan. Sedangkan peningkatan hasil belajar matematika dapat di amati dari indikatornya yaitu kemampuan siswa dalam mengerjakan latihan mandiri dengan nilai lebih dari sama dengan KKM (≥70).

METODE PENELITIAN

(6)

memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan (Hopkins dalam Sutama, 2010: 15).  Karakteristik penelitian tindakan kelas (Sutama, 2010: 18) yaitu: (1) mengkaji permasalahan situasional dan kontekstual, (2) adanya tindakan, (3) adanya evaluasi terhadap tindakan, (4) pengkajian terhadap tindakan, (5) adanya kerjasama, dan (6) adanya refleksi. Proses PTK, dialog awal, perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan monitoring, refleksi, evaluasi, dan penyimpulan, secara siklus dilakukan dua putaran. Waktu penelitian 5 bulan, yaitu mulai bulan Maret hingga Juli 2013 di kelas VIII SMP Negeri 2 Juwana. Subyek yang melakukan tindakan, guru matematika dan subyek yang melakukan tindakan siswa dibantu oleh peneliti.

Metode pengumpulan data berupa observasi, tes, catatan lapangan dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode alur. Dimana langkah-langkah yang harus dilalui dalam metode alur meliputi pengumpulan data, penyajian data dan verifikasi data.

Keabsahan data dengan triangulasi sumber dan metode. Menurut sutama (2010 :101) triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan suatu yang lain diluar data itu untuk kepaeluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(7)

Pada pengamatan awal didapatkan bahwa siswa yang berani mencoba hal-hal baru sebanyak 3 siswa (10%), siswa yang berani untuk mengemukakan pendapat sebanyak 8 siswa (26,67%), siswa yang mampu mengendalikan rasa takut sebanyak 6 siswa (20%) dan siswa yang mampu menghadapi tantangan sebanyak 4 siswa (13,33%). Peneliti memberikan latihan mandiri kepada siswa sebelum diterapkannya strategi Aktif Index Card Match. Indikator hasil pembelajaran diukur dari perbandingan skor hasil uji test yang diberikan peneliti sebelum dan sesudah diterapkan PTK dan skor dikatakan tuntas apabila lebih dari atau sama dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM ≥ 70) dan siswa yang mampu mencapainya pada kondisi awal sebanyak 5 siswa (16,7%).

Proses pembelajaran menggunakan strategi Aktif Index Card Match

dilakukan dalam dua kali pertemuan dengan materi jaring-jaring prisma dan limas. Kegiatan pembelajaran dengan guru membagikan kertas yang berisikan soal dan jawaban, dan tugas siswa mencari pasangan dari soal atau jawaban dari kertas yang didapatnya. Setelah kegiatan selesai guru memberikan lembar penilaian dan pada sesi penutupan pelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya maupun mengeluarkan pendapat tentang pokok bahasan tersebut.

Permasalahan soal yang diberikan oleh guru seperti contoh tentang materi jaring-jaring limas menggambarkan prisma segilima KLMNO.PQRST dan buat 4 jaring-jaring dari prisma tersebut.

Jawaban siswa yang benar siswa dapat menyebutkan semua model prisma segilima yaitu

(8)

dikatakan rendah hal ini sangat beribas pada hasil belajar siswa yang masih kurang dari KKM jadi siswa yang tingkat kecemasan yang rendah lebih memiliki prestasi yang tinggi daripada mereka yang memiliki kecemasan tinggi (Yuksel, 2008). Hal ini dibuktikan dengan siswa yang berani mencoba hal baru Sebesar (16,7%), siswa yang berani mengungkapkan pendapatnya sebesar (46,7%), siswa yang mampu mengendalikan rasa takut sebesar (26,67%), dan siswa yang berani menghadapi tantangan sebesar (23,33%). Sedangkan untuk hasil belajar siswa yang lebih dari atau sama dengan criteria ketuntasan minimum (KKM ≥ 70) sebesar (36,7%). Peningkatan tersebut juga diikuti peningkatan nilai hasil belajar yang semula pada kondisi awal hanya 53,3% menjadi 75% pada kondisi akhir (Sutaryono, 2012).

Permasalahan soal kedua yang dikerjakan siswa tentang materi luas prisma dan limas sebagai contoh Siswa diberi soal oleh guru yaitu tentukan luas dari prisma segitiga yang alasnya berbentuk segitiga siku-siku dengan alas, tinggi dan sisi segitiga miring berturut-turut 3cm, 4cm, 5cm dan tinggi prisma 10 cm.

Jawaban siswa yang benar yaitu Sebuah prisma diatas mempunyai luas alas sebesar 6 cm2 dan luas tutup sebesar 6 cm2 dengan luas sisi tegak 120 cm2 sehingga mempunyai luas sebesar 132 cm2.

(9)

Tabel 4.1

Data keberanian matematika siswa

No. Indikator Keberanian Matematika Siswa 2 Mengemukakan pendapat 8 siswa

(26,67%)

15 siswa (50%)

18 siswa (60%)

3 Mengendalikan rasa takut 6 siswa (20%)

10 siswa (33,33%)

16 siswa (53,33%) 4 Menghadapi tantangan 4 siswa

(13 %)

9 siswa (30%)

19 siswa (63,33%)

Adapun grafik 1 peningkatan keberanian dari sebelum tindakan sampai tindakan kelas siklus II dapat di gambarkan sebagai berikut.

(10)

Peningkatan keberanian siswa berdampak pada meningkatnya hasil belajar matematika. Hasil belajar matematika dapat dilihat dari banyaknya siswa yang tuntas dengan nilai lebih dari sama dengan KKM. Peningkatan hasil belajar matematika tersebut disajikan dalam table 2 di bawah.

Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa No Indikator yang

diamati

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

1 Nilai siswa ≥ 70 5 siswa (16,7%)

14 siswa (46,67%)

25 siswa (83,33%)

Adapun grafik 2 meningkatnya hasil belajar matematika dari kondisi awal sampai siklus II.

Gambar 2

Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa

(11)

penelitian ini sangat didukung oleh penelitian yang telah dilakukan Dewi yang menyatakan bahawa model pembelajaran sangat mempengaruhi hasil belajar siswa (Dewi dkk, 2011). Peneliti terdahulu oleh Aynur Pala (2011), menyatakan bahwa untuk memberikan pedoman bagi unsur-unsur kebutuhan yang efektif dan pendidikan karakter yang komprehensif sehingga tercapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Pendapat lainnya yaitu Tella (2007) bahwa hasil belajar matematika dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa. Pendapat lainnya yaitu Ning Endah Sri Rejeki (2009) bahwa peningkatan hasil belajar belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari siklus I hingga siklus II menunjukkan bahwa keberanian yang dimiliki siswa sangat berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. Siswa yang memiliki keberanian yang tinggi dalam pembelajaran maka hasil belajar yang akan diperoleh siswa juga meningkat.

Penelitian ini didukung juga oleh penelitian-penelitian yang berkaitan erat tentang keaktifan siswa dalam proses belajar dan hasil belajar sebagai indikator keberhasilan belajar siswa. Sukmayasa dalam penelitiannya tentang keaktifan siswa terhadap satu model pembelajaran yang menitih beratkan pada siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran di kelas memperoleh kesimpulan yang sama bahwa keaktifan siswa meningkat ketika sistem pengajaran yang dilakukan mengikut sertakan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini juga mempengaruhi prestasi siswa menjadi lebih baik setelah diterapkannya system pembelajaran yang lebih aktif daripada siswa yang mengikuti system pembelajaran konvensional (Sukmayasa dkk, 2013). . Pendapat ini diperkuat oleh Mohammad Rahim Uddin (2013), menyatakan bahwa Studi ini menemukan bahwa situasi keseimbangan kehidupan kerja moderat yang dapat ditingkatkan dengan memastikan jam kerja yang fleksibel.

(12)

Lusiana menyimpulkan bahwa keefektifan penerapan MPG untuk pelajaran matematika kelas X SMA Negeri 8 Palembang yang ditinjau dari aktifitas, ketuntasan dan sikap siswa terhadap penerapan MPG adalah keaktifan siswa selama diterapkan model pembelajaran tersebut tergolong sangat tinggi diikuti pula ketuntasan belajar siswa serta sikap siswa yang tergolong positif (Lusiana dkk, 2009). Sedangkan Abdullah menyebutkan bahwa adanya hubungan yang sangat sinergi antara pendekatan pembelajaran konstektual yang terintegerasi oleh soft skill dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, keberanian siswa untuk mengemukakan argument serta kemampuan bertanya lanjut. Hal tersebut dibuktikan dengan peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang diajarkan dengan metode kontekstual (Abdullah, 2012).

(13)

Hasil dari penelitian- penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan kesamaan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Keefektifan serta model atau metode yang tepat dalam proses pembelajaran sangat mempengaruhi keberanian siswa didalam kelas sehingga timbul keaktifan siswa dalam pembelajaran seperti kemampuan mengeluarkan pendapat dan kemampuan siswa bertanya. Pengaruh yang positif peningkatan keaktifan siswa juga diikuti peningkatan hasil belajar siswa, dengan siswa lebih aktif rasa ingin tahu siswa semakin meningkat. Rasa ingin tahu yang sangat tinggi akan membuat siswa mencari jawabannya dan secara tidak langsung mereka belajar dan otomatis ketuntasan hasil belajar siswa dapat tercapai.

SIMPULAN

Proses pembelajaran matematika dengan menggunakan Aktif Index Card Match yaitu 1) buat potongan-potongan sejumlah siswa yang ada di kelas, 2) bagikan kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama, 3) satu bagian untul menuliskan pertanyaan dan satu bagian lain untuk menuliskan jawabannya, 4) kocok semua kartu hingga tercampur , 5) setiap siswa diberi satu potongan kertas tersebut, 6) mintalah siswa untuk menemukan pasangannya, 7) setelah menemukan pasangannya, siswa diminta membacakan pertanyaan dan jawabannya, 8) akhiri dengan membuat kesimpulan.

Pembelajaran matematika dengan strategi Aktif Index Card Match

(14)

siswa (33,33%), dan siklus II sebesar 16 siswa (53,33%). d) menghadapi tantangan pada kondisi awal sebanyak 4 siswa (13%), pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 9 siswa (30%) dan pada siklus II sebesar 19 siswa (63,33%). Pada hasil belajar juga mengalami peningkatan pada kondisi awal siswa yang lulus KKM (KKM ≥ 70) sebanyak 5 siswa (16,7%), setelah diterapkan strategi Aktif Index Card Match pad siklus I meningkat menjadi 14 siswa (46,67%) dan pada siklus II sebanyak 25 siswa (83,33%).

DAFTAR PUSTAKA

Anisah Basleman dan Syamsu Mappa. 2011. Teori Belajar Orang Dewasa. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Dianti, putri dan Sutijono. 2010. Implementasi Strategi Modeling Partisipasi

untuk Meningkatkan Keberanian Bertanya Siswa pada Guru di kelas.

Jurnal pendidikan Surabaya

Frinaldi, Aldri dan Muhamad ali embi. 2011. Pengaruh Budaya Kerja etnik terhadap Budaya Kerja Keberanian dan Kearifan PNS dalam Pelayanan

Publik yang Prima (Studi Pada Pemerintahan Kabupaten Pasaman Barat) Lab-Ane Fisip UNTIRTA.

Hergenhahn dan Matthew H. Olson. 2008. Theories of Learning. Jakarta : Kencana

Hidayat, Nur dan Yunia Rahmawati. 2012. “Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa melalui Pembelajaran Tipe Learning Tournament pada Mata Pelajaran Matematika”. Jurnal Al-Bidayah/Vol. 4 No. 1

Hopkins, David. 2011. Panduan Guru : Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Pustaka

Kuolee, Chien. 2010. “An Overview of Language Learning Strategies”. ARECLS/

Vol.7.

(15)

Lusiana, Yusuf Hartono, Trimurti Saleh. 2009. “Penerapan Model Pembelajaran Generatif (MPG) untuk Pelajaran Matematika di Kelas X SMA Negerin8 Palembang”. Jurnal Pendidikan Matematika/ Vol. 3 No. 2 Pala, Aynur. 2011. “ The Need for Character Education”. Internasional Journal of

Social Sciences and Humanity Studies/ Vol.3 No.2.

Purwati, Pratiwi Dwijananti dan Mosik. 2012. “Implementasi Team Games

Tournament Berbasis Percobaan Fisika terhadap Kemampuan Berpikir

Kreatif dan Hasil Belajar Peserta Didik”. Unnes Physic Education Journal/ Vol. 2 No. 1

Sri Rejeki, Ning Endah. 2009. “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika melalui model Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw pada Siswa Kelas VIII G Semester 2 SMP N 2 Toroh Grobogan”. Jurnal LEMLIT/ Vol 3 No.2. Sutama. 2010. Penelitian Tindakan Teori Dan Praktek Dalam PTK, PTS, Dan

PTBK. Semarang: Surya Offset.

Sutama. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R &D. Surakarta: Fairuz Media.

Sutaryono. 2012. “Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui metode Ideovisual Pada Anak Tunagrahita”. Skripsi, Pontianak: Universitas Tanjungpura Pontianak

Rahim Uddin, Mohammad. 2013. “Work-Life Balance: A Study on Female Teachers of Private Education Institutions of Bangladesh”. European Journal of Business and Management/ Vol.4 No.4.

Tella, Adedeji. 2007. “The Impact of Motivation on Student’s Academic Achievement and Learning Outcomes in Mathematics among Secondary School Students in Nigeria”. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education/Vol 3 No 2: 149-156. Wang, Jian ,Emily Lin, and Elizabeth Spalding. 2008. ” Learning Effective

Instructional Strategies in a Workshop Context: Lessons about Conceptual Change from Chinese English Teachers”. International Journal of Teacher Leadership/ Vol.1 No.1.

(16)

Yara, P. O. 2009.“Student Attitude toward Mathematics and Academic Achievement in Some Selected Secondary Schools in Southwestern Nigeria”, European Journal of Scientific Research / Vol. 36 No.3, pp.336-341

Yuksel, Fulya dan Sahin. 2008. “ Mathematics Anxiety Among 4th And 5th Grade Turkhis Elementary School Student”, International Electronic Journal of Mathematics Education / Vol. 3 No. 3

Yuniastuti, Euis. 2013. “ Peningkatan Ketrampilan Proses, Motivasi, Dan Hasil Belajar Biologi Dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Siswa Kelas VII SMP Kartika V-1 Balikpapan” , Jurnal Penelitian Pendidikan / Vol. 14 No. 1

Gambar

Tabel 4.1
Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa: (1) Instrumen tes diagnostik model teslet dapat dikembangkan untuk mendeteksi kesulitan siswa SMA kelas XI semester

[r]

Peubah penjelas yang stabil hasil analisis random forest terdiri dari lingkar lengan atas (lila), umur kehamilan, dan frekuensi pemeriksaan kehamilan (anc) akan dibentuk dendogram

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2013 ini ialah reflectance, dengan judul Perkiraan Nilai Reflectance Berdasarkan Warna

This study uses a qualitative descriptive method as the research design in order to describe, interpret, and analyze the visual and verbal representation of Indonesian in

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode problem posing dan pemberian tugas, kemampuan berpikir analisis, kreativitas, dan interaksinya

Untuk mengetahui adanya perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis antara kelompok siswa tinggi, sedang, dan rendah pada pembelajaran dengan menggunakan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil pembelajaran menulis di SMP Laboratorium percontohan UPI; mendeskripsikan aktivitas peserta didik dalam