• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN NECK EXERCISE DAN Pengaruh pemberian neck exercise dan transcutaneuselectrical nerve stimulation konvesional terhadap penurunan nyeri otot leher pada sopir bus malam.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN NECK EXERCISE DAN Pengaruh pemberian neck exercise dan transcutaneuselectrical nerve stimulation konvesional terhadap penurunan nyeri otot leher pada sopir bus malam."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN

NECK EXERCISE

DAN

TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION

KONVESIONAL TERHADAP PENURUNAN NYERI OTOT

LEHER PADA SOPIR BUS MALAM

NASKAH PUBLIKASI

DISUSUN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA SAINS TERAPAN

Disusun oleh :

IQBAL ARDIANSYAH

J 110 090 008

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

PENGARUH PEMBERIAN NECK EXERCISE DAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION KONVESIONAL TERHADAP

PENURUNAN NYERI OTOT LEHER PADA SOPIR BUS MALAM

Iqbal Ardiansyah

Program Studi DIV Fisioterapi Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A Yani Tromol Pos Pabelan, kartasura Surakarta

ABSTRAK

Latar Belakang : Berbagai jenis pekerjaan dapat mengakibatkan nyeri leher terutama selama bekerja dengan posisi tubuh yang salah sehingga membuat leher berada dalam posisi tertentu dalam jangka waktu lama. Misalkan pekerja yang sepanjang hari hanya duduk bekerja dengan komputer, sopir jarak jauh dan pekerja yang sering menggunakan beban yang berat. Pengemudi bus /seorang sopir bus merupakan salah satu pekerjaan yang mempunyai risiko tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan mengemudi, para sopir bus sering mengalami ketidaknyamanan kerja yang ditandai oleh munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan

Musculoskeletaldisorder ( MSDs ) dimana gangguan tersebut biasanya menyerang pada bagian bahu, leher dan punggung. Sindroma nyeri leher hampir selalu didahului dengan adanya rasa nyeri pada leher terutama pada saat melakukan aktifitas yang melibatkan sendi leher keadaan ini membuat penderita cenderung merasa ketakutan menggerakkan leher. Sindroma nyeri leher sangat komplek kalau ditinjau dari penyebab dan spesifikasi jaringan yang umum apabila struktur jaringan tubuh (muskuloskeletal) mengalami lesi, hampir selalu diikuti dengan kerusakan jaringan. Banyak metode ataupun teknik yang digunakan untuk mengatasinya, diantaranya pemberian neck exercise dan transcutaneus electrical nerve stimulation.

Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian

neck exercise dan transcutaneus electrical nerve stimulation konvesional terhadap penurunan nyeri otot leher pada sopir bus malam.

Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen, dengan pendekatan one groups pre and post test without control. Jumlah sampel pada penelitian ini 28 sampel. Cara pengambilan sampel menggunakn metode purposive sampling Dimana sampel diambil sesuai pemenuhan kriteria yang telah ditentukan. Hasil Penelitian : data yang diperoleh signifikan atau berpengaruh, uji statistik menggunakan Wilcoxon test. Hasil tes didapat nilai VDS terdapat perubahan yang signifikan dengan nilai p = .000 (< 0.05).

(5)

electrical nerve stimulation konvesional terhadap penurunan nyeri otot leher pada sopir bus malam.

Kata Kunci : Neck Exercise, Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation Konvesional, Nyeri Otot Leher

PENDAHULUAN

Nyeri muskuloskeletal di leher merupakan masalah kesehatan pada masyarakat modern. Sebuah studi menunjukkan prevalensi nyeri muskuloskeletal pada leher di masyarakat selama 1 tahun besarnya 40% dan prevalensi ini lebih tinggi pada wanita. Selama 1 tahun, prevalensi nyeri muskuloskeletal di daerah leher pada pekerja besarnya berkisar antara 6 - 76% dan prevalensi pada wanita ternyata juga lebih tinggi dibandingkan dengan pria. Di Canada, sebanyak 54% dari total penduduk pernah mengalami nyeri didaerah leher dalam 6 bulan yang lalu (Ariens et al., 2001).

Berbagai jenis pekerjaan dapat mengakibatkan nyeri leher terutama selama bekerja dengan posisi tubuh yang salah sehingga membuat leher berada dalam posisi tertentu dalam jangka waktu lama. Misalkan pekerja yang sepanjang hari hanya duduk bekerja dengan komputer, sopir jarak jauh dan pekerja yang sering menggunakan beban yang berat. Pengemudi bus /seorang sopir bus merupakan salah satu pekerjaan yang mempunyai risiko tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan mengemudi, para sopir bus sering mengalami ketidaknyamanan kerja yang ditandai oleh munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan

Musculoskeletaldisorder ( MSDs ) dimana gangguan tersebut biasanya menyerang pada bagian bahu, leher dan punggung (Trinkoff et al., 2002).

Sindroma nyeri leher hampir selalu didahului dengan adanya rasa nyeri pada leher terutama pada saat melakukan aktifitas yang melibatkan sendi leher keadaan ini membuat penderita cenderung merasa ketakutan menggerakkan leher. Sindroma nyeri leher sangat komplek kalau ditinjau dari penyebab dan spesifikasi jaringan yang umum apabila struktur jaringan tubuh (muskuloskeletal) mengalami lesi, hampir selalu diikuti dengan kerusakan jaringan (Kuntono, 2009).

(6)

berupa latihan mandiri maupun pemberian intervensi berupa modalitas kesehatan. Latihan mandiri adalah serangkaian gerak fisik yang dilakukan usaha penyembuhan atau meningkatkan kualitas hidup penderita, mengelola penyakitnya dan menunda atau meniadakan komplikasi yang akan ditimbulkannya. Penggunaan aktivitas fisik sebagai usaha terapi tidak dapat berdiri sendiri, melainkan bersifat komplementer.

Latihan mandiri yang dapat dilakukan oleh sopir dengan kondisi nyeri leher adalah neck exercise dimana didalamnya terdapat peregangan /stretching dan penguatan/ strengthening, dimana neck exercise dalam prinsip utamanya adalah memberikan relaksasi dan meningkatkan kembali sirkulasi darah yang berkurang oleh adanya spasme otot (Cramer et al., 2001).

Pengurangan nyeri dapat dilakukan dengan modalitas fisioterapi seperti terapi NMES (Neuro Musculoskeletal Electrical Stimulation) baik berupa TENS Konvensional, AL-TENS maupun intens TENS. Adapun metode Gad Alon (1989) yang memberikan modulasi nyeri dengan prosedur A, prosedur B dan prosedur C. Prosedur yang digunakan untuk untuk mengurangi nyeri kronis adalah dari prosedur B ke A atau dari prosedur B ke C, sedangkan untuk prosedur C-A belum banyak dilakukan penelitian di dalamnya. Dari permasalahan yang penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang pengaruh pemberian neck exercise dan TENS Konvesional terhadap penurunan nyeri leher pada sopir bus malam.

TUJUAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian neck exercise

dan transcutaneus electrical nerve stimulation konvesional terhadap penurunan nyeri otot leher pada sopir bus malam.

METODE

(7)

konvesional. Sebelumnya responden diberikan penjelasan tentang cara pengisian VDS. Hasil pengukuran sebelum dan sesudah intervensi dicatat sebagai data yang akan diuji dengan uji statistik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Terapi neck exercise dan transcutaneus electrical nerve stimulation

konvesional yang diaplikasikan pada kasus nyeri leher terjadi perubahan yang signifikan terhadap permasalahan nyeri leher. Pada permasalah nyeri leher diukur dengan Visual Descriptive Scale (VDS).

Uji pengaruh dari nilai VDS dengan uji Wilcoxon test tertera pada table Table 1.1 Uji Statistik dari nilai VDS sebelum dan sesudah terapi

VDSPost -

VDSPre

Z -4.764a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Hasil pada penilaian uji komparatif Wilcoxon Test menunjukkan nilai signifikansi p <0,05 berarti terdapat pengaruh neck exercise dan transcutaneus electrical nerve stimulation konvesional terhadap penurunan nyeri otot leher pada sopir bus malam.

(8)

dan meningkatkan metabolisme lokal dengan adanya peregangan dan peningkatan vaskularisasi pada daerah otot yang mengalami kekakuan (Gymball, 2003).

Pemberian neck exercise juga memberikan efek pumping action pada otot, hal ini disebabkan karena pada saat terjadi penguluran otot, akan memberikan efek tekanan pada golgi otot sehingga akan membantu dalam peningkatan system peredaran darah balik pada darah. Hal ini memberikan manfaat dalam sirkulasi darah yang berakhir dengan adanya peningkatan suplai nitrisi dan membantu pembuangan zat-zat sisa metabolisme (Gymball, 2003).

Neck exercise juga memberikan pengaruh strengthening yang bertujuan untuk meningkatkan kembali kinerja dari otot leher. Strengthening dalam pelaksanaannya juga memberikan efek pada serabut otot dengan peningkatan jumlah massa dan adanya ketegangan selama kontraksi dapat memberikan stimulus untuk meningkatkan diameter otot untuk dapat meningkatkan kekuatan mempertahankan posisi untuk bekerja kembali (Kelley, 1997).

Sedangkan pemberian transcutaneus electrical nerve stimulation akan menimbulkan tanggap rangsang fisiologis dari jaringan yang bersangkutan baik sebagai akibat stimulus secara langsung maupun tidak langsung. Pemberian TENS metode Konvensional metode God Alon C – A memberikan efek pada segmental. Yaitu berupa efek analgesia dengan jalan mengaktifkan serabut A beta yang selanjutnya akan menginhibisi neuron nosiseptif di kornu dorsalis medula spinalis, sehingga rasa nyeri dapat diinhibisi (Chiu et al.,2005).

(9)

ketergantungan dan tidak memiliki efek samping jika diterapkan pada kondisi dan pengaturan yang tepat (Djaya, 2011).

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan dari hasil analisa dan perhitungan uji statistik, dapat diambil kesimpulan ada pengaruh pemberian neck exercise dan transcutaneus electrical nerve stimulation konvesional terhadap penurunan nyeri otot leher pada sopir bus malam.

Saran dalam penelitian ini adalah dengan menganjurkan adanya latihan mandiri dari sopir bus Safari guna mengurangi terjadinya nyeri leher saat melakukan pekerjaan menyopir. Melakukan neck exercise secara rutin sesuai dengan dosis yang disarankan oleh fisioterapis. Sedang untuk penelitian ini peneliti memiliki saran untuk melakukan penelitian lebih lanjut lagi dengan mencoba memberikan adanya pembanding intervensi lain guna melihat hasil mana yang bisa dipadukan untuk mencari hasil yang terbaik, dan dalam penelitian ini pengukuran hanya menggunakan satu pengukuran berupa pengukuran nyeri tekan, dimana seharusnya pengukuran dilaksanakan dengan menggunakan 3 pengukuran baik nyeri diam nyeri tekan dan nyeri gerak. Penelitian dengan adanya kontrol aktivitas responden baik sebelum dan sesudah diberikan intervensi, dan pengawasan asupan obat atau aktivitas terapi lain sehingga akan meminimalisir faktor pembuat bias dalam pengambilan nilai nilai yang akan diujikan.

DAFTAR PUSTAKA

Alon G, 1987. Principle of Eletrical Stimulation, In ; Nelson, MR Currier PD Clinical Electrotherapy. Appleton & Lange. California.

Alter, MJ, 1999. 300 Teknik Peregangan Olahraga. Alih Bahasa Jamal Habib. Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Arc4life.com . 2003. Neck Exercises. http://www.arc4life.com/site /615058 /page/ 993935. Georgetown University Headache Center Physical Therapy.

(10)

Ariens GAM, Bongers PM, Douwes M, Miedema MC, Hoogendoorn WE, Van der Wal G, et al. 2002. Areneck Flexion, Neck Rotation, And Sitting At Work Risk Factors For Neck Pain? Results of a prospective cohort study. Occup Environ Med 2001; 58: 200-7.

Carerehab. 2010. TENS Protocols. Clnical resources series.www. Carerehab.com Diakses pada 17 April 2013.

Chiu TT, Hui-Chan CW, Chein G. 2005. A Randomized Clinical Trial Of TENS And Exercise For Patients With Chronic Neck Pain. Clin Rehabilitation

2005;850–60.

Cramer. 2001. Effects Of Stretching On The Angle – Torque Relationship. The Relationshipsamong Peak Torque, Mean Power Output, Mechanomyography,And Electromyography In Men And Women During Maximal,Eccentric Isokinetic Muscle Actions. European Journal of Applied. Physiology, 86, 226 – 232.

Dubin, Hoshua C. 2002. Neck and Mid Back Pain. Injury Management Update. Dubin Chiropractic 1250 Hancock Street, Suite 106 N Quincy, MA 02169617-471-2444. Diakses dari : www.dubinchiro.comFreshmen, F.H.S. 2002,. flexibility. Rev:8-02 SJH. Fitnes unit # 4. American college of sports medicine.

Gam AN, Warming S, Larsen LH, Et Al. Treatment Of Myofascial Trigger Point Swith Ultrasound Combined With Massage And Exercise—A Randomised Controlled Trial. Pain 1998;77:73–9.

Gillick, Jhon S. 2003. Shoulder Neck Strain Syndrome (SNSS). UGSD Healthcare University of California san Diego.

Gore DR. 2006. The Epidemiology Of Neck Pain. Medscape General Medicine. Available from URL: http: //www.medscape.com /viewarticle/408487. Accessed June 7, 2006.

Gymball. 2003. Sitting and neck and back pain. The Gym Ball Store.Available from URL: http://gymball.com/neck_and_back_pain.html. Accesed June 22, 2003.

(11)

Manipulative Hurwitz Et Al And Physiological Therapeutics Noninvasive Intervention For Neck Pain. February 2009.

Johnson M, 2000. The Clinical Effectivitness of TENS in Pain Management Critical.Reviews in Physical and Rehabilitation Medicine 12 (2); 131-149.

Kelley, Fred, 1997. Isometrics Drills for Strenght and Power; Parker Publishing Company; Bombay, Hal 32-36, 39, 49.

Kisner, C, 2007. Therapeutic Exercise Foundations and Techniques. Thrid edition. Philadelpia: F. A. Davis Company.

Kuntoro. Heru P. 2006. Aspek Fisioterapi, Syndroma Nyeri Bahu, Vol.41A No.2. Politeknik kesehatan Surakarta.

Maciulyte. N. 2000. Bis Driver’s and Health and Condition of Work. Institute of Hygiene, Centre of Occupational Medicine, Vilnius. Lithuania.

Martinez-Segura R, Fernandez-de-las-Penas C, Ruiz-Saez M. 2006. Immediate Effects On Neck Pain And Active Range Ofmotion After A Single Cervical High-Velocity Low-Amplitude Manipulation In Subjects Presenting With Mechanical Neckpain: a randomized controlled trial. J Manipulative Physiol Ther 2006; 29:511-7.

Palmer KT, Walker-Bone K, Griffin MJ, Syddall H, Pannett B, Coggon D, et al. 2001. Prevalence And Occupational Associations Of Neck Pain In The British Population. Scand. J Work Environ Health 2001; 27: 49-56.

Parjoto, S, 2006; Terapi Listrik Untuk Modulasi Nyeri. Semarang; IFI Semarang

Rennie S, 1991. Interferential Current Therapy, in : Peat Malcom, Current Physical Therapy, BC Decker. Inc. Toronto.

Samara, Diana. 2007. Nyeri muskuloskeletal pada leher pekerja dengan posisi pekerjaan yang statis. Bagian Anatomi Fakultas KedokteranUniversitas Trisakti. Universa Medicina 2007;26:137-42.

(12)

Gambar

Table 1.1 Uji Statistik dari nilai VDS sebelum dan sesudah terapi

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis keadaan nilai tukar negara negara ASEAN terhadap kesetimbangan jangka panjang yang digambarkan dengan nilai tukar

Alhamdulillah hirobbil’alamin, segala puji penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini

Proses pembuatan karya dilakukan dengan membuat sketsa awal di kertas, pemindahan sketsa ke medium akrilik, pewarnaan gradasi dengan cat kayu (karakter warna opak),

Hasil validasi model menunjukkan bahwa model yang dibangun berdasarkan Analisis Regresi Logistik Biner menghasilkan 3 (tiga) kelas kesesuaian habitat kirinyuh yaitu pada

pengawasan keuangan daerah yang berasal dari pajak. b) Bagi Pemerintah dalam hal ini Inspektorat Kota Surakarta. Sebagai salah satu pertimbangan dalam pelaksanaan

1) Dapat mengetahui kelemahan atau kekurangan dalam melaksanakan pembelajaran Matematika melalui penerapan Metode pembelajaran Jigsaw di Kelas V semester I SD N

[r]

Kondisi tapak yang berada pada pusat kota ini juga akan memungkinkan pengguna untuk lebih mudah dalam mengunjungi taman, sehingga dapat berguna secara efektif untuk