• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENAMBAHAN BACK SCHOOL SETELAH PEMBERIAN SHORT WAVE DYATHERMY DAN Pengaruh Penambahan Back School Setelah Pemberian Short Wave Dyathermy dan Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation Terhadap Penurunan Nyeri dan Peningkatan Kemampuan Fungsion

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENAMBAHAN BACK SCHOOL SETELAH PEMBERIAN SHORT WAVE DYATHERMY DAN Pengaruh Penambahan Back School Setelah Pemberian Short Wave Dyathermy dan Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation Terhadap Penurunan Nyeri dan Peningkatan Kemampuan Fungsion"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENAMBAHAN

BACK SCHOOL

SETELAH PEMBERIAN

SHORT WAVE DYATHERMY

DAN

TRANSCUTANEOUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION

TERHADAP PENURUNAN NYERI DAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL

PADA PENDERITA

LOW BACK PAIN MYOGENIK

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Disusun oleh: AGUS SETIYAWAN

J I20101012

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)
(3)

ABSTRAK

“PENGARUH PENAMBAHAN BACK SCHOOL SETELAH PEMBERIAN SHORT WAVE DYATHERMY DAN TRANSCUTANEOUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION TERHADAP PENURUNAN NYERI DAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL PADA PENDERITA

LOW BACK PAIN MYOGENIK

VI Bab, 39 Halaman, 6 Tabel, 3 Gambar dan 13 lampiran

(Dibimbing Oleh: Ibu Umi Budi Rahayu, SSt.FT.M.Kes. dan Bapak Totok Budi Santoso,SSt,FT.MPH.)

Latar Belakang: Low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah termasuk salah satu dari gangguan muskuloskeletal, gangguan psikologis dan akibat dari mobilisasi yang salah. LBP menyebabkan timbulnya rasa pegal, linu, ngilu, atau tidak enak pada daerah lumbal bahkan sacrum, nyeri punggung bawah dapat disebabkan pula oleh strain otot-otot vertebra, HNP, spondylosis, spondylolisis,

myogenik, tumor vertebra, infeksi.Penanganan penyakit Low Back Pain di RSU Aisiyah Ponorogo secara standart diberikan intervensi dua modalitas yaitu SWD

dan TENS. Dengan penambahan Back school diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap penurunan nyeri dan peningkatan kemampuan fungsional pada Low Back Pain myogenik.

Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh penambahan Back School setelah pemberian SWD dan TENS terhadap penurunan nyeri dan peningkatan kemampuan fungsional pada penderita Low Back Painmyogenik.

Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Experiment yang sering disebut eksperimen semu .Jenis penelitian ini dilakukan dengan Pre dan

post test with control Desight. Dalam penelitian ini penulis menggunakan data primer yaitu dengan melakukan data sebelum dan sesudah intervensi.

Hasil: Berdasarkan uji pengaruh SWD, TENS dan Back School terhadap penurunan nyeri dan kemampuan fungsional, terlihat bahwa pada T2-T6 dimana

P-value < 0,05, maka Ho ditolak yang artinya ada pengaruh terapi SWD, TENS

dan Back School terhadap penurunan nyeri dan peningkatan kemampuan fungsional. Sedangkan berdasarkan uji Pengaruh SWD dan TENS terlihat bahwa pada T3-T6 dimana P-value < 0,05, maka Ho ditolak yang artinya ada pengaruh terapi SWD dan TENS terhadap penurunan nyeri dan peningkatan kemampuan fungsional.

Kesimpulan: Terapi dengan pemberian SWD, TENS maupun terapi dengan pemberian SWD, TENS dan penambahan Back School berpengaruh terhadap penurunan nyeri dan peningkatan kemampuan fungsional, namun terapi dengan pemberian SWD, TENS dan Back School lebih efektif dan mempercepat kesembuhan dari pada terapi SWD dan TENS.

(4)

ABSTRACT STIMULATION REDUCTION OF PAIN AND FUNCTIONAL SKILLS ENHANCEMENT IN LOW BACK PAIN PATIENTS MYOGENIK"

Chapter VI, 39 Pages, 6 Tables, 3 Figures and 13 Appendix

(Supervised by: Mrs. Umi Budi Rahayu, SSt.FT.M.Kes. And Mr. Budi Santoso Totok, SST, FT.MPH.)

Background: Low back pain (LBP) or lower back pain is one of musculoskeletal disorders, psychological disorders and the consequences of the wrong mobilization. LBP cause aches, pains, soreness, or discomfort in the lumbar region even sacrum, lower back pain can be caused also by the strain of the muscles of the spine, HNP, spondylosis, spondylolisis, myogenic, vertebral tumors, infections. Low Back Pain disease management in a standard Ponorogo Aisiyah RSU granted two intervention modalities that SWD and TENS. With the addition of Back School is expected to give effect to decrease pain and increase functional ability in Low Back Pain myogenic.

Objectives: To determine the effect of the addition of Back School after the administration of SWD and TENS for pain reduction and improvement of functional ability in patients with Low Back Pain myogenic.

Research Methods: This type of research is the study Quasi Experiment is often called pseudo-experiments. This type of research carried out with Pre and post test with control Desight. In this study the author uses primary data by performing the data before and after intervention.

Results: Based on the test the influence of SWD, TENS and Back School to a decrease in pain and functional ability, it appears that the T2-T6 where the P-value <0.05, then Ho is rejected, which means there is the influence of SWD therapy, TENS and Back School to a decrease in pain and increased functional ability. While based on the effect of SWD and TENS test shows that the T3-T6 in which the P-value <0.05, then Ho is rejected, which means there is the influence of SWD and TENS therapy for pain reduction and improvement of functional ability.

Conclusion: Treatment with the provision of SWD, TENS and SWD therapy with administration, and the addition of Back School TENS effect on pain reduction and improved functional ability, but with the provision of SWD therapy, TENS and Back School more effectively and accelerate the healing of the SWD and TENS therapy.

(5)

1 A. PENDAHULUAN

Low Back Pain (LBP) atau nyeri punggung bawah termasuk salah satu dari gangguan muskuloskeletal, gangguan psikologis dan akibat dari mobilisasi yang salah. LBP menyebabkan timbulnya rasa pegal, linu, ngilu, atau tidak enak pada daerah lumbal berikut sakrum. LBP diklasifikasikan ke dalam 2 kelompok, yaitu kronik dan akut. LBP akut akan terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu. Sedangkan LBP kronik terjadi dalam waktu 3 bulan. Faktor resiko LBP antara lain umur, jenis kelamin, faktor indeks massa tubuh (IMT) yang meliputi berat badan dan tinggi badan, pekerjaan, dan aktivitas / olah raga (Idyan Zamna, 2007). Insidennya 90% bukan karena kelainan organik, melainkan nyeri punggung bawah akibat kesalahan posisi tubuh dalam bekerja atau kecelakaan kerja. Permasalahan ini sering dihadapi oleh para pekerja sektor formal dan informal (Meliala & Pinzon, 2004).

Nyeri punggung bawah merupakan suatu permasalahan yang sering dijumpai dan mengenai kira–kira 60–80 % populasi dalam suatu masa selama hidupnya. Kasus yang ditemukan kelainan anatomisnya hanya 20-30% kasus dari semua kasus yang sering dijumpai. Sementara itu, sisanya sebanyak 70-80% tidak diketahui penyebabnya (idiopatik). Sesuai dengan riwayat alamiah penyakit sebagian besar nyeri punggung bawah dapat sembuh spontan setelah 4–6 minggu apapun jenis terapi yang diberikan namun dapat berulang kembali pada 2/3 dari kasus dalam beberapa tahun kemudian. Sekitar 10%-25% nyeri punggung bawah tidak membaik dalam 4–6 minggu dan menetap menjadi kronis, walaupun sekitar 85% nyeri punggung bawah kronis tidak dapat ditegakkan diagnosis definif karena sulit mendapatkan hubungan antara simtom, pemeriksaan fisik klinis dan pencitraan radiologis. Gejala awal nyeri punggung bawah mulai pada usia produktif 25–30 tahun sampai usia 50 tahun sehingga mengakibatkan kerugian kerja (Yanuar, 2002). Tetapi nyeri punggung bawah dapat disebabkan oleh strain otot-otot vertebra, HNP,

spondylosis, spondylolisis, Miogenik, tumor vertebra, dan infeksi.

(6)

2 dari kunjungan mengeluh Low Back Pain (Rekam medis RSU Aisyiyah Ponorogo, 2010). Penanganan penyakit Low Back Pain di RSU Aisyiyah Ponorogo secara standard diberikan intervensi dua modalitas, yaitu SWD dan TENS .

Pada penelitian ini peneliti hanya membahas nyeri punggung bawah akibat Miogenik. LBP Myogenik adalah suatu kondisi dari teraktivasinya jaringan sensitife nyeri pada otot khususnya di otot – otot penggerak regio lumbal yaitu : (1) m. Rectus abdominis, (2) m. Obliqus internus dan eksternus, (3) m. Psoas mayor, (4) m. Quadratus lumborum, (5) m. Interspinosus, (6) m. Transversospinalis dan m. Sakrospinalis yang diaktifkan oleh gerakan tulang belakang. Contohnya, pada analisa gerakan tiba-tiba mengangkat beban berat jika otot-otot punggung tidak siap akan terjadi overuse pada struktur jaringan otot, ligament, otot, kapsul sendi, pendukung gerakan tulang belakang yang menimbulkan nyeri. Miogenik paling sering terjadi pada sendi lumbo-sacral, karena beban yang paling banyak pada tulang punggung terletak pada persendian ini (Prasodjo, 2002).

Tulder, 2000 menyatakan bahwa Low Back Pain baik akut maupun kronik dengan pemberian multi treatment yang salah satunya adalah back school merupakan cara untuk mendidik agar pasien mengetahui kelainan pada pinggang yang berupa perpaduan antara bagaimana melakukan kegiatan yang menjadi dasar dalam melakukan aktivitas sehari-hari dengan terapi latihan

back exercise. Back school ternyata dapat memberikan efek yang signifikan terhadap penurunan nyeri pada Low Back Pain

Konsep tentang back school (program edukasi tulang belakang) merupakan salah satu bentuk manajemen nyeri pinggang yang paling efektif saat ini.Dengan program ini terbukti gejala nyeri pinggang akan berkurang sehingga produktivitas dapat dipertahankan. Pasien yang pernah menderita kondisi nyeri pinggang sebaiknya mengikuti program back school sedini mungkin (Hepper, et al.,1992).

(7)

3 mengikuti program terapi back school. Hal ini akan menyebabkan berkurangnya hari nonproduktif dimana seorang pekerja tidak dapat bekerja secara optimal dan terjadinya peningkatan kebugaran tubuh pasien secara menyeluruh (Reyes, 1978).

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini ingin mengetahui pengaruh penambahan Back school setelah pemberian SWD dan

TENS terhadap penurunan nyeri dan peningkatan kemampuan fungsional pada penderita Low Back PainMyogenik di RSU Aisyiyah Ponorogo.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan

Back school setelah pemberian SWD dan TENS terhadap penurunan nyeri dan peningkatan kemampuan fungsional pada penderita Low Back Pain Myogenik

di RSU Aisyiyah Ponorogo

B. LANDASAN TEORI

LBP myogenik adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan di daerah antara vertebra torakal 12 sampai dengan bagian bawah pinggul yang timbul akibat adanya potensi kerusakan ataupun adanya kerusakan jaringan antara lain: dermis pambuluh darah, fasia, muskulus, tendon, kartilago, tulang ligament, intra artikuler meniscus, bursa (Paliyama, 2003).

Faktor mekanik yang sering menyebabkan nyeri pada punggung diantaranya adalah sikap berdiri yang bungkuk, perut menonjol, dan hyperlordosis lumbal. Akibatnya, titik COG (Center of Grafity) bergeser ke depan dengan kompensasi punggung tertarik ke belakang, panjang tungkai tidak sama, kegemukan, kehamilan. Penggunaan sepatu dengan tumit yang terlalu tinggi, kelemahan pada otot otot dinding perut, menyebabkan perut menonjol ke depan dan selanjutnya berat badan condong ke depan dan akhirnya pusat gaya berat bergeser ke depan. Aktifitas statis misalnya duduk lama menyebabkan pemendekan pada otot hamstring mempengaruhi ritme

(8)

4 menyebabkan kurangnya fleksibilitas pada sendi serta ekstenbilitas jaringan ikat menjadi kurang baik (Soenardjo, 1987).

Pemeriksaan dalam menegakkan diagnose LBP maka diperlukan pemeriksaan fisioterapi agar terapi yang diberikan sesuai dengan gejala penyakit yang ditemukan. Pemeriksaan fisioterapi ini terdiri dari: (1) anamnesis, (2). Quick test, (3). Pemeriksaan fungsi gerak, (4). Pemeriksaan spesifik. Ke semua metode/teknik pemeriksaan tersebut harus dilakukan oleh seorang fisioterapis agar rencana intervensi dan tujuan terapi dapat tercapai.

SWD merupakan alat terapi yang menggunakan energi magnetik yang dihasilkan oleh arus bolak-balik frekuensi tinggi. Frekuensi yang dihasilkan pada pemakaian SWD adalah 13,66 MHz, 27,33 MHz dan 40,98 MHz. Dengan panjang gelombang yang sesuai adalah 22 meter, 11 meter, dan 7,5 meter. Secara umum untuk maksut pengobatan frekuensi SWD yang sering digunakan adalah 27,33 MHz dengan panjang gelombang 11 meter ( Lehman, 1990 ).

TENS adalah salah satu metode stimulasi elektrik dengan arus listrik frekuensi rendah yang tujuan utamanya untuk mengurangi nyeri (simtomatik) dengan secara spesifik mengeksitasi saraf sensoris yang selanjutnya akan menstimulasi mekanisme gerbang control (Kuntono, 2001).

Back School adalah suatu cara untuk mendidik agar pasien mengetahui kelainan pada pinggangnya, serta mampu mengatasi, merawat dan mau melakukan senam khusus untuk mengurangi nyeri pinggangnya (Darwin Amir. 2000). Hal ini juga penting untuk pencegahan bagi orang sehat.

(9)

5 mendorong, melakukan senam pinggang dan lain-lain juga diterangkan efek fungsi pinggang bawah terhadap state of mind. Bagian yang bermanfaat dari kurikulum ini yakni bagaimana fungsi pinggang bawah, jaringan mana yang rentan dan bagaimana mengkondisikan jaringan ini kembali. Body mechanic

adalah istilah yang tepat pada penggunaan yang tepat dari gerakan vertebra lumbosakral.

Dalam penelitian ini kami menggunakan pengukuran VAS (Visual Analog Scale) untuk mengukur derajat nyeri dan menggunakan Oswestry Disability Questionnaire untuk mengukur kemampuan fungsional (terlampir).

C. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Poli Fisioterapi RSU Aisyiyah Ponorogo. Adapun pelaksanaan penelitian mulai bulan Maret sampai bulan April 2012 dengan terapi pemberian SWD, TENS, dan penambahan Back School dengan SWD dan TENS. Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Experiment yang sering disebut eksperimen semu. Disebut penelitian Quasi Experiment karena tidak semua variable luar dikontrol oleh peneliti (Pratiknya, 2001). Jenis penelitian yang dilakukan dengan Pre dan post test with control Desight.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan data primer yaitu dengan melakukan data sebelum dan sesudah intervensi. Terhadap pasien yang diambil sebagai sample dilakukan pengukuran nyeri menggunakan Visual Analog Scale (VAS) dan kemampuan Fungsional menggunakan Oswestry Disability Questionnaire. Sebelumnya diberikan penjelasan cara menetapkan lokasi yang tepat pada instrument VAS sesuai dengan nyeri yang dirasakan dan cara untuk memilih pernyataan tiap-tiap seksi pada Skala Oswestry sesuai dengan kemampuan fungsionalnya. Test provokasi nyeri diberikan kepada pasien untuk melakukan gerakan flexi, kemudian hasil dicatat sebelum dan sesudah intervensi sebagai data yang akan dianalisis.

(10)

6 datanya diambil sebelum tes awal dimulai; (2) Uji Normalitas data (hasil pengukuran Oswestry dan VAS) dengan Saphiro Wilk Test yang bertujuan untuk mengetahui distribusi data masing-masing kelompok perlakuan dari ke dua kelompok; (3) Uji pengaruh menggunakan uji Non Parametrik yaitu uji

Wilxocon Signed Test karena data ada yang berdistribusi normal dan ada data yang berdistribusi tidak normal; dan (4) Uji perbeda pengaruh menggunakan uji Mann-Whitney Test dengan ketentuan p-value < 0,05, maka Ho ditolak yang artinya ada beda pengaruh antara terapi SWD,TENS dan Back school

dengan terapi SWD dan TENS terhadap penurunan nyeri dan peningkatan kemampuan fungsional.

D. HASIL PENELITIAN

Berdasarkan karakteristik responden, diperoleh bahwa (1) jumlah responden yang berumur 31-49 tahun maupun 41-50 tahun menunjukkan paling dominan yaitu sebanyak 6 orang atau 43% dan jumlah responden yang berumur 20-30 sebanyak 2 orang atau 14%; dan (2) jumlah responden yang memiliki IMT normal menunjukkan paling dominan yaitu sebanyak 6 orang atau 43%, responden yang memiliki kategori IMT gemuk ringan sebanyak 5 orang atau 36% dan responden yang memiliki kategori IMT gemuk berat sebanyak 3 orang atau 21%.

(11)

7 Efek SWD pada struktur jaringan tubuh menyebabkan efek fisiologis yang dihasilkan SWD akan berbeda untuk tiap jaringan. Jaringan ikat akan mengalami peningkatan elastisitas 5 – 10 kali lebih besar akibat turunnya viskositas matriks jaringan. Selain meningkatkan elastisitas otot, pada jaringan saraf akan mengalami peningkatan elastisitas pembungkus jaringan saraf dan ambang rangsang (thresshold). Efek fisiologis tersebut akan memunculkan efek terapeutik yaitu peningkatan proses reparasi jaringan secara fisiologis, penurunan nyeri, normalisasi tonus otot dan perbaikan sistem metabolisme (Sugiyanto, 2006).

Menurut Magee (1999), bahwa SWD juga dapat mengurangi spasme otot, meningkatkan vasodilatasi darah dan metabolisme sel sehingga mempercepat penyembuhan pada jaringan lunak.

TENS adalah salah satu metode stimulasi elektrik dengan arus listrik frekuensi rendah yang tujuan utamanya untuk mengurangi nyeri (simtomatik) dengan secara spesifik mengeksitasi saraf sensoris yang selanjutnya akan menstimulasi mekanisme gerbang control (Kuntono, 2001).

Parjoto (2006) pasien nyeri punggung bawah yang menggunakan TENS dalam waktu lama, melaporkan bahwa setelah 6 bulan menggunakan TENS mereka terbebas dari disabilitas dan dapat kembali bekerja dan dapat kembali bekerja dengan modifikasi jadwal kerja dan modifikasi lingkungan . Selain itu mereka juga melaporkan tentang menurunya penggunaan obat obat analgetik, membaiknya pola tidur dan berkurangnya nyeri.

Back school adalah suatu cara untuk mendidik agar pasien mengetahui kelainan pada pinggangnya, serta mampu mengatasi, merawat dan mau melakukan senam khusus untuk mengurangi nyeri pinggangnya (Darwin Amir, 2000). Bagaimana seseorang seharusnya berdiri, duduk, bungkuk, sujud, mengangkat, menekan, mendorong, melakukan senam pinggang dan lain-lain juga diterangkan efek fungsi pinggang bawah terhadap

(12)

8 mengkondisikan jaringan ini kembali. Body mechanic adalah istilah yang tepat pada penggunaan yang tepat dari gerakan vertebra lumbosakral.

Penilaian sikap atau posisi yang benar dan salah didasari oleh besarnya beban yang diterima oleh vertebra lumbal. Dari penjelasan di atas, maka kita dapat menilai sikap atau posisi yang benar dan salah berdasarkan besarnya beban pada vertebra lumbal. Sikap atau posisi tersebut perlu diperhatikan dalam aktivitas kegiatan sehari-hari. Karena banyak penyebab dari nyeri pinggang adalah sikap dan posisi yang salah.

Sikap dan gerakan yang benar menjadi penting agar terhindar dari keluhan nyeri pinggang. Fungsi yang diharapkan adalah mencegah supaya jangan terjadi LBP. Yang perlu diperhatikan dalam aktivitas sehari-hari adalah semua sikap dan kegiatan harus dilakukan dengan benar, berdiri dan duduk dengan benar (Cailliet, 1993).

Gangguan mekanik dari nyeri pinggang terutama terletak pada daerah lumbo sakral, maka latihan yang diberikan terutama ditujukan pada daerah tersebut. Disamping itu latihan juga perlu diberikan untuk otot-otot sendi paha karena ritme lumbal-pelvis yang baik akan dapat juga mengurangi keluhan nyeri pinggang serta mencegah berulangnya sakit pinggang. Pada dasarnya tujuan latihan adalah untuk penguatan dan peregangan otot-otot sendi paha dan mutlak dilakukan pada fase rekondisi.

Hampir seluruh gerakan pada tubuh dapat meningkatkan beban pada vertebra lumbal, dari beban yang sedang selama berjalan dengan lumbal atau gerakan twisting yang mudah sampai beban yang tinggi selama latihan/exercise (Nachemson and Elfstorm, 1970 ).

(13)

9 E. SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan penelitian ini adalah: (1) ada pengaruh terapi SWD, TENS

dan penambahan Back School terhadap penurunan nyeri dan peningkatan kemampuan fungsional; (2) ada pengaruh terapi SWD dan TENS terhadap penurunan nyeri dan peningkatan kemampuan fungsional; dan (3) terapi SWD, TENS dan penambahan Back School lebih efektif dan mempercepat kesembuhan dari pada terapi SWD dan TENS terhadap penurunan nyeri dan peningkatan kemampuan fungsional.

(14)

10 F. DAFTAR PUSTAKA

Cailliet R. Structure and Function of the Lumbosacral Spine. In. : Low Back Pain Syndrome,Philadephia : F.A. Davis Company,1995 : 1-93,276-301.

Darwin Amir, 2000. Terapi Fisik pada nyeri punggung Bawah, dibawakan pada kelompok studi Nyeri perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia (PERDOSI).Jakarta.

Heeper E,Kirkaldy-willis E,Saunders, R. Back School. In : Burton C. Kirkaldy-Willis W,editors. Managing Low Back Pain, New York: Churchil Livingstone,1992 : 263-82.

Kuntono, Heru Purbo, 2001, Perkembangan Konsep Aplikasi TENS, Diadinamis, dan Interferensi pada Kondisi Nyeri. Pro Fisio Sasana Husada, Jakarta.

Magee, DJ. 1999.Orthopedics Condition and Treatment. Fourth edition, WB. Sauders company, Philadelphia, hal, 209-230.

Meliana L Pinzon R.2004. Patofisiologi dan penatalaksanaan nyeri punggung bawah, kumpulan makalah. pain syndrome; toward mechanism base treatment, Jogjakarta.

Paliyama,J.M, 2003, Perbandingan efek terapi arus intervensi dengan TENS dalam pengurangan nyeri punggungbawah musculoskeletal, FK Undip Semarang, 103.

Parjoto, S. 2006. Terapi Listrik Untuk Modulasi Nyeri. Ikatan Fisioterapi Indonesia, Semarang.

Prasojo, JB. 2002. Modalitas Diagnostik Radiologik Nyeri Punggung Bawah. Simposium Pelantikan Dokter Periode 142. Solo.

Reyes T.M Luna Reyes O.B the Trunk In : Kinesiology,Manila :U.S.T Printing Office,1978 :21-50.

Sunardjo. 1987. Musculoskeletal pain. In: Halstead LS, Grabois M, Editor Rehabilitatio., Raves press. New York. Hal.130-143.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Partisipasi Petani dalam Pelaksanaan Pencegahan Kebakaran Lahan Gambut (Kasus di Kabupaten Mempawah Provinsi Kalimantan Barat). Dibimbing oleh: PUDJI MULJONO dan

In this research the writer is going to analyse the use of borrowing words in International column in Suara Merdeka newspaper. In this research the writer uses phonetic based

ANALISIS DAN PENGEMBANGAN SOAL UJIAN SEKOLAH KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN PADA SISWA KELAS XII SMKN 1 KUNINGAN TAHUN PELAJARAN

Alhamdulillah hirobbil’alamin, segala puji penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini

Persentase penurunan kadar hemiselulosa lebih tinggi dibandingkan penurunan kadar lignin dengan persentase pada masing-masing substrat sebesar 9.93% pada TKKS, 3.73% pada

Laporan akhir ini merupakan syarat untuk dapat menyelesaikan Program Diploma III pada Jurusan Teknik Mesin Konsentrasi Produksi Politeknik Negeri Sriwijaya.. Dalam menyusun

Terlihat bahwa rata-rata per- sentase pencapaian indikator kemam- puan pemahaman konsep matematis siswa pada kelas yang mengikuti pembelajaran Pembelajaran Berbasis