• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN KEPERCAYAAN pada PEMIMPIN SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI (Studi Pada Karyawan PDAM Surakarta)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN KEPERCAYAAN pada PEMIMPIN SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI (Studi Pada Karyawan PDAM Surakarta)"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

1

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN KEPERCAYAAN pada PEMIMPIN

SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI (Studi Pada Karyawan PDAM Surakarta)

Skripsi

Diajukan Guna Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk

Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

ADNAN BUDI SUSANTO F1204001

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

(3)

commit to user

(4)

commit to user

4

MOTTO

”Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan , memberi bantuan kepada kerabat. Dan Dia melarang( melakukan) perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. (QS. An Nahl: 90)

”Keunggulan dan kerja keras tidak mengenal garis keturunan, gelar, mata pencaharian, ataupun jenjang pendidikan. Siapa saja yang memiliki semangat tinggi, jiwa yang selalu ingin tahu, dan tingkat kesabaran yang baik, akan masuk kedalam tingkatan orang-orang yang tinggi”. (La Tahzan)

”Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain, dan hanya kepada Allah kamu berharap”. (QS. Al Insyirah: 6-8)

”Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrahpun, niscaya dia akan melihatnya dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrahpun, niscaya dia akan melihatnya”. (QS. Al Zilzal: 7-8)

”Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan di senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya”. ( QS. Al Kahfi: 28)

”Wahai Tuhanku, berilah saya ilham untuk mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada orang tuaku, dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai dan masukkanlah saya dengan Rahmat Mu ke dalam golongan hamba-hambaMu yang saleh”. (QS. An Naml: 19)

(5)

commit to user

5

Kupersembahkan karyaku ini untuk:

1. Ayahnda tercinta (alm) Drs. H. Arief Sunartoyo, ST,MM,MSi 2. Ibunda tercinta Retno Budiningsih, BSc

3. Eyang tercinta Hj. Sastrosoepadmo

4. Adikku tersayang Diah Ayu Setya Yuningsih 5. Keluarga Trah Sastrowikraman I

6. Keluarga Trah Somosoediro

KATA PENGANTAR

(6)

commit to user

6

Alhamdulillahi Rabbil ’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul

”PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

TERHADAP KINERJA DENGAN KEPERCAYAAN pada PEMIMPIN

SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI (Studi Pada PDAM Surakarta)”

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dan persyaratan untuk

meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen di Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Skripsi ini tidak akan selesai tanpa doa, bantuan dan dorongan dari

berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.com, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dr. Asri Laksmi Riani, MS, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberi saran dan masukan

kepada penulis hingga selesainya skripsi ini.

3. Dra. Endang Suhari, MSi, selaku ketua Jurusan Manajemen dan Drs.Wiyono,

MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen.

4. Dra. Mahastuti Agung, MSi, selaku pembimbing akademis.

5. Seluruh dosen dan staff administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

6. Bapak Agus Saryono selaku pimpinan PDAM yang berkenan

mengijinkan penulis untuk mengadakan penelitian di PDAM Surakarta.

(7)

commit to user

7 kepada penulis selama penelitian.

8. (alm) Bapak Drs.H.Arief Sunartoyo, ST,MM,MSi , Ibu Retno Budiningsih,

BSc, Bapak Ek.H. Soedarmono, Bapak Soedarmanto, Bapak H. Soedarmoro,

Seluruh Keluarga dan adikku Diah Ayu tercinta terima kasih atas

doa, kasih sayang dan dukungannya yang selalu mengiringi setiap langkahku.

9. Andiyas Miawan, SE, Mba’ Ariani, Hendro, Anhar,SE, Heri Supriyadi,

Cahyono,SE, Eko Aris,SE dan teman-teman Manajemen Non-Reg angkatan

2004.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

memberikan bantuan dalam bentuk apapun kepada penulis dalam penulisan

skripsi ini.

Penulis menyadari, skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

kritik dan saran membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Terima Kasih.

Wassalamu’alaikum w.w

Surakarta, Februari 2011

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……….... ii

HALAMAN PENGESAHAN ……….………... iii

(8)

commit to user

8

HALAMAN PERSEMBAHAN ……….…………... v

KATA PENGANTAR ………... vi

DAFTAR ISI ………... viii

DAFTAR TABEL ………... x

DAFTAR GAMBAR ………... xii

ABSTRAK ABSTRACT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .………... 1

B. Perumusan Masalah ..……… 6

C. Pembatasan Masalah ……… 7

D. Tujuan Penelitian ………. 7

E. Manfaat Penelitian ………... 7

BAB II TELAAH PUSTAKA A. Teori Kepemimpinan ... ………... 9

B. KepemimpinanTransformasional .………... 14

C. Kinerja ………... 15

D. Kepercayaan Pada Pemimpin ... 20

E. Penelitian Terdahulu………... 22

F. Kerangka Pemikiran... 28

G. Hipotesis ………... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ………... 32

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ……... 32

C. Sumber Data ..………... 35

D.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional …... 35

E. Pengukuran Variabel .………... 37

F. Metode Pengujian Hipotesis.……….... 39

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum PDAM.………... 46

1. Sejarah Berdirinya PDAM Surakarta ……….... 46

(9)

commit to user

9

3. Tugas, Fungsi, Visi, Misi dan Motto …………... 49

4. Struktur Organisasi ...………... 51

5. Perkembangan Perusahaan ....………... 79

B. Analisis Deskriptif ... 84

1. Karakteristik Responden ... 84

2. Tanggapan Responden ... 87

C. Uji Validitas ... 94

D. Uji Reliabilitas ... 95

E. Uji Asumsi Model ... 96

1. Multikolinieritas ... 96

2. Autokorelasi ... 97

3. Heteroskedastisitas ... 97

4. Normalitas ... 99

F. Uji Hipotesis ... 100

G. Pembahasan ... 104

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……… 109

B. Saran dan Implikasi ………... 110

C. Keterbatasan Penelitian ……….. 110

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel II.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ... 24

Tabel III.1 Jumlah Karyawan PDAM .………... 34

Tabel IV.1 Jumlah Karyawan dan Bagian-Bagiannya ……… 80

Tabel IV.2 Tarif Air PDAM kota Surakarta …………... 83

(10)

commit to user

10

Tabel IV.4 Distribusi Responden Menurut Usia .. . . . ... 85

Tabel IV.5 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan ... 86

Tabel IV.6 Distribusi Responden Menurut Masa Kerja ... 86

Tabel IV.7 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Kepemimpinan Transformasional ... 87

Tabel IV.8 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Kepercayaan Pada Pemimpin... 91

Tabel IV.9 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Kinerja ... 93

Tabel IV.10 Hasil Uji Validitas ... 95

Tabel IV. 11 Hasil Uji Reliabilitas ... 96

Tabel IV.12 Uji Multikolinieritas ... 97

Tabel IV. 13 Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson ... 97

Tabel IV.14 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ... 99

Tabel IV.15 Hasil Regresi Kepemimpinan Transformasional terhadap Kepercayaan pada Pemimpin ... 101

Tabel IV.16 Hasil Regresi Kepemimpinan Transformasional dan Kepercayaan pada Pemimpin terhadap Kinerja ... 101

Tabel IV.17 Pengujian Koefisien Path Analysis ... 102

(11)

commit to user

11

DAFTAR GAMBAR

Gambar IV.1 Struktur Organisasi PDAM kota Surakarta……….. 52

Gambar IV.2 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ...………... 98

(12)

commit to user

12

ABSTRAK

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN KEPERCAYAAN

pada PEMIMPIN SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI (Studi Pada Karyawan PDAM Surakarta)

ADNAN BUDI SUSANTO F1204001

(13)

commit to user

13

kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap kepercayaan pada pemimpin, kepercayaan pada pemimpin berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, kepercayaan pada pemimpin memediasi pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan.

Penelitian ini dilakukan dengan metode survey. Data primer diperoleh dengan penyebaran kuesioner kepada 213 karyawan, namun yang kembali 129 kuesioner. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode Proportional Random Sampling, pengambilan sampel dilakukan dengan membagi populasi ke dalam sub populasi.

Alat analisis yang digunakan untuk pengujian hipothesis dalam penelitian ini menggunakan Path Regresion Analysis dengan menggunakan bantuan program SPSS 15.0 for Windows.

Pada Uji Path analisis model pertama Kepemimpinan Transformasional berpengaruh signifikan pada Kepercayaan Pada Pemimpin. Pada Uji Path analisis model kedua Kepemimpinan Transformasional dan Kepercayaan Pada Pemimpin diregresikan dengan Kinerja. Kepemimpinan Transformasional berpengaruh secara signifikan pada Kinerja dan Kepercayaan Pada Pemimpin juga berpengaruh signifikan pada Kinerja . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap kepercayaan pada pemimpin, kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap kinerja, kepercayaan pada pemimpin berpengaruh terhadap kinerja. Dari uji path analisis, variabel pemediasi kepercayaan pada pemimpin berpengaruh signifikan terhadap kinerja.

Kata kunci : Kepemimpinan transformasional, Kepercayaan pada pemimpin, Kinerja karyawan

ABSTRACT

EFFECT OF TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP

ON THE PERFORMANCE OF EMPLOYEES WITH CONFIDENCE THE LEADER AS THE MEDIATION VARIABLES

(Studies in Surakarta PDAM Employees) By:

ADNAN BUDI SUSANTO F1204001

(14)

commit to user

14

This research was conducted by survey method. Primary data were collected by distributing questionnaires to 213 employees, but who returned 129 questionnaires. Sampling technique using proportional random sampling method, sampling is done by dividing the population into sub populations.

The analytical tool used to test hypothesis in this study using Regresion Path Analysis using SPSS 15.0 for Windows.

In the first model Test Path analysis Transformational Leadership significant effect on the Trust In Leaders. In the second model analyzes Test Path Transformational Leadership and Trust In Leaders the regres with Performance. Transformational Leadership significant influence on performance, and Trust In Leaders also have a significant effect on performance.

The results of this study indicate that transformational leadership influence on trust in leadership, transformational leadership affects performance, trust in leaders influence performance. From the test path analysis, reliance on the leader mediation variables have a significant effect on performance. The amount of the direct effect is, while the indirect effect must calculate the total effect of transformational leadership to performance.

Keywords: Transformational leadership, Trust in leaders, Employee Performance

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Keberadaan Sumber daya manusia (SDM) penting dalam organisasi

karena peranannya dalam pencapaian keberhasilan suatu perusahaan. Sumber

daya manusia merupakan faktor utama bagi kelancaran dan kelangsungan hidup

sebuah perusahaan.

Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang sangat

(15)

commit to user

15

dalam beroperasinya organisasi atau perusahaan. Betapapun sempurnanya suatu

teknologi dan manajemen, tanpa adanya sumber daya manusia yang handal sulit

kiranya tujuan organisasi tercapai. Pada kenyataannya memang mengelola

manusia dengan segala aspek kehidupannya lebih sulit dibandingkan dengan

mengelola sumber daya lainnya, hal ini dikarenakan daya pemikiran manusia yang

selalu berkembang seiring perkembangan jaman

Terlebih dalam era globalisasi saat ini seiring dengan perkembangannya

organisasi akan menghadapi permasalahan sumber daya manusia atau tenaga kerja

yang kompleks sehingga harus dikelola seoptimal mungkin. Pimpinan harus

mampu untuk meningkatkan kinerja, dengan cara memberikan motivasi kepada

bawahan agar lebih semangat dan optimal dalam melaksanakan tugas atau

tanggung jawabnya.

Keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

tidak lepas dari peran kepemimpinan, karena kepemimpinan adalah kemampuan

untuk mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan suatu tindakan pada diri

seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi

tertentu. Kepemimpinan berperan sebagai penggerak segala sumber daya manusia

dan sumber daya lain yang ada dalam organisasi, dan juga sebagai faktor kunci

dalam aspek manajerial.

Seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya bebas

menentukan gaya kepemimpinan yang akan dipakai dalam memimpin perusahaan.

Gaya yang digunakan seorang pemimpin yang penting adalah bahwa setiap

(16)

commit to user

16

dengan para karyawannya, memberikan perhatian terhadap kebutuhan para

karyawannya.

Gaya kepemimpinan yang tepat dapat menimbulkan motivasi

karyawannya untuk berprestasi karena sukses dan tidaknya karyawan dalam

kinerjanya dapat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan atasannya, dalam Hardini

(2001). Pemimpin yang efektif akan dapat menjalankan fungsinya tidak hanya

ditunjukkan dari kekuasaan yang dimiliki, namun juga ditunjukkan oleh sikap

untuk memotivasi karyawan dalam menjalankan tugasnya. Kepemimpinan yang

efektif akan memotivasi karyawan untuk bertindak mencapai kinerja yang baik.

Ada beberapa gaya kepemimpinan yang muncul saat ini. Salah satu gaya

kepemimpinan yang berkembang adalah gaya kepemimpinan transformasional.

Robbins (2008: 90) menyebutkan kepemimpinan transformasional adalah

pemimpin yang menginspirasi para pengikutnya untuk mengenyampingkan

kepentingan pribadi mereka demi kebaikan organisasi dan memiliki pengaruh

yang luar biasa pada diri para pengikutnya.

Kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan yang

dapat digunakan dalam meningkatkan kinerja bawahannya. Kepemimpinan ini

memadukan serta memotivasi pengikut mereka ke arah tujuan-tujuan yang telah

ditetapkan dengan memperjelas peranan dan tuntutan tugas. Dengan adanya

penerapan gaya kepemimpinan transformasional, pemimpin mencurahkan

perhatian pada hal-hal dan kebutuhan pengembangan dari pengikut individual.

Esensi nyata dari kepemimpinan transformasional adalah bahwa pemimpin

ini menyebabkan pengikut melakukan lebih dari yang diharapkan, dan pengikut

(17)

commit to user

17

dari mereka. Seseorang yang memiliki kepercayaan yang lebih pada orang lain

akan bertindak sesuai dengan apa yang seharusnya mereka lakukan, sehingga

standar kerja yang diharapkan dapat tercapai.

Shamir et. al (dalam Jung & Avolio, 2000) menyebutkan bahwa salah satu

alasan utama kepemimpinan transformasional meningkatkan motivasi

pendukungnya untuk berkinerja melebihi harapan awal, karena para pendukung

mereka mulai menerima dan menginternalisasi nilai-nilai yang diutarakan oleh

para pemimpin. Dengan kata lain, pemimpin memberikan penjelasan ideologi

yang menghubungkan identitas bersama kelompok atau organisasi mereka. Para

pemimpin transformasional ini bekerja untuk meningkatkan kepercayaan

pengikutnya dan memperluas kebutuhan mereka selaras dengan apa yang telah

mereka identifikasi dalam kaitannya dengan misi kelompoknya (Avolio & Bass,

dalam Jung & Avolio, 2000).

Podsakoff (dalam Jung & Avolio, 2000) menjelaskan bahwa

kepemimpinan transformasional mempengaruhi perilaku-perilaku organisasi

pengikut hanya secara tidak langsung, dimana hal itu dimediasi oleh tingkat

kepercayaan pengikut kepada pemimpinnya. Dalam penelitian yang dilakukan

Kouzes dan Posner; Kotter; serta Kirkpatric dan Lock (Jung & Avolio, 2000)

menyebutkan bahwa pemimpin yang efektif mengubah nilai dasar, kepercayaan,

sikap dan bawahan akan dapat meningkatkan kinerja melebihi level minimum

organisasi. Para pemimpin transformasional menambah tingkat kepercayaan

pengikutnya dengan menunjukkan perhatian terhadap kebutuhan bawahannya,

menunjukkan kemampuan dan ketekunan untuk mencapai visi dan misi dengan

(18)

commit to user

18

disimpulkan bahwa kemungkinan bawahan memiliki kinerja melebihi apa yang

seharusnya atau melebihi level minimum organisasi tergantung pada gaya

kepemimpinan dari seorang pemimpin serta rasa kepercayaan yang tinggi pada

pemimpin mereka.

Menurut Robbins (2008: 97) kepercayaan merupakan suatu harapan positif

bahwa orang lain tidak akan bertindak secara opportunistic. Jika dalam suatu

perusahaan kepercayaan bawahan pada pimpinan tinggi maka bawahan akan

bersedia berkorban demi pemimpin dan perusahaan. Dengan kepercayaan tersebut

bawahan juga yakin dan percaya bahwa hak dan kepentingan mereka tidak disalah

gunakan.

Dengan adanya kepercayaan yang tinggi menuntut bawahan dan pemimpin

untuk selalu berusaha keras demi kelangsungan hidup perusahaannya. Casimir

(2006) menyebutkan bahwa bawahan yang percaya pada atasan akan mempunyai

usaha ekstra dan memperoleh tingkat kepuasan yang tinggi. Dengan adanya

kepercayaan pada pemimpin, dapat memberikan rasa nyaman serta dapat

menginspirasikan dan mendorong bawahan untuk dapat berusaha lebih maju

dengan meningkatkan kinerja dan kesetiaan pada pimpinan dan perusahaan.

Avolio dan Bass (dalam Jung dan Avolio, 2000) menyebutkan bahwa

pemberdayaan dan dorongan dari pemimpin transformasional terhadap para

pengikutnya untuk membuat keputusan sendiri juga dapat membangun

kepercayaan terhadap pemimpin mereka. Dengan menjadi model peran dan

menunjukkan rasa hormat terhadap pengikutnya, para pemimpin transformasional

menjadi lebih teruji, dihormati dan dipercayai dari waktu ke waktu. Avolio dan

(19)

commit to user

19

memberi pengikut dengan berbagai pembelajaran dimana para pengikut mulai

berusaha menyamai atau melebihi kesuksesan, nilai dan kepercayaan

pemimpinnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Jung dan Avolio (2000) serta Ambar

Rubyanto tahun 2007 menguji tentang pengaruh kepemimpinan transformasional

terhadap kinerja yang dimediasi oleh kepercayaan pada pemimpin, hasilnya

sama-sama mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan. Sedangkan penelitian

sejenis yang dilakukan Casimir dan Waldman (2006) pada budaya yang berbeda

yakni di Australia dan China, hasilnya berbeda dimana di Australia penelitian

tentang kepemimpinan transformasional mempunyai pengaruh terhadap kinerja

dengan dimediasi oleh kepercayaan terhadap pemimpin, namun di China

kepemimpinan transformasional tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja

dengan dimediasi oleh kepercayaan terhadap pemimpin.

PDAM merupakan Badan Usaha Milik Daerah yang mana perlu dikelola

secara maksimal agar bisa memberikan keuntungan bagi daerah. Undang-undang

No.32 Tahun 2004 tentang otonomi daerah bahwa daerah berusaha mengelola

wilayahnya sendiri sehingga dibutuhkan manajemen yang baik.

Saat ini PDAM dituntut oleh masyarakat untuk memberikan pelayanan

yang memuaskan. Hal itu disebabkan banyak terjadi keluhan atau permasalahan

misalnya beban atau tarif pajak yang tinggi tetapi tidak diimbangi dengan kualitas

pelayanan yang baik, semisal kualitas air maupun kelancaran distribusi air.

Sehingga dari permasalahan tersebut dibutuhkan seorang pemimpin yang

transformasional yang dapat memotivasi karyawan dalam meningkatkan kinerja.

(20)

commit to user

20

diharapkan mampu untuk mendukung pimpinan dalam bekerja menyelesaikan

permasalahan dan menghasilkan keuntungan yang tinggi sehingga karyawan harus

percaya dan yakin terhadap program-program pimpinan. Dengan kata lain

dibutuhkan kualitas kinerja yang lebih baik dari para karyawan PDAM.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mencoba

membahas masalah yang berhubungan dengan kepemimpinan transformasional

kaitannya dengan kinerja karyawan dalam sebuah penelitian yang berjudul

”Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Karyawan Dengan

Kepercayaan Pada Pemimpin Sebagai Variabel Pemediasi (Studi Pada Karyawan

PDAM Surakarta) ”.

B. PERUMUSAN MASALAH

1. Apakah kepemimpinan transformasional berpengaruh pada kinerja

karyawan?

2. Apakah kepemimpinan transformasional berpengaruh pada kepercayaan

pada pemimpin?

3. Apakah kepercayaan pada pemimpin berpengaruh pada kinerja

karyawan?

4. Apakah kepercayaan pada pemimpin memediasi pengaruh kepemimpinan

transformasional pada kinerja karyawan ?

C. PEMBATASAN MASALAH

Agar penelitian ini tidak terlalu luas, maka perlu adanya batasan masalah

sebagai berikut :

D. TUJUAN PENELITIAN

(21)

commit to user

21

1. Untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan transformasional pada

kinerja karyawan.

2. Untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan transformasional pada

kepercayaan pada pemimpin.

3. Untuk menganalisis pengaruh kepercayaan pada pemimpin pada

kinerja karyawan.

4. Untuk menganalisis peran mediasi kepercayaan pada pemimpin pada

pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan.

E. MANFAAT PENELITIAN

Adapun Manfaat dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi PDAM Surakarta dapat digunakan oleh pimpinan sebagai bahan

pertimbangan dalam rangka menentukan kebijakan dalam hal

kepemimpinan untuk meningkatkan kinerja karyawan.

2. Bagi peneliti untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan

transformasional pada kinerja karyawan.

3. Bagi peneliti lain diharapkan penelitian ini dapat dijadikan acuan

dalam melakukan penelitian lanjutan pada permasalahan yang sejenis

(22)

commit to user

22

BAB II

TELAAH PUSTAKA

A. TEORI KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu

kelompok guna mencapai sebuah visi atau serangkaian tujuan yang ditetapkan

(Robbins, 2008: 49). Menurut Gibson, Ivancevich, Donnelly (2000: 272)

kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi dan memotivasi

bawahan untuk mencapai beberapa tujuan. Black dalam bukunya

Management: a Guide to Executive Command (Samsudin, 2006: 287)

(23)

commit to user

23

meyakinkan dan menggerakkan orang lain agar mau bekerja sama di bawah

kepemimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Gaya kepemimpinan seorang pemimpin adalah unik dan tidak

dapat diwariskan secara otomatis. Setiap pemimpin memiliki karakteristik tertentu

yang timbul pada situasi yang berbeda. Menurut Robbins (2008: 49-70) ada

beberapa macam studi teori kepemimpinan diantaranya adalah:

1. Teori Sifat

Teori sifat ini mempertimbangkan berbagai sifat dan karakteristik

pribadi yang membedakan para pemimpin dari mereka yang bukan

pemimpin serta memiliki asumsi bahwa seorang pemimpin dan sifat

kepemimpinan itu dibawa sejak lahir dan bukan dipelajari. Ada enam

karakter yang cenderung membedakan pemimpin dari bukan pemimpin

adalah ambisi dan energi, hasrat untuk memimpin, kejujuran dan

integritas, percaya diri, kecerdasan, dan pengetahuan yang relevan

dengan pekerjaan.

2. Teori Perilaku

Teori perilaku adalah teori-teori yang mengemukakan bahwa

beberapa perilaku tertentu membedakan pemimpin dari mereka yang

bukan pemimpin.

Ada berbagai aliran dalam teori perilaku:

a. Kajian dari Ohio State University

Studi ini mengidentifikasi dimensi-dimensi independen dari

perilaku pemimpin.Dimulai dengan lebih dari seribu dimensi, yang

(24)

commit to user

24

menjelaskan sebagian besar perilaku kepemimpinan sebagaimana

dideskripsikan para karyawan. Kedua dimensi ini yaitu:

Struktur awal (initiating structure), merujuk pada tingkat sampai

mana seorang pemimpin akan menetapkan serta menyusun perannya

dan peran anak buahnya dalam usaha mencapai tujuan.

Tenggang rasa (consideration), dideskripsikan sebagai tingkat

sampai mana seorang pemimpin akan memiliki hubungan-hubungan

pekerjaan yang ditandai oleh kesalingpercayaan, rasa hormat

terhadap ide-ide anak buah, dan rasa hormat terhadap perasaan-

perasaan mereka.

b. Kajian dari University of Michigan

Kelompok Michigan menghasilkan dua dimensi perilaku

kepemimpinan yang dinamai berorientasi karyawan (employee-

oriented) dan berorientasi produksi (production-oriented). Para

pemimpin yang berorientasi karyawan dideskripsikan sebagai

pemimpin-pemimpin yang menekankan hubungan antarpersonal;

mementingkan kebutuhan para karyawan dan menerima perbedaan

individual di antara para anggota. Sebaliknya, para pemimpin yang

berorientasi produksi cenderung menekankan aspek-aspek teknis atau

tugas dari pekerjaan, perhatian utama mereka adalah penyelesaian

tugas-tugas kelompok, dan anggota kelompok adalah satu cara untuk

mencapai tujuan tersebut.

c. Tabel Manajerial

(25)

commit to user

25

dimensional dikembangkan oleh Blake dan Mouton. Mereka

menampilkan suatu tabel manajerial (managerial grid), yang kadang

disebut juga tabel kepemimpinan, didasarkan pada gaya ”perhatian

pada manusia” dan perhatian pada produksi, yang pada dasarnya

merepresentasikan dimensi tenggang rasa dan struktur awal yang

diperkenalkan oleh Ohio State University atau dimensi yang

berorientasi karyawan dan yang berorientasi produksi dari University

of Michigan.

3. Teori Kemungkinan

Dalam teori kemungkinan terdapat lima pendekatan yaitu:

a. Model Fiedler

Model kemungkinan Fiedler (Fiedler Contingency Model)

menyatakan bahwa kinerja kelompok yang efektif bergantung pada

kesesuaian antara gaya pemimpin dan sejauh mana situasi tersebut

memberikan kendali kepada pemimpin tersebut. Ada tiga

faktor kondisi atau dimensi kemungkinan yang dikenalkan

Fiedler antara lain:

Hubungan pemimpin anggota. Tingkat kepatuhan, kepercayaan, dan

rasa hormat yang dimiliki oleh para bawahan terhadap pemimpin

mereka.

Struktur tugas. Tingkat sejauh mana penentuan pekerjaan

di proseduralkan ( yaitu, terstruktur atau tidak terstruktur).

Kekuatan posisi. Tingkat pengaruh yang dimiliki oleh seorang

(26)

commit to user

26

pendisiplinan, promosi, dan kenaikan gaji.

b. Teori Situasional Hersey dan Blanchard

Teori ini merupakan teori kemungkinan yang berfokus pada para

pengikut. Kepemimpinan yang berhasil dicapai dengan cara memilih

gaya kepemimpinan yang benar, yang menurut Hersey dan Blanchard

bergantung pada tingkat kesiapan para pengikut.

c. Teori Pertukaran Pemimpin -Anggota

Teori pertukaran pemimpin anggota (leader-member exchange

LMX- theory) menyatakan bahwa karena tekanan waktu, pemimpin

membangun suatu hubungan khusus dengan suatu kelompok kecil dari

para pengikutnya. Mereka membentuk kelompok orang dalam-

mereka dipercaya, memperoleh perhatian yang lebih besar dari

pemimpin, dan kemungkinan besar juga menerima hak istimewa

tertentu. Pengikut-pengikut yang lain tidak masuk dalam kelompok

tersebut. Mereka mendapatkan lebih sedikit waktu dari pemimpin, lebih

sedikit penghargaan darinya, dan memiliki hubungan pemimpin-

pengikut yang didasarkan pada interaksi otoritas formal.

d. Teori Jalan- Tujuan

Dikembangkan oleh Robert House, teori jalan- tujuan mengambil

elemen-elemen dari penelitian kepemimpinan Ohio State

University tentang struktur awal dan tenggang rasa dan teori

pengharapan motivasi. Inti dari teori jalan- tujuan (path- goal theory)

adalah bahwa merupakan tugas pemimpin untuk memberikan

(27)

commit to user

27

kepada para pengikut agar mereka bisa mencapai berbagai tujuan

mereka. Istilah jalan- tujuan berasal darikeyakinan bahwa para

pemimpin yang efektif semestinya bisa menunjukkan jalan guna

membantu pengikut-pengikut mereka mendapatkan hal-hal yang

mereka butuhkan demi pencapaian tujuan kerja dan mempermudah

perjalanan serta menghilangkan berbagai rintangannya.

e. Model Pemimpin- Partisipasi

Victor Vroom dan Philip Yetton mengembangkan sebuah model

pemimpin- partisipasi (leader- participation model) yang mengaitkan

perilaku kepemimpinan dan partisipasi dalam pembuatan keputusan.

Menyadari bahwa struktur tugas memiliki beraneka tuntutan untuk

aktivitas-aktivitas rutin dan nonrutin, kedua peneliti ini mengatakan

bahwa perilaku pemimpin harus disesuaikan untuk mencerminkan

struktur tugas tersebut. Model yang dikembangkan Vroom dan Yetton

tersebut bersifat normatif- model itu menyediakan serangkaian

peraturan yang harus diikuti ketika menentukan bentuk dan besarnya

partisipasi dalam pembuatan keputusan, seperti ditentukan dari

berbagai situasi yang berbeda.

B. KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

Robbins (2008: 90) menyebutkan kepemimpinan transformasional

adalah kepemimpinan yang menginspirasi para pengikutnya untuk

mengenyampingkan kepentingan pribadi mereka demi kebaikan

organisasi dan mereka mampu memiliki pengaruh yang luar biasa pada diri

(28)

commit to user

28

Menurut Bass dan Avolio dalam Putri ( 2007) mengemukakan bahwa

kepemimpinan transformasional terdapat empat dimensi :

1. Charismatic (memberikan visi dan misi, menanamkan kebanggaan,

inspirasi dan kepercayaan kepada pengikut serta tindakannya lebih

mendahulukan kepentingan organisasi dan kepentingan orang lain

daripada kepentingan pribadi).

2. Intellectual Stimulation (tingkat perhatian dan dukungan yang diberikan

pemimpin pada bawahan).

3. Inspirational Motivation (memperluas wawasan bawahan dengan

mengkaji kembali permasalahan lama dengan cara baru).

4. Individualized Consideration (memperlakukan secara berbeda-beda namun

adil dan menyediakan prasarana dalam rangka pencapaian tujuan serta

memberikan pekerjaan menantang bagi bawahan yang menyukai

tantangan).

Pemimpin transformasional merupakan model pemimpin yang

cenderung untuk mengkomunikasikan visi dan tujuan organisasi secara lebih

jelas sehingga bawahan dapat mengidentifikasi dan cenderung menimbulkan

pengaruh yang kuat pada pengikut, memberikan motivasi pada bawahannya

serta merangsang kreativitas untuk berkinerja lebih baik demi tercapainya

tujuan organisasi.

C. KINERJA

1. Pengertian Kinerja

Dalam pencapaian tujuan suatu perusahaan atau organisasi

(29)

commit to user

29

kinerja karyawan. Jika kinerja karyawan baik tentunya akan berdampak

positif terhadap kinerja perusahaan.

Kinerja (performance) adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh

seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya

mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar

hukum dan sesuai dengan moral maupun etika (Sentono,1999:2).

Menurut Mangkunegara (2001: 67) kinerja (prestasi kerja) merupakan

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang

karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan.

Hasibuan (2003), kinerja adalah rasio kerja nyata dengan standar

kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan karyawan. Kinerja pada dasarnya

merupakan nilai keberhasilan pelaksanaan realisasi tugas nyata dengan

standar. Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam

melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan

atas kecakapan, pengalaman, keunggulan waktu.

2. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja (performance appraisal) pada dasarnya

merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara

efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang

lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi.

Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika

(30)

commit to user

30

tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana

kinerja karyawan.

Penilaian kinerja adalah proses mengevaluasi seberapa baik karyawan

mengerjakan pekerjaan mereka ketika dibandingkan dengan satu set

standart, dan kemudian mengkomunikasikan informasi tersebut (Mathis

dan Jackson, 2002:81). Menurut Henry Simamora (2004: 338) penilaian

kinerja adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi

pelaksanaan kerja individu karyawan.

Tujuan penilaian kerja merupakan pedoman dalam bidang

personalia untuk mengetahui serta menilai hasil kerja karyawan selama

periode tertentu. Tujuan penilaian kinerja menurut Rucky (2003: 209) adalah:

a. Untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan setinggi-tingginya.

b. Merangsang minat dalam pengembangan pribadi.

c. Sebagai instrumen utama atau tulang punggung bagi pengembangan

kualitas sumber daya manusia.

d. Mengeratkan hubungan antara atasan dengan bawahan.

e. Tiap perusahaan atau organisasi tentu mempunyai tujuan yang hendak

dicapai

Menurut Dessler (dalam Mangku prawira, 2003: 225) ada lima faktor

dalam penilaian kinerja yang paling sederhana dan paling popular, yaitu:

a. Kualitas pekerjaan, meliputi: akurasi, ketelitian, penampilan dan

penerimaan keluaran.

b. Kuantitas pekerjaan, meliputi: volume keluaran dan kontribusi.

(31)

commit to user

31 perbaikan.

d. Kehadiran meliputi: regularitas, dapat dipercaya atau diandalkan,

ketepatan waktu

e. Konservasi meliputi: pencegahan, pemborosan, kerusakan, pemeliharaan

peralatan.

3. Unsur- Unsur Penilaian Kinerja Pegawai

Tolak ukur atau ukuran penilaian kinerja pegawai berbeda tergantung

dari tujuan penilaian itu sendiri. Sejalan dengan hal tersebut faktor-faktor

pembentuk prestasi kerja dapat dijabarkan dalam beberapa unsur yang

selanjutnya dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk penilaian kinerja.

Menurut Rivai (2005: 324) unsur-unsur penilaian kinerja adalah:

a. Kemampuan teknis yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan, metode,

teknik dan peralatan yang digunakan untuk melaksanakan tugas serta

pengalaman dan pelatihan yang diperolehnya.

b. Kemampuan konseptual yaitu kemampuan untuk memahami kompleksitas

perusahaan dan penyesuaian bidang gerak dari unit masing-masing ke

dalam bidang operasional perusahaan secara menyeluruh yang pada

intinya individual memahami tugas, fungsi serta tanggung jawabnya

sebagai seorang karyawan.

c. Kemampuan hubungan interpersonal yaitu antara lain kemampuan

untuk bekerja sama dengan orang lain, memotivasi karyawan,

melaksanakan negoisasi dan lain-lain.

4. Manfaat Penilaian Kinerja

(32)

commit to user

32

bahwa hasil kerja mereka tidak terlepas dari penilaian atasan baik secara

langsung maupun tidak langsung. Penilaian kinerja digunakan untuk

mengetahui kinerja seorang karyawan.

Menurut Rivai (2005: 55) manfaat penilaian kinerja adalah:

a. Manfaat bagi karyawan yang dinilai antara lain:

y Meningkatkan motivasi

y Meningkatkan kepuasan kerja

y Adanya kejelasan standar hasil yang diharapkan

y Adanya kesempatan untuk berkomunikasi ke atas

y Peningkatan pengertian tentang nilai pribadi

b. Manfaat bagi penilai (supervisor, manajer dan penyelia):

y Peningkatan kepuasan kerja

y Kesempatan untuk mengukur dan mengidentifikasikan kecenderungan

kinerja karyawan

y Meningkatkan kepuasan kerja baik dari para manajer ataupun karyawan

y Sebagai sarana meningkatkan motivasi karyawan

y Bisa mengidentifikasikan kesempatan untuk rotasi karyawan

c. Manfaat bagi perusahaan:

y Perbaikan seluruh simpul unit-unit yang ada dalam perusahaan

y Meningkatkan kualitas komunikasi

y Meningkatkan motivasi karyawan secara keseluruhan

y Meningkatkan pandangan secara luas menyangkut tugas yang dilakukan

untuk masing-masing karyawan

(33)

commit to user

33

Menurut Robbins (2006: 687) dalam penelitian kinerja terdapat

beberapa pilihan dalam penentuan mengenai yang sebaiknya melakukan

penilaian tersebut antara lain:

a. Atasan langsung

Semua hasil evaluasi kinerja pada tingkat bawah dan menengah pada

umumnya dilakukan oleh atasan langsung karyawan tersebut.

b. Rekan sekerja

Evaluasi ini merupakan salah satu sumber paling handal dari penilaian.

Alasannya rekan sekerja dekat dengan tindakan dimana interaksi

sehari-hari memberi pandangan menyeluruh terhadap kinerja dalam

pekerjaannya.

c. Pengevaluasian diri sendiri

Mengevaluasi kinerja mereka sendiri apakah sudah konsisten dengan

nilai-nilai, dengan sukarela dan pemberian kuasa.

d. Bawahan langsung

Evaluasi ini dapat memberikan informasi yang tepat dan rinci.

e. Pendekatan menyeluruh

D. KEPERCAYAAN KEPADA PEMIMPIN

Menurut Podsakoff dalam Casimir (2006) kepercayaan pada

pemimpin diartikan sebagai keyakinan dan loyalitas pada pemimpin.

Tingkat kepercayaan pada pemimpin yang rendah tidak mungkin akan

membuat pengikutnya rela untuk mengorbankan kepentingan pribadi

untuk kepentingan kelompok atau tujuan organisasi.

(34)

commit to user

34

pengharapan positif bahwa orang lain tidak akan bertindak secara

oportunistik.

Ada lima dimensi kepercayaan:

1. Integritas (merujuk pada kejujuran dan kebenaran).

2. Kompetensi (meliputi pengetahuan serta keahlian teknis dan antar personal

individu).

3. Konsistensi (berkaitan dengan keandalan, prediktabilitas, dan penilaian

yang baik pada diri seseorang dalam menangani situasi).

4. Kesetiaan (kesediaan untuk melindungi dan menyelamatkan muka orang

lain).

5. Keterbukaan (keinginan untuk membagi ide dan informasi dengan bebas

dan terbuka).

Ada tiga jenis kepercayaan dalam hubungan organisasi

(Robbins,2008), yaitu:

1. Kepercayaan berbasis pencegahan. Hubungan yang paling rapuh

terdapat dalam kepercayaan berbasis pencegahan. Satu saja,

pelanggaran atau inkonsistensi akan merusak hubungan. Bentuk

kepercayaan seperti ini didasarkan pada kekhawatiran akan

terjadinya pembalasan dendam jika kepercayaan dikhianati. Orang-

orang yang memiliki hubungan seperti ini melakukan apa yang mereka

katakan karena mereka takut akan konsekuensi dari tidak melaksanakan

kewajibannya.

2. Kepercayaan berbasis pengetahuan. Artinya kepercayaan didasarkan

(35)

commit to user

35

pengalaman berinteraksi. Kepercayaan ini terbentuk jika Anda memiliki

informasi yang memadai tentang seseorang sehingga Anda mengenal

mereka secara cukup baik dan bisa memperkirakan dengan tepat perilaku

mereka. Kepercayaan berbasis pengetahuan mengandalkan informasi dan

bukan pencegahan.

3. Kepercayaan berbasis identifikasi. Tingkat kepercayaan tertinggi dicapai

bila terjalin hubungan emosional antar pihak yang ada. Hal ini

memungkinkan satu pihak bertindak sebagai seorang agen bagi yang lain

dan menggantikan orang tersebut dalam transaksi antar personal.

Ini disebut kepercayaan berbasis identifikasi. Kepercayaan muncul

karena pihak-pihak saling memahami niat dan menghargai keinginan

yang lain. Pemahaman mutual ini dibangun sampai ke titik tertentu

sehingga masing-masing bisa bertindak secara efektif demi pihak lain.

E. PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian yang dilakukan oleh Jung dan Avolio (2000) menguji

tentang analisis pengaruh mediasi kepercayaan dan value congruence pada

kepemimpinan transaksional dan kepemimpinan transformasional. Hasil

dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa perilaku kepemimpinan

transformasional mempunyai pengaruh yang sangat kuat dan positif

terhadap kinerja yang dimediasi oleh kepercayaan dan value congruence.

Casimir dan Waldman et al., (2006) menguji tentang pengaruh

kepemimpinan transaksional dan transformasional terhadap kinerja

bawahan dengan memasukkan kepercayaan terhadap pemimpin sebagai

(36)

commit to user

36

dengan cultur yang berbeda, yaitu Australia dan China. Hasilnya di Australia

adalah bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap kinerja

bawahan dengan dimediasi oleh kepercayaan terhadap pimpinan.

Sedangkan di China mediasi kepercayaan tidak berpengaruh terhadap

kepemimpinan transformasional dengan kinerja karyawan.

Ambar Rubyanto (2007) dengan judul Pengaruh Kepemimpinan

Transformasional Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Kepercayaan Pada

Pemimpin Sebagai Variabel Pemediasi (Studi Pada PT. Jamu Air Mancur

Palur Karanganyar). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui

pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan yang

dimediasi oleh kepercayaan pada pemimpin. Hasilnya kepemimpinan

transformasional mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan yang dimediasi oleh kepercayaan terhadap pemimpin.

Bartram dan Casimir (2007) menguji tentang analisis pengaruh

mediasi kepercayaan pada pemimpin dan kekuasaan pada

kepemimpinan transformasional. Hasil dari penelitian tersebut menyebutkan

bahwa perilaku kepemimpinan transformasional mempunyai hubungan

yang positif terhadap kinerja yang dimediasi oleh kepercayaan pada

pemimpin dan kekuasaan.

Podsakoff dan MacKenzie (1990) menguji tentang pengaruh

kepemimpinan transformasional terhadap Organizational Citizenship

Behavior (OCB) dengan kepercayaan pada pemimpin sebagai

variabel pemediasi, hasilnya kepemimpinan transformasional mempunyai

(37)

commit to user

37

dengan dimediasi oleh kepercayaan pada pemimpin.

[image:37.612.132.517.209.704.2]

Hal tersebut di atas dapat dilihat pada Tabel II.1 :

Tabel II.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu No Judul,

Pengarang dan Tahun

Variabel- Variabel Metode,

Responden dan Objek Penelitian

Hasil

1 Judul :

”Opening the

black box: an

experimental

investigation

of the

mediating

effects of trust

and value congruence on transformatio- Variabel independen : Kepemimpinan transformasional dan Kepemimpinan transaksional

Variabel dependen :

Kinerja

Variabel mediasi :

Kepercayaan dan Value congruence Metode : Menggunakan Path analisis Responden : 194 mahasiswa Objek penelitian : Universitas di Northeastern US Hasil : Kepemimpinan Transformasional mempunyai pengaruh yang

sangat kuat dan

positif terhadap

kinerja yang

dimediasi oleh

kepercayaan dan

(38)

commit to user

38 nal and transactional leadership” Peneliti : Jung dan Avolio Tahun : 2000

2 Judul :

”Trust and the

Relationship Between Leadership and Follower Performance: Opening the

Black Box in

Australia and China” Peneliti : Casimir dan Waldman Tahun : 2006 Variabel independen : Kepemimpinan transaksional dan Kepemimpinan transformasional

Variabel dependen :

Kinerja

Variabel mediasi :

Kepercayaan terhadap pemimpin Metode : Structural Equation Modeling (SEM) Responden :

Australia : 119

karyawan

China : 122

karyawan Objek penelitian : Australia dan China Hasil :

- di Australia :

Kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap kinerja dengan dimediasi kepercayaan terhadap pimpinan

- di China :

Mediasi kepercayaan tidak berpengaruh terhadap kepemimpinan transformasional dengan kinerja

3 Judul :

(39)

commit to user

39 nal terhadap Kinerja dengan Kepercayaan pada Pemimpin sebagai variabel Pemediasi (Studi pada

PT. Jamu Air

Mancur Palur Karanganyar)” Peniliti : Ambar Rubyanto Tahun : 2007

Variabel dependen :

Kinerja

Variabel mediasi :

Kepercayaan pada pemimpin analisis regresi berganda Responden : 125 karyawan Objek penelitian :

PT Jamu Air

Mancur Palur Karanganyar pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan yang dimediasi oleh kepercayaan pada pemimpin

4 Judul :

”The relationship between leadership and follower in-role performance and satisfaction with the leader” Peneliti : Bartram dan Variabel independen : Kepemimpinan transformasional

Variabel dependen :

Kinerja dan

kepuasan

Variabel mediasi :

Kepercayaan pada pemimpin dan kekuasaan Metode : Structural Equation Modeling (SEM) Responden : 150 karyawan Objek penelitian : Customer service

operators in an

(40)

commit to user

40 Casimir

Tahun :

2007

5 Judul :

”Transformatio nal Leader Behaviors and Their Effects On Followers’ Trust in Leader, Satisfaction, and Organizational Citizenship Behaviors” Peneliti :

Podsakoff dan

MacKenzie Tahun : 1990 Variabel independen : Perilaku kepemimpinan transformasional

Variabel dependen :

Organizational

Citizenship

Behavior (OCB)

Variabel mediasi :

Kepercayaan pada pemimpin dan kepuasan Metode : Structural Equation Modeling (SEM) Responden : 988 karyawan Objek penelitian : Petrochemical

company in the

Midwest

Hasil :

Kepemimpinan

transformasional

berpengaruh

positif terhadap

Organizational Citizenship Behavior yang dimediasi oleh kepercayaan pada pemimpin

Dari penelitian di atas terdapat research gap, misalnya hasil penelitian

yang dilakukan oleh Gian Casimir dan David Waldman. Di sana ada dua

obyek penelitian yang pertama di Australia, hasil penelitiannya kepemimpinan

transformasional berpengaruh terhadap kinerja dengan dimediasi kepercayaan

terhadap pimpinan, yang kedua di China hasil penelitian menunjukkan

(41)

commit to user

41 terhadap kinerja.

Kemudian pada penelitian yang dilakukan oleh Jung dan Avolio

dengan obyek penelitian di Universitas Northeastern US di sana

menunjukkan hasil kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap

kinerja yang dimediasi oleh kepercayaan pada pemimpin. Dari hal tersebut

penulis mencoba meneliti pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap

kinerja dengan dimediasi oleh kepercayaan pada pemimpin di PDAM

Surakarta. Adapun jurnal utama yang digunakan adalah penelitian yang

dilakukan oleh Jung dan Avolio tahun 2000 dengan judul ” Opening the

black box: an experimental investigation of the mediating effects of trust and

value congruence on transformational and transactional leadership”.

F. KERANGKA PEMIKIRAN

Untuk mempermudah arah dalam penyusunan penelitian ini maka

diperlukan suatu kerangka pemikiran. Adapun kerangka pemikiran dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Keterangan :

Variabel independen : Kepemimpinan Transformasional Kepemimpinan

Transformasional

Kepercayaan Terhadap Pemimpin

(42)

commit to user

42 Variabel dependen : Kinerja

Variabel mediasi : Kepercayaan Pada Pemimpin

Penelitian ini mencoba menguji pengaruh langsung dan tidak langsung

antara kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan dengan

memasukkan variabel kepercayaan sebagai variabel pemediasi.

G. HIPOTESIS

Hipotesis adalah jawaban sementara atau jawaban teoritis atas masalah

penelitian berupa pernyataan sementara tentang pengaruh antara dua variabel atau

lebih.

Hipotesis –hipotesis yang dibentuk dalam penelitian ini sebagian besar

didasarkan pada beberapa penelitian terdahulu, sehingga diharapkan hipotesis

tersebut cukup valid untuk diuji. Untuk lebih membatasi penelitian, maka obyek

penelitian dimasukkan dalam hipotesis penelitian. Pencantuman obyek penelitian

tersebut dimungkinkan dapat lebih menjelaskan bahwa kasus yang diteliti adalah

karyawan PDAM Surakarta dan mungkin akan berbeda jika diterapkan pada

obyek penelitian lain.

Literatur yang dikumpulkan pada pengujian teori kepemimpinan

transformasional telah memberikan dukungan umum bagi hipotesis mengenai

hubungan antara kepemimpinan transformasional dan kinerja.

Penelitian Jung dan Avolio (2000) menyebutkan adanya pengaruh

langsung dan tidak langsung antara kepemimpinan transformasional pada kinerja

(43)

commit to user

43

kinerja karyawan akan meningkat pula. Dari uraian di atas, maka dapat

dimunculkan hipotesis pertama.

H1 : Kepemimpinan Transformasional berpengaruh positif terhadap

kinerja

Kepemimpinan transformasional melibatkan pengembangan hubungan

yang lebih dekat antara pemimpin dan bawahan. Dengan kedekatan tersebut

memungkinkan dapat meningkatkan kepercayaan bawahan pada atasan, karena

bawahan secara lebih jauh dapat mengenal karakteristik pemimpin mereka.

Dengan begitu bawahan juga merasa bahwa mereka juga dibutuhkan oleh

pemimpin mereka. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Jung

dan Avolio (2000) menyebutkan bahwa kepemimpinan transformasional

mempunyai pengaruh langsung terhadap kepercayaan pada pemimpin.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis kedua.

H2 : Kepemimpinan Transformasional berpengaruh positif

terhadap kepercayaan pada pemimpin

Kepercayaan pada pemimpin merupakan salah satu yang dapat

meningkatkan kinerja karyawan. Dengan adanya kepercayaan maka bawahan

dalam bekerja akan merasa nyaman, dan mampu bekerja sama dengan pemimpin

tanpa adanya rasa curiga, karena bawahan yakin bahwa hak dan kewajiban

mereka sebagai bawahan tidak akan disalah gunakan oleh pemimpin.

Penelitian Jung dan Avolio (2000) menyebutkan bahwa kepercayaan

pada pemimpin berpengaruh terhadap kinerja bawahan. Casimir (2006) juga

(44)

commit to user

44

positif pada kinerja karyawan. Dari uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis

ketiga.

H3 : Kepercayaan pada pemimpin berpengaruh positif terhadap

kinerja

Podsakoff dalam Casimir (2006) menjelaskan bahwa kepercayaan

pada pemimpin merupakan salah satu variabel yang penting dalam memediasi

efektifitas kepemimpinan transformasional dengan kinerja karyawan. Ia juga

menyebutkan bahwa kepemimpinan transformasional mempengaruhi

perilaku-perilaku organisasi pengikut secara tidak langsung, dimana hal itu dimediasi oleh

tingkat kepercayaan pengikut terhadap pemimpinnya.

Penelitian yang dilakukan Casimir (2006) menjelaskan bahwa dengan

adanya mediasi kepercayaan pada pemimpin dapat memperkuat pengaruh

kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan.

Jung dan Avolio (2000) menjelaskan bahwa dengan dimediasi oleh

kepercayaan pada pemimpin terdapat pengaruh yang kuat antara kepemimpinan

transformasional dengan kinerja karyawan. Hal ini memunculkan hipotesis

keempat.

H4 : Kepercayaan pada pemimpin memediasi pengaruh

(45)

commit to user

45

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang menguji hipotesis tentang adanya

pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan dengan

kepercayaan pada pemimpin sebagai variabel pemediasi. Penelitian ini dilakukan

dengan kuesioner yang diberikan kepada para karyawan di PDAM Surakarta.

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

1. Populasi

(46)

commit to user

46

menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang

ditentukan. Jadi populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya.

Kalau setiap manusia memberikan suatu data, maka banyaknya atau

ukuran populasi akan sama dengan banyaknya manusia. Menurut

Arikunto (2006) populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian.

Sehingga metode populasi merupakan cara penentuan subjek

dimana subjeknya mencakup keseluruhan dalam populasi.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan di PDAM Surakarta

yang berjumlah 455 orang .

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mencakup beberapa

anggota yang telah diseleksi dari populasi (Sekaran, 2003). Ukuran

sampel yang lebih besar dari 30 dan lebih kecil dari 500 layak

digunakan untuk penelitian (Sekaran, 2000).

Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya

hendak diteliti atau diselidiki dan dianggap bisa mewakili

keseluruhan populasi, jumlahnya lebih sedikit dari jumlah populasi

(Djarwanto, 1998).

Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 213 orang

karyawan. Penentuan sampel didasarkan pada rumus Slovin sebagai berikut

N

n =

(1+ Ne2)

(Umar, 2005:141)

(47)

commit to user

47 n = Jumlah sampel

N = Ukuran populasi

e = Persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir

Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 455 orang

karyawan PDAM Surakarta. Dengan persen kelonggaran atau

toleransi kesalahan pengambilan sampel diharapkan tidak lebih dari

5% dengan hasil perhitungan sebagai berikut :

N

n =

(1+ Ne2)

455

n =

(1+ 455 * 0,052)

n = 212,86

Berdasarkan perhitungan di atas, maka jumlah sampel yang

diambil dibulatkan menjadi 213 orang dari semua karyawan yang

berstatus sebagai karyawan PDAM Surakarta

[image:47.612.154.509.208.493.2]

Dengan demikian ukuran sampel dalam penelitian ini adalah :

Tabel III.1

Jumlah Karyawan PDAM Yang Digunakan Sebagai Sampel

NO BAGIAN POPULASI KARYAWAN

JUMLAH SAMPEL

1 Staf Ahli Perusahaan 2 (2/455)*213 = 1

(48)

commit to user

48

3 Keuangan 80 (80/455)*213 = 38

4 Aset 80 (80/455)*213 = 38

5 Produksi 81 (81/455)*213 = 39

6 Distribusi 84 (84/455)*213 = 39

7 Limbah Cair 20 (20/455)*213 = 9

8 Inspektorat Perusahaan 8 (8/455)*213 = 4 9 Sekretariat Perusahaan 23 (23/455)*213 = 11

10 Litbang Perusahaan 5 (5/455)*213 = 2

11 Hukum, Kelembagaan, Kerjasama 5 (5/455)*213 = 2 12 Teknik Sistem Informasi 4 (4/455)*213 = 2

13 Laborat 6 (6/455)*213 = 2

JUMLAH 455 213

Sumber : Data diolah

3. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah proses menyeleksi sejumlah elemen

dari populasi. Dengan mempelajari sampel, dan memahami karakteristik

dari sampel pokok, akan memungkinkan untuk menggeneralisasi

karakteristik untuk elemen populasi (Sekaran, 2003:267).

Metode yang digunakan adalah proportional random sampling,

yaitu suatu cara pengambilan sampel dengan membagi populasi ke

dalam beberapa sub populasi, dari setiap sub populasi diambil sejumlah

individu dengan jumlah yang sebanding dengan ukuran tiap-tiap sub

populasi dan pengambilannya dilakukan secara random.

C. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lokasi

penelitian. Data tersebut diperoleh dengan cara mengumpulkan jawaban

kuesioner dari para responden.

2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara

(49)

commit to user

49 lain yang berhubungan dengan penelitian.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

a. Variabel Independen

Variabel Independen (variabel bebas) adalah variabel yang

mempengaruhi variabel dependen (variabel terikat), baik secara

positif atau negatif (Sekaran, 2006). Variabel independen dalam

penelitian ini adalah kepemimpinan transformasional.

b. Variabel Dependen

Variabel Dependen (variabel terikat) adalah variabel yang

dipengaruhi oleh variabel lain (Sekaran, 2006). Variabel dependen

dalam penelitian ini adalah kinerja.

c. Variabel Pemediasi (intervening)

Variabel pemediasi (intervening) adalah variabel yang secara

teorotis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan

dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati

dan diukur. (Tuckman, 1988) Variabel pemediasi dalam penelitian

ini adalah kepercayaan kepada pemimpin.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang dengan jelas mengartikan

suatu Variabel dengan menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-

tindakan yang perlu untuk mengukur variabel tersebut.

a. Kepemimpinan Transformasional

(50)

commit to user

50

pemimpin memberi inspirasi bawahannya untuk lebih

mengutamakan kemajuan organisasi daripada kepentingan pribadi,

memberikan perhatian yang baik terhadap karyawan dan mampu

merubah kesadaran bawahannya dalam melihat permasalahan lama

dengan cara baru. Indikator dalam penelitian ini adalah atasan memiliki

pemahaman yang jelas, memberikan gambaran yang menarik, memiliki

komitmen, menekankan pada tindakan, memberikan contoh yang baik,

pendorong karyawan, menekankan kinerja yang baik, mengajukan

pertanyaan untuk berfikir (Podsakoff, 1990).

b. Kepercayaan terhadap Pemimpin

Kepercayaan adalah pengharapan positif bahwa yang lain tidak akan

bertindak secara oportunistik. Kepercayaan pada pemimpin juga

diartikan sebagai keyakinan dan loyalitas pada pemimpin. Tingkat

kepercayaan pada pemimpin yang rendah tidak mungkin akan membuat

pengikutnya rela untuk mengorbankan kepentingan pribadi untuk

kepentingan kelompok atau tujuan organisasi. Indikator yang digunakan

dalam penelitian ini adalah percaya pada atasan dalam membuat

kebijakan, atasan melakukan pekerjaan efisien, atasan dapat diandalkan,

atasan dapat berbuat curang, atasan berlaku adil (Podsakoff, 1990).

c. Kinerja

Kinerja yang dimaksud adalah hasil kerja yang dicapai karyawan

selama suatu periode tertentu dibandingkan dengan harapan hasil

kerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Indikator yang digunakan

(51)

commit to user

51

waktu, mampu bekerja keras, menghasilkan pekerjaan standar

tinggi serta mampu menggunakan waktu kerja dengan baik (Casimir,

2006)

E. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Likert .

Skala Likert merupakan metode yang mengukur sikap dengan menyatakan

setuju atau ketidaksetujuannya terhadap subjek, objek, atau kejadian tertentu.

(Indriantoro dan Supomo, 1999: 104). Skala Likert menggunakan lima

angka penilaian, yaitu (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4)

setuju, (5) sangat setuju.

Variabel kepemimpinan transformasional diukur dengan menggunakan

9 item pertanyaan yang dikembangkan oleh Podsakof (1990) yang

mencakup dimensi karisma, pemberi inspirasi, rangsangan intelektual dan

pertimbangan pribadi.

Kuesioner tentang kepercayaan terhadap pemimpin diambil dari

5 item pertanyaan yang dikembangkan oleh Podsakoff (dalam

Casimir, 2006). Kuesioner ini bermaksud untuk mengukur sejauh

mana tingkat kepercayaan karyawan PDAM Surakarta terhadap atasan

mereka.

Kuesioner yang digunakan peneliti untuk mengukur kinerja individu

(52)

commit to user

52

Untuk menguji instrumen yang digunakan, maka dilakukan Uji Validitas

dan Uji Reliabilitas.

1. Uji Validitas

Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang

diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara

tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana

data yang terkumpul tidak meyimpang dari gambaran tentang variabel

yang dimaksud. Pengujian valid tidaknya daftar pertanyaan yang diajukan

adalah dengan menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA). Tinggi

rendahnya validitas suatu angket dengan melihat factor loading dengan

bantuan program komputer SPSS 11.5. for windows. Factor loading

adalah korelasi item-item pertanyaan dengan konstruk yang diukurnya.

Menurut Hair et al ( 1998 ), factor loading lebih besar = 0,30 dianggap

memenuhi level minimal, sangat disarankan besarnya factor loading

adalah = 0,40, jika factor loading suatu item pertanyaan mencapai = 0,50

atau lebih besar maka item tersebut sangat penting dalam

mengintepretasikan konstruk yang diukurnya. Berdasarkan pedoman

tersebut, peneliti menetapkan nilai factor loading yang signifikan adalah

lebih dari = 0,50.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan dan sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih

(53)

commit to user

53

Hasil tersebut menunjukkan seberapa jauh alat ukur dapat diandalkan.

Untuk mengukur reliabilitas alat pengukuran, teknik yang digunakan

adalah Alpha Cronbach.

Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran ( 2000 ) yang

membagi tingkat rel

Gambar

Tabel II.1         Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ........................................
Gambar IV.1  Struktur Organisasi PDAM kota Surakarta…………………..   52
Tabel II.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
Tabel III.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

American Association tbr the Advanceurent of Science (AAAS) .(i990).. Proceedings lnternotionol Conference on Mathemotics, Sciences ond Educotion, University of Lombok

Semoga bermanfaat dan dapat kita praktekkan hidup sehat dengan minum air mineral secara teratur dalam hidup kita.. Sumber ; www.hidupsehat.web.id dan

(2) Kredit yang disalurkan Bank BTN KC Surakarta secara langsung berdampak positif terhadap stabilitas likuiditas bank.Hasil tersebut ditunjukkan oleh adanya

Hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa, dalam perkara tersebut Majelis Hakim memutuskan untuk menerima gugatan para penggugat dan membagi harta waris sesuai kadar

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Buleleng sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun

1. Kekayaan sumber daya alam yang ada pada masyarakat pesisir di Kecamatan Triengggadeng Kabupaten Pidide Jaya berbeda dengan pesisir pada umumnya karena

Berkenaan dengan hal tersebut dalam memenuhi dokumen perencanaan kerja Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kota Palembang, maka disusunlah Dokumen Rencana Kerja Tahun

RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN