• Tidak ada hasil yang ditemukan

Judul : Enterprise Architect Nomor : FR.SKEMA-05

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Judul : Enterprise Architect Nomor : FR.SKEMA-05"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

FR-MUK-04 : TUGAS PRAKTEK-DEMONSTRASI/PRAKTEK

Skema Sertifikasi (KKNI/Okupasi/Klaster) *

Judul : Enterprise Architect Nomor : FR.SKEMA-05

Durasi : 2 Jam

A. Petunjuk

1. Baca dan pelajari setiap langkah/instruksi dibawah ini semuanya dengan cermat sebelum melaksanakan praktek

2. Laksanakan pekerjaan sesuai dengan urutan proses yang sudah ditetapkan 3. Seluruh proses kerja mengacu kepada sop/wi/ik yang dipersyaratkan 4. Waktu pengerjaan yang disediakan 120 menit

B. Peralatan

1. Software Productivity tools : Microfost Office, Libre Office, dll.

2. CASE Tools: Star UML, Visio, dll.

3. PC / Laptop Spesifikasi minimal (Processor core i5, RAM 4GB, Harddisk 256 GB) 4. Sistem Operasi Windows / Linux (distro/versi apa saja)

C. Skenario Ujian Praktek

1. Pelajari studi kasus pada lampiran

2. Buatlah dokumen Enterprise Architecture Design dengan tema bebas yang terdiri dari Arsitektur Bisnis, Arsitektur Aplikasi, Arsitektur Data, dan Arsitektur

Teknologi Informasi.

D. Langkah-langkah kerja :

Sebagai seorang arsitek TI anda diminta untuk membuat Enterprise Architecture berdasarkan studi kasus tersebut , dengan ruang lingkup enterprise (TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN

PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN ) sebagaimana dalam studi kasus tersebut.

Arsitektur Bisnis

1. Hubungkan antara visi, misi, tujuan (goal) dan sasaran (objective) -> refine if any 2. Kelompokkan dokumen – dokumen tersebut kedalam architecture repository 3. Definisikan kebutuhan bisnis dari kondisi yang diharapkan. Buat dalam business

requirement catalog.

4. Buatlah Value Chain diagram dari peraturan Menteri tersebut.

5. Pilih Artifak catalog, matrix , diagram yang relevan, minimal:

Actor/Role Catalog, Business Interaction Matrix, Process Flow Diagram Exsisting, Process Flow Diagram Target,

6. Buatlah dokumen arsitektur Bisnis yang berisi:

(2)

• Baseline

• Target

• Gap

• Roadmap

Arsitektur Data

1. Definisikan Data Architecture Requirements berdasarkan kondisi yang diharapkan.

2. Pilih Artifak catalog, matrix , diagram yang relevan, minimal:

entity/ data component catalog, data entity/ business function matrix, application/

data matrix, entity relationship diagram.

3. Buatlah dokumen arsitektur data berisi

• Baseline

• Target

• Gap

• Roadmap

Arsitektur Aplikasi

1. Definisikan Application Architecture Requirements berdasarkan kondisi yang diharapkan 2. Pilih Artifak catalog, matrix , diagram yang relevan, minimal:

application portfolio catalog, application/ organization matrix, application/ function matrix, application interaction matrix, application communication diagram

3. Buatlah dokumen arsitektur data berisi

• Baseline

• Target

• Gap

• Roadmap

Arsitektur Teknologi

1. Definisikan Technology Architecture Requirements berdasarkan kondisi yang diharapkan 2. Pilih Artifak catalog, matrix, diagram yang relevan

3. Buatlah dokumen arsitektur data berisi

• Baseline

• Target

• Gap

• Roadmap

(3)

STUDI KASUS

Profile Organisasi

Visi, Misi dan Tujuan

Visi

Berdasarkan dokumen RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN TAHUN 2015-2019, berikut ini pernyataan visi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun 2015-2019:

“Terwujudnya Infrastruktur Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Yang Handal Dalam Mendukung Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, Dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”

Sejalan dengan Visi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015 -2019 dan arah kebijakan pembangunan perumahan dalam mendukung perumahan rakyat Indonesia yang berdaulat dan mandiri melalui terpenuhinya akses masyarakat berpenghasilan rendah terhadap hunian yang layak, maka Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan menetapkan Visi, yaitu

“Setiap Orang/Keluarga/Rumah Tangga Indonesia Menempati Rumah Yang Layak Huni”.

Pencapaian visi tersebut memerlukan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan di bidang perumahan mengingat intensitas dan kompleksitas permasalahan yang harus ditangani. Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan sebagai salah satu pemangku kepentingan dalam pencapaian visi tersebut memiliki kewenangan sebagai regulator, fasilitator maupun pelaksana pembangunan perumahan sehingga terpenuhi kebutuhan rumah yang layak huni bagi setiap keluarga Indonesia.

Misi

Misi Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan yang merupakan rumusan upaya-upaya yang akan dilaksanakan selama periode Renstra 2015 – 2019 dalam mencapai visi serta mendukung upaya pencapaian target pembangunan nasional, berdasarkan mandat yang diemban oleh Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan, Kementerian PU dan Perumahan Rakyat sebagaimana yang tercantum di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja, amanat RPJMN tahap ketiga serta perubahan kondisi lingkungan strategis yang dinamis adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan iklim yang kondusif dalam kebijakan penyediaan perumahan;

(4)

2. Mempercepat penyediaan dan pembangunan perumahan rakyat yang dilengkapi dengan prasarana, sarana dan utilitas yang memadai untuk mendukung layanan infrastruktur dasar dan hunian yang layak dalam rangka mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip ‘infrastruktur untuk semua’;

3. Mempercepat penyediaan perumahan dan pembangunan infrastruktur perumahan rakyat secara terpadu dari pinggiran didukung pemanfaatan teknologi dan industri konstruksi yang berkualitas untuk pembangunan perumahan dalam rangka keseimbangan pembangunan antardaerah, terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan Negara, dan daerah pasca bencana/konflik dan kawasan maritim/nelayan dalam kerangka NKRI;

4. Meningkatkan pendayagunaan sumberdaya perumahan secara optimal;

5. Meningkatkan koordinasi dan kelembagaan pelaksanaan kebijakan pembangunan perumahan melalui peningkatan peran pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya dalam pembangunan perumahan.

Tujuan

Tujuan Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan secara umum adalah menyelenggarakan fasilitasi penyediaan perumahan dengan tingkat dan kondisi ketersediaan, keterpaduan, serta kualitas dan cakupan pelayanan yang produktif dan cerdas, berkeselamatan, mendukung kesehatan masyarakat, menyeimbangkan pembangunan, memenuhi kebutuhan dasar, serta berkelanjutan yang berasaskan gotong royong guna mencapai masyarakat yang lebih sejahtera. Lebih lanjut, tujuan tersebut di jabarkan sebagai berikut:

1. Meningkatkan pengembangan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan untuk mendorong terciptanya iklim yang kondusif dalam pembangunan perumahan, termasuk dukungan kebijakan kebijakan penyediaan perumahan terhadap ketersediaan dan harga lahan, efisiensi proses dan biaya perizinan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah;

2. Menyelenggarkan penyediaan perumahan untuk memenuhi kebutuhan hunian yang layak yang didukung dengan prasarana, sarana dan utilitas yang memadai dalam dalam rangka meningkatkan kualitas hidup manuasia, melalui fasilitasi bantuan PSU rumah umum, penyediaan rumah susun, pembangunan dan peningkatan kualitas rumah layak huni;

3. Menyelenggarakan penyediaan perumahan yang didukung dengan prasarana dan sarana utilitas yang terpadu dan berkelanjutan dengan pemanfaatan teknologi dan industri konstruksi yang berkualitas untuk keseimbangan pembangunan antardaerah, melalui

(5)

penyediaan rumah khusus di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan negara, daerah pasca bencana/konflik dan kawasan maritim/nelayan;

4. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya pembangunan perumahan;

5. Meningkatkan peran pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya dalam pembangunan perumahan.

Sasaran (Objective)

Target Sasaran penyediaan perumahan Tahun 2015 – 2019 berdasarkan tujuan yang ditetapkan sebagai berikut :

1. Pembangunan Rumah Susun untuk MBR yang dilengkapi dengan PSU pendukungnya sebanyak 550.000 unit.

2. Pembangunan Rumah Khusus di daerah pasca bencana/konflik, maritime/nelayan dan perbatasan negara yang dilengkapi PSU pendukung sebanyak 50.000 unit.

3. Fasilitasi bantuan stimulan pembangunan baru rumah swadaya sebanyak 250.000 unit.

4. Fasilitasi bantuan stimulan peningkatan kualitas rumah swadaya sebanyak 1.500.000 unit.

5. Pembangunan Rumah layak huni, yang diantaranya rumah umum tapak layak huni yang difasilitasi melalui bantuan PSU rumah umum sebanyak 676.950 unit.

Strategi yang akan dilakukan untuk pencapaian target tersebut , dinyatakan sebagai berikut:

1. Meningkatkan harmonisasi, sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan regulasi dan kebijakan pembangunan perumahan yang implementatif dan berpihak kepada seluruh kelompok masyarakat secara proporsional dan berimbang, sehingga tercipta iklim yang kondusif untuk mempercepat penyediaan perumahan yang layak bagi MBR.

2. Memberdayakan seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan pembangunan perumahan yang sinergis, efektif dan efisien, yaitu pemerintah sebagai regulator dan enabler, sedangkan masyarakat dan dunia usaha sebagai provider.

3. Meningkatkan kualitas perencanaan dan penyelenggaraan pembangunan perumahan:

4. Mengembangkan pengelolaan tanah yang efektif dan efisien untuk pembangunan perumahan bagi MBR sekaligus dalam rangka pengendalian harga tanah:

5. Mengembangkan multi-sistem penyediaan perumahan yang berkeadilan melalui fasilitasi penyediaan pembangunan rumah susun, baik sewa maupun milik dengan memanfaatkan tanah negara dan terlantar;

6. Meningkatkan efisiensi dalam industri pembangunan perumahan yang berkelanjutan, melalui:

a. Standardisasi perijinan

(6)

b. Pengembangan dan penerapan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan c. Pengembangan dan penyediaan logistik bahan bangunan murah.

Susunan Organisasi Dirjen Penyediaan Perumahan

Adapun Struktur organisasi Dirjen Penyediaan Perumahan digambarkan sebagai berikut:

(7)

LINGKUP ENTERPRISE

Lingkup enterprise meliputi proses bisnis yang terkait dengan

TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN sebagaimana dalam PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 01/PRT/M/2018 TENTANG BANTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN RUMAH SUSUN .

(Terlampir)

GAMBARAN UMUM SISTEM INFORMASI SAAT INI

Untuk mengelola

BANTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN RUMAH SUSUN

, berikut ini gambaran sistem informasi yang berjalan saat ini:

1. Aplikasi Pengelolaan Pemberian Bantuan Pembangunan Rumah Susun.

Tahap Nama Aplikasi Pemilik

a. pengajuan proposal; SIBARU Direktorat Perencanaan b. konsultasi regional; SIBARU Direktorat

Perencanaan

c. verifikasi; SIRUSUN Direktorat

Rumah Susun d. penetapan penerima

pembangunan rumah susun; SIRUSUN Direktorat Rumah Susun e. pelaksanaan pembangunan; dan Belum Ada

f. serah terima Barang Milik Negara SABMN KemenKeu

(8)

2. Gambaran Flow Proses, Pihak terkait dan aplikasi yang digunakan sebagai berikut:

3. Gambaran Teknologi yang digunakan:

Nama Aplikasi Infrastruktur Teknologi Lokasi

SIBARU • Web Server (Merk Dell, RAM 8GB, HDD 1 T)

• Database Server ((Merk Dell, RAM 8GB, HDD 1 T)

• Switch Cisco

• Access Point

• Sewa Bandwith 256 kbps

Direkorat Perencanaan

SIRUSUN • Web Server (Merk Dell, RAM 16 GB, HDD 500 GB)

• Database Server ((Merk Dell, RAM 8GB, HDD 1 T)

• Switch Cisco

• Access Point

• Sewa Bandwith 256 kbps

Direktorat Rumah Susun

PERMASALAHAN UMUM

Setelah dilakukan wawancara dengan perwakilan stakeholder , berikut ini permasalahan umum yang dihadapi:

1. Doble entry pada tahap usulan proposal yang dilakukan oleh aplikasi SIBARU dan SIRUSUN 2. Pengembangan perangkat keras yang tidak terkoordinasi;

3. Belum ada kepastian petugas formal yang bertanggungjawab

Dalam pengelolaan SIM di setiap instansi baik pusat maupun didaerah;

4. Belum ada aspek legal yang mengatur tata kelola implementasi SIM.

kab/Kota

•Mengajukan Usulan

Direktorat Perencanaan

•Menerima dan Mendistribusikan usulan ke Direktorat Teknis

Direktorat Rumah Susun

•Verifikasi Administrasi

•Survey Lokasi

•Verifikasi Teknis

•Penetapan Usulan Aplikasi

SIRUSUN Aplikasi

SIRUSUN

Aplikasi SIRUSUN Aplikasi SIBARU

(9)

KONDISI YANG DIHARAPKAN

Setelah dilakukan wawancara dengan perwakilan stakeholder , berikut ini Kondisi yang diinginkan kedepan yang harus dicapai dalam 2 tahun:

1. Terdapat penerapan Enterprise Architecture (Bisnis, Data, Aplikasi, Teknologi) pada pengelolaan bantuan perumahan rumah susun untuk mendukung tujuan, sasaran organisasi.

2. Peningkatan Kapabilitas Infrastruktur Teknologi , dengan scenario sebagai berikut:

• Perangkat Server dan Network pada direktorat perencanaan di upgrade 2x lipat dari semula

• Aplikasi dan database pada server di direktorat rumah susun, dimigrasi pada perangkat server dan network ada direktorat perencanaan,.

3. Adanya aspek legal berupa Tata Kelola Sistem Informasi yang mengikat seluruh pihak terkait.

4. Memiliki proses perencanaan program kerja yang sesuai dengan rencana bantuan pembangunan dan pengelolaan rumah susun

5. Memiliki Pedoman mutu dan SOP kerja sebagai turunan dari peraturan Menteri tersebut.

6. Terdapat proses penyimpanan dokumen yang baik sehingga tidak terdapat kehilangan atau duplikasi dokumen pengeloalaan bantuan pembangunan dan pengelolaan rumah susun.

7. Aplikasi SIBARU dibuatka interface untuk mentransfer data hasil usulan ke aplikasi SIRUSUN , sehingga memudahkan proses monitoring realisasi usulan yang sudah ditetapkan .

8. Aplikasi SIBARU akan di kembangkan sehingga seluruh tahapan Pemberian Bantuan Pembangunan Rumah Susun dapat diakomodir dalam satu aplikasi (SIBARU).

9. Aplikasi SIRUSUN akan direplace ,setelah Aplikasi SIBARU selesai dikembangkan dan mampu beroperasional dengan layak uji.

10. Terdapat mekanisme pertukaran data dengan K/L lainnya. Misalnya data penduduk dengan kemendagri, data perijinan dengan pemda setempat.

11. Adanya pengelolaan data yang terupdate.

12. Tidak adanya duplikasi data.

13. Data dapat diakses secara realtine 14. Keamanan data terjaga

15. Data dapat tersedia serta digunakan oleh pihak yang telah diberi hak ases

16. Tersedianya data warehouse dari hasil pekemanan pengelolaan program bantuan perumahan yang mampu menghasilkan informasi :

(10)

• Status agregasi permohonan bantuan perumahan per direktorat, per kab/kota

• Jumlah permohonan bantuan perumahan per kab/kota, per provinsi

• Jumlah pemenuhan rumah susun yang sudah dibangun , rumah layak huni, per kab/kota, per provinsi, Nasional.

DATA SEKUNDER

Data Sekunder yang didapatkan sebagai berikut:

No. Nama Dokumen

1 PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 01/PRT/M/2018 TENTANG BANTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN RUMAH SUSUN .

2 ISO/IEC 25051:2014 Software engineering - Systems and software Quality Requirements and Evaluation (SQuaRE)

3 Daftar Personil Pengelola TI

4 Rencana Strategis Dirjen Penyediaan rumah 5 Tugas dan Fungsi Direktorat Rumah Susun 6 SKKNI Enterprise Architecture

7 Template Laporan Proyek 8 Metode seleksi Produk/Jasa

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Penyerahan Prasarana, Sarana dan Utilitas keseluruhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf a, merupakan penyerahan Prasarana, Sarana dan Utilitas Perumahan dari

Beberapa ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 13 Tahun 2009 tentang Penyediaan dan Penyerahan Prasarana, Sarana, Utilitas Perumahan dan

b. keterpaduan antara prasarana, sarana, dan utilitas umum dan lingkungan hunian; dan c. ketentuan teknis pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum. Perumahan dan

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang

User yang terkait dalam hak akses pada sistem ini adalah alumni sebagai anggota yang belum aktifasi, pengurus Ikatan Alumni Sistem Informasi dan Manajemen Informatika

ditinjau dari gaya belajar visual dan audiotori.2) Hasil belajar siswa yang diajar dengan metode pembelajaran make a match lebih tinggi dari pada hasil belajar

Peraturan Bupati Nomor 8 Tahun 2018 tentang Penyediaan dan Penyerahan Prasarana, Sarana dan Utilitas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kepada Pemerintah Daerah.. II

Untuk itu Penyediaan lahan kebutuhan prasarana, sarana, dan utilitas oleh pengembang di Kota Malang belum optimal, karena ada pengembang perumahan yang tidak