• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG DENGAN PENGADILAN AGAMA LUMAJANG DAN KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN LUMAJANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG DENGAN PENGADILAN AGAMA LUMAJANG DAN KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN LUMAJANG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG DENGAN

PENGADILAN AGAMA LUMAJANG DAN

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN LUMAJANG

NOMOR:………....

NOMOR:…………

NOMOR:…………

TENTANG

PELAYANAN TERPADU KEPEMILIKAN DOKUMEN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL BAGI MASYARAKAT LUMAJANG

(2)

Pada hari ini……. Tanggal,……,tahun, …… bertempat di Kabupaten Lumajang, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Drs. As’at. M.Ag : Selaku Bupati

Lumajang dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama pemerintah Kabupaten Lumajang yang berkedudukan di Jalan Alun Alun Utara No. 7, Lumajang selanjutnya disebut PIHAK KESATU

2. Drs. Muhammad Iqbal. SH. MH. :

Selaku ketua Pengadilan Agama Lumajang dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pengadilan Agama Lumajang yang berkedudukan di Jalan Soekarno Hatta No. 11 Kabupaten Lumajang, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

3. Muhammad, S.Sos. M.Pd.I. : Selaku

Kepala Kementrian Agama Kabupaten Lumajang dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Agama Kabupaten Lumajang yang berkedudukan di Jalan Pisang Agung No. 49 Kabupaten Lumajang, selanjutnya disebut PIHAK KETIGA

Berdasarkan:

1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik 3. Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Peradilan Agama

4. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Administrasi Kependudukan 5. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2012 Tentang Administrasi

Kependudukan

6. Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pemberian Layanan Hukum Bagi Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan.

7. Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2015, tentang Pelayanan Terpadu Sidang Keliling Pengadilan agama dalam rangka penerbitan Buku Nikah dan Akta Kelahiran

8. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pencatatan Perkawinan dan Pelaporan Akta yang diterbitkan oleh Negara lain.

(3)

PIHAK KESATU, PIHAK KEDUA dan PIHAK KETIGA untuk selanjutnya secara bersama-sama disebut PARA PIHAK, sepakat mengadakan perjanjian kerja sama tentang Pelayanan Terpadu Kepemilikan Dokumen Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil bagi Masyarakat Lumajang dengan ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1

KETENTUAN UMUM Dalam perjanjian kerja sama ini yang dimaksud dengan:

1. Bupati adalah Bupati Lumajang;

2. Pengadilan Agama adalah Pengadilan Agama Kabupaten Lumajang;

3. Kantor Kementerian Agama adalah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lumajang;

4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lumajang;

5. Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat adalah Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Lumajang

6. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lumajang

7. Dinas Sosial adalah Dinas Sosial Kabupaten Lumajang

8. Basis Data Terpadu adalah sistem data elektronik yang berisi nama, alamat, NIK (Nomor Induk Kependudukan) dan keterangan dasar sosial ekonomi rumah tangga dan individu;

9. Akta Kelahiran adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh instansi pelaksana pencatatan sipil yang berisikan catatan resmi tentang tempat, waktu kelahiran anak, nama anak, urutan anak (anak ke) dan status anak/nama orang tua anak dan status kewarganegaraan anak;

10. Kutipan Akta Kelahiran adalah kutipan data otentik yang dipetik sebagian dari register Akta Kelahiran, yang diterbitkan dan ditandatangani oleh pejabat berwenang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

11. Akta Nikah/Buku Nikah Buku Nikah/Akta Perkawinan adalah suatu buku/akta yang berisikan catatan peristiwa penting kependudukan tentang pernikahan/perkawinan yaitu status hubungan sebagai pasangan suami-istri;

12. Penduduk Rentan Administrasi Kependudukan adalah penduduk yang mengalami hambatan dalam memperoleh dokumen kependudukan yang disebabkan oleh bencana alam dan korban bencana sosial.

13. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disingkat APBD, adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang

(4)

dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah.

14. Pelayanan Terpadu Sidang Keliling Itsbat Nikah yang selanjutnya disebut Pelayanan Terpadu adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dan terkoordinasi dalam satu waktu dan tempat tertentu antara Pengadilan Negeri atau Pengadilan Agama, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, dan Kantor Urusan Agama, dalam layanan keliling untuk memberikan pelayanan pengesahan perkawinan dan perkara lainnya sesuai dengan kewenangan Pengadilan Negeri dan Itsbat Nikah sesuai dengan kewenangan Pengadilan Agama dan untuk memenuhi pencatatan perkawinan dan pencatatan kelahiran;

15. Sidang Keliling adalah sidang Pengadilan Negeri atau Pengadilan Agama yang dilakukan di luar gedung pengadilan baik yang dilaksanakan secara berkala maupun insedentil;

16. Itsbat Nikah adalah pengesahan nikah bagi masyarakat beragama Islam yang dilakukan oleh Pengadilan Agama sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

17. Biaya Pelayanan Terpadu adalah biaya yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan Pelayanan Terpadu yang meliputi Biaya Perkara dan Biaya perjalanan dan operasional untuk layanan sidang keliling;

18. Biaya Perkara adalah biaya yang dibutuhkan Pengadilan Agama untuk memeriksa dan memutus suatu perkara yang meliputi biaya kepaniteraan, biaya meterai, biaya untuk para saksi, saksi ahli, penerjemah, biaya pengambilan sumpah, biaya yang diperlukan untuk melakukan pemeriksaan setempat dan tindakan- tindakan lain yang diperlukan oleh Pengadilan, biaya pemanggilan, pemberitahuan, dan lain-lain atas perintah Pengadilan yang berkenaan dengan perkara itu.

Pasal 2

MAKSUD DAN TUJUAN

1. Nota kesepahaman ini dimaksudkan untuk mensinergikan program PARA PIHAK dalam mewujudkan proses tertib Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil bagi Masyarakat Kabupaten Lumajang.

2. Nota Kesepahaman ini bertujuan untuk :

a. Mempercepat kepemilikan Dokumen Administrasi Kependudukan dan Pencacatan Sipil bagi masyarakat.

b. Meningkatkan efektivitas, koordinasi dan kerja sama PARA PIHAK dalam pelayanan kepemilikan Dokumen Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil bagi masyarakat.

c. Membantu masyarakat untuk memperoleh Dokumen Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil secara mudah, cepat dan biaya ringan.

(5)

Pasal 3 RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup Nota Kesepahaman ini meliputi persiapan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi penyelenggaraan Pelayanan Terpadu bagi:

a. Anggota masyarakat yang pernikahannya atau kelahirannya belum dicatatkan;

b. Anggota masyarakat yang tidak mampu dan sulit mengakses pelayanan di gedung kantor pengadilan, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lumajang dan Kantor Urusan Agama Kecamatan baik secara ekonomi dan geografis; dan/atau

c. Anggota masyarakat dari kelompok rentan termasuk perempuan, anak-anak dan penyandang disabilitas.

Pasal 4 PERSIAPAN

1. PIHAK PERTAMA bertanggung jawab mengkoordinasikan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat dan Dinas Sosial menyusun perencanaan Pelayanan Terpadu.

2. PIHAK PERTAMA memerintahkan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil melakukan:

a. Koordinasi dengan Dinas Sosial untuk menentukan wilayah sasaran Pelayanan Terpadu menggunakan Basis Data Terpadu dengan memprioritaskan Penduduk Rentan Administrasi Kependudukan

b. Koordinasi dengan Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah dalam hal teknis dan anggaran pelaksanaan kegiatan Pelayanan Terpadu

c. Koordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan Pelayanan Terpadu.

3. PARA PIHAK membahas rencana pelaksanaan Pelayanan Terpadu yang meliputi waktu, tempat, dan biaya pelaksanaan Pelayanan Terpadu dengan mengacu pada hasil koordinasi antara Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

4. PARA PIHAK membentuk Panitia Penyelenggara Pelayanan Terpadu untuk mempercepat pelaksanaan rencana pelaksanaan Pelayanan Terpadu.

5. PIHAK PERTAMA bertanggung jawab memastikan keterlibatan pemerintah Kecamatan dan pemerintah Desa dari daerah pelaksanaan Pelayanan Terpadu dalam Panitia Penyelenggara Pelayanan Terpadu, terutama dalam mekanisme pendataan calon pemohon pelayanan terpadu.

(6)

6. PIHAK PERTAMA memerintahkan Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat melaksanakan tugas sebagai koordinator Panitia Penyelenggara Pelayanan Terpadu.

7. PIHAK PERTAMA menetapkan susunan Panitia Penyelenggara Pelayanan Terpadu dalam bentuk Surat Keputusan.

Pasal 5 PELAKSANAAN

1. Panitia Penyelenggara Pelayanan Terpadu membantu PARA PIHAK untuk menentukan syarat dan berkas yang perlu dipersiapkan pemohon, membantu pemohon mendaftarkan perkara, mempersiapkan tempat pelaksanaan Pelayanan Terpadu, melakukan pemanggilan para pihak, melakukan mobilisasi ke lokasi pelayanan, dan melakukan hal-hal lain yang dibutuhkan.

2. Dalam pelaksanaan Pelayanan Terpadu, PIHAK KEDUA bertanggung jawab memberikan layanan sidang Itsbat Nikah bagi pemohon.

3. Setelah PIHAK KEDUA menerbitkan Penetapan Itsbat Nikah, PIHAK KETIGA bertanggung jawab memberikan layanan penerbitan Buku Nikah bagi pemohon.

4. Setelah PIHAK KETIGA menerbitkan Akta Nikah Buku Nikah, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil memberikan layanan penerbitan Kutipan Akta Kelahiran bagi anak pemohon.

Pasal 6

MONITORING, EVALUASI dan PELAPORAN

1. PARA PIHAK membuat laporan pelaksanaan Pelayanan Terpadu segera setelah Pelayanan Terpadu selesai dilaksanakan.

2. Laporan pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sekurang-kurangnya terdiri dari:

a. Jumlah penetapan pengesahan perkawinan atau itsbat nikah;

b. Penggunaan anggaran;

c. Waktu dan tempat pelayanan; dan d. Permasalahan dalam pelaksanaan.

3. PARA PIHAK berkoordinasi membahas permasalahan dan perkembangan pelaksanaan Pelayanan Terpadu dalam forum evaluasi berkala yang diadakan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali.

Pasal 7 PEMBIAYAAN

Biaya penyelenggaraan Pelayanan Terpadu menjadi tanggung jawab masing-masing pihak sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku pada unit kerja masing-masing.

(7)

Pasal 8 JANGKA WAKTU

1. Perjanjian Kerjasama ini untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun, terhitung sejak tanggal ditandatanganinya kesepakatan bersama ini.

2. Perjanjian Kerjasama ini dapat berakhir atau batal dengan sendirinya apabila ada ketentuan Peraturan Perundang-undangan atau kebijakan pemerintah yang tidak memungkinkan berlangsungnya Perjanjian Kerjasama.

Pasal 9

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

PARA PIHAK sepakat bahwa setiap perselisihan yang timbul karena perbedaan penafsiran dan/atau pelaksanaan Nota Kesepahaman ini akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat.

Pasal 10 LAIN-LAIN

Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini dan/atau diperlukan perubahan mengenai ketentuan dalam Perjanjian Kerjasama ini, akan diatur kemudian dan dituangkan dalam bentuk lain-lain sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerjasama bersama ini.

Pasal 10 PENUTUP

Perjanjian Kerjasama ini dibuat dalam rangkap 3 (tiga), bermeterai cukup dan ditandatangani bersama serta mempunyai kekuatan hukum.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA

BUPATI LUMAJANG KETUA PENGADILAN AGAMA LUMAJANG

... ...

PIHAK KETIGA

KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA

(8)

KABUPATEN LUMAJANG

...

Referensi

Dokumen terkait

Untuk selanjutnya pihak pertama dan pihak kedua disebut para pihak secara bersama-sama bersepakat menjalin kerjasama untuk penyediaan pemberi Layanan Hukum di

PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA, selanjutnya disebut PARA PIHAK sepakat untuk mengadakan Nota Kesepaharnan tentang Program PembenhJ<an Produk Hukum Daerah Kabupaten

Selanjutnya PARA PIHAK sepakat untuk bersama-sama membuat perjanjian kerjasama mengenai penyelenggaraan Program Transfer Kredit Jenjang Strata 1 (S1), selanjutnya disebut

Bahwa antara PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA dan PIHAK KETIGA yang selanjutnya disebut PARA PIHAK, sepakat untuk membuat perjanjian kerjasama dalam rangka Pendidikan

(1) Maksud Perjanjian Kerja Sama ini adalah bahwa PIHAK KESATU menyerahkan kepada PIHAK KEDUA, untuk melaksanakan Pekerjaan Pembuatan Peta Rawan Bencana Kabupaten Kepulauan

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA, yang selanjutnya secara bersama-sama disebut PARA PIHAK, sepakat untuk melakukan Peijanjian Keija Sama

Selaku atasan dari PIHAK KESATU, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. PIHAK KESATU berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini dalam

Raya Pati-Kudus Selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK KEDUA KEDUA BELAH PIHAK sepakat untuk melakukan kerja sama mengadakan pembinaan program Wira Usaha Sekolah Adiwiyata