• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III HASIL OBJEK PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III HASIL OBJEK PENELITIAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

HASIL OBJEK PENELITIAN

A. Desa Trusmi Kulon 1. Sejarah

Dahulu Mbah Kuwu Cirebon yang bernama Pangeran Cakrabuana hijrah dari Cirebon ke suatu daerah yang sekarang disebut Trusmi. Mbah Kuwu Cirebon yang sekarang dikenal dengan nama Mbah Buyut Trusmi adalah putra dari Raja Pajajaran Prabu Siliwangi yang datang ke Trusmi di samping menyebarkan agama Islam juga untuk memperbaiki lingkungan kehidupan masyarakat dengan mengajarkan bercocok tanam.79

Pada saat itu Mbah Buyut Trusmi mengasuh Pangeran Manggarajati atau Bung Cikal yang merupakan putra pertama dari Pangeran Cerbon Girang. Bung Cikal merupakan orang yang memiliki kesaktian mandraguna sejak masih kecil. Salah satu kebiasaan Bung Cikal adalah merusak tanaman yang ditanam oleh Mbah Buyut Trusmi. Teguran dan nasehat Mbah Buyut Trusmi selalu tidak dihiraukannya, namun yang mengherankan, setiap tanaman yang dirusak Bung Cikal tumbuh dan bersemi kembali sehingga lama kelamaan pedukuhan itu dinamakan TRUSMI yang berarti terus bersemi.80

Desa Trusmi Kulon adalah Desa hasil Pemekaran dari Desa Induk yaitu Trusmi. Dasar pemekaran pada waktu itu adalah jika suatu Desa jumlah penduduknya diatas 5000 Jiwa maka harus dimekarkan, sedangkan pada waktu itu jumah penduduk Desa Trusmi sudah melebihi 5000 Jiwa oleh sebab itu sesuai dengan peraturan yang ada pada saat itu, maka pada tahun 1984 terjadilah Desa Trusmi menjadi 2 (dua)yaitu81:

a. Desa Induk dengan nama Desa Trusmi Wetan b. Desa Pemekaran dengan nama Desa Trusmi Kulon

79 http://disbudparpora.cirebonkab.go.id diakses 1 Maret 2018.

80 http://disbudparpora.cirebonkab.go.id diakses pada 1 Maret 2018.

81 Profil Desa Trusmi Kulon.

(2)

Pemisahan Desa Trusmi menjadi dua yaitu Trusmi Wetan dan Desa Trusmi Kulon hanyalah pemisahan mengenai pelayanan masyarakat saja adapun mengenai adat istiadat/culture budayanya masih sama mengedepankan musyawarah untuk mufakat dan hidup secara bergotong royong.

2. Visi dan Misi Desa82 a. Visi Desa

Visi adalah suatu gambaran atau cita-cita tentang keadaan masa depan yang diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan desa.

Penyusunan visi di Desa Trusmi Kulon dilakukan dengan pendekatan partisipatif dan melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan di desa, seperti pemerintah desa, BPD, tokoh masyarakat, tokoh agama, lembaga masyarakat dan masyarakat desa pada umumnya.

Berdasarkan pertimbangan diatas, maka visi Desa Trusmi Kulon adalah “Mewujudkan Desa Trusmi Kulon Yang Meningkatkan Pelayanan Prima Yang Aman Dan Amanah Untuk Menuju Masyarakat Sejahtera”

Dalam visi ini mengorientasi pada dasar-dasar pemberdayaan masyarakat desa Trusmi Kulon yang telah tertanam dan menjadi gerak tingkah tradisi dan budaya Trusmi Kulon itu sendiri. Sehingga siapapun yang berada di wilayah desa Trusmi Kulon merupakan masyarakat desa Trusmi Kulon yang menjadi “Warga Trusmi Kulon menjaga kesatuan dan persatuan bersama, demi terwujudnya kesejahteraan masayarakat desa sendiri”

Untuk menegakkan visi ini diantaranya dengan meningkatkan peran aktif semua pihak yang mencakup:

1) Menyikapi sepenuhnya bahwa perubahan ada ditangan sendiri, Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum apabila kaum itu sendiri tidak mau merubah nasibnya sendiri.

82 Profil Desa Trusmi Kulon.

(3)

2) Mencintai negeri sendiri, tanah kelahiran, tempat kita tumbuh dan berkembang dan berkarya, karena cinta terhadap tanah air merupakan sebagian dari iman.

b. Misi Desa

Sebagaiman penyusunan visi, pendekatan dalam menyusun misi adalah dengan menggunakan pendekatan partisipatif dan mempertimbangkan potensi dan kebutuhan desa. Misi memuat pernyatan:

1) Peningkatan sumber daya manusia

Sebagai salah satu sumber potensial untuk dikembangkan, sumber daya manusia sangat penting untuk terus ditingkatkan agar kualitas pembangunan semakin baik dan inovatif serta professional.

2) Bidang pendidikan dan keagamaan

Hal tersebut menjadi pertimbangan utama dalam menetapkan prioritas pembangunan desa, selain dari menetapkan. Prioritas selanjutnya adalah kesehatan mulai dari persiapan regenerasi, peningkatan kualitas kesehatan bayi dan balita, usia sekolah, remaja, keluarga dan orangtua, semuanya harus mendapatkan akses pelayanan yang prima dan memadai.

3) Ekonomi

Sebagai salah satu sasaran pembangunan dalam setiap tahun anggaran, dengan berbagai cara dan korektif terhadap kelembagaan yang ada, penyediaan pelayanan dan fasilitasi kepentingan masyarakat dalam meumbuh kembangkan ekonominya.

4) Penataan prasarana fisik

Berkaitan dengan sarana dan prasarana umum yang baik, konstruktif dan representatif, guna menunjang kegiatan masyarakat baik pendidikan, agama, ekonomi maupun sosial budaya.

(4)

3. Letak Geografis83

Desa Trusmi Kulon adalah salah desa yang berada di wilayah Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon dengan luas wilayah 58,4572 Ha dengan jumlah penduduk sebanyak 3246 jiwa yang terdiri dari 1640 laki- laki dan 1606 perempuan dengan jumlah kepala keluarga 997 kepala keluarga.

Adapun batas-batas wilayah Desa Trusmi Kulon adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Batas Wilayah Desa

Batas Desa Kecamatan

Sebelah utara Wotgali Plered

Sebelah Timur Trusmi Wetan Plered

Sebelah Selatan Weru lor Weru

Sebelah Barat Wotgali Plered

Sumber: Profil Desa Trusmi Kulon

Dilihat dari topografi dan kontur tanah Desa Trusmi Kulon Kecamatan Plered secara umum berupa tanah seluas 58,4572 Ha, tanah darat seluas 58,4572 Ha , yang berada pada ketinggian laut antara 120 m diatas permukaan laut dengan suhu berkisar antara 34-40 derajat celcius.

Desa Trusmi Kulon terdiri dari 3 (Tiga) Dusun/Blok , dengan 4 RW dan 16 RT.

83 Profil Desa Trusmi Kulon.

(5)

Gambar 3.1 Peta Desa Trusmi Kulon

Sumber: Profil Desa Trusmi Kulon 4. Letak Demografis84

Demografi adalah studi ilmiah tentang penduduk, terutama tentang jumlah, sturuktur dan perkembangannya.

Jumlah penduduk yang besar bisa menjadi modal dasar pembangunan sekaligus bisa menjadi beban pembangunan. Agar dapat menjadi dasar pembangunan maka jumlah penduduk yang besar harus disertai kualitas SDM yang tinggi. Penanganan kependudukan sangat penting sehingga potensi yang dimiliki mampu menjadi pendorong dalam pembangunan. Berkaitan dengan kependudukan, aspek yang

84 Profil Desa Trusmi Kulon.

(6)

penting antara lain perkembangan jumlah penduduk, kepadatan dan persebaran serta strukturnya.

5. Struktur Pemerintahan Desa

Gambar 3.2 Struktur Perangkat Desa Trusmi Kulon

Sumber: Profil Desa Trusmi Kulon 6. Potensi Sumber Daya Alam

Tabel 3.2 Luas Wilayah Menurut Penggunaan

Luas pemukiman 35,2782 Ha/m2

Luas persawahan 21,914 Ha/m2

Luas kuburan 0,285 Ha/m2

Luas taman 0,944 Ha/m2

Luas perkantoran 0,036 Ha/m2

Luas prasanara umum lainnya Ha/m2

Total luas 58,4572 Ha/m2

TANAH SAWAH

(7)

Sawah irigasi teknis Ha/m2

Sawah irigasi ½ teknis 21,914 Ha/m2

Total luas Ha/m2

TANAH KERING

Pemukiman 35,2782 Ha/m2

Pekarangan Ha/m2

Total luas Ha/m2

TANAH FASILITAS UMUM

Kas Desa

a. Tanah bengkok 21,914 Ha/m2

b. Tanah titisara Ha/m2

Perkantoran pemerintah 0,036 Ha/m2

Tempat pemakanam Desa/umum 0,285 Ha/m2

Bangunan sekolah Ha/m2

Jalan Ha/m2

Total luas Ha/m2

Sumber: Profil Desa Trusmi Kulon 7. Potensi Sumber Daya Manusia

a) Jumlah

Tabel 3.3 Potensi SDM menurut jumlah

Jumlah laki-laki 1640 Orang

Jumlah perempuan 1606 Orang

Jumlah total 3246 Orang

Jumlah kepala keluarga 997 Orang

Sumber: Profil Desa Trusmi Kulon

(8)

b) Usia

Tabel 3.4 Potensi SDM menurut usia

No. Kelompok

Umur Laki-laki Perempuan L + P Ket.

1. 00 - 01 64 57 121

2. 02 - 05 87 81 168

3. 06 - 09 129 108 237

4. 10 - 14 156 158 314

5. 15 - 19 139 149 288

6. 20 – 24 131 130 261

7. 25 - 29 129 124 253

8. 30 – 34 122 117 239

9. 35 - 39 107 108 215

10. 40 - 44 102 101 203

11. 45 - 49 101 96 197

12. 50 - 54 101 104 205

13. 55 - 59 94 82 176

14. 60 - 64 79 81 160

15. 65 - 69 42 39 81

16. 70 - 74 21 22 43

17. 75 - 79 16 20 36

18. 80 - 84 13 10 24

19. 85 – ke atas 7 19 26

Jumlah 1640 1606 3246

Sumber: Profil Desa Trusmi Kulon

c) Pendidikan

Tabel 3.5 Potensi SDM menurut pendidikan

Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK 91 orang orang Usia 3-6 tahun yang sedang TK/Play

group

34 orang orang

Usia 7-18 tahun yang tidak pernah sekolah

0 orang orang

Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 125 orang orang Usia 18-56 tahun yang tidak pernah

sekolah

0 orang orang

Usia 18-56 tahun pernah SD tetapi 17 orang orang

(9)

tidak tamat

Tamat SD/sederajat 423 orang 359 orang

Jumlah usia 12-56 tahun tidak tamat SLTP

32 orang 23 orang

Jumlah usia 18-56 tahun tidak tamat SLTA

orang orang

Tamat SLTP/Sederajat 312 orang 251 orang

Tamat SLTA/sederajat 199 orang 192 orang

Tamat D-1/sederajat 13 orang 15 orang

Tamat D-2/sederajat 23 orang 12 orang

Tamat D-3/sederajat 12 orang 14 orang

Tamat S-1/sederajat 24 orang 22 orang

Tamat S-2/sederajat 3 orang 2 orang

Tamat S-3/sederajat orang orang

Tamat SLB A orang orang

Tamat SLB B orang orang

Tamat SLB C orang orang

Sumber: Profil Desa Trusmi Kulon

d) Agama/Aliran kepercayaan

Tabel 3.6 Potensi SDM menurut agama

Agama Laki-laki Perempuan

Islam 1640 orang 1606 orang

Kristen orang orang

Katholik orang orang

Hindu orang orang

Budha orang orang

Khonghucu orang orang

Kepercanaan kepada Tuhan

Yang Maha Esa

orang orang

Aliran Kepercayaan lainnya

orang orang

Jumlah 1640 orang 1606 orang

Sumber: Profil Desa Trusmi Kulon

(10)

e) Kewarganegaraan

3.7 Potensi SDM menurut kewarganegaraan

Kewarganegaraan Laki-laki Perempuan Warga Negara Indonesia 1640 orang 1606 orang

Warga Negara asing orang orang

Dwi kewarganegaraan orang orang

Jumlah 1646 orang 1606 orang

Sumber: Profil Desa Trusmi Kulon

8. Kehidupan di Masyarakat Desa Trusmi Kulon a. Acara Keagamaan

Kehidupan masyarakat di desa Trusmi Kulon tidak bisa terlepas dari suasana religi serta adat budaya. Salah satu bukti dari suasana religi serta adat budaya yang menarik dari desa Trusmi Kulon adalah tradisi Memayu Buyut Trusmi. Walaupun tradisi tersebut diadakan di daerah desa trusmi wetan tepatnya di Masjid Kramat Buyut Trusmi, akan tetapi partisipasi warga trusmi kulon tidak berkurang. Bahkan acara tersebut menjadi agenda rutin yang dihadiri oleh masyarakat desa trusmi kulon.

Tradisi Memayu Buyut Trusmi ini dalam rangka menyambut akan datangnya musim hujan. Biasanya diadakan di bulan Suro kalender jawa, akan tetapi tidak setiap tahun diadakan acara ini. Kegiatan ini ditujukan untuk memohon kepada Allah SWT untuk segera diturunkannya hujan. Selain itu diadakan juga pergantian ilalang diatas pendopo, pengajian, tahlilan, setelah itu dilanjut pertunjukan seni seperti wayang. Pada kegiatan tersebut sejumlah pusaka warisan Ki Buyut Trusmi serta hasil bumi di kirab dalam arak-arakan.85

Bagi masyarakat, tradisi Memayu Buyut Trusmi menjadi ajang dalam mendapatkan barokah. Di tengah perjalanan, masyarakat berebut

85 Wawancara dengan Pa Sudarman (perangkat desa) tanggal 13 Maret 2018 jam 09.15 WIB.

(11)

mengambil nasi tumpeng dan hasil bumi. Arak-arakan dalam Memayu Buyut Trusmi menampilkan sejumlah tarian khas rakyat, atraksi kuda lumping, jakungan dan drum berjalan. Masyarakat yang datang bukan hanya dari desa trusmi saja, akan tetapi dari luar kota juga sepeti indramayu, majalengka dan kuningan. Kegiatan tersebut diharapkan akan terus ada sebagai cara untuk melestarikan tradisi dari pendahulu.86

Selain tradisi Memayu Buyut Trusmi, ada juga tradisi pergantian sirab yang dilaksanakan pada bulan haji atau bulan Dzulhijah kalender hijriah, ada pula Muludan pada bulan Rabiul Awal tahun Hijriah yang diakhiri dengan pelal, tradisi pembuatan bubur suro, tradisi pembuatan kue apem yang tentunya kegiatan-kegiatan tersebut diadakan pada bulan tertentu. Desa Trusmi Kulon mempunyai 2 Masjid, yaitu Masjid Al-Munawir dan Masjid Al-Islah kegiatan mingguan yang biasa dilaksanakan yaitu pengajian rutin setiap Rabu dan Jumat. Selain di Masjid terkadang juga ada di Mushola atau di rumah warga.87

b. Mata Pencaharian

Sebagian besar masyarakat desa trusmi kulon berprofesi sebagai pengarajin batik. Hal ini didukung dengan keberadaan showroom batik yang jumlahnya kurang lebih ada 40. Kawasan wisata belanja batik juga menjadikan beberapa masyarakat sebagai pengusaha showroom batik dan pengusaha bahan baku batik. Selain itu masyarakat desa trusmi kulon ada juga yang berprofesi sebagai pedagang, karyawan showroom, pegawai kantor, guru dan buruh. 88

c. Linmas

Linmas merupakan kepanjangan dari perlindungan masyarakat.

Kegiatan yang diadakan linmas salah satunya yaitu jaga malam.

Kegiatan tersebut merupakan sebagai pengganti dari siskamling yang

86 Wawancara dengan Pa Sudarman selaku perangkat desa tanggal 13 Maret 2018 jam 09.15 WIB.

87 Wawancara dengan Pa Hadirman selaku Sekretaris Desa tanggal 21 Maret 2018 jam 09.00 WIB.

88 Wawancara dengan Pa Hadirman selaku Sekretaris Desa tanggal 21 Maret 2018 jam 09.00 WIB

(12)

telah vakum sejak tahun 2012. Keberadaan linmas tidak jauh berbeda dengan siskamling. Dalam penugasannya setiap malam ada 3 orang yang berjaga di satu titik yaitu pos blok barat Rt 9 Rw 4. Tujuan adanya keberadaan linmas yaitu untuk menjaga keamanan dan kenyaman desa.

Hal tersebut juga untuk menjaga desa dari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti adanya pencurian dan keributan antar warga.89

d. Kesehatan dan Olahraga

Gambar 3.3 Kegiatan posyandu

Sumber: Dokumentasi Perangkat Desa

Pada umumnya masyarakat desa trusmi kulon memiliki kesadaran terhadap kesehatan. Hal tersebut terbukti dengan keberadaan 5 posyandu yang terjadwal pada senin dan kamis. Selain itu adanya pemeriksaan rutin bagi masyarakat atau yang biasa disebut dengan Posbindu pada hari selasa minggu terakhir setiap bulan. Dalam menunjang kesehatan masyarakat, diadakan juga program yaitu senam lansia yang ada sejak tahun 2016 setiap hari Selasa mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 10.00 bertempat di halaman Masjid Al-Islah. Tahun 2018 ini diadakan juga senam untuk masyarakat yang diadakan setiap hari Minggu pukul 16.00 WIB bertempat di halaman Masjid Al-Islah.90

89 Wawancara dengan Pa Sudarman (perangkat desa) tanggal 13 Maret 2018 jam 09.17 WIB.

90 Wawancara dengan Ibu Teti (kepala dusun II) tanggal 13 Maret 2018 jam 09.30 WIB.

(13)

Kegiatan olahraga yang sekarang sedang diadakan masyarakat desa yaitu turnamen bulu tangkis pada tanggal 5 Maret – 16 Maret 2018 bertempat di gedung serbaguna desa Trusmi Kulon. Acara tersebut diikuti oleh masyarakat desa trusmi, walaupun terbilang baru diadakan namun masyarakat cukup antusias dalam mengikuti turnamen ini.

Selain adanya turnamen ini, biasanya masayarakat juga berolahraga di lapangan sepak bola maupun lapangan bola voli.91

B. Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Dan Olahraga (DISBUDPARPORA) Kabupaten Cirebon

Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga atau yang biasa disebut dengan Disbudparpora adalah salah satu lembaga pemerintah dilingkup kabupaten Cirebon. Disbudparpora merupakan lembaga yang membantu tugas kepala daerah dalam hal ini Bupati Cirebon dalam bidang kebudayaan, pariwisata, pemuda dan olahraga. Setiap bidang yang ada di Disbudparpora dikepalai oleh seorang kepala bidang yang bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Berkaitan dengan konsentrasi penelitian yang penulis lakukan yaitu hanya pada bidang pariwisata. Bidang pariwisata mempunyai tugas dalam mengelola kepariwisataan yang ada di kabupaten Cirebon.

1. Sejarah Pendirian92

Lembaga teknis Pemerintahan Daerah yang menangani kepariwisataan telah banyak mengalami perubahan bentuk maupun nomenklaturnya. Perubahan terakhir sebelum dibentuk menjadi DISBUDPARPORA Kabupaten Cirebon, dinas ini bernama BAKOMBUDPAR Kabupaten Cirebon (Badan Komunikasi Budaya dan Pariwisata).

Perubahan ini terjadi di karenakan adanya perubahan Undang- Undang otonomi daerah. Sehingga terjadi pula perubahan PERDA yang didasari selain Undang-Undang otonomi daerah juga oleh Peraturan

91 Wawancara dengan Ibu Teti (kepala dusun II) tanggal 13 Maret 2018 jam 09.35 WIB.

92 http://disbudparpora.cirebonkab.go.id/ diakses 5 Maret 2018.

(14)

Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antar Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota serta Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Dinas Daerah, dengan adanya perubahan tersebut, maka yang semula merupakan badan dengan nomenklatur BAKOMBUDPAR menjadi suatu Organisasi Dinas Daerah dengan nomenklatur Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga

Landasan hukum yang dijadikan dasar pembentukan DISBUDPARPORA Kabupaten Cirebon, yaitu:

a) Undang-Undang Tahun 1950 dan Undang-Undang No.10 Tahun 2004 tentang pembentukan Daerah-daerah kabupaten dalam provinsi Jawa Barat dan peraturan PerUndang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389)

b) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

c) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966);

d) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244.

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

(15)

e) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor 5887);

f) Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 9 Tahun 2016 tentang Penetapan Urusan Pemerintahan Konkuren Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Cirbeon (Lemabaran Daerah Kabupaten Cirebon Tahun 2016 Nomor 9, Seri D.6)

g) Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 10 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Cirebon Tahun 2016 Nomor 10, Seri E.3, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 46).

h) Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Cirebon Tahun 2016 Nomor 16, Seri D.7);

i) Peraturan Bupati Cirebon Nomor 61 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Cirebon (Berita Daerah Kabupaten Cirebon Tahun 2016 Nomor 61, Seri D.10).

2. Visi dan Misi93 a. Visi

Visi Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cirebon 2014-2019 adalah: “Terwujudnya Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan, Daya Saing Kepariwisatan, Kemandirian Pemuda, dan Prestasi Olahraga Menuju Masyarakat Kabupaten Cirebon yang Sejahtera”.

b. Misi

Guna mencapai visi di atas, maka Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cirebon membuat misi sebagai berikut:

1) Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan Cirebon.

Ditujukan untuk:

93 http://disbudparpora.cirebonkab.go.id diakses 5 Maret 2018.

(16)

a) Meningkatkan kualitas perlindungan, kesenian, adat, dan cagar budaya Cirebon;

b) meningkatnya pengelolaan pelestarian dan pengembangan seni budaya dan kearifan lokal;

c) Meningkatkan kreativitas seniman Cirebon.

2) Meningkatkan kepariwisataan berbasis keunggulan lokal.

Ditujukan untuk:

a) Meningkatkan promosi kepariwisataan;

b) Meningkatkan obyek dan daya tarik wisata;

c) Meningkatkan kerja sama dan kemitraan kelembagaan.

3) Meningkatkan peran aktif pemuda.

Ditujukan untuk :

a) Meningkatkan kepemimpinan pemuda;

b) Meningkatkan keterampilan pemuda; dan

c) Meningkatkan wawasan pemuda tentang bahaya Napza.

4) Meningkatkan pembinaan olahraga.

Ditujukan untuk :

a) Meningkatkan perencanaan pembinaan olahraga;

b) Meningkatkan diklat olahraga berprestasi; dan c) Meningkatkan sarana dan prasarana Olahraga.

3. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Kepariwisataan94

Bidang Pariwisata dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang merupakan unsur Pelaksana berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Kepala Bidang Pariwisata mempunyai tugas pokok merencanakan, membina, mengkaji, mengendalikan dan mengevaluasi program dan kegiatan jasa dan promosi serta destinasi pariwisata.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, bidang pariwisata mempunyai fungsi:

a. Perumusan rencana kerja bidang;

94 http://disbudparpora.cirebonkab.go.id/ diakses 5 Maret 2018.

(17)

b. Pengkoordinasian dengan satuan kerja terkait dalam pelaksanaan kegiatan bidang pariwisata;

c. Penyusunan dan perumusan kebijakan teknis di bidang pariwisata;

d. Penetapan pagu anggaran, sesuai dengan kebutuhan kegiatan dan kemampuan pembiayaan daerah;

e. Persiapan dan perkembangan pelaksanaan kegiatan pariwisata;

f. Pengelolaan inventaris permasalahan di bidang pariwisata serta merumuskan langkah-langkah kebijakan, saran percahan untuk dijadikan bahan dalam pemantauan kebijakan Kepala Dinas lebih lanjut;

g. Pengelolaan pelayanan umum di bidang pariwisata;

h. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan bidang; dan

i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Dalam bidang pariwisata terdapat Seksi Jasa dan Promosi Pariwisata dipimpin oleh seorang Kepala Seksi Jasa dan Promosi Pariwsata yang melaksanakan tugas langsung dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang. Kepala Seksi Jasa dan Promosi Pariwisata mempunyai tugas pokok menyusun rencana, mengelola data, membina, memfasilitasi, monitoring, dan evaluasi kegiatan jasa dan promosi pariwisata. Seksi Jasa dan Promosi Pariwisata mempunyai fungsi:

a. Perumusan rencana kerja Seksi;

b. Penyusunan pedoman teknis operasional kegiatan promosi, pemasaran, dan kerjasama kebudayaan dan pariwisata;

c. Perumusan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata (RIPP) skala daerah;

d. Pembinaan pengembangan sistem pariwisata;

e. Pengkajian kerjasama internasional pengembangan destinasi wisata;

f. Pembinaan pameran/event kebudayaan dan pariwisata;

g. Pengendalian pusat pelayanan informasi parwisata;

h. Perumusan branding (merek) dan tagline (slogan) pariwisata;

(18)

i. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program kegiatan seksi; dan j. Pelaksanan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Dalam bidang pariwisata terdapat Seksi Destinasi Pariwisata dipimpin oleh seorang Kepala Seksi Detinasi Pariwisata yang melaksanakan tugas langsung dibawah dan bertanggungjwab kepada Kepala Bidang. Seksi destinasi pariwisata mempunyai tugas pokok merencanakan, membina, mengkaji, mengendalikan dan mengevaluasi program dan kegiatan destinasi pariwisata. Seksi Destinasi Pariwisata mempunyai fungsi:

a. Penyusunan rencana program kegiatan Seksi;

b. Pembinaan potensi usaha kepariwisataan;

c. Pengkajian rekomendasi ijin di bidang pengembangan usaha sarana pariwisata, usaha jasa pariwisata, objek dan daya tarik wisata serta rekreasi dan hiburan umum;

d. Pembinaan usaha sarana pariwisata, usaha jasa pariwisata, dan objek serta daya tarik wisata;

e. Pelaksanaan kerjasama dengan instansi terkait di bidang usaha sarana pariwisata, usaha jasa pariwisata, objek dan daya tarik wisata serta rekreasi dan hiburan umum;

f. Pembinaan sarana prasarana pariwisata untuk menunjang daya tarik wisata;

g. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan seksi; dan

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(19)

4. Susunan Organisasi

Gambar 3.4 Struktur Organisasi Disbudparpora

Sumber: Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kab.

Cirebon

C. Kawasan Wisata Belanja Batik Trusmi 1. Sejarah Batik Trusmi

Gambar 3.5 Gapura Selamat Datang

Sumber: Google.com

(20)

Kata batik berasal dari bahasa Jawa “amba” yang berarti meulis dan

“titik”. Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan “malam” yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna. Dalam bahasa Inggrisnya disebut wax resist dyeing.95

Batik Trusmi mulai ada sejak abad ke 14 suatu daerah dimana saat itu tumbuh banyak tumbuhan, kemudian para warga menebang tumbuhan tersebut namun secara seketika itu tumbuhan itu tumbuh kembali.

Sehingga tanah tersebut dinamakan Desa Trusmi yang berasal dari kata terus bersemi. Kisah membatik Desa Trusmi berawal dari peranan Ki Gede Trusmi. Salah seorang pengikut Sunan Gunung Jati yang mengajarkan seni membatik sembari menyebarkan agama Islam.

Asal mulanya Sultan Kraton menyuruh orang trusmi untuk membuat batik seperti miliknya tanpa membawa contoh baik, dia hanya diperbolehkan melihat motifnya saja. Saat jatuh tempo, orang trusmi itu kemudian datang kembali dengan membawa batik yang telah dia buat.

Ketika itu orang trusmi tersebut meminta batik yang asli kepada Sultan yang kemudian di bungkuslah kedua batik itu antara batik yang asli dengan batik buatannya. Orang trusmi kemudian meminta kepada sultan untuk memilih batik yang asli namun sangking miripnya sultan tidak dapat membedakannya, batik duplikat tersebut tidak ada yang meleset sama sekali dari batik aslinya, sehingga sultan mengakui bahwa batik buatan orang trusmi sangak bagus tanpa harus membawa contoh batik yang aslinya.96

Disepanjang jalan utama berjarak 1,5 km dari desa Trusmi sampai Panembahan saat ini banyak dijumpai puluhan showroom batik. Berbagai papan nama showroom nampak berjejer menghiasi setiap bangunan yang ada di tepi jalan. Munculnya berbagai showroom tidak terlepas dari

95 https://batikpekalongan.wordpress.com/2007/09/26/asal-batik/ diakses 1 Maret 2018.

96 http://batik-etnik.blogspot.co.id/p/sejarah-bati-trusmi-cirebon.html diakses 1 Maret 2018.

(21)

tingginya minat masyarakat terutama dari luar kota terhadap batik Cirebon.

Batik trusmi berhasil menjadi ikon batik dalam koleksi kain nasional.

Batik Cirebon sendiri termasuk dalam kelompok batik keraton. Hal ini dikarenakan Cirebon memiliki dua buah keratin yaitu keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman, yang konon berdasarkan sejarah dari dua keraton ini muncul beberapa desain batik Cirebonan klasik yang hingga sekarang masih dikerjakan oleh sebagian masyarakat desa Trusmi diantaranya seperti Mega Mendung, Paksinaga Liman, Patran Keris, Patran Kangkung, Singa Payung, Singa Barong, Banjar Balong, Ayam Alas, Sawat Penganten, Katewono, Gunung Giwur, Simbar Menjangan, Simbar Kendo dan lain-lain97

2. Atraksi dan Fasilitas98

Kawasan wisata belanja batik trusmi menampilkan atraksi kerajinan batik, pengrajin batik, kampung batik, produk kerajinan batik, galeri batik dan kuliner. Sedangkan fasilitas yang ada pada kawasan wisata belanja batik trusmi seperti butik, pusat grosir, parkir, musholla, pujasera, dan toilet.

3. Aksesbilitas99

Kawasan wisata belanja batik trusmi salah satunya terletak di Desa Trusmi Kulon Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon yang berjarak 9 KM dari pusat kota Sumber maupun dari Kota Cirebon. Untuk mencapai lokasi kawasan wisata belanja batik trusmi ini bisa menggunakan mobil, motor atau beca yang terdapat di sepanjang jalan masuk ke kawasan ini. Apabila menggunakan angkutan umum bisa menggunakan angkutan kota (angkot) GP yang berasal dari wilayah kota, selain itu bisa menggunakan angkutan Sumber-Plered, elf Cirebon-Palimanan dan Cirebon Bandung. Karena angkutan umum hanya berhenti di jalan raya, untuk bisa mengelilingi kawasan wisata belanja batik trusmi bisa menggunakan beca.

97 Penyusunan Rencana Induk Perencanaan Pariwisata Daerah Kabupaten Cirebon.

98 Penyusunan Rencana Induk Perencanaan Pariwisata Daerah Kabupaten Cirebon.

99 Penyusunan Rencana Induk Perencanaan Pariwisata Daerah Kabupaten Cirebon.

Referensi

Dokumen terkait

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman dan Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta memaksimalkan strategi komunikasi

Analisis strategi komunikasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta; yang

Pada awal pendirian di tahun 2004, PT Patra Niaga bernama PT Elnusa Harapan, yang merupakan sebuah perseroan yang dibentuk untuk menghimpun dan mengembangkan

Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonogiri dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah data laporan realisasi penerimaan pajak hotel di Kota Bandung yang terdapat di Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kota Bandung,

Sesuai dengan judul dalam penelitian ini, maka yang menjadi sampel penelitian adalah : Wajib Pajak Badan yang melakukan restitusi PPN LB dan Fiskus.. Berdasarkan pada

Masyarakat Kabupaten Daerah Tingkat II Cirebon ditinjau dari segi sosial budaya memliki ciri umum yaitu masyarakat religius, patriotis dan budayawan yang disemangati oleh

Bidang Tata ruang, Dinas pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Tanjungpinang 4 Kepala Seksi Sejarah dan Purbakala pada Bidang Sejarah dan Cagar Budaya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata