• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN

Surat Berharga (disebut juga sekuritas atau efek) merupakan bentuk penanaman sementara dalam rangka pemanfaatan dana yang belum digunakan.

Surat Berharga mempunyai sifat sebagai berikut :

- Mempunyai pasaran dan dapat diperjualbelikan dengan segera,

- Dimaksudkan untuk dijual dalam jangka waktu dekat bila terdapat kebutuhan dana untuk kegiatan

usaha bank, dan

- Tidak dimaksudkan untuk menguasai perusahaan lain.

Surat berharga yang biasa diperjualbelikan oleh bank terdiri atas

surat pengakuan utang,

wesel,

sertifikat Bank Indonesia,

obligasi,

sekuritas kredit, atau setiap derivatif dari surat berharga atau kepentingan lain suatu kewajiban,

dari penerbit, dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar uang.

Transaksi pembelian surat berharga dicatat berdasarkan harga perolehan. Dalam hal pembelian surat berharga berupa obligasi, yang dibeli diantara tanggal pembayaran bunga, maka pembayaran bunga tersebut bukan merupakan bagian dari harga perolehan, tetapi dimasukkan dalam pos pendapatan bunga.

Perbedaan antara harga perolehan dengan nilai nominal obligasi diakui sebagai pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasi selama jangka waktu obligasi yang bersangkutan.

Prosedur Akuntansi Surat Berharga

Prosedur Akuntansi Surat Berharga meliputi :

I. Surat Berharga yang dimiliki

Surat berharga pada saat dibeli harus diklasifikasikan ke dalam salah satu kelompok berikut : diperdagangkan (trading), tersedia untuk dijual (available for sale), dan dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity).

Transaksi surat berharga dengan tujuan untuk diperdagangkan dinilai sebesar harga pasar.

Keuntungan/kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan/penurunan harga pasar dicatat sebagai keuntungan/kerugian investasi surat berharga pada periode tahun berjalan.

Transaksi surat berharga dengan tujuan tersedia untuk dijual dinilai sebesar harga pasar.

Keuntungan/kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan/penurunan harga pasar dicatat sebagai komponen ekuitas dan baru diakui sebagai keuntungan/kerugian pada saat direalisasi.

(2)

Transaksi surat berharga dengan tujuan untuk dimiliki hingga jatuh tempo dinilai sebesar biaya perolehan ditambah amortisasi premi atau dikurangi amortisasi diskonto.

Transaksi yang berkaitan dengan surat berharga antara lain transaksi pembelian, transaksi

amortisasi diskonto, transaksi perhitungan bunga, transaksi penjualan, transaksi saat jatuh tempo, dan sebagainya.

Prosedur akuntansi surat berharga yang dimiliki meliputi :

a. Surat berharga yang dimiliki hingga jatuh tempo

Surat berharga yang dimiliki hingga jatuh tempo dapat dibedakan menurut cara perolehannnya dan cara pembayaran bunga, yaitu :

1. Surat berharga dengan bunga dibayar dimuka (diskonto);

2. Surat berharga dengan bunga dibayar dibelakang (secara periodik) yang diperoleh dengan harga

sebesar nilai nominal;

3. Surat berharga dengan bunga dibayar dibelakang (secara periodik) yang diperoleh dengan harga

diatas nilai nominal;

4. Surat berharga dengan bunga dibayar di belakang (secara periodik) yang diperoleh dengan harga

di bawah nilai nominal.

1) Surat berharga dengan bunga dibayar dimuka (diskonto)

Misalkan Bank BRI memiliki surat berharga senilai Rp 1.000.000.000 berjangka waktu 3 bulan dengan bunga diskonto sebesar 10%.

Pada saat pembelian, jumlah yang dibayarkan = Rp 1.000.000.000 – (Rp 1.000.000.000 x 10% x 90/360) = Rp 975.000.000 dengan bunga diskonto sebesar Rp 25.000.000 atau Rp 277.778 per hari. Jurnal pembukuannya adalah sebagai berikut :

Pada saat pembelian dilakukan jurnal pembukuan

Surat Berharga-Surat Berharga Rp1.000.000.000

Kas Kliring Keluar Rp 975.000.000 Pendapatan Bunga yang Ditangguhkan Rp 25.000.000

Pada saat amortisasi diskonto yang dilakukan oleh system pembukuan secara otomatis pada proses

akhir hari akan dilakukan jurnal pembukuan sebagai berikut : Pendapatan Bunga yang Ditangguhkan Rp 277.778

Pendapatan Bunga Surat Berharga Rp 277.778

Pada saat jatuh tempo dilakukan jurnal pembukuan sebagai berikut :

Kas kliring Masuk Rp 1.000.000.000

Surat Berharga-Surat Berharga Rp 1000.000.000

2) Surat berharga dengan bunga dibayar di belakang (secara periodik) yang diperoleh dengan

harga sebesar nilai nominal

(3)

Misalkan Bank BRI memiliki surat berharga dengan nilai nominal Rp1.000.000.000berjangka waktu 3 bulan dengan bunga sebesar 10% pertahun. Pada saat pembelian diperoleh harga sebesar Rp 1.000.000.000. Jumlah bunga selama 3 bulan sebesar (Rp 1.000.000.000 x 10% x 90/360) = Rp 25.000.000 atau Rp 8.333.333 per bulan atau Rp 277.778 per hari. Jurnal pembukuannya adalah sebagai berikut:

Pada saat pembelian dilakukan jurnal pembukuan

Surat Berharga – surat berharga Rp 1.000.000.000 (sebesar nilai nominal )

Kas Kliring keluar Rp 1.000.000.000

Pada saat perhitungan bunga yang dilakukan seacara otomatis oleh system pembukuan pada proses

akhir hari akan dilakukan jurnal pembukuan sebagai berikut :

Pendapatan yang Masih Akan Diterima Surat Berharga Rp 277. 778 Pendapatan Bunga Surat Berharga Rp277.778

Pada saat realisasi penerimaan bunga yang diterima setiap bulan dilakukan jurnal pembukuan

sebagai berikut :

Kas Kliring Masuk Rp8.333.333

Pendapatan yang Masih akan Diterima Surat Berharga Rp 8.333.333

Pada saat jatuh tempo dilakukan jurnal pembukuan sebagai berikut :

Kas Kliring Masuk Rp 1.008.333.333

Surat Berharga Rp 1.000.000.000 Pendapatan yang Masih akan Diterima Surat Berharga Rp 8.333.333

3) Surat berharga dengan bunga dibayar di belakang (secara periodik) yang diperoleh dengan

harga di atas nilai nominal

Misalkan Bank BRI memiliki surat berharga dengan nilai nominal Rp1.000.000.000 berjangka waktu 3 bulan, dengan bunga sebesar 10% per tahun. Pada saat pembelian diperoleh harga sebesar Rp 1.025.000.000. Jumlah bunga selama tiga bulan sebesar (Rp 1.000.000.000 x 10% x 90/360) = Rp 25.000.000 atau Rp 8.333.333 per bulan atau Rp 277.778 per hari.

Jurnal pembukuannya adalah sebagai berikut:

Pada saat pembelian dilakukan jurnal pembukuan

Surat Berharga (sebesar nilai nominal + premium) Rp 1.025.000.000

Kas Kliring keluar Rp 1.025.000.000

Pada saat perhitungan bunga yang dilakukan seacara otomatis oleh system pembukuan pada proses

akhir hari akan dilakukan jurnal pembukuan sebagai berikut :

Pendapatan yang Masih Akan Diterima Surat berharga Rp 277. 778 Pendapatan Bunga Surat Berharga Rp 277.778

(4)

Pada saat dilakukan amortisasi premium yang dilakukan secara otomatis oleh sistem pembukuan pada proses akhir hari akan dilakukan jurnal pembukuan sebagai berikut :

Pendapatan Bunga Surat Berharga Rp277.778

Surat Berharga-Surat Berharga Rp 277.778

Pada saat realisasi penerimaan bunga yang diterima setiap bulan dilakukan jurnal pembukuan

sebagai berikut :

Kas Kliring Masuk Rp8.333.333

Pendapatan yang Masih akan Diterima Surat Berharga Rp 8.333.333

Pada saat jatuh tempo dilakukan jurnal pembukuan sebagai berikut :

Kas Kliring Masuk Rp 1.008.333.333

Surat Berharga-surat berharga Rp 1.000.000.000 Pendapatan yang Masih akan Diterima surat berharga Rp 8.333.333

4) Surat berharga dengan bunga dibayar di belakang (secara periodik) yang diperoleh dengan

harga di atas nilai nominal

Misalkan Bank BRI memiliki surat berharga dengan nominal Rp 1.000.000.000 berjangka waktu 3 bulan, dengan bunga sebesar 10% per tahun. Pada saat pembelian diperoleh harga sebesar Rp 950.000.000. Jumlah bunga selama tiga bulan sebesar (Rp 1.000.000.000 x 10% x 90/360) = Rp 25.000.000 atau Rp 8.333.333 per bulan atau Rp 277.778 per hari.

Jurnal pembukuannya adalah sebagai berikut:

Pada saat pembelian dilakukan jurnal pembukuan

Surat berharga (sebesar nilai nominal - diskonto) Rp 1.000.000.000 Kas Kliring keluar Rp 1.000.000

Pada saat perhitungan bunga yang dilakukan seacara otomatis oleh system pembukuan pada proses

akhir hari akan dilakukan jurnal pembukuan sebagai berikut :

Pendapatan yang Masih Akan Diterima Surat berharga Rp 277. 778 Pendapatan Bunga Surat Berharga Rp 277.778

Pada saat dilakukan amortisasi premium yang dilakukan secara otomatis oleh system pembukuan

pada proses akhir hari dengan jumlah Rp 50.000.000/90hari = Rp 555.556,- akan dilakukan jurnal pembukuan sebagai berikut :

Surat Berharga – Surat Berharga Rp277.778

Pendapatan Bunga Surat Berharga Rp 277.778

Pada saat realisasi penerimaan bunga yang diterima setiap bulan dilakukan jurnal pembukuan

sebagai berikut :

Kas Kliring Masuk Rp 8.333.333

(5)

Pendapatan yang Masih akan Diterima Surat Berharga Rp 8.333.333

Pada saat jatuh tempo dilakukan jurnal pembukuan sebagai berikut :

Kas Kliring Masuk Rp 1.008.333.333

Surat Berharga-surat berharga Rp 1.000.000.000 Pendapatan Bunga Surat Berharga Rp 8.333.333

b. Surat Berharga yang Tersedia untuk Dijual (Available for Sale)

Misalkan Bank BRI memiliki surat berharga dengan nilai nominal Rp1.000.000.000 berjangka waktu 3 bulan dengan bunga sebesar 10% pertahun. Pada saat pembelian diperoleh dengan harga sebesar Rp 1.000.000.000 (tidak ada biaya lain – lain). Jumlah bunga selama 3 bulan sebesar (Rp 1.000.000.000 x 10% x 90/360) = Rp 25.000.000 atau Rp 8.333.333 per bulan atau Rp 277.778 per hari. Jurnal pembukuannya adalah sebagai berikut:

Pada saat pembelian dilakukan jurnal pembukuan

Surat Berharga - surat berharga

(sebesar harga perolehan ) Rp 1.000.000.000

Kas Kliring keluar Rp 1.000.000.000

Pada saat perhitungan bunga yang dilakukan seacara otomatis oleh system pembukuan pada proses

akhir hari akan dilakukan jurnal pembukuan sebagai berikut :

Pendapatan yang Masih Akan Diterima Surat Berharga Rp 277. 778 Pendapatan Bunga surat Berharga Rp 277.778

Pada saat realisasi penerimaan bunga yang diterima setiap bulan dilakukan jurnal pembukuan

sebagai berikut :

Kas Kliring Masuk Rp 8.333.333

Pendapatan yang Masih akan Diterima Surat Berharga Rp 8.333.333

Pada tanggal laporan harus dilakukan penyesuaian nilai wajar surat berharga, baik yang nilai pasar wajar di atas nilai yang tercatat maupun nilai wajar yang di bawah nilai yang tercatat. Jurnal penyesuaian pembukuan adalah sebagai berikut :

Apabila nilai wajar di atas nilai yang tercatat, misalnya Rp 1.010.000.000 maka dilakukan jurnal

penyesuaian sebagai berikut :

Surat Berharga - Surat Berharga Rp 10.000.000

Selisih atas Penilaian Surat Berharga Ekuitas Rp 10.000.000

Apabila nilai wajar di bawah nilai yang tercatat, misalnya Rp 990.000.000 maka dilakukan jurnal

penyesuaian sebagai berikut :

Selisih atas Penilaian Surat Berharga Ekuitas Rp 10.000.000 Surat berharga – surat berharga Rp 10.000.000

(6)

Pada saat dilakukan penjualan surat berharga, baik nilai jual di atas nilai yang tercatat maupun nilai jual di bawah nilai yang tercatat harus dilakukan jurnal pembukuan sebagai berikut :

Apabila nilai jual di atas nilai yang tercatat, misalnya Rp 1.010.000.000 maka dilakukan jurnal

pembukuan sebagai berikut :

Kas Kliring – Masuk Rp 1.010.000.000

Surat berharga – surat berharga Rp 1.000.000.000 Keuntungan penjualan Surat Berharga Rp 10.000.000

Menihilkan saldo selisih atas penilaian Surat berharga ekuitas. Jika saldo kredit akan menambah

keuntungan penjualan surat berharga.

Selisih atas Penilaian Surat berharga Ekuitas Rp 10.000.000

Keuntungan Penjualan surat berharga Rp 10.000.000

Apabila nilai jual di bawah nilai yang tercatat, misalnya Rp 990.000.000 maka dilakukan jurnal

pembukuan sebagai berikut.

Kas Kliring – Masuk Rp 990.000.000 Kerugian penjualan surat berharga Rp 10.000.000

Surat berharga – surat berharga Rp 1.000.000.000

Menihilkan saldo selisih atas penilaian Surat berharga ekuitas. Jika saldo kredit akan menambah

kerugian penjualan surat berharga.

Kerugian Penjualan surat berharga Rp 10.000.000 Selisih atas Penilaian surat berharga ekuitas Rp 10.000.000

Pada saat jatuh tempo, apabila surat berharga yang dimiliki belum dijual, dilakukan jurnal pembukuan sebagai berikut :

Kas kliring masuk Rp 1.000.000.000

Surat berharga – surat berharga Rp 1.000.000.000

Sedangkan jika ada saldo kredit selisih atas penilaian surat berharga ekuitas, dilakukan penihilan dengan jurnal pembukuan sebagai berikut :

Selisih atas Penilaian Surat berharga Ekuitas Sesuai nilai selisih atas Keuntungan Penjualan Surat berharga penilaian surat berharga

Sedangkan jika ada saldo debit selisih atas penilaian surat berharga ekuitas, dilakukan penihilan dengan jurnal pembukuan sebagai berikut :

Kerugian Penjualan Surat berharga Sesuai nilai selisih atas

(7)

Selisih atas Penilaian Surat berharga Ekuitas penilaian surat berharga

c. Surat Berharga yang Diperdagangkan (Trading)

Misalkan Bank BRI memiliki surat berharga dengan nilai nominal Rp1.000.000.000 berjangka waktu 3 bulan dengan bunga sebesar 10% pertahun. Pada saat pembelian diperoleh dengan harga sebesar Rp 1.000.000.000 (tidak ada biaya lain – lain). Jumlah bunga selama 3 bulan sebesar (Rp 1.000.000.000 x 10% x 90/360) = Rp 25.000.000 atau Rp 8.333.333 per bulan atau Rp 277.778 per hari. Jurnal pembukuannya adalah sebagai berikut:

Pada saat pembelian dilakukan jurnal pembukuan

Surat berharga - surat berharga

(sebesar harga perolehan) Rp 1.000.000.000

Kas Kliring keluar Rp 1.000.000.000

Pada saat perhitungan bunga yang dilakukan seacara otomatis oleh system pembukuan pada proses

akhir hari akan dilakukan jurnal pembukuan sebagai berikut : Pendapatan yang Masih Akan Diterima Surat berharga Rp 277. 778 Pendapatan Bunga Surat berharga Rp 277.778

Pada saat realisasi penerimaan bunga yang diterima setiap bulan dilakukan jurnal pembukuan

sebagai berikut :

Kas Kliring Masuk Rp 8.333.333

Pendapatan yang Masih akan Diterima Surat berharga Rp 8.333.333

Pada tanggal laporan harus dilakukan penyesuaian nilai wajar surat berharga, baik yang nilai pasar wajar di atas nilai yang tercatat maupun nilai wajar yang di bawah nilai yang tercatat. Jurnal penyesuaian pembukuan adalah sebagai berikut :

Apabila nilai wajar di atas nilai yang tercatat, misalnya Rp 1.010.000.000 maka dilakukan jurnal

penyesuaian sebagai berikut :

Surat berharga - surat berharga Rp 10.000.000

Pendapatan (Beban) Penilaian kembali Surat berharga Rp 10.000.000

Apabila nilai wajar di bawah nilai yang tercatat, misalnya Rp 990.000.000 maka dilakukan jurnal

penyesuaian sebagai berikut :

Pendapatan (Beban) Penilaian Kembali Surat berharga Rp 10.000.000 Surat berharga - surat berharga Rp 10.000.000

Pada saat dilakukan penjualan surat berharga, baik nilai jual di atas nilai yang tercatat maupun nilai jual di bawah nilai yang tercatat harus dilakukan jurnal pembukuan sebagai berikut :

(8)

Apabila nilai jual di atas nilai yang tercatat, misalnya Rp 1.010.000.000 maka dilakukan jurnal pembukuan sebagai berikut :

Kas Kliring – Masuk Rp 1.010.000.000

Surat berharga - surat berharga Rp 1.000.000.000 Keuntungan penjualan Surat berharga Rp 10.000.000

Apabila nilai jual di bawah nilai yang tercatat, misalnya Rp 990.000.000 maka dilakukan jurnal

pembukuan sebagai berikut.

Kas Kliring – Masuk Rp 990.000.000 Kerugian penjualan Surat berharga Rp 10.000.000

Surat berharga - surat berharga Rp 1.000.000.000

Pada saat jatuh tempo misalkan harga surat berharga mencapai Rp 1.015.000.000, apabila surat berharga yang dimiliki belum dijual, dilakukan jurnal pembukuan sebagai berikut :

Kas kliring Masuk Rp 1.015.000.000

Surat berharga - surat berharga Rp 1.000.000.000 Pendapatan yang Masih akan Diterima Surat berharga Rp 15.000.000

Pemindahan Antarkelompok Surat Berharga

Pemindahan surat berharga antar kelompok hanya dapat dilakukan dari kelompok surat berharga untuk dimiliki hingga jatuh tempo (HTM) ke kelompok surat berharga tersedia untuk dijual (AFS) atau ke kelompok surat berharga untuk diperdagangkan (trading). Kelompok surat berharga tersedia untuk dijual (AFS) ke kelompok surat berharga untuk diperdagangkan (trading).

Seacara ringkas sebagai berikut :

Asal kelompok Tujuan kelompok

HTM AFS dan Trading

AFS Trading

a. Surat berharga yang tersedia untuk dijual (available for sale-AFS) dipindahkan ke kelompok

surat berharga yang diperdagangkan (trading)

Pada saat diputuskan dilakukan pemindahan surat berharga dilakukan pembukuan sebesar nilai wajar saat pemindahan, misalkan nilai wajarnya sebesar Rp 1.010.000.000 dilakukan pembukuan :

Debit Surat berharga – surat berharga (Trading) 1.010.000.000 Kredit Surat berharga – surat berharga (AFS) 1.010.000.000

Jika ada saldo kredit selisih atas penilaian surat berharga ekuitas, dilakukan penihilan dengan jurnal pembukuan sebagai berikut :

(9)

Debit Selisih atas penilaian Surat berharga Ekuitas Sesuai nilai selisih atas Kredit Pendapatan (Beban) Penilaian Kembali Surat berharga penilaian surat berharga

Sedangkan jika ada saldo debit selisih atas penilaian surat berharga ekuitas, dilakukan penihilan dengan jurnal pembukuan sebagai berikut :

Debit Pendapatan (Beban) Penilaian Kembali Surat Berharga Sesuai nilai selisih atas Kredit Selisih atas penilaian Efek-Ekuitas penilaian surat berharga

b. Surat berharga yang dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity-HTM) dipindahkan ke

kelompok surat berharga yang diperdagangkan (trading)

Bila surat berharga HTM dicatat dengan system bunga dibayar di muka (diskonto), misalkan Bank BRI memiliki surat berharga senilai Rp 1.000.000.000 berjangka waktu tiga bulan dengan bunga diskonto sebesar 10% dan sudah dimiliki selama satu bulan. Pada saat pemindahan dilakukan pembukuan dengan jurnal :

Debit Surat berharga - surat berharga (Trading) 1.000.000.000 Kredit Pendapatan Bunga yang Ditangguhkan surat berharga 8.333.333 Kredit Surat berharga - surat berharga (HTM) 991.666.667 (jika nilai wajar surat berharga lebih kecil dari nilai surat berharga yang tercatat)

Bila Surat berharga HTM dicatat dengan system bunga dibayar di belakang (secara periodic) dilakukan jurnal pembukuan :

Debit Surat berharga - surat berharga (Trading) 1.010.000.000

Kredit Surat berharga - surat berharga (HTM) 1.000.000.000

Kredit Pendapatan Bunga yang Ditangguhkan Surat berharga 10.000.000 (jika nilai wajar surat berharga lebih besar dari nilai surat berharga yang tercatat)

c. Surat Berharga yang dimiliki hingga jatuh tempo held to maturity (HTM) dipindahkan ke

kelompok surat berharga tersedia untuk dijual (AFS)

Bila surat berharga HTM dicatat dengan system bunga dibayar dimuka (diskonto), misalkan Bank BRI memiliki surat berharga senilai Rp1.000.000.000 berjangka waktu tiga bulan dengan bunga diskonto sebesar 10% dan sudah dimiliki selama satu bulan. Pada saat pemindahan dilakukan pembukuan dengan jurnal :

Debit Surat Berharga – surat berharga (Trading) 1.000.000.000

Kredit Pendapatan Bunga yang Ditangguhkan Surat berharga 8.333.333

Kredit Surat Berharga yang dimiliki jatuh tempo 991.666.667

(10)

(jika nilai wajar surat berharga lebih besar dari nilai surat berharga yang tercatat)

Bila Surat Berharga HTM dicatat dengan system bunga dibayar di belakang (secara periodic) dilakukan jurnal pembukuan :

Debit Surat berharga –surat berharga (Trading) 1.010.000.000

Kredit Surat berharga - surat berharga (HTM) 1.000.000.000

Kredit Pendapatan Bunga yang Ditangguhkan Surat berharga 10.000.000

(jika nilai wajar surat berharga lebih besar dari nilai surat berharga yang tercatat)

II. Surat Berharga yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali (Reserve Repo)

Reserve repo adalah penanaman dana dalam bentuk pembelian surat berharga dengan janji untuk dijual kembali kepada penjual semula dengan harga yang telah disepakati. Pada saat pembelian surat berharga reserve repo dicatat sebagai tagihan sebesar harga jual kembali, yaitu harga beli ditambah bunga yang disepakati. Sedangkan selisih antara harga beli dengan harga jual kembali dicatat sebagai pendpatan bunga yang ditangguhkan. Pendpatan ini akan diamortisasi sejak dibeli hingga dijual kembali. Untuk memudahkan pengawasan pencatatan transaksi surat berharga reserve repo dicatat per jenis surat berharga reserve repo, misalnya SBI, obligasi dan surat berharga lainnya. Kepemilikan surat berharga reserve repo tetap berada pada pihak penjual surat berharga dan tetap disajikan sebagai persediaan pada portofolio surat berharga.

Pada saat pembelian surat berharga dicatat sebesar harga beli ditambah dengan sejumlah bunga tertentu yang telah disepakati:

Debit Surat Berharga Reserve Repo 1.025.000.000

Kredit Kas Kliring Keluar 1.000.000.000

Kredit Pendapatan Bunga Ditangguhkan Reserve Repo 25.000.000

Pada saat melakukan amortisasi pendapatan bunga yang ditangguhkan yang dilakukan oleh system pembukuan secara otomatis pada proses akhir hari akan dilakukan jurnal pembukuan sebagai berikut :

Debit Pendapatan Bunga Ditangguhkan Reserve Repo 277.778

Kredit Pendapatan Bunga Reserve Repo 277.778

Pada Saat Penjualan Kembali Reserve Repo dilakukan pembukuan dengan jurnal :

Debit Kas Kliring Masuk 1.025.000.000

Kredit Surat Berharga Reserve Repo 1.025.000.000

Dan jika ada saldo pendapatan bunga yang ditangguhkan harus dinihilkan dengan jurnal pembukuan :

(11)

Transaksi pembukuan berkaitan dengan surat berharga reserve repo antara lain transaksi pembelian amortisasi bunga yang ditangguhkan, dan transaksi penjualan kembali.

Misalkan bank BRI membeli surat berharga dengan janji akan dijual kembali dengan harga perolehan sebesar Rp 1.000.000.000 berjangka waktu tiga bulan dengan bungan selama tiga bulan sebesar Rp 25.000.000. jurnal pembukuannya adalah sebagai berikut :

III. Surat Berharga yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali (Repo)

Repo adalah perolehan dana dalam bentuk penjualan surat berharga dengan janji untuk dibeli kembali dari pembeli semula dengan harga yang telah disepakati. Pada saat penjualan surat berharga repo dicatat sebagai kewajiban sebesar harga pembelian kembal, yaitu harga jual ditambah bunga yang disepakati. Sedangkan selisih antara harga jual dengan harga beli kembali dicatat sebagai beban bunga yang dibayar di muka. Beban bunga ini akan diamortisasi sejak surat berharga dijual hingga dibeli kembali. Untuk memudahkan pengawasan pencatatan transaksi surat berharga repo dan beban bunga yang dibayarkan dimuka yang berasal dari transaksi penjualan surat berharga repo dicatat per jenis surat berharga repo, misalnya SBI, obligasi dan surat berharga lainnya. Kepemilikan surat berharga repo tetap berada pada pihak penjual surat berharga dan tetap disajikan sebagai persediaan portofolio surat berharga. Transaksi pembukuan berkaitan dengan surat berharga repo antara lain transaksi penjualan, amortisasi beban bunga yang dibayar di muka, dan transaksi pembelian kembali. Transaksi surat berharga repo ini kebalikan dengan transaksi Reserve Repo. Dari contoh di reserve repo pembukuan yang dilakukan oleh bank lawan adalah sebagai transaksi repo, yang dibukukan dengan jurnal pembukuan :

Pada saat penjualan surat berharga dicatat sebesar harga jual ditambah dengan sejumlah bunga tertentu yang telah disepakati dan dicatat dengan jurnal pembukuan :

Debit Kas Kliring Masuk 1.000.000.000

Debit Beban Bunga yang Ditangguhkan Surat Berharga Repo

25.000.000

Kredit Surat Berharga Repo 1.025.000.000

Pada saat melakukan amortisasi beban bunga yang dibayar di muka yang dilakukan oleh system pembukuan secara otomatis pada proses akhir hari akan dilakukan jurnal pembukuan sebagai berikut :

Debit Beban Bunga Surat Berharga Repo 277.778

Debit Pendapatan Bunga Ditangguhkan Reserve Repo Sebesar sisa saldo

pendapatan bunga yang ditangguhkan

Kredit Pendapatan Bunga Reserve Repo

(12)

Kredit Beban Bunga yang Ditangguhkan surat berharga Repo

277.778

Pada Saat Pembelian Kembali surat berharga Repo dilakukan pembukuan dengan jurnal :

Debit Surat Berharga Repo 1.025.000.000

Kredit Kas Kliring Keluar 1.025.000.000

Dan jika masih ada saldo beban bunga yang dibayar di muka harus dinihilkan dengan jurnal pembukuan : Debit Beban Bunga Surat Berharga Repo Sebesar sisa saldo beban bunga

yang ditangguhkan Kredit Beban Bunga yang Ditangguhkan Surat Berharga

Repo

Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)

SBPU adalah surat berharga yang diterbitkan dan ditandatangani oleh nasabah, yang pada umumnya dilakukan sebagai jaminan atas pelunasan hutang nasabah kepada bank bersangkutan yang diperdagangkan di pasar uang.

Surat Berharga Pasar uang (SBPU) yang Diperdagangkan adalah

1. Surat sanggup (surat aksep atau promes) yang berupa :

a. Surat sanggup yang diterbitkan oleh nasabah dalam rangka penerimaan kredit dari bank atai

lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) untuk membiayai kegiatan tertentu.

b. Surat sanggup yang diterbitkan oleh bank dalam rangka pinjaman antar bank.

2. Surat Wesel, dapat berupa :

a. Surat wesel yang ditarik oleh suatu bank dan diaksep oleh pihak lain dalam rangka transaksi

tertentu penarik atau pihak tertarik adalah nasabah bank atau LKBB

b. Surat wesel yang ditarik oleh nasabah bank atau LKBB dan diaksep oleh bank atau LKBB dalam

rangka pemberian kredit untuk membiayai kegiatan tertentu.

Perdagangan SBPU dengan Bank Indonesia

Khusus untuk perdagangan SBPU dengan BI, SBPU harus berjangka waktu pendek dengan minimal 30 hari dan bernilai nominal minimal Rp 25.000.000 yangselanjutnya berkelipatan Rp 5.000.000dengan maksimum Rp 10.000.000.000. SPBU yang diterbitkan tidak dalam rangka kredit yang sebagian atau seluruh dananya berasal dari BLBI, penjualannya dilakukan dengan cara lelang dengan system diskonto.

Perdagangan harus ditegaskan dengan cara outright atau repurchase agreement (repo), outright merupakan cara jual beli SBPU atas dasar sisa jatuh waktu SBPU yang bersangkutan. Repurchase agreement adalah transaksi perdagangan SBPU yang mensyaratkan penjual membeli kembali SBPU sesuai jangka waktu yang diperjanjikan.

(13)

Akuntansi Surat berharga Diterbitkan Dicatat pada saat penerbitan, penjualan dan pelunasan. Saat penerbitan bank sebernarnya baru mendapat pengakuan hutang dari nasabah atau bank lain yang selanjutnya menjadi asset.bank yang sewaktu-waktu dapat dijual untuk memenuhi likuiditas bank.

Sebagai asset bank, maka bank mencatat sebesar harga nominal. Harga nominal ini sebesar nilai kewajiban nasabah kepada bank.

Penjualan surat berharga akan diterima sebesar harga jualnya. Selisih nilai tunai dan nilai nominal dicatat sebagai diskonto SBPU yang belum diamortisasi. Dipihak lain. Harus mengkredit rekening surat berharga yang diterbitkan yang diposisikan sebagai hutang. Sedangkan diskontoyang telah diperhitungkan harus diamortisasi setiap akhir bulan hingga SBPU itu jatuh tempo serta dikenakan pajak 15 %.

Contoh : misalnya awal September 2011 seorang nasabah Bank Mitra Niaga Semarang mempunyai pinjaman kepada bank sebesar Rp 100.000.000. Pinjaman tersebut telah diangsur sampai Februari 2012 sebesar Rp 15.700.000 dengan perincian angsuran pokok Rp 12.000.000 dang angsuran bunga Rp 3.700.000. Setelah angsuran itu ternyata nasabah tersebut tidak lancar dalam melunasi kreditnya sehingga nasabah tersebut dengan iktikad baik membuat surat sanggup untuk melunasi sisa kreditnya beserta tunggakan bunga yang telah mencapai Rp 4.800.000. Bunga promes 18% per tahun dan berjangka waktu 90 hari. Penerbitan surat berharga ini terhitung tanggal 1 Mei 2012. Pada 31 Mei 2012 Bank Mitra Niaga menjualnya ke Bank Indonesia dengan diskonto 16% per tahun. Hasil penjualannya langsung didebitkan ke rekening Giro Bank Indonesia milik Bank Mitra Niaga.

Perhitungan untuk menentukan nilai nominal promes/SPBU adalah :

Pencatatan penerbitan promes atau SBPU pada tanggal 1 Mei 2012 adalah sebagai berikut:

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

1/5/2012 Dr. Surat Berharga Diterbitkan 96.976.000

Cr. Kredit yang Diberikan 88.000.000

Keterangan Jumlah ( Rp)

Plafon Kredit untuk Nasabah 100.000.000

Pembayaran Angsuran Pokok 12.000.000

Outstanding Credit 88.000.000

Tunggakan Bunga Kredit 4.800.000

Nilai Tagihan Bank terhadap Nasabah 92.800.000

Bunga Promes Diperhitungkan = Rp 92.800.000 x 18% x (90/360) 4.176.000

Nominal SBPU 96.976.000

(14)

Cr. Pendapatan Bunga 4.800.000

Cr. Bunga SBPU Diterima Dimuka 4.176.000

Bunga SBPU yang diterima di muka harus diamortisasi setiap akhir bulan , dengan demikian pencatatan amortisasi dilakukan :

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

31/5-2012 Dr. Bunga SBPU Diterima Dimuka 1.392.000

Cr. Pendapatan Bunga 1.184.000

Cr. Hutang Pajak 208.800

30/6-2012 Dr. Bunga SBPU Diterima Dimuka 1.392.000

Cr. Pendapatan Bunga 1.184.000

Cr. Hutang Pajak 208.800

31/7-2012 Dr. Bunga SBPU Diterima Dimuka 1.392.000

Cr. Pendapatan Bunga 1.184.000

Cr. Hutang Pajak 208.800

Catatan : Pajak dihitung 15% x Rp 1.392.000 = Rp 208.000

Surat berharga promes yang telah dikuasi bank ini, selanjutnya dijual 31 Mei 2012 oleh Bank Mitra Niaga ke Bank Indonesia dengan diskonto 16%. Untuk mencatat penjualan surat berharga ini perlu menentukan harga tunainya dan besarnya diskonto SBPU dalam rupiah sebagai berikut :

Keterangan Jumlah (Rp)

Nominal SBPU 96.976.000

Harga Tunai = (Rp 96.976.000 x 360)/(360 + (16% x 60)) 94.457.143

Diskonto SBPU 2.518.857

Pencatatan transaksi ini adalah :

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

31/5-2012 Dr. Giro Bank Indonesia 94.457.143

Dr. Diskonto SBPU Belum Diamortisasi 2.518.857

Cr. Surat Berharga SBPU 96.976.000

Diskonto sebesar Rp 2.518.857 adalah untuk 60 hari atau dua bulan. Dengan demikian bank melakukan amortisasi pada akhir bulan kedua dan ketiga.

(15)

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

30/6-2012 Dr. Biaya Bunga SBPU 1.259.428

Cr. Diskonto SPBU Belum Diamortisasi 1.259.428

31/7-2012 Dr. Biaya Bunga SBPU 1.259.428

Dr. Surat Berharga SPBU 96.976.000

Cr. Diskonto SPBU Belum Diamortisasi 1.259.428

Cr. Giro bank Indonesia 96.976.000

Pada tanggal 31 Mei 2012 Bank Mitra Niaga di samping melakukan amortisasi diskonto SBPU juga membukukan pelunasan SBPU yang dijual ke BI atas beban Giro BI yang dimiliki Bank Mitra Niaga sebesar Rp 96.976.000, sebab SBPU telah jatuh tempo. Pelunasan SBPU ke Bank Indonesia tidak lepas dari realisasi kesanggupan (akseptasi) nasabah debitur yang melunasi promes yang diterbitkan kepada Bank Mitra Niaga Semarang. Untuk itu pada 31 Mei 2012, Bank Mitra Niaga juga mencatat pelunasan tersebutdari nasabahnya.

Tanggal Keterangan Debit (Rp) Kredit (Rp)

31/7-2012 Dr. Kas 96.976.000

Cr. Surat Berharga Diterbitkan 96.976.000

Dengan melakukan transaksi di pasar uang, seperti diilustrasikan di atas sebenarnya Bank Mitra Niaga telah memperoleh keuntungan berupa pendapatan bunga bersih sebagai berikut :

Perhitungan Pendapatan bunga bersih :

Keterangan Jumlah (Rp)

Pendapatan Bunga Surat Berharga dari Nasabah 4.176.000

Pajak Bunga 15% x Rp4.176.000 626.400

Pendapatan Bunga Setelah pajak 3.549.600

Biaya Bunga SBPU Dibayar Ke Bank Indonesia 2.518.857

Pendapatan Bunga Bersih 1.030.743

Penilaian Terhadap Surat Berharga

Surat berharga yang dimiliki dalam portfolio haruslah dinilai menurut harga yang riil. Surat berharga yang dapat segera dijual ini dinyatakan dalam neraca sebesar harga perolehan atau harga terendah antara harga perolehan dan harga pasarnya (Cost or market whichever is lower atau COMWIL). Selisih harga tersebut diakui sebagai kerugian dengan mengkredit perkiraan surat

(16)

berharga yang bersangkutan atau perkiraan penilaiannya yaitu “ Penyisihan Untuk Penurunan Surat Berharga”.

Penyisihan yang dibentuk untuk menutup kemungkinan terjadinya kerugian dari penanaman tersebut disajikan sebagai pos pengurang (off setting account) dari penanaman tersebut.

Contoh : Apabila Bank Omega memiliki portfolio surat berharga sebesar harga perolehn Rp 125.000.000 dan kemudian setelah dilakukan penilaian harga pasar bernilai Rp 115.000.000, maka kerugian ini akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut :

Biaya Kerugian Penurunan Nilai Surat Berharga Rp 10.000.000

Penyisihan Untuk Penurunan Nilai Surat Berharga Rp 10.000.000

Dengan demikian penyajian Surat Berharga dalam neraca akan disajikan dengan nilai perolehannya dikurangi dengan sisa penyisihan akibat penurunan nilai dalam surat berharga yang bersangkutan seperti tampak sebagai berikut :

Surat Berharga Rp 125.000.000 Dikurangi :

Penyisihan Untuk Penurunan Nilai Surat Berharga Rp 10.000.000 Surat Berharga, Bersih Rp 115.000.000

Referensi

Dokumen terkait

Batubara: Sistem penyimpanan surat-surat berharga pada kantor..., 2004... Batubara: Sistem penyimpanan surat-surat berharga pada

Investasi pada surat berharga adalah investasi yang ditanamkan pada surat berharga Syariah komersial, seperti sukuk dan surat berharga lainnya, antara lain:

Pengaturan penerbitan SBSN sebagaimana tercantum pada Pasal 8 ayat (2) Undang-Undang No.19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara, Menteri berwenang menetapkan

Yang dimaksud dengan biaya dana modal pinjaman adalah seluruh beban bunga yang dibayar yang berasal dari penerbitan surat berharga dan/atau pinjaman yang diterima

pada bank lain, surat berharga, dan kredit mempunyai pengaruh negatif

8 Aset trading , tagihan spot dan * Aset trading meliputi kredit, penempatan pada Bank lain, tagihan akseptasi, surat berharga, derivatif, dan aset Fair Value Aset Trading

Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara SBSN, Sukuk Negara adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai

Makalah ini menjelaskan tentang Akuntansi deposito dan surat berharga pasar