• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deposito dan Surat Berharga Pasar Uang

N/A
N/A
Lutfi Ferdinand

Academic year: 2024

Membagikan "Deposito dan Surat Berharga Pasar Uang"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH DEPOSITO DAN SURAT BERHARGA PASAR UANG (SBPU) (Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Akuntansi Perbankan dan Lembaga keuangan

lainnya)

Dosen pengampu : Dr Haris Resmawan, SE., M.Ak., CA.

Disusun oleh:

Lutfi Riseliandro Ferdinand (214020027) Fadhilah Layla (214020028)

Kelompok 11 Kelas 21AKA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PASUNDAN 2022-2023

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb Puji syukur atas Rahmat & Ridho Allah SWT, karena tanpa Rahmat & Ridho Nya, saya tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai tepat waktu.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Dr. Haris Resmawan, SE., M.Ak., CA.

selaku dosen mata kuliah Akuntansi Perbankan dan Lembaga keuangan lainnya. Dalam makalah ini saya menjelaskan tentang Akuntansi deposito dan surat berharga pasar uang.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum saya ketahui. Maka dari itu saya mohon saran & kritik dari teman-teman maupun dosen. Demi tercapainya makalah yang sempurna. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandung, 28 Februari 2023

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar... 2

Daftar Isi... 3

BAB 1 PENDAHULUAN... 4

BAB 2 PERMASALAHAN... 6

BAB 3 PEMBAHASAN... 7

a) Deposito…………..……….…… 7

b) Surat Berharga…...………. 21

c) Surat Berharga Pasar Uang…..…...………..…. 23

BAB 4 Contoh Soal... 28

BAB 5 PENUTUP... 30

DAFTAR PUSTAKA... 31

(4)

BAB 1 PENDAHULUAN

Perkembangan kehidupan dewasa ini sangat berkembang pesat. Banyak inovasi yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Dikarenakan manusia sangat membutuhkan harta untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

Bank sebagai lembaga keuangan dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai intermediasi (intermediary), dimana salah satu fungsi bank untuk menghimpun dana(funding)dari masyarakat agar fungsi lain bank dapat terlaksana.Mempertahankan performa dari kegiatan bank dapat dilakukan dengan menjagasumber dana tetap stabil. Sumber dana bank adalah segala sumber dana yangdiperoleh baik dari pihak 1, pihak 2, dan pihak 3 yang digunakan untukmenjalankan operasional suatu bank, yaitu dana yang terkumpul akan disalurkanoleh bank kepada nasabah baik dalam bentuk peyaluran dana secara langsung (lending) atau dengan jasa-jasa perbankan lainnya.

Sehingga dana bank yangdihimpun memiliki peranan yang sangat penting. Sumber dana bank yangdiperoleh dari masyarakat luas, yaitu dana pihak ketiga yang menjadi dana intidari kegiatan bank. Dana pihak ketiga terbagi tiga yaitu simpanan giro, simpanantabungan, dan simpanan deposito

Surat berharga adalah surat yang oleh penerbitnya sengaja diterbitkan sebagai pelaksanaan pemenuhan suatu prestasi yang berupa pembayaran sejumlah uang.

Tetapi pembayaran ini tidak dilakukan dengan menggunakan mata uang, melainkan dengan menggunakan alat bayar lain. Alat bayar itu berupa surat yang didalamnya mengandung suatu perintah kepada pihak ke tiga, atau pernyataan sanggup untuk membayar sejumlah uang untuk pemegang surat itu.

Surat berharga yang diterbitkan adalah pengakuan utang yang diterbitkan oleh bank, seperti promes, wesel atau surat berharga lain yang sejenis, yang umumnya diperdagangkan di pasar uang dengan cara diskonto, dikenal sebagai surat berharga pasar uang (SBPU) dan obligasi.

SBPU yang diterbitkan oleh bank dicatat sebesar nilai nominalnya.

Diskonto merupakan selisih antara nilai nominal dengan harga jualnya dicatat sebagai bunga dibayar di muka dan diamortisasi selama jangka waktu surat berharga pasar

(5)

uang tersebut. Saldo bunga dibayar dimuka disajikan sebagai pos pengurang (offsetting account) dari nilai nominal SPBU tersebut.

Dalam kesempatan ini yang melatarbelakangi penyelesaian makalah ini adalahsebagai sarana pemenuhan tugas yang diberikan oleh dosen.

(6)

BAB 2

PERMASALAHAN

Setelah membaca Penjelasan pada bab 1 pendahuluan, maka kita tahu akan pentingnya dalam Akuntansi di sebuah bank. Yang dimana akuntansi itu seperti sebuah nyawa bagi bank maupun instansi lain untuk pengambilan keputusan. Maka dari itu kita harus juga mengetahui:

A. Apa yang dimaksud deposito dan bagaimana akuntansi nya B. Apa itu surat berharga dan jenis-jenisnya

C. Apa itu Surat berharga Pasar Uang (SBPU) dan akuntansinya

(7)

BAB 3 PEMBAHASAN

A. Deposito

Deposito merupakan simpanan masyarakat atau pihak ketiga yang penarikannnya dapat dilakukkan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan. Penarikan deposito hanya boleh dilakukan pada waktu tertentu menurut jatah temponya. Deposito tidak bisa dicarikan sewaktu-waktudan hanya bisa dicairkan setelah jangkawaktu berakhir. Deposito yang akan jatuh tempo dapat diperpanjang kembali secara eotomatis yang dikenal dengan istilah Automatic Roll Over. Bank menyediakanproduk deposito baik dalam mata uang rupiahmaupun dalam mata uang asing. Jatuh tempo deposito umumnya terdiri dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, 18 bulan dan 24 bulan. Pada kondisi bank membutuhkan dana likuiditas relatif besar, semakin lam jangka waktu deposito semakin tinggi tingkat suku bunganya. Sebaliknya dalam kondisi longgar (ekonomi normal) tingkat suku bunga deposito akan semakin kecilu ntuk deposito yang semakin berjangka waktu semakin lama.

Deposito masyarakat dapat dikategorikan kewajiban jangka pendek ataupun kewajiban jangka panjang. Deposito disajikan sebagai kewajiban jangka pendek bila sejak tanggal pelaporan hingga jatuh temponya tidak melebih 1 tahun. Sedangkan deposito yang jatuh tempo lebih dari 1 tahun sejak tangggal pelaporan, dapat dcatati sebagai pelaporan jangka panjang. Dengan demikian deposito berjangka panjang misalnya 18 bulan bisa digolongkan kewajiban jangka pendek ketika sisa jatuh waktunya kurang dari 12 bulan.

a. Deposito Berjangka

Deposito berjangka adalah simpanan berjangka yang diterbitkan atas nama,tidak dapat diperjualbelikan dan penarikannya hanya dapat dilakukan padawaktu tertentu menurut perjanjian antara deposan dengan bank. Jangka waktudeposito biasanya dengan jangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan dan 24 bulan

(8)

Pembukaan Deposito

Untuk membuka deposito, deposan dapat menggunakan setoran tunai, dengan cek, bilyet giro, bukti transfer masuk, wesel atau warkat lain yang disepakati bank. Prinsipnya pada saat disetor warkat itu sudah efektif, artinya dapat diuangkan. Bank akan mencatat dalam rekening bila warkat itu telah diuangkan. Deposito dicatat sebesar nilai nominal deposito yang tertera dalam perjanjian. Contoh: 31 mei 2008 Reni membuka deposito berjangka di Bank Mitra Niaga Semarang dengan nominal Rp 50.000.000, bunga 18%pa, jangka waktu 3 bulan. Untuk ini Reni menyerahkan bilyet giro atas nama Reni Rp 20.000.000, cek Bank Mitra Niaga Semarang yang ditarik oleh Sinta sebesar Rp. 10.000.000, transfer masuk dari Bank Mitra Niaga Cabang Bandung Rp 10.000.000 dan kekurangannya dibayar tunai. Pajak bunga 15%. Pencatatan transaksi ini adalah:

Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

31 Mei 2008 Giro Reni 20.000.000

Giro Sinta 10.000.000

RAK. Cabang Bandung 10.000.000

Kas 10.000.000

Deposito Berjangka 50.000.000

Bunga Deposito Berjangka

Dalam perkembangan terakhir, beberapa Bank memperhitungkan bunga harian untuk deposito. Ini artinya berapa haripun deposito mengendap akan diberikan bunga sebagaimana tabungan, hanya saja tetap terikat jangka waktu deposito. Perhitungan bunga yang lazim adalah minimal mengendap satu bulan.

Bank akan memberikan bunga setelah deposito minimal mengendap satu bulan.

Kalau yang menjadi pedoman ini, maka untuk deposito yang dibuka pada tanggal akhir bulan bunga diperhitungkan pada akhir bulan juga walaupun tanggalnya berbeda. Misalnya deposito dibuka tanggal 31 Januari, maka jatuh tempo bunga pada tanggal 28 Februari atau 29 Februari, 31 Maret, 30 April dan seterusnya.

Tetapi jika deposito dibuka tidak pada tanggal akhir bulan, maka jatuh tempo

(9)

bunga akan sama dengan tanggal pembukaan deposito. Contoh deposito dibuka tanggal 15 Januari untuk 3 bulan, maka jatuh tempo bunga pada tanggal 15 Februari, 15 Maret, dan 15 April.

Contoh:

Dengan merujuk pada contoh diatas, dengan asumsi deposan mengambil bunga deposito setiap tanggal 5 dan pajak bunga 15% dibayar setiap tanggal 10 kepada kantor kas Negara, maka pencatatan penghitungan bunganya adalah sebagai berikut:

Bunga Deposioto=50000000×18 %×30

360 =750000 Hutang Pajak=750000×15 %=112500

Keterangan Tgl Rekening Debet

(Rp)

Kredit (Rp)

Bunga ke-1 30 Juni Dr. Biaya Bunga 750.000

Cr. Bunga DB Harus dibayar 750.000 Penarikan Bunga 5 Juni Dr. Bunga harus dibayar 750.000

Cr. Hutang PPh 112.500

Cr. Kas/Giro 637.500

Pelimpahan Pajak

10 Juni Dr. Hutang PPh 112.500

Cr. Giro Kantor Kas Negara 112.500

Bunga ke-2 31 Juli Dr. Biaya Bunga 750.000

Cr. Bunga DB harus dibayar 750.000 Penarikan Bunga 5 Juli Dr. Bunga DB harus dibayar 750.000

Cr. Hutang PPh 112.500

Cr.Kas/giro 637.500

Pelimphan Pajak 10 Juli Dr. Hutang PPh 112.500

Cr. Giro Kantor Kas Negara 112.500

Bunga ke-3 31 Agustus Biaya Bunga 750.000

dan jatuh tempo Bunga DB Harus dibayar 750.000

perpanj. deposito

Deposito Berjangka-Reni 50.000.000

Deposito berjangk jth tempo 50.000.000 Penarikan Bunga 5 Agustus Bunga DB harus dibayar 750.000

dan Deposito DB berjangka Tlh Jth Tempo 50.000.000

(10)

Hutang PPh 112.500

Kas 50.637.500

Pelimpahan Pajak

10 Agustus Hutang PPh 112.500

Giro Kantor Kas Negara 112.500

Pencatatan Deposito Jatuh Tempo

Pada contoh diatas dinyatakan bahwa penarikan bunga dilakukan setiap tanggal 5, dengan demikian Bank akan mebukukan bunga dua kali yaitu pada jatuh tempo bunga dan saat penarikan bunga. Hal ini sampai dengan jatu tempo deposito. Oleh karena itu penarikan deposito diasumsikan terjadi pada tanggal 5 juga. Pada kasus ini bank juga harus membukukan dua kali yaitu saat jatuh tempo dan saat deposito ditarik. Bagaiman kalau bunga dan deposito pada saat jatuh tempo ditarik tepat pada tanggal jatuh tempo? Bila ini yang terjadi maka bank hanya membukukan sekali yaitu:

Keterangan Tgl Rekening Debet (Rp) Kredit

(Rp) Penarikan 31/8-2008 Dr. Deposito Berjangka 50.000.000

Bunga Dan

Deposito

Dr. Biaya Bunga 750.000

Cr. Kas 50.637.500

Cr. Hutang PPh 112.500

 Asumsi bunga pada bulan ke-1 dan ke-2 telah ditarik nasabah.

Jika pada saat jatuh tempo, nasabah tidak mengambil deposito/ tidak memperpanjang, maka deposito tersebut harus di reklasifikasi menjadi kewajiban lain. Sehingga tidak lagi dilakukan acru bunga deposito dan tidak ada kewajiban untuk menyiapkan GWM.

Jurnalnya adalah:

Deposito 50.000.000

Kewajiban lain 50.000.000

Kemudian jika nasabah memutuskan untuk melanjutkan maka jurnalnya adalah:

Kewajiban lain 50.000.000

(11)

Deposito 50.000.000

Perpanjangan Deposito Berjangka

Deposito yang telah jatuh tempo bisa diperpanjang dengan dua cara yaitu:

a) Perpanjangan Otomatis (Automatic Rollover)

Perpanjangan ini dilakukakn karena permintaan deposan yang sudah dibuat atau diperjanjikan pada saat pembukaan deposito. Dengan demikian bank tidak perlu menghubungi deposan atau sebaliknya deposan tidak perlu lagi menghubungi bank untuk memperpanjang deposito.

b) Perpanjangan Biasa

Perpanjangan ini terjadi bila ada kesepakatan antara bank dengan deposan dikemudian hari saat jatuh tempo. Perpanjangan ini bisa inisiatif deposan atau inisiatif bank (hime service) untuk nasabah deposan.

Kedua cara perpanjangan tersebut tidak berbeda pencatatannya. Bank akan mendebet rekening deposito lama dan mengkredit rekening deposito baru. Nomor rekening deposito dan bilyet deposito tetap sama (menggunakan yang lama).

Kecuali suku bunga deposito berubah ketika terjadi perpanjangan deposito.

Contoh: kalau deposito atas nama Reni diperpanjang saat jatuh tempo (13/8- 2008), maka bank akan mencatat:

Deposito berjangka (lama) Rp50.000.000

Deposito Berjangka (baru) Rp50.000.000

Penarikan Deposito Berjangka Sebelum Jatuh Tempo

Lazimnya deposito ditarik setelah jatuh tempo, sebab dalam perjanjian sudah tertera jangka waktunya. Namun, dalam praktik perbankan, deposan bisa saja menarik deposito yang masih outstanding. Penarikan deposito sebelum jatuh tempo dapat mengganggu likuiditas bank, sebab idealnya bank akan menyiapkan dana untuk membayarkan sesuai dengan jadwal pembayaran. Oleh karena itu bang umum (konvensional) mengenakan penalty tertentu terhadap deposan bila penarikan dilakukan sebelum jatuh tempo. Penalty dicatat sebagai pendapatan lain-lain bank. Kebijakan mengenai penalty setiap bank berbeda-beda. Namun secara umum adalah:

1. Penalty dihitung sekian persen tertentu dari bunga sebelum pajak.

(12)

2. Penalty dihitung sekian persen tertentu dari bunga setelah pajak.

3. Penalty dihitung sekian persen tertentu dari nominal deposito.

Contoh:

Intan Nawan Sasi memiliki deposito di Bank Mitra Niaga Semarang nominal Rp 10.000.000, jangka waktu 6 bulan, suku bunga 18%pa. deposito yang dibuka pada tanggal 31 Mei 2008, kemudian ditarik kembali oleh Intan Nawang Sasi pada Tanggal 30 Juni 2008. Perhitungan dan pencatatan jurnalnya bila:

Penalty dihitung 20% dari bunga sebelum pajak. Pajak 15%

No .

Keterangan Jumlah

1 Bunga deposito = Rp 10.000.000 x 18% x (1/12) 150.000

2 Pajak bunga = 15% x 150.000 22.500

3 Bunga setelah pajak 127.500

4 Penalty = 20% x Rp 150.000 30.000

5 Bunga Deposito yang dibayar bank 97.500

Jurnalnya adalah:

Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

Deposito Berjangka 10.000.000

Biaya Bunga 150.000

Pendapatan lain-lain Penalty 30.000

Hutang PPh 22.500

Kas 10.097.500

Penalty dihitung 20% dari bunga setelah pajak. Pajak 15%

No .

Keterangan Jumlah

1 Bunga deposito = Rp 10.000.000 x 18% x (1/12) 150.000

2 Pajak bunga = 15% x 150.000 22.500

3 Bunga setelah pajak 127.500

4 Penalty = 20% x Rp 127.500 25.500

5 Bunga Deposito yang dibayar bank 102.000

Jurnalnya adalah sebagai berikut:

Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

Deposito Berjangka 10.000.000

Biaya Bunga 150.000

Pendapatan lain-lain Penalty 25.500

Hutang PPh 22.500

(13)

Kas 10.102.000 Penalty dihitung 1% dari nominal deposito

No .

Keterangan Jumlah

1 Bunga deposito = Rp 10.000.000 x 18% x (1/12) 150.000

2 Pajak bunga = 15% x 150.000 22.500

3 Bunga setelah pajak 127.500

4 Penalty = 1% x Rp 10.000.000 100.000

5 Bunga Deposito yang dibayar bank 27.500

Perpindahan Deposito Berjangka antar Kantor Cabang

Deposito yang telah dibuka dicabang bank tertentu dapat dipindahkan ke cabang bank yang sama di kota lain. Perpindahan ini atas dasar permintaan deposan (misalnya karena pindah domisili). Perpindahan deposito berjangka antarkantor cabang menimbulkan hubungan rekening antarkantor.

Disamping itu harus ada alokasi beban bunga yang sudah berjalan. Alokasi beban bunga dapat diperhitungkan secara prorata berdasarkan lamanya pengendapan deposito di suatu cabang.

Contoh:

Deposito berjangka waktu 6 bulan, nominal Rp 10.000.000, talah dibuka di Bank Mitra Niaga Semarang pada tanggal 31 Mei 2008 dengan suku bunga 18%pa. pada tanggal 5 Juni 2008 deposito tersebut dipindahkan kje Bank Mitra Niaga Cabang Solo. Ketentuan alokasi beban bunga perpindahan deposito di Bank Mitra Niaga adala:

Lama Pengendapan Deposito Alokasi Beban Bunga di Cabang

1 sampai dengan 7 hari 25%

8 sampai dengan 15 hari 50%

16 sampai dengan 21 hari 75%

22 sampai dengan akhir bulan 100%

Bagaimana alokasi beban bunga dan pencatatan pada jurnal perpindahan deposito?

(14)

Kalau kita perhatikan hari bunga, tanggal pembukaan (31 Mei 2008) sampai tanggal perpindahan (5 Juni 2008) atau selama 5 hari masih berada antara 1 sampai dengan 7 hari, sehiungga menjadi beban Bank Mitra Niaga Semarang 25% dari bunga perbulan. Sedangkan deri Bank Mitra Niaga Solo akan menanggung bunga Juni 2008 sebesar 75% dari total bunga Juni 2008. Untuk bulan selanjutnya di Cabang Solo adalah 100%. Sedangkan perhitungan alokasi beban bunga adalah:

Kantor Cabang Perhitungan Hasil atau

Jumlah Bank Mitra Niaga

Semarang

Bunga = 10.000.000 x 18% x (1/12) x 25%

37.500

Pajak = 15% x 37.500 5.625

Bunga setelah Pajak pada Bulan Juni 2008

31.875

Bank Mitra Niaga Solo Bunga = 10.000.000 x 18% x (1/12) x 25%

112.500

Pajak = 15% x 112.500 16.875

Bunga setelah Pajak pada Bulan Juni 2008

95.625

Jurnal untuk transaksi ini adalah sebagai berikut:

Keterangan Tgl Rekening Debet (Rp) Kredit

(Rp)

Di Bank 31/5-2008 Kas 10.000.000

Mitra Niaga Deposito Berjangka 10.000.000

Semarang

5/6-2008 Deposito Berjangka 10.000.000

Biaya bunga 37.500

Hutang PPh 52.625

RAK Cabang Solo 10.031.875

Keterangan Tgl Rekening Debet (Rp) Kredit

(Rp)

Di Bank 5/6-2008 RAK Cab Semarang 10.031.875

Mitra Niaga Deposito Berjangka 10.000.000

Cabang Solo Bunga DB harus dibyr 31.875

30/6-2008 Biaya bunga 112.500

(15)

Bunga DB harus dibayar 31.875

Hutang PPh 16.875

Kas 127.500

b. Sertifikat Deposito

Sertifikat deposito pada prinsipnya sama dengan deposito berjangka yaitu simpanan dana pihak ketiga/masyarakat dan terikat oleh jangka waktu (fixed time).

Perbedaannya adalah sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk (pembawa), sedangkan deposito berjangka diterbitkan atas tunjuk (nama). Sebagai deposito yang diterbitkan atas pembawa berarti siapa saja boleh menarik sertifikat deposito selama bisa

menunjukkan sertifikat deposito tersebut kepada bank penerbit. Disamping itu sertifikat deposito dapat diperdagangkan oleh masyarakat setelah mendapat izini dari Bank Indonesia. Perbedaan yang lain dengan deposito berjangka adalah bahwa bunga bunga sertifikat deposito diperhitungkan dan dibayarkan di muka. Dengan demikian deposan untuk sertifikat deposito pada saat mebuka deposito tersebut hanya

membayar sebesar nilai tunai sertifikat deposito ditambah sejumlah pajak bunga yang diperhitungkan di muka. Walaupun demikian pencatatan sertifikat deposito tetap sebesar nilai nominalnya. Nilai tunai sertifikat deposito ditentukan dengan rumus:

Nilai TunaiSertifikat Deposito= 360 360+(i× t)

Contoh:

Tanggal 1 Mei 2008 Diana membeli sertifikat deposito seri A sebanyak 10 lembar @ Rp 10.000.000 secara tunai pada Bank Mitra Niaga Semarang. Jangka waktu 3 bulan dengan suku bunga 18%pa. Pajak bunga 15%

No .

Keterangan Jumlah

1 Nominal Sertifikat Deposito 100.000.000

2 Nilai Tunai = (100.000.000 x 360) / (360 + (0,20 x 90))

95. 238.095

(16)

3 Bunga dibayar di muka (diskonto) 4.761.905

4 Pajak bunga = 15% x 4.761. 905 714.286

5 Bunga bersih yang dibayar oleh bank 4.047. 619

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dapat diketahui jumlah yang harus dibayarkan ke bank oleh deposan untuk membuka sertifikat deposito tersebut, yaitu: 100.000.000 – 4.047.619= Rp 95.952.381. jurnal transaksi ini adalah:

Keterangan Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit

(Rp)

Penerbitan 1/5-2008 Dr. Kas 95.952.381

Sertifikat Deposito

Dr. Biaya Bunga dibayar dimuka

4.761.905

Cr. Hutang PPh 714.286

Cr. Sertifikat Deposito 100.000.00 0 Amortisasi

Bunga

1/6-2008 Dr. Biaya Bunga 1.587.302

Cr. Biaya Bunga Dibyr dimuka

1.587.302

Amortisasi Bunga

1/7-2008 Dr. Biaya Bunga 1.587.302

Cr. Biaya Bunga Dibyr dimuka

1.587.302

Amortisasi Bunga

1/8-2008 Dr. Biaya Bunga 1.587.302

Dan Penarikan Dr. Sertifikat Deposito 100.000.00 0 Sertifikat depo Cr. Biaya Bunga Dibyr

dimuka

1.587.302

Cr. Kas/giro 100.000.00

0

c. Deposito On Call

(17)

DOC atau deposito on call adalah salah satu jenis layanan deposito yang mempunyai jangka waktu pencairan singkat, mulai 3 hari sampai 1 bulan saja.

Melalui produk perbankan tersebut, nasabah diberi opsi untuk menyimpan dana selama kurun waktu tersebut, dan untuk mencairkannya, nasabah perlu

menginformasikannya terlebih dahulu ke pihak bank paling tidak 3 hari sebelum hari pencairan. Dengan cara kerjanya tersebut, tak sedikit orang yang memanfaatkan jenis deposito tersebut sebagai alternatif berinvestasi jangka pendek.

Walaupun begitu, menyimpan dana pada deposito ini tetap tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Sebab, saldo minimal agar bisa membuka deposito ini cukup besar, sekitar 100 juta sampai 500 juta Rupiah. Selain itu, ada sejumlah persyaratan lain yang harus bisa dipenuhi agar dapat membuka deposito on call.

Menjadi opsi instrumen investasi, bunga deposito on call juga terbilang kompetitif, bahkan lebih besar ketimbang bunga pada tabungan reguler. Terlebih jika nasabah berencana menyimpan dana dengan nominal lebih besar ketimbang ketentuan saldo minimal dari pihak bank.

Pada dasarnya, instrumen investasi ini merupakan kombinasi antara rekening giro dan deposito berjangka. Dalam kata lain, bunga yang diberikan relatif lebih tinggi

ketimbang giro dan deposito berjangka.

 Keuntungan Deposito On Call

- Untung Tetap Menjanjikan Meski Berjangka Pendek

Pada tabungan, keuntungan dari bunga biasanya baru bisa didapatkan setelah menabung selama 1 bulan. Hal ini berbeda dengan produk deposito on call yang keuntungan dari bunga bisa didapat mulai dari 3 hari saja. Jadi, walaupun berjangka pendek, menyimpan dana di layanan ini tetap bisa memberikan keuntungan.

- Cocok untuk Menyimpan Uang Jangka Pendek

Deposito jenis ini cocok digunakan bagi masyarakat yang mempunyai tanggungan pembayaran di waktu dekat, misalnya untuk berbisnis, tapi ingin menginvestasikannya terlebih dulu. Sembari menunggu, tentu akan lebih menguntungkan jika menanam dana tersebut pada deposito ini agar bisa menikmati profit dari bunganya.

- Keamanan yang Terjamin

Sama halnya dengan tabungan, keamanan dari deposito on call juga terjamin daripada menyimpannya sendiri di rumah karena alasan akan dipakai sebentar lagi. Yang terpenting, pilih perbankan yang tergabung pada program penjaminan dari Lembaga Penjamin Simpanan agar keamanannya terjamin, dan dana tetap bisa dikembalikan sekalipun saat ada gejolak ekonomi ekstrem.

- Suku Bunga Bisa Dinegosiasikan

(18)

Keuntungan deposito on call lainnya yaitu suku bunga dapat ditawar guna memperoleh return maksimal. Hal ini tentu bisa sangat

menguntungkan jika menyimpan dana dengan jumlah jauh melebihi ketetapan minimal oleh bank. Alasannya karena sejumlah bank menawarkan tingkat suku bunga yang lebih tinggi ketimbang suku bunga regulernya saat nasabah melakukan setoran dana dengan jumlah dan memenuhi ketentuan tertentu.

- Investasi dengan Risiko Rendah

Deposito jenis ini tergolong sebagai instrumen investasi berisiko rendah karena keuntungan serta pengembalian saldo pokok terjamin dan pasti akan sesuai dengan kesepakatannya. Risiko deposito on call juga terbilang minim karena pengaruh fluktuasi dari suku bunga maupun faktor ekonomi lain sangat kecil.

- Asuransi Sun Life

 Kekurangan Deposito On Call

Selain keuntungan tersebut, berikut adalah kekurangan Deposito On Call:

- Risiko fluktuasi pada suku bunga pasar.

- Pencairan bunga bisa dilakukan hanya saat mencairkan dana DOC.

- Apabila bank mengalami likuidasi, ada potensi dana deposito milik nasabah tidak bisa dicairkan sepenuhnya.

- Imbal hasil relatif rendah ketimbang instrumen investasi lainnya.

- Bunga deposito dapat tak bernilai saat inflasi sedang tinggi, atau dalam kata lain DOC lemah saat terjadi inflasi.

 Jangka Waktu Pencairan Deposito On Call

Jangka waktu pencairan deposito on call bisa ditentukan sesuai dengan

kesepakatan pihak nasabah dengan bank ketika dalam proses pembukaan rekening ini.

Meski begitu, pencairan dana pada DOC tidak dapat dilakukan langsung.

Dibutuhkan waktu paling tidak 3 hari jika ingin mencairkan dana dari deposito ini.

Bahkan, tergantung dari jumlah uang yang tersimpan, jangka waktu pencairan dana pada deposito on call bisa lebih lama sehingga perlu waktu konfirmasi secepatnya.

 Cara Menghitung Deposito On Call

Untuk menghitung bunga pada produk deposito on call, terdapat rumus yang dapat digunakan. Berikut adalah simulasi perhitungan bunga deposito jenis ini agar mudah memahami rumusnya.

Dana tersimpan: 500 juta.

Jangka waktu: 15 hari.

Suku bunga: 5 persen.

(19)

Berdasarkan data tersebut, rumus penghitungan bunga keuntungan deposito on call adalah sebagai berikut.

OCBC NISP KTA CASHLOAN

Keuntungan dari bunga DOC = (tenor DOC/30 hari) X suku bunga X saldo pokok

(15 hari/ 30 hari) X 500 juta X 5 persen = 12.5 juta

Keuntungan tersebut masih harus dikurangi dengan beban pajak. Dalam kata lain, bunga deposito ini masih harus dihitung kembali guna mengetahui nominal keuntungan bunga bersihnya.

 Cara dan Syarat Mengajukan Deposito On Call

Untuk mengajukan deposito jenis ini, calon nasabah harus lebih dulu memenuhi sejumlah syarat dan ketentuannya. Beberapa ketentuan dan persyaratan membuka deposit on call, antara lain:

o Usia paling tidak 17 tahun.

o Mempunyai identitas diri berupa SIM/KTP/ Paspor untuk WNI, atau KITAP/KITAS untuk WNA.

o Mempunyai NPWP untuk WNI.

o Mampu memenuhi minimal setoran sesuai ketetapan bank.

Sedangkan langkah mengajukan deposito on call adalah sebagai berikut.

 Memilih bank yang diawasi dan terdaftar di OJK serta ada jaminan bunga dari LPS atau Lembaga Penjamin Simpanan.

 Sesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan.

 Tentukan jumlah setoran awal serta jangka waktu penyimpanannya.

 Mendatangi bank untuk mengajukan deposito.

 Menunjukkan kartu identitas aktif yang asli dan juga fotokopi.

 Mengisi formulir pembukaan deposito dari bank.

 Jika tidak mempunyai rekening dari bank yang bersangkutan, calon nasabah akan diminta membuka rekening terlebih dulu sebelum mengajukan deposito.

 Menyerahkan identitas diri dan formulir yang telah diisi.

 Melakukan setoran awal.

 Menerima bukti setoran serta kepemilikan deposito.

 Menyelesaikan proses serta menyimpan bukti kepemilikan juga ingat tanggal jatuh tempo deposito

(20)

B. Surat Berharga

Surat berharga adalah surat yang oleh penerbitnya sengaja diterbitkan sebagai pelaksanaan pemenuhan suatu prestasi yang berupa pembayaran sejumlah uang.

Tetapi pembayaran ini tidak dilakukan dengan menggunakan mata uang, melainkan dengan menggunakan alat bayar lain. Alat bayar itu berupa surat yang didalamnya mengandung suatu perintah kepada pihak ke tiga, atau pernyataan sanggup untuk membayar sejumlah uang untukpemegang surat itu.

Menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) surat berharga yang diterbitkan adalah pengakuan utang yang diterbitkan oleh bank, seperti promes, wesel atau surat berharga lain yang sejenis, yang umumnya diperdagangkan di pasar uang dengan cara diskonto, dikenal sebagai surat berharga pasar uang (SPBU) dan obligasi.

SBPU yang diterbitkan oleh bank dicatat sebesar nilai nominalnya. Diskonto merupakan selisih antara nilai nominal dengan harga jualnya dicatat sebagai bunga dibayar di muka dan diamortisasi selama jangka waktu surat berharga pasar uang tersebut. Saldo bunga dibayar dimuka disajikan sebagai pos pengurang (offsetting account) dari nilai nominal SPBU tersebut.

 Jenis Surat Berharga dan Fungsinya

 Penggolongan dan Bentuk-Bentuk Surat Berharga : Surat yang mempunyai sifat kebendaan Surat-surat tanda keanggotaan

Surat tagihan hutang

 Bentuk-bentuk surat berharga :

 Wesel

Wesel adalah ssuatu surat berharga bertanggal dan menyebutkan tempat penerbitannya, yang merupakan perintah tanpa syarat oleh penarik untuk membayar kepada pihak pemegang atau di tunjuk oleh pemegang tersebut.

 Cek

Cek adalah suatu surat berharga bertanggal dan menyebutkan tempat penerbitnya, yang merupakan perintah tanpa syarat oleh penarik untuk membayar kepada pihak pihak pemegang atau pembawanya.

 Surat Sanggup

(21)

Surat sanggup adalah suatu surat berharga, bertanggal dan

menyebutkan tempat penerbitnya yang merupakan kesanggupan tanpa syarat oleh penerbit untuk membayar kepada pihak pemegang surat anggup.

 Bilyet Giro

Bilyet giro adalah suatu perintah tanpa syarat dari penerbitnya untuk memindahbukukan sejumlah uang yang ada pada bank dimana penerbit memiliki rekening giro dan dana dalam jumlah yang cukup kerekening milik pihak yang namanya tersebut dalam bilyet giro tersebut.

 Saham

Saham adalah suatu bagaian dalam perusahaan yang merupakan kepentingan kepemilikan dalam wujud benda bergerak dalam suatu perusahaan.

 Obligasi

Obligasi adalah surat hutang jangka panjang (jangka waktu lebih dari satu tahun)

 Commercial Paper

Commercial paper adalah promes yang tidak disertai dengan jaminan (unsequred promissory notes), diterbitkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana jangka pendek dan dijual kepada investor dalam pasar uang. Penerbit berjanji akan membayar sejumlah tertentu uang pada saat jatuh tempo. Penerbit CP adalah perusahaan yang

mempunyai kredibilitas tinggi.

 Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

SBI adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek.

(22)

 Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)

SBPU adalah surat-surat berharga berjangka pendek yang dapat diperjualbelikan secara diskonto dengan Bank Indonesia atau lembaga diskonto yang ditunjuk oleh Bank Indonesia.

(23)

C. Surat Berharga Pasar Uang

Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) adalah SBPU ini adalah surat berharga yang diterbitkan dan ditandatangani oleh nasabah, yang pada umumnya dilakukan sebagai jaminan atas pelunasan hutang nasabah kepada bank yang bersangkutan.

Menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) surat berharga yang diterbitkan adalah pengakuan utang yang diterbitkan oleh bank, seperti promes, wesel atau surat berharga lain yang sejenis, yang umumnya diperdagangkan di pasar uang dengan cara diskonto, dikenal sebagai surat berharga pasar uang (SPBU) dan obligasi.

SBPU yang diterbitkan oleh bank dicatat sebesar nilai nominalnya. Diskonto merupakan selisih antara nilai nominal dengan harga jualnya dicatat sebagai bunga dibayar di muka dan diamortisasi selama jangka waktu surat berharga pasar uang tersebut. Saldo bunga dibayar dimuka disajikan sebagai pos pengurang (offsetting account) dari nilai nominal SPBU tersebut.

Perdagangan SBPU bisa antara bank komersial, dengan Lembaga Keuangan Bukan Bank atau antar bank komersial dengan Bank Indonesia atau masyarakat umum selama memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Namun praktik yang paling sering dilakukan adalah dengan Bank Indonesia. Perdagangan SBPU dengan Bank Indonesia dilakukan secara lelang dengan sistem diskonto

a. Surat Berharga Pasar Uang Yang diperdagangkan

1) Surat sanggup (Surat Aksep atau Promes) yang berupa:

i. Surat sanggup yang diterbitkan oleh nasabah dalam rangka penerimaan kredit dari bank atau Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) untuk membiayai kegiatan tertentu.

ii. Surat sanggup yang diterbitkan oleh bank dalam rangka pinjaman antar bank.

2) Surat Wesel, dapat berupa:

i. Surat wesel yang ditarik oleh suatu bank dan diaksep oleh

(24)

pihak lain dalam rangka transaksi tertentu penarik ata pihak tertarik adalah nasabah bank atau LKBB.

ii. Surat wesel yang ditarik oleh nasabah bank atau LKBB dan diaksep oleh bank atau LKBB dalam rangka pemberian kredit untuk membiayai kegiatan tertentu.

b. Perdagangan SBPU Dengan Bank Indonesia

Khusus untuk perdagangan SBPU dengan Bank Indonesia, SBPU harus berjangka waktu pendek dengan minimal 30 hari dan bernilai nominal

minimal Rp25.000.000.000 yang selanjutnya berkelipatan Rp5.000.000 dengan maksimum Rp30.000.000.000. SBPU yang diterbitkan tidak dalam rangka kredit yang sebagian atau seluruh dananya berasal dari BLBI, penjualanna dilakukan dengan cara lelang dengan sistem diskonto.

Perdagangan SBPU ini harus memperhatikan hak dan kewajiban

penjualan atau pembeli. Transaksi Outright adalah transaksi jual beli SBU atas dasar sisa jatuh waktu SBPU yang bersangkutan. Repurchase Agreement adalah transaksi perdagangan SBPU yang mensyaraatkan penjual membeli kembal SBP sesuai dengan jangka waktu yang diperjanjikan. Penyelesaian transaksi diperhitungkan dengan nilai tunai SBPU sebagai berikut:

c. Akuntansi Surat Berharga Diterbitkan

Surat berharga diterbitkan akan dicatat pada saat penerbitan, penjualan, dan pelunasan. Pada waktu penerbitan surat berharga sebenarnya bank harus mendapat surat pengakuan hutang dari nasabah atau bank lain yang

selanjutnya menjadi aset bank dan sewaktu-waktu dapat dijual untuk memenuhi likuiditas bank. Sebagai aset bank, maka bank akan mencatat sebesar harga nominal. Harga nominal ini sebesar nilai kewajiban nasabah kepada bank yang ditulis sebagai nilai nominal di lembar surat berharga.

Surat berharga yang diterima bank dari nasabah/bank lain akan menjadi sumber dana bank bila djual di pasar uang. Penjualan surat berharga ini akan diterima sebesar harga jualnya (nilai tunai). Selisih nilai tunai dan nilai

Nilai Nominal x 360 Nilai Tunai =

360 + (Tingkat Diskonto x Jangka Waktu

(25)

nominal dicatat sebagai diskonto SBPU yang belum diamortisasi. Diskonto yang telah diperhitungkan harus diamortisasi setiap akhir bulan sehingga SBPU itu jatuh tempo serta dikenakan pajak sebesar 15%.

Contoh:

Awal Juli 2013 seorang nasabah Bank Omega Jakarta mempunyai pinjaman kepada Bank sebesar Rp500.000.000. Pinjaman tersebut telah diangsur sampai Desember 2013 sebesar Rp78.500.000 dengan perincian angsuran pokok Rp60.000.000 dan angsuran bunga Rp18.500.000. Setelah angsuran tersebut ternyata nasabah tersebut tidak lancar dalam melunasi kreditnya sehingga nasabah tersebut dengan itikad baik membuat surat sanggup untuk melunasi sisa kreditnya beserta tunggakan bunga yang telah mencapai Rp24.000.000.

Bunga promes 12% per tahun dan berjangka waktu 90 hari. Penerbitan surat berharga ini terhitung tanggal 1 Maret 2013. Pada tanggal 31 Maret 2013 Bank Omega menjualnya ke Bank Indonesia (BI) dengan diskonto 10% per tahun. Hasil penjualannya langsung didebetkan ke rekening Giro Bank Indonesia milik Bank Omega.

Perhitungan untuk menentukan Nilai Nominal Promes/SBPU adalah:

Keterangan Jumlah (Rp)

Plafon kredit untuk Nasabah 500.000.000

Pembayaran angsuran pokok ( 60.000.000)

Outstanding Credit 440.000.000

Tunggakan bunga kredit 24.000.000

Nilai tagihan bank terhadap nasabah 464.000.000

Bunga promes diperhitungkan = 464.000.000 x 12% x (90/360)

13.920.000

Nominal SBPU diterbitkan 477.920.000

Pencatatan Penerbitan Promes/SBPU pada tanggal 1 Maret 2013 :

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

1/3-13 Surat Berharga Diterbitkan 477.920.000

Kredit yang Diberikan 440.000.000

Pendapatan Bunga 24.000.000

Bunga SBPU Diterima

Dimuka 13.920.000

Bunga SBPU yang diterima dimuka harus diamortisasi setiap akhir bulan.

Pencatatan amortisasinya :

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

31/3-13 Bunga SBPU diterima dimuka

(13.920.000: 3) 4.640.000

Pendapatan Bunga 3.944.000

(26)

Hutang Pajak

(15% x 4.640.000) 696.000

30/4-13 Bunga SBPU Diterima Dimuka 4.640.000

Pendapatan Bunga 3.944.000

Hutang Pajak 696.000

31/5-13 Bunga SBPU Diterima Dimuka 4.640.000

Pendapatan Bunga 3.944.000

Hutang Pajak 696.000

Surat berharga promes yang telah dikuasai bank ini, selanjutnya dijual pada tanggal 31 Maret 2013 oleh Bank Omega ke Bank Indonesia dengan diskonto 10%. Untuk mencatat penjualan surat berharga ini perlu menentukan harga tunainya dan besarnya diskonto SBPU sebagai berikut:

Keterangan Jumlah (Rp)

Nominal SBPU 477.920.000

Harga Tunai = (477.920.000x 360)/(360 + (10% x 60) 470.085.246

Diskonto SBPU 7.834.754

Pencatatan transaksi :

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

31/3-06 Giro Bank Indonesia 470.085.246

Diskonto SBPU Belum

Diamortisasi 7.834.754

Surat Berharga-SBPU 477.920.000

Diskonto sebesar Rp7.834.754 adalah untuk 60 hari (2 bulan). Dengan demikian bank melakukan amortisasi pada akhir bulan kedua dan ketiga.

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

30/4-13 Biaya Bunga SBPU 3.917.377

Diskonto SBPU belum diamortisasi 3.917.377

31/5-06 Biaya Bunga SBPU 3.917.377

Surat Berharga SBPU 477.920.000

Diskonto SBPU belum diamortisasi 3.917.377

Giro Bank Indonesia 477.920.000

Pada tanggal 31 Maret 2013 Bank Omega Jakarta membukukan pelunasan SBPU yang dijual ke Bank Indonesia atas beban Giro BI yang dimiliki Bank Omega Jakarta sebesar Rp477.920.000, sebab SBPU telah jatuh tempo.

(27)

Pelunasan SBPU ke Bank Indonesia tidak terlepas dari realisasi kesanggupan (akseptasi) nsabah debitur yang melunasi promes yang diterbitkan kepada Bank Omega Jakarta. Untuk itu pada tanggal 31 Mei 2013, Bank Omega Jakarta juga mencatat pelunasan tersebut dari nasabahnya sebagai berikut:

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

30/5-13 Kas 477.920.000

Surat Berharga Diterbitkan 477.920.000

Dengan melakukan transaksi di pasar uang, maka sebenarnya Bank Omega telah memperoleh keuntungan berupa pendapatan bunga bersih sebagai berikut:

Keteranga n

Jumlah (Rp) Pendapatan bunga surat berharga dari nasabah 13.920.000 Pajak bunga = 15% x 13.920.000 2.088.000 Pendapatan bunga setelah pajak 11.832.000 Biaya Bunga SBPU dibayar ke Bank Indonesia 7.834.754

Pendapatan bunga bersih 3.997.246

(28)

BAB 4 Contoh Soal 1. SBPU = SURAT BERHARGA PASAR UANG

PENERBITAN

Nasabah Bank Omega membuat surat pengakuan hutang Rp 80.000.000 beserta bunga Rp 20.000.000, atau secara keseluruhan sebesar Rp 100.000.000 dengan suku bunga 14% setahun jangka waktu 6bulan. Kemudian pada hari yang sama dijual oleh Bank Omega BI mendapat diskonto 13,5% setahun

– Bank Omega

Surat Berharga (D) Rp 100.000.000

Debitur (K) Rp 80.000.000 Pendapatan Bunga Deb yang diterima dimuka (K) Rp 20.000.000 PENJUALAN

SBPU dijual ke BI diskonto 13,5%/tahun

Bank Indonesia – Giro (D) Rp 93.250.000 Diskonto SBPU yang belun diamortisasi (D) Rp 6.750.000

Surat Berharga – SBPU (K) Rp 100.000.000 ((13,5%x100Juta) : 12bulan) x Jangka waktu 6bulan)

Diskonto SBPU tersebut akan dialokasikan setiap bulannya kedalam biaya dengan jurnal

Biaya Diskonto SBPU (D) Rp 1.125.000

Diskonto SBPU yang belum diamortisasi (K) Rp 1.125.000 (6.750.000 : 6bulan)

PELUNASAN

Setelah jatuh tempo SBPU dilunasi oleh Bank Omega dan nasabah yang menerbitkan surat hutang

– Bank Omega

Surat Berharga – SBPU (D) Rp 100.000.000 Kas/Giro Nasabah (D) Rp 100.000.000 Surat Berharga (K) Rp 100.000.000 BI – Giro (K) Rp 100.000.000

2. D E P O S I T O

– Mita melakukan setoran tunai untuk pembukaan rekening deposito berjangka 6 bulan sebesar Rp 20.000.000

Jurnal : Kas (D) Rp 20.000.000

Deposito 6 Bulan – Mita (K) Rp 20.000.000 – Perhitungan Bunga Deposito

Bank akan memberikan bunga 12% dengan perhitungan (Rp 20.000.000 x 12%)/12bulan maka bunga yang akan diterima adalah Rp 200.000 perbulan Jurnal : Biaya Bunga Deposito (D) Rp 200.000

Bunga yang masih harus dibayar (K) Rp 200.000 – Pencairan Deposito yang belum jatuh waktu

Mita mempunyai deposito Rp 50.000.000 bunga 19% untuk jangka waktu 1 tahun, ternyata hendak dicairkan setelah bulan ke 3, maka Mita akan dikenakan penalty Rp 625.000

Jurnal : Deposito – Mita (D) Rp 50.000.000

(29)

Pendapatan Operasional Lain-Lain (K) Rp 625.000 Kas (K) Rp 49.375.000

3. Contoh soal dan jawabanPerhitungan bunga deposito berjangkaNy, Nuryan migami menerbitkan Deposito Berjangka dibankBlinyu Sejumlah Rp.40.000.000 untuk jangka waktu 6 bulan,bunga 18% dikenakan pajak 15%

Pertanyaan :

- Berapa bunga bersih yang ia terima jika bunga diambil setiap bulan

- Berapa bunga bersih yang ia terima jika bunga dimabil setelah jatuh tempo Jawab:

Bunga yang diambil setiap bulanBunga = 18% x Rp.40.000.000/12 x 1 = Rp.600.000

Pajak 15% x Rp.600.000 = Rp.90.000

Bunga bersih = Rp.600.000 – Rp.90.000 = Rp.510.000

Bunga diambil setelah jatuh tempoBunga = 18% x Rp.40.000.000/12 x 6 = Rp.3.600.000Pajak 15% x Rp.3.600.000= Rp.540.000

Bunga bersih = = Rp.3.600.000 – Rp.540.000 = 3.060.000

(30)

BAB 5 Penutup

Kesimpulan

Di dalam sebuah bank banyak sekali produk yang ditawarkan dalam bentuk surat berharga yakni seperti : deposito maupun surat berharga pasar uang. Deposito

merupakan simpanan masyarakat atau pihak ketiga yang penarikannnya dapat dilakukkan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) adalah SBPU ini adalah surat berharga yang diterbitkan dan ditandatangani oleh nasabah, yang pada umumnya dilakukan sebagai jaminan atas pelunasan hutang nasabah kepada bank yang bersangkutan.

Saran

Bank sangat banyak memberikan layanan kepada konsumennya, baik itu berupa uang maupun surat berharga. Penulis mengharapkan saran, dan kritik yang sekiranya dapat membangun bagi penulis kedepannya. Terima kasih

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Taswan. (2008). Akuntansi Perbankan : Transaksi dalam Valuta Rupiah.

Yogyakarta UPP AMP YKPN

https://www.coursehero.com/file/45892899/14159-Akuntansi-Deposito-5-19pptx/

https://datakata.wordpress.com/2014/04/03/contoh-soal-akuntansi-perbankan-jurnal-untuk- giro-tabungan-deposito-travellers-cheques-pinjaman/

https://www.cermati.com/artikel/deposito-on-call

https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/1614290083/02teori%20portofolio%20dan

%20analisis%20investasi.pdf

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318570/pendidikan/bab-6-surat-berharga-diterbitkan.pdf https://www.academia.edu/36409105/sbpu

https://manajemenkeuangan.net/deposito-adalah/

https://www.scribd.com/document/486657441/bab-7-deposito-Akuntansi-Perbankan- Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Sertifikat yang menjelaskan bahwa pemliknya menitipkan sejumlah uang kepada pengelola (manajer investasi) untuk diperlukan sebagai modal inveslasi di pasar uang atau

Surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek adalah ..... Surat Berharga Pasar

Obligasi adalah surat berharga yang menunjukkan bahwa penerbit obligasi meminjam sejumlah dana kepada masyarakat dan memiliki kewajiban untuk membayar bunga secara berkala,

KOMPETENSI: Mahasiswa Mengetahui hukum surat-surat berharga yang meliputi tinjauan umum tentang surat berharga dan jenis- jenis surat berharga yang meliputi

Debit Surat berharga - surat berharga (Trading) 1.000.000.000 Kredit Pendapatan Bunga yang Ditangguhkan surat berharga 8.333.333 Kredit Surat berharga - surat berharga (HTM)

Surat Berharga Syariah Negara dengan cara bookbuilding di Pasar Perdana Dalam Negeri, adalah kegiatan penjualan SBSN kepada Pihak melalui Agen Penjual, dimana

Travels cheque atau cek perjalanan adalah surat yang berharga dikeluarkan oleh sebuah bank, yang mengandung nilai, dimana bark penerbit sanggub membayar sejumlah uang sebesar

PERBEDAAN PASAR UANG & PERBEDAAN PASAR UANG & PASAR MODAL PASAR MODAL Indikator Pasar Indikator Pasar Pasar Uang Pasar Uang Pasar Modal Pasar Modal Jangka Waktu Jangka Waktu