• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV SISTEM UPAH DAN INSENTIF PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI BRANCH OFFICE KUNINGAN MENURUT HUKUM EKONOMI ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV SISTEM UPAH DAN INSENTIF PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI BRANCH OFFICE KUNINGAN MENURUT HUKUM EKONOMI ISLAM"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

70

A. Pandangan Hukum Ekonomi Islam Tentang Upah dan Isentif

Didalam pandangan ekonomi Islam istilah upah dibahas dalam pembahsan Ijârah al‟amal. Yang mana akad Ijârah atas penyewaan jasa seperti buruh atau pekerja, mereka akan mendapatkan Ujrah atas jasa yang mereka berikan kepada perusahaan. Dalam ekonomi Islam ada beberapa hal yang menjadi perhatian dalam sistem pengupahan untuk di analisis. Rukun dan syarat Ujrah dilihat dari akad atau kontrak kerja. Kejelasan dalam mempekerjakan seseorang dalam suatu usaha merupakan keharusan yang mesti dilaksanakan, karena akad dalam ekonomi Islam yang terdapat pada fiqh muamalah menentukan arah kemana arah mekanisme sistem upah yang akan dijalani oleh kedua belah pihak, anatara perusahaan dan pegawainya.

Allah memerintahkan hambanya untuk bekerja bagi diri kita dan adanya timbal balik atas pekerjaan yang dilakukan. Dengan kata lain, setiap pekerjaan manusia akan mendapatkan ganjaran yang setimpal. Ganjaran yang dimaksud di dunia adalah upah atau kompensasi dan ganjaran akhirat berupa pahala. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi perusahaan untuk tidak membayar mereka dengan layak dan adil karena mereka pun bekerja dengan penuh semangat niat untuk ibadah dan tentunya hal ini sudah sejalan dengan apa yang telah di syari’atkan olej Islam bahwa imbalan berupa materi di dunia dan pahala sebagai imbalan di akhirat.

Upah yang adil sebenarnya merupakan upah yang mengacu pada jasa dari pekerja yang dipengaruhi oleh beberapa hal seperti jumlah uang yang diterima, daya beli uang yang merupakan alat untuk memenuhi kebutuhan.

Artinya upah diberikan kepada pekerja harus seimbang dengan jasa pekerja.

Islam tidak memberikan ketentuan secara rinci dalam penetapan upah atau imbalan, akan tetapi penerapannya dapat dilakukan melalui pemahaman dan pemaknaan Al-Qur’an dan Hadits yang diwujudkan dalam nilai-nilai universal

(2)

seperti prinsip keadilan, kelayakan dan pemerataan1, sebagaimana telah dijelaskan dalam BAB II Upah dalam Ekonomi Islam.

Keadilan merupakan salah satu prinsip dasar dalam semua transaksi yang Islami. Bahkan keadilan sering kali dipandang sebgai intisari dari ajaran Islam dan dinilai Allah sebagai perbuatan yang lebih dekat dengan ketakwaan.

Hal ini sejalan dengan adil adalah proporsional, yaitu seseorang mendapatkan sesuatu sesuai dengan kontribusinya.2 Upah juga harus berprinsip kelayakan, hal ini diperlukan untuk memperhatikan terpenuhinya kebutuhan pokok pekerja dengan taraf hidup masyarakat, sehingga pekerja dapat hidup layak, tidak hanya berdasarkan pertimbangan semata. Dalam pandangan Ekonomi Islam melarang untuk menumpuk harta, sehingga melalui pekerja mendapatkan imbalan atas jasanya kepada perusahaan.

Insentif dalam pandangan ekonomi Islam itu, insentif diberikan dengan merujuk Ijârah. Insentif ditentukan oleh dua kriteria, yaitu dari segi prestasi berapa banyak penjualan produk. Dalam hal menetapkan nilai insentif ini, ada tiga syarat syari’ah yang harus dipenuhi, yakni : adil, terbuka, dan berorientasi falah (keuntungan dunia dan akhirat). Insentif (bonus) seseorang tidak boleh mengurangi hak orang lain sehingga tidak ada yang di dzalimi.

Insentif adalah sebagai penghargaan atau ganjaran yang diberikan untuk memotivasi para pegawai agar produktifitasnya tinggi dan sifatnya tidak tetap atau sewaktu-waktu imbalan yang dapat memberikan motivasi tersebut biasa disebut dengan insentif. Pada dasarnya pemberian insentif bukanlah hak tetapi melainkan sebagai penghormatan terhadap pegawai yang telah menunjukan kemampuannya dan prestasi kerja yang baik dalam melaksanakan tugasnya hal ini dimaksudkan untuk memotivasi kerja. Manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhannya, sehinga mereka mengharapkan dengan bekerja mereka akan mendapatkan balas jasa yang setimpal yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Sebagaimana telah di jelaskan sebelumnya di BAB I dan BAB II.

1 Ahmad Ifham Sholihin, Buku Pintar Ekonomi Syariah..., 874

2 Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), Ekonomi Islam (Jakarta:

Rajawali Pers, 2012)..., 351

(3)

Dengan adanya balas jasa yang adil dan layak yang diterima oleh karyawan, maka karyawan akan termotivasi untuk bekerja dengan sebaik- baiknya dan penuh dengan rasa tanggung jawab karena kebutuhannya sudah terpenuhi, sehingga produktifitas meningkat. Salah satu konsekuensi logis dari bekerja adalah manusia mendapatkan kompensasi ini dapat berupa dimensi non-material seperti kepuasan batin, kebahagiaan, networking, dan hal lainnya yang merupakan urusan bathîniyah yang tak mampu dan tak terlihat oleh kasat mata.3

Dari pembahasan tersebut di atas dapat di konklusikan bahwa Upah dan Insentif di pandang dalam ekonomi Islam itu tepatnya harus pada prinsip layak, tepat, dan adil. Dan harus sudah sesuai dengan rukun dan syarat nya yaitu Musta‟jir (Perusahaan), Ajir (orang yang melakukan ijab dan qabul), Shigat (Ijab dan Qabul atau akad), Ujrah (Upah yang harus diberikan).

B. Sistem Upah dan Insentif pada PT. Bank Syari’ah Mandiri

Suatu perusahaan tentunya memiliki standar upah masing-masing. Hal ini seharusnya didasarkan pada penetapan upah minimum yang telah diatur oleh pemerintah dan Undang-undang. Sistem kerja sama dalam hubungan industrial yang didalamnya juga termasuk sistem pengupahan, dalam hal ini terdapat dua pihak yaitu disatu pihak sebagai pekerja/pegawai dan pihak lain menyediakan pekerjaan yaitu perusahaan. Upah dalam kerja sama ini menjadi sangat penting karena upah itu merupakan hak pekerja sebagai balas jasa dari tenaga dan pikiran yang telah dicurahkan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam melaksanakan suatu pekerjaan dan itu pun sudah menjadi kewajiban perusahaan yang telah mendapatkan manfaat dari pekerjaannya itu.

Penentuan upah menurut jabatan itu tidak signifikan atau hanya tunjangan jabatan dan tunjangan golongan. Sedangkan penentuan upah menurut golongan (Grade) itu meliputi :

3 Payaman An-Nabhani, “Mengembangkan Sistem Ekonomi Alternatif Perspektif Ekonomi Islam”..., 246

(4)

1) Masa Kerja.

2) Dipengaruhi oleh Prestasi.

3) Level pelatihan.

4) Jabatan (Posisi berbeda setiap masing-masing karyawan) Contoh :

Tabel 4.1

Posisi Jabatan dan Grade

No Jabatan Grade

1 Customer Service C3

2 Teller C2

3 Back Office C4

4 Marketing C4

5 Officer D1 – D3

6 Manajer D3 – D4

7 Kepala Cabang E1

Sebagaimana di atur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 88 ayat 1 menyatakan bahwa setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan dan ketentuan syari’at Islam yang memenuhi pangan, sandang, dan papan. Dengan konsep ini,upah minimum merupakan jaringan pengamanan (Safety net) di pasar tenaga kerja dan pengupahan.4

“Upah yang diberikan PT. Bank Syari‟ah Mandiri dari sisi nominal itu tepat sesuai waktu yang telah di tentukan oleh perusahaan yaitu setiap tanggal 25 setiap bulannya, jika tanggal 25 itu jatuh pada hari libur kerja maka akan dikreditkan pada masing-masing rekening pegawai pada hari sebelumnya.

Pengupahan di PT. Bank Syari‟ah Mandiri ini selalu tepat waktu. Lalu dilihat dari sisi nominalnya pengupahan ini cukup bersaing karena standar gaji Mandiri Group. Untuk pegawai yang outsorsing/ alih daya seperti OB

4 Tim Pengkajian Hukum Yang Diketuai Basani Situmorang, Laporan Pengkajian Hukum ...., xxiv

(5)

(Pramubhakti), satpam, driver, juga menerima upah pada tanggal yang sama yaitu pada tanggaln 25 setiap bulannya dan upah tersebut sudah sesuai dengan UMR.”5 Menurut penulis bila dilihat dari teori dan hasil wawancara dengan karyawan BSM di atas, standar pengupahan di BSM itu sendiri sudah tepat pada waktunya karena menurut hadits pun “Berikanlah oleh kalian upah pekerja sebelum keringatnya kering...” dilihat dari hadits itu pun sistem pengupahan di BSM itu sudah termasuk dalam kriteria menurut hukum ekonomi Islam.

Pemberian upah itu sendiri melalui kredit rekening masing-masing pegawai melalui kantor pusat, jadi sistem pengupahannya itu tidak melalui masing-masing KCP, bahkan bila upah diberikan pada tanggal 25, pukul 00:01 itu upah sudah masuk ke masing-masing kredit rekening pegawai itu menandakan bahwa proses pengupahan itu sangat cepat. Dalam hal ini masing- masing pegawai itu berhak mendapatkan slip gaji dan itu melalui online.

Komponen Gaji di BSM itu meliputi : 1. Gaji Pokok

2. Tunjangan Grade (Golongan) 3. Tunjangan Jabatan

4. Lembur (Hanya untuk pegawai tertentu misalnya pegawai Staf kebawah)

5. Tunjangan-tunjangan Lain : a. Tunjangan Pajak b. Tunjangan Kesehatan c. Tunjangan Hari Tua

Untuk keterkaitan peningkatan upah setiap bulannya, di BSM itu sendiri bila di rata-rata itu minimal 1 tahun sekali, dikatakan minimal karena bisa saja dalam 1 tahun itu 2 kali naik gaji tergantung dengan keadaan BSM saat itu, dan bila berbicara tentang kenaikan upah maka di BSM juga ada ketidak samaan dalam pendapatan upah untuk masing-masing karyawan.

5 Hasil wawancara dengan bapak Raup Ambari Branch Operation Manager PT. Bank Syariah Mandiri Branch Office Kuningan 10 Juni 2016

(6)

“Menurut Ibu Heni Nuehaeningsih; pemberian upah di BSM sendiri menurut saya sih sudah layak dan wajar karena apa yang saya dapatkan itu sudah sesuai dengan apa yang sudah saya berikan ke perusahaan, bila dilihat dari UMR jelas sudah memenuhi syarat bahkan lebih, dengan masa kerja yang sudah lumayan lama juga”6

“Menurut bapak Febi Bayu AD; menurut saya pengupahan di BSM itu sudah pada tempatnya maksudnya sudah termasuk ke dalam prinsip pengupahan yaitu adil, layak, wajar. Kalau berbicara adil sih relatif ya tetapi bila dilihat dari UMK Kuningan yang nominalnya Rp. 1.364.760,- saja itu sudah masuk dalam kriteria asa layak dan wajar. Bila dibandingkan dengan ibu Heni jelas untuk upah keseluruhan kami memang berbeda walaupun kami mempunyai jabatan yang sama, tetapi untuk upah pokoknya itu sama saja, yang dapat membedakan dari kami itu masa kerja, prestasi, dan level pelatihan, karena ibu Heni itu sudah senior saya. Dan untuk masalah insentif juga menurut saya sih sudah adil ya karena itu dinilai dari prestasi kita masing-masing”7

Menurut penulis daari hasil wawancara diatas dengan upah yang diberikan perusahaan akan memberikan keadilan bagi karyawan, serta sebagai apresiasi terhadap jasa yang telah diberikan karyawan untuk perusahaan. Hal ini juga sejalan dengan penjelasan Edy Sutrisno mengenai tujuan upah pekerja yaitu salah satunya untuk menjamin keadilan diantara pekerja dengan perusahaan. Pekerja akan memperoleh upah yang sesuai dengan hasil kerjanya.8

6 Hasil Wawancara dengan Ibu Heni Nurhaenengsih selaku Pawning Officer PT. Bank Syariah Mandiri Branch Office Kuningan 10 Juni 2016

7 Hasil Wawancara dengan bapak Febi Bayu AD selaku Pawning Officer PT. Bank Syariah Mandiri Branch Office Kuningan 10 Juni 2016

8 Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia ..., 188

(7)

Tabel 4.2 Kenaikan Pengupahan9

No Kenaikan Pengupahan di PT. Bank Syari’ah Mandiri Unsur-Unsur Naik Turun Upah Naik Upah Turun

1 Pengaruh UMR  

2 Insentive Dilihat dari

prestasi BSM  

3 Prestasi/ Pencapaian

Target  

4 Jabatan & Grade  

Kisaran Kenaikan Pengupahan 5 – 20%

Perusahaan memberikan upah agar memotivasi karyawan sehingga mereka bekerja dengan benar, rajin dan mereka bertahan di perusahaannya.

Pemberian upah kepada karyawan merupakan penghargaan terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh karyawan untuk menjamin dan meningkatkan kesejahteraan karyawan. Upah dalam kerja sama ini menjadi penting karena upah merupakan hak pekerja sebagai balas jasa dari tenaga dan pikiran yang telah dicurahkan dalam melaksanakan suatu tanggung jawabnya dalam melaksanakan suatu pekerjaan sekaligus menjadi kewajiban perusahaan yang telah mendapatkan manfaat dari pekerjaannya itu. Perusahaan menempatkan pekerja pada keahlianya tentu bertujuan agar produksinya berjalan lancar.

Dengan demikian perusahaan telah menerapkan manajemen produksi yang baik. Maka peran pengusaha untuk menempatkan pekerja pada keahliannya menjadi keharusan dan mutlak dilakukan.

“Menurut ibu Dinda Rupanda; Pemberina upah dan insentif di BSM itu sendiri sih sudah layak ya maksudnya sudah sesuailah dengan apa yang sudah saya kerjakan di BSM, kalau berbicara tentang kebutuhan dan keinginan sih pasti kurang terus yah karena kebutuhan apalagi keinginan masing-masing

9 Dokumen kenaikan Upah PT Bank Syariah Mandiri Branch Office Kuningan

(8)

karyawan kan berbeda-beda, tetapi pengupahan di BSM ini sudah sesuai dengan UMR, maka sudah cukup memuaskan”10

Menurut penulis dari pemaparan wawancara di atas upah yang diberikan pada BSM dengan menggunakan sistem waktu yaitu sistem upah ini pemberian upah didasarkan atas waktu atau lamanya seorang pekerja melakukan pekerjaanya. Upah yang diberikan kepada pekerja menurut keterangan manager BSM sudah sesuai dengan prinsip adil dan layak. Upah yang adil dimaksudkan Upah ditetapkan dengan cara yang paling tepat tanpa harus menindas pihak manapun, setiap pihak memperoleh bagian yang sah dari hasil kerja sama mereka tanpa adanya ketidak adilan terhadap pihak lain. Upah kerja minimal dapat memenuhi kebutuhan pokok dengan ukuran taraf hidup lingkungan masyarakat sekitar dan upah yang layak Kelayakan menuntut agar upah kerja cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum secara layak, Upah yang diterima harus layak, yang mana berhubungan dengan besaran yang diterima. Kelayakan upah yang diterima oleh pekerja dilihat dari tiga aspek yaitu: pangan (makanan), sandang (pakaian) dan papan (tempat tinggal). Istilah insentif pada umumnya digunakan untuk menggambarkan rencana-rencana pembayaran upah yang dikaitkan secara langsung maupun tidak langsung dengan standart produktivitas kerja karyawan atau profitabilitas organisasi atau kedua kriteria tersebut.

Para karyawan yang bekerja di bawah sistem insentif financial berarti prestasi kerja karyawan menentukan secara langsung atau sebagaian penghasilan mereka. Rencana-rencana insentif bermaksud untuk menghubungkan keinginan karyawan akan pendapatan financial tambahan dengan kebutuhan organisasi dan efisiensi produksi. Yang dimaksud dengan insentif adalah sistem upah yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan dan mempertahankan karyawan yangberprestasi untuk tetap dalam perusahaan.

Selain upah pada PT. Bank Syari’ah Mandiri juga memberikan Insentif kerja terhadap pekerjanya. Bertujuan agar pekerja dalam melakukan

10 Hasil Wawancara dengan ibu Dinda Rupanda selaku Teller PT. Bank Syariah Mandiri Branch Office Kuningan 13 Juni 2016

(9)

pekerjaanya merasa lebih bersemangat dan bersungguh- sungguh. Insentif di BSM itu dikeluarkan minimal 1tahun 1kali karena berasal dari prestasi masing- masing karyawan maka insentif di BSM itu cukup memuaskan karena sudah memenuhi harapan pegawai, dan dengan kisaran 2 – 10 kali gaji. Insentive di BSM di berikan kepada karyawan dengan masa kerja minimal 1tahun, bagi yang di bawah 1tahun masa kerja perhitungannya biasanya disebut dengan proporsional, contohnya ada pekerja yang masa kerjanya baru 5bulan perhitungannya 5 : 12 x 1kali gaji misalnya karyawan dengan upah Rp.

3.000.000,- per bulan perhitungannya 5 : 12 x 3.000.000 = 1.250.000 jadi bonus yang dapat di terima karyawan tersebut adalah Rp. 1.250.000,-.

Insentif di berikan kepada para karyawan itu biasanya triwulan pertama atau pada awal tahun Januari – Maret dengan dasar pencapaian atau prestasi pada tahun sebelumnya, misalnya pendapatan insentif untuk tahun 2016 itu dasarnya atau prestasinya dilihat dari prestasi yang kita lakukan di tahun 2015.

“Menurut Bapak Asep Sopiana; bila dilihat dari prilaku dan kondisi di BSM insentif yang diberikan perusahaan itu sudah cukup sesuai, artinya tidak pernah ada keluhan besar-besaran seperti demo atau tindakan protes lainnya, dan insentif itu baru bisa diberikan kepada karyawan yang masa kerjanya sudah lebih dari 3 bulan, ada pula karyawan yang tidak dapat menerima insentif dikarenakan karyawan tersebut sudah melakukan pelanggaran dan sedang di kenakan SP, dan karyawan yang masa kerjanya dibawah 3 bulan”11

Sistem upah dan Insentif yang di terapkan di Bank Syariah Mandiri dapat di konklusikan bahwa di BSM itu menerapkan sistem upah menurut waktu karena upah diberikan per tanggal 25 setiap bulannya. Sistem upah di BSM sudah dapat dikatakan layak dan adil karena selalu tepat waktu. Selain dari pada pengupahan BSM pun memberikan penghargaan kepada para karyawan dengan cara memberikan insentif (bonus). Untuk sistem insentif di BSM biasa di berikan dalam triwulan pertama di bulan Januari-maret. Dan pemberian insentif di BSM itu berdasarkan prestasi masing-masing para

11 Hasil wawancara dengan bapak Asep Sopiana selaku Analisis Pembiayaan Mikro PT.

Bank Syariah Mandiri Branch Office Kuningan 13 Juni 2016

(10)

karyawan BSM sehingga insentif karyawan satu dengan yang lainnya itu tidak sama karena tergantung prestasi yang mereka sumbangsikan kepada perusahaan.

C. Analisis Kepatuhan Sistem Upah dan Insentif pada PT. Bank Syari’ah Mandiri Branch Office Kuningan Terhadap Hukum Ekonomi Islam

Pada pembahasan kali ini penulis menganalisis pelaksanaan sistem upah yang diberikan PT. Bank Syari’ah Mandiri Branch Office Kuningan dengan membandingkan dengan pandangan hukum ekonomi islam Seorang pimpinan hendaknya menyadari kebutuhan pegawai, dimana perusahaan memberikan imbalan tersebut dimaksudkan untuk kemajuan perusahaan.

Sebab, imbalan dapat dijadikan rangsangan yang memberikan motivasi agar memiliki produktivitas kerja yang tinggi. Upah juga merupakan salah satu indikator terhadap jalannya kinerja seorang pegawai.

“Dalam praktiknya PT. Bank Syari‟ah Branch Office Mandiri sebelum memperkerjakan para pekerjanya selalu melalui proses, diantaranya proses perekrutan pekerja, setelah terpilih pekerja yang akan bekerjasama dengan perusahaan, PT. Bank Syari‟ah Mandiri membuat perjanjian antara perusahan dan calon pekerjanya. Pihak perusahaan meminta pekerja untuk melakukan pekerjaan sesuai posisi pekerjaan yang diberikan dan sesuai dengan kamampuan yang dimiliki dari pekerja tersebut dengan ketentuan karyawan akan mendapatkan kompensasi berupa upah, hal tersebut sudah disepakati oleh kedua belah pihak”.12 Menurut penulis apabila dilihat dari pandangan hukum ekonomi Islam kerja sama ini dikategorikan sebagai akad ijârah al-amal seperti yang telah di bahas di atas. Dan adapun rukun dan syarat Ijârah dalam kerjasama antara pekerja dan perusahaan yaitu dari ketentuan upah pada PT. Bank Syari’ah Mandiri yang bertindak atau disebut dengan Musta‟jir. Sedangankan orang yang bekerja pada perusahaan tersebut dengan menerima upah disebut dengan ajir (Pekerja). Syarat pada musta‟jir dan ajir

12 Hasil wawancara dengan manager PT. Bank Syari’ah Mandiri Branch Office Kuningan Bapak Raup Ambari tanggal 16 juni 2016

(11)

adalah berakal dan dapat membedakan, baligh, cakap melakukan tasharruf atau mengendalikan harta, dan saling meridhai. Hal ini sudah terpenuhi sesuai syari’at Islam karena semuanya telah baligh. Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah akad atau perjanjian. Akad menurut istilah suatu perikatan antara ijab dan qabul dengan cara yang dibenarkan syara, menyebabkan akibat- akibat hukum pada obyeknya.

Ijab adalah pernyataan pihak yang pertama mengenai isi perikatan yang diinginkan, sedangkan qabul adalah pernyataan pihak kedua untuk menerimanya.13 Menurut Hasbi As-shididdeqy dalam bukunya Pengantar Fiqih Muamalah menegaskan bahwa rukun akad adalah ijab dan qabul, yang dimaksud dengan sigat al-aqd adalah ucapan atau perbuatan yang menunjukan kepada kehendak kepada kedua belah pihak.14 sigat al-aqd merupakan rukun akad yang penting karena melalui pernyataan inilah diketahui setiap maksud yang melakukan akad.15 Sigat al-aqd mempunyai beberapa bentuk yaitu dengan ucapan (perkataan), perbuatan saling memberi dan menerima dan dengan isyarat dan tulisan.

Islam dalam melakukan kontrak kerja harus jelas jenis pekerjaannya, batas waktunya, jumlah upahnya, siapa yang dikontrak dan yang lebih penting adalah ada keridhaan kedua belah pihak. Keridhaan ini berdasarkan atas keadilan yang dirasakan antara karyawan dengan atasan atau perusahaa. Lebih luas lagi keridhaan yang dirasakan karyawan akan kewajiban yang diberikan perusahaan atau lembaga kepada karyawan dan jenis kewajiban yang harus dilakukan karyawan kepada perusahaan. PT. Bank Syari’ah Mandiri yang telah disebutkan di atas bahwa dengan adanya kesepakatan antara pihak perusahaan dan calon pekerja/karyawan bahwa setiap pekerja/karyawan mengetahui tugas dan tanggung jawab masing-masing. Dalam perjanjian (tentang upah) kedua belah pihak diperingatkan untuk bersikap jujur dan adil dalam semua urusan mereka, sehingga tidak terjadi tindakan aniaya terhadap orang lain juga tidak

13 Ahmad Azhar basyir, Asas-asas Hukum Mualamat,.... 43

14 Hasbi As-shididdeqy, Pengantar Fiqih Muamalah cet-1 (semarang, PT Pustaka Rizki Putra 1997), 29.

15 Hasbi As-shididdeqy, Pengantar Fiqih Muamalah, ...30

(12)

merugikan kepentingannya sendiri. Penganiayaan terhadap para pekerja berarti bahwa mereka tidak dibayar secara adil dan bagian yang sah dari hasil kerjasama sebagai jatah dari hasil kerja mereka tidak mereka peroleh, sedangkan yang dimaksud dengan penganiayaan terhadap majikan yaitu mereka dipaksa oleh kekuatan industri untuk membayar upah para pekerja melebihi dari kemampuan mereka. Oleh karena diperintahkan kepada perusahaan untuk membayar para pekerja dengan bagian yang seharusnya mereka terima sesuai kerja mereka, dan pada saat yang sama dia telah menyelamatkan kepentingannya sendiri.

“Bapak Agung Suyatmo mengatakan Disini cara ijab qabul nya pemberian upah atau perjanjian kerja dengan menggunakan ijab qabul secara lisan dan tertulis, pihak perusahaan mengatakan iya bahwa saya diterima kerja diperusahaan ini (PT. Bank Syari‟ah Mandiri) dengan pekerjaan yang saya lamar atau sesuai dengan kemampuan saya, setelah itu saya melakukan perjanjian yang tertulis dengan menandatangani surat perjanjian kerja atau kontrak kerja dengan perusahaan”16 Dengan demikian, untuk rukun syarat akad upah “akad ijab dan qabul” pada PT. Bank Syari’ah Mandiri sudah dinyatakan sesuai dengan hukum ekonomi Islam.

Islam telah memberikan segala macam bentuk pengaturan untuk mengatasi berbagai permasalahan manusia. Dan islam juga memberikan metode dalam pelaksanaanya. Kesempurnaan pelaksanaan dari sebuah sistem sangatlah penting. Jika tidak, maka praktek yang menyimpang atau belum sempurna bisa saja menjadi senjata yang akan mencoreng sistem yang sempurna tersebut. Sebagaimana telah diuraikan bahwa upah dipandang sah apabila bentuk dan macamnya memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan, demikian juga dengan sistem upah karyawan PT. Bank Syari’ah Mandiri dianggap sah apabila telah memenuhi syarat-syarat pemberian upah yang ditetapkan oleh hukum ekonomi Islam yaitu :17

16 Hasil wawancara dengan Back Office di PT. Bank Syari’ah Mandiri Branch Office Kuningan Bapak Agung Suyatmo tanggal 18 Juni 2016

17Taqiyuddin An Nabhani, Sistem Ekonomi Islam…, hlm 103

(13)

1. Upah hendaknya jelas dengan bukti dan ciri yang bisa menghilangkan ketidak jelasan, maksudnya besar kecilnya upah dan bentuk upah disebutkan.

2. Upah harus dibayarkan sesegera mungkin atau sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam akad.

3. Upah tersebut bisa dimanfaatkan oleh pekerja untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya dan keluarganya (baik dalam bentuk uang atau barang dan jasa).

Dari uraian diatas dapat disyaratkan bahwa dari wujudnya pengupahan di PT. Bank Syari’ah Mandiri berupa upah yang diterima karyawan dalam bentuk uang. Diterima sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan besarnya sesuai dengan ketentuan dan kebijakan-kebijakan perusahaan. Besarnya upah ditentukan sepihak oleh pihak perusahaan tetapi disepakti oleh pihak calon pekerja.18 Jadi, untuk kejelasan mengenai upah sudah sesuai dengan ketentuan dalam Islam.

Syarat upah yang lainnya yaitu harus dibayarkan sesegera mungkin atau sesuai dengan akad. Yang terjadi di BSM adalah upah diberikan pada tanggal 25 setiap bulannya, hal ini sudah disepakti diawal perjanjian.

Perusahaan tidak pernah menangguhkan pembayaran upah pekerja, dari pihak BSM selalu menepati janjinya untuk membayar pekerja setiap bulanya sesuai akad di awal dan diberikan berdasarkan kejujuran dan keadilan.

Syarat upah harus dimanfaatkan oleh pekerja untuk memenuhi kehidupannya dan keluarganya baik dalam bentuk uang atau pun jasa. Manfaat dari kerja dapat diketahui dengan jelas. Adapun manfaat yang kerja di BSM dapat dirasakan karyawan itu sendiri, dimana mereka merasakan ketentraman dan kebahagiaan hidup disamping itu juga mereka mendapatkan upah.

Dari rukun dan syarat di BSM sudah sesuai ketentuan dalam ekonomi Islam, karena hampir semua rukun dan syaratnya terpenuhi. Dalam Al-Qur’an, besar minimal upah memang tidak disebutkan atau tidak ditentukan secara

18 Hasil wawancara dengan Back Office PT. Bank Syari’ah Mandiri Branch Office Kuningan Bapak Agung Suyatmo 18 Juni 2016

(14)

terperinci, tetapi Allah SWT secara tegas mewajibkan kepada pengelola perusahaan untuk membayar upah pekerja yang dipekerjakannya. Sedangkan besaran upah dalam Islam harus ditetapkan melalui kesepakatan antara pekerja dan pengusaha yang didasarkan pada prinsip keadilan. Islam memberikan perhatian dengan menetapkan tingkat upah minimum bagi pekerja atau buruh dengan cara memperhatikan nilai-nilai kelayakan dari upah.

Dalam Islam menjamin bahwa upah yang layak bagi para pekerja sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya bagi perusahaan dan upah per orangnya harus ditentukan berdasarkan kerjanya dan sumbangsinya dalam kerjasama bagi perusahaan, untuk itu harus dibayar dengan cukup adil, juga tidak melebihi dari apa yang telah dikerjakannya. Hal ini pun telah sesuai dilakukan di BSM sejalan dengan UU No. 13 tahun 2003 pasal 88 ayat 1 dan 2 disebutkan bahwa setiap pekerja\buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan dan ketentuan syari’at Islam yang memenuhi pangan, sandang dan papan. Setiap orang harus diberi imbalan penuh sesuai hasil kerjanya dan tidak seorang pun harus diperlakukan secara tidak adil. Dalam hal ini adil adalah mengambarkan keseimbangan dan keharmonisan. Nilai-Nilai keadilan menuntut antara lain agar orang memberikan kepada orang lain sesuatu yang menjadi haknya. Yang mana ini sebagai adab dan etika pekerja dan perusahaan yang telah dijelaskan di atas.

Menurut penulis Sistem pengupahan yang diterapkan oleh BSM dalam Hukum Ekonomi Islam di perbolehkan selama pengupahan yang dilakukan antara kedua belah pihak yakni pengusaha dan para karyawan ataun pekerja dibayarkan secara cepat dan adanya kesepakatan, objek akad itu sesuatu yang halal, penentuan upah harus jelas dan sesuatu yang bernilai misalnya harta atau uang. Dengan penerapan upah menurut jangka waktu baik harian, mingguan, dan sistem prestasi. Islam tidak membatasi cara-cara tertentu bagi pembagian upah, karena upah diberikan menurut dengan situasi yang berbeda dan di pengaruhi banyak faktor diantaranya, jenis pekerjaan, waktu yang diperlukan, harga barang produksi dan taraf hidup.

(15)

Dengan jumlah upah yang diberikan serta sistem upah yang diberikan BSM dan dengan kesepakatan diawal perjanjian dan tidak ada penunggakan pembayaran upah dan besaran upahnya juga sudah dijelaskan diawal perjanjian, jadi tidak akan terjadi kecurangan oleh salah satu pihak yang melakukan perjanjian kerja serta bisa terlindungi semua hak-hak para pihak dari tindakan kecurangan. Kerena perjanjian itu di lakukan secara tertulis maka tindakan kecurangan itu bisa di hindari dan dengan adanya perjanjian tertulis itu bisa dijadikan penguat dalam suatu perjanjian apalagi bila perjanjian itu menyangkut tentang upah yang sangat penting dalam sebuah kerjasama dan seringkali menimbulkan masalah antara pengusaha dan para pekerjanya.

Maka dapat dikatakan sitem upah pada PT. Bank Syari’ah Madiri Branch Office Kuningan sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan akad upah dalam pandangan hukum ekonomi islam.

Dalam agama islam yang merupakan agama rahmatan lil „alamin sangat menjungjung tinggi pemenuhan kebutuhan bagi setiap warganya dengan pemenuhan dan pemberian jaminan kepada seluruh warga diharapkan dapat mensejahterakan mereka semua. Pemberian Insentif atau bonus sangat mendukung untuk memotivasi karyawan dalam melakukan pekerjaannya.

Sehingga diharapkan hasil output yang dicapai semakin meningkat dengan waktu tidak melebihi yang telah distandarkan. Pemberian insentif bertujuan agar meningkatkan motivasi pekerja dalam kaitannya meningkatkan produktivitas kerjanya, sehingga produktivitas perusahaan juga ikut naik.

Sistem insentif menunjukan hubungan yang paling jelas antara kompensasi dan prestasi kerja. Istilah sistem insentif pada umumnya digunakan untuk menggambarkan rencana-rencana pembayaran upah yang dikaitkan secara langsung atau tidak langsung dengan berbagai standar produktivitas karyawan atas profitabilitas organisasi atau kedua kriteria tersebut. Bagi mayoritas karyawan, uang masih tetap merupakan motivasi kuat atau bahkan paling kuat.

Rencana-rencana insentif bermaksud untuk menghubungkan keinginan karyawan akan pendapatan finansial tambahan dengan kebutuhan organisasi akan efisiensi produksi. Karena gaji dan insentif adalah salah satu faktor

(16)

penentu berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuan. Sebab apabila gaji dan insentif yang diterapkan dalam organisasi perusahaan tersebut tidak sesuai dengan situasi dan kondisi internal organisasi, seperti tingkat keahlian dan kematangan karyawannya maka akan berpengaruh terhadap perilaku karyawan dalam menjalankan tugas yang buruk sehingga produktivitasnya akan menurun.

“Bapak Raup Ambari mengatakan bahwa antara Upah dan insentif yang diterapkan dengan tingkat keahlihan dan kematangan dari karyawan tidak relevan dan sehingga efektivitas dan insentif yang diterapkan kurang memenuhi harapan. Pemberian gaji dan insentif yang efektif merupakan usaha-usaha pihak perusahaan untuk dapat memberikan dorongan pada karyawan agar mencapai tingkat produktivitas yang diharapkan. Pemberian gaji dan insentif sangat diperlukan oleh setiap organisasi/perusahaan untuk menjaga dan meningkatkan bentuk, semangat untuk mendapatkan tingkat produktivitas kerja yang diharapkan”19 Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa setiap perusahaan harus mempunyai bentuk dan semangat dengan memberikan hubungan serasi dan seimbang antara proses produksi dengan kemampuan dan kematangan dari karyawan sehingga usaha untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan sesuai dengan yang diharapkan.

Insentif diberikan dengan merujuk skim Ijarah. Insentif ditentukan oleh dua kriteria, yaitu dari segi prestasi dari sisi berapa banyak nasabah yang dibina sehingga ikut menyukseskan kinerja. Dalam hal menetapkan nilai insentif ini, ada tiga syarat syari’ah yang harus dipenuhi, yakni: adil, terbuka, dan berorientasi falah (keuntungan dunia dan akhirat). Insentif (bonus) seseorang tidak boleh mengurangi hak orang lain di bawahnya, sehingga tidak ada yang dizalimi Sistem insentif juga harus transparan diinformasikan kepada seluruh anggota, bahkan dalam menentukan sistemnya dan pembagian insentif

19 Hasil wawancara dengan manajer Oprasional PT. Bank Syari’ah Mandiri Branch Office Kuningan Bapak Raup Ambari 18 Juni 2016

(17)

(bonus), para anggota perlu diikutsertakan. Dalam hal ini tetap dilakukan musyawarah, sehingga penetapan sistem bonus tidak sepihak.

Dalam pembagian bonus PT. Bank Syari’ah Mandiri Branch Office Kuningan dilakukan secara adil dan tidak ada eksploitasi secara sepihak. Bonus yang didapatkan oleh karyawan sesuai dengan hasil prestasi yang mereka haturkan untuk perusahaan. Contohnya di dalam warung mikro itu ada yang disebut dengan target nasabah, keteika karyawan tersebut dapat mendapatkan nasabah yang sesuai dengan target perusahaan, sehingga karyawan tersebut berhasil tutup poin, maka karyawan tersebut akan mendapat bonus yang sesuai.

Maka dapat dikatakan sistem Insentif pada PT. Bank Syari’ah Mandiri Branch Office Kuningan sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan akad dalam pandangan hukum ekonomi Islam.

Referensi

Dokumen terkait

disfungsional keluarga. Ada banyak keluarga-keluarga di Indonesia itu saat ini tidak berfungsi sebagai mana mestinya. Menurut saya, itu yang menjadi penyebab adalah

Dilakukan anestesi regional spinal pada pasien dengan dosis yang rendah dan tidak diberikan obat sedasi baik sebelum maupun selama operasi untuk menjaga haemodinamik pada

d) Belanja Hibah, digunakan untuk menganggarkan pemberian hibah dalam bentuk uang, barang danatau jasa kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah,

Pada kelas kontrol memiliki rata-rata yang tidak berbeda jauh antara data pre test dan post test sikap memiliki selisih rata-rata 1,28, hasil selisih tersebut menunjukkan bahwa

Kromatogram minyak Asaron sebelum dilakukan pemurnian menggunakan distilasi pengurangan tekanan menunjukkan terdapat 19 puncak dengan waktu retensi yang berbeda dan

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul “strategi komunikasi dalam

Tutkimuksessa mukana olevien vuokra-asunnon tarjoajien vertailulla pyritään saamaan kokonaiskuva pääkaupunkiseudun arava- ja korkotukivuokra-asuntojen hakijoista,