• Tidak ada hasil yang ditemukan

?*- L I I. (.1.1 I I L. p ^ ' I. jasa » 1 ' A L < A. I IjB'fe,vi 3 I I I. ft ** V « Ji ( e-1 ^1; * T t. Cv^ <ht S v I i ! ** L,1f *1. J ' '? H 1. l*!

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "?*- L I I. (.1.1 I I L. p ^ ' I. jasa » 1 ' A L < A. I IjB'fe,vi 3 I I I. ft ** V « Ji ( e-1 ^1; * T t. Cv^ <ht S v I i ! ** L,1f *1. J ' '? H 1. l*!"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

I I

3

I J

1

ft **• V «

¥

*—

i

I

ii

1

1

k

*

A

\

e-1 I

$

J

I

'./*■

^-1 I

Ji

’ <V£

! £ ** w.

?*-

S

I

I v

® I IjB'fe

,vi

I

* <■**>!

!•

Cv^ <ht S v«» I ♦ i

L I I. (.1.1 I I L’

'

•* . .

*

» 1 '

% • tjI

■' ? H 1I

l*! •

p ^ ’' I.

jaSa

’ ■ L,1f *1

. J '

• Il 1

< A

x. Jl

« f

^1;

* T t

(

A L

■ '■ i

\ I

(2)

FIQIH "\7 AitAF

Diterbitkan Oleh :

Proyek Peningkatan Pemberdayaan Wakaf ..

Direktorat Jenderal Bimas Islam dan Penyelenggaraan HaJl 2004

(3)

KATA PENGANTAR Assalamu' alaikum wr. wb.

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, bahwa dengan rahmat dan karunia-Nya Proyek Peningkatan Pemberdayaan WakafTahun Anggaran 2004 dapat menerbickan kembali buku Fiqih Wakaf untuk kedua kalinya.

Buku ini memuat berbagai permasalahan fiqih wakaf yang ditinjau dari berbagai pendapat ulama serta hal-hal yang terkait dengan memberdayakan pengembangan dan pembinaan wakaf secara umum.

Kepada semua pihak yang relah berjasa aras rerceraknya buku ini kami mengucapkan terima kasih.

Akhimya semoga buku ini bermanfaat. Amin.

Wassalam,

Jakarta, Mei 2004

(4)
(5)

SAMBUTAN

DIREKTUR PENGEMBANGAN ZAKAT DAN WAKAF Bismillahirrahmanirrahim

Terlebih dahulu kami panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWf, karena atas rahmat clan karuniaNya k.ita dapat melakukan berbagai upaya unruk meningkatkan pelayanan kehidupan beragama, termasuk pelayanan di bidang wakaf.

Sejak terjadinya krisis ekonomi clan melonjaknya angka kemiskinan di tanah air k.ita, maka zakat clan wakaf semakin dirasa penting peranannya dalam menanggulangi problem sosial clan ekonomi di tengah masyarakat. Sehubungan dengan iru, maka upaya yang dilakukan Pemerintah diantaranya ialah menerbitkan buku Fiqih Wakaf dalam rangka memberikan pencerahan pemaharnan umat Islam terhadap wakaf.

Penyusunan buku-buku referensi tenrang wakaf merupakan bagian dari upaya Pemerintah unruk memajukan perwakafan sesuai dengan potensi yang ada dalam masyarakat kira clan

mencontoh keberhasilan yang terdapat di negara lain.

Dengan kehadiran buku Fiqih Wakaf ini, maka diharapkan kepedulian clan ranggungjawab berbagai elemen masyarakat unruk meningkatkan perberdayaan wakaf lebih meningkat.

Semoga niat baik clan upaya yang k.ita lakukan diridhai Allah SWf.Amin.

Wassalam,

Jakarta, Oktober 2003 Direkrur

fff

(6)
(7)

SAMBUTAN

DIREICTURJENDERAL BIMAS ISLAM DAN PENYELENGGARAAN HAJI

Bismillahirrahmanirrahim

Salah saru upaya yang dilakukan Departemen Agama dewasa

m1 adalah memberdayakan wakaf yang merupakan salah saru instrument dalam membangun kehidupan sosial-ekonomi umat Islam. Dalam hubungan ini Departemen Agama akan terus berupaya mendorong clan memfasilitasi pemberdayaan wakaf secara berkesinambungan

Bagian-bagian penting dari konsep pemberdayaan wakaf secara umum antara lain mengurai tentang pemahaman yang komprehensif clan modern tentang seluruh potensi clan peluang yang ada. Unruk itu buku-buku referensi tentang wakaf perlu disediakan clan dirulis secara sistematis clan dipublikasikan agar dapat dipahami oleh semua pihak yang terkait.

Unruk iru, kami menyambut baik penerbitan buku Fiqih Wakaf, karena dalam buku ini memuat hal-hal pokok yang perlu disosialisasikan di lingkungan masyarakat, organisasi-organisasi Islam, clan para nazhir yang mengelola tanah wakaf.

Dengan kehadiran buku ini diharapkan perhatian terhadap pemberdayaan wakaf lebih meningkat sesuai dengan harapan clan keinginan kita bersama.

Semoga Allah SWT memberkati niat baik clan upaya yang kita lakukan. Amin.

I

(8)
(9)

DAFTARISI

KATA PENGANTAR c::> i KATA SAMBUTAN c::> iii KATA SAMBUTAN c::> v DAFT AR ISi c::> vii

BAGIAN PERTAMA Wakaf dalam Islam Q 1 A... Pengertian Wakaf c::> 1 B. Sejarah Wakaf =:> 4

2. Dasar Hukum Wakaf c::> 11

D. Macam-macam Wakaf c::> 14 BAGIAN KEDCA

Syarat dan Rukun Wakaf c::> 19 A. Syarat Waqif c::> 19

B. Syarar Mauquf Bih c::> 24

C. Syarat Mauquf 'Alaih c::> 44 D. Syarat Shighat c::> 52

BAGIAN KETIGA

Wakaf dalam Sistem PerunJangan di Indonesia Q 63 A. Kl'dudl 1kan Harta Wakaf c::> 63

B. Tata Cara Perwakafun Tanah Milik c::> 66 C. Tara Cara Perwakafan Selain Tanah c::> 74 D. Perubahan clan Pengalihan Harta Wakaf c::> 7 5 E. Penyelesaian Sengketa Wakaf c::> 80

F. Pengawasan Wakaf c::> 82

vii

(10)

BAGIAN KEEMPAT

Menggerakkan Ekonomi Umat Melalui Wakaf q 85 A. Pemberdayaan Wakaf Q 85

B. Pengembangan Wakaf Q 91 C. Pembinaaan Wakaf Q 98 Daftar Pustl.!ca ~

105

l.ampiran ~ 111

(11)

Wakal dalam Islam

A Pengertian Wakaf

Kata "Wakaf' atau 11Waqf' berasal dari bahasa Arab

"Waqafa". Asal kata "Waqafa" berarti 11menahan" atau

"berhenti" atau "diam di tempat" atau tetap berdiri". Kata

"Waqafa-Yaqifu-Waqfan" sama artinya dengan "Habasa- Yahbisu-Tahbisan" .1 Kata al-Waqf dalam bahasa Arab mengandung beberapa pengerti:ln:

Artinya:

. r.: _,,,,- • • •n ~ - • ·-_11

~ .J u1:!J> I ~

'"-&!.,,..

Menahan, menahan harta unruk diwakalkan, tidal<

dipindahmilikkan

1 Muhammad al-Khachib, al-lqna '(Bai rut : Darul Ma'rifuh), hal.

26 dan Dr. Wahbah Zuhaili, Al-Fiqhu al-Islami u-a ~dillatuhu

(Damaskus : Dar al-Fikr al-Mu'ashir), hal. 7 599

(12)

Menurut lstilah Ahli Fiqih

Para ahli fiqih berbeda dalam mendefinisikan wakaf menurut istilah, sehingga mereka berbeda pula dalam memandang hakikat \vakaf itu sendiri. Berbagai pandangan tentang wakaf menurut istilah sebagai berikut:

a. Abu Hanifah

\Xlakaf adalah menahan suatu benda yang menurut hukum, temp milik si wakif dalam rangka mempergunakan manfaamya untuk kebajikan. Berdasarkan definisi itu maka pemilikan harta wakaf tidak lepas dari si wakif, bahkan ia di benarkan menariknya kembali clan ia boleh menjualnya.

Jika si wakif wafat, harta tersebut menjadi harta warisan buat ahli warisnya. Jadi yang timbul dari wakaf hanyalah .. menyumbangkan manfaat". Karena itu mazhab Hanafi mendefinisikan wakaf adalah : "Tidak melakukan suatu tindakan atas suatu benda, yang berstatus tetap sebagai hak milik, dengan menyedekahkan manfaatnya kepada suatu pihak kebajikan (sosial), baik sekarang maupun akan datang".

b. Mazhab Maliki

Mazhab Maliki berpendapat bahwa wakaf itu tidak melepaskan harta yang diwakafkan dari kepemilikan wakif, namun wakaf tersebut mencegah wakif melakukan tindakan yang dapat melepaskan kepemilikannya atas harta tersebut kepada yang lain clan wakif berkewaj i ban menyedekahkan manfaamya serta tidak boleh menarik kembali wakafnya.

Perbuatan si wakif menjadikan manfaat hartanya unruk digunakan oleh mustahiq (penerima wakaf), walaupun yang dimiliYJnya itu berbentuk upah, atau menjadikan hasilnya

unruk

dapat digunakan seperti mewakafkan uang. Wakaf 2

(13)

Jilakukan dengan mengucapkan lafudz wakaf unruk masa tertenru sesuai dengan keinginan pemilik. Oengan kata lain, pemilik harta menahan benda iru dari pengunaan secara pemilikan, tetapi membolehkan pemanfaatan hasilnya unruk rujuan kebaikan, yairu pemberian manfaat benda secara wajar sedang benda iru tetap n1enjadi milik si wakif. Perwakafan iru berlaku unruk suaru masa tertenru, clan karenanya tidak boleh disyaratkan sebagai wakaf kekal (selamanya).

c. Mazhab Syafi'i clan Ahmad bin Hambal

Syafi'i clan Ahmad berpendapat bahwa wakaf adalah melepaskan harta yang diwakatkan dari kepemilikan wakif, setelah sempurna prosedur perwakafan. Wakif tidak boleh melakukan apa saja terhadap harta yang diwakafkan, seperti : perlakuan pemilik dengan cara pemilikannya kepada yang lain, baik dengan n1karan atau tidak. Jika wakif wafat, harta yang diwakafkan tersebut tidak dapat diwarisi oleh ahli warisnya. Wakif menyalurkan manfaat harta yang diwakafkannya kepaJa mauquf 'alaih (yang diberi wakaf) sebagai sedekah yang mengikat, dimana wakif tidak dapat melarang penyaluran sumbangannya tersebut. Apabila wakif melarangnya, maka Qadli berhak memaksanya agar memberikannya kepada mauquf 'alaih. Karena itu mazhab Syafi'i mendefinisikan wakaf adalah r 11Tidak melakukan suaru tindakan atas suaru benda, yang berstatus sebagai milik Allah SWT', dengan menyedekahkan manfaatnya kepada suatu kebajikan (sosial)".

d. Mazhab Lain

Mazhab lain satna dengan mazhab ketiga, namun berbeda dari segi kepemilikan atas benda yang diwakafkan yaitu menjadi milik mauquf ~?/aih (yang diberi wakaf), meskipun

(14)

m,1uqu/" ~1lc1'11 tidak bt:!rhak melakukan suaru tinJakan atas benda wakaf tersebut, baik m~njual atau menghibahkannya.1 B. Sejarah Wakaf

Masa Rasulullah

Dalam sejarah Islam, Wakaf dikenal sejak masa Rasulullah SAW karena wakaf disyariatkan setelah Nabi SAW berhijrah ke Madinah, pada rahun kedua Hijriyah. Ada dua pendapat yang berkembang di kalangan ahli yurisprudensi Islam (fuqaha') tentang siapa yang pertama kali melaksanakan Syariat wakaf. Menurut sebagian pendapat ulama mengatakan bahwa yang pertama kali melaksanakan wakaf adalah Rasulullah SAW ialah wakaf tanah milik Nabi SAW untuk dibangun masjid. Pendapat ini berJasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Umar bin Syabah dari 'Amr bin Sa'ad bin Mu'ad, ia berkata:

.. JI·. , ....

. Lul.t..r

"JU, . . .

.l\.AA • ~ ~ .

.

~ .J UC- . t.Y. . ~ ~ UC- . ~ JA'=- ~ 4.$ J .)J

~I

J_J-j

'.f.l....a '_;~"JI Jl:i'J

J..':.

'J~- ~·JJ?~I

Jus

~'JI ~

;.L

J ~ :.iii

..)..a

Dan diriwayatkan dari Umar bin Syabah, dari Umar bin Sa'ad bin Muad berkata : 11 Kan1i bera1nya &ntnng n1uh-nuJ/i1 wak1t d1lc1m lslc1n1/ Orang Muh,?Jirin n1eng;itnk1n :llhl.1h w;1/i.~1/

Umc1r, sed.1ngkan orang-orang Ansor n1en..t:amkc1n

.1lhhh

ivak,1r ll1sululhzh SA

W.

(Asy-Syaukani: 129).

Rasulullah SAW pada tahun ketiga Hijriyah pernah mewakafkan tujuh kebun Kurma di Madinah; di antaranya

2 Dr. Wahbah az-Zuhaili, A/.Fiqhu .7f./sh111i rm 'Adi/J..mJ/w (Damaskus: Dar al-Fikr al-Mu'ashir)

(15)

ialah kebon A'raf, Shafiyah, Dalal, Barqah dan kebon lainnya. Menurut pendapat sebagian ulama mengatakan bahwa yang pertama kali melaksanakan Syariat wakaf adalah Umar bin Khathab. Pendapat ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan lbnu Umar ra. ia berkata:

Dari lbnu Umar ra. berkata :

".Ba.hwa sahahat' Umar ra.

meperole.h seh1dang tEnah di .Khaihar, .kemudian Umar

ra.

menghadap Rasululla.h

SA

W. untu.k memint:a petunju.k.

Umar her.katE: ''Hai Rasulullah

SA

W., saya mendapat' seh- idang mnah di .Khaihar, saya be/um mendapac.kan harm sebai.k itu, ma.ka apa.kah yang eng.kau perintah.kan .kepada.ku/

11

Rasulullah SA W. hersahda: ''.B11a eng.kau su.ka, .kau mhan (po.koknya) tEna.h itu, dan eng.kau sade.kah.kan (has11nya}. ''Kemuclian Umar mensacle.ka.h.kan (mnahnya untuk cli.kelola), ticlak dijual, dda.k dihihah.kan clan ticla.k diwariskan. lhnu Umar her.kat:a: "Umar menyedekah.kannya (has11 pengelolaan t:anah) .kepacla orang-orang

liihi;

.kaum kerahar, hamha sahaya, sahi/J1/a.h, ihnu sah11 clan t:amu. Dan tidak ch1arang hagi yang mengelola (nazhir) wakaf ma.kan dari has11nya clengan cara yang baik (sepant:asnya) atEu memheri makan orang lain dengan ada.k herma.ksucl menumpuk hart:a" (HR.

Muslim).

Kemudian Syariat wakaf yang telah dilakukan oleh Umar bin Khaththab disusul oleh Abu Thalhah yang mewakafkan

(16)

kebun kesayangannya, kebun "Bairaha"'. Selanjutnya disusul oleh sahabat Nabi SAW. lainnya, seperti Abu Bakar yang mewakafkan sebidang tanahnya di Mekkah yang diperunruk.

kan kepada anak kerurunannya yang darang ke Mekkah.

Ursman menyedekahkan hartanya di Khaibar. Ali bin Abi Thalib mewakafkan tanahnya yang subur. Mu'adz bin Jabal mewakafkan rumahnya, yang populer dengan sebutan "Dar al-Anshar". Kemudian pelaksanaan wakaf disusul oleh Anas bin Malik, Abdullah bin Umar, Zubair bin Awwam clan 'Aisyah lstri Rasulullah SAW.

Masa Dinasti-Dinasti Islam

Praktek wakaf menjadi lebih luas pada masa dinasti Umayah clan dinasti Abbasiyah, semua orang berduyun·

duyun unruk melaksanak.an wak.af, clan wakaf tidak hanya untuk orang-orang fakir clan miskin saja, tetapi wakaf menjadi modal unruk membangun lembaga pendidikan, membangun perpustakaan clan membayar gaji para stafnya, gaji para guru clan beasiswa untuk para siswa dan mahasiswanya. Anrusiasme masyarakat kepada pelaksanaan wakaf telah menarik perhatian negara untuk mengarur penge- lolaan wakaf sebagai sektor untuk membangun solidaritis sosial clan ekonomi masyarakat

Wakaf pada mulanya hanyalah keinginan seseorang yang ingin berbuat baik dengan kekayaan yang dimilikinya clan dikelola secara individu tanpa ada aturan yang pasti. Namun setelah masyarakat Islam merasakan beta.pa manfaatnya lembaga wakaf, maka timbullah keinginan untuk mengatur perwakafan dengan baik. Kemudian dibentuk lembaga yang mengarur wakaf untuk mengelola, memelihara clan menggunakan harta wakaf, baik secara umum seperti masjid atau secara individu arau keluarga.

6

(17)

Pada masa dinasti Umayyah ~·ang menjadi hakim Mesir adalah Taubah bin Ghar al-Hadhramiy pada masa khalifuh Hisyam bin Abd. Malik. la sangat perhatian clan tertarik dengan pengembangan wakaf sehingga terbentuk lembaga wakaf tersendiri sebagaimana lembaga lainnya di bawah pengawasan hakim. Lembaga wakaf inilah yang pertama kali dilakukan dalam administrasi wakaf di Mesir, bahkan di seluruh negara Islam. Pada saat itu juga, Hakim Taubah mendirikan lembaga wakaf di Basrah. Sejak irulah pengelolaan lembaga wakaf di bawah Departemen Kehakiman yang dikelola dengan baik clan hasilnya disalurkan kepada yang berhak clan yang membutuhkan.

Pada masa dinasti Abbasiyah terdapat lembaga wakaf yang disebut dengan "Shadr al- Wuquuf yang mengurus administrasi clan memilih staf pengelola lembaga wakaf.

Demikian perkembangan wakaf pada masa dinasti Umayyah clan Abbasiyah yang manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat, sehingga lembaga wakaf berkembang searah dengan pengaturan administrasinya.

Pada masa dinasti Ayyubiyah di Mesir perkembangan wakaf cukup menggembirakan, di mana hampir semua tanah- tanah pertanian menjadi harta wakaf dan semuanya dikelola oleh negara clan menjadi milik negara (baitul n1a/). Ketika Shalahuddin Al-Ayyuby memerintah Mesir, maka ia bermaksud mewakafkan canah-tanah milik negara diserahkan kepada yayasan keagamaan dan yayasan sosial sebagaimana yang dilakukan oleh dinasti Fathimiyyah sebelumnya, meskipun secara fiqh Islam hukum mewakafkan harta baitulmal masih berbeda pendapat di antara para ulama.

Pertama kali orang yang mewakafkan tanah milik negara (baitul ma}; kepada yayasan keagamaan clan sosial adalah Raja Nuruddin Asy-Syahid dengan ketegasan fatwa yang dikeluarkan oleh seorang ulama pada masa itu ialah lbnu

(18)

'lshrun clan didukung oleh para ulama lainnya bahwa mewakafkan hana milik negara hukumnya boleh varJ~7i), dengan argumentasi (dalil) memelihara clan menjaga kekayaan negara. Sebab harta yang menjadi milik negera

pada dasarnya tidak boleh diwakafkan

Shalahuddin al-Ayyuby banyak mewakafkan lahan milik negara untuk kegiatan pendidikan, seperti mewakafkan beberapa desa (q,1ryah) untuk pengembangan madrasah mazhab asy-Syafi.'iyah, madrasah al-Malikiyah clan madrasah mazhab al-Hanafi.yah dengan dana melalui model mewakafkan kebun clan lahan pertanian, seperti pembangunan madrasah mazhab Syafi'iy di samping kuburan Imam Syafi.'i dengan cara mewakafkan kebun

pertanian clan pulau al-Fil.

l.Jalam rangka mensejahterakan ulama aan 'kepennngan rnisi mazhab Sunni Shalahuddin al-Ayyuby menerapkan kebijakan (11 78 M/572 H) bahwa bagi orang Kristen yang datang dari Iskandar untuk berdagang waj ib membayar bea cukai. Hasilnya dikumpulkan dan diwakafkan kepada para ahli yurisprudensi (fuqahaa') clan para keturunannya. Wakaf telah menjadi sarana bagi dinasti al-Ayyubiyah untuk kepentingan politiknya clan misi alirannya, ialah mazhab Sunni clan mempertahankan kekuasaannya. Di mana harta milik negara

(baitul

n1a~ menjacli modal unruk cliwakafkan demi pengembangan mazhab Sunni clan menggusur mazhab Syi'ah yang clibawa oleh dinasti sebelumnya, ialah clinasti

Fathimiyah.

Perkembangan wakaf pada masa dinasti Mamlul< sangat pesat clan beraneka ragam, sehingga apapun yang dapat diambil manfaatnya boleh diwakafkan. Akan tetapi paling banyak yang diwakafkan pada masa itu adalah tanah pertanian clan bangunan, seperti geclung perkantoran, penginapan clan tempat belajar. Pada masa Mamluk terdapat 8

(19)

waknf hamba sahaya yang diwakafkan unruk merawat lembaga-lembaga agama. Seperti mewakafkan budak unruk memelihara masjid dan madrasah. Hal ini dilakukan pertama kali oleh penguasa dinasti Utsmani ketika menaklukkan Mesir, Sulaiman Basya yang mewakafkan budaknya unruk merawat masjid.

Manfaat wakaf pada masa dinasti Mamluk digunakan sebagaimana tujuan wakaf, seperti wakaf keluarga unruk kepentingan keluarga, wakaf umum untuk kepentingan sosial, membangun tempat untuk memandikan mayat dan untuk membantu orang-orang fakir dan miskin. Yang lebih membawa syi'ar Islam adalah wakaf untuk sarana di Haramain, ialah Mekkah clan Madinah, seperti kain Ka'bah (kiswatul .Ka 'hah). Sebagaimana yang dilakukan oleh Raja Shaleh bin al-Nasir yang membeli desa Bisus lalu diwakafkan untuk membiayai

hswah

Ka'bah setiap tahunnya clan mengganti kain kuburan Nabi SAW clan mimbamya setiap lima t:ahun sekali

Perkembangan berikumya yang dirasa manfu.at wakaf telah menjadi tulang punggung dalam roda ekonomi pada masa dinasti Mamluk mendapat perhatian khusus pada masa itu mesk.i tidak diket:ahui secara pasti awal mula disahkannya undang-undang wakaf. Namun menurut berita clan berkas yang terhimpun bahwa perundang-undangan wakaf pada dinasti Mamluk dimulai sejak Raja al-Dzahir Bibers al- Bandaq (1260-12 77 M./658-6 76 H) di mana dengan undang-undang tersebut Raja al-Dzahir memilih hakim dari masing-masing empat mazhab Sunni. Pada orde al-Dzahir Bibers petwakafan dapat dibagi menjadi tiga kat:agori:

Pendapatan negara dari hasil wakaf yang diberikan oleh penguasa kepada orang-orang yang dianggap berjasa, wakaf untuk membantu Haramain (fasilit:as Mekkah clan Madinah) clan kepentingan masyarakat umum.

(20)

~l'iak al'~ld lima bclas, kerajaan Turki Utsmani dapat

1~\"'llll'l'rluas wilay:lh kckuasaannya, sehingga Turki dapat

:':.'\(.'l\~U~\~ai s~bagian bl.!sar wilayah negara Arab. Kekuasaan

;"-'litik yang diraih oleh dinasti Utsmani secara otomatis

t~':.t.':nr~rinudah untuk menerapkan Syari'at Islam, di

~t.~1t:.lr.1n~-..l ialah pt!rnturan tentang perwakafan. Di antara

~in ... bng-undang yang dikduarkan pada masa dinasti Utsmani :aLlh p~raruran t~ntang pembukuan pelaksanaan wakaf, yang 3!k.duarkan pada tanggal 19 Jumadil Akhir tahun 1280 Hijriyah. Undang-undang tersebut mengarur tenrang penca- ::1=i.n \\"3.kaf, sertifikasi wakaf, cara pengelolaan wakaf, upaya

m~ncapai rujuan wakaf clan melembagakan wakaf dalam UFaya realisasi wakaf dari sisi administtatif clan perundang- unJangan.

PaJa tahun 1287 Hijriyah dikeluarkan undang-undang yang menjelaskan tentang kedudukan tanah-tanah kekuasaan T urki Utsmani clan tanah-tanah produktif yang berstatus wakaf. Dari implementasi undang-undang tersebut di negera- negara Arab masih banyak tanah yang berstatus wakaf clan diperaktekkan sampai saat sekarang.

Sejak masa Rasulullah, masa kekhalifahan clan masa dinasti-dinasti Islam sampai sekarang wakaf masih dilaksanakan dari waktu ke waktu di seluruh negeri muslim, termasuk di Indonesia. Hal ini terlihat dari kenyataan bahwa lembaga wakaf yang berasal dari agama Islam ini telah diterima (diresepsi) menjadi hukum adat bangsa Indonesia sendiri. Disamping itu suatu kenyataan pula bahwa di Indonesia terdapat banyak benda wakaf, baik wakaf benda bergerak atau benda tak bergerak.

Kalau kita perhatikan di negara-negara muslim lain, wakaf menJapat perhatian yang cukup sehingga wakaf menjadi amal sosial yang mampu memberikan manfaat kepada masyarakat banyak. Dalam perjalanan sejarah wakaf terus 10

(21)

berkembang clan akan selalu berkembang bersamaan dengan laju perubahan jaman dengan berbagai inovasi-inovasi yang relevan, seperti bentuk wakaf tunai, wakaf HAKI clan lain- lain. Di Indonesia sendiri, saat ini wakaf mendapat perhatian yang cukup serius dengan (akan) dikeluarkannya Undang- undang Wakaf sebagai upaya pengintegrasian terhadap beberapa peraturan perundang-undangan wakaf yang terpisah-pisah.

C. Dasar Hukum Wakaf

Dalil yang menjadi dasar disyariatkannya ibadah wakaf bersumber dari :

(a) Ayat al-Quran, antara lain :

(77 : ~) ',:.;~ ~ ~' 1_,tallj

"Perhuadah keha1i"kan, supaya kamu

mendapa~

kemenangan

11

(QS: al-Ha/: 77).

_tl)~·.r ... 4'.J;..ni·-u: -....

r"""c.· ·.·•

~~r·

....

~

•· • ..

11~·-.1

U' ~-- U! U--U:'- ~ .JU~ ~~~· ~

.(92:

J~

''Kamu sekalikali tidak sampai kepada keha;i"kan (yang sempurna) sehelum kamu menalkahkan sehagian harta yang kamu cirua1: Dan apa saja yang kamu nalkahkan, maka sesungguhnya Allah

mengetahui'~

(QS: Ali Im ran : 92).

~ • • ~LU:.,. • •• l"' tli'J ~ _ ,.._. 1:" ..ull _ r .. · • · •_•.

ir '

J •• • .. ...,, • •. •. ·,11 'I':."

~ u: ~ . . . ~. ~

c.F

re--Y- u~ ~ uw

(261 . 0 :::.11)

·_·,r,. •

A.111" • ,- .. .-. ·._-_, ~~ tj}\" ~ ~L. ~

~ r-::.--~.J .J'-~~ ,,. J . . - . .

"Perumpamaan (nafakah yang dikeluarkan oleh) orang-orang

yang menalkahkan hartanya di jalan Allah, adalali serupa

(22)

dengan sehuar henil1 yang menumhuhkan tu/uh hua/-, pada aa,raap huar menumhuhkan seratus hi;Z Allah

melipa~uandakan 6o;1n1aran) hagi s1apa sa1a yang Dia kel1endah: Dan Allah Maha Luc1s (Karun1anya) l.agi Maha

Mengemhui'~ (QS: al-Baqarah : 261).

(b) Sunnah Rasulullah SAW .

• _ • .J '·.".J ~C. \ji • ~ !>J ·_ir .(JC. ~I ~ - ..iii • r • . •._r

r .. • •

J • .•

r-

V:' . • U' r-..J . - i.r- . U,..,. J U' ~JA ~· l,F-

• • ~ - n •. - ~ • t "-' ' ~,, -,,... • t ~ 6. ~ ~ •. 'JI U.C. ·• 1.::,1

.,JC- - . L - - • ..J ..J •• ~ ~ ..J ,.~. ,. ~ C--·

(~ .1..JJ) A.]

Dari Ahu Hurairah ra., sesung,01.1hnya Rasulullah SA

W.

hersahda: ''Apah11a anak Adam (manus1a) meninggal dun1a, maka putuslah amalnya, kecuali a"ga perkara : shadaqah 1ariyah1 11mu yang herman.faat dan anak sholeh yang

mendoakan orang tuanya ~ (HR Muslim)

Adapun penafsiran shadaqah /ariyah dalam hadits tersebut adalah:

Hadit.s tersehut dikemukakan di da/am hah Wc?kaf, karena para ulama mena/S1rkan shadaqah ;ariyah dengan wakal"

(imam Muhammad /smad al-Kah/an1; tc, 87)

Ada hadits Nabi yang lebih tegas menggambarkan dianjurkannya ibadah wakaf, yaitu perintah Nabi kepada Umar untuk mewakafkan tanahnya yang ada di Khaibar :

12

(23)

''D.1ri lbnu Unwr r.1. BerJ.:aC1, h.-1!1wa s,1h,1h.1r Unmr m memperoleh sebid.11~!!' t:1n,1/1

di

Klwilwr, kenuKh:1n meng/1.1c:l1p kep.1d.1 R1sulull.1h unruk memohon petunjuk.

Un1.1r berk.1m : }~1 R1sul.1/l.1h, s,1}':1 mend.1p.1rl •. ·.1n sebid.1ng c1n.1h di Kl1.11b.1r, Sil.J':l helun1 pern.1h mend;1p:1tk.1n /1,1rr.1 seh,11k itu, m.1k.1 .1p.1k.·1/1 JC111.f? c.'nJ.r.i.:au perinm/1k.1n A.·ep.1chku .1 K1sulu/l,/1 nu.~ni11c·1b : Bil.1 .k.1mu suk.1, k.1n1u t:1h.111 (pokoknra) r.1n:ll1 ill.1, J.1n k11n1u sedek.1hk.1n (/ws1lnr:1).

Kemudi;1n Unwr mcl.1kuk.1n sh.1d.1q.1h, dd.1J..· diju,11, n"ci1k ,-/Jhib • .,J,.k..,n d.1n

t1d·d..·

pul1 diri':ln: .. k.1n. Berkarn lbnu l./nwr:

l/n1.1r n1enredt..J •. :·1/1/.:.-1nnya kep.1"l1 or.11~!!-or.1~!.! t.-ikir, ku1n1 kerab.1r, hud:ik hel1:1n, s.1h1/11.l711. ihnu s.'lb11 e.l.1n r.1mu. 0;111 d,£1k mengap.1 ,1mu ad,11: dJ1.1mng h.7J/i J'!lng mengu.1s,1i t:1n.1h u'!lk.1! iru (pcngurusn.J':l) m.1J..·.1n d.1ri .'1.1sJ/nva den,!:fln c~·1r.1

L-..11k {..rtc.p.7nt:1snr:1) .1mu n111k.1n den.!!iin nd:1k bc:rn1:1J.:suJ 111enumpuk /1,1rm "(HR. Muslim).

Dabm

s\!bunh h::idirs y:lng lain disebutkan :

. "'...u . .

~ ~

. .

~ 'l.I • ·~ \£C. • ..::..

-~1 • . - '' "I • I ;,t...· . ' •. ~ 111 ~ ~-' ' ' . .. .. • ., - • • ' 'I .

-r" r+- . ~- .J., . ..r-...., ... ~ ~ ~

iLii , ... ··~1 "-j ~j-.i ::! !'."';_" '1 ~r

1:a! ye.a

~r

._, · ···· · ·

u

,'To'~ .J ...-:- ~- • - • • ("' ~ ~

( - ' . - ~I o I ) ' ·• ·~· ' • • r: · I". ~ -i · · J • - -t - : .•. \\ •

. ,.--.J,.S.) . .J.) "t""'..)AJ ~.J ~ ~ . ~ ~

D1ri !bnu llnJ;1r, 1:1 berk.1m : ''Um.1r n1e1~t;.1mk.1n i:ep.1d1 :V.;bi S. ..J W :,:,)-:! n1en1punr:li ser.1ms dir/1,1n1 s.1i1,1n1 di Kl1i11Lmr. S.1.J ;? helun1 pernah n1end.1p.1t lu1rm .J'i111/;! p.1/in/! S<1)'i1 k.1gun1i seperd itu. Tempi s;1_J";1 in,~in n1enredeJ..-.1hl.:,1nnp1.

(24)

Nahi SA W mengatakan kepada Umar : Tahanlah {jangan jua/, hihahkan dan wariskan) asalnya (n1odal pokok) dan jadikan huahnya sedekah untuk sahih1/ah "~ (HR Bukhari

dan Mus/Jin}.

Sedikit sekali memang ayat al-Quran clan as-Sunnah yang menyinggung tentang wakaf. Karena itu sedikit sekali hukum- hukum wakaf yang clitetapkan berdasarkan keclua sumber tersebut. Meskipun demikian, ayat al-Quran clan Sunnah yang seclikit itu mampu menjacli pecloman para ahli fiqih Islam_ Sejak masa Khulafa'u Rasyiclin sampai sekarang, clalam membahas clan mengembangkan hukum-hukum wakaf melalui ijtihacl mereka. Sebab itu sebagian besar hukum-hukum wakaf clalam Islam clitetapkan sebagai hasil ijtihacl, clengan menggunakan metocle ijtihacl yang bermacam- macam, seperti qiyas clan lain-lain_

D. Macam-macam Wakaf

Bila clitinjau dari segi peruntukan ditujukan kepacla siapa wakaf itu, maka wakaf clapat clibagi menjacli clua (2) macam : (1) W akaf Ahli

Yaitu wakaf yang clitujukan kepacla orang-orang tertentu, seorang atau lebih, keluarga si wakif atau bukan. Wakaf seperti ini juga disebut wakaf

Dzun-1:

Apabila acla seseorang mewakafkan sebidang tanah kepada anaknya, lalu kepada cucunya, wakafuya sah clan yang berhak mengambil manfaatnya adalah mereka yang ditunjuk clalam pemyataan wakaf. Wakaf jenis ini (wakaf ahlVclzurri) kadang-kadang juga disebut wakaf 'ala/ au/ad, yaitu wakaf yang diperuntukkan bagi kepentingan clan jaminan sosial

14

(25)

dalam lingkungan keluarga (famili), lingkungan kerabat sendiri.3

Wakaf untuk keluarga 1n1 secara hukum Islam dibenarkan berdasarkan Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari clan Muslim dari Anas bin Malik tentang adanya wakaf keluarga Abu Thalhah kepada kaum kerabatnya. Di ujung Hadits tersebut dinyatakan sebagai berikut:

-:: · ...., "Y. ,. · • ... ·. • ·

~,,

· r

r · ~ ·. t • 1 ~- lf#. • · · - . ,! ' · ·- • · • •

~ • • . et .LU.,SJ -'-f•>•,1·~J .J ~~ 1.J,P•·i.l..J

,~,,,,,,,- f,,.S':" ..., ~ - ' - ·

..:.c. . . .

A.J \jl .

. ~.J . • .) ~

Artinya:

A.ku telah mendengar ucapanmu tentang ha/ tersehuc. Saya herpendapat" sehai.knya .kamu memheri.kannya kepada .keluarga eerde.kac. Maka Ahu Thalhah memhagi.kannya untu.k para .keluarga dan anakana.k pamannya.

Dalam satu segi, wakaf ahli (dzurri) ini baik sekali, karena si wakif akan mendapat dua kebaikan, yaitu kebaikan dari amal ibadah wakafnya, juga kebaikan dari silaturrahmi terhadap keluarga yang diberikan harta wakaf. Akan tetapi, pada sisi lain wakaf ahli ini sering menimbulkan masalah, seperti : bagaimana kalau anak cucu yang ditunjuk sudah tidak ada lagi (punah)

?

Siapa yang berhak mengambil manfaat benda (harta wakaO itu

?

Arau sebaliknya, bagaimana jika anak cucu si wakif yang menjadi tujuan wakaf itu berkembang sedemikian rupa, sehingga menyulitkan bagaimana cara meratakan pembagian hasil harta wakaf?

Untuk mengantisipasi punahnya anak cucu (keluarga penerima harta wakaf) agar hana wakaf kelak tetap bisa dimanfaatkan dengan baik clan berstatus hukum yang jelas,

'Sayyid Sabiq, Fiqhu as-Sunn.?h, (Lebanon : Dar al-'Arabi), 1971, hal. 378

(26)

maka sebaiknya dalam ikrar wakaf ahli ini disebutkan bahwa wakaf ini untuk anak, cucu1 kemudian kepada fakir miskin.

Sehingga bila suaru ketika ahli kerabat (penerima wakaf) tidak ada lagi (punah), maka wakaf itu bisa langsung diberikan kepada fuk.ir miskin. Namun, untuk kasus anak cucu yang menerima wakaf ternyata berkembang sedemikian banyak kemungkinan akan menemukan kesulitan dalam pembagiannya secara adil clan merata.

Pada perkembangan selanjutnya, wakaf ahli untuk saat ini dianggap kurang dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan umum, karena sering menimbulkan kekaburan dalam pengelolaan clan pemanfaatan wakaf oleh keluarga yang diserahi harta wakaf. Di beberapa Negara tertentu1

seperti : Mesir, Turki, Maroko clan Aljazair, wakaf untuk keluarga (ahli) telah dihapuskan, karena pertimbangan dari berbagai segi, tanah-tanah wakaf dalam bentuk ini dinilai tidak produktif. 4 Unruk itu, dalam pandangan KH. Ahmad Azhar Basyir MA, bahwa keberadaan jenis wakaf ahli ini

sudah selayaknya ditinjau kembali untuk dihapuskan.

(2) Wakaf Khairi

Yaitu, wakaf yang secara tegas untuk kepentingan agama (keagamaan) atau kemasyarakatan (kebajikan umum)5Seperti wakaf yang diserahkan untuk keperluan pembangunan masjid, sekolah, jembatan, rumah sakit, panti asuhan anak yatim dan lain sebagainya.

Jenis wakaf ini seperti yang dijelaskan dalam Hadits Nabi Muhammad SAW yang menceritakan tentang wakaf Sahabat Umar bin Khattab. Beliau memberikan hasil kebunnya kepada fuk.ir miskin, ibnu sabil, sabilillah, para ramu, clan

79

16

4 Majalah Pcmbimbing, No. 13/1977, hal. 31; Asaf AA Fyzee, 1966, hal.

j SayyiJ Sabiq, op. arhal 378

(27)

hamba sahaya yang berusaha menebus dirinya. Wakaf ini ditujukan kepada umum dengan tidak terbams penggunaannya yang mencakup semua aspek untuk kepentingan dan kesejahteraan umat manusia pada umumnya. Kepentingan umum tersebut bisa untuk jaminan sosial, pendidikan, keseharan, pertahanan, keamanan dan lain-lain.

Dalam tinjauan penggunaannya, wakaf jenis ini jauh lebih banyak manfaamya dibandingkan dengan jenis wakaf ahli, karena tidak terbatasnya pihak-pihak yang ingin mengambil manfaat. Dan jenis wakaf inilah yang sesungguhnya paling sesuai dengan tujuan perwakafun itu sendiri secara umum. Dalam jenis wakaf ini juga, si wakif (orang yang mewakafkan harta) dapat mengambil manfaat dari hart.a yang diwakafkan itu, seperti wakaf masjid maka si wakif boleh saja di sana, atau mewakafkan sumur, maka si wakif boleh mengambil air dari sumur tersebut sebagairnan::i pemah dilakukan oleh Nabi dan Sahabat Ustman bin Affan.

Secara substansinya, wakaf inilah yang merupakan salah satu segi dari cara membelanjakan (memanfu.atkan) harta di jalan Allah SWT. Dan tentunya kalau dilihat dari manfu.at kegunaannya merupakan salah saru sarana pembangunan, baik di bidang keagamaan, khususnya peribadatan, perekonomian, kebudayaan, kesehatan, keamanan dan sebagainya. Dengan demikian, benda wakaf tersebut benar- benar terasa manfu.amya untuk kepentingan kemanusiaan (umum), ridak hanya untuk keluarga arau kerabat yang terbatasD

(28)
(29)

Syarat f:I Rukun Wakaf

Wakaf dinyatakan sah apabila telah terpenuhi rukun clan syaratnya. Rukun wakaf ada empat (4), yaitu :1

(1) Wakif (orang yang mewakafkan harta);

(2) Mauquf bih (barang atau harta yang diwakafkan);

(3) Mauquf 1Alaih (pihak yang diberi wakaf/peruntukan wakaf);

(4) Shighat (pernyataan atau ikrar wakif sebagai suatu kehendak untuk mewakafkan sebagian harta bendanya).

A

Syarat Wakif

Orang yang mewakafkan (wak.if) disyaratkan memilik.i kecakapan hukum atau

.kamalul ahliyah (legal competent}

1 Nawawi, Ar-R.audhah, (Bairut : Dar al-Kurub al-llmiah) IV, hal. 377 dan Asy-Syarbini, Mughni al-Muht1;; (Kairo : Mushthafa Halabi), II, hal. 376

(30)

f>.r·k.-~~~

dalam membelanjakan harranya. Kecakapan bertindak di sini meliputi empat (4) kriteria, yaitu :

a. Merdeka2

Wakaf yang dilakukan oleh seorang budak (hamba sahaya) tidak sah, karena wakaf adalah pengguguran hak milik dengan cara memberikan hak milik itu kepada orang lain. Sedangkan hamba sahaya tidak mempunyai hak milik, dirinya clan apa yang dimiliki adalah kepunyaan tuannya.

Namun demikian, Abu Zahrah mengatakan bahwa para fuqaha sepakat, budak itu boleh mewakafkan hartanya bila ada ijin dari tuannya, karena ia sebagai wakil darinya. Bahkan Adz-Dzahiri (pengikut Daud Adz-Dzahiri) menetapkan bahwa budak dapat memiliki sesuaru yang diperoleh dengan jalan waris atau tabarru'. Bila ia dapat memiliki sesuaru berarti ia dapat pula membelanjakan miliknya itu. Oleh karena itu, ia

boleh mewakafkan, walaupun hanya sebagai tabarru' saja.

b. Berakal sehat3

Wakaf yang dilakukan oleh orang gila tidak sah hukumnya, sebab ia tidak berakal, tidak muma;yiz dan tidak cakap melakukan akad serta tindakan lainnya. Demikian juga wakaf orang lemah mental (idiot), berubah akal karena faktor usia, sakit at.au kecelakaan, hukumnya tidak sah karena akalnya tidak sempurna clan tidak cakap untuk menggugurkan hak miliknya.

c. Dewasa (baligh)4

Wakaf yang dilakukan oleh anak yang belum dewasa (baligh), hukumnya tidak sah karena ia dipandang tidak

20

2Al-Baijuri, li1sr1"ya/1 .1/-Baijim; (Bai nit: Dar al-Fikr), Juz II, hal. 44

1 Asy-Syarbini, op a'r., hal. 377

4 lhid

(31)

~-k.-~~~

cakap melakukan akad dan tidak cakap pula untuk menggugurkan hak miliknya.

d. Tidak berada di bawah pengampuan (boros/lalai)5

Orang yang berada di bawah pengampuan dipandang tidak cakap untuk berbuat kebaikan (tabarru1) , maka wakaf yang dilakukan hukumnya tidak sah. Tetapi berdasarkan istihsan, wakaf orang yang berada di bawah pengampuan terhadap dirinya sendiri selama hidupnya hukumnya sah.

Karena tujuan dari pengampuan ialah untuk menjaga harta wakaf supaya tidak habis dibelanjakan untuk sesuatu yang tidak benar, dan untuk menjaga dirinya agar tidak menjadi beban orang lain.

Namun ada kalanya seseorang yang mewakafkan hartanya, tetapi wakaf tersebut tidak langsung terlaksana, dan pelaksanaannya dikaitkan dengan kerelaan orang lain. Ada beberapa hukum wakaf yang berkaitan dengan masalah ini : (a) Orang yang mempunyai hutang, maka hukum wakafnya

ada tiga (3) macam:

• jika ia berada di bawah pengampuan karena hutang clan mewakafkan seluruh atau sebagian hartanya, sedang hutangnya meliputi seluruh harta yang dimiliki, hukum wakafnya sah. Tetapi pelaksanaannya tergantung pada kerelaan para kreditumya. 6 Apabila mereka merelakannya, maka wakaf dapat terlaksana sebab para kreditur telah menggugurkan hak mereka untuk mencegah atau membatalkan wakaf si debitur,

5Al-Baijuri, op dt

6 Dr. Wahbah az-Zuhaili, Al-Fiqlw 11/./slami wa !-'tdi/latuhu, (Damaskus : Dar al-Fir), hal. 7625

(32)

f}ct-A~~~

tctapi jika mereka tidak merdakannya, wakaf tidak dapat dilaksanakan.

Apabila hutang si \\"akif tiJak ~an1pai meliputi seluruh harta yang din1iliki. maka wakafnya sah clan dapat terlaksana atas kelebihan harta setelah dikurangi sebagian untuk melunasi hutang, sebab perbuatan baiknya tidak merugikan para kredirur yang haknya tergantung pada kemampuan si wakif untuk melunasi piutang mereka.

• Jika ia berada di ba\van p<.:ngampuan Karena hutang, clan me\.\•akafkan seluruh atau sebagian hartanya ketika sedang menderita sakit parah, maka hukum

''"~1kafnya seperri hukum wakaf orang yang di bawah pengampuan karer.a hut.'lng, yakni wakafnya scih tetapi pelaksanaannya tergantung pada kerelaan para kreditur. Apabila setelah si wakif meninggal para kredirur merelakannya, maka wakafnya dapat dilaksanakan, tetapi jika mereka tidak merelakan.

maka wakafnya tidak dapat dilaksanakan. Dan para kredirut berhak ment:ntut pembatalan semua wakafnya jika hutang si wakif meliputi seluruh harta yang dimiliki, at.au membatalkan seb:-tgian wakaf sejumlah yang dapat digunakan unruk nlelunasi hutang saja, apabila hutangnya tidak meliputi hart..'l yang dimiliki.

Pada kedua kasus Ji atas terdapat persan1aan1 yaitu unsur keterganrungan hak para kreditur pada tanggungan clan harta si debirur secara bersama.

Hanya saja dalam kasus pengampuan, terlaksananya wakaf terganrung pad.a ada atau tidaknya kerelaan para kreditur saat terjadinya wakaf. Sedangkan dalan1 kasus

(33)

~~~~'

kedua, dimana si debitur tidak di-bawah pengampuan karena hutang dan mewakafkan harta.nya ketika sedang sakit parah, tidak ada ketergantungan pelaksanaannya pada ada atau tidak adanya kerelaan para kreditur kecuali setelah si debitur meninggal.

• ]ika dia tidak di bawah pengampuan karena hutang dan mewakafkan seluruh atau sebagian hartanya ketika dalam keadaan sehat, maka wakafnya sah dan dapat dilaksanakan, baik hutangnya meliputi seluruh harta yang dimiliki atau hanya sebagian saja. Sebab dalam kasus ini, tidak ada hak si debitur, yang ada tergantung hak mereka pada tanggungannya saja. Dan kemungkinan bahwa setelah wakaf terjadi si debirur dapat melunasi semua hut:angnya, sebab dia masih sehat clan bisa mencari harta lagi.

(b) Apabila wakif mewal<afkari hartanya· kefika seb.ang sa1tcil:

parah (sakit yang mematikan). ]ika ketika mewakafkan hart.a tersebut dia masih cakap unn.ik melakukan :>erbuatan baik (tabarru1)1 maka wakafnya sah dan dapat dilaksanakan selama dia masih hidup, sebab selama in.i penyakitnya tidak bisa dihukumi sebagai penyakit kematian. Tetapi jika kemudian si wakif meninggal karena penyakit yang diderita tersebut, maka hukum wakafnya sebagai berikut :

• Jika dia meninggal sebagai debitur, maka hukum wakafnya seperti yang telah diuraikan dalam poin (a) di at:as.

• Jika dia meninggal tidak sebagai debitur, maka hukum wakaf yang terjadi ketika dia sedang sakit seperti hukumnya wasiat. Yakni jika yang diberi wakaf bukan ahli warisnya clan harta yang diwakafkan tidak lebih dari

(34)

~~~~'

1/3 (sepertiga) hartanya, maka wakaf terlaksana hanya sebatas sepertiga hartanya saja, sedangkan selebihnya tergantung pada kerelaan ahli waris, sebab kelebihan dari sepertiga harta tersebut adalah menjadi hak milik mereka.

Jika yang diberi wakaf adalah ahli warisnya, maka pelaksanaan wakafnya tergantung pada kerelaan ahli waris lainnya yang tidak menerima wakaf, baik wakafnya kurang dari sepeniga atau lebih dari harta yang ditinggalkan. Jika yang diberi wakaf sebagian ahli waris clan sebagian bukan ahli waris, maka pelaksanaan wakaf yang diberikan kepada ahli waris tergantung pada kerelaan ahli waris lainnya, adapun yang kepada bukan ahli waris pelaksanaan wakafnya tidak tergantung pada kerelaan ahli waris selama harta yar&g diwakafkan tidak lebih sepertiga hartanya. Maksudnya ialah jika ahli waris (bukan nazhir) merelakan, maka wakaf dapat dilaksanakan clan manfaatnya dapat dibagikan kepada semua mauqu.f' 'alaih sesuai dengan syarat yang ada.

Tetapi jika mereka tidak merelakan, wakaf tersebut tetap dibagikan kepada para mauqu.f' ~7lc?1n sesuai dengan syarat yang ada, hanya saja yang menjadi bagian ahli waris kemudian dibagikan kepada seluruh ahli waris (yang menjadi nazhir clan yang bukan) sesuai dengan bagian masing-masing sesuai Syara'.

B. Syarat Mauquf Bih (Harta yang diwakafkan)

Pembahasan ini terbagi menjadi dua bagian.

Pen:ama,

tentang syarat sahnya harta yang diwakafkan, kedua, tentang kadar benda yang diwakafkan.

(a) Syarat sahnya harta wakaf

(35)

Harta. yang akan diwakafkan harus memenuhi syarat sebagai berikut :

(1) Harta yang diwakafkan harus mumqawwam

Pengertian harta yang mutaqawwam (;7/-mal al- mumqawwam) menurut Madzhab Hanafi ialah segala sesuatu yang dapat disimpan clan halal digunakan dalam keadaan normal (bukan dalam keadaan darurat). Karena itu madzhab ini memandang tidak sah mewakafkan :

• Sesuatu yang bukan harta, seperti mewakafkan manfaat dari rumah sewaan unruk ditempati.

• Harta yang tidak mutaqawwam, seperti alat-alat musik yang tidak halal digunakan atau buku-buku anti Islam, karena dapat merusak Islam itu sendiri.

l.atar belakang syarat ini lebih karena ditinjau dari aspek rujuan wakaf itu sendiri, yaitu agar wakif mendapat pahala clan mauqu/" 'alaih (yang diberi wakaf) memperoleh manfaat.

T ujuan ini dapat tercapai jika yang diwakafkan itu dapat dimanfaatkan atau dapat dimanfaatkan tetapi dilarang oleh Islam.

(2) Diketahui dengan yakin ketika diwakafkan

Harta yang akan diwakafkan harus diketahui dengan yakin ('ainun ma 'lumun}, sehingga tidak akan menimbulkan persengketaan. Karena itu tidak sah mewakafkan yang tidak jelas seperti satu dari dua rumah. 7 pemyataan wakaf yang berbunyi : "Saya mewakafkan sebagian dari tanah saya kepada orang-orang kafir di kampung saya11, begitu pula tidak sah :

"Saya wakafkan sebagian buku saya sepada para pelajar11 Kata sebagian dalam pemyataan tnl membuat harta yang

7 Asy-Syarbini, loccit., hal 377

(36)

diwakafkan tidak jelas clan akan menimbulkan persengketaa n.

Latar belakang syarat ini ialah karena hak yang diberi wakaf terkait dengan harta yang diwakafkan kepadanya.

Seandainya harta yang diwakafkan kepadanya tidak jelas, tentu akan menimbulkan sengketa. Selanjutnya sengketa ini akan rnenghambat pemenuhan haknya. Para fakih tidak rnensyaratkan agar benda tidak bergerak yang diwakafkan harus dijelaskan batas-batasnya clan luasnya, jika batas·

batasnya clan luasnya cliketahui dengan jelas. Jadi, secara fiqih, suclah sah pernyacaan sebagai berikut : "Saya wakafkan h 1 k d . II k"f "dak cana saya yang ter eta 1... sementara 1ru wa 1 o

mempunyai tanah lain selain tempat iru.

(3) Milik wakif

Hendaklah harta yang diwakafkan milik penuh dan mengikat bagi wakif ketika ia mewakafkannya. Unruk itu tidak sah mewakafkan sesuaru yang bukan milik wakif. 8 Karena wakaf menganclung kemungkinan menggugurkan milik atau sumbangan. Keduanya hanya clapat terwujud pada benda yang dimiliki. Berclasarkan syarat ini, maka banyak wakaf yang tidak sah, diantaranya sebagai berikut:

• A mewasiatkan pemberian rumah kepada B. Kemudian B mewakafkannya kepacla C, sementara A masih hidup.

Wakaf ini tidak sah, karena syarat kepemilikan pada wasiat ialah setelah yang ben.vasiat wafat.

• A menghibahkan sesuatu barang kepada B. Kemuclian

B,

sebelum menerimanya, mewakafkannya kepacla C. Wakaf ini juga tidak sah karena syarat kepemilikan pada hibah ialah setelah penerima hibah menerima harta hibah yang diberikan kepadanya.

8/hid

26

(37)

~~~~,

• A membeli barang tidak bergerak dari B. Lalu B mewakafkannya kepada C. Setelah itu terbukti barang tersebut milik A. Wakaf ini tidak sah, karena pada hakikamya barang tersebut bukan milik B, karena B membelinya dari A, clan terbukti A menjual barang yang bukan miliknya.

• A membeli barang tidak bergerak. Kemudian A mewakafkannya kepada C sebelum meregristerasinya.

Wakaf ini tidak sah, karena kepemilikan pada barang tidak bergerak belum sah secara hukum kecuali setelah diregistrasi.

• A memiliki sebidang t:anah tetapi tidak mempu membayar pajaknya. Akibamya pemerintah menyitanya. Tanah ini bukan milik penuh pemerintah. Karena iru pemerintah tidak sah mewakafkannya.

(4) Terpisah, bukan milik bersama (musya')

Milik bersama itu ada kalanya dapat dibagi, 1uga ada kalanya tidak dapat dibagi.

Hukum wakaf benda milik bersama (musya')

1) A mewakafkan sebagian clari musya' untuk dijadikan masjid atau pemakaman ticlak sah clan ticlak menimbulkan akibat hukum, kecuali apabila bagian yang diwakafkan tersebut clipisahkan clan clitetapkan batas-batasnya.

Ada dua hal yang merintangi menjadikannya masjid atau pemakaman, yairu :

• Jika bagian dari musya1 tersebut diwakafkan untuk clijaclikan masjicl atau pemakaman, maka pemanfaatannya clisesuaikan clengan konclisinya. Tahun pertama menjadi masjid atau pemakaman umum, misalnya, clan pacla tahun berikutnya menjadi tanah pertanian atau tempat

(38)

DctJ~~~I

pengembalaan hewan. lni mengakibatkan hal yang sangat buruk;

• Kebersamaan kepemilikannya menghambat pemanfa·

atannya sebagai sedekah karena Allah semata.

2) A mewakafkan kepada pihak yang berwajib sebagian dari musya' (milik bersama) yang terdapat pada harta yang dapat dibagi.

Muhammad berpendapat wakaf ini tidak boleh kecuali setelah dibagi clan diserahkan kepada yang diberi wakaf, karena menurutnya kesempumaan wakaf mengharuskan penyerahan harta wakaf kepada yang diberi wakaf, artinya yang diberi wakaf menerimanya. Abu Yusuf berpendapat wakaf ini boleh meskipun belum dibagi clan diserahkan kepada yang diberi wakaf, karena menurutnya kesempurnaan wakaf tidak menuntut penyerahan harta wakaf kepada yang

diberi wakaf.

3) A mewakafkan sebagian dari musya' (milik bersama) yang terdapat pada harta yang tidak dapat dibagi bukan untuk dijadikan masjid atau pemakaman umum.

Abu Yusuf clan Muhammad sepakat bahwa wakaf ini sah, karena kalau harta tersebut dipisah akan merusaknya, sehingga tidak mungkin memanfaatkannya menurut yang dimaksud. Demi menghindari segi negatif ini, mereka berpendapat boleh mewakafkannya tanpa merubah srarusnya sebagai harta milik bersama, sedangkan cara pemanfaatannya disesuaikan dengan kondisinya.

(39)

~~~J!t

Apakah yang boleh diwakafkan hanya benda tidak bergerak saja?

Terdapat beberapa pendapat sebagai berikut:

a. Madzhab Hanafi

Madzhab Hanafi berpendapat, bahwa harta yang sah diwakafkan adalah :

• Benda ticlak bergerak. Benda yang tidak bergerak ini dipastikan ainnya memiliki sifat kekal clan memungkinkan dapat dimanfaatkan terus menerus.

• Benda bergerak. Dalam mazhab Hanafi dikenal dengan sebuah kaidah : 11Pada prinsipnya, yang sah diwakafkan adalah benda tidak bergerak". Sumber kaidah ini ialah asas yang paling berpengaruh dalam wakaf, yaitu ta1bid (tahan lama). Sebab itu, mazhab Hanafi memperbolehkan wakaf benda bergerak sebagai pengecualian dari prinsip. 9 Benda jenis ini sah jika memenuhi beberapa hal : Pertama, keadaan harta bergerak itu mengikuti bencla tidak bergerak clan ini ada dua macam : (1) barang tersebut mempunyai hubungan dengan sifat diam di tempat clan tetap, misalnya bangunan clan pohon.

Menurut ulama Hanafiyah, bangunan clan pohon termasuk bencla bergerak yang bergantung pada bencla ticlak bergerak, (2) bencla bergerak yang dipergunakan untuk membantu benda tidak bergerak, seperti alat untuk membajak, kerbau, yang clipergunakan bekerja clan lain·

lain. Kedua, kebolehan wakaf benda bergerak itu berclasarkan atsar yang membolehkan wakaf senjata clan binatang-binatang yang clipergunakan untuk perang.

Sebagaimana yang cliriwayatkan bahwa Khalid bin Walid pemah mewakafkan senjatanya untuk berperang di jalan

9 Muhammad Abu Zahrah, Muhadharar fi a/-Waqfi, (Kairo : Dar al-Fikr al- 'Arabi), hal. 110

(40)

~--· lr..o.L: ~ ~,

Allah SWf. Keoga, wakaf bencla bergerak iru mendatangkan pengetahuan seperti wakaf kitab-kitab dan mushaf. Menurut ulama Hanafiyah, pengetahuan adalah sumber pemahaman clan tidak bertentangan clengan nash. Mereka menyatakan bahwa untuk mengganti benda wakaf yang clikhawatirkan ticlak kekal adalah memungkinkan kekalnya manfaat. Menurut mereka mewakafkan buku-buku clan mushaf di mana yang cliambil adalah pengetahuannya, kasusnya sama dengan mewakafkan clirham clan dinar (uang). Ulama Hanafiyah juga membolehkan mewakafkan barang-barang yang memang sudah bisa clilakukan pacla masa lalu seperti tempat memanaskan air, sekop, kampak sebagai alat

manusia bekerja.

b. Madzhab Syafi'i

Menurut ulama yang mengikuti Imam Syafi'i bahwa barang yang cliwakafkan haruslah barang yang kekal manfaatnya, baik berupa barang tak bergerak, barang bergerak maupun barang kongsi (milik bersama).10

c. Madzhab Maliki

Maclzhab Maliki berpendapat boleh juga mewakafkan benda bergerak, baik yang menempel dengan yang lain, baik ada nash yang memperbolehkannya atau tidak, karena madzhab ini tidak mensyaratkan f.:1

'bid

(harus selama·

lamanya) pada wakaf, bahkan menurut madzhab ini wakaf itu sah mesk.ipun sementara.11

Sebagai perbandingan, benda yang boleh diwakafk.an di Mesir sebelum berlakunya Undang-undang Wakaf Mesir (UUWM) adalah madzhab Hanafi, yaitu boleh mewakafkan

30

ICt Asy-Syarbini, loc dt; hal. 3 76

11 Ali Fikri, 1938, hal. 307

(41)

'()~A~i?.t

benda tidak bergerak secara mutlak dan benda bergerak dengan syarat seperti di atas. Dasar ketetapan ini adalah bahwa wakaf harus

n1uahhad

(belaku selama-lamanya). Dan benda yang bisa dimanfuatkan selama-lamanya adalah benda tidak bergerak.

Namun demikian, boleh juga mewakafkan benda tidak bergerak sebagai pengecualian dari prinsip tersebut karena adanya dalil khusus berupa nash atau adat istiaclat yang membolehkannya. Kemudian UUWM memperbolehkan : (a) wakaf benda tidak bergerak, (b) wakaf benda bergerak, bukan sebagai pengecualian. Katentuan ini disebutkan pada ayat 8 yang bt=rbunyi : "boleh mewakafkan benda ticlak bergerak dan benda bergerak". lni berarti UUWM tidak mengikuti ketentuan rnadzhab Hanafi tenrang larnngan mewakafkan benda berg~rak yang tidak termasuk dalam benda tidak bergerak, atau tidak acla nash (teks) al-Quran, atau ticlak acla Sunnah yang membolehkannya, atau tidak menja<li kebiasaan masyarakat mewakafkannya.

Dasar sikap UUWM tidak mengikuti ketentuan madzhab Hanafi ialah kar ~na ticlak terdapat lagi faktor yang menyebabkan ticlak sahnya wakaf benda bergerak, yaitu tLJ

'bid

(selama-lamanya) yJng clitetapkan sebagai salah satu syarat bagi bencla yang cliwakafkan, karena U UWM tel ah menganut asas boleh memberikan wakaf khairi, baik

muahhad

atau

muaqqat.

UUWM hanya mensyaratkan

muahhad

pacla wakaf masjicl clan wakaf untuk kepentingan masjicl.

Ketetapan UUWM cersebut sesuai clengan maclzhab Maliki yang memperbolehkan wakaf bencla ticlak bergerak clan juga wakaf bencla bergerak, baik benda berberak tersebut mengikuti yang lain, baik ada nash yang membolehkannya atau ticlak, karena mazhab ini ridak mensyaratkan ta

'hid

(42)

~~-

... At.,._

~,

~sdama-hunanya) pada wakaf, bahkan menurut madzhab

~1aliki wakaf in1 sah meskipun semenrara.

Dengan kctentuan tersebut, maka UUWM melakukan dua hal, \~litu :

• ~{c!mperluas sumber wakaf

Jika menurut madzhab Hanafi wakaf iru hanya boleh di~rikan dalam bentuk benda tidak bergerak, maka dengan kerempan tersebut sumber wakaf semakin luas meliputi

~rbagai bentuk, baik berupa benda tidak bergerak maupun l:-.end; bergerak. Benda tidak bergerak seperti ranah, sedangkan benda bergerak seperti mobil, kapal, biji-bijian, mara uang, hewan clan lain-lain.

• l\1emperluas kesempatan berwakaf

Jika menurut madzhab Hanafi wakaf itu hanya dapat

dilak~kan oleh orang yang mempunyai benda tidak bergerak saja, maka dengan ketetapan ini masyarakat yang ingin berwakaf dengan benda bergerak, ranpa harus menukar hartanya yang bergerak menjadi tidak bergerak lebih dahulu.

Wakaf Manfaat

UUWM

tidak menyinggung pengaruran tentang wakaf manfaat clan hak-hak. Conteh wakaf manfaat ialah seperti A menyewa rumah. Dengan demikian A mempunyai hak memanfaatkan rumah yang disewanya. Menurut madzhab Hanafi, manfaat bukan harta, karena itu tidak dapat diwariskan.

1 !•At:nu~t Muha~mad Mushthafa Syalabi, oleh karena U u '1/M odak menymggungnya, berarti hukum yang berlaku st::rxlumnya tcntang wakaf manfaat, yaitu tidak boleh mtwakafkannya, scsuai dengan madzhab Hanafi, masih tetap i-"=rkY.u.

(43)

Wakafharta yang digaclaikan dan disew-akan

UUWM ticlak mensyaratkan agar harta yang diwakafkan tidak mempunyai kaitan dengan hak orang lain. Karena iru sah mewakafkan harta yang cligadaikan clan clisewakan.

Contoh : A meminjam uang dari B dengan system rahn

~aminan) sebiclang ranah. Setelah transaksi tersebut A mewakafkan ranahnya tersebut. Wakaf tersebut tetap sah, clan fungsi tanahnya sebagai rahn Oaminan) ticlak batal karena cliwakafkannya.

Apabila A melunasi utangnya, fungsi hartanya tersebut ticlak lagi sebagai rahn Oaminan), tetapi berubah menjacli wakaf, clan manfaatnya clisalurkan kepacla pihak yang cliberi wakaf (penerima wakat). Apabila ia ticlak melunasinya ketika cliragih, clan ia kesulitan melunasinya, maka Qaclli (hakim) membatalkan perwakafan tanahnya tersebut, kemuclian Qadli menjual tanahnya tersebut clan melunasi utangnya. Apabila murtahin (yang menerima gaclai) menagihnya sedangkan yang mempunyai tanah tersebut selaku rahin (yang menggadaikan) tidak mempunyai harta lain.

(5) Syarat-syarat yang ditetapkan wakif (terkait harta wakaf) Syarat-syarat yang ditetapkan wakif dalam ikrar wakafnya itu atas kemauannya sendiri, sebagai wadah untuk mengungkapkan keinginannya tentang pengelolaan wakafnya. Syarat-syarat ini tidak mungkin dibatasi mengingat beragamnya tujuan dan keinginan wakif. Namun mungkin saja membatasi macam-macamnya.

Para fuqih dari madzhab Hanafi membaginya kepada tiga (3) mac.am, yaitu batil, fasid dan sahih.

Syarat yang batil

(44)

~-t..·u~~I

Syarat yang batil ialah semua syarat yang melanggar prinsip wakaf atau tidak sejalan dengan hukum wakaf.

Contohnya seperti seorang wakif yang mensyaratkan agar :

• hak milik atas benda yang diwakafkannya tetap berada ditangannya. Syarat ini melanggar hakikat wakaf iru sendiri, yaitu penahanan benda yang diwakafkan dari hak milik manusia.

• atau agar dapat menarik kembali wakafnya kapan saja bila dikehendakinya. Syarat ini tidak sejalan dengan hukum wakaf, yaitu mengikat dan ta'bid (selama-lamanya).

• Atau agar wakafnya hingga batas waktu tertentu. Syarat ini tidak sejalan dengan hukum wakaf, yaitu mengikat clan

ta ~id(selama-lamanya).

• Atau agar mempunyai hak menetapkan pilihan dalam waktu tertentu apakah wakafnya akan berlanjut atau dihentikannya. Syarat ini tidak sejalan dengan hukum wakaf, mengikat dan ta'bid (selama-lamanya).

Hukum syarat-syarat tersebut menimbulkan akibat hukum, yaitu batalnya wakaf. Akan tetapi syarat-syarat tidak menimbulkan akibat hukum pada wakaf masjid karena dipandang hapus (tidak berlaku). Oleh karena itu wakafnya tetap sah.

Syarat yang fasid (rusak)

Syarat yang fasid ialah semua syarat yang tidak melanggar prinsip wakaf clan tidak bertentangan dengan hukum wakaf, bahkan sejalan dengan hukum wakaf, akan tempi menghambat kemaslahatan (manfaat) wakaf atau merugikan

mauqul'a/aih

(yang diberi wakaf) atau melanggar Syariat.

Conteh syarat yang menghambat kemaslahatan (manfaat) wakaf ialah seperti wakif (pemberi wakaf) mensyaratkan :

Referensi

Dokumen terkait

Seorang wanita, usia 50 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan kaki tidak dapat berjalan sejak 3 minggu yang lalu. Riwayat sebelumnya pasien sering keputihan berbau

Sedimen yang terdeposisi (sedimen yang terbawa masuk oleh air irigasi lebih besar dari yang terangkut keluar oleh larutan sedimen) dan yang hilang (sedimen yang terbawa masuk oleh

Pemahaman manajemen Garuda Indonesia terhadap Emergency Response Plan ditunjukkan dengan pemahaman karyawan terhadap tugas yang harus dilakukan setiap orang pada saat

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persentase sapi penderita mastitis subklinis yang disebabkan oleh Streptococcus agalactiae dan resistensi bakteri ini

antar rasa organik terhadap rasa air juga akan membentuk lapisan ganda listrik yang merupakan pelindung listrik dari partikel.(4) Pada waktu membran dipakai untuk

8.2.4 Guru kelas perlu mengambil tindakan kepada murid yang tidak hadir ke sekolah 3 hari berturut-turut tanpa sebab dan makluman dari waris.. 8.2.5 Membudayakan ucapan salam

Ketiga, pembelajaran pada kelas eksperimen dengan Group Investigation memberikan pengaruh yang positif pada kemampuan mahasiswa menulis artikel ilmiah karena identik

menganalisis, memproses dan mengorganisasikan data tersebut.. Peserta didik menyusun perkiraan dari hasil analisis yang dilakukan. Sampaikan poin-poin pembelajaran utama yang