SKRIPSI
PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN
PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR HOTEL,
RESTORAN, DAN PARIWISATA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2016-2019
OLEH
MAYLISA MINANDA SITORUS 170503114
PROGRAM STUDI STRATA I DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2021
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sub Sektor Hotel, Restoran, dan Pariwisata yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2019” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik untuk menyelesaikan mata kuliah skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, 18 Agustus 2021 Yang membuat pernyataan
Maylisa Minanda Sitorus NIM. 170503114
ABSTRAK
PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN
PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR HOTEL,
RESTORAN, DAN PARIWISATA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2016-2019
Setiap tahun persaingan bisnis akan semakin meningkat, sejalan dengan kreativitas dan inovasi para pelaku bisnis yang terus berkembang. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang ketat perusahaan harus mampu menyusun strategi bisnis yang tepat sehingga dapat memenuhi dan mencapai tujuan perusahaan. Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah memaksimalkan nilai perusahaan melalui kemakmuran pemilik perusahaan (pemegang saham) yang ditunjukkan dengan meningkatnya nilai perusahaan yang tercermin dari harga saham perusahaan. Oleh sebab itu, memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan pencapaian tujuan utama perusahaan. Pada penelitian ini nilai perusahaan menggunakan pengukuran Price to Book Value (PBV) yang merupakan ratio perbandingan antara nilai buku terhadap harga saham, PBV mengukur nilai yang diberikan pasar kepada manajemen atau perusahaan terhadap kinerja atas pengelolaan keuangan perusahaan.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan baik secara simultan maupun parsial. Metode penelitian purposive sampling dengan sampel berjumlah 11 perusahaan dan unit analisis 44 laporan keuangan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, keputusan pendanaan dan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan kebijakan dividen dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, ukuran perusahaan, dan Profitabilitas secara bersama-sama berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Kata kunci : Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Nilai Perusahaan.
ABSTRACT
THE EFFECT OF INVESTMENT DECISIONS, DECISION OF FUNDING, DEVIDEND POLICY, COMPANY SIZE, AND PROFITABILITY ON FIRM
VALUE IN HOTEL, RESTAURANT, AND TOURISM SUB SECTORS LISTED ON THE INDONESIAN STOCK EXCHANGE FOR THE
PERIOD 2016-2019
Every year business competition will increase, in line with the creativity and innovation of businesses that continue to grow. To face intense business competition the company must be able to develop the right business strategy so that it can meet and achieve the company's goals. The main goal of a company is to maximize the firm value through the prosperity of the company owner (shareholders) indicated by the increasing value of the company reflected in the company's share price. Therefore, maximizing the value of the company is very important for a company, because by maximizing the firm value means also maximizing the achievement of the company's main goals. In this research, firm value using price to book value (PBV) measurement which is a ratio of comparison between book value to share price. PBV measures the value given by the market to management or company to the performance of the company's financial management.
The purpose of this study is to determine the effect of investment decisions, decisions of funding, dividend policy, company size, and profitability on firm value either simultaneously or partially. The research method is purposive sampling with a sample of 11 companies and the unit of analysis 44 financial statements.
The results of this research show that investment decisions have no significant effect on firm value, decision of funding and profitability have a positive but insignificant effect on firm value, while dividend policy and company size has a negative and significant effect on firm value. Investment decision, decision of funding, dividend policy, company size, and Profitability together have an effect on the firm value.
Keywords : Investment Decision, Decision of Funding, Devidend Policy, Company Size, Profitability, and firm value
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah menyertai setiap langkah saya selama proses pengerjaan skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sub Sektor Hotel, Restoran dan Pariwisata Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2019”. Sebagai peneliti baru banyak kendala yang dialami sepanjang perjalanan pengerjaan skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti banyak mendapat bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu kepada:
1. Bapak Dr. Fadli, SE, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, CPA selaku Ketua Departemen/Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Risanty, SE., M.Si., Ak selaku Dosen Pembimbing, Ibu Mutia Ismail, SE, MM., Ak selaku Dosen Penguji, dan Bapak Drs. Rustam M.Si, Ak selaku Dosen Pembanding penulis yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian skripsi yang lebih baik.
4. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah membekali ilmu serta berbagai pengalaman kepada penulis selama masa perkuliahan.
5. Teristimewa saya ucapkan terimakasih kepada kedua orangtua yang sangat saya kasihi, yang selalu memotivasi dan memahami saya dalam setiap kondisi yang saya alami. Terimakasih juga kepada Abang Robianto Sitorus, kakak Noviaty Sitorus, dan adikku Vijay Sitorus yang telah begitu peduli kepada saya dan terus memotivasi agar tetap semangat dalam pengerjaan skripsi ini.
6. Sahabat-sahabatku Chitra, Evita, Laura, Zulfa, Dysa, Riyan Samuel, Dwinda, Angelika, kak Siska, kak Melva, kak Lenny, kak Nadya, dan kak Palma yang telah memberikan dukungan selama pengerjaan skripsi dan teman-teman lain S1 Akuntansi angkatan 2017 yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya yang telah memberikan kesan selama di perkuliahan. Terimakasih juga kepada KK Shane Kalia dan Elora Selomitha yang menjadi tempat berbagi.
Medan, 18 Agustus 2021 Penulis,
Maylisa Minanda Sitorus NIM. 170503114
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 11
1.3 Tujuan Penelitian ... 12
1.4 Manfaat Penelitian ... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14
2.1 Landasan Teori ... 14
2.1.1 Teori Signal (Signaling Theory) ... 14
2.1.2 Teory Keagenan (Agency Theory) ... 15
2.1.3 Nilai Perusahaan ... 16
2.1.4 Keputusan Investasi ... 21
2.1.5 Keputusan Pendanaan ... 24
2.1.6 Kebijakan Dividen ... 26
2.1.7 Ukuran Perusahaan ... 28
2.1.8 Profitabilitas... 29
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 30
2.3 Kerangka Konseptual ... 33
2.3.1 Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan... 33
2.3.2 Pengaruh Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan... 34
2.3.3 Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan ... 35
2.3.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan ... 35
2.3.5 Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan ... 36 2.3.6 Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan,
Kebijakan Dividen, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas
terhadap Nilai Perusahaan ... 36
2.4 Hipotesis ... 37
BAB III METODE PENELITIAN ... 39
3.1 Jenis Penelitian ... 39
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 39
3.3 Batasan Operasional ... 39
3.4 Definisi Operasional Variabel ... 40
3.4.1 Variabel Dependen (Y) ... 40
3.4.2 Variabel Independen (X) ... 40
3.4.2.1 Keputusan Investasi (X1) ... 41
3.4.2.2 Keputusan Pendanaan (X2) ... 41
3.4.2.3 Kebijakan Dividen (X3) ... 42
3.4.2.4 Ukuran Perusahaan (X4) ... 42
3.4.2.5 Profitabilitas (X5) ... 42
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 44
3.6 Jenis Data dan Sumber Data ... 46
3.7 Metode Pengumpulan Data ... 46
3.8 Metode dan Analisis Data ... 47
3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 47
3.8.2 Uji Asumsi Klasik ... 47
3.8.2.1 Uji Normalitas... 48
3.8.2.2 Uji Heterokedatisitas ... 48
3.8.2.3 Uji Multikolinearitas ... 49
3.8.2.4 Uji Autokorelasi ... 50
3.8.3 Pengujian Hipotesis... 51
3.8.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 52
3.8.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 53
3.8.3.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 55
4.1 Gambaran Umum ... 55
4.2 Hasil Penelitian ... 55
4.2.1 Analisis Deskriptif ... 55
4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 57
4.2.2.1 Uji Normalitas... 57
4.2.2.2 Uji Heterokedatisitas ... 59
4.2.2.3 Uji Multikolinearitas ... 60
4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 61
4.2.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 62
4.2.4 Pengujian Hipotesis... 65
4.2.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 65
4.2.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 66
4.2.4.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 67
4.3 Pembahasan ... 70
4.3.1 Pengaruh Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan ... 70
4.3.2 Pengaruh Keputusan Pendanaaan Terhadap Nilai Perusahaan.. 71
4.3.3 Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan ... 72
4.3.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan ... 73
4.3.5 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan ... 74
4.3.6 Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan ... 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77
5.1 Kesimpulan ... 77
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 77
5.3 Saran ... 78
DAFTAR PUSTAKA ... 79
LAMPIRAN ... 83
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Nilai PBV Beberapa Perusahaan Sub Sektor Hotel, Restoran dan Pariwisata yang Terdaftar di BEI Periode
2016-2019 ... 7
1.2 Research Gap Nilai Perusahaan ... 10
2.1 Penelitian Terdahulu ... 31
3.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ... 43
3.2 Daftar Populasi dan Sampel ... 45
4.1 Analisis Deskriptif ... 56
4.2 One-sample Kolmogorov Smirnov ... 59
4.3 Uji Multikolinearitas ... 61
4.4 Uji Durbin-Waston (D-W) ... 62
4.5 Analisis Regresi Berganda ... 63
4.6 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 65
4.7 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 67
4.8 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 68
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 37
4.1 Grafik Histogram ... 58
4.2 Normal Probability Plot ... 58
4.3 Scatter Plot ... 60
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Daftar Populasi dan Sampel ... 83
2 Durbin-Watson (D-W), a = 5% ... 85
3 Tabel Persentase Distribusi t (df = 1 – 40) ... 86
4 Tabel F ... 87
5 Keputusan Investasi (X1)... 89
6 Keputusan Pendanaan (X2) ... 90
7 Kebijakan Dividen (X3) ... 91
8 Ukuran Perusahaan (X4) ... 92
9 Profitabilitas (X5) ... 93
10 Nilai Perusahaan (Y) ... 94
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Setiap tahun persaingan bisnis akan semakin meningkat, sejalan dengan kreativitas dan inovasi para pelaku bisnis yang terus berkembang. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang ketat perusahaan harus mampu menyusun strategi bisnis yang tepat sehingga dapat memenuhi dan mencapai tujuan perusahaan. Esana dan Darmawan (2017) berpendapat bahwa “tujuan perusahaan terbagi menjadi dua, antara lain tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang.
Tujuan jangka pendek perusahaan berupa perolehan laba yang maksimal, sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan”.
Nilai perusahaan menjadi sesuatu yang tidak terlepas dari perhatian perusahaan terutama investor. Hermuningsih dan Dewi (2009) mengatakan bahwa “tujuan utama dari suatu perusahaan adalah memaksimalkan nilai perusahaan melalui kemakmuran pemilik perusahaan (pemegang saham) yang ditunjukkan dengan meningkatnya nilai perusahaan yang tercermin dari harga saham perusahaan". Oleh sebab itu, memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan pencapaian tujuan utama perusahaan. Meningkatnya nilai perusahaan adalah sebuah prestasi yang sesuai dengan keinginan para pemilik perusahaan, karena dapat meningkatkan kesejahteraan para pemilik perusahaan.
Mardiyati dkk (2015) mengatakan nilai perusahaan merupakan gambaran keadaan sebuah perusahaan, dimana terdapat penilaian khusus oleh calon investor
terhadap baik buruknya kinerja keuangan perusahaan. Setiap pemilik perusahaan berusaha memberikan sinyal yang baik kepada publik tentang nilai perusahaan. Hal ini yang dilakukan perusahaan agar dapat menarik minat para investor untuk menginvestasikan modalnya kedalam perusahaan sehingga perusahaan mendapatkan modal untuk meningkatkan kegiatan produksi.
Para investor dapat menilai apakah perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik atau tidak melalui harga sahamnya. Harga saham merupakan cerminan dari nilai perusahaan. Harga saham memberikan dua macam penghasilan yaitu dividen dan capital gain. Para investor juga dapat menilai perusahaan dengan membandingkan nilai bukunya dan harga pasar. Apabila nilai buku sebuah perusahaan tersebut lebih tinggi dari harga pasarnya, berarti perusahaan tersebut memiliki harga saham yang murah yang menunjukan kinerja perusahaan tersebut kurang baik. Sebaliknnya, apabila sebuah perusahaan memiliki harga pasar lebih tinggi dari nilai bukunya, perusahaan tersebut memiliki penilaian baik dari para investor dan menunjukkan kinerja perusahaan tersebut baik dari pandangan investor, yang selanjutnya meningkatkan harga saham perusahaan tersebut (Harmono, 2011, hal. 50).
Perbandingan nilai buku dan harga saham tercermin pada rasio keuangan Price to Book Value (PBV) sebuah perusahaan. Dalam penelitian ini, proksi yang
digunakan untuk mengukur nilai perusahaan adalah Price to Book Value (PBV).
PBV mengukur nilai yang diberikan pasar kepada manajemen atau perusahaan terhadap kinerja atas pengelolaan keuangan perusahaan
Wijaya dan Wibawa (2010) menyatakan nilai perusahaan yang optimal dapat tercapai melalui kinerja keuangan di perusahaan tersebut, dimana setiap keputusan yang dilakukan akan berdampak terhadap keputusan keuangan lain serta dapat berdampak terhadap nilai perusahaan dimata investor. Dalam memutuskan kebijakan keuangan, tidak terlepas dari peran penting pihak manajerial dalam mengelola keuangan perusahaan. Para investor memberikan kepercayaan kepada pihak manajerial dalam mengelola perusahaan termasuk mengambil keputusan- keputusan bisnis yang diharapkan dapat mengoptimalkan kesejahteraan pemilik modal. Ketepatan pengambilan keputusan sangat tergantung pada keakuratan data akuntansi yang tersedia. Dengan demikian, peran akuntan sangatlah besar dalam menentukan ketepatan pengambilan keputusan.
Hesti dan Abriyani (2013) mengatakan untuk mencapai tujuan perusahaan perlu dilakukan beberapa pengambilan keputusan diantaranya keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen. Keputusan investasi akan mempengaruhi struktur kekayaan perusahaan, yaitu perbandingan antara aktiva lancar dan aktiva tetap. Menurut Tandelilin (2010: 2),investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang. Tujuan keputusan investasi adalah memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi dengan tingkat risiko tertentu. Keuntungan yang tinggi disertai dengan risiko yang dapat dikelola diharapkan akan meningkatkan nilai perusahaan, yang berarti pula meningkatkan kemakmuran para pemegang saham. Menurut signaling theory, pengeluaran investasi memberikan sinyal positif mengenai pertumbuhan
perusahaan di masa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan harga saham yang digunakan sebagai indikator nilai perusahaan (Wahyudi dan Pawestri 2006).
Keputusan investasi dalam penelitian ini diproksikan dengan Price Earning Ratio (PER) yaitu perbandingan antara harga saham dengan laba per lembar saham.
Keputusan berikutnya adalah keputusan pendanaan, keputusan pendanaan merupakan keputusan tentang bentuk dan komposisi pendanaan yang akan dipergunakan oleh perusahaan (Husnan dan Pudjiastuti 2006). Keputusan pendanaan mengindikasikan bagaimana perusahaan membiayai kegiatan operasionalnya atau bagaimana perusahaan membiayai aktivanya. Pada penelitian ini, keputusan pendanaan diproksikan melalui Debt to Equity Ratio (DER).
Kebijakan dividen adalah keputusan terakhir yang mempengaruhi nilai perusahaan. Dividen merupakan pembayaran dari perusahaan kepada para pemegang saham atas keuntungan yang diperolehnya. Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir
tahun akan dibagi kepada pemegang saham di masa yang akan datang (Ratnasari dkk, 2017). Kebijakan dividen sering dianggap sebagai sinyal bagi investor dalam menilai baik buruknya perusahaan, hal ini disebabkan karena kebijakan dividen dapat membawa pengaruh terhadap harga saham perusahaan. Oleh sebab itu, kebijakan dividen penting bagi perusahaan karena dapat meningkatkan nilai perusahaan dan kemakmuran bagi pemegang saham.
Nilai perusahaan juga dapat dilihat dari ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya
perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total asset, log size, nilai pasar dan lain-lain. Perusahaan berskala besar akan memiliki total asset yang besar, maka pihak manajemen lebih leluasa dalam mempergunakan asset yang ada diperusahaan tersebut. Jika dilihat dari sisi manajemen, kemudahan yang dimilikinya dalam mengendalikan perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan (Suharli, 2006).
Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan diukur dengan total aktiva. Sudarsi (2002) menjelaskan untuk menentukan ukuran perusahaan adalah dengan log natural dari total aktiva.
Profitabilitas juga dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba atau ukuran efektivitas pengelolaan manajemen perusahaan (Wiagustini, 2010:76). Profitabilitas yang tinggi menunjukan prospek perusahaan yang baik sehingga investor akan merespon positif sinyal tersebut dan nilai perusahaan akan meningkat (Sujoko dan Soebintoro, 2007). Dalam penelitian ini profitabilitas diukur menggunakan ROA dikarenakan ingin mengetahui kemampuan perusahaan memperoleh laba dengan menggunakan total aktiva yang dimiliki sehingga pemegang saham mendapatkan informasi keefektifan perusahaan dalam mengelola perusahaannya.
Untuk mengetahui apakah variabel-variabel diatas mempengaruhi nilai perusahaan atau tidak, peneliti memilih perusahaan sub sektor hotel, restoran dan pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai objek penelitian. Seperti kita ketahui bahwa pariwisata di Indonesia merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam penerimaan pendapatan nasional maupun dalam penciptaan lapangan pekerjaan. Berdasarkan Laporan Kinerja Kementarian
Pariwisata Tahun 2019, setiap tahunnya sumbangan devisa dari sektor pariwisata terus meningkat. Pada tahun 2016 sumbangan devisa dari sektor pariwisata sebesar Rp 176,23 triliun, 2017 meningkat menjadi Rp 198,89 triliun, 2018 meningkat lagi menjadi Rp 229,5 triliun, dan 2019 meningkat lagi menjadi Rp 280 triliun.
Prospek dan peluang investasi bidang pariwisata di Indonesia menunjukkan bahwa kondisi bisnis dan ekonomi nasional yang terus membaik, membuat kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia semakin bagus, sehingga Indonesia menjadi negara tujuan investasi yang prospektif. Indonesia memiliki peluang yang besar untuk menarik minat para investor yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan nasional dari sektor pariwisata. Investasi yang cukup besar dibutuhkan Indonesia dalam rangka mengembangkan destinasi pariwisata yang berkualitas, yaitu: meliputi pengembangan Atraksi, Amenitas dan Aksesibilitas (3A). Untuk itu, investasi sektor pariwisata perlu ditingkatkan sebagai modal utama dalam pengembangan destinasi pariwisata. Namun, didapati masih ada beberapa perusahaan sub sektor hotel, restoran, dan pariwisata yang memiliki nilai perusahaan dibawah satu, yang menunjukkan kepercayaan pasar terhadap perusahaan tersebut rendah. Sehingga membuat para investor ragu untuk berinvestasi.
Berikut ini merupakan perhitungan rata-rata nilai perusahaan dari beberapa perusahaan sub sektor hotel, restoran dan pariwisata yang menjadi sampel penelitian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2016-2019 yang dikonfirmasi melalui Price Book Velue (PBV), rasio ini merupakan rasio antara harga saham terhadap nilai bukunya, dimana rasio ini mengukur nilai yang
diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh (Oktavina, 2013). Perusahaan yang berjalan dengan baik umumnya mempunyai rasio PBV diatas satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya (Oktavina,2013). Semakin tinggi PBV berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut.
Tabel 1.1
Nilai PBV Beberapa Perusahaan Sub Sektor Hotel, Restoran dan Pariwisata yang Terdaftar di BEI Periode 2016-2019
NO Nama Perusahaan Tahun PBV
1 Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) 2016 1,7679
2017 1,0611
2018 0,9484
2019 0,7328
2 Pudjiadi Prestige Tbk (PUDP) 2016 0,3800
2017 0,4432
2018 0,4678
2019 0,2899
3 MNC Land Tbk (KPIG) 2016 0,9177
2017 0,7669
2018 0,7958
2019 0,4751
4 Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (JSPT)
2016 2,2391
2017 2,0814
2018 0,6949
2019 0,7193
5 Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) 2016 0,9942
2017 0,5464
2018 0,5336
2019 0,4161
Sumber: www.idx.co,id 2016-2019 (Data Diolah)
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa nilai perusahaan yang dihitung dengan rasio PBV dari perusahaan pembangunan jaya ancol Tbk (PJAA) memiliki
nilai Price Book Value (PBV) yang terus menurun dari tahun 2016 sampai tahun 2019. Pada tahun 2016 dan tahun 2017 nilai PBV dari perusahaan pembangunan jaya ancol Tbk (PJAA) sebesar 1,7679 dan 1,0611 yang berarti nilainya diatas satu, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berjalan dengan baik. Namun ditahun 2018 dan 2019 mengalami penurunan yang nilainya dibawah satu yakni 0,9484 dan 0,7328, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak berjalan dengan baik karena menunjukkan turunnya harga saham dimana nilai pasar saham dibawah nilai bukunya atau mengindikasikan menurunnya kualitas dan kinerja keuangan pada perusahaan tersebut. Hal ini sangat mengkhawatirkan bagi kelangsungan perusahaan kedepan karena nilai perusahaannya terus menerus mengalami penurunan bahkan nilainya berada dibawah satu. Pada Perusahaan Pudjiadi Prestige Tbk (PUDP) dapat kita lihat bahwa nilai Price Book Value (PBV) nya dari tahun 2016-2019 berada dibawah satu. Sempat mengalami peningkatan ditahun 2016- 2018 dari 0,3800 menjadi 0,4678 namun masih tetap dibawah satu dan pada tahun 2019 menurun menjadi 0,2899. Sama hal nya dengan perusahaan MNC Land Tbk (KPIG) yang dimana nilai Price Book Value (PBV) nya dari tahun 2016-2019 berada dibawah satu. Bahkan mengalami penurunan di tahun 2017 menjadi 0.7639, dan penurunan kembali terjadi ditahun 2019 menjadi 0,4751.
Pada Perusahaan Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (JSPT) dapat kita lihat bahwa nilai Price Book Value (PBV) nya mengalami penurunan dari tahun 2016- 2018. Pada tahun 2019 sempat mengalami peningkatan namun tetap dibawah satu.
Sama hal nya dengan perusahaan Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) yang
memiliki nilai Price Book Value (PBV) terus menurun setiap tahunnya dan nilainya dibawah satu.
Penelitian-penelitian mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi nilai perusahaan telah banyak dilakukan oleh para peneliti sebelumnya dimana banyak didapati perbedaan (gap) dalam menganalisis pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Menurut hasil penelitian Mardiyati dkk (2015) keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Berbeda dengan hasil penelitian Achmad dan Amanah (2014) yang menyatakan bahwa keputusan investasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Keputusan pendanaan dalam penelitian Nelwan dan Tulung (2018) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sementara dalam penelitian Deomedes dan Kurniawan (2018) keputusan pendanaan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen dalam penelitian Mutmainnah dkk (2019) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan hasil penelitian Ilhamsyah dan Soekotjo (2017) yang menyatakan kebijakan dividen berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Dalam hasil penelitian Simanungkalit dan Silalahi (2018) ukuran perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan berbeda dengan hasil penelitian Astuti dan Yadnya (2017) bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas dalam penelitian Sihotang dan Saragih (2017) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Berbeda
dengan penelitian yang dilakukan oleh Herawati, T. (2013) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Tabel 1.2
Research Gap Nilai Perusahaan
No Variabel Dependen
Variabel Independen
Peneliti Hasil
1
Nilai Perusahaan
Keputusan Investasi
Mardiyati dkk (2015)
Berpengaruh positif Achmad dan
Amanah (2014)
Berpengaruh negatif
2 Keputusan
Pendanaan
Nelwan dan Tulung (2018)
Berpengaruh positif Deomedes dan
Kurniawan (2018)
Berpengaruh negatif
3 Kebijakan
Dividen
Mutmainnah dkk (2019)
Berpengaruh positif Ilhamsyah dan
Soekotjo (2017)
Berpengaruh negatif
4 Ukuran
Perusahaan
Simanungkalit dan Silalahi
(2018)
Berpengaruh positif
Astuti dan Yadnya (2019)
Berpengaruh negatif
5 Profitabilitas Sihotang dan
Saragih (2017)
Berpengaruh positif Herawati, T.
(2013)
Berpengaruh negatif
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Dipilihnya perusahaan sub sektor hotel, restoran dan pariwisata karena didasarkan pada hitungan mundur dari tahun 2019 perkembangan pariwisata di Indonesia bisa dikatakan perkembangannya sangat besar dan memberikan kontribusi yang sangat luas, namun sekalipun begitu, ternyata masih ada perusahaan yang memiliki nilai perusahan dibawah satu bahkan terus mengalami penurunan dari tahun ketahun.
Berdasarkan penjelasan data diatas dan perbedaan hasil penelitian terdahulu (research gap), maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sub sektor hotel, restoran dan pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2019”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang sudah dijelaskan tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada sub sektor hotel, restoran, dan pariwisata yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2016-2019?
2. Apakah keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada sub sektor hotel, restoran, dan pariwisata yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2016-2019?
3. Apakah kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada sub sektor hotel, restoran, dan pariwisata yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2016-2019?
4. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada sub sektor hotel, restoran, dan pariwisata yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2016-2019?
5. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada sub sektor hotel, restoran, dan pariwisata yang terdaftar di bursa efek Indonesia
periode 2016-2019?
6. Apakah keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, ukuran perusahaan, dan profitabilitas berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan pada sub sektor hotel, restoran dan pariwisata yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2016-2019?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini dilakukan adalah:
1. Untuk meneliti dan mengetahui pengaruh keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada Sub sektor hotel, restoran, dan pariwisata. yang terdaftar di BEI.
2. Untuk meneliti dan mengetahui pengaruh keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan pada Sub sektor hotel, restoran, dan pariwisata yang terdaftar di BEI.
3. Untuk meneliti dan mengetahui pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan pada Sub sektor hotel, restoran, dan pariwisata yang terdaftar di BEI.
4. Untuk meneliti dan mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada Sub sektor hotel, restoran, dan pariwisata yang terdaftar di BEI.
5. Untuk meneliti dan mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada Sub sektor hotel, restoran, dan pariwisata yang terdaftar di BEI.
6. Untuk meneliti dan mengetahui pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada Sub sektor hotel, restoran, dan pariwisata yang terdaftar di BEI.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, manfaat yang diharapkan dalam Penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam penelitian khususnya tentang pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada sub sektor hotel, restoran dan pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Bagi perusahaan (emiten), penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi para pemegang saham dan manajemen perusahaan serta pemakai laporan keuangan dalam menilai pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
3. Bagi Peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat menjadi bahan referensi dan dasar pengembangan penelitian selanjutnya yang bersifat sejenis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori
2.1.1 Teori Signal (Signaling Theory)
Hartono (2010) menyatakan bahwa sinyal merupakan tindakan yang diambil oleh pihak manajemen perusahaan untuk memberikan informasi kepada pihak investor terkait dengan penilaian prospek perusahaan di masa yang akan datang. Salah satu contohnya adanya informasi penawaran saham perusahaan akan dianggap sebagai sebuah sinyal oleh para pemegang saham tentang kemungkinan adanya keuntungan perusahaan di masa yang akan datang. Menurut Brigham & Houston (2014:184) signalling theory adalah cara pandang pemegang saham tentang peluang perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan di masa yang akan datang, di mana informasi tersebut diberikan oleh manajemen perusahaan kepada para pemegang saham.
Tindakan tersebut dilakukan oleh perusahaan guna memberikan isyarat kepada pemegang saham atau investor mengenai manajemen perusahaan dalam melihat prospek perusahaan kedepannya sehingga dapat membedakan perusahaan berkualitas baik dan perusahaan berkualitas buruk. Laporan perusahaan yang dipublikasikan dapat digunakan sebagai petunjuk bagi pemegang saham dan bahan pertimbangan dalam berinvestasi. Manajemen perusahaan dapat memberikan laporan perusahaan sebagai kepentingan internal. Minat investor dapat dipertahankan dengan cara memberikan informasi tentang perusahaan kepada pemegang saham.
Salah satu jenis informasi yang diberikan oleh perusahaan yang dapat jadi signal bagi pihak luar perusahaan, terutama bagi investor adalah laporan tahunan. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan dan informasi yang tidak berkaitan dengan laporan keuangan. Laporan tahunan hendaknya memuat informasi yang relevan dan mengungkapkan informasi yang dianggap penting untuk diketahui oleh pengguna laporan baik pihak dalam maupun luar perusahaan. Semua investor memerlukan informasi untuk mengevaluasi risiko relatif setiap perusahaan sehingga dapat melakukan diversifikasi portofolio dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Oleh sebab itu, perusahaan harus mengungkapkan laporan keuangannya secara terbuka dan transparan apabila ingin sahamnya dibeli.
Melalui laporan tahunan yang diungkapkan, perusahaan dapat memberikan sinyal positif bagi para investor mengenai keputusan investasi perusahaan, sumber-sumber pendanaan perusahaan, pembagian dividen yang dilakukan perusahaan, kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba serta besar ukuran perusahaan yang menjadi pertimbangan bagi investor untuk menginvestasikan dananya.
2.1.2 Teory Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan menurut Anthony & Govindarajan (2011:10) adalah hubungan atau kontrak antara pemilik atau pemegang saham (principal) dan manajemen (agent). Sebagai manajer (agen), manajer bertanggung jawab untuk memaksimalkan keuntungan para pemegang saham. Agen yang terpilih
diwajibkan untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang telah menjadi tanggung jawabnya dengan keahlian yang mereka miliki (Yuniati et al., 2016).
Para pemegang saham memberikan kepercayaan kepada pihak manajerial dalam mengelola perusahaan termasuk mengambil keputusan-keputusan bisnis yang diharapkan dapat mengoptimalkan kesejahteraan pemilik modal. Seperti keputusan investasi perusahaan, keputusan pendanaan, juga kebijakan dividen.
Permasalahan keagenan timbul disaat para investor lebih memilih untuk meningkatkan keuntungannya, tetapi perusahaan lebih memilih untuk melakukan sesuai keinginannya ketika mengoperasikan perusahaan dan tidak mempertimbangkan keinginan pemegang saham dengan bonus yang didapatkannya (Sudana, 2011:11). Manajer sebagai agen yang secara langsung menggerakkan perusahaan memiliki banyak peluang untuk melakukan berbagai hal diperusahaan guna mendapatkan keuntungan individu maupun suatu pihak tertentu tanpa mempertimbangkan keinginan para pemegang saham (principal). Adanya konflik mampu diminimalisir dengan cara menggunakan mekanisme pengawasan yakni dengan memonitor perilaku manajer dan pada akhirnya berdampak pada kinerja dan nilai perusahaan (Sulistianingsih & Yuniati, 2016).
2.1.3 Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh harga saham yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran di pasar modal yang merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan (Harmono, 2011). Nilai perusahaan juga diartikan sebagai gambaran keadaan
sebuah perusahaan, dimana terdapat penilaian khusus oleh calon investor terhadap baik buruknya kinerja keuangan perusahaan.
Nilai perusahaan menjadi sesuatu yang tidak terlepas dari perhatian perusahaan terutama investor. Hermuningsih dan Dewi (2009) mengatakan bahwa tujuan utama dari suatu perusahaan adalah memaksimalkan nilai perusahaan melalui kemakmuran pemilik perusahaan (pemegang saham) yang ditunjukkan dengan meningkatnya nilai perusahaan yang tercermin dari harga saham perusahaan. Oleh sebab itu, memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan pencapaian tujuan utama perusahaan.
Terdapat lima jenis nilai perusahaan berdasarkan metode perhitungan yang digunakan, yaitu (Yulius dan Tarigan, 2007:3):
1. Nilai Nominal
Nilai nominal adalah nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran dasar perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca perusahaan, dan juga ditulis secara jelas dalam surat saham kolektif.
2. Nilai Pasar
Nilai pasar sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses tawar menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham perusahaan dijual di pasar saham.
3. Nilai Intrinsik
Nilai intrinsik merupakan konsep yang paling abstrak, karena mengacu kepada perkiraan nilai riil suatu perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan sekedar harga dari sekumpulan aset, melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari.
4. Nilai Buku
Nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar konsep akuntansi. Secara sederhana dihitung dengan membagi selisih antar total aset dan total utang dengan jumlah saham yang beredar.
5. Nilai Likuidasi
Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai likuidasi dapat dihitung dengan cara yang sama dengan menghitung nilai buku, yaitu berdasarkan neraca performa yang disiapkan ketika suatu perusahaan akan dilikuidasi.
Nilai perusahaan dapat diukur dengan menggunakan harga saham menggunakan rasio yang disebut rasio penilaian. Menurut Sudana (2011:23), rasio penilaian adalah suatu rasio yang terkait dengan penilaian kinerja saham perusahaan yang telah diperdagangkan di pasar modal (go public). Rasio penilaian memberikan informasi seberapa besar masyarakat menghargai perusahaan, sehingga masyarakat tertarik untuk membeli saham dengan harga yang lebih tinggi dibanding nilai bukunya. Berikut ini beberapa metode yang digunakan untuk mengukur nilai perusahaan.
1. Price Earning Ratio (PER)
Price earning ratio (PER) menunjukkan berapa banyak jumlah uang yang
rela dikeluarkan oleh para investor untuk membayar setiap dolar laba yang dilaporkan (Brigham dan Houston, 2006:110). Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh oleh para pemegang saham. Kegunaan price earning ratio adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh earning per share nya. Price earning ratio menunjukkan hubungan antara pasar saham biasa dengan earning per share.
Price earning ratio (PER) berfungsi untuk mengukur perubahan
kemampuan laba yang diharapkan di masa yang akan datang. Semakin besar PER, maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan untuk tumbuh sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur Price earning ratio (PER) adalah sebagai berikut:
PER =𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒
2. Price to Book Value (PBV)
Price to Book Value (PBV) merupakan rasio antara harga saham terhadap
nilai bukunya, dimana rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh (Oktavina, 2013).
Price to Book Value (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar
menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Makin tinggi rasio ini, berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. PBV juga menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan yang relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan.
Untuk perusahaan-perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya rasio ini mencapai diatas satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. Semakin besar rasio PBV semakin tinggi perusahaan dinilai oleh para pemodal relatif dibandingkan dengan dana yang telah
ditanamkan di perusahaan. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur Price to Book Value (PBV) adalah sebagai berikut:
PBV =𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 3. Tobin’s Q
Alternatif lain yang digunakan dalam mengukur nilai perusahaan adalah dengan menggunakan metode Tobin’s Q yang dikembangkan oleh James Tobin. Tobin’s Q dihitung dengan membandingkan rasio nilai pasar saham perusahaan dengan nilai buku ekuitas perusahaan (Weston dan Copeland, 2001). Adapaun rumus Tobin’s Q adalah sebagai berikut:
Q = ( 𝐸𝑀𝑉+𝐷)
(𝐸𝐵𝑉+𝐷)
Keterangan:
Q = Nilai Perusahaan EMV = Nilai Pasar Ekuitas
EBV = Nilai Buku dari Total Aktiva D = Nilai Buku dari Total Hutang
EMV diperoleh dari hasil perkalian harga saham penutupan pada akhir tahun (closing price) dengan jumlah saham yang beredar pada akhir tahun sedangkan EBV diperoleh dari selisih total asset perusahaan dengan total kewajibannya.
Dalam penelitian ini, proksi yang digunakan untuk nilai perusahaan adalah Price to book value (PBV) karena keberadaan Price to book value (PBV) sangat penting bagi investor untuk menentukan strategi investasi di pasar modal. Perusahaan yang berjalan dengan baik umumnya mempunyai rasio PBV diatas satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya (Oktavina, 2013). Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa depan.
2.1.4 Keputusan Investasi
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2010:2). Tujuan keputusan investasi adalah memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi dengan tingkat risiko tertentu. Keuntungan yang tinggi disertai dengan risiko yang dapat dikelola diharapkan akan meningkatkan nilai perusahaan, yang berarti pula meningkatkan kemakmuran para pemegang saham. Menurut Tandelilin (2010) terdapat 3 jenis dasar keputusan investasi, yaitu:
1. Return
Alasan utama seseorang melakukan investasi adalah untuk mendapatkan keuntungan. Dalam kegiatan investasi, tingkat keuntungan investasi disebut sebagai return. Mendapatkan return tertentu adalah hal yang sangat wajar untuk investor yang telah
mengeluarkan dana untuk investasi. Return yang diharapkan investor dari investasi yang dilakukannya merupakan kompensasi atas opportunity cost dan risiko penurunan daya beli akibat adanya
pengaruh inflasi. Dalam kegiatan investasi, jika periode investasi telah berlalu, maka investor akan mendapatkan tingkat return yang akan dia terima. Terkadang di akhir periode investasi, tingkat return yang diharapkan dan tingkat return sebenarnya yang diperoleh investor dari investasi yang dilakukan bisa berbeda. Perbedaan antara pengembalian yang diharapkan dan pengembalian aktual (actual return) adalah risiko yang harus selalu dipertimbangkan dalam
kegiatan investasi. Sehingga selain memperhatikan tingkat pengembalian investor harus memperhatikan tingkat risiko suatu investasi.
2. Risk
Hal penting harus dipertimbangkan selain untuk mendapatkan return adalah seberapa besar risiko yang harus ditanggung dari investasi tersebut. Umumnya semakin besar risiko, maka semakin besar pula tingkat return yang diharapkan. Risiko juga bisa diartikan sebagai perbedaan antara return aktual dengan return yang diharapkan.
3. Hubungan Risk and Return
Hubungan antara risiko dan return yang diharapkan merupakan hubungan yang bersifat searah atau linier. Artinya semakin besar risiko suatu investasi, maka semakin besar pula return yang
diharapkan atas investasi tersebut, demikian sebaliknya.
Pada teori investasi, terdapat dua macam tipe investasi yang dilakukan oleh investor yaitu investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung merupakan pembelian aktiva perusahaan tanpa melalui perantara dengan melakukan pembelian di pasar uang, pasar modal, maupun pasar turunan. Sedangkan aktiva tidak langsung merupakan pembelian aktiva perusahaan dalam bentuk surat-surat berharga dari perusahaan investasi yang menyediakan jasa keuangan untuk publik (Tandelilin, 2010).
Menurut Tandelilin (2010), terdapat lima tahap dalam proses keputusan investasi, yaitu:
1. Penentuan Tujuan Investasi
Investor memiliki tujuan investasi yang berbeda yang ingin diperoleh, misalnya lembaga dana pensiun yang bertujuan memperoleh dana untuk membayar dana pensiun nasabahnya dimasa yang akan datang berkemungkinan memilih investasi pada portofolio reksadana. Sedangkan untuk lembaga penyimpan dana seperti bank bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dan akan berinvestasi pada sekuritas yang lebih mudah diperdagangkan atau kepada penyalur kredit yang lebih berisiko namun memberikan harapan.
2. Penentuan Kebijakan Investasi
Penentuan kebijakan investasi merupakan tahapan dimana investor menentukan kebijakan alokasi asset atau dana yang akan diinvestasikan. Investor juga memperhatikan hal-hal yang mempengaruhi kebijakan investasi tersebut seperti beban pajak yang harus ditanggung.
3. Pemilihan Strategi Portofolio
Terdapat dua strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Dengan strategi portofolio aktif, investor dapat memilih saham yang bagus untuk masa depan dengan menggunakan informasi yang tersedia dan teknik-teknik untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih baik.
Sedangkan strategi portofolio pasif sebaliknya, yaitu memilih kegiatan investasi yang seiring dengan kinerja index pasar. Dengan strategi pasif, investor dapat membeli reksa dana.
4. Pemilihan Aset
Pemilihan aset merupakan tahapan dimana investor memerlukan evaluasi terhadap sekuritas yang ingin dimasukkan dalam portofolio.
Tujuan ini adalah untuk mencari kombinasi portofolio yang efisien yaitu portofolio yang menawarkan tingkat pengembalian yang tinggi dengan tingkat risiko tertentu maupun rendah. Dengan diversifikasi, investor dapat mengurangi tingkat risiko daripada investasi pada aset individu.
5. Pengukuran dan Evaluasi Kerja Portofolio
Tahapan ini merupakan tahap akhir dalam proses keputusan. Tahapan ini akan terus dilakukan berulang-ulang karena bukan merupakan akhir dari proses investasi. Ketika proses evaluasi dan pengukuran kinerja investasi kurang baik, maka proses keputusan investasi harus dimulai dari tahap pertama hingga menemukan hasil yang optimal.
Aktifitas ini dilakukan dengan membandingkan dengan kinerja portofolio lainnya.
Menurut signaling theory, pengeluaran investasi memberikan sinyal positif mengenai pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan harga saham yang digunakan sebagai indikator nilai perusahaan (Wahyudi dan Pawestri 2006). Keputusan investasi dalam penelitian ini diproksikan dengan Price Earning Ratio (PER), dirumuskan sebagai berikut (Kusiyah dan Arief, 2017):
PER =𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒
2.1.5 Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan perusahaan merupakan keputusan tentang bentuk dan komposisi pendanaan yang akan dipergunakan oleh perusahaan (Husnan dan Pudjiastuti 2006). Keputusan pendanaan mengindikasikan bagaimana perusahaan membiayai kegiatan operasionalnya atau bagaimana perusahaan membiayai aktivanya. Pada keputusan pendanaan menyangkut dengan struktur keuangan perusahaan, dimana struktur keuangan perusahaan merupakan
komposisi dari keputusan pendanaan yang meliputi hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal sendiri.
Dalam pemilihan sumber pendanaan perusahaan akan memilih sumber pendanaan untuk melakukan investasi yaitu berupa sumber pendanaan dari dalam atau luar perusahaan. Terdapat beberapa teori tentang pendanaan hutang, yaitu:
1. Berdasarkan Pecking Order Theory dimana para manajer pertama kali menetapkan suatu urutan keputusan pendanaan yang akan dipilih untuk digunakan, seperti laba ditahan, hutang dan penerbitan saham sebagai pemilihan terakhir.
2. Trade Off Theory pada teori ini menjelaskan bahwa semakin tinggi perusahaan melakukan pendanaan menggunakan hutang maka semakin besar pula resiko mereka untuk mengalami kesulitan keuangan karena membayar bunga tetap yang terlalu besar bagi para debtholder.
3. Teori struktur modal (Capital Structure Theory) pada teori ini berpendapat bahwa dengan asumsi tidak ada pajak, bankruptcy cost, tidak adanya informasi asimetris antara pihak manajemen dengan para pemegang saham, dan pasar terlibat dalam kondisi yang efisien, maka value yang bisa diraih oleh perusahaan tidak terkait dengan bagaimana perusahaan melakukan strategi pendanaan.
Proksi yang digunakan pada keputusan pendanaan adalah Debt to Equity Ratio (DER). Rasio ini diukur dengan menggunakan rasio utang terhadap
ekuitas (Debt to Equity Ratio) dihitung hanya membagi total utang perusahaan (termasuk kewajiban jangka pendek) dengan ekuitas pemegang saham (Horne dan Wachowich, 2012):
𝐷𝐸𝑅 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑡𝑦
2.1.6 Kebijakan Dividen
Dividen Payout Ratio adalah laba dari perusahaan yang dibagikan kepada
para pemegang saham. Kebijakan dividen adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam keputusan pendanaan perusahaan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dan akan diinvestasikan kembali atau ditahan di dalam perusahaan. Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) adalah dividen tunai tahunan yang dibagi dengan laba tahunan atau dividen per lembar saham dibagi dengan laba per lembar saham. Kebijakan dividen penting bagi perusahaan karena dapat meningkatkan nilai perusahaan dan kemakmuran bagi pemegang saham. Keputusan pembayaran dividen dilakukan direksi perusahaan setiap tahunnya pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Terdapat beberapa teori mengenai kebijakan dividen. Berikut adalah teori mengenai kebijakan dividen dalam Brigham dan Houston (2013) yaitu:
a) Dividend irrelevance theory adalah suatu teori yang menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh baik terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya Dividend Payout
Ratio (DPR) tetapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan
risiko bisnis.
b) Bird-in-the-hand theory, menyatakan bahwa biaya modal sendiri akan naik, jika Dividend Payout Ratio (DPR) rendah. Hal ini dikarenakan investor lebih suka menerima dividen daripada capital gains.
c) Tax preference theory adalah suatu teori yang menyatakan bahwa adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gains maka para investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak.
d) Information content of dividend theory, teori ini menjelaskan bahwa investor akan melihat kenaikan dividen sebagai sinyal positif atas prospek perusahaan di masa depan. Pembayaran dividen dapat mengurangi ketidakpastian dan mengurangi konflik keagenan antara manajer dan pemegang saham.
Adapun prosedur untuk pembayaran dividen adalah sebagai berikut (Lubis dan Adi, 2012):
1. Declaration date; tanggal pengumuman akan dibayarkan dividen,
2. Holder of record date; perusahaan akan menutup buku stock transfernya dan membuat daftar para pemegang saham yang akan menerima dividennya.
3. Ex dividen date; untuk menghindarkan konflik, perusahaan securities menyiapkan konvensi yang menyatakan bahwa hak terhadap dividen adalah bagi pemegang saham yang memiliki saham tersebut sampai 4 hari sebelum the holder of record date.
4. Payment date; tanggal yang sebenarnya waktu perusahaan memposisikan cek pembayaran dividen pada para pemegang saham.
Pengumuman dividen merupakan salah satu informasi yang akan direspon oleh pasar. Perusahaan yang membayar dividen secara stabil dari waktu ke waktu kemungkinan dinilai lebih baik daripada perusahaan yang
membayar dividen secara berfluktuatif. Hal ini karena perusahaan yang membayar dividen secara stabil mencerminkan kondisi keuangan perusahaan tersebut juga stabil dan sebaliknya, perusahaan dengan dividen tidak stabil mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang kurang baik (Sudana, 2011).
Banyak perusahaan menjalankan kebijakan dividen stabil, artinya jumlah dividen per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun laba per lembar saham pertahunnya berfluktuasi (Sjahrial, 2008). Ada beberapa alasan dilaksanakannya kebijakan pembayaran dividen stabil yaitu (Sjahrial, 2008):
1. Memberikan kepada para investor bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa-masa mendatang,
2. Banyak pemegang saham yang hidup dari pendapatan yang diterima dari dividen.
3. Pada banyak Negara dalam ketentuan pasar modalnya, untuk organisasi atau yayasan sosial, perusahaan asuransi, bank-bank tabungan, dana-dana pensiun, pemerintah kota madya, hanya diijinkan menanamkan dananya dalam saham-saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang menjalankan kebijakan pembayaran dividen yang stabil.
Pada penelitian ini kebijakan dividen diukur dengan Dividend Payout Ratio dengan rumus:
𝐷𝑃𝑅 = 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒
2.1.7 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total asset, log size, nilai pasar dan lain-lain. Perusahaan berskala besar akan memiliki total asset yang besar, maka pihak manajemen lebih leluasa dalam mempergunakan
asset yang ada diperusahaan tersebut. Jika dilihat dari sisi manajemen, kemudahan yang dimilikinya dalam mengendalikan perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan (Suharli, 2006). Sudarsi (2002) menjelaskan untuk menentukan ukuran perusahaan adalah dengan log natural dari total aktiva. Secara umum ukuran perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut (Sudarsi, 2002):
𝑆𝑖𝑧𝑒 = 𝐿𝑛 𝑜𝑓 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
Perusahaan yang besar lebih diminati ketimbang perusahaan kecil.
Sehingga pertumbuhan perusahaan sangat mempengaruhi nilai perusahaan.
Perusahaan yang tumbuh cepat juga menikmati keuntungan dari citra positif yang diperoleh, akan tetapi perusahaan harus ekstra hati-hati, karena kesuksesan yang diperoleh menyebabkan perusahaan menjadi rentan terhadap adanya isu negatif.
2.1.8 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba atau ukuran efektivitas pengelolaan manajemen perusahaan (Wiagustini, 2010:76). Jadi dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui sejumlah kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajemen perusahaan. Laba yang menjadi ukuran kinerja perusahaan harus dievaluasi dari suatu periode ke periode berikutnya dan bagaimana laba aktual dibandingkan dengan laba yang direncanakan.
Profitabilitas yang tinggi menunjukan prospek perusahaan yang baik sehingga
investor akan merespon positif sinyal tersebut dan nilai perusahaan akan meningkat (Sujoko dan Soebintoro, 2007).
Rasio profitabilitas dapat diproksikan dengan Return on Assets (ROI) merupakan rasio yang menunjukkan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya atau Return on Assets (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan hasil jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝑅𝑂𝐴 = 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑇𝑎𝑥 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
Dalam penelitian ini, profitabilitas diproksikan menggunakan ROA.
Return on Assets (ROA) digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian
perusahaan atau efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan, artinya terjadi kenaikan laba bersih perusahaan. Kenaikan laba bersih tersebut akan menaikkan harga saham sehingga tingkat pengembalian diperoleh saham yang investor semakin besar dan dapat meningkatkan nilai perusahaan.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Telah banyak penelitian yang dilakukan mengenai nilai perusahaan sebelumnya. Berikut adalah beberapa penelitian sejenis tentang nilai perusahaan yang dijadikan referensi dalam melakukan penelitian, diantaranya yaitu:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti
(Tahun) Variabel Penelitian Teknik
Penelitian Hasil Penelitian 1. Astuti dan
Yadnya (2019)
Variabel Independen:
Profitabilitas, Likuiditas, dan ukuran Perusahaan Variabel Dependen:
Nilai Perusahaan
Analisis Jalur serta Uji Sobel
1.Profitabilitas positif signifikan terhadap kebijakan dividen sedangkan Likuiditas dan Ukuran
Perusahaan
berpengaruh negatif signifikan.
2.Profitabilitas dan Kebijakan dividen berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan Likuiditas dan Ukuran
Perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan 2. Mutmainnah dkk
(2019)
Variabel Independen:
Kebijakan Dividen, Keputusan Investasi, Ukuran Perusahaan, dan Kepemilikan Manajerial
Variabel Dependen:
Nilai Perusahaan
Analisis Regresi Linier Berganda
1. Kebijakan Dividen dan Keputusan Investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai pperusahaan.
2. Ukuran Perusahaan dan Kepemilikan Manajerial
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
3. Nelwan dan Tulung (2018)
Variabel Independen:
Kebijakan Dividen, Keputusan Pendanaan, dan Keputusan Investasi Variabel Dependen:
Nilai Perusahaan
Analisis Regresi Linear Berganda
1.Keputusan Pendanaan dan Keputusan Investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
2. Kebijakan dividen berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan