1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Laporan keuangan merupakan representasi dari nilai sebuah perusahaan, dimana laporan keuangan yang akan menjadi kunci utama bagi perusahaan. Kasmir (2008:7) menyatakan bahwa prestasi perusahaan pada masa lampau, sekarang, dan masa yang akan datang dinilai dari laporan keuangan yang dikeluarkan. Laporan keuangan dikeluarkan oleh perusahaan secara periodik, yang disusun oleh bagian akunting dan diberikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), seperti; pemerintah, pemilik perusahaan, kreditur dan pihak manajemen sendiri.
Selanjutnya, pihak-pihak tersebut akan mengelola data dengan perhitungan lebih lanjut untuk menentukan apakah laporan keuangan telah sesuai syarat atau belum.
Melihat pentingnya laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan, dimana hal tersebut akan menentukan nasib perusahaan kedepannya sehingga banyak timbul permasalahan dalam menyusun laporan keuangan agar memenuhi syarat laporan keuangan yang baik, seperti kecurangan laporan keuangan.
Kecurangan laporan keuangan merupakan salah satu masalah dalam penyusunan laporan keuangan yang termasuk ke dalam tindakan kejahatan kerah putih yang akan menimbulkan kerugian bagi perusahan (Edwin, 1939). Singelton dan Aaron J (2010) mendefinisikan Kecurangan sebagai bentuk penipuan yang memberikan kerugian bagi pihak yang dirugikan berupa informasi yang di publikasikan semu dan menyesatkan dan keuntungan bagi pelaku kecurangan.
Kasus praktik kecurangan laporan keuangan yang cukup menyita perhatian masyarakat praktik kecurangan laporan keuangan yang terjadi di Indonesia, seperti yang dialami oleh PT Great River International Tbk. Pemeriksaan yang dilakukan oleh Bapepam mengungkapkan bahwa pada laporan keuangan PT Great River International Tbk tahun 2003 terjadi overstatement atas penyajian akun penjualan dan piutang berupa penambahan aktiva yang tidak terbukti kebenaranya. Dengan
1
2
kasus ini, Bapepam megenakan sanksi terhadap PT Great River International Tbk karena telah melanggar tiga peraturan sekaligus, yaitu pasal 107 Undang-Undang Pasar modal (Badan Pengawas Pasar Modal, 2006).
Kasus serupa juga terjadi pada PT Pakuwon Jati Tbk yang melanggar peraturan Pasal 68 dan 69 Undang-Undang Pasar modal dan pelanggaran terhadap peraturan Bapepam Nomor VIII.G.7 tentang Penyajian Laporan Keuangan. Sanksi yang dikenakan berupa sanksi administratif yaitu peringatan tertulis pada PT Pakuwon Jati Tbk beserta pihak akuntan terkait yaitu Zulfikar Ismail (Badan Pengawas Pasar Modal, 2005). Contoh kasus kecurangan lainya yaitu kasus yang terjadi pada PT Garuda Indonesia, kasus ini terjadi pada tahun 2018 PT Garuda Indonesia merekayasa laporan keuangan dengan memasukan penjualan yang belum terjadi tahun 2019 tercatat dalam penjualan tahun 2018, sehingga laporan keuangan PT Garuda Indonesia yang semula mengalami kerugian berubah menjadi untung yang sangat tinggi. Kasus ini juga melibatkan akuntan publik yang melakukan audit atas laporan keuangan PT Garuda Indonesia yaitu KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang, dan Rekan (Ananta, 2019).
Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) Indonesia Chapter 111 tahun 2019 melakukan survei terhadap 239 responden menyatakan bahwa 64,4%
fraud terbanyak yang terjadi di Indonesia adalah kasus Korupsi, kemudian diikuti oleh Penyalahgunaan Aset/Kekayaan Negara dan perusahaan sebanyak 28,9%, dan sisanya sebesar 6,7% merupakan fraud Laporan Keuangan (ACFE Indonesia, 2019). Meskipun penemuan kasus kecurangan yang terjadi pada laporan keuangan tergolong rendah dari fraud lainya akan tetapi kerugian yang harus ditanggung jauh lebih besar dari kerugian fraud lainya. Kerugian terbanyak yang harus ditanggung berasal dari kasus korupsi, Penyalahgunaan aset, dan kecurangan laporan keuangan dengan mayoritas kasus berada dibawah Rp 10 juta, tetapi kerugian terbesar mencapai lebih dari Rp 10 Milliar (ACFE, 2019).
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh ACFE Indonesia menunjukkan bahwa, kecurangan dalam sebuah organisasi terbesar yang terjadi dilakukan oleh karyawan dengan presentase 31,8%, selanjutnya diikuti oleh direksi/pemilik dengan presentase sebesar 29,4% dan manajerr sebesar 23,7%, adapun sisanya
2
3
adalah Lain-lain dengan presentase sebesar 15,1%. Sarbanes Oxley Bagian 302 mengatur tentang tanggung jawab direktur atas keakuratan laporan keuangan.
Dimana dalam peraturan tersebut keakuratan serta dokumentasi penyampaian laporan keuangan dan struktur pengendalian internal kepada SEC menjadi tanggung jawab CEO (Chief Eksekutif Office) dan CFO (Chief Financial Office), (Sarbanes Oxley Act, 2002).
Selain Sarbanes Oxley Act, di Indonesia juga menerapkan peraturan yang menjelaskan bahwa sebagai CFO harus mengambil tindakan yang tepat agar tidak menyesatkan pengguna laporan, selaku pihak yang bertanggung jawab langsung di bidang akuntansi dan keuangan.Peraturan tersebut adalah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 75/Pojk.04/2017 yang menjelaskan tentang Tanggung Jawab Direksi atas kebenaran laporan keuangan yang disajikan lengkap dengan tanda tangan Direksi. Dalam peraturan tersebut juga tertera bahwa keputusan yang dipilih CFO jika menimbulkan kerugian, maka hal tersebut terjadi karena pengaruh perkembangan nilai kognitifnya, yang terbentuk atas karakteristik individu.
Karakteristik CFO sebagai penentu dalam kecurangan laporan keuangan yang dibuat. Hasil organisasi sangat dipengaruhi oleh karakteristik dari eksekutif puncak (Hambrick dan Mason, 1984).
Sejumlah penelitian sebelumnya menyatakan bahwa karakteristik CFO yang mempengaruhi terhadap kecurangan laporan keuangan adalah gender, usia, pengalaman kerja, serta latar belakang pendidikan CFO. Penelitian dengan topik ini telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, seperti yang dilakukan oleh Sun et al (2019) menunjukkan bahwa usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan CFO berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan. Berbeda dengan penelitian sebelumnya , penelitian yang dilakukan oleh Frischanita dan Bernawati (2020) yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan, jenis kelamin dan pengalaman CFO menunjukkan hasil yang tidak signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan, berbanding terbalik dengan sebelumnya, karakteristik usia berpengaruh positif terhadap Kecurangan laporan keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hidayatullah dan Sulhani (2018) yang menunjukkan bahwa gender, latar belakang pendidikan, dan tenure tidak berpengaruh signifikan
3
4
terhadap kecurangan laporan keuangan. Cheng et al (2010) ; Sun et al (2017) ; Troy et al (2011) menyatakan bahwa latar belakang pendidikan CFO yang tepat akan berpengaruh pada kemampuan perkembangan moral yang baik, kemampuan memproses dan menganalisis informasi.
Dengan fenomena dan penjelasan latar belakang di atas, masih diperlukanya penelitian lanjutan mengenai pengaruh demografi CFO terhadap kecurangan laporan keuangan karena adanya perbedaan hasil penelitian karakteristik dari variabel bebas yaitu demografi CFO yang terjadi, sehingga penelitian lanjutan masih diperlukan. Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Sun et al (2019) Penelitian kecurangan laporan keuangan di china yang menggunakan F-score.
Sedangkan penelitian ini menggunakan variabel dummy untuk mengukur kecurangan laporan keuangan. peneliti juga ingin melengkapi kekurangan dari penelitian sebelumnya, maka peneliti mencoba untuk menguji kembali variabel- variabel tersebut, dengan penambahan variabel demografi berupa usia sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Xu et al (2018). Sensitivitas etika yang ditunjukan oleh CFO muda cenderung lebih rendah daripada eksekutif dengan usia lebih tua. Sehingga hal tersebut akan membuat CFO muda cenderung lebih cepat terlibat dalam tindakan kecurangan laporan keuangan. adanya penambahan variabel kontrol berupa ROA, dan leverage yang bisa merepresentasikan kondisi keuangan perusahaan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hajek dan Henrique (2017), Noble (2019), Sun et al (2017) yang menyatakan bahwa kinerja perusahaan dikatakan sangat baik, apabila tingkat hutang yang dimiliki rendah, dan termasuk kedalam perusahaan berukuran kecil yang cenderung tidak melakukan kecurangan dalam laporan keuangan.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2019, dengan pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis regresi berganda. Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur sebagai objek penelitan karena dibandingkan dengan perusahaan lain jumlah perusahaan yang termasuk ke dalam kategori perusahaan manufaktur jauh lebih banyak. Selain itu rantai proses bisnis perushaan manufaktur lebih panjang dibandingkan dengan jenis industri lainnya. hal ini bisa berdampak
4
5
pada kemungkinan meningkatnya praktik keurangan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur. Berdasarkan data dari laporan ACFE (2018) bahwa sektor manufaktur menjadi sektor terbanyak di Asia-Pasifik yang mengalami kasus fraud.
Dengan penjelasan diatas, penelitian ini diberi judul PENGARUH KARAKTERISTIK CFO TERHADAP KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah gencer CFO berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan?
2. Apakah usia CFO berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan?
3. Apakah tingkat pendidikan CFO berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan?
4. Apakah masa Jabatan CFO berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menguji pengaruh usia CFO terhadap kecurangan laporan keuangan.
2. Untuk menguji pengaruh gender CFO terhadap kecurangan laporan Keuangan.
3. Untuk menguji pengaruh tingkat pendidikan CFO terhadap kecurangan laporan keuangan.
5
6
4. Untuk menguji pengaruh masa jabatan CFO terhadap kecurangan laporan keuangan.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dibuat dengan harapan mampu memberikan manfaat bagi banyak pihak, oleh karena itu dilihat dari sudut pandang pengguna, maka manfaat dari penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu :
1.4.1 Manfaat Teoritis 1. Bagi Pembaca
Penelitian ini bisa dijadikan sebagai bukti empiris untuk mengetahui data-data serta menambah wawasan dan llmu pengetahuan mengenai informasi tingkat kecurangan laporan keuangan yang disebabkan oleh karakteristik CFO.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian bisa digunakan sebagai referensi serta acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya, sehingga penelitian mengenai Pengaruh Demografi CFO terhadap Kecurangan laporan keuangan akan lebih akurat dan terbukti kebenarannya.
1.4.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini bisa digunakan sebagai acuan oleh perusahaan - perusahaan dalam memilih CFO selaku penanggung jawab laporan keuangan, sehingga akan meminimalisir terjadinya kecurangan laporan keuangan.
1.5 Sistematika Penulisan
Penyusunan penelitian dilakukan sesuai dengan sistematika penulisan yang berurutan terdiri dari beberapa bab, yaitu : BAB I Pendahuluan, Bab II Kajian
6
7
pustaka, Bab III Metode Penelitian, Bab IV Hsil dan Pembahasaan, Bab V Kesimpulan dan Saran. Berikut deskripsi dari masing-masing bab :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam Bab ini membahas tentang latar belakang dari sebuah penelitian, alasan apa saja yang menjadikan penelitian ini harus dilakukan.
Selain itu juga bab ini berisikan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta seistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang digunakan dalam penelitian, penjelassan variabel, hasil penelitian sebelumnya, pengembangan hipotesis penelitian, serta kerangka konseptual.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang metode apa yang digunakan dalam penelitian ini. Bagaimana cara dan tahapan dalam pelaksanaan penelitian.
Oleh Karena itu, dalam bab ini akan diuraikan mengenai penentuan sampel, sumber dan jenis data, metode pengumpulan data, variabel penelitian, dan definisi operasional, serta dijelaskan juga tentang metode analisis.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan pada bab ini menguraikan tentang deskripsi objek penelitian, analisis data, interpretasi hasil pengolahan data, serta argumentasi pembahasan hasil penelitian.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Untuk bab terakhir ini berisi tentang hasil kesimpulan dari hasil penelitian, serta saran yang diberikan dari penelitian yang telah dilakukan.
7