• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI POLA BILANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI POLA BILANGAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI POLA BILANGAN

Apriliantin Fitri Pratiwi1 , Adi Ihsan Imami2 Universitas Singaperbangsa Karawang apriliantin@gmail.com1, adi.ihsan@fkip.unsika.ac.id2

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan mengenai kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal pada materi pola bilangan. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif , subjek penelitian adalah siswa kelas VIII MTs Nihayatul Amal tahun pelajaran 2021/2022 yang berjumlah 28 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah test berupa soal essay yang di kerjakan secara individu. Berdasarkan nila tes, siswa dikelompokkan menjadi tiga kemampuan yaitu kemampuan tinggi, kemampuan sedang dan kemampuan rendah. Berdasarkan kemampuan tersebut akan di ambil 1 siswa dari setiap kemampuan untuk dijadikan subjek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menuliskan unsur diketahui dan ditanyakan, menggunakan rumus, dan memeriksa kembali jawaban. Dapat disimpulkan kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah pada materi pola bilangan yaitu subjek 1 tidak mengalami kesulitan di semua tahap, subjek 2 mengalami kesulitan merencanakan rencana dan melaksanakan rencana, subjek 3 mengalami kesulitan merencanakan rencana, melaksanakan rencana dan memeriksa kembali. Salah satu sebab peserta didik merasa kesulitan yaitu disaat melaksanakan pemecahan masalah karena peserta didik tidak terbiasa dengan soal yang tidak bisa langsung diselesaikan.

Kata kunci : kesulitan siswa, pemecahan masalah, pola bilangan

STUDENT DIFFICULTIES IN SOLVING PROBLEMS ON NUMBER PATTERN MATERIAL

Apriliantin Fitri Pratiwi1 , Adi Ihsan Imami2 Universitas Singaperbangsa Karawang

apriliantin@gmail.com1, adi.ihsan@fkip.unsika.ac.id2

Abstrak

The purpose of this study was to describe the students' difficulties in solving problems on the number pattern material. This study uses qualitative research with descriptive methods, the research subjects are class VIII students of MTs Nihayatul Amal in the 2021/2022 academic year, totaling 28 people. The data collection method used is a test in the form of essay questions that are done individually. Based on the test scores, students are grouped into three abilities, namely high ability, medium ability and low ability. Based on these abilities, 1 student from each ability will be taken as a research subject. The results showed that students had difficulty in writing known and asked elements, using formulas, and re- checking answers. It can be concluded that the difficulty of students in solving problem solving problems on the number pattern material is that subject 1 has no difficulty at all stages, subject 2 has difficulty planning plans and implementing plans, subject 3 has difficulty planning plans, implementing plans and re-examining. One of the reasons students find it difficult is when carrying out problem solving because students are not familiar with questions that cannot be solved immediately.

Keywords: student difficulty, problem solving, number pattern

(2)

PENDAHULUAN

Matematika merupakan pengetahuan yang bersifat universal dan eksak, mata pelajaran yang telah diajarkan di sekolah dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.

Banyak siswa yang menganggap bahwa matematika pelajaran yang sulit, terlalu banyak rumus dan perhitungan, sehingga matematika menjadi pelajaran yang dibenci siswa. Seperti yang dikemukakan (Erni Mustika, 2018), Mata pelajaran matematika menjadi salah satu pelajaran yang ditakutkan kedalam ujian nasional dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Dalam pembelajaran matematika, terdapat banyak masalah atau pemecahan soal yang harus diselesaikan oleh siswa. Sehingga sebagian besar siswa masih kesulitan dalam menyelesaikan masalah pada soal, karena siswa masih belum bisa memahami konsep dan cenderung menghafalkan rumus. Melalui kemampuan pemecahan masalah, siswa diharapkan dapat memahami konsep yang dipelajari.

Pembelajaran matematika di sekolah pada soal pemecahan masalah memiliki peranan penting. (Nurfauziah & Zhanthy, 2017) juga mengungkapkan bahwa kemampuan pemecahan masalah dapat diartikan sebagai jantungnya matematika yaitu kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang dalam belajar matematika. Pemecahan masalah merupakan suatu kegiatan mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari, menyelesaikan soal cerita dan lebih mengutamakan proses atau langkah-langkah yang dapat dilakukan seseorang dalam menyelesaikan permasalahan pada soal.

(Marianti & Susanti, 2019) mengemukakan namun faktanya dilapangan kemampuan pemecahan masalah siswa belum sesuai dengan yang diharapkan karena masih dalam kategori rendah. Saat ini, pemecahan masalah siswa masih tergolong rendah. rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa dapat disebabkan oleh karakter matematika yang dianggap menyeramkan menurut siswa. Ketika siswa diberikan soal pemecahan masalah dalam bentuk cerita, siswa tidak bisa menyelesaikan masalah tersebut dengan benar, maka dapat disimpulkan siswa mengalami kesulitan dalam pemecahan masalah matematika.

Menurut (SD Ariestina, et al. 2013) mengungkapkan bahwa kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dapat dilatih melalui soal cerita matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pola bilangan merupakan salah satu materi yang diajarkan di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada kelas VIII. Pada materi pola bilangan disajikan soal cerita dalam bentuk kalimat yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

(3)

Sesuai dengan kurikulum 2013, pola bilangan dan aritmatika menempati posisi strategis pada pembelajaran karena pola bilangan sering diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari seperti pola pemberian untuk nomor rumah. Oleh karena itu, pembelajaran tentang pola bilangan di SMP dapat dikatakan titik awal siswa memahami dan mempelajari matematika pola selain dengan matematika bangun dan matematika angka yang dapat berguna modal dalam pendidikan.

Namun masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita. Kesulitan tersebut biasanya disebabkan oleh kurangnya pemahaman pada materi dan kesulitan kurang memahami proses penyelesaian sehingga sulit untuk membuat model matematika. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dapat menyebabkan kesalahan dalam menyelesaikan permasalahan soal cerita. Adapun fator-faktor kesulitan siswa diperkuat dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh (Astutik, 2015) menyebutkan bahwa faktor- faktor penyebab kesulitan siswa yaitu kebiasaan belajar yang tidak teratur, siswa tergesa-gesa dalam menjawab soal, siswa tidak memahami maksud dari soal.

Berdasarkan uraian diatas, maka peniliti bermaksud untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan permasalahan diatas yaitu untuk menganalisis yang dialami siswa dengan judul “Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Pemecahan Masalah Pada Materi Pola Bilangan”.

METODE

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

Penelitian kualitatif dapat dilakukan untuk menjelaskan suatu fenomena yang ada, yang lebih memperhatikan mengenai keterkaitan antar kegiatan dan kualitas. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, metode penelitian yang dapat menggambarkan karakteristik dari populasi atau fenomena yang sedang diteliti. Sehingga metode pada penelitian satu ini fokus utamanya adalah menjelaskan bagaimana objek penelitiannya. Sehingga dapat menjawab apa peristiwa atau apa fenomena yang terjadi dalam penelitian.

Subjek penelitian ini 3 orang siswa kelas VIII MTs Nihayatul Amal. Selanjutnya peneliti memilih satu subjek memfokuskan pada soal nomor 1 untuk masing-masing tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa. Pada penelitian ini data dikumpulkan langsung oleh peneliti dengan cara observasi. Instrumen penelitian menggunakan instrumen test

(4)

kemampuan pemecahan masalah berupa test tertulis dengan bentuk soal cerita. Instrument yang diberikan kepada siswa sebanyak 3 soal pada materi pola bilangan, karena materi pola bilangan tersebut sudah diajarkan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrument yang sudah diujikan oleh (Afriyani, 2021), instrument tersebut telah diuji validitas, reabilitas dan indeks kesukaran serta daya pembedanya.

Selanjutnya data diolah dan dianalisis sesuai dengan nilai yang sudah diperoleh siswa.

Menurut Ari Kunto(2010) dalam (Effendi, 2017) yaitu nilai rata-rata dan standar deviasi dari data penelitian dapat menentukan kategori tingi, sedang dan rendahnya hasil siswa. Siswa berada pada kategori tersebut karena memperoleh nilai kurang dari selisih dari nilai rata-rata dengan standar deviasi yang sudah di hitung.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peneliti menggunakan data yang diperoleh dari hasil pekerjaan siswa kelas VIII yang mampu mengerjakan 3 soal pada materi pola bilangan dengan benar. Setelah test dilaksanakan, maka akan diperoleh nilai setiap masing-masing siswa. Dari 3 soal untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengerjakan soal cerita. Sesuai dengan data yang diperoleh dari kemampuan pemecahan masalah nilai maksimum sebesar 83 dan minimum sebesar 0. Dengan jumlah siswa 28 dan rata-rata siswa sebesar 40 dengan standar deviasi yang diperoleh menggunakan rumus sebesar 23. Setelah didapat standar deviasi, maka pengkelompokkan dapat ditentukan, yaitu :

Tabel 1. Pengkelompokkan Nilai Kelompok Tinggi, Sedang, dan Rendah

Kategori Nilai Subjek

Tinggi Nilai ≥ 62 S19,S23,S25,S26

Sedang 16 < nilai < 62 S1,S4,S5,S6,S7,S8,S11

S12,S13,S14,S16,S18,S21 S22,S27

Rendah Nilai ≤ 16 S2,S3,S9,S10.S15,S17,S20

S24,S28

Dari hasil data kemampuan pemecahan masalah pada table 1 diatas untuk siswa kemampuan tinggi terdiri dari 4 siswa, sedangkan kemampuan sedang terdiri dari 15 siswa dan kemampuan rendah terdiri dari 9 siswa. Selanjutnya peneliti memilih satu subjek memfokuskan pada soal nomor 1 untuk masing-masing tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa tersebut, yaitu S23 sebagai subjek siswa kemampuan tinggi, S1 sebagai subjek siswa kemampuan sedang dan S15 sebagai subjek siswa kemampuan rendah. Adapun subjek penelitian yang terpilh disajikan dalam table berikut.

(5)

Tabel 2. Subjek Penelitian Terpilih

Kategori Inisial

Tinggi S23

Sedang S1

Rendah S15

Setelah didapatkan subjek, maka langkah selanjutnya kemampuan pemecahan masalah akan dilakukan di tiap soal berdasarkan indicator tahapan polya sesuai table berikut

.

Tabel 3. Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan Langkah Polya Tingkatan Indikator

Memahami Masalah Siswa dapat menentukan informasi yang ditanyakan atau diketahui.

Menyusun Rencana Siswa menuliskan rumus dari permasalahan serta menggunakan semua informasi yang didapat.

Melaksanakan Rencana Siswa dapaat melaksanakan rencana dengan benar sesuai langkah- langkah menyelesaikan masalah.

Memeriksa Kembali Siswa dapat memeriksa kebenaran dan mampu menyusun kesimpulan hasil dari informasi dan sesuai dengan langkah yang dilakukan dalam pemecahan masalah

Berikut adalah deskripsi hasil pekerjaan siswa : 1. Kemampuan siswa tingkat tinggi ( kode siswa S23)

Berdasarkan hasil penelitian untuk tahapan memahami masalah, S23 dapat menyelesaikan dan memahami soal sesuai langkah polya yang menerangkan bahwa S23 menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan. Pada tahap menyusun rencana S23 dapat memahami masalah, setelah itu merencanakan rencana, dapat menuliskan rumus dengan benar, yaitu : 𝑈𝑛 = 𝑛 (𝑛+1)

2 yang menunjukkan bahwa S23 dapat menyusun rencana dengan baik. Pada tahap melaksanakan rencana S23 dapat melanjutkan rumus yang sudah ditulis, kemudian mengoperasikan pada rumus 𝑈13 = 13(13+1)

2 sehingga mendapatkan hasil penyelesaian yang benar yaitu 91. Pada tahap akhir, tahap memeriksa kembali S23 sudah memeriksa kembali hasil kerja nya.

Gambar 1. Hasil Test Kemampuan Pemecahan Masalah S23 Pada Soal Nomor Satu

(6)

2. Kemampuan siswa tingkat sedang ( kode siswa S1 )

Berdasarkan hasil data yang diperoleh, untuk tahapan memahami masalah, S1 dapat menyelesaikannya dengan baik sesuai dengan langkah polya. Pada tahap menyusun rencana, S1 dapat menuliskan rumus dengan benar, yaitu : 𝑈𝑛 = 𝑛 (𝑛+1)

2 . Lalu untuk tahapan melaksanakan rencana, S1 sudah mengalami kesulitan dalam menghitung, S1 tidak menuliskan sesuai rumus, S1 menulis pada lembar jawaban U13 = ( 13+1 x 13) = 14 x 13 : 2

= 91, untuk jawabannya benar. Tetapi untuk tahap terakhir memeriksa kembali, S1 belum mampu memeriksa kembali hasil yang diperoleh.

Gambar 2. Hasil Test Kemampuan Pemecahan Masalah S1 Pada Soal Nomor Satu

3. Kemampuan siswa tingkat rendah ( kode siswa S15 )

Berdasarkan hasil data yang diperoleh untuk tahapan memahami masalah, S15 dapat memahami dan menyelesaikannya dengan baik. Pada tahapan menyusun rencana S15 tidak ada jawaban atau kosong, Pada tahapan melaksanakan rencana Subjek tidak mampu memecahkan masalah atau tidak bisa menyelesaikan soal. Pada tahapan memeriksa kembali subjek tidak dapat mengevaluasi hasil jawabannya.

Gambar 3. Hasil Test Kemampuan Pemecahan Masalah S15 Pada Soal Nomor Satu

(7)

Tabel 4. Pengklarifikasi Kemampuan Pemecahan Masalah Langkah Polya

Keterangan : √ = Memenuhi Langkah Polya, − = Tidak Memenuhi Langkah Polya

Berdasarkan table klarifikasi kemampuan pemecahan masalah langkah polya di salah satu sekolah MTs Nihayatul Amal dapat dilihat dari hasil pembahasan sesuai dengan tahapan langkah Polya berikut ini :

1. Tahapan memahami masalah

Pada langkah ini, dalam menyelesaikan masalah soal cerita siswa harus mampu memahami semua tahapan-tahapan Polya. Pemahaman tersebut dapat dari kemampuan siswa dalam menentukan informasi, apa yang diketahui dan ditanyakan. Pada tahap ini berdasarkan subjek yang diambil mampu memecahkan masalah, tanpa mengalami kesulitan. Hal ini sesuai dengan penelitian (Netriwati, 2016) tingkat pengetahuan matematis tinggi dapat memahami masalah yang ada pada soal, mampu menuliskan apa saja hal yang diketahui dan ditanyakan pada soal, mampu menjawab semua soal dengan benar juga dapat melakukan perencanaan dengan baik, mampu melaksanakan penyelesaian sesuai perencanaan yang dibuat. Mereka juga mampu menuliskan bagaimana cara memeriksa kembali jawaban yang telah diperoleh.

2. Tahap menyusun rencana

Pada langkah menyusun rencana, subjek belum dapat menyusun rencana penyelesaian pada soal cerita, berdasarkan subjek yang di ambil, hanya sampai tingkat kemampuan sedang

Kode Siswa Langkah Polya Soal

1 2 3

S23

Memahami masalah

Menyusun rencana

Melaksanakan rencana

Memeriksa kembali

S1

Memahami masalah

Menyusun rencana

Melaksanakan rencana

Memeriksa kembali

S15

Memahami masalah

Menyusun rencana

Melaksanakan rencana

Memeriksa kembali

(8)

saja siswa yang dapat menyusun rencana. Kesulitan siswa di tahap ini, siswa tidak mampu menentukan rumus untuk memecahkan masalah pada soal cerita.

3. Tahap melaksanakan rencana

Pada langkah melaksanakan rencana, siswa harus mampu melakukan operasi atau perhitungan dalam memasukkan data yang sudah didapat serta siswa harus mampu menemukan hasil yang diminta dalam soal dengan benar dan sesuai langkah polya.

Berdasarkan hasil data yang didapat, siswa tidak dapat melanjutkan tahap melaksanakan rencana. Pada tahap menyusun rencana siswa tingkat rendah belum dapat memahami dalam memecahkan masalah pada soal, karena subjek sama sekali tidak tahu rumus apa yang akan digunakan.

4. Tahap memeriksa kembali

Pada langkah memeriksa kembali. Masih banyak siswa yang tidak mampu pada tahap memeriksa kembali, mereka tidak tahu apa yang harus di periksa kembali karena padada tahap menyusun rencana dan tahap melaksanakan rencana mereka tidak mampu menyelesaikannya.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa siswa kurang mampu dalam menyelesaikan soal kemampuan pemecahan masalah pada materi pola bilangan. Berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah secara rata-rata siswa tergolong rendah. Siswa menggunakan empat langkah polya untuk menyelesaikan pemecahan masalah, sehingga siswa dapat menyelesaikan 3 soal yang diberikan, indicator pemecahan masalah berdasarkan polya yaitu memahami masalah, menyusun rencana, melaksanakan rencana dan memeriksa kembali. Namun dalam jawaban mereka masih belum sempurna atau tidak menyelesikan soal dengan baik.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah pada materi pola bilangan sebagian besar siswa hanya mampu menyelesaikan dua tahapan Polya yaitu memahami masalah dan merencanakan rencana. Kesulitan siswa yang memengaruhi yaitu tidak terbiasa dengan soal yang tidak bisa langsung selesaikan dan kurangnya penguasaan materi.

DAFTAR PUSTAKA

Afriyani, N. (2021). Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Pola Bilangan Pada Siswa Kelas VIII SMP Unismuh Makassar. Skripsi. FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.

Astutik, Y. (2015). Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Aritmatika Sosial. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 3(1), 5–24.

Baiduri. (2015). Pengaruh Tahapan Polya dalam Pemecahan Masalah terhadap Ketuntasan Belajar Geometri Siswa Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Pendidikan Matematika, 6(1), 41–48. http://eprints.umm.ac.id/36922/

Effendi, K. N. S. (2017). Pemahaman Konsep Siswa Kelas Viii Pada Materi Kubus Dan

(9)

Balok. Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education, 2(4), 87–94. https://doi.org/10.23969/symmetry.v2i2.552

Fitri, N., Adirakarsiwi, A., & Utami, M. (2018). Analisis Kesulitan Siswa SMP Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Aritmatika Sosial. Prosiding Seminar Nasional Matematika Dan Pendidikan Matematika, 1, 295.

Mariani, Y., & Susanti, E. (2019). Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Mea (Means Ends Analysis). Lentera Sriwijaya : Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 1(1), 13–26. https://doi.org/10.36706/jls.v1i1.9566

Mustika, E., Winarko, W. et al. (2018). Analisis kesalahan siswa saat mengerjakan soal matematika ukk ditinjau dari langkah polya. 1, 570–579.

Netriwati. (2016). Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matetamatis Berdasarkan Teori Polya Ditinjau dari Pengetahuan Awal Mahasiswa IAIN Raden Intan Lampung. Jurnal Pendidikan Matematika, 7(9), 181–190.

Nurfauziah, L. S. Z. (n.d.). Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Smp Pada Materi Bilangan Bulat. Journal On Education, 01(1), 215–228.

https://doi.org/10.26877/aks.v11i1.6105

SD, M. P. A., Yunarti, T., & Sutiarso, S. (2014). Analisis Kesulitan Siswa Kelas VIII dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika Unila, 2(2).

Referensi

Dokumen terkait

Meningkatnya jumlah siswa yang tuntas dari siklus I ke siklus II ini disebabkn karena dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

Terdapat enam belas indikator kinerja tanah terpilih yang masuk dalam MDS, yaitu warna, struktur, tekstur, kadar air, kelerengan, nilai penetrometer, kedalaman

sekolah yang sama dengan materi yang berbeda atau pada sekolah lain guna menguatkan hasil penelitian ini dan memperoleh pengetahuan yang lebih. tentang metode

Pada awalnya secara tradisional, baik observasi maupun latihan praktek mengajar biasanya langsung dilakukan di depan kelas sebagai salah satu bagian dari program pendidikan dan

Pada hasil penguji analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 2.102337 yang lebih besar dari nilai t tabel 1,66159 (negatif diabaikan) dengan

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Walikota Kediri Nomor 40 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Fasilitasi Pemberdayaan Masyarakat (Berita Daerah Kota

Penulisan ini dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai manfaat teknologi Wake On LAN (WOL) dan proses kerja secara umum serta logika proses pembuatan aplikasi untuk

Dari berbagai pola yang dikembangkan untuk membantu pengembangan Perkebunan Rakyat tersebut, Pola Perusahaan Inti Rakyat (PIR) yang paling banyak dikembangkan, karena Pola PIR