• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAYA VOKAL WALDJINAH PADA LANGGAM KERONCONG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GAYA VOKAL WALDJINAH PADA LANGGAM KERONCONG."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

GAYA VOKAL WALDJINAH PADA LANGGAM KERONCONG SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Seni Musik

Oleh Sekar Larasati

0801268

JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)

GAYA VOKAL WALDJINAH PADA

LANGGAM KERONCONG

Oleh Sekar Larasati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Bahasa dan Seni 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

GAYA VOKAL WALDJINAH PADA LANGGAM KERONCONG Oleh:

Sekar Larasati 0801268

Disetujui dan Disahkan Oleh Pembimbing:

Pembimbing I

Drs. J.L. Hestyono, M. Sn. NIP. 195408181993031001

Pembimbing II

Hery Supiarza, M.Pd. NIP. -

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Musik

(4)

vi DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR PARTITUR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Asumsi Penelitian ... 6

F. Metode Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Repertoar Musik Keroncong ... 8

B. Langgam Keroncong ... 12

C. Gaya Musikal ... 14

D. Perkembangan Musik Keroncong ... 14

1. Istilah Keroncong Dalam Musik Keroncong ... 14

2. Keberadaan Musik Keroncong ... 15

(5)

1. Warna Suara dan Cara Memproduksinya ... 18

2. Teknik Bernyanyi ... 19

F. Pembawaan Vokal Keroncong ... 20

1. Vokal Keroncong Asli ... 23

2. Vokal Stambul ... 23

3. Vokal Langgam Keroncong ... 24

G. Waldjinah ... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31

A. Hasil Penelitian ... 31

1. Biografi Waldjinah ... 29

a. Perjalanan Musikal Ibu Waldjinah ... 32

b. Kumpulan Prestasi Kejuaraan, Penghargaan, dan Misi Kesenian Waldjinah ... 33

2. Lagu Bengawan Solo dan Lagu Walang Kekek ... 36

3. Sejarah Lagu ... 38

4. Lagu Bengawan Solo Gaya Waldjinah ... 41

a. Range Lagu Bengawan Solo Yang Dinyanyikan Waldjinah ... 41

b. Bagan dan Semifrase Lagu Bengawan Solo Yang Dinyanyikan Waldjinah ... 41

c. Ornamentasi Lagu Bengawan Solo Yang Dinyanyikan Waldjinah ... 44

5. Lagu Walang Kekek Gaya Waldjinah ... 48

a. Range Lagu Walang Kekek Yang Dinyanyikan Waldjinah ... 48

b. Bagan dan Semifrase Lagu Walang Kekek Yang Dinyanyikan Waldjinah ... 48

(6)

viii

B. Pembahasan ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 62

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64

(7)

ABSTRAK

Isi penelitian ini berdasarkan penelitian ilmiah yang berjudul "Gaya Vokal Waldjinah Pada Langgam Keroncong". Penulis merasa perlu untuk meneliti hal ini, karena kurangnya penelitian mengenai Langgam Keroncong, khususnya pada gaya vokal Waldjinah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gaya vokal Waldjinah pada lagu langgam biasa dan lagu langgam jenaka (Jawa). Adapun lagu yang dijadikan contoh oleh penulis untuk dijadikan sampel penelitian adalah lagu langgam Bengawan Solo dan lagu langgam Jawa Walang

Kekek. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data-data diperoleh melalui

observasi dan wawancara dengan Waldjinah dan beberapa komunitas keroncong. Hasil penemuan dalam penelitian ini adalah tentang gaya vokal Waldjinah pada lagu langgam keroncong. Penempatan cengkok, gregel, luk, dan teknik bernyanyi yang dibawakan Waldjinah memiliki karakteristik gaya vokal yang unik dari penyanyi keroncong lainnya, ciri khasnya yang kuat pada lagu langgam keroncong maupun jenis lagu keroncong lainnya, menjadikan Waldjinah sebagai ikon keroncong Indonesia. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan juga bahwa dengan mengetahui serta memahami pembawaan vokal Waldjinah pada lagu langgam keroncong, seorang penyanyi keroncong bisa mengapresiasikannya pada sebuah pertunjukan maupun kompetisi musik keroncong.

(8)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Musik keroncong telah menjadi bagian dari budaya musik bangsa Indonesia. Di dalamnya terdapat karakteristik yang mengandung nilai – nilai budaya bangsa Indonesia, menjadikan musik keroncong memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan musik lainnya. Walaupun musik keroncong telah dipandang sebagai budaya musik bangsa Indonesia, namun kita harus menyadari bahwa dalam perjalanan sejarahnya, keroncong merupakan salah satu musik yang terbentuk dari perpaduan antara unsur kebudayaan asing dengan kebudayaan bangsa Indonesia. Maka dapat dikatakanlah bahwa musik keroncong adalah salah satu musik hasil akulturasi dari dua kebudayaan yang berbeda. Istilah akulturasi yang didapat dari Wikipedia bahasa Indonesia mengandung pengertian sebagai berikut:

”Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu budaya asing. Kebudayaan itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.”

(9)

2

“Keroncong merupakan musik hibrida, hasil dari berbagai komponen budaya yang menyatu melalui proses perjalanan sejarah yang panjang dengan segala keunikannya, sehingga sulit bagi kita untuk mencari sumber yang asli ketika berbicara tentang musik keroncong.ˮ

Memang pada dasarnya kebudayaan di dunia ini tidak ada yang benar-benar asli, karena dalam proses perkembangannya, seluruh hasil kebudayaan akan melewati proses akulturasi yang saling mempengaruhi. Termasuk ketika terjadinya proses akulturasi yang terjadi dalam musik keroncong, dan akhirnya lahirlah musik keroncong yang memiliki karakteristik, tata cara, aturan, dan nilai-nilai estetika sebagai musik yang dikembangkan oleh bangsa Indonesia.” Seperti yang ditulis oleh Andjar Any (1983:36) dalam buku Musik Keroncong Musik Nusantara bahwa:

"Musik keroncong itu bukan musik import, paling tidak merupakan musik adaptasi nenek moyang kita terhadap musik yang datang dari luar. Kalaupun asing, yang asing hanyalah alat-alatnya saja. Bentuknya merupakan hasil karya nenek moyang kita. Bahkan perihal alat musik yang digunakan bukan hanya seperti yang kita ketahui sekarang, tetapi merupakan proses evolusi yang sangat panjang."

(10)

3

Keroncong dikenal sebagai suatu jenis musik yang memiliki kekhasan dengan gaya bernyanyi syahdu. Alunan musiknya yang lembut dan tidak menghentak menjadikan jenis musik ini kerap dikategorikan sebagai musik kegemaran kalangan dewasa, khususnya para lanjut usia (lansia). Beberapa tahun silam, pada tahun 60 - 70-an, musik keroncong banyak diperdengarkan dan begitu akrab ditelinga masyarakat Indonesia (Keroncong Indonesia:2013).

Untuk menyanyikan lagu dalam musik keroncong, seorang penyanyi dituntut untuk dapat membawakan cengkok dan gregel, dalam istilah musik barat adalah grupetto dan mordent. Cengkok adalah segala bentuk nada hiasan yang memperkembangkan kalimat lagu, artinya mengisi, memperindah, dan menghidupkan kalimat lagu. sedangkan gregel adalah hiasan nada yang bergerak cepat. Pembawaan vokal dalam setiap jenis musik keroncong tentunya berbeda-beda. Pembawaan vokal dalam musik keroncong asli berbeda dengan pembawaan vokal pada musik keroncong langgam dan lainnya. Pembawaan cengkok dan gregel hendaknya luwes dan baik sehingga apa yang tersirat di dalam lagu tersebut. ˮPembawaan hiasan vokal dalam langgam keroncong: Sifat pembawaannya lebih mudah, Serupa dengan sifat pembawaan lagu hiburan Indonesiaˮ (Rahima:2010).

Waldjinah merupakan penyanyi keroncong Indonesia. Beliau dijuluki

Walang Kekek karena lagunya yang berjudul Walang Kekek begitu membahana,

(11)

4

Waldjinah merupakan sosok penyanyi keroncong kawakan Indonesia. Meski usianya tidak lagi muda, ia tetap eksis bernyanyi. Waldjinah dalam menyanyikan musik keroncong, musik tanah air yang begitu dicintainya (Keroncong Indonesia:2013).

Ketertarikan penulis pada vokal Waldjinah karena beliau memiliki karakter suara yang khas dengan cengkok keroncongnya khususnya pada jenis musik keroncong langgam. Peneliti berharap penelitian ini memberi pemahaman lebih baik dalam hal menyanyi keroncong langgam. Penelitian ini menggunakan dua sampel lagu, langgam keroncong Bengawan Solo milik legenda musik keroncong Indonesia yaitu Gesang dan langgam jawa Walang Kekek,kedua lagu tersebut begitu populer dikalangan masyarakat Indonesia. lagu Bengawan Solo sangat populer di tingkat Internasional begitupun lagu Walang Kekek diminati oleh warga Yunani. Dengan demikian, sesuai dengan yang telah dipaparkan oleh peneliti diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul penelitian ˮGAYA VOKAL WALDJINAH PADA LANGGAM

KERONCONG.ˮ

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan judul di atas, peneliti akan mengidentifikasi masalah-masalah yang diangkat dalam penelitian. Adapun masalah-masalah penelitian yang perlu diangkat dalam penelitian ini, peneliti merumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana gaya vokal yang digunakan Waldjinah pada langgam keroncong? 2. Bagaimana cengkok yang digunakan Waldjinah pada langgam keroncong

lagu Bengawan Solo dan langgam Jawa lagu Walang Kekek?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini yaitu bisa menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian, seperti:

(12)

5

keroncong.

2. Untuk mengetahui cengkok yang digunakan Waldjinah pada langgam keroncong lagu BengawanSolo dan langgam Jawa lagu Walang Kekek. D. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan, diharapkan berguna dan memberi kontribusi bagi peneliti, mahasiswa, Jurusan Pendidikan Seni Musik, Waldjinah dan juga masyarakat pada umumnya. Manfaat dari penelitian ini merupakan bahan masukan bagi :

1. Peneliti

Agar memberikan pengalaman serta wawasan yang luas bagi peneliti khususnya gaya vokal langgam Waldjinah.

2. Mahasiswa

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengembangkan musik keroncong bagi mahasiswa. Selain itu sebagai bahan kajian laporan ilmiah mengenai teknik vokal dalam bernyanyi keroncong yang sampai saat ini masih sangat jarang diteliti dan ditulis orang.

3. Jurusan Pendidikan Seni Musik

Penelitian ini hasilnya dapat dijadikan sebagai tambahan literatur yang akan memberikan manfaat bagi para pembaca khususnya dalam bidang musik keroncong. Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai dasar bagi peneliti lanjutan yang berminat dalam meneliti musik keroncong.

4. Waldjinah

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada Waldjinah untuk mengembangkan musik keroncong, guna menghindari musik keroncong dari kepunahan.

5. Masyarakat Umum

(13)

6

mempelajarinya.

E. Asumsi Penelitian

Berdasarkan penelitian di atas, peneliti berasumsi bahwa keroncong langgam memang lebih mudah dinyanyikan dibandingkan dengan keroncong asli dan stambul, tetapi Waldjinah tetap membawakannya seperti keroncong asli maupun stambul, demikian gaya vokal Waldjinah yang memiliki kekhassan cengkoknya pada lagu langgam biasa dan lagu langgam Jawa.

F. Metode Penelitian 1. Metode

Metode yang digunakan peneliti yaitu metode deskriptif analisis, yaitu metode yang digunakan untuk menyusun, mendeskripsikan data sebagaimana adanya pengumpulan data yang kemudian dianalisis untuk mendapatkan hasil dari penelitian tentang keroncong langgam dengan gaya vokal Waldjinah. 2. Teknik Pengumpulan Data

Untuk menggali berbagai data yang dibutuhkan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Observasi

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan secara langsung pada objek yang akan diteliti sehingga peneliti dapat melihat langsung bagaimana keadaan sebenarnya dari objek yang akan diteliti tersebut.

b. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara langsung ke tempat tinggal Waldjinah di Solo. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara melalui telepon dan online di internet.

(14)

7

Studi literatur yang dilakukan yaitu dengan membaca kajian dalam buku-buku, mengutip dari skripsi yang sudah ada, ataupun melalui media lain seperti internet.

3. Teknik Pengolahan Data

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu alat yang dapat membantu seorang peneliti guna mendapatkan hasil dan kesimpulan dari objek yang diteliti. Melalui metode penelitian, peneliti dapat menarik kesimpulan dari temuan dan hasil penelitian secara tepat dan benar. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan sebuah kegiatan penelitian memiliki ketergantungan terhadap metode yang digunakannya. Untuk mengumpulkan data-data yang selanjutnya akan diidentifikasi, dianalisis, dan diinterpretasikan, diperlukan sebuah pemilihan metode yang tepat. Menurut Sugiyono (2012:2):

metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh penalaran manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono (2012:9):

(16)

27

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian deskriptif yang dimaksud adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar. Ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang bersifat ilmiah ataupun tanpa rekayasa. Peneliti terlebih dahulu mengumpulkan data yang diperlukan sebanyak-banyaknya, kemudian peneliti dapat menggambarkan serta mendeskripsikan data-data secara sistematis dan akurat tentang keroncong langgam dengan gaya vokal Waldjinah.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di kediaman Waldjinah Jl. Parang Cantel No. 31 Mangkuyudan Rt. 04 Rw. 02 Surakarta. Beliau adalah seorang penyanyi keroncong yang terkenal dengan lagu-lagu langgamnya, rekaman lagu pertama kali di Lokananta. Grup keroncong yang dimilki beliau yaitu Orkes Keroncong Bintang Surakarta. Waldjinah juga pernah memimpin sebagai HAMKRI (Himpunan Artis Musik Keroncong Republik Indonesia) Korwil Surakarta periode tahun 2004 - 2007, cabang Surakarta periode 2007 - 2011.

Subjek dalam penelitian ini yaitu Waldjinah sendiri, diusianya yang sekarang 66 tahun beliau masih tetap eksis dalam bernyanyi, baru-baru ini saja Waldjinah telah menghadiri acara festival tong-tong zondag di Belanda. Beberapa alasan peneliti memilih Waldjinah sebagai bahan untuk penelitian, karena penulis tertarik pada vokal Waldjinah beliau memiliki karakter suara yang khas dengan cengkok keroncongnya, tidak dapat ditiru oleh orang lain, dan cengkok keroncongnya yang timbul dari sendirinya. Lagu pertama yang beliau pelajari saat itu langgam wahai bintang.

C. Instrumen Penelitian 1. Pedoman Wawancara

(17)

28

kaitannya dengan objek penelitian. Alat bantu yang digunakan peneliti berupa lembar pertanyaan yang digunakan untuk mengungkapkan data secara kualitatif. 2. Pedoman Observasi

Menurut Rohidi (2011:182), “Observasi adalah metode yang digunakan untuk mengamati sesuatu, seseorang, suatu lingkungan, atau situasi secara tajam terperinci, dan mencatatnya secara akurat dalam beberapa cara. Dalam penelitian seni, kegiatan observasi akan mengungkapkan gambaran sistematis mengenai peristiwa kesenian, tingkah laku (kreasi dan apresiasi) dan berbagai perangkatnya (medium dan teknik) pada tempat penelitian (studio, galeri, ruang pamer,

komunitas) yang dipilih untuk diteliti”.

3. Pengambilan Dokumentasi

Pengambilan dokumentasi merupakan cara lain untuk membantu dan melengkapi data yang diperoleh peneliti selain melakukan wawancara dan observasi. Adapun yang dilakukan oleh peneliti ialah melakukan pengambilan gambar berupa video maupun foto pada saat wawancara berlangsung.

Alat perekam suara juga digunakan untuk melengkapi catatan-catatan wawancara. Dengan alat perekam suara sangat membantu peneliti dalam melengkapi jawaban yang tidak sempat tertulis, yaitu dengan cara memutar kembali hasil rekaman yang telah dilakukan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah, wawancara, studi literatur, dan dokumentasi. Teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut.

1. Observasi

(18)

29

kemudian mengidentifikasikan masalah yang akan diteliti. Adapun Observasi dilakukan mulai dari bulan Januari 2013.

2. Wawancara

Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari narasumber, bertujuan untuk menghimpun data-data sekaligus untuk mensosialisasikan instrumen penelitian yang diungkapkan dalam bentuk wawancara. Penulis melakukan wawancara langsung pada penyanyi legendaris keroncong Indonesia yaitu Waldjinah juga putranya bapak Ari Mulyono.

3. Studi Litelatur

Dilakukan dengan mencari beberapa referensi melalui buku teks, internet, majalah keroncong, jurnal, skripsi dan berbagai tulisan ilmiah tentang musik keroncong. Studi literatur ini penulis lakukan untuk membantu mencari sumber-sumber informasi lainnya yang berhubungan dengan subjek yang diteliti oleh penulis.

4. Dokumentasi

Untuk mengumpulkan data yang sudah ada, penulis menggunakan beberapa alat dokumentasi seperti kamera digital, dan rekaman handphone yang penulis gunakan dalam melakukan wawancara serta merekam contoh teknik bernyanyi keroncong yang dilakukan oleh bapak Ari juga beberapa contoh lagu langgam yang dinyanyikan oleh Waldjinah. Selain menggunakan alat perekam, penulis juga menggunakan foto sebagai alat dokumentasi yang penulis gunakan untuk menunjang hasil penelitian. Foto yang diambil penulis saat wawancara dengan Waldjinah bertempat dikediaman rumah beliau. Alat rekam dan dokumentsi data yang penulis gunakan dalam penelitian ini memiliki peran penting untuk mendukung penelitian dalam mengambil data-data.

(19)

30

Gray dan Malins dalam Rohidi (2011: 230) mengemukakan bahwa analisis bukan merupakan tahap akhir dalam proses penelitian. Analisis senantiasa berjalan seiring dengan pengumpulan dan penelusuran data dan dalam satu proses siklus. Analisis berfungsi dan memberi peluang untuk saling-silang bagi setiap tahapan kegiatan untuk menegaskan satu dengan yang lainnya sebagai satu kesatuan proses. Adapun langkah-langkah analisis data yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Kegiatan reduksi data tidak dapat dipisahkan dari kegiatan analisis. Kegiatan ini merupakan langkah awal dalam menganalisis data yaitu suatu proses pemilihan, pemilahan, mengatur serta menyederhanakan data melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian yang ringkas, menggolongkannya ke dalam satu pola yang lebih luas dan sebagainya. Dengan demikian kegiatan ini dapat memudahkan peneliti dalam memahami data yang dikumpulkan di lapangan. Adapun aspek-aspek permasalahan yang direduksi dalam penelitian ini yaitu meliputi data-data yang sesuai dengan rumusan masalah bagaimana teknik vokal dan cengkok yang digunakan Waldjinah pada langgam keroncong.

2. Penyajian Data

Langkah kedua setelah melakukan reduksi data yaitu menyajikan data-data secara sistematis dan jelas, yang berkaitan dengan judul serta rumusan masalah. Dengan adanya penyajian data akan diperoleh pemahaman tentang apa yang dilakukan lebih lanjut sehingga pada akhirnya menghasilkan suatu kesimpulan. 3. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi Data

(20)

62 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari pembahasan pada bab sebelumnya, maka pada bab ini peneliti akan mengutarakan kesimpulan dari hasil penelitian mengenai gaya vokal Waldjinah pada langgam keroncong. Peneliti mendapatkan manfaat yang sangat besar dari proses penelitian sampai pembahasan, dimana dalam proses analisis mengenai gaya vokal Waldjinah pada langgam keroncong, menjadi bagian yang sangat penting bagi peneliti, karena dengan menganalisis unsur-unsur yang peneliti temukan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pemahaman mengenai cara bernyanyi vokal keroncong khususnya langgam.

Pembentukan gaya vokal Waldjinah yang timbul secara alami dan teknik penggunaan cengkok, luk, dan gregel menjadi makanan sehari-hari Waldjinah yang sudah terlatih sejak usia 12 tahun. Jenis lagu langgam keroncong itu terbagi menjadi dua, langgam biasa dan langgam Jawa (jenaka), dimana kekuatan warna suara Waldjinah yang begitu kental dengan lagu-lagu langgam Jawanya. Sebagai pecinta musik keroncong, kita dapat mengapresiasikan teknik bernyanyi Waldjinah pada pertunjukan maupun kompetisi musik keroncong.

Pada lagu Bengawan Solo gaya vokal yang dibawakan Waldjinah banyak menggunakan ornamentasi cengkok, luk, dan gregel. Sedangkan pada lagu Walang

Kekek ornamentasi yang digunakan tidak begitu banyak, tetapi ada beberapa bar yang

(21)

63

keroncong: artikulasi, pemenggalan suku kata, pernafasan, palsetto, pitch harus tepat, pembawaan lagu harus baik, power ada tetapi tetap lembut. Menurut Waldjinah pemenggalan suku kata pada saat bernyanyi itu penting, dimana seorang penyanyi harus tahu bagaimana cara membawakan lagu yang baik.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, peneliti juga berkeinginan menyampaikan rekomendasi dalam bentuk saran, khususnya untuk:

1. Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI Bandung

Diadakannya suatu seminar tentang musik keroncong khususnya jenis musik keroncong langgam. Diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat tentang wawasan maupun pengetahuan agar dapat memasyarakatkan musik keroncong, sehingga musik keroncong dapat terus diperdengarkan. Dengan demikian musik keroncong akan lebih berkembang, baik secara kualitas maupun kuantitas. 2. Komunitas Keroncong

(22)

64

DAFTAR PUSTAKA

Ahira, Anne. Mengenal Penyanyi Keroncong Indonesia. Tersedia: http://www.anneahira.com/penyanyi-keroncong.htm.

Aley, Riri. (2010). Intisari Pintar Olah Vokal. Jogjakarta: FlashBooks.

Ayunda, Pinta Resty. (2013). Gaya Menyanyi Pada Musik Keroncong Tugu

(Analisis Gaya Saartje Margaretha Michiels). Skripsi Sarjana FPBS UPI

Bandung: Tidak diterbitkan.

Bimbingan. Mengenali Contoh-Contoh Lagu Keroncong Langgam.

Tersedia:http://Bimbingan.org/mengenali-contoh-contoh-lagu-keroncong-langgam.htm.

Buletin Tjrong. (2009). Pemahaman Dasar Musik Keroncong. Tersedia: http://tjrong.com/2009/10/04/pemahaman-dasar-musik-keroncong.htm. [4 Oktober 2009]

Ganap, Viktor. (2000). Pengaruh Portugis Pada Musik Keroncong. SENI. Jurnal Pengetahuan Pencipta Seni. Badan Penerbit ISI Jogjakarta.

Harmunah. (1996). Musik Keroncong.Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.

Indraswara, Galih Sutresna. (2010). Fungsi Flute Pada Lagu-Lagu Langgam

Keroncong. Skripsi Sarjana FPBS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Keroncong. (2012). Mari Mengenal Maestro Keroncong Indonesia.

Tersedia:http://www.keroncong.web.id/2012/08/03/Most-Popular-Articles-Page5.htm. [3 Agustus 2012]

Riasetyani, Septia Marga. (2013). Analisis Teknik Permainan Cello Dalam

Langgam Jawa Yen Ing Tawang Ono Lintang. Skripsi Sarjana FSP ISI

(23)

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Tik, Diana's. (2011). Pembawaan Vokal Keroncong. Tersedia:

http://dianarahima.blogspot.com/2011/12/3/AND-THANKS-FOR-VISITTING.htm. [3 Desember 2011]

Widjajadi, R.A.S. (2007). Sebuah Penjelajahan Ekspresi Budaya Terhadap Musik

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif analisis, alasan peneliti menggunakan metode ini yaitu untuk mendeskripsikan tentang pemakaian bahasa

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.. GAYA VOKAL WALDJINAH PADA

Untuk mengetahui bagaimana profil UMKM digunakan metode analisis deskriptif maka digunakan analisis deskriptif yaitu suatu analisa pengumpulan data yang kemudian

Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif, yaitu data dan informasi dikumpulkan dengan maskud peneliti

Metode Analisis Data yang digunakan Penulis dalam laporan Tugas Akhir ini adalah analisis deskriptif yaitu mendeskripsikan data yang telah diperoleh yang kemudian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif, yaitu data dan informasi dikumpulkan dengan maskud peneliti

“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya