1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil PT. Indonesia Comnets Plus
Nama Lembaga : PT. Indonesia Comnets Plus Regional Jawa Barat
Alamat : Jalan Supratman nomor 58 Bandung Jawa Barat 40121
Telepon : (022)-7213831 Faksmile : (022)-7200262 Email : [email protected] Website : www.iconpln.co.id
PT. ICON+ memiliki jaringan kantor yang tersebar sebanyak 15 tempat di seluruh penjuru Indonesia, salah satunya yaitu PT. ICON+ Regional Jawa Barat.
ICON+ hanya melayani kebutuhan PLN akan jaringan telekomunikasi pada awalnya. Namun, seiring dengan kebutuhan industri lain terhadap jaringan dan jasa telekomunikasi, ICON+ mulai menjalin kerjasama dengan berbagai perusahaan. Terutama yang kegiatan operasionalnya membutuhkan jaringan telekomunikasi yang ekstensif dan handal. Hingga saat ini, ICON+ Regional Jawa Barat melayani lebih dari 1.300 perusahaan di industri-industri utama yaitu telekomunikasi, perbankan, keuangan, dan manufaktur.
ICON+ didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten dan berpengalaman serta jaringan serat optik yang optimal dalam upaya menyediakan layanan yang handal, selalu tersedia, dan dengan down time minimal sehingga memenuhi service level agreement. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ICON+ meliputi penyediaan jaringan telekomunikasi, penyediaan peralatan atau jasa telekomunikasi, penyediaan konten telekomunikasi, penyediaan software dan/atau hardware teknologi informasi, penyediaan manajemen pengoperasian sistem komputer atau fasilitas pengolahan data serta kegiatan profesional layanan dan kegiatan terkait teknologi
2
informasi yang berhubungan dengan bidang-bidang perkantoran, serta penyediaan layanan lainnya yang berkaitan dengan telekomunikasi dan teknologi informasi untuk menunjang kegiatan usaha bidang ketenagalistrikan.
1.1.2 Logo PT. Indonesia Comnets Plus
PT. Indonesia Comnets Plus memiliki logo perusahaan seperti pada Gambar 1.1 berikut ini:
Gambar 1.1 Logo PT. Indonesia Comnets Plus
Sumber : ICON+ (2013)
1.1.3 Sejarah Singkat PT. Indonesia Comnets Plus
Didirikan pada tanggal 3 Oktober 2000, PT. Indonesia Comnets Plus (ICON+) berfokus pada penyediaan jaringan, jasa, dan konten telekomunikasi, khusus untuk mendukung teknologi sistem informasi PT. PLN (Persero) dan publik.
Untuk itu, PT. ICON+ menyediakan berbagai layanan unggulan seperti Clear Channel, Multi Protocol Label Switching (MPLS), akses internet broadband, Voice over Internet Protocol (VoIP), dan aplikasi perbankan.
Sebagai anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh PLN, pada awalnya ICON+ berfokus untuk melayani kebutuhan PLN akan jaringan telekomunikasi.
Seiring dengan kebutuhan industri akan jaringan telekomunikasi dengan tingkat availability dan reliability yang konsisten, Perseroan melihat peluang baru untuk mengembangkan usahanya yaitu dengan mengkomersialkan kelebihan kapasitas jaringan telekomunikasi ketenagalistrikan serat optik milik PLN di Jawa dan Bali.
Berdasarkan pemikiran tersebut, ICON+ mulai menjalin kerjasama dengan berbagai perusahaan, terutama yang kegiatan operasionalnya membutuhkan jaringan telekomunikasi yang ekstensif dan handal. Hingga saat ini, Perseroan
3
melayani lebih dari 920 perusahaan di Indonesia, pada industri-industri utama yaitu telekomunikasi, perbankan, keuangan, pemerintahan, dan manufaktur.
PT. ICON+berupaya menyediakan layanan yang handal, selalu tersedia, dan dengan down time minimal hingga memenuhi service level agreement. ICON+
didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten dan berpengalaman serta jaringan serat optic sepanjang hampir 891.000 km yang mencakup Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Kalimantan.
Mendukung visi ICON+ yaitu menjadi penyedia jaringan terkemuka di Indonesia, pada tahun 2008, Perseroan melakukan ekspansi konektivitas jaringan telekomunikasi ke Pulau Sumatera dan wilayah-wilayah terpencil di Indonesia, serta memaksimalkan pendayagunaan hak jaringan ketenagalistrikan milik PLN yang mencakup seluruh wilayah nusantara, yaitu Right of Ways (RoW).
Sumber : ICON+ (2013)
1.1.4 Visi dan Misi PT. Indonesia Comnets Plus Visi:
Menjadi penyedia solusi TIK terkemuka di Indonesia berbasis jaringan melalui pemanfaatan aset strategis.
Misi:
Memberikan layanan TIK yang terbaik di kelasnya kepada pelanggan guna meningkatkan nilai perusahaan.
Memenuhi kebutuhan dan harapan PLN secara proaktif dengan menyediakan solusi-solusi TIK yang inovatif dan memberikan nilai tambah.
Membangun organisasi pembelajar yang berkinerja tinggi untuk mendorong perusahaan mencapai bisnis yang unggul dan menjadi pilihan bagi talenta- talenta terbaik.
Memberi kontribusi terhadap perkembangan telekomunikasi nasional.
Sumber : ICON+ (2013)
1.1.5 Pelaksanaan Pemeliharaan PT. Indonesia Comnets Plus
Kegiatan pemeliharaan proses pelayanan pelanggan merupakan kegiatan yang penting dilaksanakan oleh PT. ICON+. Hal ini dikarenakan bila perangkat-
4
perangkat yang mendukung pelayanan rusak, maka dapat menghambat proses produksi atau pelayanan perusahaan dan pelanggan. Karena berbasis business-to- business (B2B), maka pelanggan PT. ICON+ umumnya adalah perusahaan- perusahaan publik. Selain itu, terjadinya kerusakan dapat menyebabkan kerugian dari segi biaya dan pelanggan perusahaan.
Pemeliharaan yang dilakukan PT. ICON+ meliputi:
1. Pemeliharaan Preventif
Preventive maintenance adalah pemeliharaan secara berkala yang dilakukan PT. ICON+ untuk mengurangi seminimal mungkin jumlah gangguan jaringan yang berdampak pada layanan pelanggan. Preventive maintenance dilakukan melalui perapihan kabel di titik-titik persimpangan jalan dan menyediakan house keeping di Point of Presence (POP) backbone.
2. Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan korektif melibatkan Network Operation Center (NOC) PT.
ICON+ Pusat, Bagian Pemeliharaan PT. ICON+ Regional, dan pelanggan yang menggunakan jasa layanan PT. ICON+. Perbaikan korektif akan dilaksanakan apabila NOC dan pelanggan melaporkan terjadinya gangguan pelayanan. Tipe gangguan pemeliharaan korektif dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1 Tipe Perbaikan Korektif
No Tipe Gangguan Korektif Tindakan Perbaikan Korektif 1 Kerusakan yang dideteksi oleh
NOC
Perbaikan melalui sistem NOC di PT. ICON+ Pusat
2 Kerusakan yang dideteksi oleh NOC dan pelanggan
Perbaikan langsung di lapangan oleh PT. ICON+ Regional
Sumber: ICON+ (2015)
PT. ICON+ memiliki sebuah sistem untuk memantau dan melakukan pencatatan mengenai perbaikan pemeliharaan korektif. Sistem tersebut dinamakan Fault Management System (FMS). Dari FMS tersebut, petugas pemeliharaan baik yang berada di kantor maupun di lapangan dapat berkomunikasi dan berkoordinasi mengenai situasi dan kondisi gangguan atau kerusakan yang terjadi pada pihak pelanggan. Aplikasi FMS ini hanya dapat diakses oleh para karawan yang berwenang di bagian pemeliharaan.
5
Kerusakan atau gangguan yang terjadi pada layanan jasa PT. ICON+
mencakup gangguan Fiber Optic Cable (FOC), gangguan Fiber Optic Transmission (FOT), dan gangguan Sarana Pendukung (Sarpen) yang dijabarkan secara detail pada Tabel 1.2 berikut:
Tabel 1.2 Tipe Kerusakan pada Layanan PT. ICON+
No FOT FOC SARPEN
1
SDH (Synchronous Digital Hierarchy) mati total
Kabel fiber optic putus Modul Rectifier
2 SDH card Kabel fiber optic dicuri Backup time battery 3 SDH tributary Kabel fiber optic terbakar Inverter
4 SDH konfigurasi Kabel fiber optic terkena
induksi Listrik PLN padam
5
PDH (Plesiochronous Digital Hierarchy) Nokia mati total
Putus core di join box MCB (Mini Circuit Breaker) trip 6 PDH Nokia card Putus core di tengah kabel
fiber optic
Power strip atau stop kontak
7 PDH Nokia tributary
atau channel Join box rusak atau bolong Suhu ruangan panas 8 PDH Nokia konfigurasi Join box hilang
9 Sopho mati total Redaman sinyal terlalu besar 10 Sopho card Patch core terbalik
11 Sopho tributary atau
channel Patch core putus atau terjepit 12 Sopho konfigurasi Patch core kotor
13 Router mati total Patch core kendor 14 Router port Patch core digigit tikus 15 Router konfigurasi Pig tail putus atau terjepit 16 Router hang Pig tail digigit tikus 17 GPA (General Purpose
Agent) Small Form Plugable
18
DWDM (Dense Wavelength Division Multiplexing) 19 Catalyst mati total 20 Catalyst port 21 Catalyst konfigurasi 22 Konverter telways mati
total
23 Konverter telways hang
6
No FOT FOC SARPEN
24
Konverter RIC E1/RICI E1/RIC LC mati total
25
Konverter RIC E1/RICI E1/RIC LC hang
26 Konverter mux demux/PDH mati total 27 Konverter mux
demux/PDH hang 28
Konverter mux demux/PDH channel rusak
29 Konverter adaptor rusak
30 Konverter adaptor kendor
31 Konverter modul ps
32
Wiringan kabel UTP (Unshielded Twisted Pair)
33 Konektor RJ (Register Jack) 45
34
Konektor SFP (Small Form-Factor Pluggable) 35 Konektor ball head 36 Switch/Hub mati total 37 Switch/Hub port 38 Switch/Hub konfigurasi 39 Perangkat
Sumber: ICON+ (2015)
Penyebab gangguan dari Tabel 1.2 tersebut diklasifasikan lagi menjadi gangguan dari sisi divisi operasional, sisi divisi operasional di user, sisi regional, sisi regional di user, dan di sisi user. Setelah itu, nantinya akan dianalisis kendala dan penyebab dari gangguan yang terjadi. FOC diketahui memiliki durasi perbaikan yang lebih lama dibandingkan dengan kerusakan atau gangguan yang terjadi pada FOT dan sarana pendukung.
7
1.1.6 Daftar Layanan PT. Indonesia Comnets Plus
Pelaksanaan pelayanan pada PT. Indonesia Comnets Plus didukung dengan berbagai macam perangkat dan fasilitas yang memadai. Jumlah pelanggan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Jenis pelayanan yang tersedia dan diteliti di PT. ICON+ dapat dilihat pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3 Daftar Layanan PT. ICON+
No Nama
Layanan Tahun 2011 2012 2013 2014
1 IP VPN 2002
556 pelanggan
873 pelanggan
1058 pelanggan
1307 pelanggan 2 Clear Channel 2002
3 SCADA 1998
4 JWOT 1998
5 Dark Fiber 2000
6 Metronet 2002
7 Vicon 2008
8 Telicon 2008
9 Internet 2002
Sumber: ICON+ (2015)
Macam-macam jasa pelayanan PT. ICON+ pada Tabel 1.3 dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. IP VPN
Internet Protocol-Virtual Private Network (IP VPN) adalah layanan komunikasi data yang bersifat shared network dengan berbasis teknologi IP dilengkapi oleh teknologi Multi Protocol Label Switching (MPLS) untuk membentuk suatu Wide Area Network (WAN). Pelayanan IP VPN juga mencakup layanan E-KTP dan AP2T.
E-KTP merupakan layanan untuk mendukung sistem Kartu Tanda Penduduk (KTP) elektronik atau dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan dan pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional. Sedangkan, Aplikasi Layanan pelanggan yang mengacu pada Tata Usaha Langganan (AP2T) PLN yang berbasiskan web, terpusat dan terpadu yang memungkinkan PLN dapat memonitor kinerja pelayanan pelanggan di unit-unit secara online dan realtime.
2. Clear Channel
8
Clear Channel adalah layanan komunikasi data yang bersifat private dan dedicated berbasis teknologi SDH.
3. SCADA
Supervisory Control And Data Acquisition (SCADA) adalah sistem kendali industri berbasis komputer yang dipakai untuk pengontrolan suatu proses.
Layanan SCADA mencakup VF/EM dan V24.
VF/EM merupakan perangkat Nokia channel unit 8 dan EM up. V24 adalah standar ITU-T untuk mengubah serial data biner diantara dua perangkat seperti koneksi komputer dengan modem telepon. V24 pada dasarnya sama dengan standar RS-232.
4. JWOT
Java West Optical Telecommunication (JWOT) adalah layanan yang ditawarkan ICON+ untuk melakukan panggilan telepon tidak berbayar atau secara gratis ke seluruh nomor telepon yang ada di Jawa Barat.
5. Dark Fiber
Dark fiber adalah kabel optik dedicated yang didedikasikan kepada pelanggan tunggal dimana pelanggan tersebut yang diberikan kebebasan untuk mengintegrasikan perangkat telekomunikasi terhadap kabel optik yang telah tergelar tersebut.
6. Metronet
Metronet adalah layanan komunikasi data terintegrasi yang merupakan kombinasi sempurna teknologi Optical Transport, Giga Ethernet Switching, dan IP Network yang secara khusus diperuntukan untuk daerah metropolitan.
7. Vicon
Layanan ini menawarkan solusi telekomunikasi yang menggabungkan video dan suara berbasis teknologi IP dan perangkat yang modern sehingga mendukung interaksi yang intensif dan efisien bagi Perusahaan yang memiliki cabang di berbagai wilayah.
8. Telicon
Telicon merupakan layanan telephony yang berbasis packet switching dengan menggunakan jaringan fiber optic dan berbasis IP VPN MPLS. Telicon mampu memberikan suara yang lebih jernih, bersih, dan bening serta
9
kecepatan interkoneksi yang tinggi karena didukung dengan backbone fiber optic ICON+.
9. Internet
Layanan akses internet dedicated ini menggunakan serat optik end-to-end dan dengan layanan pendukung seperti collocation server, web hosting, dan koneksi Indonesia Internet Exchange (IIX). Kapasitas yang ditawarkan mulai dari 64 kbps hingga 10 Mbps.
Sumber : ICON+ (2015)
1.1.7 Periode Pemeliharaan Preventif Layanan PT. Indonesia Comnets Plus PT. ICON+ Regional Jawa Barat memiliki sebuah divisi yang fokus mengurus pemeliharaan proses pelayanan pelanggan. Wilayah Jawa Barat sendiri dibagi menjadi lima service point untuk memudahkan pembagian pemeliharaan preventif dan korektif. Service point pertama yaitu untuk wilayah Kota dan Kabupaten Bandung, kedua untuk Kabupaten Majalengka, ketiga untuk Kabupaten Tasikmalaya, keempat untuk Kabupaten Cianjur, dan kelima untuk area Purwakarta dan sekitarnya. Bagian pemeliharaan harus siap sedia selama 24 jam setiap harinya apabila tiba-tiba terdeteksi atau terdapat keluhan mengenai kerusakan dan gangguan pelayanan.
Periode pemeliharaan yang dilakukan PT. ICON+ selama ini terbagi menjadi tiga level yang dapat dilihat pada Tabel 1.4 berikut:
Tabel 1.4
Periode Pemeliharaan Preventif Layanan PT. Indonesia Comnets Plus No Nama Layanan Level Preventif Periode Preventif
1 IP VPN
Super Backbone 2 bulan
Backbone 6 bulan
Distribution 1 tahun
2 Clear Channel
Super Backbone 2 bulan
Backbone 6 bulan
Distribution 1 tahun
3 SCADA
Super Backbone 2 bulan
Backbone 6 bulan
Distribution 1 tahun
4 JWOT
Super Backbone 2 bulan
Backbone 6 bulan
Distribution 1 tahun
10
No Nama Layanan Level Preventif Periode Preventif
5 Dark Fiber
Super Backbone 2 bulan
Backbone 6 bulan
Distribution 1 tahun
6 Metronet
Super Backbone 2 bulan
Backbone 6 bulan
Distribution 1 tahun
7 Vicon
Super Backbone 2 bulan
Backbone 6 bulan
Distribution 1 tahun
8 Telicon
Super Backbone 2 bulan
Backbone 6 bulan
Distribution 1 tahun
9 Internet
Super Backbone 2 bulan
Backbone 6 bulan
Distribution 1 tahun
Sumber: ICON+ (2015)
1.2 Latar Belakang Penelitian
Teknologi informasi berkembang sangat pesat, semua elemen dalam menjalankan kehidupan, organisasi, perusahaan dan lainnya tidak bisa lepas dari peran teknologi informasi. Implementasi internet, electronic commerce, electronic data interchange, virtual office, telemedicine, intranet, dan sejenisnya telah menerobos batas-batas fisik antar negara (Suroso, 2014). Dalam implementasi teknologi informasi, diperlukan perawatan dan pemeliharaan terhadap infrastruktur jaringan dan perangkat. Hal ini bertujuan untuk mempermudah identifikasi infrastruktur TI dan penomorannya, membantu penyusunan rencana preventif setiap infrastruktur, mempermudah pemantauan kondisi infrastruktur, dan memelihara semua infrastruktur mencakup sarana dan prasarana fisik sehingga kondisinya dapat terjaga baik (Agustin dan Ali, 2013).
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional, industri telekomunikasi diperkirakan akan terus tumbuh dalam lima tahun yang akan datang. Pertumbuhan industri telekomunikasi didorong oleh meningkatnya populasi penduduk yang diperkirakan 1% setiap tahunnya, sehingga permintaan akan layanan-layanan jaringan masih tinggi. Selain itu, industri telekomunikasi memiliki dampak multiplier, dimana industri menjadi penggerak seluruh sektor ekonomi karena digunakan dalam berbagai macam industri. Akan tetapi, persaingan di industri ini
11
semakin ketat, sehingga Perusahaan yang beroperasi di industri ini perlu memiliki strategi dan keunggulan kompetitif agar berdaya saing. ICON+ meyakini bahwa pertumbuhan telekomunikasi nasional akan tetap tinggi dengan potensi di atas 10% per tahun, sehingga kebutuhan konektivitas jaringan untuk menunjang bisnis mobile data, internet dan layanan teknologi informasi akan terus meningkat (ICON+, 2013).
Sebanyak 84 persen insiden layanan teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) disebabkan oleh kesalahan manusia, kegagalan telekomunikasi, dan masalah lingkungan. Kegagalan karena faktor telekomunikasi adalah yang terbesar kedua, yaitu 22 persen. Kasus ini diperkirakan lantaran kompleksitas pemeliharaan dan pengelolaan. Pasalnya, berbagai komponen berbeda berada di jaringan telekomunikasi yang terpisah secara geografis (Republika, 2014).
Masalah yang akan timbul bersamaan dengan besarnya jumlah perangkat TIK adalah bagaimana mengelola, memelihara, dan menghitung besarnya investasi yang diperlukan. Selain itu, perusahaan harus mempertimbangkan juga kebutuhan sumber daya manusia untuk menangani permasalahan pemeliharaan (INTI, 2014).
Menurut Heizer dan Render (2011:356), hasil dari kegagalan pemeliharaan dapat merusak, menyebabkan ketidaknyamanan, menghasilkan pemborosan, dan mahal dari segi materi ataupun manusianya. Sedangkan menurut Kosasih (2009:27), masalah efisiensi menjadi pusat perhatian dan merupakan masalah sentral sejak diperkenalkannya dasar-dasar ilmu manajemen.Biaya atau modal (mesin dan peralatan lainnya) merupakan salah satu faktor efisiensi yang diperlukan untuk mengolah bahan dalam menciptakan produk dan layanan. Fungsi pemeliharaan mesin memegang peranan untuk menekan biaya tak terduga akibat kerusakan mesin. Perusahaan jasa konstruksi lebih berorientasi pada kepuasan konsumen sehingga hal pokok yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah siap pakainya mesin untuk pelayanan konsumen setiap saat (Subakir, 2010).
Melalui metode optimalisasi pemeliharaan, kehandalan dan ketersediaan aset akan semakin meningkat dengan biaya yang rendah (Kabib, 2009).
Tabel 1.5 merupakan tabel beban pemeliharaan yang digunakan untuk pemeliharaan preventif dan korektif di PT. ICON+ :
12
Tabel 1.5 Beban Pemeliharaan Tahun 2011-2013
Keterangan 2011 (Rp) 2012 (Rp) 2013 (Rp) Perubahan (%) Jasa Borongan 74.238.598.712 108.587.159.309 117.573.293.052 8,28 Beban Peralatan 25.803.984.247 24.903.355.675 21.145.999.474 -15,09
Jumlah Beban
Pemeliharaan 100.042.582.959 133.490.514.984 138.719.292.526 3,92 Sumber: ICON+ (2013)
PT. Indonesia Comnets Plus adalah anak perusahaan PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang bergerak pada bidang teknologi, informasi, dan komunikasi. Untuk mendukung visi PT. ICON+ sebagai penyedia solusi TIK terkemuka di Indonesia berbasis jaringan, perusahaan menyediakan anggaran untuk pemeliharaan perusahaan. Biaya pemeliharaan terdiri dari jasa borongan dan beban peralatan. Dari Tabel 1.1 diketahui bahwa pada tahun 2013, biaya pemeliharaan yang dikeluarkan perusahaan adalah sebesar Rp 138.719.292.526,00 atau meningkat 3,92% dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp 133.490.514.984,00 dan tahun 2011 sebesar Rp 100.042.582,00 (ICON+, 2013).
Data pada Tabel 1.1 menghasilkan grafik seperti pada Gambar 1.2. Beban pemeliharaan terlihat meningkat dari tahun 2011 ke tahun 2012, kenaikan juga terjadi pula dari tahun 2012 ke tahun 2013. Peningkatan beban pemeliharaan disebabkan oleh beban jasa borongan yang meningkat sebesar 8,28%
dibandingkan pada tahun 2012.
Gambar 1.2 merupakan grafik beban pemeliharaan dari tahun 2011-2013 pada PT. Indonesia Comnets Plus
13
Gambar 1.2 Biaya Pemeliharaan Periode 2011-2013 (dalam Rupiah)
Sumber: ICON+ (2013)
Pelanggan merupakan sumber daya yang berperan penting dalam proses bisnis perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Ketika terjadi gangguan pada produk layanan PT. ICON+, perusahaan yang fokus pada lingkup business-to-business (B2B) ini dapat memperoleh kerugian yang berpengaruh untuk perusahaan sendiri maupun perusahaan publik yang telah bekerjasama. Untuk meminimalisir gangguan yang terjadi, PT. ICON+ Regional Jawa Barat menerapkan pemeliharaan dalam proses bisnisnya. Namun, perusahaan pastinya memerlukan pengukuran efisiensi biaya pemeliharaan proses pelayanan pelanggan perusahaan.
Melalui pelaksanaan pemeliharaan yang optimal pada peralatan dan fasilitas layanan, kemungkinan kerusakan dapat dikurangi atau dihindarkan sama sekali.
Karena itu, diperlukan sebuah penelitian terhadap pelaksanaan pemeliharaan yang diterapkan oleh PT. ICON+ Regional Jawa Barat yang berjudul:
“PENGUKURAN EFISIENSI BIAYA PEMELIHARAAN PADA PROSES PELAYANAN PELANGGAN PT. INDONESIA COMNETS PLUS REGIONAL JAWA BARAT”
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan masalah- masalah sebagai berikut:
1. Berapa biaya yang timbul dalam kegiatan pemeliharaan yang dilakukan oleh perusahaan?
2. Bagaimana penerapan pemeliharaan proses pelayanan pelanggan agar biaya yang dikeluarkan oleh PT. ICON+ optimal?
14 1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu memberikan analisis dan jawaban dari masalah yang ada. Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui biaya pemeliharaan preventif dan korektif per bulan pada periode optimal.
2. Mengetahui masalah yang dihadapi dalam melakukan pemeliharaan proses pelayanan pelanggan dan memberikan solusi dengan melakukakan pengukuran efisiensi biaya pemeliharaan.
1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Aspek Teoritis
1. Menambah pengetahuan dan memberikan pemahaman lebih lanjut mengenai materi kuliah yang telah diberikan dengan membandingkan teori dengan suatu kasus nyata mengenai pemeliharaan yang terjadi di lapangan.
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan informasi tambahan bagi mahasiswa atau peneliti lain yang membutuhkan.
1.5.2 Aspek Praktis
1. Sarana evaluasi ataupun memberi masukan terhadap kinerja biaya pemeliharaan pelayanan pelanggan yang terjadi di PT. Indonesia Comnets Plus Regional Jawa Barat.
2. Hasil penelitian ini merupakan penerapan ilmu yang diperoleh selama studi di perguruan tinggi, serta mengaplikasikan wawasan dan pengetahuan mengenai pemeliharaan dan penerapannya dalam pengambilan keputusan mengenai penganggaran, sehingga pelayanan menjadi lebih efisien bagi perusahaan maupun pelanggan.
3. Memberikan wawasan kepada pembaca mengenai efisiensi biaya pemeliharaan proses pelayanan pelanggan yang diterapkan di PT. ICON+ Regional Jawa Barat.
15 1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Sistematika dibuat untuk mempermudah serta memberikan gambaran kepada pembaca tentang uraian penelitian ini.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan dimana menggambarkan tinjauan objek studi, latar belakang masalah yang mendasari dari penelitian ini, rumusan masalah, tujuan, dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan pelatihan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN
Bab ini berisi tentang landasan teori yang berkaitan dengan objek yang diteliti dan bahan acuan dalam penelitian ini, tinjauan pustaka, kerangka pemikiran, dan ruang lingkup.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab 3 merupakan metode penelitian dimana akan membahas tentang jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab 4 ini menjelaskan tentang pembahasan atas masalah yang telah dirumuskan serta menjelaskan hasil penelitian tersebut.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab penutup, dimana berisi tentang kesimpulan dari analisis penyelenggaraan pemeliharaan dan kaitannya dengan efisiensi biaya perusahaan, serta saran-saran yang bermanfaat di masa mendatang bagi perusahaan terkait.