• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH VARIASI WAKTU PENCELUPAN ELECTROPLATING NICKEL CHROME PADA BAJA S45C TERHADAP KETEBALAN LAPISAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH VARIASI WAKTU PENCELUPAN ELECTROPLATING NICKEL CHROME PADA BAJA S45C TERHADAP KETEBALAN LAPISAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH VARIASI WAKTU PENCELUPAN ELECTROPLATING NICKEL – CHROME PADA BAJA S45C TERHADAP KETEBALAN

LAPISAN

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T)

Program Studi Teknik Mesin

Disusun Oleh:

MUHAMMAD YOGI MULYANANTA NPM. 21401052036

UNIVERSITAS ISLAM MALANG FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN MALANG

2021

(2)

viii ABSTRAK

Perkembangan dunia otomotif sangat pesat salah satunya adalah sepeda motor. Produsen sepeda motor telah memproduksi sepeda motor matic yang memiliki sistem transmisi otomatis atau disebut Continuously Variable Transmission (CVT). Sepeda motor matic bekerja dengan putaran mesin sehingga memiliki performance yang cenderung lambat. Oleh karena itu perlu adanya modifikasi CVT untuk meningkatkan daya dan torsi sepeda motor. Tujuan dari penelitian ini untuk membandingkan daya dan torsi yang dihasilkan pegas CLD 1.000, 1.500, 2.000 rpm dengan roller 13 gram (standar) pada sepeda motor Vario 110 cc. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengatur masing-masing variasi pegas CLD dengan roller 13 gram kemudian mengambil data daya dan torsi sepeda motor menggunakan dynotest. Pegas CLD 1.000 rpm menghasilkan daya maksimum 9,76 Hp dan torsi maksimum 6,41 Nm pada putaran mesin 8000 rpm.

Pegas CLD 1.500 rpm menghasilkan daya maksimum 9,77 Hp pada putaran mesin 8000 rpm dan torsi maksimum 6,43 Nm pada putaran mesin 7500 rpm.

Pegas CLD 2.000 rpm menghasilkan daya maksimum 9,76 Hp dan torsi maksimum 6,41 Nm pada putaran mesin 8000 rpm. Ketiga variasi pegas tersebut dikombinasikan dengan roller 13 gram (standar). Pegas CLD 1.500 rpm cocok digunakan untuk jalan lurus, sedangkan pegas standar cocok digunakan untuk jalan tanjakan, tikungan-tikungan, dan kemacetan.

Kata kunci: Vario 110 cc; pegas CLD; roller; daya; torsi

ABSTRACT

The development of the automotive world is very fast, one of which is

motorbikes. Motorcycle manufacturers have produced automatic motorbikes that have an automatic transmission system called Continuously Variable Transmission (CVT). Automatic motorbikes work with engine speed so that they have a performance that tends to be slow. Therefore it is necessary to modify the CVT to increase the power and torque of the motorbike. The purpose of this study was to compare the power and torque produced by the CLD 1,000, 1,500, 2,000 rpm springs with a 13 gram roller (standard) on a 110 cc Vario motorcycle. This

(3)

ix

research was conducted by adjusting each variation of the CLD spring with a 13 gram roller then taking the power and torque data of the motorbike using the dynotest. The 1,000 rpm CLD spring produces a maximum power of 9.76 hp and a maximum torque of 6.41 Nm at an engine speed of 8,000 rpm. The CLD 1,500 rpm spring produces a maximum power of 9.77 hp at 8,000 rpm and a maximum torque of 6.43 Nm at 7,500 rpm engine speed. The 2,000 rpm CLD spring produces a maximum power of 9.76 Hp and a maximum torque of 6.41 Nm at 8,000 rpm engine speed. The three variations of the spring are combined with a 13 gram (standard) roller. The CLD 1,500 rpm springs are suitable for straight walks, while the standard springs are suitable for inclines, curves and traffic jams.

Keywords : Vario 110 cc; CLD spring; roller; power; Torque

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu dan teknologi di bidang otomotif sangat pesat, maka dari itu masyarakat dituntut untuk lebih produktif dan selektif baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas. Perkembangan dunia otomotif secara kualitas dapat dilihat dari banyaknya mesin canggih yang diterapkan pada kendaraan bermotor. Berdasarkan kuantitas dapat dilihat dari berbagai tipe dan jenis kendaraan baru yang menawarkan beberapa fitur-fitur unggulan yang kini merambah pasar otomotif di Indonesia. Adanya perkembangan yang begitu pesat produsen-produsen suku cadang tidak mau ketinggalan dalam memberikan terobosan baru berupa spare part yang dibutuhkan sehingga dapat mengikuti kualitas mesin kendaraan bermotor. (Ghafur, 2017)

Perbedaan yang terdapat pada daya dan torsi yang dihasilkan oleh masing-masing sepeda motor dengan kapasitas mesin yang sama, membuat unjuk kerja mesin standar dirasa kurang maksimal. Sehingga membuat sebagian besar masyarakat beralih ke produk-produk aftermarket untuk meningkatkan unjuk kerja mesin. Banyak cara yang digunakan untuk meningkatkan tenaga, akselerasi dan menghemat bahan bakar pada kendaraan.

Skuter matik merupakan sepeda motor yang menggunakan sistem transmisi otomatis atau dikenal dengan sebutan Countinuously Variable Transmission (CVT) . Akan tetapi pecinta motor balap, pada motor jenis ini dinilai kurang memiliki daya (power) dan torsi, sehingga perlu dilakukan modifikasi dibeberapa komponen pada CVT. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan performa mesin agar layak digunakan untuk balap. (Hengki Fanto Fani, 2019)

Saat ini produk kendaraan roda dua telah dilengkapi dengan sistem transmisi otomatis. Jenis transmisi otomatis yang digunakan adalah Continously Variable Transmission (CVT). Sepeda motor dengan sistem

(5)

2

transmisi otomatis ini lebih praktis dalam pemakaian dibandingkan dengan sepeda motor bertransmisi manual, dikarenakan pengendara tidak perlu merubah transmisi kecepatannya secara manual, tetapi secara otomatis berubah sesuai dengan putaran mesin, sehingga cocok digunakan didaerah perkotaan yang macet maupun trek panjang diluar kota. (Rhois, 2016)

Continously Variable Transmission (CVT) terdiri dari puli primer (primary pulley atau driver pulley) dan puli sekunder (secondary pulley atau driven pully) yang dihubungkan dengan v-belt. Pada puli primer terdapat speed governor yang berperan merubah besar kecilnya diameter puli primer. Dalam speed governor terdapat 6 buah roller sentrifugal yang akan menerima gaya sentrifugal akibat putaran crankshaft. Oleh karena itu roller sentrifugal akan terlempar keluar menekan bagian dari salah satu sisi puli yang dapat bergeser (sliding sheave) kearah sisi puli tetap (fixed sheave) sehingga menyebabkan terjadinya perubahan diameter puli primer, yaitu membesar dan mengecil. Perubahan ini memberikan pengaruh pada rasio transmisi. (Ilmy & Stantra, 2018)

Besar kecilnya gaya tekan roller sentrifugal terhadap sliding shave ini berbanding lurus dengan massa roller sentrifugal dan putaran mesin.

Semakin besar massa roller sentrifugal semakin besar gaya dorong roller sentrifugal terhadap sliding shave sehingga semakin besar diameter dari puli primer tersebut. Sedangkan pada driven pulley besar kecilnya gaya tekan sliding shave terhadap pegas berbanding lurus dengan konstanta pegas, semakin besar nilai konstanta pegas maka semakin besar gaya tekan sliding shave terhadap pegas pada driven pulley sehingga pergerakan pulley menjadi kecil. (Junelis, 2017)

Menurut Irvan Ilmy dan I Nyoman Sutantra (2018), pegas KTC 2000 rpm mampu menghasilkan daya dorong kendaraan terbesar. Roller CVT dengan 18 gram mampu menghasilkan kecepatan maksimum senilai 128,29 kg/jam. Pegas KTC 2.000 rpm cocok digunakan untuk berakselerasi dijalan kota dan jalan lurus. Variasi roller 18 gram cocok digunakan untuk berakselerasi dijalan luar kota karena menghasilkan kecepatan maksimum paling besar.

(6)

3

Pada sepeda motor matic yang bekerja dengan putaran, tidak akan dihasilkan tenaga seresponsif motor manual dan performance akan cenderung lambat. Permasalahan performance yang lambat ini diambil dari kasus penggunaan sepeda motor matic yang digunakan untuk perjalanan jarak tempuh yang jauh, karena pada kondisi seperti ini para pengendara sepeda motor matic menginginkan pencapian performance motor yang lebih cepat dan optimal dalam kinerjanya. (Deno Revian Putra, 2018)

Konsumen menginginkan suatu performa sepeda motor yang dapat menyeimbangkan antara akselerasi awal dan top speed sehingga daya dan torsi mesin yang dihasilkan dapat maksimal. Dengan adanya permasalahan diatas tergali sebuah pemikiran untuk menguji variasi kekerasan pegas 1.000 rpm (K=4,15 N/mm), 1.500 rpm (K=4,6 N/mm) dan 2.000 rpm (K=

5,09 N/mm) dengan berat roller 13 gram (standar) pada sepeda motor Vario 110 cc.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu;

1. berapakah daya dan torsi yang dihasilkan oleh sepeda motor Vario 110 cc dengan menggunakan konstanta pegas 1.000, 1.500, dan 2.000 rpm dengan berat roller 13 gram ?

2. Bagaimana penggaruh pegas 1.000 rpm, 1.500 rpm dan 2.000 rpm dengan roller 113 gram terhadap daya dan torsi sepeda motor Vario 110 cc ?

1.3 Batasan Masalah

Adapun beberapa batasan masalah yang perlu diberikan agar penelitian ini terarah yaitu sebagai berikut:

1. Kendaraan uji Vario 110 cc.

2. Bahan yang digunakan adalah pegas 1.000, 1.500, 2.000 rpm dengan berat roller 13 gram.

3. Bahan bakar yang digunakan yaitu pertalite.

(7)

4

4. Penelitian ini untuk mengetahui daya dan torsi.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui daya dan torsi yang dihasilkan oleh sepeda motor Vario 110 cc dengan menggunakan konstanta pegas 1.000, 1.500, 2.000 rpm dengan berat roller 13 gram.

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian tentang pengaruh penggunaan konstanta pegas 1.000, 1.500, 2.000 rpm dengan berat roller 13 gram dapat diambil manfaat antara lain:

1. Mengetahui nilai daya dan torsi kendaraan yang dihasilkan oleh pegas CVT dengan roller sebagai acuan perusahaan untuk mengembangkan produk, dan masyarakat dalam memodifikasi komponen transmisi kendaraan motor matic.

2. Mengetahui nilai daya dan torsi kendaraan yang dihasilkan setiap pegas CVT sehingga menjadi pengetahuan untuk masyarakat dan perusahaan.

3. Mengetahui nilai daya dan torsi kendaraan yang dihasilkan sehingga masyarakat mengetahui pegas CVT yang cocok digunakan dalam kondisi di dalam maupun di luar kota.

4. Sebagai acuan dalam penelitian serta riset selanjutnya.

(8)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian daya dan torsi pada sepeda motor vario 110 cc menggunakan variasi konstanta pegas 1.000 rpm (K= 4,15 N/mm), 1.500 rpm(K=4,6 N/mm) dan 2.000 rpm(K=5,69 N/mm) dapat disimpulkan bahwa variasi konstanta pegas uji terbaik adalah pegas 1.500 (K=4,6 N/mm), karna pada variasi konstanta pegas 1.500 rpm (K=4,6 N/mm), terjadi peningkatan daya dan torsi pada setiap putaran mesin. Hal tersebut dikarnakan pegas 1.500 rpm (K=4,6 N/mm) menghasilkan gaya dorong kendaraan terbesar, sehinga pegas 1.500 rpm (K=4,6 N/mm) cocok digunakan dijalan perkotaan atau jalan lurus.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan adalah :

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh daya dan torsi sepeda motor dengan variasi berat roller yang berbeda-beda.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh daya dan torsi sepeda motor terhadap variasi kekerasan pegas yang berbeda-beda dan variasi berat roller yang berbeda-beda dengan menggunakan bahan bakar pertalite, pertamax, dan pertamax turbo.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perbandingan daya dan torsi sepeda motor dengan pegas merk TDR, KTC dan CLD.

(9)

4. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan sepeda motor yang masih memiliki performa maksimal sehingga didapatkan hasil penelitian yang relevan.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Adi Prastiyo, D. I. (2020). Analisa Pengaruh Variasi Berat Roller dengan Pegas CVT Terhadap Kinerja Mesin Sepeda Motor Matic 113 cc. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Metro.

Afriansyah, O. (2015). Studi Eksperimen Pengaruh Konstanta Pegas Continuously Variable Transmission (CVT) Terhadap Performa Kendaraan Honda Scoopy 110 cc. Surabaya: Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Intitut Teknologi Sepuluh Nopember.

Arianto, A. (2011). Cara Mudah Mencegah Girboks Motor Bermasalah. Retrieved September 28, 2020, from https://www.gooto.com/read/346377/cara-mudah- mencegah-girboks- motor-bermasalah/

Arismunandar, W. (1993). Penggerak Mula Motor Bakar Torak, Edisi Kedua.

Bandung: ITB.

Deno Revian Putra, H. M. (2018). Pengaruh Perbandingan Penggunaan Roller Racing Dengan Roller Standard Terhadap Daya Dan Torsi Pada Motor Matic.

Jurusan Teknik Otomotif FT UNP.

Dharma, G. A. (2013). Pengaruh Pemakaian Variasi Pegas Sliding Sheave Terhadap Performance Motor Honda Beat 2011. JTM. Volume 02 Nomor 01, 126 - 131.

Farobi, A. A. (2013). Pengaruh Penggunaan Jenis Berat Roller Terhadap Performa Mesin Yamaha Mio Soul Tahun 2010. JTM Volume 02 Nomor 02.

Ghafur, A. (2017). Pengaruh Penggunaan Roller CVT Racing Dengan Pegas CVT Racing Terhadap Daya Dan Torsi Honda Beat 110cc Menggunakan Bahan Bakar Pertalite, Pertamax, Dan Pertamax Turbo. Semarang: Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.

H.Berenschot, B. A. (1980). Motor Bensin. Jakarta: Erlangga.

Hengki Fanto Fani, E. A. (2019). Pengujian Penggunaan Berat Roller Dan Pegas Pulley Sekundery Non Standart Pada Countinuously Variable Transmission (CVT) Terhadap Daya Dan Torsi Sepeda Motor Honda Beat PGM-FI. Ranah Research, 766-767.

(11)

Hutabarat, H., Darlius, & Zulherman. (2018). Pengaruh Variasi Berat Roller CVT Dan RPM Terhadap Daya Pada Yamaha Soul 115 CC. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Volume 5, Nomor 1.

Ilham, M. (2016). Cara Kerja Transmisi Otomatis CVT Sepeda Motor. Retrieved

September 27, 2020, from

https://topspeedindonesia.blogspot.co.id/2016/04/cara-kerja-transmisi- otomatis-cvt.html

Ilmy, I., & Stantra, I. N. (2018). Pengaruh Variasi Konstanta Pegas Dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc. Jurnal Teknik ITS Vol. 7, No.1.

Jama, J. (2008). Teknik Sepeda Motor. Jakarta: Depdiknas.

Junelis, M. (2017). Analisis Pengaruh Massa Roller CVT (Countinously Variable Transmission) Standart Dengan Variasi Terhadap Daya Dan Torsi Pad Sepeda Motor Honda Techno 125 PGM-FI Tahun 2012. Kediri: Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Nusantara PGRI Kediri.

Karnowo, W. B. (2008). Buku Ajar Mesin Konversi Energi. Semarang:

Universitas Negeri Semarang.

Maintenance Training. (2012). Jakarta: PT. Astra Honda Motor.

Mi, Y. Z. (2018). Automotive Power Transmission System. India: SPi Global.

Motor, B. (2014). Continuosly Variable Transmission (CVT). Retrieved

September 28, 2020, from

https://bengkelsepedamotor.com/2014/12/21/mesin-generasi-baru-110cc- esp/

Prastiyo, A., Irawan, D., & Ridhuan, K. (2020). Analisa Pengaruh Variasi Berat Roller Dengan Pegas CVT Terhadap Kinerja Mesin Sepeda Motor Matic 113 CC. Artikel Teknik Mesin Dan Manufaktur Volume 1, Nomer 1.

Rhois, F. (2016). Pengaruh Variasi Berat Roller 8 Gram, 9 Gram, 10 Gram,11 Gram Dan 12 Gram Menggunakan Pegas CVT 800 Rpm (Standar) Terhadap Kinerja Motor Honda Scoopy 108 cc. Yogyakarta: Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Riyadi, A. (2015). Analisa Pengaruh Penggantian Pegas CVT Dengan Jenis 800 RPM (Standart) Dan 1.000 RPM (Honda PCX 150) dengan Berat Roller 18 Gram (Standart) Terhadap Daya Dan Torsi Pada Honda Vario 125 cc.

Jakarta: Fakultas Teknik, Teknik Mesin, Universitas Mercu Buana.

(12)

Rokhman, T. (2012). Menghitung Torsi Dan Daya Mesin Pada Motor Bakar.

Retrieved September 28, 2020, from

https://taufiqurrokhman.wordpress.com/2012/12/21/mesin-generasi-baru- 110cc-esp/

Ryans. (2013). Utak Utik CVT (Bersih-Bersih CVT dan Ganti Per CVT Piaggio Liberty 150ie. Retrieved September 28, 2020, from https://asulaeman.wordpress.com/2013/3/12/diy-utak-atik-cvt-piaggio-

liberty-150ie-per-cvt-part-1/

Salam, R. (2016). Pengaruh Penggunaan Variasi Berat Roller Pada Sistem CVT (Continuosly Variable Transmission) Terhadap Performa Sepeda Motor Honda Beat 110 cc Tahun 2009. Jurnal Ilmah Teknik Mesin.

Setiawan, B. (2017). Pengaruh Penggunaan Pegas Sliding Shave Racing Terhadap Daya dan Torsi pada Sepeda Motor Honda Beat 2016. Jurusan Teknik Otomotif FT UNP.

Sportworks, A. (2011). Service Manual 14589R4 Engine 150cc. Columbia: Suite 102.

Subandrio. (2009). Merawat dan Memperbaiki Sepeda Motor Matic. Jakarta:

Kawan Pustaka.

Toyota. (1995). New Step 1 Training Manual. Jakarta: PT. Toyota - Astra Motor.

Wagiono, J. J. (2008). Teknologi Sepeda Motor Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMK.

Wikipedia. (2017, Januari 13). Sabuk Mesin. Retrieved September 28, 2020, from https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sabuk_(mesin)

Winther, J. (1975). Dynamometer Handbook of Basic Theory and Aplications.

Cleveland,Ohio: Eaton Corporation.

Wulandari, D. (2013). Pengaruh Pemakaian Variasi Pegas Sliding Shave Terhadap Performance Motor Honda Beat 2011. JTM. Volume 02 Nomor 01, 126-131.

Referensi

Dokumen terkait

canaliculata Lamarck ) dalam Ransum Terhadap Kualitas Telur Itik. Study of Thermostable Chitinase Enzym from Indonesian Bacillus. Rahmi, Syuryawati, Zubachtirodin. Teknologi

Penelitian ini bertujuan (1) menentukan dan menganalisis kesesuaian lokasi untuk pembangunan Hutan Tanaman Rakyat di Kabupaten Barru, (2) menganalisis kesesuain

Secara simultan variabel independen yang terdiri dari kepemimpinan, motivasi, kemampuan dan iklim kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen

Para musisi masa kini yang ingin memberikan kritikan sosial mereka lebih suka dengan menggunakan lagu – lagu yang berlirik kritikan dan beberapa dari bahasa

Betapa tidak tersenyum ketika dalam humor tersebut menyatakan bahwa salah satu ketakutan tentara Amerika masuk ke negara kita adalah karena banyaknya pemerasan setelah mereka masuk

Trust in brand di beberapa perusahaan manufaktur dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian loyalitas pada merek, meskipun banyak merek produk dari perusahaan

Menurut saya mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi sudah tidak layak pakai. Saya melihat alat pengangkut barang yang digunkan oleh perusahaan masih

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi humas dan tanggapan dosen tentang strategi public relations dalam mendorong keunggulan dan daya saing Institut Agama